PEMETAAN MASALAH MAHASISWA DENGAN KEMAMPUAN BERBICARA

dokumen-dokumen yang mirip
STRATEGI MEMBACA NYARING PADA KELAS MEMBACA TINGKAT MAHIR

PENDAHULUAN. Luh Ketut Sri Widhiasih dan Ni Putu Dian Sawitri Universitas Mahasaraswati Denpasar dan

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMP NEGERI 13 PONTIANAK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MAHASISWA SASTRA INGGRIS UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAY

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya komunikasi dan interaksi global telah menempatkan bahasa

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN KOTAK KATA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh, baik dalam investasi sektor fisik maupun investasi pendidikan. Dengan

PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN TATA BAHASA TERHADAP PEMAHAMAN MEMBACA TEKS NARASI BAHASA INGGRIS

Muhsin 1 Ismiyati 2. Key Words : Learning Process, E-lena learning system

PENGARUH IMPLEMENTASI ASESMEN PORTOFOLIO TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS BAHASA INGGRIS DITINJAU DARI KECEMASAN SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT)

PENINGKATAN KEMAMPUAN LISTENING COMPREHENSION MELALUI STRATEGI TOP-DOWN DAN BOTTOM-UP

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN METODE CONTEKSTUAL TEACHING and LEARNING PADA KELAS XI SMAN 1 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS VIIIA MTS ZAINUL BAHAR MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS)

Kadek Rahayu Puspadewi Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Mahasaraswati Denpasar ABSTRACT

Instructional Design

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI METODE TEAM QUIZ PADA SISWA KELAS V SDN KEMETUL SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/2013

tetapi mereka dituntut untuk mampu berbicara di depan umum. Seperti halnya seni bernegosiasi yang terdapat di dalam pembelajaran kelas X.

REDUCTION OF ANXIETY TO SPEAK IN FRONT OF CLASS THROUGH SPEECH ON STUDENT XI MIA 3 MAN 2 MODEL PEKANBARU

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN WORD CARD

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. lain dengan menggunakan bahasa lisan yang dapat dipahami oleh orang lain.

ABSTRAK. Kata Kunci: Scramble, Hasil Belajar, Bahasa Inggris

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

By SRI SISWANTI NIM

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI LISAN MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 BANJAREJO PURING

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KARTUN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MENDONGENG

Peningkatan Kemampuan Berbicara (Speaking) Bahasa Inggris Siswa Kelas VIII SMPN 3 Surakarta dengan Menggunakan Gambar ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

PENINGKATAN KEAKTIFAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI KARANGPANDAN MELALUI STRATEGI TEAM QUIZ DISERTAI MODUL

MENGAJAR BERBICARA MENGGUNAKAN METODE WAWANCARA TIGA LANGKAH DI SEMESTER TIGA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MENGGUNAKAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK PADA SISWA SMA NEGERI 3 SANGGAU

KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XII SMA NEGERI 2 BAGAN SINEMBAH KABUPATEN ROKAN HILIR

40. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

37. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A)

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat

KEANEKABAHASAAN (MULTILINGUALISME) DALAM VIDEO PROMOSI DESTINASI PARIWISATA JEGEG BAGUS DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan siswa lainnya. Bagi siswa sekolah dasar, kadang

Peningkatan Kemampuan Berbahasa Lisan Siswa Kelas IV SD Inpres Pandanwangi Kecamatan Toili Barat Kabupaten Banggai Melalui Media Gambar Denah

BAB I PENDAHULUAN. banyak difokuskan pada keterampilan membaca (reading). Sementara itu,

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERDISKUSI DENGAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER SISWA KELAS VIII F SMPN 1 PADANG PANJANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memegang peran penting dan suatu hal yang lazim dalam

PARAGRAPH WRITING SKILLS ARGUMENTS CLASS X SMAN 1 KANDIS DISTRICT SIAK

Oleh : Destyana Ayu Wulandari A

Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Model Pembelajaran Talking Stick

BAB 2 TEKNIK SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA. Kiranawati (dalam /2007/11/19/snowballthrowing/)

PENGGUNAAN METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERWAWANCARA DENGAN BERBAGAI KALANGAN PADA SISWA KELAS VIII SMP MUTIARA SINGARAJA

ARTIKEL ILMIAH NURMAJIDAH NPM

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh. Muhammad Ridwan NIM

Keywords: REIS techniques and storytelling abilities.

Penerapan Metode Bermain Peran Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN Tegalsari 04 Ambulu Jember

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Jolanda Dessye Parinussa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk berkomunikasi antar manusia. Bahasa sebagai alat. mempunyai kemampuan berbahasa yang baik.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MAHASISWA PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS DENGAN MENGGUNAKAN TASK BASED LEARNING

Raehanun 1, Rukayah 2, Ruli Hafidah 1. 1 Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2 Program Studi PGSD, Universitas Sebelas Maret

KEMAMPUAN MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh SRI DEWI RAMAWATI NIM

EFEKTIVITAS CAROUSEL ACTIVITY DALAM SPEAKING CLASS

THE IMPLEMENTATION OF PERFORMANCE ASSESSMENT TO IMPROVE THE WRITING SKILL OF THE STUDENTS IN CLASS XI 2 SMA ( SLUA ) SARASWATI 1 DENPASAR

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOSIODRAMA SISWA KELAS V SD NEGERI DELI TUA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS VIII 6 SMP NEGERI 4 DENPASAR TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB III METODE PENELITIAN. upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan

MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FKIP UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU

RADEN RARA VIVY KUSUMA ARDHANI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk sosial yang melakukan interaksi dalam

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

BAB I PENDAHULUAN. Masalah mendasar dalam dunia pendidikan ini di samping masalah. peningkatan kualitas untuk memenuhi kebutuhan akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Penyusunan skema..., Alvin Taufik, FIB UI., 2009.

PENINGKATAN KEMAMPUAN

38. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR DI KELAS V SD

PENGGUNAAN MEDIA GRAFIS DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS IV SEKOLAH DASAR

BAHASA PERTAMA SISWA SMAN TITIAN TERAS HAS DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

TEXT WRITING SKILLS CLASS PERSONAL LETTER VII MTs AL-ITTIHAD RUMBAI

memperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga timbul adanya suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan yang. memfasilitasi proses pertumbuhan dan perkembangan anak.

Kata Kunci: keterampilan berbicara, model Problem Based Learning (PBL). 1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang tepat untuk melakukan sesuatu ; dan Logos yang artinya ilmu atau

ERROR ANALYSIS IN WRITTEN LANGUAGE OF SIXTH SEMESTER STUDENTS, ENGLISH DEPARTMENT OF BINA NUSANTARA UNIVERSITY

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL CIRCUIT LEARNING DI KELAS V SD KANISIUS JOMEGATAN BANTUL ARTIKEL JURNAL

Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki.

THE ABILITY OF THE FIRST YEAR STUDENTS OF SMA PLUS BINA BANGSA PEKANBARU IN WRITING EXPOSITION TEXTS

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MENGGUNAKAN TEKNIK KERANGKA TULISAN DAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 PADANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERDEKLAMASI MELALUI METODE DEMONSTRASI LANGSUNG PADA SISWAKELAS VIIA SMP NEGERI 3 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

HUBUNGAN PENGGUNAAN METODE BERCAKAP-CAKAP DENGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK USIA 4-5 TAHUN

ANALISIS KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE BERCERITA DI TK BRUDER MELATI KECAMATAN PONTIANAK KOTA

PENGEMBANGAN APLIKASI MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN TIK (MICROSOFT EXCEL

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

BAB III PROSEDUR TINDAKAN. Tempat penelitian adalah kelas X-6 SMA Negeri 6 Bandar Lampung, di

KETERAMPILAN BERMAIN PERAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 23 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL ARTIKEL ILMIAH

ANALISIS TEKS PIDATO KARANGAN SISWA KELAS X SMA LABORATORIUM UNIVERSITAS NEGERI MALANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Transkripsi:

PEMETAAN MASALAH MAHASISWA DENGAN KEMAMPUAN BERBICARA Luh Ketut Sri Widhiasih Nyoman Deni Wahyudi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mahasaraswati Denpasar sriwidhiasih@gmail.com deni_ajuz@yahoo.com Abstrak Penelitian yang menggunakan rancangan deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang dialami mahasiswa dengan kemampuan berbicara. Mahasiswa adalah mereka yang mengambil mata kuliah Speaking 1 di Program Studi Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mahasaraswati Denpasar Semester 1. Data yang diperoleh pada penelitian ini berjenis data kualitatif. Data kualitatif diperoleh dari observasi dan wawancara. Data diperoleh dengan menggunakan peneliti sebagai instrument kunci dan beberapa instrumen penelitian lain seperti catatan peneliti dan daftar pertanyaan wawancara. Hasil observasi dan wawancara akan dianalisis secara deskriptif menggunakan Model Interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh mahasiswa masih memiliki masalah dengan pelafalan, kosa kata, tata bahasa, kelancaran, pemahaman, kecemasan dan percaya diri. Kata kunci : masalah mahasiswa, kemampuan berbicara JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN I 59

MAPING STUDENTS PROBLEMS IN ABILITY OF SPEAKING Abstract This research that used descriptive qualitative design aim at identifying problems faced by university students toward speaking ability. University students are they who took Speaking 1 class at first semester of English Education Department, Faculty of Teaching Training, Mahasaraswati Denpasar University. Data collected in this research are collected by observation and interview. Data are collected by using researcher as the key instrument and some research instruments such as, researcher s diary and list of interview questions. The result of observation and interview are analyzed descriptively using Interactive Model. The result of this research showed that almost all of the university students has problems in pronunciation, vocabulary, grammar, fluency, comprehension, anxiety, and self-confidence. Key words: university students problems, speaking ability PENDAHULUAN Menurut Silabus Speaking 1 Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, menyatakan bahwa mahasiswa yang mengikuti perkuliahan ini harus mencapai sebuah standar kompetensi yaitu memiliki kemampuan membawakan percakapan berbahasa Inggris dengan topik sehari-hari dan membangun hubungan dengan orang lain dengan mudah dan dengan tata cara yang berterima menggunakan Bahasa Inggris lisan. Pencapaian standar kompetensi ini dijabarkan lebih spesifik dalam sebuah kompetensi dasar bahwa mahasiswa harus menampilkan beragam tipe fungsi berbicara yang relevan pada pertukaran ide. Kemampuan berbicara mahasiswa diharapkan menunjukkan sebuah performance dalam bahasa Inggris yang bisa menggambarkan penggunaan Bahasa Inggris sehari-hari yang dapat mempermudah komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Ketika berbicara tentang keterampilan berkomunikasi yang digunakan sehari-hari, selayaknya pembicara dalam hal ini mahasiswa mampu menampilkan komunikasi dengan ekspresi yang sesuai dengan kebutuhan topic itu. Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu isi dari hal yang diperbincangkan, dimana isi harus sesuai dengan topic. Struktur dari materi yang dibawakan pastinya harus mengandung tiga komponen, pembuka, inti dan penutup. Setelah materi yang dibawakan memiliki isi dan struktur yang baik, mahasiswa juga diharapkan menyampaiakannya dengan lancer dan sempurna. melafalkan setiap kata dengan Dengan standard kompetensi dan kompetensi dasar seperti tersebut, kompetensi mahasiswa diukur. Tetapi menampilkan sebuah monolog, dialog, atau percakapan dalam bahasa Inggris bukanlah suatu pekerjaan yang gampang bagi mahasiswa semester awal. Oleh sebab itu, tujuan dari tulisan ini adalah untuk menjelaskan masalah-masalah yang JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN I 60

yang dihadapi oleh mahasiswa dalam mengekspresikan ide dalam bahasa Inggris atau singkatnya kemampuan berbicara. Berbicara memiliki makna berkata, bercakap, berbahasa, atau melahirkan pendapat (dengan perkataan, tulisan, dan sebagainya) (KBBI, 2003:148). Berbicara juga dapat diasumsikan sebagai keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan (Tarigan dkk., 1997/1998:80). Tarigan (dalam Wendra, 2006:3) menyatakan pengertian berbicara sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Menurut Syakir (2009), berbicara membutuhkan dua aspek yaitu aspek linguistic dan aspek non-linguistik. Aspek linguistic adalah syarat utama yang harus dimiliki peserta didik dalam berbahasa khususnya berbicara. Aspek linguistic yaitu pengertian, pelafalan, tata bahasa dan susunan kata, kosa kata, kecepatan berbicara, panjang kalimat, dan sebagainya. Non-linguistik aspek adalah aspek yang mendukung peserta didik untuk memiliki kemampuan berbicara yang baik. Aspek ini meliputi dimensi personal, seperti penghargaan diri dan keterbukaan. Untuk memiliki kemampuan berbicara yang baik, seorang peserta didik harus menguasai dua aspek ini. Kedua aspek ini berkaitan satu sama lain. Peserta didik tidak bisa hanya focus pada satu aspek saja untuk memiliki kemampuan berbicara yang baik. Mereka harus mengkombinasikan kedua aspek tersebut untuk mencapai kompetensi yang baik dalam berbicara. Kemampuan berbicara adalah sebuah kemampuan utama yang dibutuhkan dalam pergaulan internasional sekarang ini. Saat kemampuan ini menjadi sangat penting, banyak orang menggampangkan prosesnya, sehingga dihasilkan kualitas berbicara yang kurang. Anggapan bahwa setiap orang dengan sendirinya dapat berbicara telah menyebabkan pembinaan kemampuan dan keterampilan berbicara sering diabaikan (Arsjad dan Mukti, 1993:23). Dalam konteks perkuliahan Speaking 1, mahasiswa yang telah memiliki dasar berbahasa inggris pada roses sekolah sebelumnya juga masih mengalami masalah dengan kemampuan berbicara. Jadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana masalah mahasiswa dengan kemampuan berbicara dalam aspek linguistic dan non-linguistik. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksakan di salah satu universitas swasta di Denpasar yaitu Universitas Mahasaraswati Denpasar. Universitas ini berlokasi di kota Denpasar. Penelitian ini dilaksanakan di empat kelas semester 1 yang sedang mendapatkan mata kuliah Speaking 1, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Fokus dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa di kelas 1A, 1B, 1G, dan 1H yang mengambil mata kuliah Speaking 1 yang berjumlah 120 orang. yang dipilih dengan teknik sampel acak. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN I 61

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kulititatif digunakan untuk mengidentifikasi masalah mahasiswa dengan kemampuan berbicara. Data tentang masalah mahasiswa dengan kemampuan berbicara tersebut didapatkan melalui observasi yang kemudian dikonfirmasi dengan wawancara terstruktur. Observasi dilakukan terhadap performance mahasiswa, setelah itu disusul dengan mengkonfirmasi permasalahan yang disimpulkan melalui proses observasi melalu wawancara untuk mengetahui masalah mahasiswa dengan kemampuan mahasiswa secara spesifik. Observasi dan wawancara dianalisis secara kualitatif untuk melihat masalah mahasiswa dengan kemampuan berbicara. Data observasi didapat melalui catatan peneliti. Sedangkan, data wawancara didapat melalui daftar pertanyaan yang diajukan kepada mahasiswa. Selanjutnya, data dianalisis dengan menggunakan Model Interaktif. Model ini terdiri dari empat langkah yaitu pengumpulan data, penyaringan data, penyajian data, dan pembuatan kesimpulan/verivikasi (Miles dan Huberman, 1994). Langkah-langkah tersebut dilakukan untuk menemukan pola yang diharapkan sehingga dapat disimpulkan. Sebelumnya peneliti telah melakukan triangulasi data. Peneliti juga telah memverifikasi data dengan membandingkan data dari berbagai instrument penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Berbicara dinyatakan adalah kemampuan yang alami yang akan dikuasai oleh setiap individu. Berdasarkan fakta itu sering terjadi penggampangan terhadap proses pembelajaran berbicara, sehingga sering terdapat masalah dalam pengaplikasiannya. Sejalan dengan itu, masalah juga terjadi pada mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Speaking 1 di Program Studi Bahasa Inggris, Pakultas Keguruan dan Ilmu Pendidiikan, Universitas Mahasarasawati Denpasar. Masalah yang dihadapi mahasiswa dengan kemampuan berbicara dapat digolongkan menjadi dua menurut aspeknya, yaitu masalah yang berhubungan dengan aspek linguistic dan non linguistic. Pada aspek linguistic, mahasiswa cenderung memiliki masalah yang berhubungan dengan pelafalan, kosa kata, tata bahasa, kelancaran dan pemahaman. Seperti dinyatakan bahwa pelafalan adalah bukan hanya kemampuan untuk melafalkan kata perkata tetapi juga bahasa itu sendiri sehingga memiliki arti yang diinginkan untuk dinyatakan. Mahasiswa sering mengesampingkan aspek ini karena dianggap adalah wajar seorang penutur bahasa kedua tidak memiliki pelafalan persis seperti pembicara pertama bahasanya. Tetapi yang diharapkan disini adalah bukan memiliki lafal yang persis sama seperti penutur aslinya tetapi yang seperti penutur aslinya, sehingga makna yang sampai ke pendengar adalah sesuai dengan yang diharapkan pembicaranya. Kosa kata yang digunakan oleh mahasiswa juga cenderung miskin karena variasinya hanya terbatas pada beberapa kata saja. Hal ini adalah dampak pada kurangnya minat baca JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN I 62

mahasiswa. Mahasiswa merasa cukup hanya menguasai beberapa kata saja, sehingga motivasi untuk memperkaya kosa katanya berhenti sampai disitu saja. Masalah lain juga terjadi pada tata bahasa yang menyusun kalimat-kalimat yang diucapkan mahasiswa. Mahasiswa cenderung menggunakan bahasa Inggris Indonesia, dimana kalimat bahasa inggris yang diproduksi adalah hasil alih bahasa dari kalimat berbahasa Indonesia yang sama sekali tidak disesuaikan dengan tata bahasa Bahasa Inggris. Fakta itu menyebabkan mahasiswa banyak mengalami masalah pada tata bahasa. Masalah juga muncul pada aspek kelancaran. Kurangnya persiapan dan buruknya strategi belajar mahasiswa menjadi factor utama penyebab masalah kelancaran. Mahasiswa yang kerap kali mempersiapkan segalanya hanya dengan waktu beberapa jam sebelum presentasi membuat mereka gagal memahami bahan mereka dengan utuh dan akhirnya memilih strategi menghafal sebagai strategi mereka mempelajari bahan yang akan dibawakan. Hal ini menyebabkan masalah besar bagi mahasiswa, dimana mahasiswa sering gagal membawakan bahannya secara utuh akibat melupakan beberapa bagian hafalannya dari teks yang ingin disampaikan. Setelah ditelusuri lebih dalam, mahasiswa juga gagal memahami bahannya karena stategi menghafalkan ini. Mereka hanya berusaha mengingat kata perkata tanpa mengerti inti atau bahkan arti kata yang mereka ucapkan. Aspek non-linguistik juga menjadi factor pendukung masalah linguistic yang dihadapi mahasiswa dengan kemampuan berbicara. Kecemasan berlebih yang disebabkan oleh persiapan yang kurang matang adalah salah satu masalah mahasiswa. Kecemasan ini tak hayal memperburuk kondisi psikis mahasiswa saat membawakan bahan mereka. Semua hal yang dipersiapkan menjadi tidak sesuai rencana. Ketakutan disalahkan juga muncul saat presentasi tidak sesuai dengan rencana. Kepercayaan diri akhirnya menjadi kunci dari segala masalah yang sedang dihadapi. Tetapi faktanya mahasiswa juga memiliki masalah dengan kepercayaan diri yang ditunjukkan dengan bahasa tubuh yang tidak bersahabat dengan pendengar, seperti menunduk, gerakan tangan terselip ke saku celana, dan lain-lain. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa aspek linguistic dan non-linguistik saling berhubungan satu dengan yang lain dan mempengaruhi kemampuan berbicara mahasiswa. Saat mahasiswa lemah atau bermasalah dengan salah satu dari aspek tersebut, maka aspek lain yang dimiliki mahasiswa akan melemah. Perlu adanya penguatan pada semua aspek tersebut, sehingga dapat meminimalisir masalah mahasiswa dengan kemampuan berbicara. SIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa masalah mahasiswa dengan kemampuan berbicara berdasarkan aspek linguistik adalah berhubungan dengan pelafalan, kosa kata, tata bahasa, kelancaran dan pemahaman. Sedangkan, masalah mahasiswa dengan kemampuan berbicara berdasarkan aspek non-linguistik adalah berhubungan dengan kecemasan dan percaya diri. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN I 63

Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil dari penelitian ini adalah: 1. Kepada peneliti lain diharapkan bisa menggunakan hasil penelitian ini sebagai referensi untuk penelitian-penelitian berikutnya yang meneliti kasus serupa dan dapat melanjutkan penelitian ini pada fase penemuan solusi atas masalah-masalah yang ditemui dalam penelitian ini. 2. Kepada mahasiswa diharapkan dapat merefleksikan masalahnya yang mungkin sebelumnya tidak disadari untuk kemudian dicari solusinya bersama-sama sehingga dapat meningkatkan kemampuan berbicara. 3. Kepada pengajar diharapkan dapat membantu mahasiswa menemukan solusi atas masalahnya. Pengajar juga diharapkan dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai pedoman untuk menentukan metode pengajaran yang sesuai dengan masalah mahasiwanya. 4. Kepada universitas terkait diharapkan dapat memfaislitasi mahasiswa dan pengajar untuk berdiskusi memecahkan masalah yang dialami sehingga kemudian dapat diaplikasikan pada kelas-kelas berbicara berikutnya. DAFTAR PUSTAKA Arsjad, G. Maidar dan Mukti U. S. 1993. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga Dokumen Silabus Program Studi Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mahasaraswati Denpasar Miles, Matthew B. dan Huberman, A. Michael. 1994. Qualitative Data Analysis, Second Edition.London: Sage Publications Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ke-3. Jakarta: Balai Pustaka Syakir, Andi. 2009. The Correlation between Self-Concept and English Speaking Ability of the Learners of Primagama English Course Samarinda. Samarinda: Published research in internet. http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi/pendidikan-bahasainggris/correlation-between-self-concept-and-english-speaking-abili-0 Tarigan, Djago dkk. 1997/1998. Pengembangan Keterampilan Berbicara. Jakarta: Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III Depdikbud Wendra, Drs. I Wayan, M.Pd. 2006. Keterampilan Berbicara. Singaraja: Undiksha Singaraja JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN I 64