Transformasi Desa Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan fenomena umum yang terjadi pada banyak

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

I. PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan. terbesar di dunia yang mempunyai lebih kurang pulau.

Visi, Misi Dan Strategi KALTIM BANGKIT

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. DINAMIKA DISPARITAS WILAYAH DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu

BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO)

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT

BAPPEDA Planning for a better Babel

KORIDOR EKONOMI INDONESIA DALAM PENATAAN RUANG SUATU PERSPEKTIF

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara-negara berkembang adalah disparitas (ketimpangan)

PEMBANGUNAN KAWASAN TIMUR INDONESIA YANG BERBASIS SUMBER DAYA DAN KONTRIBUSINYA UNTUK PEMBANGUNAN NASIONAL

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan

6 Semua negara di Oceania, kecuali Australia dan Selandia Baru (New Zealand).

Antar Kerja Antar Lokal (AKAL)

STRATEGI NASIONAL RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN

Antar Kerja Antar Daerah (AKAD)

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Seiring perkembangan zaman tentu kebutuhan manusia bertambah, oleh

DUKUNGAN KEBIJAKAN PERPAJAKAN PADA KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH TERTENTU DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tentu dapat menjadi penghambat bagi proses pembangunan. Modal manusia yang

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

2012, No

DAFTAR ISI BAGIAN PERTAMA PRIORITAS NASIONAL DAN BAB 1 PENDAHULUAN PRIORITAS NASIONAL LAINNYA

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran...

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

CATATAN ATAS PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM RKP Grafik 1. Tingkat Kemiskinan,

POKOK-POKOK PIKIRAN KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS 2017

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan

2013, No.1531

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lamandau bekerjasama dengan Lembaga Penelitian Universitas Palangka Raya

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN PROVINSI DKI JAKARTA 2014

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011).

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA

I. PENDAHULUAN. Kebijakan pembangunan merupakan persoalan yang kompleks, karena

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Profil Provinsi Kepulauan Bangka belitung. Bangka dan Pulau Belitung yang beribukotakan Pangkalpinang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Gambar 3.A.1 Peta Koridor Ekonomi Indonesia

DINAMIKA PERTUMBUHAN, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

ARAHAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN

Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016

SAMBUTAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DALAM ACARA MUSRENBANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI KEPULAUAN BANGKA

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

KONTRIBUSI APBD MENDUKUNG TARGET SASARAN RPJMN PROGRAM PKP2TRANS

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusiinstitusi

DESA - KOTA : 1. Wilayah meliputi tanah, letak, luas, batas, bentuk, dan topografi.

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK INDONESIA MARET 2017 MENURUN

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

Dr. Ir. Sukardi, M.Si

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS

PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2014

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2)

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Usaha ini

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Luas keseluruhan dari pulau-pulau di

Jakarta, 7 Februari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian PPN/BAPPENAS

Desa Hijau. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

Rencana Strategis Bidang Pemerintahan Desa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yaitu upaya peningkatan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju. kepada tercapainya kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi di setiap negara. Tujuan peningkatan penyerapan tenaga kerja sering

ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI MIKRO DAN KECIL DI INDONESIA

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

LAMPIRAN I : PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TENTANG RENCANA AKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN. Isu mengenai ketimpangan ekonomi antar wilayah telah menjadi fenomena

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010

PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 2014

SOSIALISASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) FISIK 2019 DALAM MENDUKUNG AKSES UNIVERSAL AIR MINUM SANITASI

Sektor * 2010** 3,26 3,45 3,79 2,82 2,72 3,36 3,47 4,83 3,98 2,86 2. Pertambangan dan Penggalian

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN

Transkripsi:

Transformasi Desa Indonesia 2003-2025 Dr. Ivanovich Agusta iagusta1970@gmail.com

Relevansi Transformasi dari Pemerintah Sumber Penerimaan Total Penerimaan (Rp x 1.000) Persentase PAD 3.210.863 18,13 Bantuan Pemerintah Kab/Kota 7.387.140 41,70 Bantuan Pemerintah Provinsi 2.238.359 12,64 Bantuan Pemerintah Pusat 3.824.530 21,59 Bantuan Luar Negeri 195.769 1,11 Bantuan Swasta 234.746 1,33 Lainnya 622.423 3,51 Total 17.713.830 100,00

Visi Pembangunan Desa Preambule UUD 1945: pembentukan pemerintahan untuk kesejahteraan umum Amandemen IV: kesatupaduan perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial pada Bab XIV UU 32/2004: otonomi daerah untuk kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, daya saing daerah (Pasal 2) PP 72/2005: pembentukan desa untuk kesejahteraan masyarakat (penjelasan Pasal 2) PP 73/2005: pembentukan kelurahan untuk kesejahteraan masyarakat (penjelasan Umum) 3

Kondisi Umum Sos-Bud-Ag: Disparitas taraf pendidikan perkotaan-perdesaan Ekonomi: Kemiskinan di perdesaan tinggi Sarana dan Prasarana: Infrastruktur air minum dan persampahan rendah Wilayah dan Tata Ruang: 1. Jumlah desa-kota meningkat 2. Ekonomi perdesaan tertinggal dan tidak sinergis dengan perkotaan Tantangan Sos-Bud-Ag: 1. Disparitas persebaran dan kepadatan penduduk perkotaanperdesaan 2. Disparitas tingkat pendidikan perkotaan-perdesaan Desain Pembangunan Perdesaan dalam RPJPN 2005-2025 Visi: Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur Misi 2: Mewujudkan bangsa yang berdaya saing Misi 5: Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan Sasaran: Pemenuhan elektrifikasi perdesaan Sasaran: Lingkungan perdesaan yang berkelanjutan Arah Pembangunan Jangka Panjang: Memperkuat perekonomian domestik dengan orientasi dan berdaya saing global 1. Peningkatan efisiensi, modernisasi, nilai tambah pertanian, kelautan, pertambangan 2. Pengembangan jasa infrastruktur dan keuangan 3. Perdagangan luar negeri yang mampu mengembangkan perdesaan 4. Pengembangan sektor keuangan termasuk di perdesaan Sarana dan prasarana yang memadai dan maju 1. Sistem transportasi perintis berbasis masyarakat dan wilayah Arah Pembangunan Jangka Panjang: 1. Pembangunan sistem perkotaan nasional 2. Keterkaitan ekonomi perdesaan dan perkotaan 3. Pembangunan perdesaan melalui: agroindustri padat pekerja, peningkatan SDM, pengembangan jaringan infrastruktur, peningkatan akses informasi, pengembangan social capital, intervensi kebijakan perdagangan pertanian Prioritas RPJMN III: 2015-2019 1. Kelistrikan perdesaan 2. Infrastruktur perdesaan Prioritas RPJMN IV: 2020-2024 Kelistrikan perdesaan Pembangunan perdesaan sebagai instrumen peningkatan daya saing nasional dan pemerataan hasil pembangunan Instrumen pemerataan menggunakan pendekatan pembangunan wilayah, dengan faktor penting: agroindustri, SDM, infrastruktur, akses informasi dan kelembagaan, social capital, intervensi kebijakan perdagangan Prioritas RPJMN III dan IV pada peningkatan daya saing nasional 4

Topik Desa dalam UU Desa Topik Bab 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Penataan Desa Percepatan Pembangunan Desa Pembinaan Kemasyarakatan Desa Pemberdayaan Masyarakat Pembinaan Kemasyarakatan Desa (Bab 12) Lembaga Kemasyarakatan Desa Lembaga Adat Desa Pemberdayaan Masyarakat (Bab 14) Pemberdayaan selalu diawali dengan pembinaan kemasyarakatan Tidak ada topik khusus, melainkan pada pasal-pasal yang tersebar

Penataan Desa (Bab 3, 4, 5, 6, 7, 8, 13, 14, 15) Penetapan Desa Kewenangan Desa Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Penataan Desa Adat Kewenangan Desa Adat Pemerintahan Desa Adat Hak dan Kewajiban Desa Hak dan Kewajiban Masyarakat Desa Peraturan Desa Keuangan Desa Aset Desa Pembinaan dan Pengawasan

Percepatan Pembangunan Desa (Bab 9, 10, 11) Pembangunan Desa Pembangunan Kawasan Perdesaan Sistem Informasi Pembangunan Desa dan Pembangunan Kawasan Perdesaan Badan Usaha Milik Desa Kerja Sama Desa

Jumlah dan Persentase Desa yang Dibangun dengan PNPM, 2011

Biaya dan Pendanaan PNPM Mandiri Perdesaan 2012-2015 (US$ Million) Component Project cost IBRD* % IBRD/ Project Cost % Project Cost % IBRD 1. Kecamatan Grants 3.723,77 200,00 5% 83% 31% 2. Community Empowerment and Facilitation 496,21 356,39 72% 11% 55% 3. Implementation Support and Technical Assistance 280,03 93,61 33% 6% 14% Total project cost 4.500,00 650,00 14% 100% 100% Interest during implementation Front-end fees** 1,63 0% Total Financing Required 4.500,00 650,00 14% 100% 100%

Konsep Komunitas Pra Organisasi dengan Memasukkan Kekuasaan Organisasi Luar Organisasi Luar Organisasi Luar Organisasi Luar Sodality Sodality Sodality Sodality Tjondronegoro, 1984 UU 5/79 PNPM UU 6/2014

Jumlah dan Lokasi Desa di Indonesia, 2011

Jumlah Desa di Indonesia sampai 2050 12

Sosial Jumlah penduduk di desa masih selalu lebih tinggi daripada di kelurahan. Penduduk di desa meningkat lebih tinggi daripada di kelurahan Layanan dokter di kelurahan selalu lebih baik daripada di desa, namun layanan dokter di kelurahan terus menurun. Layanan dokter di desa membaik hingga 2034, namun menurun kembali periode 2035-2050 Layanan bidan di desa lebih tinggi daripada di kelurahan. Layanan bidan di desa dan kelurahan meningkat, namun sejak 2037 layanan di desa menurun Layanan posyandu di desa lebih tinggi daripada di kelurahan. Layanan posyandu semakin tinggi di desa dan kelurahan Layanan SD di kelurahan lebih tinggi daripada di desa. Layanan SD menurun baik di desa maupun kelurahan Layanan SLTP di desa lebih tinggi daripada di kelurahan. Layanan SD menurun di kelurahan 13

Ekonomi dan Infrastruktur Layanan listrik di desa dan di kelurahan sudah mampu memenuhi listrik untuk setiap KK Rasio desa yang dilayani koperasi menurun hingga 2027 sebesar 1,08 namun berikutnya menigkat kembali Toko dan rumah makan sudah memadai di tiap desa, namun rasio jumlah desa yang dilayani hotel menurun. Rasio desa yang memiliki pasar permanen semakin menurun hingga 1 pasar untuk 8 ribu desa pada tahun 2050 Rasio desa dengan dominan jalan aspal/beton masih rendah dan cenderung menurun (1 dari 2 ribu desa pada tahun 2050) Rasio desa yang terjangkau sinyal HP menurun (1 dari 2 ribu desa pada tahun 2050) Rasio industri kecil di desa meningkat (kerajinan kulit, kayu, gerabah, tenun, makanan dan minuman), kecuali industri kerajinan logam 14

Konsep Pembangunan Desa Ada kondisi awal: kumulasi potensi atau tingkat pembangunan Ada visi yang ingin dicapai: pembentukan desa dan kelurahan untuk mencapai kesejahteraan rakyat (PP 72/2005, PP 73/2005) Ada dimensi waktu: Kecepatan/laju pembangunan orientasi produksi Tingkat pembangunan yang baru setelah investasi orientasi kesejahteraan 15

Konsep Pengukuran Pembangunan Perdesaan Laju Pembangunan Desa Visi Desa Tingkat Pembangunan Desa Potensi atau stok 16

Dimensi Pengukuran Pembangunan Perdesaan Pengukuran atribut atau konteks pembangunan perdesaan tipologi desa Pengukuran tingkat pembangunan perdesaan Pengukuran laju pembangunan perdesaan 17

Tipologi Desa 2011

Sebaran Tipologi Desa 2011

Perkembangan Tipologi Desa

Perkembangan Tipologi Perdesaan 2003 2006 2009 Persawahan Persawahan Persawahan Perkebunan Perkebunan Perkebunan Pesisir Pesisir Pesisir Perladangan Perladangan Perladangan Perhutanan Perhutanan Perhutanan Perindustrian/ Jasa Perindustrian/ Jasa Perindustrian/ Jasa Peternakan Peternakan Peternakan Pertambangan Pertambangan Pertambangan 21

Evolusi Desa di Indonesia Multilinear

Klasifikasi 2003-2011 (Data Absolut) Klasifikasi 2003 2005 2008 2011 Swadaya 49,002 26,080 40,940 36,531 Swakarya 19,463 39,942 32,703 39,784 Swasembada 351 3,935 1,758 2,294 INDONESIA 68,816 69,957 75,401 78,609

Klasifikasi 2003-2011 (%) Klasifikasi 2003 2005 2008 2011 Swadaya 71% 37% 54% 46% Swakarya 28% 57% 43% 51% Swasembada 1% 6% 2% 3% INDONESIA 100% 100% 100% 100%

Sebaran Klasifikasi Desa 2011

Perkembangan Klasifikasi Desa

Klasifikasi Pesisir Perhutanan Persawahan Perladangan Perkebunan Peternakan Pertambangan Perindustrian/Jasa Jumlah Desa Klasifikasi dan Tipologi Desa 2011 Swadaya 6,801 2,214 12,101 6,057 8,438 106 141 673 36,531 Swakarya 4,856 454 18,868 3,987 5,341 110 190 5,978 39,784 Swasembada 227 5 822 113 82 12 19 1,014 2,294 INDONESIA 11,884 2,673 31,791 10,157 13,861 228 350 7,665 78,609

Indikator Konsisten di Setiap Tahapan Pembangunan Desa Kesehatan Pemerintah Desa Transportasi Pemberdayaan 28

Konsep Laju Pembangunan Perdesaan Fenomena huruf S pada laju pembangunan perdesaan Laju pertumbuhan rendah pada saat posisi pembangunan perdesaan rendah dan tinggi Laju pertumbuhan tinggi pada saat posisi pembangunan perdesaan menengah Konsekuensi: Indeks Laju Pembangunan Perdesaan perlu dikaitkan dengan indeks berbasis tingkat pembangunan perdesaan Perlu data yang kontinyu dalam aspek: Indikator indeks pembangunan perdesaan Tingkatan data pembangunan perdesaan 29

Fenomena Huruf S pada Laju Pembangunan Perdesaan Dalam jangka panjang pembangunan perdesaan lebih nyata diukur Fenomena huruf S semakin nyata dalam jangka panjang 30

Intervensi Klasifikasi untuk Pembangunan Desa

Tahapan Pembangunan Desa dan Prioritas Kegiatan Tahap I Kesehatan Transportasi Pemerintah Desa Agama Pemberdayaan Air Minum Tahap II Listrik Transportasi Pos/telematika Kesehatan Pemerintaha Desa Energi Industri Kecil/Menengah Kredit Perdagangan Pemberdayaan Pertanian Air Minum Pendidikan Lembaga Kemasyarakatan Keamanan Agama Pariwisata Permukiman Tahap III Pos/telematika Perdagangan Energi Kesehatan Industri kecil/menengah Pariwisata Kredit Air minum Transportasi Lembaga Kemasyarakatan Pendidikan Pemerintah Desa Pemberdayaan Pertanian Permukiman Tahap IV Kesehatan Industri Kecil/Menengah Energi Pemberdayaan Transportasi Pemerintah Desa Pos Pendidikan Perdagangan 32

Rata-rata Pendapatan Rumah Tangga Petani (000 Rp) 2014

Provinsi yang Nyaman bagi Petani Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta DI Yogyakarta Bali Kalteng Kaltim Sulawesi Tenggara Maluku Papua Barat

Rata-rata Pendapatan Rumah Tangga Buruh Tani (000 Rp) 2014

Provinsi yang Nyaman bagi Buruh Sumatera Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Sulawesi Utara

Kesenjangan Rata-rata Pendapatan dari Petani-Buruh Tani (000 Rp), 2014

Kesenjangan Kelipatan Rata-rata Pendapatan dari Petani-Buruh Tani, 2014

Kesenjangan Kelipatan Rata-rata Pendapatan dari Luar Pertanian-Buruh Luar Pertanian, 2014

Peluang Ketimpangan Pendapatan pada Rumah Tangga Petani, 2014

Kesimpulan Pembangunan desa menjadi penggerak utama transformasi desa di Indonesia Transformasi tersebut tidak bisa diarahkan pada evolusi desa pertanian menuju industri lalu jasa, melainkan setiap tipe desa dapat melaksanakan pembangunan secara bersama-sama. Kecepatan pembangunan setiap tipe desa dipengaruhi posisi awalnya pada peringkat rendah atau tinggi (kecepatan pembangunan rendah) atau di tengah (kecepatan pembangunan tinggi). Setiap tahapan pembangunan membutuhkan kegiatan atau program yang khas. Namun demikian terdapat penggerak yang selalu muncul dalam pembangunan desa, yaitu kesehatan, transportasi, pemerintah desa dan pemberdayaan.

UU 6/2014 diperkirakan memperkuat sodality ketika berhubungan dengan organisasi pembangunan dari atas desa. Namun demikian masih terdapat wilayah dengan ketimpangan petani dan buruh tani yang tinggi, terutama di Gorontalo dan Sulawesi Barat. Hal ini menunjukkan lokasi-lokasi yang perlu penanganan lebih mendalam agar sodality lebih mampu menggerakkan pembangunan.