Transformasi Desa Indonesia 2003-2025 Dr. Ivanovich Agusta iagusta1970@gmail.com
Relevansi Transformasi dari Pemerintah Sumber Penerimaan Total Penerimaan (Rp x 1.000) Persentase PAD 3.210.863 18,13 Bantuan Pemerintah Kab/Kota 7.387.140 41,70 Bantuan Pemerintah Provinsi 2.238.359 12,64 Bantuan Pemerintah Pusat 3.824.530 21,59 Bantuan Luar Negeri 195.769 1,11 Bantuan Swasta 234.746 1,33 Lainnya 622.423 3,51 Total 17.713.830 100,00
Visi Pembangunan Desa Preambule UUD 1945: pembentukan pemerintahan untuk kesejahteraan umum Amandemen IV: kesatupaduan perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial pada Bab XIV UU 32/2004: otonomi daerah untuk kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, daya saing daerah (Pasal 2) PP 72/2005: pembentukan desa untuk kesejahteraan masyarakat (penjelasan Pasal 2) PP 73/2005: pembentukan kelurahan untuk kesejahteraan masyarakat (penjelasan Umum) 3
Kondisi Umum Sos-Bud-Ag: Disparitas taraf pendidikan perkotaan-perdesaan Ekonomi: Kemiskinan di perdesaan tinggi Sarana dan Prasarana: Infrastruktur air minum dan persampahan rendah Wilayah dan Tata Ruang: 1. Jumlah desa-kota meningkat 2. Ekonomi perdesaan tertinggal dan tidak sinergis dengan perkotaan Tantangan Sos-Bud-Ag: 1. Disparitas persebaran dan kepadatan penduduk perkotaanperdesaan 2. Disparitas tingkat pendidikan perkotaan-perdesaan Desain Pembangunan Perdesaan dalam RPJPN 2005-2025 Visi: Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur Misi 2: Mewujudkan bangsa yang berdaya saing Misi 5: Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan Sasaran: Pemenuhan elektrifikasi perdesaan Sasaran: Lingkungan perdesaan yang berkelanjutan Arah Pembangunan Jangka Panjang: Memperkuat perekonomian domestik dengan orientasi dan berdaya saing global 1. Peningkatan efisiensi, modernisasi, nilai tambah pertanian, kelautan, pertambangan 2. Pengembangan jasa infrastruktur dan keuangan 3. Perdagangan luar negeri yang mampu mengembangkan perdesaan 4. Pengembangan sektor keuangan termasuk di perdesaan Sarana dan prasarana yang memadai dan maju 1. Sistem transportasi perintis berbasis masyarakat dan wilayah Arah Pembangunan Jangka Panjang: 1. Pembangunan sistem perkotaan nasional 2. Keterkaitan ekonomi perdesaan dan perkotaan 3. Pembangunan perdesaan melalui: agroindustri padat pekerja, peningkatan SDM, pengembangan jaringan infrastruktur, peningkatan akses informasi, pengembangan social capital, intervensi kebijakan perdagangan pertanian Prioritas RPJMN III: 2015-2019 1. Kelistrikan perdesaan 2. Infrastruktur perdesaan Prioritas RPJMN IV: 2020-2024 Kelistrikan perdesaan Pembangunan perdesaan sebagai instrumen peningkatan daya saing nasional dan pemerataan hasil pembangunan Instrumen pemerataan menggunakan pendekatan pembangunan wilayah, dengan faktor penting: agroindustri, SDM, infrastruktur, akses informasi dan kelembagaan, social capital, intervensi kebijakan perdagangan Prioritas RPJMN III dan IV pada peningkatan daya saing nasional 4
Topik Desa dalam UU Desa Topik Bab 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Penataan Desa Percepatan Pembangunan Desa Pembinaan Kemasyarakatan Desa Pemberdayaan Masyarakat Pembinaan Kemasyarakatan Desa (Bab 12) Lembaga Kemasyarakatan Desa Lembaga Adat Desa Pemberdayaan Masyarakat (Bab 14) Pemberdayaan selalu diawali dengan pembinaan kemasyarakatan Tidak ada topik khusus, melainkan pada pasal-pasal yang tersebar
Penataan Desa (Bab 3, 4, 5, 6, 7, 8, 13, 14, 15) Penetapan Desa Kewenangan Desa Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Penataan Desa Adat Kewenangan Desa Adat Pemerintahan Desa Adat Hak dan Kewajiban Desa Hak dan Kewajiban Masyarakat Desa Peraturan Desa Keuangan Desa Aset Desa Pembinaan dan Pengawasan
Percepatan Pembangunan Desa (Bab 9, 10, 11) Pembangunan Desa Pembangunan Kawasan Perdesaan Sistem Informasi Pembangunan Desa dan Pembangunan Kawasan Perdesaan Badan Usaha Milik Desa Kerja Sama Desa
Jumlah dan Persentase Desa yang Dibangun dengan PNPM, 2011
Biaya dan Pendanaan PNPM Mandiri Perdesaan 2012-2015 (US$ Million) Component Project cost IBRD* % IBRD/ Project Cost % Project Cost % IBRD 1. Kecamatan Grants 3.723,77 200,00 5% 83% 31% 2. Community Empowerment and Facilitation 496,21 356,39 72% 11% 55% 3. Implementation Support and Technical Assistance 280,03 93,61 33% 6% 14% Total project cost 4.500,00 650,00 14% 100% 100% Interest during implementation Front-end fees** 1,63 0% Total Financing Required 4.500,00 650,00 14% 100% 100%
Konsep Komunitas Pra Organisasi dengan Memasukkan Kekuasaan Organisasi Luar Organisasi Luar Organisasi Luar Organisasi Luar Sodality Sodality Sodality Sodality Tjondronegoro, 1984 UU 5/79 PNPM UU 6/2014
Jumlah dan Lokasi Desa di Indonesia, 2011
Jumlah Desa di Indonesia sampai 2050 12
Sosial Jumlah penduduk di desa masih selalu lebih tinggi daripada di kelurahan. Penduduk di desa meningkat lebih tinggi daripada di kelurahan Layanan dokter di kelurahan selalu lebih baik daripada di desa, namun layanan dokter di kelurahan terus menurun. Layanan dokter di desa membaik hingga 2034, namun menurun kembali periode 2035-2050 Layanan bidan di desa lebih tinggi daripada di kelurahan. Layanan bidan di desa dan kelurahan meningkat, namun sejak 2037 layanan di desa menurun Layanan posyandu di desa lebih tinggi daripada di kelurahan. Layanan posyandu semakin tinggi di desa dan kelurahan Layanan SD di kelurahan lebih tinggi daripada di desa. Layanan SD menurun baik di desa maupun kelurahan Layanan SLTP di desa lebih tinggi daripada di kelurahan. Layanan SD menurun di kelurahan 13
Ekonomi dan Infrastruktur Layanan listrik di desa dan di kelurahan sudah mampu memenuhi listrik untuk setiap KK Rasio desa yang dilayani koperasi menurun hingga 2027 sebesar 1,08 namun berikutnya menigkat kembali Toko dan rumah makan sudah memadai di tiap desa, namun rasio jumlah desa yang dilayani hotel menurun. Rasio desa yang memiliki pasar permanen semakin menurun hingga 1 pasar untuk 8 ribu desa pada tahun 2050 Rasio desa dengan dominan jalan aspal/beton masih rendah dan cenderung menurun (1 dari 2 ribu desa pada tahun 2050) Rasio desa yang terjangkau sinyal HP menurun (1 dari 2 ribu desa pada tahun 2050) Rasio industri kecil di desa meningkat (kerajinan kulit, kayu, gerabah, tenun, makanan dan minuman), kecuali industri kerajinan logam 14
Konsep Pembangunan Desa Ada kondisi awal: kumulasi potensi atau tingkat pembangunan Ada visi yang ingin dicapai: pembentukan desa dan kelurahan untuk mencapai kesejahteraan rakyat (PP 72/2005, PP 73/2005) Ada dimensi waktu: Kecepatan/laju pembangunan orientasi produksi Tingkat pembangunan yang baru setelah investasi orientasi kesejahteraan 15
Konsep Pengukuran Pembangunan Perdesaan Laju Pembangunan Desa Visi Desa Tingkat Pembangunan Desa Potensi atau stok 16
Dimensi Pengukuran Pembangunan Perdesaan Pengukuran atribut atau konteks pembangunan perdesaan tipologi desa Pengukuran tingkat pembangunan perdesaan Pengukuran laju pembangunan perdesaan 17
Tipologi Desa 2011
Sebaran Tipologi Desa 2011
Perkembangan Tipologi Desa
Perkembangan Tipologi Perdesaan 2003 2006 2009 Persawahan Persawahan Persawahan Perkebunan Perkebunan Perkebunan Pesisir Pesisir Pesisir Perladangan Perladangan Perladangan Perhutanan Perhutanan Perhutanan Perindustrian/ Jasa Perindustrian/ Jasa Perindustrian/ Jasa Peternakan Peternakan Peternakan Pertambangan Pertambangan Pertambangan 21
Evolusi Desa di Indonesia Multilinear
Klasifikasi 2003-2011 (Data Absolut) Klasifikasi 2003 2005 2008 2011 Swadaya 49,002 26,080 40,940 36,531 Swakarya 19,463 39,942 32,703 39,784 Swasembada 351 3,935 1,758 2,294 INDONESIA 68,816 69,957 75,401 78,609
Klasifikasi 2003-2011 (%) Klasifikasi 2003 2005 2008 2011 Swadaya 71% 37% 54% 46% Swakarya 28% 57% 43% 51% Swasembada 1% 6% 2% 3% INDONESIA 100% 100% 100% 100%
Sebaran Klasifikasi Desa 2011
Perkembangan Klasifikasi Desa
Klasifikasi Pesisir Perhutanan Persawahan Perladangan Perkebunan Peternakan Pertambangan Perindustrian/Jasa Jumlah Desa Klasifikasi dan Tipologi Desa 2011 Swadaya 6,801 2,214 12,101 6,057 8,438 106 141 673 36,531 Swakarya 4,856 454 18,868 3,987 5,341 110 190 5,978 39,784 Swasembada 227 5 822 113 82 12 19 1,014 2,294 INDONESIA 11,884 2,673 31,791 10,157 13,861 228 350 7,665 78,609
Indikator Konsisten di Setiap Tahapan Pembangunan Desa Kesehatan Pemerintah Desa Transportasi Pemberdayaan 28
Konsep Laju Pembangunan Perdesaan Fenomena huruf S pada laju pembangunan perdesaan Laju pertumbuhan rendah pada saat posisi pembangunan perdesaan rendah dan tinggi Laju pertumbuhan tinggi pada saat posisi pembangunan perdesaan menengah Konsekuensi: Indeks Laju Pembangunan Perdesaan perlu dikaitkan dengan indeks berbasis tingkat pembangunan perdesaan Perlu data yang kontinyu dalam aspek: Indikator indeks pembangunan perdesaan Tingkatan data pembangunan perdesaan 29
Fenomena Huruf S pada Laju Pembangunan Perdesaan Dalam jangka panjang pembangunan perdesaan lebih nyata diukur Fenomena huruf S semakin nyata dalam jangka panjang 30
Intervensi Klasifikasi untuk Pembangunan Desa
Tahapan Pembangunan Desa dan Prioritas Kegiatan Tahap I Kesehatan Transportasi Pemerintah Desa Agama Pemberdayaan Air Minum Tahap II Listrik Transportasi Pos/telematika Kesehatan Pemerintaha Desa Energi Industri Kecil/Menengah Kredit Perdagangan Pemberdayaan Pertanian Air Minum Pendidikan Lembaga Kemasyarakatan Keamanan Agama Pariwisata Permukiman Tahap III Pos/telematika Perdagangan Energi Kesehatan Industri kecil/menengah Pariwisata Kredit Air minum Transportasi Lembaga Kemasyarakatan Pendidikan Pemerintah Desa Pemberdayaan Pertanian Permukiman Tahap IV Kesehatan Industri Kecil/Menengah Energi Pemberdayaan Transportasi Pemerintah Desa Pos Pendidikan Perdagangan 32
Rata-rata Pendapatan Rumah Tangga Petani (000 Rp) 2014
Provinsi yang Nyaman bagi Petani Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta DI Yogyakarta Bali Kalteng Kaltim Sulawesi Tenggara Maluku Papua Barat
Rata-rata Pendapatan Rumah Tangga Buruh Tani (000 Rp) 2014
Provinsi yang Nyaman bagi Buruh Sumatera Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Sulawesi Utara
Kesenjangan Rata-rata Pendapatan dari Petani-Buruh Tani (000 Rp), 2014
Kesenjangan Kelipatan Rata-rata Pendapatan dari Petani-Buruh Tani, 2014
Kesenjangan Kelipatan Rata-rata Pendapatan dari Luar Pertanian-Buruh Luar Pertanian, 2014
Peluang Ketimpangan Pendapatan pada Rumah Tangga Petani, 2014
Kesimpulan Pembangunan desa menjadi penggerak utama transformasi desa di Indonesia Transformasi tersebut tidak bisa diarahkan pada evolusi desa pertanian menuju industri lalu jasa, melainkan setiap tipe desa dapat melaksanakan pembangunan secara bersama-sama. Kecepatan pembangunan setiap tipe desa dipengaruhi posisi awalnya pada peringkat rendah atau tinggi (kecepatan pembangunan rendah) atau di tengah (kecepatan pembangunan tinggi). Setiap tahapan pembangunan membutuhkan kegiatan atau program yang khas. Namun demikian terdapat penggerak yang selalu muncul dalam pembangunan desa, yaitu kesehatan, transportasi, pemerintah desa dan pemberdayaan.
UU 6/2014 diperkirakan memperkuat sodality ketika berhubungan dengan organisasi pembangunan dari atas desa. Namun demikian masih terdapat wilayah dengan ketimpangan petani dan buruh tani yang tinggi, terutama di Gorontalo dan Sulawesi Barat. Hal ini menunjukkan lokasi-lokasi yang perlu penanganan lebih mendalam agar sodality lebih mampu menggerakkan pembangunan.