KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PELATIHAN IKM INDUSTRI ANEKA DALAM RANGKA PEMBANGUNAN DESA BERDIKARI / MANDIRI DI JAWA TENGAH

dokumen-dokumen yang mirip
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PELATIHAN DESAIN DAN DIVERSIFIKASI PRODUK IKM KERAJINAN BAMBU DI JAWA TENGAH

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) FASILITASI PENERAPAN SISTEM SNI PADA INDUSTRI ANEKA DI WILAYAH IHT JAWA TENGAH

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) FASILITASI PENERAPAN ISO 9001 PADA INDUSTRI ANEKA DI JAWA TENGAH

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) FASILITASI SARANA HASIL PRODUKSI IKM KERAJINAN INDUSTRI ANEKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PENYUSUNAN PROFIL SENTRA INDUSTRI ANEKA DI JAWA TENGAH

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) FASILITASI PENERAPAN SISTEM SNI PADA INDUSTRI ANEKA DI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah

BAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) WORKSHOP DESAIN IKM BATU MULIA DI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor industri mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit

TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN KENDAL. 0 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN

GUBERNUR JAWA TENGAH

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK IKM PERHIASAN JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.

DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

KEGIATAN PADA BIDANG REHABILITASI SOSIAL TAHUN 2017 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang. berperan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meratakan serta

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

EVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila

GUBERNUR JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. sampai ada kesenjangan antar daerah yang disebabkan tidak meratanya

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor. pembangunan suatu negara (Maharani dan Sri, 2014).

DATA BIDANG PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

Lampiran 1. Data Penelitian No Kabupaten Y X1 X2 X3 1 Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab.

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan ke arah desentralisasi. Salinas dan Sole-Olle (2009)

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dasar hidup sehari-hari. Padahal sebenarnya, kemiskinan adalah masalah yang

KERANGKA ACUAN KERJA


KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DERAH

RUANG LINGKUP KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH

PROGRAM KB NASIONAL BAGI MHS KKN UNDIP

SEBARAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP PRODUKSI PADI DI PROPINSI JAWA TENGAH

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)

LUAS TANAM, LUAS PANEN DAN PREDIKSI PANEN PADI TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. 80-an telah berubah, dari paradigma government driven growth ke public

BAB I PENDAHULUAN. sejahtera, makmur dan berkeadilan. Akan tetapi kondisi geografis dan

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa waktu terakhir, pemerintah telah menerapkan sistem. pembangunan dengan fokus pertumbuhan ekonomi dengan menurunkan tingkat

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk mempertahankan hidup. Oleh karena itu kecukupan pangan

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sejahtera, mandiri maju dan kokoh kekuatan moral dan etikanya.

TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran 2016

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG

KONDISI UMUM PROVINSI JAWA TENGAH

NOTA DINAS. Indikator Kinerja. Indikator Kinerja RPJMD Persentase Koperasi Aktif terhadap Jumlah Koperasi

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) MAGANG IKM BATU MULIA DI WILAYAH IHT JAWA TENGAH

IR. SUGIONO, MP. Lahir : JAKARTA, 13 Oktober 1961

GUBERNUR JAWA TENGAH,

PENEMPATAN TENAGA KERJA. A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2016

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Jawa Tengah merupakan sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian

RAPAT TEKNIS PERENCANAAN PROGRAM, KEGIATAN DAN ANGGARAN APBN TA Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah Surakarta, Oktober 2015

BAB 5 PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Ringkasan Hasil Regresi

BAB I PENDAHULUAN. (Khusaini 2006; Hadi 2009). Perubahan sistem ini juga dikenal dengan nama

PROGRAM DAN KEGIATAN SUBID ANALISA AKSES DAN HARGA PANGAN TA BADAN KETAHANAN PANGAN PROV. JATENG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. World Bank dalam Whisnu, 2004), salah satu sebab terjadinya kemiskinan

KATA PENGANTAR. Demikian Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia. Menurut Rachmat dan Sri (2009) sejak tahun

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasarkan status sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusiinstitusi

PENEMPATAN TENAGA KERJA

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk mencapai social welfare (kemakmuran bersama) serta

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran 2018

Keadaan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah April 2015

SINKRONISASI OPERASIONAL KEGIATAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2017

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Peringkat daya saing negara-negara ASEAN tahun

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA RESMI STATISTIK

PROVINSI JAWA TENGAH. Data Agregat per K b t /K t

Transkripsi:

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PELATIHAN IKM INDUSTRI ANEKA DALAM RANGKA PEMBANGUNAN DESA BERDIKARI / MANDIRI DI JAWA TENGAH Melalui Kegiatan: PEMBINAAN LINGKUNGAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN EKONOMI DI WILAYAH IHT BIDANG IATEA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2016

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PELATIHAN IKM INDUSTRI ANEKA DALAM RANGKA PEMBANGUNAN DESA BERDIKARI / MANDIRI DI JAWA TENGAH A. LATAR BELAKANG Provinsi Jawa Tengah hingga saat ini masih dihadapkan pada berbagai isu strategis pembangunan yang harus ditangani. Salah satu isu strategis pembangunan tersebut sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 2018 adalah pengurangan kemiskinan. Isu tersebut sangat relevan dengan dengan kondisi faktual di Jawa Tengah, mengingat pada Maret 2014 jumlah penduduk miskin mencapai 4,836 juta jiwa (14,46 %) dengan distribusi di pedesaan sebanyak 2,891 juta jiwa (59,78 %) dan di perkotaan sebanyak 1,945 juta jiwa (40,22 %). Mengingat jumlah penduduk miskin di pedesaan lebih banyak disbanding perkotaan, maka tanpa mengabaikan penanggulangan kemiskinan di perkotaan upaya penanggulangan kemiskinan di pedesaan perlu mendapatkan perhatian dan penanganan yang lebih konseptual, sistematis serta berkelanjutan. Berangkat dari permasalahan tersebut dan sejalan dengan strategi serta kebijakan sebagaimana tertuang dalam RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 2018, selanjutnya dalam rangka penanggulangan kemiskinan di pedesaan perlu dikembangkan konsep Desa Berdikari dengan harapan dapat diwujudkan secara bertahap pada rentang waktu 2015 2018.

Desa Berdikari adalah Desa (atau beberapa Desa) sebagai satu kesatuan kawasan yang terus menerus mengembangkan kedaulatan di bidang politik, keberdikarian di bidang ekonomi, dan keberdikarian di bidang sosial dan budaya, melalui upaya pemberdayaan masyarakat yang dijiwai oleh semangat gotong royong dalam suatu rembug desa demi perbaikan kesejahteraan masyarakatnya. Desa Berdikari merupakan agregasi dari kemandirian dalam Desa Mandiri sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2013 2018. Perwujudan Desa Berdikari atau yang dalam RPJMD disebut sebagai Desa Mandiri dilakukan dengan menginisiasi terwujudnya model desa dimana masyarakatnya mampu menggali potensi dan kearifan lokal serta melakukan kerja sama yang setara dengan desa lain untuk membangun desa dengan oendampingan dari fasilitator desa dan berkoordinasi dengan pemerintah. Bertolak dari pemahaman tentang Desa Berdikari dan keterkaitan antara Desa Berdikari dalam cakupan Geografis Provinsi Jawa Tengah, maka akan dicapai Jawa Tengah yang berdikari. Jawa Tengah Berdikari akan bermuara pada kesejahteraan yang lebih dari sekedar penjumlahan kesejahteraan desa, karena terbentuknya jaringan sosial antar kawasan Desa desa Berdikari. Pada gilirannya desa memiliki kekuatan dan posisi tawar yang lebih kuat dan lebih tinggi dalam berinteraksi dengan perkotaan dan entitas lain. Terdapat 15 Kabupaten yang menjadi lokasi rintisan Model Desa Berdikari Provinsi Jawa Tengah pada Tahun 2015, yaitu : Kab. Wonosobo, Kab. Kebumen, Kab. Rembang, Kab. Purbalingga, Kab. Brebes, Kab. Banyumas, Kab. Pemalang, Kab. Banjarnegara, Kab. Demak, Kab. Sragen, Kab. Klaten, Kab. Purworejo, Kab. Grobogan, Kab.

Cilacap dan Kab. Blora. Pada beberapa Rintisan Model Desa Berdikari tersebut terdapat sentra sentra IKM Industri Aneka yang potensial untuk dikembangkan sehingga dapat membantu terwujudnya Desa Mandiri / Berdikari. Sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan secara bertahap konsep Desa Mandiri / Berdikari di Jawa Tengah, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah akan mengadakan Pelatihan IKM Industri Aneka dalam rangka Pembangunan Desa Berdikari / Mandiri Tahun Anggaran 2015. B. DASAR HUKUM PELAKSANAN. 1. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2016 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 Nomor 5) ; 2. DPA-SKPD Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2016 Nomor : 2.07.01.03.24.08.5. C. MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN 1. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan IKM Industri Aneka di Rintisan Desa Mandiri / Berdikari dalam bidang mutu, desain dan diversifikasi produk. 2. Mempercepat proses transformasi teknologi tepat guna yang dipakai IKM Industri Aneka di Rintisan Desa Mandiri / Berdikari dalam proses produksi maupun manajemen. 3. Meningkatkan kesejahteraan IKM Industri Aneka di Rintisan Desa Mandiri / Berdikari Jawa Tengah.

D. SASARAN 1. Meningkatkan pengetahuan dan pengembangan SDM IKM Industri Aneka di Rintisan Desa Mandiri / Berdikari Jawa Tengah dalam pemilihan bahan baku, proses produksi, mutu dan desain produk yang berorientasi pasar global. 2. IKM Industri Aneka di Rintisan Desa Mandiri / Berdikari Jawa Tengah yang berpotensi untuk meningkatkan produktivitas yang lebih efektif dan efisien. 3. Meningkatnya kemampuan inovasi IKM Industri Aneka di Rintisan Desa Mandiri / Berdikari Jawa Tengah. E. TARGET Target yang ingin dicapai dari kegiatan Pelatihan IKM Industri Aneka dalam rangka Pembangunan Desa Berdikari / Mandiri di Jawa Tengah adalah terwujudnya pelatihan sebanyak 3 kali di Kab. Demak, Kab. Cilacap dan Kab. Wonosobo untuk 60 IKM Industri Aneka di Rintisan Desa Mandiri / Berdikari Jawa Tengah. F. HASIL YANG DIHARAPKAN Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah : 1. Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan produk dan desain baru bagi IKM Industri Aneka di Rintisan Desa Mandiri / Berdikari Jawa Tengah dalam meningkatkan kualitas produk.

2. IKM Industri Aneka di Rintisan Desa Mandiri / Berdikari Jawa Tengah termotivasi lebih baik dengan adanya magang untuk peningkatan inerja pada bidang usahanya. 3. Membuka pandangan bisnis di sektor IKM Industri Aneka di Rintisan Desa Mandiri / Berdikari Jawa Tengah dengan memiliki daya saing yang kuat dan mampu menembus pasar global. G. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1. Koordinasi Persiapan Pelatihan. 2. Pelaksanaan Pelatihan Teknis. 3. Tertib administrasi. H. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN 1. Koordinasi dengan Dinas Perindag Kab. setempat. 2. Koordinasi dengan Kepala Desa setempat. 3. Koordinasi dengan Instruktur. 4. Pelaksanaan Pelatihan Teknis. 5. Evaluasi Pelatihan Teknis. 6. Laporan pelaksanaan kegiatan. I. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN. Kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan di Kab. Demak, Kab. Cilacap dan Kab. Wonosobo pada bulan Agustus - September 2016.

J. PEMBIAYAAN Pelatihan IKM Industri Aneka dalam rangka Pembangunan Desa Berdikari / Mandiri di Jawa Tengah dibiayai oleh Kegiatan Pembinaan Lingkungan Sosial dan Pemberdayaan Ekonomi di Wilayah IHT Bidang IATEA Tahun Anggaran 2016. L. PENUTUP Demikian Kerangka Acuan Kegiatan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan. Semarang, 2016 Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan TTD RAMADHAN E, SH, Sp.N NIP. 19630223 198411 1 001