Oleh : Shinto B. Adelar (Psikolog)

dokumen-dokumen yang mirip
Rentang perhatian pada anak pra-sekolah sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.dalam standar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia anak identik dengan dunia bermain, maka kehidupan anak usia

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

I. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan generasi sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan anak usia

BAB I PENDAHULUAN. usia enam tahun menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang

ANAK BATITA: USIA ± 15 BULAN 3 TAHUN

Seputar Dunia Anak : Teknologi Tablet Bagi Anak Usia Sekolah Oleh : Laili Dimyati, S.E, M.Si(Dosen Aktif STIE Lembah Dempo Pagaralam)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

adapun tahap-tahap perkembangan anak sesuai dengan usianya sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan

KREATIF LEWAT MENGGUNTING DAN MENEMPEL

: PETUNJUK PENGISIAN SKALA

BAB I PENDAHULUAN. aspek fisik dan non fisik. Secara alamiah, perkembangan anak berbeda-beda, baik

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang system

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. televisi membawa manusia kembali pada neo-tribal. permainan. Realitasnya yang sekarang, kecanggihan permainan digital lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sosial dan kebijakan sosial muncul sebagai konsep. baru yang mewarnai konstalasi paradigma pembangunan sebelumnya yang

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KB PAUD JATENG TERPADU RENCANA PROGRAM SEMESTER (PROMES) KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KB-A (USIA 2 3 TAHUN)

PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK UNTUK MENCAPAI TUMBUH KEMBANG YANG OPTIMAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Keterampilan Motorik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini dimulai masa usia 0 6 tahun. Masa ini

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dapat mempengaruhi proses serta hasil pendidikan pada

Melatih Motorik Anak dengan beragam Permainan Tradisional

BAB I PENDAHULUAN. dapat menemukan potensi tersebut. Seorang anak dari lahir memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI

BAB I PENDAHULUAN. pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. memasuki masa sekolah, tugas mereka adalah belajar. Ini merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

DESKRIPSI KECERDASAN KINESTETIK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KIHADJAR DEWANTORO KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sepanjang hayat (long life learning). Kegiatan membaca

Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Vanya Maulitha Carissa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa anak merupakan masa keemasan atau sering disebut masa

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah makhluk yang aktif dan dinamis yang senantiasa mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk

BAB I PENDAHULUAN. baik jasmani maupun rohani sehingga anak memiliki kesiapan untuk memasuki

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ingin tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan, mereka seolah olah

BAB I PENDAHULUAN. lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan

A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, mereka seolah-olah tak pernah

BAB 1 PENDAHULUAN. menyadari akan penting nya mencerdaskan rakyat nya, Cita cita mulia itu pun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Taman Kanak kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMBAHASAN DAN PENYELESAIAN MASALAH. II.1 Mainan Anak Edukatif II.1.1 Definisi Mainan Anak Edukatif

II. Deskripsi Kondisi Anak

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan terjadinya perkembangan fisik motorik, kognitif, dan

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI RA MUSLIMAT NU PAKISPUTIH

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

Skala 1. SS S TS STS 4 Bekerja keras adalah hal yang tidak penting. SS S TS STS 5

Membangun Kreatifitas dengan Mainan Edukatif 'Building Block'

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga

MENGENAL BERBAGAI MACAM MAINAN ANAK DAN MANFAATNYA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, motorik, kognitif, sosial emosi serta perkembangan bahasa.

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sekolah Dasar Islam Tunas Harapan Semarang dan Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan

BAB I PENDAHULUAN. terampil berbahasa Indonesia yang baik dan benar. ragam. Untuk memperoleh keterampilan berbahasa, mula-mula anak pada

DIRJEN PMPTK DEPDIKNAS.R.I YAYASAN PENGEMBANGAN PEREMPUAN DAN ANAK AMRIHSAE

BAB I PENDAHULUAN. PAUD diberikan melalui kegiatan bermain seraya belajar. Pada saat bermain

Tulisan yang mempunyai pengait kata Alat Permainan edukatif APE kreatif ala TBIF

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT)

Bagaimana Memotivasi Anak Belajar?

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erni Nurfauziah, 2013

PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH

Transkripsi:

Oleh : Shinto B. Adelar (Psikolog) Di zaman teknologi canggih seperti sekarang ini, anak-anak perlu diperkenalkan denagan berbagai teknologi canggih sejak dini, sehingga dalam kehidupan sehari-harinya nanti ia tidak lagi merasa gamang menghadapi berbagai peralatan yang berteknologi canggih. Perkembangan Teknologi sebagai bagian dari perkembangan peradaban manusia tercermin dalam berbagai kegiatan manusia termasuk kegiatan bermain dan alat permainannya. Sikap yang kurang mendukung permainan seperti nintendo, playstation, gameboy dll. Terutama dikemukakan orangtua yang mengamati bahwa anak menjadi amat tertarik pada permainan tersebut dan cenderung mengabaikan kegiatan lainnya. Minat anak menjadi amat sempit, dikhawatirkan akan merendahkan minat bacanya dan lebih mengutamakan untuk terlibat dalam permainan tersebut dari pada mengerjakan tugas sekolah atau belajar. Secara pribadi saya tidak secara apriori menentang permainan ini, karena ada sisi positif dan negatifnya. Pengenalan anak terhadap permainan ini akan membantu agar tidak canggung mengoperasikan alat-alat yang serupa, misalnya lebih berani mencoba mengoperasikan program komputer. Selain itu anak menjadi terbiasa dengan simbol atau icon tertentu yang umum digunakan dalam berbagai program lain, misalnya program penelolah kata dll. Apa dampak negatif dan positifnya? Dampak positif : Menbiasakan anak dengan peralatan elektronik Melatih kecepatan reaksi 1 / 5

Melatih konsentrasi dan koordinasi reaksi (kalau maju maju, melompat mundur dll. Harus menekan tombol yang berbeda beda) sesaat Melatih kecekatan tangan, koordinasi penglihatan dan gerakan tangan (meski amat sederhana, hanya memencet tombol) Belajar menemukan sendiri strategi yang tepat untuk mencapai tujuan Merangsang berpikir untuk memecahkan masalah Dampak negatif : Menjadi kecanduan bila tidak ada kontrol orangtua yang membatasi waktu bermain semacam ini. Kegiatan belajar menjadi terganggu, karena anak kurang menyediakan waktu untuk mempelajari bahan pelajaran sekolah Kurang tertarik pada kegiatan yang lebih membutuhkan aktivitas fisik dan koordinasi motorik kasar. Hal ini dapat membuat anak kurang memiliki kesegaran jasmani yang baik, mungkin juga akan mempengaruhi postur tubuh. Misalnya menjadi kegendutan, bungkuk, gerakan tidak gesit dll. Bila main terlalu lama dengan jarak penglihatan yang terlalu dekat dengan layar monitor, kemungkinan dapat menimbulkan kelelahan fisik atau menganggu penglihatan Karena terbiasa mendapat feed back atau respon yang cepat dalam permainan, dikhawatirkan anak menjadi kurang terlatih untuk menekuni suatu tugas yang hasil akhirnya baru tampak setelah melalui proses yang cukup lama. Anak menjadi tidak sabar, tidak tertarik pada tugas yang membutuhkan proses yang lama untuk menghasilkan sesuatu. Misalnya, percobaan penyilangan bibit unggul, butuh wqktu lama dan proses berulang kali ( hal ini mungkin belum pernah diteliti, tetapi cukup mengkhawatirkan kalau semua mengiginkan yang 2 / 5

serba instan. Minat anak menjadi sempit, hanya berkisar seputar topik permainan tersebut sehingga kurang perhatian terhadap lingkungan yang lainnya. Bisa juga hanya terarah sekitar permainan tersebut. Dikhawatirkan tidak mendukung penumbuhan minat bacaan menjadi amat terasa tidak interaksi dan membosankan. Bila bisa bermain sendiri, anak akan kehilangan kesempatan untuk mengembangkan dan melatih kemampuan bergaul dengan teman sebayanya. Perkembangan kemampuan berbicara dan keluasan kosakata., kekayaan penggambaran emosi lebih banyak ditunjang oleh buku bacaan. Upaya yang harus dilakukan oleh orangtua, masyarakat dan pemerintah. Orangtua harus terus memantau jenis permainan anak dan ikut memilihkan yang tepat bagi anak. Bila ada yang kurang baik, tetapi sedang ngetren dikalangan anak-anak,sebaiknya orang tua menjelaskan kepada anak mengapa anak tidak perlu membeli, memiliki atau memainkan permainan tersebut. Ajari dan bimbinglah anak untuk mengatur kegiatan sehari-hari,terutama bagi yang sudah bersekolah, agar kegiatan belajarnya tidak terganggu. Batasilah kegiatan anak dengan bermainan tersebut, bicarakan agar anak ikut menyepakatinya dan terapkan aturan tersebut dengan konsisten. 3 / 5

Perkenalkanlah, ajak dan doronglah anak untuk melakukan berbagai kegiatan bermain lainnya, olahraga, membaca, menggambar, mengoleksi musik dll,sehingga kegiatan bermain anak cukup bervariasi. Masyarakat harus kritis menyikapi perkembangan program permaianan yang beredar di pasaran. Bila pemerintah tidak dapat melarang penjualan program yang dinilai negatif bagi perkembangan anak, misalnya perkelahian dengan akibat bagian atau anggota tubuh terpenggal-penggal, masyarakat dapat melakukan kampanye atau menyebarkan informasi agar para orangtua tidak membelikan anak nya program permainan semacam itu. Kiat-Kiat bagi orang tua untuk memilih alat permaianan yang tepat Orang perlu memiliki pengetahuan umum mengenai perkembangan anak. Berdasarkan pengetahuan tersebut, orang tua dapat memilihkan permainan yang sesuai dengan anak Perhatikan manfaat alat permainan yang akan dibeli, apakah ia bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya, ketajaman persepsi visual, ketrampilan motorik halus atau kasar, merangsang imaginasi, mengembangkan daya kreasi, melatih ekspresi emosi, membantu konsentrasi dan melatih daya ingat dsb. Sesuaikanlah jenis alat permainan dan kegiatan bermain sesuai dengan aspek perkembangan yang penting untuk usia anak. Misalnya, balita perlu mengenal warna, melatih koordinasi motorik halus, belajar duduk diam untuk waktu cukup lama, keseimbangan gerakan motorik kasar baik, mengembangkan kosakata dll. Sedangkan batita umumnya lebih membutuhkan perangsangan sensoris dan mengembangkan koordinasi motorik kasar, sehingga jenis permainan pun harus disesuaikan Perhatikan kekuatan dan faktor keamanan alat permainan. Pilih alat permainan pun harus disesuaikan. Perhatikan kekuatan dan faktor keamanan alat permainan. Pilih alat permainan yang tidak membahayakan bagi anak. 4 / 5

Aturlah agar kegiatan anak cukup bervariasi, seimbang antara yang membutuhkan gerakan fisik ( berlari,memanjat, melempar dsb) kasar, koordinasi motorik halus ( menggambar, menulis, menggunting dll ), kegiatan yang melatih ketekunan, konsentrasi dan ketajaman persepsi ( puzzle, mencari gambar tersembunyi, maze dll ) mengembangkan kosakata ( membaca, bercerita dll ), melatih kendali diri, menunggu giliran, mengikuti aturan dan sosialisasi ( halma, ular tangga, kartu dll ), mengembangkan imajinasi ( menggambar, bermain pura-pura, rumah-rumahan dll ). Sesuaikan dengan usia dan keunikan anak masing-masing. Kiat untuk anaknya agar bermain secara tepat Agar anak dapat memilih kegiatan bermain yang sehat, orangtua sejak dini selalu mengikutsertakan anak dalam memilih dan mengambil keputusan mengenai apa yang boleh dan tidak boleh, mana yang baik dan kurang baik, mana yang bermanfaat dan yang tidak, mengajari anak menentukan prioritas kegiatan sehari-hari. Hal ini dapat dilakukan dengan membicarakan hal tersebut dengan anak, sehingga lama kelamaan anak tahu cara menentukan pilihan, hal-hal apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam memilih kegiatan atau alat permainan misalnya,harganya, lama bermainan, tugas lain hari itu, keselamatan, nilai baik-buruk dll (mn ) 5 / 5