SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN. BPK: Wajar Dengan Pengecualian atas LKPP Tahun 2012

dokumen-dokumen yang mirip
SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

I. UMUM. Saldo...

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

-2- Operasional, (v) Laporan Arus Kas, (vi) Laporan Perubahan Ekuitas, dan (vii) Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan Realisasi APBN menggambarkan p

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

No Pemerintahan (SAP) berbasis akrual dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis ak

TABEL 2 RINGKASAN APBN, (miliar rupiah)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGHEMATAN ANGGARAN JILID II

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

REKAPITULASI TARGET PNBP KEMENTERIAN/LEMBAGA TA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Mengingat : Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 85,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

: s /PB/2014 : Penting/Segera : 1 (satu) Berkas : Perubahan Akun Belanja Barang Persediaan

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DATA POKOK APBN-P 2007 DAN APBN-P 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

-2- informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama tahun anggaran 2014, serta saldo kas dan setara kas pada tanggal 31 Des

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN-P 2007 DAN APBN 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DATA POKOK APBN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

JADWAL PENAJAMAN INPRES NO. 10 TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DATA POKOK APBN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORA T JENDERAL PERBENDAHARAAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

Kata Sambutan Kepala Badan

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR. Assalamualaikum, Wr. Wb.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN DIREKTORAT AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2010 RINGKASAN EKSEKUTIF

ffi SALINAN Dalam rangka melanjutkan pengendalian dan pengamanan pelaksanaan Untuk bphn.go.id

PEMAPARAN HASIL STUDY DAN DISKUSI PUBLIK RKA-DIPA, Masihkan Rahasia?

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN R I

DATA POKOK APBN-P 2006 DAN APBN 2007 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

TABEL 4 * JUMLAH TENAGA PENGADAAN BERSERTIFIKAT DI PUSAT

NOTA DINAS Nomor : ND 6/D4/1/2017 Tanggal : 16 Januari 2017

KORELASI OPINI AUDIT BPK ATAS LKKL DENGAN HASIL EVALUASI LAKIP K/L

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 30 Undang-undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan

PAGU RKAKL/DIPA DAN REALISASI TA 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN

contoh : contoh :

2016, No Menetapkan MEMUTUSKAN: : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN TENTANG PEMBAGIAN TUGAS DI KEDEPUTIAN BADAN PENGAW

ANALISA TERHADAP OPINI DISCLAIMER BPK-RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT (LKPP) TAHUN 2007

PIDATO MENTERI KEUANGAN PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI POKOK-POKOK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN

ANALISIS PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN APBN TA 2004

Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Kementerian Negara/ Lembaga Tahun 2010

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

ANALISIS ATAS KONDISI KEUANGAN PEMERINTAH BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT Tahun Anggaran 2012

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BEBERAPA CATATAN ATAS LKPP 2008

LAPORAN KEUANGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 (AUDITED)

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN Grafik 1.Perkembangan Jumlah Temuan BPK Atas LKPP Tahun

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2007 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2014

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN

Tabel 1a APBN 2004 dan APBN-P 2004 (miliar rupiah)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

PAGU ALOKASI ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA TA 2015

KONFIGURASI KEANGGOTAAN DPR 560 ANGGOTA

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 MEMBAIK

Menteri Keuangan RI KLASIFIKASI MENURUT ORGANISASI

Transkripsi:

BPK: Wajar Dengan Pengecualian atas LKPP Tahun Jakarta, Selasa (11 Juni 2013) Memenuhi Pasal 17 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK), Drs. Hadi Poernomo, Ak. menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LHP LKPP) Tahun kepada DPR RI dalam Rapat Paripurna di Gedung Nusantara II DPR RI, Jakarta pada hari ini (11/6). Dalam penyampaian LHP LKPP tersebut, hadir pula Wakil Ketua dan Anggota BPK serta pejabat pelaksana BPK. LKPP merupakan bentuk pertangungjawaban pelaksanaan APBN oleh Pemerintah Pusat. LKPP Tahun meliputi dari Neraca Pemerintah Pusat per 31 Desember dan 2011, Laporan Realisasi Anggaran (LRA), dan Laporan Arus Kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, serta Catatan atas Laporan Keuangan. Sebelum LKPP Tahun dibahas DPR sebagai pertanggungjawaban APBN Tahun, LKPP tersebut diperiksa BPK. Setelah BPK menerima LKPP tersebut dari Pemerintah, BPK memeriksa LKPP tersebut dan menyampaikan LHP atas LKPP tersebut kepada DPR, DPD, dan juga Pemerintah Pusat. LHP LKPP Tahun terdiri dari enam buku, yaitu: (1) Ringkasan Eksekutif Hasil Pemeriksan atas LKPP Tahun ; (2) LHP atas LKPP Tahun ; (3) LHP Sistem Pengendalian Intern (SPI) LKPP Tahun ; (4) LHP atas Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-Undangan LKPP Tahun ; (5) Laporan Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan atas LKPP Tahun 2007-2011; dan (6) Laporan Tambahan berupa Laporan Hasil Reviu atas Pelaksanaan Transparansi Fiskal Tahun. BPK memberikan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) atas LKPP Tahun. Opini WDP tersebut sama dengan opini BPK untuk LKPP Tahun 2011. Pengecualian (qualification) pada LKPP Tahun meliputi empat hal sebagai berikut: 1. Untung atau rugi selisih kurs dari seluruh transaksi yang menggunakan mata uang asing belum dilakukan sesuai Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan terkait yang berpengaruh pada realisasi penerimaan dan/atau belanja; 2. Kelemahan penganggaran dan penggunaan Belanja Barang, Belanja Modal, dan Belanja Bantuan Sosial, yaitu: a. Kelemahan pengendalian dan pelaksanaan revisi DIPA sehingga realisasi belanja melampaui DIPA sebesar Rp11,37 triliun untuk selain Belanja Pegawai; b. Belanja Barang dan Belanja Modal yang melanggar ketentuan perundang-undangan dan berindikasi merugikan negara sebesar Rp546,01 miliar, termasuk yang belum dipertanggungjawabkan sebesar Rp240,16 miliar dan c. Pembayaran Belanja Barang dan Belanja Modal di akhir tahun sebesar Rp1,31 triliun tidak sesuai realisasi fisik; d. Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp1,91 triliun masih mengendap di rekening pihak ketiga dan/atau rekening penampungan kementerian negara/lembaga dan tidak disetor ke kas negara; dan e. Penggunaan Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp269,98 miliar tidak sesuai dengan sasaran. 3. Aset eks-bppn sebesar Rp8,79 triliun belum ditelusuri keberadaannya dan aset properti eks kelolaan PT PPA sebesar Rp1,12 triliun belum diselesaikan penilaiannya; dan 4. Saldo anggaran lebih (SAL) pada akhir tahun yang dilaporkan berbeda dengan keberadaan fisik SAL tersebut sebesar Rp8,15 miliar, penambahan fisik SAL sebesar Rp33,49 miliar tidak dapat dijelaskan, serta koreksi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) sebesar Rp30,89 miliar tidak didukung dokumen sumber yang memadai. Selain menyampaikan opini dan alasan pengecualian di atas, BPK melaporkan 12 temuan kelemahan sistem pengendalian intern (SPI) dalam LHP SPI LKPP Tahun dan lima temuan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dalam LHP Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan LKPP Tahun. Rincian temuan tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1. Berkaitan dengan temuan kelemahan SPI dan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan tersebut di atas, BPK merekomendasikan kepada Pemerintah untuk menindaklanjuti delapan rekomendasi BPK dalam LHP LKPP Tahun 2011 dan 16 rekomendasi terkait temuan pemeriksaan LKPP Tahun. Rincian rekomendasi BPK dapat dilihat pada Lampiran 2. Mengingat LKPP merupakan konsolidasian dari Laporan Keuangan Kementerian Negar/Lembaga (LKKL) dan Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara (LK BUN), LHP LKPP juga merupakan gabungan dari LHP LKKL dan LK BUN. Perkembangan opini atas LKKL dan LK BUN dari Tahun 2008 sampai dengan Tahun dapat dilihat sebagai berikut.

Opini Tahun 2008 2009 2010 2011 Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) 35 45 53 67 69 Wajar Dengan Pengecualian (WDP) 30 26 29 18 22 Tidak Memberikan Pendapat (TMP) 18 8 2 2 2 Tidak Wajar (TW) - - - - - Jumlah LKKL dan LKBUN 83 79 84 87 93 Keterangan : - *) Jumlah entitas pelaporan adalah 94, satu diantaranya yaitu Badan Pengelola Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam belum selesai diperiksa. Rincian dari opini atas LKKL dan LKBUN tersebut dapat dilihat pada Lampiran 3; BPK juga melaporkan pemantauan tindak lanjut rekomendasi BPK atas pemeriksaan LKPP tahun-tahun sebelumnya. Hasil pemantauan tindak lanjut menunjukkan bahwa dari 33 rekomendasi BPK pada pemeriksaan LKPP Tahun 2007-2010 yang belum selesai ditindaklanjuti, empat telah ditindaklanjuti, 17 rekomendasi masih dalam proses tindak lanjut, dan 12 rekomendasi menjadi tindak lanjut pada LHP LKPP Tahun 2011 karena merupakan temuan yang berulang. Hasil reviu atas pelaksanaan transparansi fiskal yang dilakukan atas pemenuhan 45 kriteria dalam empat unsur utama yaitu: (1) kejelasan peran dan tanggung jawab pemerintah; (2) proses anggaran yang terbuka; (3) ketersediaan informasi bagi publik; dan (4) keyakinan atas integritas data yang dilaporkan. Hasil reviu menunjukan pemerintah sudah memenuhi 21 kriteria, belum sepenuhnya memenuhi 23 kriteria, dan tidak memenuhi sebanyak satu kriteria. BIRO HUMAS DAN LUAR NEGERI

Lampiran 1 I. Temuan BPK Terkait Kelemahan SPI LKPP Tahun A. Pendapatan Negara dan Hibah Pengelolaan PPh Migas tidak optimal dan penggunaan tarif pajak dalam perhitungan PPh dan bagi hasil migas tidak konsisten; B. Belanja 1. Pemerintah belum menetapkan kebijakan dan kriteria yang jelas untuk memastikan ketepatan sasaran realisasi belanja subsidi energi; 2. Sistem pengendalian belanja akhir tahun tidak berjalan secara efektif; 3. Pengendalian atas pelaksanaan revisi DIPA belum memadai sehingga terjadi pagu minus atas belanja non pegawai; 4. Penganggaran dan pengendapan dana belanja bantuan sosial tidak sesuai ketentuan dan adanya penyaluran dana bantuan sosial tidak sesuai sasaran; C. Pembiayaan Penarikan pinjaman luar negeri sebesar Rp2,23 triliun belum didukung dokumen alokasi anggaran TA ; D. Aset 1. Kementerian Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN) belum optimal melakukan monitoring atas rekening yang dikelola kementerian dan lembaga; 2. Kelemahan dalam pencatatan dan penatausahaan aset tetap; 3. Pemerintah belum menelusuri keberadaan aset Eks BPPN dan belum melakukan penilaian atas aset Eks BPPN; 4. BRR NAD-Nias belum menyusun laporan keuangan per tanggal pengakhiran tugas (16 April 2009) dan koreksi nilai aset oleh Tim Likuidasi BRR tidak dapat diyakini kewajarannya; E. Ekuitas 1. Kebijakan dan metode perhitungan selisih kurs sehingga pendapatan lainnya sebesar Rp2,09 triliun, belanja lainnya sebesar Rp282,39 miliar dan selisih kurs pada kas sebesar (Rp499,08 miliar) tidak wajar; 2. Catatan dan fisik SAL masih berbeda, penambahan fisik dan koreksi pencatatan SiLPA belum dapat diyakini kewajarannya. II. Temuan BPK Terkait Ketidakpatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan LKPP Tahun A. Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan hibah langsung belum dilaporkan kepada Bendahara Umum Negara; B. Belanja Penganggaran belanja barang dan belanja modal tidak sesuai ketentuan dan penggunaan belanja pada 72 kementerian negara/lembaga berindikasi merugikan negara sebesar Rp546,01 miliar; C. Aset Penjualan kondensat bagian negara oleh PT TPPI tidak sesuai kontrak; D. Investasi 1. Persetujuan pembayaran kenaikan kuota ke-14 atas keanggotaan Indonesia pada IMF belum jelas sumber pendanaannya; dan 2. Pemerintah belum menetapkan status pengelolaan keuangan SKK Migas (eks BP Migas) dan pembayaran untuk biaya operasionalnya selama TA sebesar Rp1,60 triliun tidak melalui mekanisme APBN.

Rekomendasi BPK Lampiran 2 A. Rekomendasi BPK dalam LHP LKPP Tahun 2011 1. Segera mempercepat finalisasi tindak lanjut rekomendasi BPK terdahulu terkait amandemen PSC sektor migas dan/atau amandemen tax treaty; 2. Mengoptimalkan verifikasi atas ketepatan klasifikasi anggaran dan memberikan sanksi yang tegas terhadap pelanggaran penggunaan anggaran; 3. Membuat aturan tentang penggunaan dan pertanggungjawaban Belanja Bantuan Sosial; 4. Memetakan seluruh Aset Tetap yang belum dilakukan IP dan menyelesaikan IP atas Aset Tetap tersebut dan melakukan upaya pengamanan aset dengan menertibkan pemanfaatan aset negara oleh pihak ketiga dan memproses sertifikat seluruh aset tanah milik Negara; 5. Melakukan identifikasi, verifikasi, dan penertiban terhadap rekening-rekening yang tidak terdata pada BUN; 6. Menelusuri keberadaan dokumen sumber aset eks BPPN berdasarkan hasil pemetaan dan melakukan inventarisasi, perhitungan, dan penilaian atas aset eks BPPN yang belum dilakukan IP dan segera menyelesaikan masalah aset eks BPPN terkait aset properti yang dokumen kepemilikannya dikuasai oleh BI; 7. Menyempurnakan peraturan, sistem, dan aplikasi perhitungan selisih kurs; dan 8. Segera menindaklanjuti rekomendasi hasil pemeriksaan BPK terkait SAL pada tahun-tahun sebelumnya B. Rekomendasi BPK dalam LHP LKPP Tahun 1. Mengendalikan ketepatan sasaran belanja subsidi, dengan menetapkan kriteria dan indikator ketepatan sasaran belanja subsidi BBM, mengembangkan sistem pengawasan pendistribusian BBM dan pengendalian penyaluran BBM bersubsidi di SPBU, dan menetapkan pelanggan golongan tarif dasar listrik yang dapat disubsidi sesuai dengan tujuan subsidi; 2. Melakukan evaluasi penerapan peraturan mengenai realisasi belanja akhir tahun; menyusun peraturan dan petunjuk teknis penganggaran kembali atas belanja akhir tahun yang dilanjutkan pada tahun berikutnya; menyusun peraturan pertanggungjawaban dan pelaporan pengelolaan bank garansi terkait realisasi belanja akhir tahun oleh BUN/Kuasa BUN; menyusun kebijakan atas perlakukan akuntansi transaksi-transaksi terkait realisasi belanja akhir tahun; menginstruksikan kepada seluruh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk mematuhi ketentuan-ketentuan terkait realisasi belanja akhir tahun; dan mempercepat penyusunan dan pengesahan dokumen anggaran belanja modal; 3. Memperbaiki peraturan terkait dengan mekanisme, pengelolaan, dan pengendalian revisi DIPA beserta sistem informasinya; 4. Menyusun sistem perencanaan dan penganggaran atas penarikan pinjaman yang mengakomodasikan penerbitan SP3 atas NoD Tahun Anggaran yang lalu; 5. Segera melakukan penjualan melalui lelang terbuka atas aset-aset eks BPPN yang telah berstatus free and clear; 6. Menyelesaikan tugas yang belum terselesaikan oleh Tim Likuidasi BRR, memverifikasi ulang belanja modal dan belanja bantuan sosial yang diidentifikasikan menambah jumlah aset; dan segera menuntaskan pertanggungjawaban atas pengelolaan aset BRR NAD-Nias; 7. Menetapkan aturan saksi yang jelas dan tegas terhadap KL yang tidak melaporkan hibah langsung yang diterimanya; 8. Menginstruksikan pimpinan KL untuk menginvestarisasi dan mencatat seluruh aset tetap yang diperoleh dari belanja selain belanja modal; 9. Menginstruksikan pimpinan KL untuk melakukan penagihan denda dan kerugian negara kepada pihak yang bertanggungjawab; 10. Menginstruksikan pimpinan KL untuk memberikan sanksi dan melakukan upaya hukum terkait indikasi tindakan melawan hukum dan merugikan negara; 11. Memberikan sanksi kepada pejabat pada instansi terkait yang terbukti lalai dalam proses penunjukan PT TPPI dan pengelolaan penjualan kondensat bagian negara; 12. Segera melakukan upaya pengamanan piutang negara dengan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjamin tertagihnya piutang negara kepada PT TPPI; 13. Meminta persetujuan DPR atas LoC yang sudah disampaikan ke IMF termasuk penyediaan dananya; 14. Menetapkan status pengelolaan keuangan SKK Migas; 15. Menetapkan sumber dan mekanisme pendanaan SKK Migas melalui mekanisme APBN; dan 16. Mengusulkan undang-undang yang mengatur tentang fungsi dan tugas BP MIGAS sebagaimana diamanatkan dalam putusan Mahkamah Konstitusi.

Lampiran 3 1. Opini WTP OPINI ATAS LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA (LKKL) TAHUN Opini BPK atas LKKL 1 001 Majelis Permusyawaratan Rakyat WTP 2 002 Dewan Perwakilan Rakyat WTP 3 004 Badan Pemeriksa Keuangan WTP 4 005 Mahkamah Agung WTP 5 007 Sekretariat Negara WTP 6 011 Kementerian Luar Negeri WTP 7 015 Kementerian Keuangan WTP 8 019 Kementerian Perindustrian WTP 9 020 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral WTP 10 034 Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan WTP 11 035 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian WTP 12 036 Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat WTP 13 041 Kementerian Badan Usaha Milik Negara WTP 14 042 Kementerian Riset dan Teknologi WTP 15 047 Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak WTP 16 050 Badan Intelijen Negara WTP 17 051 Lembaga Sandi Negara WTP 18 052 Dewan Ketahanan Nasional WTP 19 054 Badan Pusat Statistik WTP 20 055 Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional WTP 21 057 Perpustakaan Nasional WTP 22 064 Lembaga Ketahanan Nasional WTP 23 065 Badan Koordinasi Penanaman Modal WTP 24 066 Badan Narkotika Nasional WTP 25 068 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional WTP 26 074 Komisi Nasional Hak Asasi Manusia WTP 27 075 Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika WTP 28 077 Mahkamah Konstitusi WTP 29 078 Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan WTP 30 080 Badan Tenaga Nuklir Nasional WTP 31 084 Badan Standarisasi Nasional WTP 32 086 Lembaga Administrasi Negara WTP 33 087 Arsip Nasional Republik Indonesia WTP 34 088 Badan Kepegawaian Negara WTP 35 089 Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan WTP 36 090 Kementerian Perdagangan WTP 37 093 Komisi Pemberantasan Korupsi WTP 38 095 Dewan Perwakilan Daerah WTP 39 100 Komisi Yudisial WTP 40 103 Badan Nasional Penanggulangan Bencana WTP 41 104 Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia WTP 42 105 Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo WTP

43 106 Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah WTP 44 107 Badan SAR Nasional WTP 45 108 Komisi Pengawas Persaingan Usaha WTP 46 110 Ombudsman RI WTP 47 114 Sekretariat Kabinet WTP 48 999.04 Penerusan Pinjaman WTP 49 999.05 Transfer ke Daerah WTP 50 999.08 Belanja Lain-lain WTP 51 006 Kejaksaan Agung WTP-DPP 52 010 Kementerian Dalam Negeri WTP-DPP 53 012 Kementerian Pertahanan WTP-DPP 54 013 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia WTP-DPP 55 024 Kementerian Kesehatan WTP-DPP 56 025 Kementerian Agama WTP-DPP 57 027 Kementerian Sosial WTP-DPP 58 029 Kementerian Kehutanan WTP-DPP 59 032 Kementerian Kelautan dan Perikanan WTP-DPP 60 033 Kementerian Pekerjaan Umum WTP-DPP 61 043 Kementerian Lingkungan Hidup WTP-DPP 62 044 Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil Menengah WTP-DPP 63 056 Badan Pertanahan Nasional WTP-DPP 64 060 Kepolisian Negara RI WTP-DPP 65 067 Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal WTP-DPP 66 999.01 Pengelolaan Utang WTP-DPP 67 999.02 Pengelolaan Hibah WTP-DPP 68 999.03 Investasi Pemerintah WTP-DPP 69 999.07 Belanja Subsidi WTP-DPP 2. Opini WDP Opini BPK atas LKKL 1 018 Kementerian Pertanian WDP 2 022 Kementerian Perhubungan WDP 3 023 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan WDP 4 026 Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi WDP 5 040 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif WDP 6 048 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi WDP 7 059 Kementerian Komunikasi dan Informatika WDP 8 076 Komisi Pemilihan Umum WDP 9 079 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia WDP 10 081 Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi WDP 11 082 Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional WDP 12 083 Badan Informasi Geopasial (Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional) WDP 13 085 Badan Pengawas Tenaga Nuklir WDP 14 091 Kementerian Perumahan Rakyat WDP 15 092 Kementerian Pemuda dan Olahraga WDP 16 109 Badan Pengembangan Wilayah Suramadu WDP 17 111 Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan WDP 18 113 Badan Nasional Penanggulangan Terorisme WDP

19 115 Badan Pengawas Pemilihan Umum WDP 20 116 Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia WDP 21 117 Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia WDP 22 Bendahara Umum Negara WDP 3. Opini TMP Opini BPK atas LKKL 1 063 Badan Pengawasan Obat dan Makanan TMP 2 118 Badan Pengusahaan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang TMP 4. Lainnya 1 112 Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam Opini BPK atas LKKL Belum selesai diperiksa