BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah singkat KPP Pratama Bndung Karees. penjajahan Belanda, dalam perang dunia I ( ) keadaan keuangan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Bandung Tegallega

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN TIMUR. A. Sejarah Singkat Berdirinya KPP Pratama Medan Timur

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM. Sebagai gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN KOTA. A. Sejarah Singkat Berdirinya KPP Pratama Medan Kota

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah dan Perkembangan KPP Pratama Bandung Bojonagara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegalega, sejarah singkat Kantor

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR PELAYAN PAJAK (KPP) PRATAMA METRO

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK MEDAN TIMUR 2.1.SEJARAH SINGKAT KPP MEDAN TIMUR

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota

BAB II GAMBARAN UMUM. 2.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Bandung Cibeunying. saat itu dikenal dengan Oor Logs-Overgangs Blasting (Pajak Penghasilan).

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) Di zaman penjajahan Belanda, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dinamakan Kantor

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat kantor pelayanan pajak pratama purwakarta. Kerja Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat di Bandung.

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Bandung Bojonagara

FORMULA PENGHITUNGAN INDIKATOR KINERJA PELAYANAN. Realisasi pelayanan NPWP tepat waktu X 100% Jumlah penerbitan NPWP. Realisasi pelayanan pengukuhan

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PKLM. 1. Sejarah Umum Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Sejarah Singkat Berdirinya Instansi. berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang. Pajak Bumi dan Bangunan Bandung Tiga. Namun sehubungan dengan

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA BANDUNG TEGALLEGA

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA CIKARANG SELATAN. 2.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Cikarang Selatan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM A. SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA KANTOR PELAYANAN PAJAK

BAB III OBYEK PENELITIAN. III.1.1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kalideres

BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Sejarah Perpajakan Indonesia terdiri dari dua periode yaitu :

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB III METODE PENULISAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM. 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM. A. Sejarah Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN BELAWAN. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Medan Belawan

BENTUK DAN ISI NOTA PENGHITUNGAN II Nota Penghitungan (nothit) PPN atas: F Folio 2 Lembar

Tata Cara Penyampaian Permohonan Penetapan Pengusaha Kena Pajak Berisiko Rendah Tata Cara Penetapan Sebagai Pengusaha Kena Pajak Berisiko Rendah

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pemasukan pajak yang dilakukan secara paksa pada rakyat berdasarkan

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM

BAB III GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR. A. Sejarah Umum Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM

PROSEDUR PENYELESAIAN PERMOHONAN SKB PPN BKP STRATEGIS. 1. Prosedur ini menguraikan tata cara penyelesaian permohonan SKB PPN BKP strategis di KPP.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bidang perdagangan umum dan jasa serta melayani pengujian produksi sumur

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA BINJAI. 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

BAB III GAMBARAN UMUM KPP PMA LIMA

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK/LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A.Sejarah Umum Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. 3.1 Gambaran umum KPP Pratama Bandung Cibeunying. Sejarah pajak mula mula berasal dari Negara perancis pada jaman

BAB III METODE PENULISAN. Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Natar untuk kebutuhan data yang dibutuhkan.

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM. A. Sejarah Singkat KPP Pratama Medan Belawan

BAB II GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai. A. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

BAB III OBJEK PENELITIAN. dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum KPP Pratama Medan Polonia. 443/KMK 01/2001, maka pada awal tahun 2002 berdirilah Kantor Pelayanan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI. A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum KPP Pratama Surakarta. 1. Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. nama Cope Napoleon. Pada masa itu Negara Belanda dijajah oleh Negara

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM. Perpajakan Indonesia terdiri dari dua periode, yaitu :

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

BAB 3 OBJEK PENELITIAN Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kemayoran 1. Sejarah Singkat

BAB III GAMBARAN DATA TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN NPWP DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KPP PRATAMA BINJAI

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA

BAB III LATAR BELAKANG INSTITUSI. Besar/ Large Taxpayers Office (LTO) pada tahun 2002 yang diikuti peresmian

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM. 2.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

BAB II PROFIL KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA (KPP) MEDAN TIMUR. Setelah kemerdekaan Indonesia berubah nama menjadi kantor Inspeksi Keuangan.

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65/KMK.01/2002 TENTANG

BAB II DESKRIPSI LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN PETISAH. A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Jenderal Pajak Nomor KEP-112/PJ/2007 tanggal 9 Agustus 2007 tentang Penerapan

BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Sebelum diterapkannya sistem administrasi perpajakan modern, Kantor

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) 2.1. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN TIMUR. A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. akan dijabarkan berdasarkan hasil wawancara, dokumentasi dan untuk yang

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu : pemeriksaan kas bendaharawan pemerintah.

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 06/PJ/2012 TENTANG

Pada mulanya Kantor Pelayanan Pajak Serang merupakan unit kerja dinas. luar kantor Inspeksi dari Kantor Pelayanan Pajak di Bogor yang terdiri dari :

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 1.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Subang

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM. A. Sejarah singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN PKLM. A. Sejarah Umum KPP Pratama Medan Petisah

DAFTAR STANDAR PELAYANAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENGUMPULAN DATA. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA. semula bernama Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara. Kantor Pelayanan Pajak

BAB III METODE PENULISAN. Sumber data yang diperoleh oleh penulis adalah dengan melakukan. Data dan Informasi (PDI) pada KPP Pratama Taanjung Karang.

SOP PELAYANAN PENYELESAIAN PERMOHONAN PENDAFTARAN NPWP

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN NOMOR SE-08/PJ/2013 TENTANG

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Sejarah singkat berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PKLM. Jawatan Lelang yang bertugas melakukan pelelangan terhadap barang-barang

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega merupakan salah satu Kantor Pelayanan Pajak di bawah naungan Kantor Wilayah Jawa Barat I, berada di Jalan Soekarno Hatta No 216 yang meliputi Wilayah Kerja Kecamatan Bojongloa Kaler, Kecamatan Bojong Kidul, Kecamatan Bandung Kulon, Kecamatan Bandung Ciparay, dan Kecamatan Astana Anyar. 4.1.1.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega Perkembangan pajak di Indonesia sudah ada sejak zaman penjajahan belanda, dimana pada waktu itu sudah ada pemungutan pajak yang dikenal dengan nama Oorlogs Avergangs Blastik yang berarti Pajak Peralihan. Seperti layaknya pemungutan pajak saat ini, pemungutan pajak pada zaman dahulu dipungut berdasarkan Undang-undang yang berlaku pada saat itu. Pemungutan ini dilaksanakan oleh Badan yang bernama Inspectie Vinantie, yang memiliki wewenang untuk mengurus dan mengawasi masalah pemungutan pajak yang dilakukan secara paksa pada rakyat. Keluar dari masa penjajahan Belanda, Indonesia masuk dalam masa penjajahan Jepang. Pada masa pemerintahan Jepang, istilah Oorlog Avergangs 51

52 Blastik diganti dengan Zaimuba, yang diberi tugas untuk mengurus masalah keuangan jepang di Indonesia. Lepas dari tangan penjajah Jepang, Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, pemerintahan baru Indonesia mengganti istilah Zaimuba dengan Inspeksi Keuangan. Badan ini bertempat di Corcodia (Gedung Merdeka) Bandung yang terletak di Jalan Raya Barat atau sekarang lebih dikenal dengan nama Jalan Asia Afrika. Inspeksi Keuangan Bandung meliputi daerah Swatantra tingkat II Kota Praja Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedeng, Bekasi, Karawang, Purwakarta, Subang, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, dan Banjar. Ketika terjadi Agresi Militer Belanda I pada tanggal 21 Agustus 1947, Kantor Inspeksi Keuangan dipindah ke Kabupaten Soreang dengan alasan agar tidak terganggu. Namun pemindahan ini tidak menjadi solusi yang baik, perang tidak terhindarkan, tanggal 19 Desember 1948 terjadi Agresi Militer Belanda II, dimana Ibu kota Negara Republik Indonesia yang saat itu terletak di Yogyakarta direbut Belanda. Untuk mengantisipasi hal yang sama, Kantor Inspeksi Keuangan Bandung dipindahkan lagi, kali ini ke Tasikmalaya. Dengan keadaan diatas, terbentuklah perbedaan teknis yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu : 1. Kelompok yang bekerja dengan belanda dan menolak pindah ke tasikmalaya. Kelompok ini menganut sistem Cooperative (Inspeksi Keuangan Bandung).

53 2. Kelompok yang menganut sistem non cooperative, yang mana kelompok ini pindah ke tasikmalaya dan tidak bekerjasana dengan belanda. Setelai Indonesia diakui kedaulatannya, Kantor Inspeksi keuangan yang berkedudukan di Tasikmalaya bergabung kembali dengan Kantor Inspeksi Keuangan di Bandung, dan seiring berjalannya waktu, dengan bertambahnya penduduk serta berkembangnya tingkat ekonomi rakyat, Kantor Inspeksi Keuangan Bandung berubah menjadi Kantor Inspeksi Pajak Bandung. Daerah wewenangnya sendiri meliputi daeran Swatantra Tingkat II Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, Garut, Tasikmalaya, dan Ciamis yang berkedudukan di Jalan Asia Afrika No 114 Bandung, sedangkan untuk Kabupaten Bekasi, Karawang, Purwakarta, dan Subang berkedudukan di Karawang. Pada tahun 1967 Inspeksi Pajak bandung dipecah lagi menjadi : 1. Inspeksi pajak Bandung Timur yang terletak di Jalan Asia Afrika No. 114 Bandung. 2. Inspeksi Pajak Bandung Barat yang terletak di Jalan Soekarno-Hatta Bandung. Melalui Surat Keputusan Manteri Keuangan Republik Indonesia No. 276/KMK/1989, terhitung mulai tanggal 1 April 1989, seluruh Kantor Inspeksi Pajak di Indonesia berubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak. Kemudian, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 561/KMK.01/1992, tanggal 21 Mei 1992, Organisasi Direktorat Jenderal Pajak diadakan reorganisasi, sehingga jumlah Kantor Pelayan Pajak yang ada

54 menjadi 120 Kantor Pelayanan Pajak, jumlah Kantor Pelayanan Pajak di Kodya Bandung menjadi 4 Kantor Pelayanan Pajak, yaitu : 1. KPP Bandung Timur yang terletak di Jalan Kiaracondong No. 372 Bandung 2. KPP Bandung Tengah yang terletak di Jalan Purnawarman No. 21 Bandung 3. KPP Bandung Barat yang terletak di Jalan Soekarno-Hatta Bandung 4. KPP Cimahi yang terletak di Jalan Raya Cimahi. Untuk meningkatkan penerimaan dan pemberian pelayanan pajak kepada masyarakat secara efektif dan efisien, maka perlu daiadakan kembali penetapan mengenai organisasi dan tata kerja Direktorat Jenderal Pajak. Oleh karena itu, diberlakukan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 94/KMK.01/1994, Tanggal 29 Maret 1994, serta penyesuaian dengan wilayah Pemerintahan Tingkat II Kotamadya Bandung, maka KPP Kotamadya Bandung \ dipecah lagi menjadi 5 KPP, yaitu : 1. KPP Karees yang beralamat di Jalan Kiaracodong No. 372 Bandung 2. KPP Cibeunying yang beralamat di jalan Purnawarman No. 21 Bandung 3. KPP Tegallega yang beralamat di Jalan Soekarno-Hatta No. 216 Bandung 4. KPP Bojonagara yang beralamat di Jalan Cipaganti No. 157 Bandung 5. KPP Cimahi yang beralamat di Jalan Raya Barat Cimahi. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 443/KMK. 01/2001, tanggal 23 Juli 2001, yang mulai diberlakuakan pada tanggal 1 Februari 2002, KPP bandung dibagi lagi menjadi :

55 1. KPP Karees yang beralamat di Jalan Kiaracodong No. 372 Bandung 2. KPP Cibeunying yang beralamat di jalan Purnawarman No. 21 Bandung 3. KPP Tegallega yang beralamat di Jalan Soekarno-Hatta No. 216 Bandung 4. KPP Bojonagara yang beralamat di Jalan Asia Afrika No 114 Bandung. 5. KPP Cimahi yang beralamat di Jalan Raya Barat Cimahi. BerdasarkanSurat Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor KEP. 112/PJ/2007, tentang penerapan organisasi, tata kerja dan saat mulai beroperasinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama dan kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal pajak Banten, kanwil Jawa Barat I dan II tanggal 28 Agustus 2007, terhitung mulai 9 Agustus 2007, KPP dibagi menjadi : 1. KPP Karees yang beralamat di Jalan Kiaracodong No. 372 Bandung 2. KPP Cibeunying yang beralamat di jalan Purnawarman No. 21 Bandung 3. KPP Tegallega yang beralamat di Jalan Soekarno-Hatta No. 216 Bandung 4. KPP Bojonagara yang beralamat di Jalan Asia Afrika No 114 Bandung. 5. KPP Cicadas yang beralamat di Jalan Soekarno-Hatta No. 781 Bandung 4.1.1.2 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega Struktur organisasi merupakan hal yang penting dalam perusahaan, yang menggambarkan hubungan wewenang antara atasan dengan bawahan. Masingmasing fungsi memiliki wewenang dan tanggungjawab yang melekat sesuai

56 dengan ruang lingkup pekerjaannya agar tujuan dan sasaran dapat tercapai melalui efisiensi dan efektivitas kerja. Struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang dibantu oleh Kepala Seksi sebagai stafnya. Terdapat 8 seksi dalam struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega, yaitu sebagai berikut : 1. Sub Bagian Umum, terdiri dari : a. urusan kepegawaian b. urusan keuangan c. urusan rumah tangga 2. Seksi ekstensifikasi 3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI), terdiri dari : a. Seksi data masukan dan data keluaran b. Seksi pengolahan data dan penyahiran informasi c. Seksi ekstensifikasi wajib pajak. 4. Seksi Pelayanan 5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi (WASKON), terdiri dari : a. Seksi Waskon I b. Seksi Waskon II c. Seksi Waskon III d. Seksi Waskon IV 6. Seksi Pemeriksaan 7. Seksi Penagihan, terdiri dari :

57 a. Sub Seksi Tata Usaha Piutang Pajak (TUPP) b. Sub Seksi Penagihan Aktif 8. Kelompok Jabatan Fungsional 4.1.1.3 Uraian Tugas Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegalega terdiri atas satu sub bagian, sembilan seksi, dan satu kelompok jabatan fungsional, yang mana setiap seksi terbagi atas beberapa Account Representative (AR) dibantu pelaksana. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegalega dipimpin oleh seorang Kepala Kantor sedangkan setiap seksi dipimpin oleh Kepala Seksi/Kepala Sub Bagian Umum dan dibantu oleh Account Representative (AR) dan Pelaksana. Tugas pokok dan fungsi masing-masing struktur organisasi pada KPP Pratama Bandung Tegalega adalah sebagai berikut: Adapun pembagian tugas di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegalega, adalah sebagai berikut: A. Sub Bagian Umum dan Adminitrasi, membawahi : 1. Urusan Tata Usaha dan Kepegawaian, mempunyai tugas melakukan tata usaha, kepegawaian dan laporan. 2. Urusan Keuangan, mempunyai tugas melaksanakan urusan keuangan. 3. Urusan Rumah Tangga, mempunyai tugas melaksanakan urusan rumah tangga dan perlengkapan.

58 B. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI), membawahi : 1. Mempunyai tugas melakukan urusan pengolahan data dan penyajian informasi, dan pembuatan monografi pajak. 2. Mempunyai tugas melakukan pemberian dukungan teknis komputer. 3. Mempunyai tugas melakukan urusan penggalian potensi perpajakan Wajib Pajak. C. Seksi Penagihan, membawahi: 1. Sub Seksi Tata Usaha Piutang Pajak (TUPP), mempunyai tugas melaksanakan urusan penata usahaan piutang pajak, usul penghapusan piutang pajak, penundaan dan angsuran. 2. Sub Seksi Penagihan Aktif, mempunyai tugas melaksanakan urusan surat teguran, urusan paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, usulan lelang dan dukungan penagihan lainnya. D. Seksi Pemeriksaan, mebawahi: 1. Memproses dan menata dokumen masuk di seksi pemeriksaan. 2. Menyelesaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan lebih bayar. 3. Penyelesaian permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Penjualan Barang Mewah. 4. Menyelesaikan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai untuk selain Wajib Pajak patuh. 5. Penyelesaian usulan pemeriksaan. 6. Penatausahaan Laporan Pemeriksaan Pajak (LPP) dan Nota Penghitungan (Nothit).

59 E. Seksi Pelayanan, membawahi: 1. Penatausahaan Surat, Dokumen dan Laporan Wajib Pajak pada Tempat Pelayanan Terpadu. 2. Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). 3. Penyelesaian Permohonan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. 4. Perubahan Identitas Wajib Pajak. 5. Penyelesaian Pemindahan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Lama. 6. Penyelesaian Pemindahan Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Lama. 7. Penyelesaian Pemindahan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Baru. 8. Penyelesaian Pemindahan Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Baru. 9. Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan PPh. 10. Penerimaan dan Pengolahan SPT Masa. 11. Penyelesaian Permohonan Perpajangan Jangka Waktu Penyampaian SPT Tahunan PPh. 12. Penerbitan Surat Teguran Penyampaian SPT Masa. 13. Penerbitan Surat Teguran Penyampaian SPT Masa. 14. Penelitian Hasil Keluaran Berupa SPPT/STTS/DHKP/DHR. 15. Penyelesaian Permohonan Percetakan Salinan SPPT/SKP/STP. 16. Penyelesaian Permohonan Pembetulan SPPT/SKP/STP. 17. Peminjaman/Pengiriman Berkas.

60 18. Pelaksanaan Pemenuhan Permintaan Konfirmasi dan Klarifikasi. 19. Penyelesaian Permohonan Pembukuan Dalam Bahasa Inggris dan Mata Uang Dollar Amerika Serikat. 20. Penerbitan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak Untuk Perwakilan Negara Asing dan Badan-Badan Internasional Serta Pejabat/Tenaga Ahlinya. F. Seksi Ekstensifikasi, membawahi: 1. Proses penataan dokumen di ekstensifikasi. 2. Pendaftaran objek pajak baru dengan penelitian kantor. 3. Pendaftaran objek pajak baru dengan penelitian laporan. 4. Penerbitan surat himbauan ber-npwp. 5. Pencarian data pihak ke-3 untuk bank data. 6. Pencarian data potensi pajak. 7. Penilaian individual objek PBB. G. Seksi Pengawasan dan Konsultasi (WASKON) 1. Pemrosesan dan Penatausahaan Dokumen Masuk di Seksi Pengawasan dan Konsultasi. 2. Penerbitan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP). 3. Penerbitan Surat Perintah Imbalan Bunga (SPMIB). 4. Penyelesaian Permohonan Penggunaan Nilai Buku Dalam Rangka Penggabungan Usaha, Pengambilaliahan Usaha atau Pemekaran Usaha.

61 5. Penyelesaian Permohonan Keberatan Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) di Kantor Pelayanan Pajak (KPP). 6. Penyelesaian Permohonan Pembetulan Ketetapan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) di Kantor Pelayanan Pajak (KPP). 7. Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Pengahapusan Sanksi Administrasi Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertmabahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) di Kantor Pelayanan Pajak (KPP). 8. Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Pemabatalan Ketetapan Pajak yang Tidak Benar Pajak Pengahasilan (PPh), Pajak Pertamabahan Nilai (PPN) dan Pajak Atas Barang Mewah (PPnBM) di Kantor Pelayanan Pajak (KPP). 9. Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kantor Pelayanan Pajak (KPP). 10. Penyelesaian Permohonan Perubahan Metode Pembukuan. 11. Layanan Permintaan Perubahan Tahun Buku Pertama. 12. Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPh Pasal 21. 13. Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPh Pasal 22 Bendaharawan.

62 14. Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Untuk Pedagang Pengumpulan dan Untuk Industri Tertentu. 15. Penyelesaian Permohonan Ijin Prinsip Pembebasan PPh Pasal 22 Impor. 16. Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor. 17. Penyelesaian Pernohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor Untuk Wajib Pajak yang Penghasilannya Sematamata dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) yang Bersifat Final. 18. Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPh Pasal 22 atas Impor Emas Batangan Untuk Ekspor Perhiasan Emas. 19. Penyelesaian Permohonan Surat Kerangan Bebas (SKB) Pemotongan PPh Pasal 23. 20. Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan PPh atas Bunga Deposito dan Tabungan Serta Diskonto SBI yang Diterima atau Diperoleh Dana Pensiun yang Pendiriannya Telah Disahkan oleh Menteri Keuangan. 4.1.1.4 Aspek Kegiatan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega Adapun dari kegiatan perusahaan adalah tugas melaksanakan pelayanan, pengawasan administrasi, dan pemeriksaan sederhana terhadap Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan Atas

63 Barang Mewah, dan Pajak Tidak Langsung Lainnya dalam wilayah yang diliputinya sekitar Bandung Barat. Selain kegiatan perusahaan adapula tata ruang perusahaan, tugas pokok perusahaan dan fungsi perusahaan. A. Tata Ruang Perusahaan Saat ini Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Tegalega beralamat di Jl. Soekarno Hatta No. 216 Bandung. Gedung Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Tegalega terdiri dari 2 lantai, yaitu: 1. Lantai satu terdiri dari: a. Ruang Pelayanan dan Pengarsipan b. Ruang Pengolahan Data dan Informasi (PDI) c. Ruang Ekstensifikasi d. Gudang/Rumah Tangga e. Mushola 2. Lantai dua terdiri dari: a. Ruang Kepala Kantor b. Ruang Kesekretariatan c. Ruang Bagian Administrasi dan Umum d. Ruang Pemeriksaan e. Ruang Fungsional f. Ruang WASKON (Pengawas dan Konsultasi) B. Tugas Pokok Perusahaan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Tegalega mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pengawasan administrasi, dan

64 pemeriksaan sederhana terhadap Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, dan Pajak Tidak Langsung Lainnya dalam wilayah yang diliputinya sekitar Bandung Barat. C. Fungsi Perusahaan Dalam melaksanakan tugas sebagaimana yang telah ditentukan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Tegalega menyelenggarakan fungsi: 1. Pengumpulan dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, pengamatan potensi perpajakan, dan ekstensifikasi Wajib Pajak. 2. Penelitian dan penata usahaan SPT Tahunan, SPT Masa, serta berkas Wajib Pajak. 3. Pengawasan pembayaran Masa Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, PTLL. 4. Penata usahaan piutang pajak, penerimaan, penagihan, penyelesaian keberatan, penata usahaan banding, dan penyelesaian restitusi Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, PTLL. 5. Pemeriksaan sederhana dan penerapan perpajakan. 6. Penerbitan surat ketetapan pajak. 7. Pembetulan surat ketetapan pajak. 8. Pengurangan sanksi pajak. 9. Penyuluhan dan konsultasi pajak.

65 10. Pelaksanaan administrasi pajak. 4.1.2 Prosedur Restitusi dan Penyelesaian Administrasi Apabila Terjadi Keterlambatan Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega 4.1.2.1 Prosedur Restitusi Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega Prosedur restitusi ini sangat penting bagi wajib pajak yang ingin mengajukan permohonan atas restitusi Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Berikut ini prosedur kerja permohonan restitusi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada Kantor Pelayanan Pajak pratama Bandung Tegallega : 1. Wajib Pajak mengajukan Permohonan Pengembalian Pendahuluan beserta lampirannya. 2. Petugas TPT menerima, meneliti, mencetak Laporan Pengawasan Arus Dokumen (LPAD) dan Bukti Penerimaan Surat (BPS), selanjutnya menyerahkan Bukti Penerimaan Surat (BPS) kepada Wajib Pajak. 3. Kepala Seksi Pelayanan memerintahkan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk meneruskan Permohonan Pengembalian Pendahuluan ke Seksi Pemeriksaan. 4. Kepala Seksi Pemeriksaan menugaskan Pelaksana Seksi Pemeriksaan untuk melakukan penelitian.

66 5. Pelaksana Seksi Pemeriksaan meneliti dan membuat konsep Laporan Penelitian dan Nota Perhitungan (Nothit) Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak (SKPPKP). 6. Kepala Seksi Pemeriksaan meneliti, menyetujui dan memaraf konsep Laporan Penelitian dan Nota Perhitungan (Nothit) Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak (SKPPKP). 7. Kepala Kantor Pelayanan Pajak meneliti, menyetujui dan menandatangani konsep Laporan Penelitian dan Nota Perhitungan (Nothit) Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak (SKPPKP). 8. Pelaksana Seksi Pemeriksaan mengirimkan Laporan Penelitian dan Nota Perhitungan (Nothit) Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak (SKPPKP) ke Seksi Pelayanan. 9. Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak (SKPPKP) yang telah dicetak dikirimkan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak untuk ditandatangani. 10. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menandatangani Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak (SKPPKP) dan diteruskan ke Seksi Pelayanan. 11. Selesai, Pelaksana Seksi Pelayanan mengirimkan Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak (SKPPKP) kepada Wajib Pajak melalui Sub Bagian Umum.

67 Jangka Waktu Penyelesaian Menurut Keputusan Dirjen Pajak KEP-550/PJ/2000 Pasal 4, setelah melakukan penelitian, Kepala Kantor Pelayanan Pajak menerbitkan Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak (SKPPKP) paling lambat 3 (tiga) bulan untuk Pajak Penghasilan dan 1 (satu) bulan untuk Pajak Pertambahan Nilai, sejak permohonan diterima secara lengkap. Apabila setelah lewat jangka waktu tersebut Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak (SKPPKP) belum diterbitkan, maka Kepala Kantor Pelayanan Pajak harus menerbitkan Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak (SKPPKP) paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah jangka waktu tersebut berakhir. Berikut ini terdapat bagan arus (Flow chart) Prosedur Restitusi Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega :

Gambar 4.1 Bagan Arus (Flow Chart) 68

69 4.1.2.2 Penyelesaian Administrasi Apabila Terjadi Keterlambatan Dalam Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak (Restitusi) Apabila dalam pengembalian kelebihan pembayaran pajak oleh Direktorat Jenderal Pajak mengalami keterlambatan, maka wajib pajak berhak memperoleh imbalan bunga. Umumnya terjadi karena adanya keterlambatan dalam penerbitan Surat Perintah Membayar Kembali Pajak (SPMKP), tetapi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega hal ini tidak sering terjadi. Karena apabila hal ini sering terjadi akan merugikan negara, karena pembayaran bunga tersebut bersumber dari Anggaran dan Belanja Negara. Adapun prosedur administrasi yang dilakukan oleh KPP Pratama bandung tegallega dalam pengembalian imbalan bunga, adalah sebagai berikut : a. Mencatat surat permohonan wajib pajak pada buku pemberian dan pembayaran bunga, b. Bunga dihitung pada nota perhitungan perhitungan bunga yang dicatat pada buku pemberian dan pembayaran bunga. c. Diterbitka skplb dengan pengantarnya yaitu daftar pengantar skplb d. Dibuat bukti pembukuan e. Diterbitkan Surat Perintah Membayar Bunga (SPMB) sepanjang terdapat bunga yang masih harus dibayarkan dan dicatat pada buku pemberian dan pembayaran bunga. f. Prosedur lain termasuk perekamannya sama dengan prosedur pengembalian kelebihan pembayaran pajak.

70 Contoh Kasus : Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp 50.000.000 atas PT.ALUN diterbitkan tanggal 20 Agustus 2005, kemudian pada tanggal 25 September 2005 PT. Alun baru dapat melunasi SKPKB tersebut sekaligus mengajugan keberatan. SK keberatan terbit pada tanggal 10 februari 2006. Pembahasan : Jangka waktu imbalan bunga= 25 September 2005 s.d 10 Februari 2006=5 bulan Sehingga perhitungan bunga : 5x2%x50.000.000=5.000.000 4.1.3 Hambatan-Hambatan Yang Ditemui Oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega Dalam Melaksanakan Restitusi Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Adapun hambatan-hambatan yang dihadapi dalam penyelesaian restitusi tersebut terjadi dari pihak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega ataupun dari pihak Wajib Pajak itu sendiri, adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil penelitian, pihak Kantor Pelayanan Pajak sulit mendeteksi adanya faktur pajak fiktif karena kurangnya pengawasan. 2. Tidak dipungkiri adanya kerja sama antara wajib pajak dengan pihak fiskus dalam melakukan kecurangan restitusi.

71 4.1.4 Upaya Yang Dilakukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega Dalam Mengatasi Hambatan Yang Terjadi Dalam Proses Restitusi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Upaya yang dilakukan oleh kpp pratama bandung tegallega dalam menyelesaikan restitusi atas pembayaran pajak pertambahan nilai adalah sebagai berikut : 1. Pihak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega menegaskan terhadap pegawainya untuk tidak melakukan kerjasama dengan Pengusaha Kena Pajak dalam memalsukan dokumen pajak dengan membuat faktur pajak fiktif, karena akan ditindak tegas. 2. Pihak Pemerintah Menambahkan gaji pegawai Pajak lebih tinggi dari Pegawai Negeri Sipil lainnya agar menghindarkan pegawai pajak tersebut tidak melakukan kecurangan dengan bekerja sama dengan Pengusaha Kena Pajak yang pada akhirnya akan merugikan keuangan negara. 3. Pihak Kantor Pelayanan Pajak lebih ketat dalam memeriksa dan menyeleksi faktur pajak, sehingga tidak ada lagi faktur pajak fiktif yang masuk dan menyebabkan restitusi yang fiktif pula. 4.2 Pembahasan Masalah 4.2.1 Analisis Terhadap Prosedur Restitusi Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega Dalam pelaksanaan prosedur restitusi kelebihan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung

72 Tegallega sudah sesuai dengan prosedur standar tata cara penyelesaian permohonan pengembalian pendahuluan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk Wajib Pajak patuh yang dikeluarkan oleh Departemen Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak. Adapun prosedur yang ditetapkan oleh Departemen Keuangan Direktorat Jenderal Pajak adalah sebagai berikut : 1. Wajib Pajak mengajukan Permohonan Pengembalian Pendahuluan beserta lampirannya. 2. Petugas TPT menerima, meneliti, mencetak Laporan Pengawasan Arus Dokumen (LPAD) dan Bukti Penerimaan Surat (BPS), selanjutnya menyerahkan Bukti Penerimaan Surat (BPS) kepada Wajib Pajak. 3. Kepala Seksi Pelayanan memerintahkan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk meneruskan Permohonan Pengembalian Pendahuluan ke Seksi Pemeriksaan. 4. Kepala Seksi Pemeriksaan menugaskan Pelaksana Seksi Pemeriksaan untuk melakukan penelitian. 5. Pelaksana Seksi Pemeriksaan meneliti dan membuat konsep Laporan Penelitian dan Nota Perhitungan (Nothit) Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak (SKPPKP). 6. Kepala Seksi Pemeriksaan meneliti, menyetujui dan memaraf konsep Laporan Penelitian dan Nota Perhitungan (Nothit) Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak (SKPPKP).

73 7. Kepala Kantor Pelayanan Pajak meneliti, menyetujui dan menandatangani konsep Laporan Penelitian dan Nota Perhitungan (Nothit) Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak (SKPPKP). 8. Pelaksana Seksi Pemeriksaan mengirimkan Laporan Penelitian dan Nota Perhitungan (Nothit) Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak (SKPPKP) ke Seksi Pelayanan. 9. Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak (SKPPKP) yang telah dicetak dikirimkan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak untuk ditandatangani. 10. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menandatangani Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak (SKPPKP) dan diteruskan ke Seksi Pelayanan. 11. Selesai, Pelaksana Seksi Pelayanan mengirimkan Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak (SKPPKP) kepada Wajib Pajak melalui Sub Bagian Umum. Dengan demikian pelaksanaan restitusi kelebihan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai (PPN) tersebut dapat meminimalisasi adanya penyimpangan prosedur yang dapat dilakukan oleh pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega. Tidak hanya Kepala Kantor Pelayanan Pajak saja yang bertanggung jawab atas setiap restitusi yang dilaksanakan, akan tetapi semua pihak yang terkait dengan prosedur restitusi seperti kepala seksi pelayanan, kepala seksi pemeriksaan, sub bagian umum, pelaksanan seksi pelayanan, pelaksana

74 seksi pemeriksaan pun ikut andil dalam terlaksananya prosedur restitusi yang telah dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega agar restitusi kelebihan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai ini dapat berjalan secara optimal sehingga salah satu hak wajib pajak dapat terpenuhi dengan baik. 4.2.2 Analisis Terhadap Hambatan-Hambatan yang ditemui oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega dalam melaksanakan restitusi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, terdapat hambatan-hambatan yang ditemui oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega bersumber pada Pengusaha Kena Pajak dan juga pegawai Kantor Pelayanan Pajak itu sendiri. Pertama Berdasarkan hasil penelitian, pihak Kantor Pelayanan Pajak sulit mendeteksi adanya faktur pajak fiktif karena kurangnya pengawasan. Kedua Tidak dipungkiri adanya kerja sama antara wajib pajak dengan pihak fiskus dalam melakukan kecurangan restitusi. 4.2.3 Analisis Terhadap Upaya Yang Dilakukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega Dalam Mengatasi Hambatan Yang Terjadi Dalam Proses Restitusi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Kendala tersebut dapat diselesaikan dengan cara Pihak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega menegaskan terhadap pegawainya untuk tidak melakukan kerjasama dengan Pengusaha Kena Pajak dalam memalsukan dokumen pajak dengan membuat faktur pajak fiktif, karena akan ditindak tegas.

75 Selain itu Pihak Pemerintah Menambahkan gaji pegawai Pajak lebih tinggi dari Pegawai Negeri Sipil lainnya agar menghindarkan pegawai pajak tersebut tidak melakukan kecurangan dengan bekerja sama dengan Pengusaha Kena Pajak yang pada akhirnya akan merugikan keuangan negara. Kemudian Pihak Kantor Pelayanan Pajak lebih ketat dalam memeriksa dan menyeleksi faktur pajak, sehingga tidak ada lagi faktur pajak fiktif yang masuk dan menyebabkan restitusi yang fiktif pula. Dengan demikian dapat mengurangi kerugian negara akibat adanya pemalsuan dokumen pajak saat pelaksanaan restitusi.