V. HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "V. HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega"

Transkripsi

1 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega Perkembangan pajak di Indonesia sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda dimana pada waktu itu sudah ada pemungutan pajak yang dikenal dengan nama Oorlogs Avergangs Blastik yang berarti pajak peralihan. Seperti layaknya pemungutan pajak saat ini, pemungutan pajak pada zaman dulu dipungut berdasarkan undang-undang yang berlaku saat itu. Pemungutan ini dilaksanakan oleh badan yang bernama Inspectie Vinantie yang memiliki wewenang untuk mengurus dan mengawasi masalah pemungutan pajak yang dilakukan secara paksa pada rakyat. Keluar dari masa penjajahan Belanda, Indonesia masuk dalam masa penjajahan Jepang istilah Oorlogs Avergangs Blastik diganti dengan Zaimuba yang diberi tugas untuk mengurus masalah keuangan Jepang di Indonesia. Lepas dari tangan penjajah Jepang Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945 pemerintah baru Indonesia mengganti istilah Zaimuba dengan Inspeksi Keuangan. Badan ini bertempat di Corcodia (Gedung Merdeka) Bandung yang terletak di Jalan Raya Barat atau untuk sekarang dikenal dengan nama jalan Asia Afrika. Inspeksi Keuangan Bandung meliputi daerah swatantra tingkat II Kota Praja Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, Bekasi, Karawang, Purwakarta, Subang, Garut, Tasikmalaya, Ciamis dan Banjar. Melalui Surat Keputusan Menkeu RI No. 276/KMK/1989 terhitung mulai tanggal 1 April 1989 seluruh Kantor Inspeksi Pajak di Indonesia berubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak. Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Menkeu RI No 561/KMK.01/1992 tanggal 21 Mei 1992 Organisasi Direktorat Jenderal Pajak diadakan reorganisasi sehingga jumlah KPP yang ada menjadi 120 KPP. Jumlah KPP di kodya Bandung sendiri menjadi 4 KPP yaitu:

2 36 1. KPP Bandung Timur yang terletak di jalan Kiaracondong No 372 Bandung. 2. KPP Bandung Tengah yang terletak di jalan Purnawarman No 21 Bandung. 3. KPP Bandung Barat yang terletak di jalan Soekarno Hatta Bandung. 4. KPP Cimahi yang terletak di jalan Raya Cimahi Bandung. Untuk meningkatkan penerimaan dan pemberian pelayanan pajak kepada masyarakat secara selektif dan efisien maka perlu diadakan kembali penetapan mengenai organisasi dan tata kerja Direktorat Jenderal pajak. Oleh karena itu, diberlakukanlah Surat Keputusan Menkeu RI No 756/KMK.01/1993 tanggal 3 Agustus 1993 yang disempurnakan lagi dengan Surat Keputusan Menkeu RI No 94/KMK.01/1994 tanggal 29 maret 1994 serta penyesuaian dengan wilayah. Keberadaan KPP Pratama Bandung Tegallega dimulai pada tanggal 1 Januari 1980, saat Inspeksi Pajak Bandung dipecah menjadi dua bagian yaitu: 1. Inspeksi Pajak Bandung Timur yang berkedudukan di Jalan Asia Afrika Nomor 114 Bandung 2. Inspeksi Pajak Bandung Barat yang pada waktu itu berkedudukan di Jalan Purnawarman Nomor 21 dan mulai Januari 1981 pindah menempati gedung baru yang beralamat di Jalan Soekarno Hatta Nomor 216 Bandung Pada tanggal 1 April 1989 seluruh kantor Inspeksi Pajak di seluruh Indonesia diubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No.276/KMK/89 tanggal 25 Maret 1989, istilah Inspeksi Pajak diubah menjadi tiga bagian yaitu: 1. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Kantor bertugas menangani masalah pemberian Nomor Wajib Pajak (NPWP), masalah Surat Pemberitahuan (SPT), Penagihan Pajak dan Keberatan serta Pengukuhan Kena Pajak (PKP).

3 37 2. Unit Pemeriksaan dan Penyidikan (UPP) Unit ini bertugas untuk melakukan pemeriksaan terhadap Wajib Pajak yang telah memenuhi kriteria untuk diperiksa sebagaimana diatur dalam PP No. 31 tahun 1986 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Perpajakan. 3. Kantor Penyuluhan Perpajakan Kantor ini bertugas memberikan penyuluhan kepada Wajib Pajak atau pada masyarakat agar seluruhnya mengetahui hak dan kewajiban sebagai Warga Negara Republik Indonesia untuk membayar pajak. Berdasarkan surat Keputusan DJP Nomor KEP.112/PJ/2007, tentang penerapan organisasi, tata kerja dan saat mulai beropersinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama dan Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi di lingkungan Kantor Wilayah DJP Banten, Kanwil Jawa Barat I dan II tanggal 28 Agustus 2007, terhitung mulai 9 Agustus 2007, KPP di Bandung dibagi menjadi: 1. KPP Karees yang beralamat di jalan Kiaracondong No 372 Bandung 2. KPP Cibeuning yang beralamat di jalan Purnawarman No 21 Bandung 3. KPP Tegallega yang beralamat di jalan Soekarno Hatta No 216 Bandung 4. KPP Bojonagara yang beralamat di jalan Asia Afrika No 114 Bandung 5. KPP Cicadas yang beralamat di jalan Soekarno Hatta No 781 Bandung Adapun wilayah kerja untuk KPP Bandung Tegallega meliputi: 1. Kecamatan Bandung Kulon 2. Kecamatan Astana Anyar 3. Kecamatan Babakan Ciparay 4. Kecamatan Bojong Kaler 5. Kecamatan Bojongloa Kidul Kantor Pelayanan Pajak Pratama KPP Pratama merupakan salah satu badan pelaksana Direktorat Jenderal Pajak di bidang pelayanan pajak yang berada di bawah wewenang Kantor Wilayah Pajak

4 38 Dasar pemikiran dibentuknya KPP Pratama adalah sebagai berikut (Liberti Pandiangan, 2008): 1. Struktur penerimaan pajak saat ini masih bertumpu pada Wajib Pajak Badan (PPh dan PPN). 2. Kontribusi penerimaan PPH Wajib Pajak Orang Pribadi perlu ditingkatkan sebagaimana lazimnya di negara maju. 3. Pelayanan dan pengawasan yang lebih baik dengan cara membentuk kantor yang terintergrasi dengan cakupan wilayah yang lebih luas dan lebih dekat ke Wajib Pajak. 4. Pengawasan dan konsultasi perpajakan yang lebih intensif melalui pendekatan teritorial (dilakukan oleh Account Representative). 5. Sistem administrasi perpajakan yang lebih tertib 6. Sistem informasi yang terintegrasi dan pemanfaatan data secara maksimal. 7. Peningkatan kualitas pelayanan yang berkesinambungan. 8. Penerapan praktek Good Governance secara konsisten. Karakteristik KPP Pratama sebagai berikut: 1. Gabungan dari tiga unit kanor (KPP, KP PBB dan Karipka). 2. All Taxes- mengadministrasikan PPh, PPN, PBB dan BPHTB. 3. Mengadministrasikan Wajib Pajak Badan dan Wajib Pajak Orang Pribadi. 4. Jumlah Wajib Pajak yang ditangani sangat banyak (ribuan). 5. Kontribusi pajak per Wajib Pajak kecil. 6. Penerapan konsep teritorial (penguasaan wilayah). 7. Terdapat seksi Ekstensifikasi Perpajakan- jumlah Wajib Pajaknya dapat terus bertambah. Pada tanggal 28 Agustus 2007 terjadi penggabungan KPP, KP PBB dan Karipka menjadi KPP Pratama Bandung Tegallega. Tugas dan fungsi yang ada pada KPP, KP PBB dan Karipka bergabung pada seksi-seksi yang ada pada KPP Pratama sehingga ada beberapa perubahan baik dalam struktur organisasi, tugas dan fungsi, sistem kerja, sumber daya manusia dan sarana kantor.

5 Visi, Misi, Motto, Slogan dan Etos Kerja Pelayanan KPP Pratama Bandung Tegallega Visi KPP Pratama Bandung Tegallega adalah Menjadi model pelayanan masyarakat yang menyelenggarakan sistem dan manajemen perpajakan kelas dunia yang dipercaya dan dibanggakan masyarakat. Penjelasan mengenai visi tersebut sebagai berikut: 1. Menjadi model pelayanan masyarakat merefleksikan cita-cita untuk menjadi contoh pelayanan masyarakat bagi unit-unit instansi pemerintah lainnya. 2. Berkelas dunia berarti keinginan untuk mencapai tingkatan standar dunia atau standar internasional baik untuk kualitas aparatnya maupun kualitas kinerja dan hasil-hasilnya. 3. Dipercaya dan Dibanggakan Masyarakat merefleksi cita-cita untuk mendapatkan pengakuan masyarakat bahwa eksistensi dan kinerjanya memang benar-benar berkualitas tinggi dan akurat, mampu memenuhi harapan masyarakat serta cita-cita yang baik dan bersih. Misi KPP Pratama Bandung Tegallega adalah menghimpun dana dalam negeri dari sektor pajak yang mampu menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan undang-undang perpajakan dengan tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi. Motto KPP Pratama Bandung Tegallega adalah Wujudkan Masyarakat Sadar dan Peduli Pajak. Slogan KPP Pratama Bandung Tegallega adalah Tekad Kami Pelayanan Prima. KPP Pratama Bandung Tegallega memiliki panduan kualitas pelayanan yang disebut Tujuh Etos Kerja Pelayanan, yang terdiri dari: 1. Komitmen terhadap janji pelayanan. 2. Mempertahankan profesionalisme demi kepentingan bangsa dan masyarakat. 3. Peduli kepada keindahan dan kebersihan. 4. Menjaga semangat kerjasama yang kokoh. 5. Menghormati perbedaan dan menjaga kesetaraan. 6. Bekerja dengan semangat menyelesaikan masalah wajib pajak dengan cepat,akurat dan profesional. 7. Menjaga nilai-nilai luhur budaya lokal dan nasional.

6 Struktur Organisasi, Fungsi dan Tugas KPP Pratama Bandung Tegallega Struktur Organisasi KPP Pratama Bandung Tegallega terdiri dari : 1. Kepala Kantor 2. Sub Bagian Umum a. Urusan Tata Usaha dan Kepegawaian b. Urusan Keuangan c. Urusan Rumah Tangga 3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) 4. Seksi Penagihan a. Sub Seksi Tata Usaha Piutang pajak (TUPP) b. Sub Seksi Penagihan Aktif 5. Seksi Pemeriksaan 6. Seksi Pelayanan 7. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan 8. Seksi Pengawasan dan Kosultasi (Waskon) a. Sub Seksi Waskon I dengan wilayah kerja di Kecamatan Bandung Kulon b. Sub Seksi Waskon II dengan wilayah kerja di Kecamatan Babakan Ciparay c. Sub Seksi Wakon III dengan wilayah kerja di Kecamatan Bojongloa Kaler dan Bojong Kidul d. Sub Seksi Wakon III dengan wilayah kerja di Kecamatan Astana Anyar 9. Kelompok Jabatan Fungsional KPP Pratama merupakan salah satu badan pelaksana Direktorat Jenderal Pajak di bidang pelayanan pajak yang berada di bawah wewenang Kantor Wilayah Pajak. KPP Pratama Bandung Tegallega mengklasifikasikan fungsi dan tugasnya sebagai berikut: 1. Kepala KPP Pratama mempunyai fungsi dan tugas untuk memberikan penyuluhan, pelayanan dan pengawasan dalam pemeriksaan dan penagihan.

7 41 2. Sub Bagian Umum mempunyai fungsi dan tugas untuk melaksanakan urusan keuangan, kepegawaian, rumah tangga, tata usaha dan perlengkapan. 3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai fungsi dan tugas untuk mengumpulkan dan mengolah data, menyajikan informasi perpajakan, merekam dokumentasi perpajakan, mengurus tata usaha penerimaan pajak, pengalokasian dan penatausahaan penerimaan PBB dan BPHTB, pelayanan dukungan teknis komputer, memantau aplikasi e-spt dan e- Filling serta menyiapkan laporan kinerja. 4. Seksi Penagihan mempunyai fungsi dan tugas untuk melaksanakan pelaksanaan dan penatausahaan penagihan aktif, piutang pajak, penundaan angsuran tunggakan pajak dan usulan penghapusan piutang pajak. 5. Seksi Pemeriksaan mempunyai fungsi dan tugas untuk melaksanakan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penertiban dan penyaluran SP3 dan administrasi pemeriksaan lainnya. 6. Seksi Pelayanan mempunyai fungsi dan tugas untuk melaksanakan pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penetapan dan penertiban hukum pajak, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan dan surat lainnya, memberikan penyuluhan pajak, pelaksanaan registrasi wajib pajak dan kerjasama perpajakan. 7. Seksi Ekstensifikasi mempunyai fungsi dan tugas untuk melaksanakan pelaksanaan dan penatausahaan pengamatan potensi pajak, pendataan subjek dan objek pajak, penilaian objek dan kegiatan ekstensifikasi perpajakan. 8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi mempunyai fungsi dan tugas untuk melaksanakan pengawasan kepatuhan wajib pajak, memberikan bimbingan dan himbauan pada wajib pajak, konsultasi teknis perpajakan kepada wajib pajak menyusun profil wajib pajak analisis kinerja wajib pajak, rekonsiliasi data wajib pajak dalam rangka intensifikasi dan melakukan evaluasi hasil banding.

8 42 9. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai fungsi dan tugas untukmelaksanakan koordinasi dengan seksi pemeriksaan pejabat fungsional, penilai dan berkoordinasi dengan seksi ekstensifikasi Tata Ruang, Sarana dan Fasilitas KPP Pratama Bandung Tegallega Saat ini KPP Pratama Bandung Tegallega yang beralamat di jalan Soekarno Hatta No 216 Bandung memiliki gedung kantor yang terdiri dari dua lantai yaitu : 1. Lantai satu terdiri dari : a. Ruang Pelayanan b. Ruang Pengolahan Data dan Informasi c. Ruang Pemeriksaan d. Mushola 2. Lantai dua terdiri dari : a. Ruang kepala kantor b. Ruang kesekretariatan c. Ruang Bagian Umum 5.2. Karakteristik Karyawan Seluruh karyawan KPP Pratama Bandung Tegallega berjumlah 90 orang baik pimpinan maupun non pimpinan. Karakteristik karyawan dapat dilihat pada Tabel 3. Karyawan KPP Pratama Bandung Tegallega terdiri dari 65 orang lakilaki (72%) dan 25 orang perempuan (28 %). Berdasarkan usia, responden terbanyak berusia tahun sebanyak 36 orang (40%). Berdasarkan masa kerja, responden terbanyak telah bekerja selama 1-2 tahun sebanyak 85 orang (94%). Masa kerja yang digunakan adalah masa kerja karyawan yang dihitung sejak terjadi pembentukan KPP Pratama Bandung Tegallega tanpa menghitung masa kerja sebelumnya meskipun sebagian besar karyawan telah bekerja di bidang sejenis. Berdasarkan tingkat pendidikan, responden terbanyak lulusan D4/S1 sebanyak 36 orang (40%). Berdasarkan golongan, responden terbanyak berada pada golongan IIIa-IIId sebanyak 54 orang

9 43 (60%). Berdasarkan bidang atau seksi, responden terbanyak berada di seksi pengawasan dan konsultasi sebanyak 27 orang (30%). Tabel 3. Karakteristik karyawan No Karakteristik Perbedaan Jumlah Persentase 1. Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Usia > Masa Kerja 1< tahun tahun Tingkat Pendidikan SMA D1-D D4/S S2-S Tingkat Jabatan/Golongan IIa- IId IIIa-IIId IVa-IVd Sub/Seksi Kepala Kantor 1 1 Bagian Umum 9 10 PDI Penagihan 6 7 Pemeriksaan 3 3 Pelayanan Ekstensifikasi Perpajakan 5 6 Waskon Fungsional Analisis Penerapan Model Sistem Organisasi Pembelajaran pada KPP Pratama Bandung Tegallega Tingkat Penerapan Sub Sistem Dinamika Pembelajaran Dinamika pembelajaran merupakan sub sistem pertama dari model sistem organisasi pembelajaran. Hasil jawaban karyawan terhadap tingkat penerapan sub sistem dinamika pembelajaran pada KPP Pratama Bandung Tegallega berdasarkan karakteristik karyawan dapat dilihat pada Tabel 10. Nilai range result diperoleh dari hasil perkalian setiap skala dengan jumlah responden yang memilih skala tersebut. Hasil perkalian tersebut kemudian dibagi dengan jumlah responden dalam penelitian. Adapun contoh perhitungan untuk range result sub sistem dinamika pembelajaran dengan responden karyawan laki-laki sejumlah 65 orang dapat dilihat pada Tabel 4.

10 44 Tabel 4. Contoh perhitungan range result sub sistem dinamika pembelajaran dengan responden karyawan laki-laki Sub Pembelajaran Indikator Individu Kelompok Organisasi Pertanyaan Jumlah Jumlah 10 Jumlah Pemilih 1 = Pemilih 2 = Pemilih 3 = Pemilih 4 = Jumlah Perhitungan [ (1x29) + (2x101) + (3x204) + (4x56)] : 65 Hasil perhitungan [ (1x6) + (2x46) + (3x96) + (4x47)] : 65 [ (1x4) + (2x24) + (3x26) + (4x11)] : 65 16,42 8,83 2,68 Nilai Range Result Sub Sistem Dinamika Pembelajaran = (16,42 + 8,83 + 2,68) = 27,92 Berdasarkan perhitungan di atas maka sub sistem dinamika pembelajaran dengan responden laki-laki telah diterapkan dengan baik. Hal tersebut didasarkan pada range result menurut Marquardt. Bila nilai ratarata akhir (range result) di atas 32 berarti tingkat penerapan model sistem organisasi pembelajaran sangat baik, berarti tingkat penerapan model sistem organisasi pembelajaran baik, berarti tingkat penerapan model sistem organisasi pembelajaran cukup dan di bawah 16 berarti tingkat penerapan model sistem organisasi pembelajaran kurang (Marquardt, 1996). 1. Tingkat Penerapan Sub Sistem Dinamika Pembelajaran Berdasarkan Jenis Kelamin Karyawan penerapan sub sistem dinamika pembelajaran bila dilihat dari jenis kelamin menunjukkan persepsi yang baik. Hasil jawaban karyawan menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil jawaban karyawan laki-laki dengan hasil jawaban karyawan perempuan. Hal tersebut menunjukan bahwa penerapan pembelajaran individu, pembelajaran kelompok, dan pembelajaran organisasi dilakukan tanpa membedakan jenis kelamin karyawan. 2. Tingkat Penerapan Sub Sistem Dinamika Pembelajaran Berdasarkan Usia Karyawan penerapan sub sistem dinamika pembelajaran bila dilihat dari usia menunjukkan persepsi yang baik. Hasil jawaban karyawan menunjukan

11 45 bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil jawaban karyawan usia tahun, usia tahun, usia tahun dan usia lebih dari 50 tahun. Hal tersebut menunjukan bahwa penerapan pembelajaran individu, pembelajaran kelompok, dan pembelajaran organisasi dilakukan tanpa membedakan usia karyawan. Tabel 5. Persepsi karyawan terhadap penerapan sub sistem dinamika pembelajaran berdasarkan karakteristik karyawan Jenis Kelamin Karakteristik Karyawan Range Result Sub Sistem Dinamika Pembelajaran Pembelajaran Individu Pembelajaran Kelompok Pembelajaran Organisasi Nilai Range Result Interpretasi Laki-laki 16,42 8,83 2,68 27,92 Baik Perempuan 14,96 8,60 2,56 26,12 Baik ,48 8,43 2,57 26,48 Baik Usia ,42 9,08 2,67 28,17 Baik ,41 9,18 2,71 28,29 Baik >50 15,44 8,06 2,63 26,13 Baik Masa Kerja 1< tahun 13,80 6,60 2,60 23,00 Cukup Baik 1-2 tahun 16,14 8,89 2,65 27,68 Baik SMA 14,53 8,24 2,53 25,29 Baik Tingkat Pendidikan D1-D3 14,83 8,17 2,61 25,61 Baik D4/S1 16,81 9,36 2,75 28,92 Baik S2-S3 17,71 8,86 2,57 29,14 Baik Tingkat Golongan IIa- IId 14,15 8,06 2,47 24,68 Baik IIIa-IIId 17,05 9,20 2,72 28,96 Baik IVa-IVd 20,00 9,00 3,50 32,50 Sangat baik Kepala Kantor & 13,00 7,00 2,60 22,90 Cukup Baik Bagian Umum PDI 14,70 7,60 2,60 24,90 Baik Penagihan 17,83 9,00 2,33 29,17 Baik Sub/Seksi Pemeriksaan 16,33 8,67 2,33 27,33 Baik Pelayanan 14,59 8,65 2,59 25,82 Baik Ekstensifikasi 18,00 8.,60 2,60 29,20 Baik Waskon 17,52 9,67 3,11 30,30 Baik Fungsional 16,17 9,33 2,00 27,50 Baik 3. Tingkat Penerapan Sub Sistem Dinamika Pembelajaran Berdasarkan Masa Kerja Karyawan penerapan sub sistem dinamika pembelajaran bila dilihat dari masa kerja kurang dari 1 tahun menunjukkan persepsi yang cukup baik dan masa

12 46 kerja 1-2 tahun menunjukkan persepsi yang baik. Hasil jawaban karyawan menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil jawaban karyawan dengan masa kerja kurang dari 1 tahun dan karyawan dengan masa kerja 1-2 tahun. Hal tersebut dapat terjadi karena karyawan dengan masa kerja kurang dari 1 tahun belum mengenal dan memahami KPP Pratama Bandung Tegallega lebih dalam dan masih minimnya keterlibatan dalam penerapan pembelajaran individu, pembelajaran kelompok, dan pembelajaran organisasi. 4. Tingkat Penerapan Sub Sistem Dinamika Pembelajaran Berdasarkan Tingkat Pendidikan Karyawan penerapan sub sistem dinamika pembelajaran bila dilihat dari tingkat pendidikan menunjukkan persepsi yang baik. Hasil jawaban karyawan menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil jawaban karyawan dengan tingkat pendidikan SMA, D1-D3, D4/S1 dan S2-S3. Hal tersebut menunjukan bahwa penerapan pembelajaran individu, pembelajaran kelompok, dan pembelajaran organisasi dilakukan tanpa membedakan tingkat pendidikan karyawan. 5. Tingkat Penerapan Sub Sistem Dinamika Pembelajaran Berdasarkan Tingkat Golongan penerapan sub sistem dinamika pembelajaran bila dilihat dari golongan IIa-IId menunjukkan persepsi yang baik, golongan IIIa-IIId menunjukkan persepsi yang baik dan golongan IVa-IVd. menunjukkan persepsi yang sangat baik. Hasil jawaban karyawan menunjukan bahwa terdapat perbedaan perbedaan persepsi yang signifikan antara hasil jawaban karyawan golongan IIa-IId, golongan IIIa-IIId dan golongan IVa-IVd. Hal tersebut dapat dimungkinkan terjadi karena semakin tinggi tingkat golongan karyawan maka keterlibatan dalam penerapan pembelajaran individu, pembelajaran kelompok, dan pembelajaran organisasi semakin tinggi.

13 47 6. Tingkat Penerapan Sub Sistem Dinamika Pembelajaran Berdasarkan Sub/Seksi penerapan sub sistem dinamika pembelajaran bila dilihat dari sub/seksi pengolahan data dan informasi (PDI), penagihan, pemeriksaan, pelayanan, ekstensifikasi, pengawasan dan konsultasi (WasKon), dan fungsional menunjukkan persepsi yang baik. Sedangkan bila dilihat dari persepsi kepala kantor dan bagian umum menunjukkan persepsi yang cukup baik. Hal tersebut dapat dimungkinkan terjadi karena pekerjaan di bagian umum tidak membutuhkan keahlian khusus dan seringkali bersifat rutinitas sehingga keterlibatan dalam penerapan pembelajaran individu, pembelajaran kelompok, dan pembelajaran organisasi dipersepsikan cukup oleh bagian umum. Pembelajaran individu penting untuk transformasi organisasi yang berkelanjutan, untuk memperluas kemampuan inti organisasi, dan untuk mempersiapkan semua orang menghadapi masa yang akan datang. Pembelajaran individu menjadi penting dilakukan agar kemampuan setiap anggota organisasi dapat berkembang dengan optimal. Pembelajaran individu yang telah dilaksanakan oleh KPP Pratama Bandung Tegallega diantaranya adalah menempatkan pembelajaran secara kontinyu pada setiap karyawan sebagai prioritas utama, selalu berusaha mendorong karyawannya untuk belajar dan mengembangkan kemampuannya sendiri dan melakukan pelatihan mengenai cara belajar yang benar kepada karyawan. Hasil wawancara menunjukkan bahwa setiap karyawan harus mengikuti proses pelatihan yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Pelatihan yang dilakukan ada yang bersifat umum dan bersifat khusus. Pelatihan yang umum biasanya diikuti oleh calon karyawan sebelum mulai bekerja. Pelatihan khusus disesuaikan dengan tugas-tugas pada bidang-bidang atau seksi-seksi tertentu saja, misalnya pelatihan yang berhubungan dengan pelayanan maka, KPP Pratama Bandung Tegallega akan mengikutsertakan karyawan seksi pelayanan untuk mengikuti pelatihan tersebut. Selain itu, beberapa karyawan KPP Pratama Bandung

14 48 Tegallega ada yang melanjutkan studinya baik dengan biaya sendiri maupun beasiswa untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas individu. Pembelajaran kelompok penting untuk dilakukan karena suatu organisasi terdiri dari berbagai individu yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Pembelajaran kelompok yang telah dilakukan oleh KPP Pratama Bandung Tegallega diantaranya adalah mensosialisasikan dan melakukan pelatihan bagaimana sebuah kelompok/tim bekerja sebagai sebuah tim yang saling berbagi dan belajar, mengadakan rapat lintas seksi, dan membuat tim fungsional lintas seksi. Pembelajaran organisasi di KPP Pratama Bandung Tegallega menekankan pada bagaimana mencapai peningkatkan kemampuan organisasi, peningkatkan cara pandang dan produktivitas serta komitmen bersama. KPP Pratama Bandung Tegallega melakukan perencanaan dan evaluasi terhadap kemampuan organisasi setiap tahunnya. Selain itu, beberapa kegiatan formal maupun non formal dilakukan secara bersama untuk meningkatkan cara pandang, produktivitas dan komitmen bersama misalnya melalui kegiatan studi banding ke KPP Pratama lain. Hasil nilai range result (rata-rata akhir) pada sub sistem dinamika pembelajaran secara umum dinilai baik oleh karyawan dari berbagai karakteristik. Hanya karyawan dengan masa kerja kurang dari satu tahun dan sub/seksi bagian umum yang menilai cukup baik dan karyawan dengan tingkat golongan IVa-IVd yang menilai sangat baik. Hal tersebut mengindikasikan mayoritas karyawan menyatakan bahwa sub sistem dinamika pembelajaran pada KPP Pratama Bandung Tegallega sebagian besar telah diterapkan (range result 24-31) Tingkat Penerapan Sub Sistem Transformasi Organisasi Transformasi organisasi merupakan sub sistem kedua dari model sistem organisasi pembelajaran. Hasil jawaban karyawan terhadap tingkat penerapan sub sistem transformasi organisasi pada KPP Pratama Bandung Tegallega berdasarkan karakteristik karyawan dapat dilihat pada Tabel 6.

15 49 Tabel 6. Persepsi karyawan terhadap penerapan sub sistem transformasi organisasi berdasarkan karakteristik responden Jenis Kelamin Karakteristik Karyawan Range Result Sub Sistem Transformasi Organisasi Visi Budaya Strategi Struktur Nilai Range Result Interpretasi Laki-laki 9,38 8,32 5,82 5,46 28,98 Baik Perempuan 8,64 8,04 5,24 4,88 26,80 Baik ,67 7,95 5,62 5,05 27,29 Baik Usia ,67 8,50 5,86 5,50 29,53 Baik ,53 8,53 5,94 5,24 29,24 Baik >50 8,38 7,75 4,94 5,25 26,31 Baik Masa Kerja 1< tahun 7,40 6,80 5,20 5,20 24,60 Baik 1-2 tahun 9,28 8,33 5,68 5,31 28,60 Baik SMA 8,82 7,47 5,18 4,47 26,24 Baik Tingkat Pendidikan D1-D3 8,04 7,57 5,22 5,09 25,91 Baik D4/S1 9,81 8,83 6,08 5,58 30,31 Baik S2-S3 9,86 8,79 5,86 5,57 30,07 Baik Tingkat Golongan Sub/Seksi IIa- IId 8,41 7,56 5,21 4,91 26,09 Baik IIIa-IIId 9,59 8,59 5,91 5,50 29,59 Baik IVa-IVd 11,00 10,50 6,50 6,50 34,50 Sangat baik Kepala Kantor & 8,10 6,60 5,10 5,00 24,80 Baik Bagian Umum PDI 8,00 6,80 5,30 4,90 25,00 Baik Penagihan 10,83 8,17 6,33 6,00 31,33 Baik Pemeriksaan 8,67 8,33 6,33 4,67 28,00 Baik Pelayanan 8,12 8,35 4,88 4,82 26,18 Baik Ekstensifika si 10,00 7,60 5,00 5,20 27,80 Baik Waskon 10,30 9,33 6,44 6,37 32,44 Sangat Baik Fungsional 9,00 8,50 5,50 4,00 27,00 Baik 1. Tingkat Penerapan Sub Sistem Transformasi Organisasi Berdasarkan Jenis Kelamin Karyawan penerapan sub sistem transformasi organisasi bila dilihat dari jenis kelamin menunjukkan persepsi yang baik. Hasil jawaban karyawan menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil jawaban karyawan laki-laki dengan hasil jawaban karyawan perempuan. Hal tersebut menunjukkan bahwa KPP Pratama Bandung Tegallega memiliki visi, budaya, strategi dan struktur yang jelas dan telah

16 50 diterapkan dengan baik serta dipahami oleh karyawan laki-laki dan karyawan perempuan. 2. Tingkat Penerapan Sub Sistem Transformasi Organisasi Berdasarkan Usia Karyawan penerapan sub sistem transformasi organisasi bila dilihat dari usia menunjukkan persepsi yang baik. Hasil jawaban karyawan menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil jawaban karyawan usia tahun, usia tahun, usia tahun dan usia lebih dari 50 tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa KPP Pratama Bandung Tegallega memiliki visi, budaya, strategi dan struktur yang jelas dan telah diterapkan dengan baik serta dipahami oleh semua karyawan dengan usia yang berbeda. 3. Tingkat Penerapan Sub Sistem Transformasi Organisasi Berdasarkan Masa Kerja Karyawan penerapan sub sistem transformasi organisasi bila dilihat dari masa kerja menunjukkan persepsi yang baik. Hasil jawaban karyawan menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil jawaban karyawan dengan masa kerja kurang dari 1 tahun dan karyawan dengan masa kerja 1-2 tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa KPP Pratama Bandung Tegallega memiliki visi, budaya, strategi dan struktur yang jelas dan telah diterapkan dengan baik serta dipahami oleh semua karyawan dengan masa kerja yang berbeda. 4. Tingkat Penerapan Sub Sistem Transformasi Organisasi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Karyawan penerapan sub sistem transformasi organisasi bila dilihat dari tingkat pendidikan menunjukkan persepsi yang baik. Hasil jawaban karyawan menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil jawaban karyawan dengan tingkat pendidikan SMA, D1-D3, D4/S1 dan S2-S3. Hal tersebut menunjukkan bahwa KPP Pratama Bandung Tegallega memiliki visi, budaya, strategi dan struktur yang jelas dan

17 51 telah diterapkan dengan baik serta dipahami oleh semua karyawan dengan tingkat pendidikan yang berbeda. 5. Tingkat Penerapan Sub Sistem Transformasi Organisasi Berdasarkan Tingkat Golongan penerapan sub sistem transformasi organisasi bila dilihat dari golongan IIa-IId menunjukkan persepsi yang baik, golongan IIIa-IIId menunjukkan persepsi yang baik dan golongan IVa-IVd menunjukkan persepsi yang sangat baik. Hasil jawaban karyawan menunjukan bahwa terdapat perbedaan perbedaan persepsi yang signifikan antara hasil jawaban karyawan golongan IIa-IId, golongan IIIa-IIId dan golongan IVa-IVd. Hal tersebut terjadi karena golongan IVa-IVd merupakan perumus dan penentu kebijakan sehingga memiliki tingkat pemahaman yang lebih baik tentang visi, budaya, strategi dan struktur KPP Pratama Bandung Tegallega. 6. Tingkat Penerapan Sub Sistem Transformasi Organisasi Berdasarkan Sub/Seksi penerapan sub sistem transformasi organisasi bila dilihat dari sub/seksi bagian umum, pengolahan data dan informasi (PDI), penagihan, pemeriksaan, pelayanan, ekstensifikasi, dan fungsional menunjukkan persepsi yang baik. Sedangkan bila dilihat dari persepsi sub/seksi pengawasan dan konsultasi (WasKon) menunjukkan persepsi yang sangat baik. KPP Pratama Bandung Tegallega memiliki visi yang jelas dan telah disosialisasikan kepada seluruh karyawan. Pimpinan dan non pimpinan KPP Pratama Bandung Tegallega menyadari pentingnya arti dari sebuah visi sebagai visi bersama yang menyediakan energi dan fokus terhadap pembelajaran, menciptakan tujuan dan nilai-nilai bersama, memberikan panduan perencanaan dan pemikiran strategis bagi organisasi. Budaya yang berlaku di suatu organisasi akan menjadi petunjuk bagi anggota untuk berpikir, bertindak dan bersikap. Budaya organisasi membantu anggota untuk menemukan jati diri dan memiliki peranan

18 52 penting dalam pencapaian keberhasilan organisasi. Hal ini menyebabkan pemahaman tentang budaya organisasi penting diketahui, dipahami dan dibudayakan oleh setiap anggota. Budaya organisasi yang berlaku di KPP Pratama Bandung Tegallega tertuang dalam Tujuh Etos Kerja Pelayanan. Etos kerja pelayanan ini menjadi panduan bagi karyawan untuk mengedepankan kualitas pelayanan yang sebagian besar telah diterapkan di KPP Pratama Bandung Tegallega. Hasil jawaban pada Tabel 6 memperlihatkan bahwa KPP Pratama Bandung Tegallega selalu berusaha untuk menciptakan strategi-strategi yang dapat meningkatkan kemampuan organisasi. Strategi yang telah diterapkan dengan baik salah satunya berupa peningkatan kinerja pelayanan dengan mempersingkat mekanisme pembayaran pajak dan jangka waktu pelayanan. KPP Pratama Bandung Tegallega terus berusaha menciptakan strategi-strategi baru guna menghadapi perubahan lingkungan internal maupun eksternal. KPP Pratama Bandung Tegallega berusaha untuk meningkatkan komunikasi hubungan kerja antar karyawannya. Upaya tersebut dapat dilihat dari proses penggabungan KPP, KP PBB dan Karipka sehingga terjadi perubahan baik dalam struktur organisasi, tugas dan fungsi, sistem kerja, sumber daya manusia dan sarana kantor yang mempermudah proses komunikasi. Selain itu, karyawan melakukan koordinasi satu sama lain atas dasar tujuan pembelajaran yang sama dan tidak mengkotakkotakkan diri dalam lingkup seksi saja, tetapi juga melakukan proses belajar dari seksi ke seksi lain yang ada. Hasil nilai range result (rata-rata akhir) pada sub sistem transformasi organisasi secara umum dinilai baik oleh karyawan dari berbagai karakteristik. Hanya karyawan dari tingkat golongan IVa-IVd dan karyawan dari sub/seksi pengawasan dan konsultasi yang menilai sangat baik. Hal tersebut tersebut mengindikasikan mayoritas karyawan menyatakan bahwa transformasi organisasi pada KPP Pratama Bandung Tegallega sebagian besar telah diterapkan (range result 24-31).

19 Tingkat Penerapan Sub Sistem Pemberdayaan Manusia Pemberdayaan manusia merupakan sub sistem ketiga dari model sistem organisasi pembelajaran. Hasil jawaban karyawan terhadap tingkat penerapan sub sistem pemberdayaan manusia pada KPP Pratama Bandung Tegallega berdasarkan karakteristik karyawan dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Persepsi karyawan terhadap penerapan sub sistem pemberdayaan manusia berdasarkan karakteristik responden Jenis Kelamin Karakteristik Karyawan Range Result Sub Sistem Pemberdayaan Manusia Pegawai Manajer Pelanggan Supplier Mitra Kerja Masya rakat Nilai Range Result Interpreta si Laki-laki 5,74 9,43 5,37 2,57 2,37 2,26 27,74 Baik Perempuan 4,96 8,44 5,00 2,16 2,12 1,84 24,52 Baik ,19 9,00 5,14 2,43 2,14 2,14 26,05 Baik Usia Masa Kerja Tingkat Pendidikan ,18 9,58 5,53 2,47 2,39 2,22 28,00 Baik ,59 9,00 5,12 2,35 2,41 2,12 26,59 Baik >50 5,25 8,56 5,00 2,56 2,19 2,00 25,56 Baik 1< tahun 4,60 7,60 4,60 1,80 1,60 1,60 21,80 Cukup Baik 1-2 tahun 5,58 9,25 5,31 2,49 2,34 2,18 27,14 Baik SMA 5,06 8,18 4,59 2,18 2,06 1,88 23,94 Cukup Baik D1-D3 4,78 7,96 5,09 2,35 2,04 1,78 24,00 Baik D4/S1 6,03 9,92 5,47 2,56 2,42 2,33 28,72 Baik S2-S3 6,00 10,36 5,86 2,71 2,71 2,57 30,21 Baik Tingkat Golongan Sub/Seksi IIa- IId 5,00 8,21 4,97 2,29 2,00 1,79 24,26 Baik IIIa-IIId 5,80 9,67 5,43 2,54 2,46 2,35 28,24 Baik IVa-IVd 7,00 11,50 6,00 3,00 3,00 2,50 33,00 Sangat baik Kepala Kantor Cukup & 5,00 8,10 4,20 1,90 1,90 1,80 23,00 Baik Bagian Umum PDI 5,10 7,90 5,00 1,90 1,80 1,70 23,40 Cukup Baik Penagihan 6,17 10,33 6,33 3,00 3,00 3,00 31,83 Baik Pemeriksaan 6,33 9,67 3,33 3,00 1.,33 2,00 24,67 Baik Pelayanan 4,65 7,94 5,12 2,41 2,06 1,53 23,71 Cukup Baik Ekstensifikasi 5,80 8,40 5,00 2,80 3,20 2,40 27,60 Baik Waskon 6,00 10,30 6,26 2,93 2,74 2,59 30,81 Baik Fungsional 5,83 9,83 4,42 2,08 1,92 2,17 26,25 Baik 1. Tingkat Penerapan Sub Sistem Pemberdayaan Manusia Berdasarkan Jenis Kelamin Karyawan penerapan sub sistem pemberdayaan manusia bila dilihat dari jenis

20 54 kelamin menunjukkan persepsi yang baik. Hasil jawaban karyawan menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil jawaban karyawan laki-laki dengan hasil jawaban karyawan perempuan. 2. Tingkat Penerapan Sub Sistem Pemberdayaan Manusia Berdasarkan Usia Karyawan penerapan sub sistem pemberdayaan manusia bila dilihat dari usia menunjukkan persepsi yang baik. Hasil jawaban karyawan menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil jawaban karyawan usia tahun, usia tahun, usia tahun dan usia lebih dari 50 tahun. 3. Tingkat Penerapan Sub Sistem Pemberdayaan Manusia Berdasarkan Masa Kerja Karyawan penerapan sub sistem pemberdayaan manusia bila dilihat masa kerja kurang dari 1 tahun menunjukkan persepsi yang cukup baik dan masa kerja 1-2 tahun menunjukkan persepsi yang baik. Hasil jawaban karyawan menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil jawaban karyawan dengan masa kerja kurang dari 1 tahun dan karyawan dengan masa kerja 1-2 tahun. Hal tersebut dapat terjadi karena karyawan dengan masa kerja kurang dari 1 tahun belum mengenal dan memahami KPP Pratama Bandung Tegallega lebih dalam dan hanya melihat sebagian kecil pemberdayaan manusia yang telah dilakukan. 4. Tingkat Penerapan Sub Sistem Pemberdayaan Manusia Berdasarkan Tingkat Pendidikan Karyawan penerapan sub sistem pemberdayaan manusia bila dilihat dari tingkat pendidikan D1-D3, D4/S1 dan S2-S3 menunjukkan persepsi yang baik dan tingkat pendidikan SMA menunjukkan persepsi yang cukup baik. Hasil jawaban karyawan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil jawaban karyawan dengan tingkat pendidikan SMA dengan tingkat pendidikan D1-D3, D4/S1 dan S2-S3.

21 55 5. Tingkat Penerapan Sub Sistem Pemberdayaan Manusia Berdasarkan Tingkat Golongan penerapan sub sistem pemberdayaan manusia bila dilihat dari golongan IIa-IId menunjukkan persepsi yang baik, golongan IIIa-IIId menunjukkan persepsi yang baik dan golongan IVa-IVd. menunjukkan persepsi yang sangat baik. Hasil jawaban karyawan menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil jawaban karyawan golongan IIa- IId, golongan IIIa-IIId dan golongan IVa-IVd. Hal tersebut terjadi karena golongan IVa-IVd merupakan perumus dan penentu kebijakan sehingga menganggap pemberdayaan manusia telah dilakukan dengan baik oleh KPP Pratama bandung Tegallega. 6. Tingkat Penerapan Sub Sistem Pemberdayaan Manusia Berdasarkan Sub/Seksi penerapan sub sistem pemberdayaan manusia bila dilihat dari sub/seksi penagihan, pemeriksaan, ekstensifikasi, pengawasan dan konsultasi (WasKon) dan fungsional menunjukkan persepsi yang baik. dan bila dilihat dari persepsi kepala kantor, sub/seksi bagian umum, pengolahan data dan informasi (PDI), dan pelayanan menunjukkan persepsi yang cukup baik. KPP Pratama Bandung Tegallega berupaya mengembangkan dan memberdayakan karyawan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan kinerja dengan cara mendelegasikan wewenang pada setiap pegawai untuk menyelesaikan pekerjaan maupun kegiatan belajarnya, pegawai diberi kesempatan untuk ikut dalam hal pengambilan keputusan, membuat rencana-rencana kerja, dan target-target individu. Manajer/pimpinan KPP Pratama Bandung Tegallega memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk bekerja bersama-sama dalam melakukan proses belajar dan mengikutsertakan karyawan dalam memecahkan suatu masalah bersama. Pimpinan berperan aktif dalam melatih, mendampingi, dan memfasilitasi proses pembelajaran yang dilakukan oleh karyawan. Selain itu pimpinan KPP Pratama Bandung

22 56 Tegallega terus berusaha meningkatkan kesempatan belajar, bereksperimen, dan mempraktekkan apa yang telah dipelajari dan didapat oleh karyawan sehingga pengetahuan baru yang mereka peroleh dapat terus digunakan. KPP Pratama Bandung Tegallega telah melakukan pemberdayaan pelanggan dengan baik dalam rangka perbaikan kualitas pelayanan yang diberikan. Pelanggan KPP Pratama Bandung Tegallega terdiri dari Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan yang tersebar di Kecamatan Bandung Kulon, Kecamatan Astana Anyar, Kecamatan Babakan Ciparay, Kecamatan Bojong Kaler, dan Kecamatan Bojongloa Kidul. Kegiatan pemberdayaan pelanggan yang dilakukan adalah dengan berbagi informasi dengan pelanggan untuk mendapatkan saran-saran dari mereka yang berguna untuk perbaikan kualitas pelayanan melalui kotak saran dan kontak pengaduan. Selain itu, KPP Pratama Bandung Tegallega juga memberikan penyuluhan dan mengedukasi pelanggan melalui penyebaran pamflet, poster, kegiatan seminar maupun pelatihan. Supplier bagi KPP Pratama Bandung Tegallega umumnya memasok alat tulis kantor, software dan hardware komputer maupun perlengkapan perpajakan lainnya. Supplier melakukan kerjasama secara langsung dengan KPP atau melalui Kantor Wilayah Pajak terkait. Pemberdayaan supplier telah diterapkan dalam proses pembelajaran yang terjadi di KPP Pratama Bandung Tegallega. Hal ini mencerminkan bahwa KPP Pratama Bandung Tegallega juga memperhatikan supplier yang dapat berkontribusi terhadap kegiatan organisasi dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan. Pemberdayaan mitra kerja telah dilakukan KPP Pratama Bandung Tegallega dalam rangka peningkatan pelayanan kepada pelanggan. Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam pemberdayaan mitra kerja adalah dengan memberi kesempatan kepada karyawan KPP Pratama Bandung Tegallega untuk mengikuti seminar dan pelatihan yang diadakan oleh mitra kerja dengan harapan karyawan dapat belajar dari mereka dan pembelajaran ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dan

23 57 ketrampilan baru yang berguna bagi karyawan. Mitra kerja dari KPP Pratama Bandung Tegallega adalah bank-bank pemerintah seperti Bank BRI, kantor pos, ditjen pajak, dan instansi pemerintah seperti pemda dan pemkot. KPP Pratama Bandung Tegallega telah melakukan pemberdayaan masyarakat dengan cara memberikan informasi-informasi yang berhubungan dengan produk-produk mereka, melakukan edukasi dan penyadaran masyarakat akan pentingnya membayar pajak melalui media cetak dan media elektronik. KPP Pratama Bandung Tegallega memandang masyarakat sebagai salah satu sumber informasi yang dapat digunakan untuk memprediksi perubahan-perubahan di sekitar masyarakat yang sebagian juga merupakan pelanggan mereka. Hasil nilai range result (rata-rata akhir) pada sub sistem pemberdayaan manusia secara umum dinilai baik oleh karyawan dari berbagai karakteristik. Hanya karyawan dengan masa kerja kurang dari satu tahun, tingkat pendidikan SMA, bagian umum, pengolahan data dan informasi (PDI) dan pelayanan menunjukkan persepsi yang cukup baik serta karyawan dengan tingkat golongan IVa-IVd menunjukkan persepsi yang sangat baik. Hal tersebut mengindikasikan mayoritas karyawan menyatakan bahwa pemberdayaan manusia pada KPP Pratama Bandung Tegallega sebagian besar telah diterapkan (range result 24-31) Tingkat Penerapan Sub Sistem Pengelolaan Pengetahuan Pengelolaan pengetahuan merupakan sub sistem keempat dari model sistem organisasi pembelajar. Hasil jawaban karyawan terhadap tingkat penerapan sub sistem pengelolaan pengetahuan pada KPP Pratama Bandung Tegallega berdasarkan karakteristik karyawan dapat dilihat pada Tabel Tingkat Penerapan Sub Sistem Pengelolaan Pengetahuan Berdasarkan Jenis Kelamin Karyawan penerapan sub sistem pengelolaan pengetahuan bila dilihat dari jenis kelamin menunjukkan persepsi yang baik. Hasil jawaban karyawan

24 58 menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil jawaban karyawan laki-laki dengan hasil jawaban karyawan perempuan. Tabel 8. Persepsi karyawan terhadap penerapan sub sistem pengelolaan pengetahuan berdasarkan karakteristik responden Karakteristik Karyawan Range Result Sub Sistem Pengelolaan Pengetahuan Akuisisi Penciptaan Penyimpanan Penyebaran Nilai Range Result Interpretasi Jenis Kelamin Laki-laki 8,71 8,08 5,29 6,09 28,17 Baik Perempuan 8,04 7,56 5,12 5,68 26,40 Baik ,33 7,76 5,05 5,90 27,05 Baik Usia ,81 8,11 5,39 6,17 28,47 Baik ,47 8,18 5,53 6,06 28,24 Baik >50 8,19 7,50 4,88 5,56 26,13 Baik Masa Kerja 1< tahun 7,20 6,60 4,00 4,80 22,60 Cukup Baik 1-2 tahun 8,60 8,01 5,32 6,05 27,98 Baik SMA 7,76 7,53 5,18 5,53 26,00 Baik Tingkat Pendidikan D1-D3 7,78 7,48 4,91 5,61 25,78 Baik D4/S1 9,11 8,22 5,42 6,31 29,06 Baik S2-S3 9,14 8,43 5,43 6,29 29,29 Baik Tingkat Golongan IIa- IId 7,91 7,65 5,09 5,71 26,35 Baik IIIa-IIId 8,81 8,04 5,30 6,11 28,26 Baik IVa-IVd 11,00 10,00 6,50 7,00 34,50 Sangat baik Kepala Kantor & Bagian Umum 7,50 6,50 4,20 4,80 23,00 Cukup Baik PDI 7,60 7,30 4,60 5,40 24,90 Baik Penagihan 9,00 8,83 6,00 7,00 30,83 Baik Sub/Seksi Pemeriksaan 10,33 8,33 5,67 6,67 31,00 Baik Pelayanan 7,71 7,65 5,35 5,88 26,59 Baik Ekstensifikasi 8,20 8,40 5,60 5,60 27,80 Baik Waskon 9,15 8,56 5,74 6,74 30,19 Baik Fungsional 9,33 7,92 4,75 5,33 27,33 Baik 2. Tingkat Penerapan Sub Sistem Pengelolaan Pengetahuan Berdasarkan Usia Karyawan penerapan sub sistem pengelolaan pengetahuan bila dilihat dari usia menunjukkan persepsi yang baik. Hasil jawaban karyawan menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil jawaban karyawan usia tahun, usia tahun, usia tahun dan usia lebih dari 50 tahun.

25 59 3. Tingkat Penerapan Sub Sistem Pengelolaan Pengetahuan Berdasarkan Masa Kerja Karyawan penerapan sub sistem pengelolaan pengetahuan bila dilihat dari karyawan dengan masa kerja kurang dari 1 tahun menunjukkan persepsi yang cukup baik dan karyawan dengan masa kerja 1-2 tahun menunjukkan persepsi yang baik. Hasil jawaban karyawan menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil jawaban karyawan dengan masa kerja kurang dari 1 tahun dan karyawan dengan masa kerja antara 1-2 tahun. 4. Tingkat Penerapan Sub Sistem Pengelolaan Pengetahuan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Karyawan penerapan sub sistem pengelolaan pengetahuan bila dilihat dari tingkat pendidikan menunjukkan persepsi yang baik. Hasil jawaban karyawan menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil jawaban karyawan dengan tingkat pendidikan SMA, D1-D3, D4/S1 dan S2-S3. 5. Tingkat Penerapan Sub Sistem Pengelolaan Pengetahuan Berdasarkan Tingkat Golongan penerapan sub sistem pengelolaan pengetahuan bila dilihat dari golongan IIa-IId menunjukkan persepsi yang baik, golongan IIIa-IIId menunjukkan persepsi yang baik dan golongan IVa-IVd menunjukkan persepsi yang sangat baik. Hasil jawaban karyawan menunjukan bahwa terdapat perbedaan perbedaan persepsi yang signifikan antara hasil jawaban karyawan golongan IIa-IId, golongan IIIa-IIId dan golongan IVa-IVd. 6. Tingkat Penerapan Sub Sistem Pengelolaan Pengetahuan Berdasarkan Sub/Seksi penerapan sub sistem pengelolaan pengetahuan bila dilihat dari sub/seksi pengolahan data dan informasi (PDI), penagihan, pemeriksaan, pelayanan, ekstensifikasi, pengawasan dan konsultasi (WasKon) dan

26 60 fungsional menunjukkan persepsi yang baik dan bila dilihat dari persepsi sub/seksi bagian umum menunjukkan persepsi yang cukup baik. KPP Pratama Bandung Tegallega telah menyadari arti pentingnya pengetahuan dan kemampuan dalam memanfaatkan informasi yang ada untuk meningkatkan kinerja organisasi. Akuisisi (penguasaan) pengetahuan berkaitan dengan pengumpulan informasi dan data yang ada dari dalam dan luar organisasi. KPP Pratama Bandung Tegallega memberi kesempatan yang sama bagi setiap karyawan untuk aktif mencari informasi yang berguna bagi organisasi baik informasi yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi. KPP Pratama Bandung Tegallega memberikan kesempatan bagi setiap karyawan untuk mengakses informasi melalui internet, studi banding ke organisasi lain, mengikuti pelatihan dan seminar yang dapat menambah pengetahuan setiap karyawan. Penciptaan pengetahuan melibatkan pengetahuan baru yang diciptakan dalam organisasi melalui wawasan dan pemecahan masalah yang dihadapi oleh organisasi. KPP Pratama Bandung Tegallega telah melakukan penciptaan pengetahuan baru dengan cara mempersingkat proses pelayanan perpajakan dan meningkatkan kinerja karyawan sehingga terjadi peningkatan kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan. Penyimpanan pengetahuan merupakan kegiatan pengkodean dan pemeliharaan pengetahuan organisasi agar dapat dengan mudah diakses oleh karyawan yang berkepentingan. Hasil jawaban responden tersebut memperlihatkan bahwa KPP Pratama Bandung Tegallega telah menerapkan penyimpanan pengetahuan dengan baik. KPP Pratama Bandung Tegallega memiliki sistem dan prosedur untuk memastikan bahwa pengetahuan (informasi) yang penting tersimpan dan tersedia agar setiap karyawan dapat dengan mudah mendapatkan informasi yang mereka butuhkan baik yang berkaitan dengan pelanggan maupun pekerjaan karyawan, sehingga pekerjaan mereka dapat mereka selesaikan dengan baik.

27 61 Penyebaran dan penggunaan pengetahuan di KPP Pratama Bandung Tegallega telah dirasakan baik oleh karyawannya dan tidak hanya terpusat pada beberapa karyawan. Penyebaran informasi dan pengetahuan dilakukan melalui berbagai kegiatan baik secara formal maupun informal dengan cara pemberian buku atau lembar informasi, diskusi sesama karyawan, kegiatan seminar dan pelatihan. KPP Pratama Bandung Tegallega terus berusaha mengembangkan strategi dan mekanisme baru dalam penyebaran dan penggunaan pengetahuan dengan memanfaatkan teknologi. Hasil nilai range result (rata-rata akhir) pada sub sistem pengelolaan pengetahuan secara umum dinilai baik oleh karyawan dari berbagai karakteristik. Hanya karyawan dengan masa kerja kurang dari satu tahun dan sub/seksi bagian umum menunjukkan persepsi yang cukup baik serta karyawan dengan tingkat golongan IV.a-IVd menunjukkan persepsi yang sangat baik. Hal tersebut mengindikasikan mayoritas karyawan menyatakan bahwa pengelolaan pengetahuan pada KPP Pratama Bandung Tegallega sebagian besar telah diterapkan (range result 24-31) Tingkat Penerapan Sub Sistem Penerapan Teknologi Penerapan teknologi merupakan sub sistem kelima dari model sistem organisasi pembelajaran. Hasil jawaban karyawan terhadap tingkat penerapan sub sistem penerapan teknologi pada KPP Pratama Bandung Tegallega berdasarkan karakteristik karyawan dapat dilihat pada Tabel Tingkat Penerapan Sub Sistem Penerapan Teknologi Berdasarkan Jenis Kelamin Karyawan penerapan sub sistem penerapan teknologi bila dilihat dari jenis kelamin menunjukkan persepsi yang baik. Hasil jawaban karyawan menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil jawaban karyawan laki-laki dengan hasil jawaban karyawan perempuan.

28 62 Tabel 9. Persepsi karyawan terhadap penerapan sub sistem penerapan teknologi berdasarkan karakteristik responden Jenis Kelamin Karakteristik Karyawan Range Result Sub Sistem Penerapan Teknologi Teknologi Informasi Pembelajaran berdasar Teknologi Sistem Pendukung Kinerja Elektronik Nilai Range Result Interpretasi Laki-laki 6,28 7,60 14,20 28,08 Baik Perempuan 5,68 6,80 13,36 25,64 Baik ,90 7,29 13,33 26,52 Baik Usia ,39 7,89 14,78 29,06 Baik ,12 7,00 14,12 27,24 Baik >50 5,75 6,75 12,50 25,00 Baik Masa Kerja 1< tahun 5,20 7,20 12,40 24,80 Baik 1-2 tahun 6,16 7,39 14,00 27,25 Baik SMA 5,53 6,71 13,18 25,41 Baik Tingkat Pendidikan D1-D3 5,39 6,74 12,30 24,43 Baik D4/S1 6,56 7,79 15,17 29,69 Baik S2-S3 6,86 7,71 14,21 28,79 Baik Tingkat Golongan Sub/Seksi IIa- IId 5,56 7,03 13,09 25,68 Baik IIIa-IIId 6,41 7,52 14,33 28,26 Baik IVa-IVd 7,50 9,50 16,50 33,50 Sangat baik Kepala Kantor & Bagian Umum 5,30 5,50 11,50 22,30 Cukup Baik PDI 5,20 7,20 12,30 24,70 Baik Penagihan 3,50 7,83 13,83 25,17 Baik Pemeriksaan 8,00 7,67 14,00 29,67 Baik Pelayanan 5,18 6,24 12,56 24,06 Baik Ekstensifikasi 6,00 8,60 14,00 28,60 Baik Waskon 6,52 8,52 15,42 30,44 Baik Fungsional 7,08 7,33 15,67 30,08 Baik 2. Tingkat Penerapan Sub Sistem Penerapan Teknologi Berdasarkan Usia Karyawan penerapan sub sistem penerapan teknologi bila dilihat dari usia menunjukkan persepsi yang baik. Hasil jawaban karyawan menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil jawaban karyawan usia tahun, usia tahun, usia tahun dan usia lebih dari 50 tahun.

29 63 3. Tingkat Penerapan Sub Sistem Penerapan Teknologi Berdasarkan Masa Kerja Karyawan penerapan sub sistem penerapan teknologi bila dilihat dari masa kerja menunjukkan persepsi yang baik. Hasil jawaban karyawan menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil jawaban karyawan dengan masa kerja kurang dari 1 tahun dan karyawan dengan masa kerja antara 1-2 tahun. 4. Tingkat Penerapan Sub Sistem Penerapan Teknologi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Karyawan penerapan sub sistem penerapan teknologi bila dilihat dari tingkat pendidikan menunjukkan persepsi yang baik. Hasil jawaban karyawan menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil jawaban karyawan dengan tingkat pendidikan SMA, D1-D3, D4/S1 dan S2-S3. 5. Tingkat Penerapan Sub Sistem Penerapan Teknologi Berdasarkan Tingkat Golongan penerapan sub sistem penerapan teknologi bila dilihat dari golongan IIa- IId menunjukkan persepsi yang baik, golongan IIIa-IIId menunjukkan persepsi yang baik dan golongan IVa-IVd menunjukkan persepsi yang sangat baik. Hasil jawaban karyawan menunjukan bahwa terdapat perbedaan perbedaan persepsi yang signifikan antara hasil jawaban karyawan golongan IIa-IId, golongan IIIa-IIId dan golongan IVa-IVd. 6. Tingkat Penerapan Sub Sistem Penerapan Teknologi Berdasarkan Sub/Seksi penerapan sub sistem pengelolaan pengetahuan bila dilihat dari sub/seksi pengolahan data dan informasi (PDI), penagihan, pemeriksaan, pelayanan, ekstensifikasi, pengawasan dan konsultasi (WasKon) dan fungsional menunjukkan persepsi yang baik dan bila dilihat dari persepsi sub/seksi bagian umum menunjukkan persepsi yang cukup baik.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees Sejak jaman penjajahan Belanda, pemungutan pajak memang sudah dilaksanakan dan ditangani oleh

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah singkat KPP Pratama Bndung Karees. penjajahan Belanda, dalam perang dunia I ( ) keadaan keuangan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah singkat KPP Pratama Bndung Karees. penjajahan Belanda, dalam perang dunia I ( ) keadaan keuangan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah singkat KPP Pratama Bndung Karees Perkembangan perpajakan di Indonesia timbul sejak zaman penjajahan Belanda, dalam perang dunia I (1914-1918) keadaan keuangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega merupakan salah satu Kantor

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang Sejarah kantor pajak di Indonesia diawali setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat Pada tahun 1976, Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Bandung Tegallega

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Bandung Tegallega BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Bandung Tegallega Sejarah pajak mula-mula berasal dari Negara Perancis pada zaman pemerintahan Napoleon Bonaparte, yang pada zamannya beliau

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat kantor pelayanan pajak pratama purwakarta. Kerja Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat di Bandung.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat kantor pelayanan pajak pratama purwakarta. Kerja Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat di Bandung. 8 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat kantor pelayanan pajak pratama purwakarta Kantor Pelayanan Pajak Purwakarta berdiri pada tanggal 1 April 1989, yang terbentuk berdasarkan Surat Keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perkembangan perpajakan di Indonesia timbul sejak zaman penjajahan Belanda, dalam perang dunia I (1914-1918) keadaan keuangan seluruh dunia mengalami

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum KPP Pratama Medan Polonia. 443/KMK 01/2001, maka pada awal tahun 2002 berdirilah Kantor Pelayanan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum KPP Pratama Medan Polonia. 443/KMK 01/2001, maka pada awal tahun 2002 berdirilah Kantor Pelayanan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Umum KPP Pratama Medan Polonia Sesuai dengan keputusan Menteri Keungan Republik Indonesia No. 443/KMK 01/2001, maka pada awal tahun 2002 berdirilah Kantor Pelayanan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM. 2.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Bandung Cibeunying. saat itu dikenal dengan Oor Logs-Overgangs Blasting (Pajak Penghasilan).

BAB II GAMBARAN UMUM. 2.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Bandung Cibeunying. saat itu dikenal dengan Oor Logs-Overgangs Blasting (Pajak Penghasilan). BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Bandung Cibeunying Sejarah pajak mula-mula berasal dari Negara Perancis pada jaman pemerintahan Napoleon Bonaparte, yang pada jamannya beliau terkenal

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Jenderal Pajak Nomor KEP-112/PJ/2007 tanggal 9 Agustus 2007 tentang Penerapan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Jenderal Pajak Nomor KEP-112/PJ/2007 tanggal 9 Agustus 2007 tentang Penerapan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Sukabumi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukabumi terbentuk berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-112/PJ/2007 tanggal 9

Lebih terperinci

BAB III OBYEK PENELITIAN. III.1.1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kalideres

BAB III OBYEK PENELITIAN. III.1.1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kalideres BAB III OBYEK PENELITIAN III.1. Latar Belakang Obyek Penelitian III.1.1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kalideres Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kalideres adalah instansi vertikal Direktorat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam Pada tahun 1987 Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor Inspeksi Pajak.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA A. Visi dan Misi Direktorat Jenderal Pajak Pajak merupakan kontribusi wajib kepada Negara yang terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM. A. Sejarah singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM. A. Sejarah singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM A. Sejarah singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam Pada tahun 1987 Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor Inspeksi Pajak.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sejarah Singkat KPP Pratama Jakarta Tanjung Priok Pada mulanya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Tanjung Priok adalah kantor bank yang digunakan oleh Belanda. Setelah

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Jakarta Duren Sawit Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Duren Sawit yang dibentuk sebagai bagian dari

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Sejarah Singkat Berdirinya Instansi. berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Sejarah Singkat Berdirinya Instansi. berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK. 54 BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 PENYAJIAN DATA 4.1.1 GAMBARAN UMUM INSTANSI 4.1.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya Instansi Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Gresik Selatan berdiri berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM. 2.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM. 2.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM 2.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia Di zaman penjajahan Belanda, Kantor Pelayanan Pajak dinamakan Kantor Belasting dan kemudian berubah menjadi

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENGUMPULAN DATA

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENGUMPULAN DATA BAB 3 OBJEK DAN METODE PENGUMPULAN DATA 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Kosambi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kosambi dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 132/PMK.01/2006

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA

BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA A. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Sawah Besar Dua Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Sawah Besar Dua dibentuk

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Pasar Rebo Menurut pengumuman Nomor PENG-03/PJ.09/2007 tentang pengumuman, menjelaskan pembentukan Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat Pada tahun 1976, Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor Inspeksi Pajak. Pada saat itu masih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENULISAN. Sumber data yang diperoleh oleh penulis adalah dengan melakukan. Data dan Informasi (PDI) pada KPP Pratama Taanjung Karang.

BAB III METODE PENULISAN. Sumber data yang diperoleh oleh penulis adalah dengan melakukan. Data dan Informasi (PDI) pada KPP Pratama Taanjung Karang. BAB III METODE PENULISAN 3.1 Sumber Data Sumber data yang diperoleh oleh penulis adalah dengan melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian, yaitu di Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah dan Perkembangan KPP Pratama Bandung Bojonagara

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah dan Perkembangan KPP Pratama Bandung Bojonagara BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah dan Perkembangan KPP Pratama Bandung Bojonagara Pada masa penjajahan kolonial Belanda di Indonesia, pajak sudah dijalankan, hal ini dapat kita lihat dengan adanya

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota 10 BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota Sejarah umum dari Kantor Pelayanan Pajak dimulai dari masa penjajahan Belanda,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan 14 BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan Sebagai gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Kosambi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kosambi dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 132/PMK.01/2006

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Sebelum diterapkannya sistem administrasi perpajakan modern, Kantor

BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Sebelum diterapkannya sistem administrasi perpajakan modern, Kantor 29 BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Sejarah Singkat KPP Madya Tangerang Sebelum diterapkannya sistem administrasi perpajakan modern, Kantor Pelayanan Pajak Madya Tangerang, dimana struktur organisasinya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan Sebagai gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan 14 BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan Sebagai gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA BANDUNG TEGALLEGA

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA BANDUNG TEGALLEGA BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA BANDUNG TEGALLEGA 2.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Tegallega Sejarah pajak mula-mula berasal dari Negara Perancis pada

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PENELITIAN TUGAS AKHIR. A. Sejarah Umum KPP Pratama Medan Kota

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PENELITIAN TUGAS AKHIR. A. Sejarah Umum KPP Pratama Medan Kota BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LO PENELITIAN TUGAS AKHIR A. Sejarah Umum KPP Pratama Medan Kota Sejarah umum dari Kantor Pelayanan Pajak dimulai pada masa penjajahan Belanda, Kantor Pelayanan Pajak bernama

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A.Sejarah Umum Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A.Sejarah Umum Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan 16 BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A.Sejarah Umum Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan Sejarah umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. 3.1 Gambaran umum KPP Pratama Bandung Cibeunying. Sejarah pajak mula mula berasal dari Negara perancis pada jaman

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. 3.1 Gambaran umum KPP Pratama Bandung Cibeunying. Sejarah pajak mula mula berasal dari Negara perancis pada jaman BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Gambaran umum KPP Pratama Bandung Cibeunying Sejarah pajak mula mula berasal dari Negara perancis pada jaman pemerintahan Napoleon Bonaparte, yang pada jamannya beliau terkenal

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur. Kantor Pelayanan Pajak dimulai pada masa penjajahan Belanda, Kantor

Lebih terperinci

BAB III. III.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Matraman KPP ini merupakan pecahan dari KPP Jakarta Timur I yang telah

BAB III. III.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Matraman KPP ini merupakan pecahan dari KPP Jakarta Timur I yang telah BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN III.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Matraman Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Matraman merupakan Kantor Pajak Type A yang berdiri pada bulan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN 39 BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah KPP Pratama Jakarta Duren Sawit Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Duren Sawit yang dibentuk sebagai bagian dari Reorganisasi di

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Tebet adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak ( DJP) yang berada

Lebih terperinci

BAB II PROFIL KPP PRATAMA LUBUK PAKAM. Direktorat Jenderal Pajak perlu diubah, baik dilevel kantor pusat sebagai pembuat

BAB II PROFIL KPP PRATAMA LUBUK PAKAM. Direktorat Jenderal Pajak perlu diubah, baik dilevel kantor pusat sebagai pembuat BAB II PROFIL KPP PRATAMA LUBUK PAKAM A. Sejarah Instansi Untuk mengimplementasikan konsep administrasi perpajakan modern yang beriorentasi pada pelayanan dan pengawasan, maka stuktur organisasi Direktorat

Lebih terperinci

BAB III LATAR BELAKANG INSTITUSI. Besar/ Large Taxpayers Office (LTO) pada tahun 2002 yang diikuti peresmian

BAB III LATAR BELAKANG INSTITUSI. Besar/ Large Taxpayers Office (LTO) pada tahun 2002 yang diikuti peresmian BAB III LATAR BELAKANG INSTITUSI A. Sejarah Institusi Direktorat Jenderal Pajak mengawali pembentukan Kantor Pelayanan Pajak modern dengan meresmikan berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar/

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN KOTA. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN KOTA. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN KOTA A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota Kantor Pelayanan Pajak dimulai pada masa penjajahan Belanda, Kantor Pelayanan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN BELAWAN. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Medan Belawan

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN BELAWAN. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Medan Belawan BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN BELAWAN A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Medan Belawan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan semula bernama Kantor Pelayanan Pajak Medan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang. Pajak Bumi dan Bangunan Bandung Tiga. Namun sehubungan dengan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang. Pajak Bumi dan Bangunan Bandung Tiga. Namun sehubungan dengan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang KPP Pratama Soreang ini pada mulanya merupakan Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Bandung Tiga. Namun sehubungan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PKLM. Jawatan Lelang yang bertugas melakukan pelelangan terhadap barang-barang

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PKLM. Jawatan Lelang yang bertugas melakukan pelelangan terhadap barang-barang BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PKLM A. Sejarah Umum Direktorat Jenderal Pajak Organisasi Direktorat Jenderal Pajak pada mulanya merupakan perpaduan dari beberapa unit organisasi, yaitu : a. Jawatan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK BADAN DAN ORANG ASING SATU

BAB III GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK BADAN DAN ORANG ASING SATU 42 BAB III GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK BADAN DAN ORANG ASING SATU 3.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Badan dan Orang Asing Satu Sebelum diterapkannya sistem administrasi modern, Kantor

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua dibentuk berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Medan Kota

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Medan Kota BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Medan Kota Sejarah umum dari kantor pelayanan pajak dimulai pada masa penjajahan belanda,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENGUMPULAN DATA. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENGUMPULAN DATA. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENGUMPULAN DATA III.1 Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga beralamatkan di Jl. K.H

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM. 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM. 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota Sejarah umum dari Kantor Pelayanan Pajak dimulai pada masa penjajahan Belanda, Kantor Pelayanan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN TIMUR. A. Sejarah Singkat Berdirinya KPP Pratama Medan Timur

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN TIMUR. A. Sejarah Singkat Berdirinya KPP Pratama Medan Timur BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN TIMUR A. Sejarah Singkat Berdirinya KPP Pratama Medan Timur Kantor Pelayanan Pajak dimulai pada masa penjajahan Belanda, Kantor Pelayanan Pajak pada masa itu bernama

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA. semula bernama Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara. Kantor Pelayanan Pajak

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA. semula bernama Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara. Kantor Pelayanan Pajak BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA A. Sejarah Singkat KPP Pratama Medan Belawan Sebagai gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan semula bernama Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara. Kantor

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Pekanbaru terletak antara 101º 14ʼ - 101º 34ʼ Bujur Timur dan 0º 25ʼ -

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Pekanbaru terletak antara 101º 14ʼ - 101º 34ʼ Bujur Timur dan 0º 25ʼ - BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1.1 Kota Pekanbaru Kota Pekanbaru terletak antara 101º 14ʼ - 101º 34ʼ Bujur Timur dan 0º 25ʼ - 0º 45ʼ Lintang Utara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT 2.1. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat Pada tahun 1976, Kantor Pelayanan Pajak Pratama masih disebut Kantor Inspeksi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat Kantor Pelayanan Pajak didirikan pada masa penjajahan Belanda. Kantor Pelayanan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN BELAWAN

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN BELAWAN BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN BELAWAN A. Sejarah Singkat KPP Pratama Medan Belawan Sebagai gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan semula bernama Kantor Pelayanan Pajak Medan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Bandung Bojonagara

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Bandung Bojonagara BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Bandung Bojonagara Penerapan pajak di Indonesia sebenarnya sudah diterapkan sejak jaman kolonial Belanda. Pemungutan pajak di masa itu dilakukan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA PEKANBARU TAMPAN

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA PEKANBARU TAMPAN BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA PEKANBARU TAMPAN 1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Pekanbaru Tampan KPP Pratama Pekanbaru Tampan, didirikan pada tahun 2002 berlokasi di Jalan Arengka

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM

BAB III GAMBARAN UMUM BAB III GAMBARAN UMUM 3.1. Sejarah KPP Pratama Salatiga Pada awalnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Salatiga merupakan Kantor Dinas Luar Tingkat I di bawah Kantor Inspeksi Pajak Semarang Barat, seiring

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PKLM

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PKLM BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PKLM 2.1 Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota 1. Sejarah Umum Kantor Pelayanan Pajaka Pratama Medan Kota Sejarah umum dari Kantor Pelayanan Pajak

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Reformasi perpajakan adalah perubahan yang mendasar di segala aspek perpajakan. Reformasi perpajakan yang sekarang menjadi prioritas menyangkut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Selatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Selatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Selatan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Selatan adalah instansi vertikal Direktorat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur Di zaman masa Penjajahan Belanda, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dinamakan Kantor

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM. 2.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Pekanbaru Senapelan. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru Senapelan beralamat di Jalan

BAB II GAMBARAN UMUM. 2.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Pekanbaru Senapelan. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru Senapelan beralamat di Jalan 12 BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Pekanbaru Senapelan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru Senapelan beralamat di Jalan Sudirman nomor 247 Pekanbaru. Kantor pemerintahan ini mempunyai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA PANGKALAN KERINCI KABUPATEN PELALAWAN. 2.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Pangkalan Kerinci

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA PANGKALAN KERINCI KABUPATEN PELALAWAN. 2.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Pangkalan Kerinci BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA PANGKALAN KERINCI KABUPATEN PELALAWAN 2.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Pangkalan Kerinci KPP Pratama Pangkalan Kerinci, didirikan pada tahun 2008 berlokasi di Jalan Pamong

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM. A. Sejarah Singkat KPP Pratama Medan Belawan

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM. A. Sejarah Singkat KPP Pratama Medan Belawan BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. Sejarah Singkat KPP Pratama Medan Belawan Sebagai gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan semula bernama Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. ObjekPenelitian Objek Penelitian dalam penulisan ini adalah sebuah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di Tebet yang melayani wajib pajak dalam pelaporan dan pelunasan yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN KOTA. A. Sejarah Singkat Berdirinya KPP Pratama Medan Kota

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN KOTA. A. Sejarah Singkat Berdirinya KPP Pratama Medan Kota BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN KOTA A. Sejarah Singkat Berdirinya KPP Pratama Medan Kota Kantor Pelayanan Pajak dimulai pada masa penjajahan Belanda, Kantor Pelayanan Pajak pada masa itu bernama

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) 2.1. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) 2.1. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) 2.1. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur Kantor Pelayanan Pajak dimulai pada masa penjajahan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM. Perpajakan Indonesia terdiri dari dua periode, yaitu :

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM. Perpajakan Indonesia terdiri dari dua periode, yaitu : BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. Sejarah Singkat Perpajakan Indonesia Negara Indonesia yang merupakan bekas jajahan pemerintah Hindia Belanda, undang-undang perpajakan merupakan warisan dari penjajahan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA BINJAI. 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA BINJAI. 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA BINJAI 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai didirikan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan 1. Sejarah Singkat KPP Pratama Medan Belawan Sebagai gambaran umum

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur Pada tahun 1976, Kantor Pelayanan Pajak Pratama masih disebut Kantor Inpeksi Pajak, pada saat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM. A. Sejarah Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM. A. Sejarah Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM A. Sejarah Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia Sebelum disebut Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dulunya bernama Kantor Inspeksi Pajak (KIP). Hal ini berlangsung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Lokasi Penelitian dan Daerah Operasi Objek Penelitian Dalam menyusun skripsi ini, peneliti melakukan penelitian di KPP Pratama Tangerang Timur yang

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN PETISAH. semula bernama Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara. Kantor Pelayanan Pajak

BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN PETISAH. semula bernama Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara. Kantor Pelayanan Pajak BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN PETISAH A. Sejarah Singkat KPP Pratama Medan Petisah Sebagai gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah semula bernama Kantor

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK/LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK/LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK/LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur 1. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur Sejarah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM. A. Sejarah Umum Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM. A. Sejarah Umum Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM A. Sejarah Umum Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia Pada tahun 1976, Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor Inspeksi Pajak.Pada saat itu masih ada dua

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN TIMUR. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak( KPP) Pratama Medan Timur

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN TIMUR. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak( KPP) Pratama Medan Timur BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN TIMUR A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak( KPP) Pratama Medan Timur Kantor Pelayanan Pajak dimulai pada masa penjajahan Belanda, Kantor

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK/LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK/LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK/LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pada tahun 1983 Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor Inspeksi Pajak. Pada saat

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Januari 2002 di Jalan Letjen S. Parman Nomor 102, Jakarta Barat berdasarkan

BAB III OBJEK PENELITIAN. Januari 2002 di Jalan Letjen S. Parman Nomor 102, Jakarta Barat berdasarkan BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan III.1.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Grogol Petamburan didirikan pada tanggal 1 Januari 2002 di Jalan Letjen S. Parman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Gambaran Umum tentang Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut ini : 1. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM. A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM. A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan berganti nama dari Kantor Pelayanan Pajak

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Terbentuknya Kantor Pelayanan Pajak Pratama

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Terbentuknya Kantor Pelayanan Pajak Pratama BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Terbentuknya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Untuk mengimplementasikan konsep administrasi perpajakan moderen yang berorientasi pada pelayanan dan pengawasan, maka struktur

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN PKLM. A. Sejarah Umum KPP Pratama Medan Petisah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN PKLM. A. Sejarah Umum KPP Pratama Medan Petisah BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN PKLM A. Sejarah Umum KPP Pratama Medan Petisah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah didirikan pada tanggal 26 Mei 2008 dengan membawahi tiga kecamatan yaitu

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. A. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. A. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK A. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat Perkembangan perpajakan di Indonesia mulai berkembang sejak zaman penjajahan kolonial Belanda, nama pajak dikenal dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten. 1. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten.

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten. 1. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten. BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten 1. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten berdiri sejak tahun 1984 yang telah

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KPP PMA LIMA

BAB III GAMBARAN UMUM KPP PMA LIMA BAB III GAMBARAN UMUM KPP PMA LIMA 3.1. Gambaran Umum KPP PMA Lima Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Lima (KPP PMA Lima) dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 443/KMK/0172001

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM 2.1. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat Pada Tahun 1987, Kantor Pelayananan Pajak masih disebut Kantor Inspeksi Pajak. Pada saat itu ada 2 (dua)

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 55/PMK.01/2007

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 55/PMK.01/2007 BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 KPP Pratama Serpong 3.1.1. Sejarah Singkat KPP Pratama Serpong Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 55/PMK.01/2007 tanggal 31 Mei 2007 tentang Perubahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENULISAN. Untuk memperoleh data dan informasi yang akan digunakan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENULISAN. Untuk memperoleh data dan informasi yang akan digunakan dalam penelitian ini BAB III METODE PENULISAN 3.1. Sumber Data Untuk memperoleh data dan informasi yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan 2 (dua) metode pengumpulan data yaitu: a. Data Primer adalah data yang

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI. 2.1Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam

BAB II PROFIL INSTANSI. 2.1Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam BAB II PROFIL INSTANSI 2.1Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam Untuk mengimplementasikan konsep administrasi perpajakan modern yang berorientasi pada pelayanan dan pengawasan, maka

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PEKANBARU TAMPAN Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru Tampan

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PEKANBARU TAMPAN Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru Tampan 10 BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PEKANBARU TAMPAN 1.1. Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru Tampan Pembentukan Kantor KPP Pratama ( Keputusan Menteri Keuangan

Lebih terperinci

BAB 3. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Gambir Dua

BAB 3. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Gambir Dua BAB 3 Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Gambir Dua 3.1. Sejarah Singkat KPP Pratama Jakarta Gambir Dua Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Gambir Dua merupakan salah satu unit vertikal di lingkungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kalideres Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kalideres merupakan pemecahan dari Kantor Pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Untuk mengkordinasikan pelaksanaan tugas di daerah, dibentuk beberapa kantor Inspektorat Daerah Pajak (ITDA) yaitu di Jakarta dan beberapa daerah seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Bentuk, Bidang Dan Perkembangan Usaha. kepada Wajib Pajak menjadi lebih optimal.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Bentuk, Bidang Dan Perkembangan Usaha. kepada Wajib Pajak menjadi lebih optimal. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Bentuk, Bidang Dan Perkembangan Usaha 1.1.1. Bentuk Usaha Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Jakarta Pesanggrahan berdiri sejak 5 Oktober 2015, KPP Jakarta Pessanggrahan ini merupakan pisahan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN PETISAH. A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN PETISAH. A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN PETISAH A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah semula bernama Kantor Pelayanan Pajak

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu : pemeriksaan kas bendaharawan pemerintah.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu : pemeriksaan kas bendaharawan pemerintah. BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Organisasi Direktorat Jenderal Pajak pada mulanya merupakan perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu : Jawatan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Setiabudi Satu, Jalan Rasuna Said

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Setiabudi Satu, Jalan Rasuna Said BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Latar Belakang Objek Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Setiabudi Satu, Jalan Rasuna Said Blok B Kav.8, Jakarta Selatan 12190. 3.1.2 Sejarah

Lebih terperinci