Profil Pembelajaran IPA Fisika Pada Materi Kalor Kelas VII F SMP Negeri 1 Malang Tahun Ajaran 2012/2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RPP

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Pembekalan Instruktur PLPG 2015

Analisis keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada materi ajar IPA SMP Kelas VIII SMP Negeri 3 Madiun

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

STUDI PELAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI KELAS X-3 SMA NEGERI 2 PAMEKASAN PADA MATA PELAJARAN FISIKA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM PELAJARAN BAHASA DI KELAS V SEKOLAH DASAR

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate)

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diajarkan bukan hanya untuk mengetahui dan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

MENINGKATKAN KOMPETENSI MENGGAMBAR DESAIN POSTER MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS XI DKV SMK NEGERI PACITAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Problematika Pembelajaran Matematika Berbasis Pendekatan Scientific Pada Kurikulum 2013 di SMP

I. PENDAHULUAN. diperoleh pengetahuan, keterampilan serta terwujudnya sikap dan tingkah laku

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses)

BAB I PENDAHULUAN. dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian

BAB III METODELOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 40. Penelitian ini, mengunakan model Kurt Lewin dalam penelitian

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Siklus I

PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN 1. 5 Latar Belakang Permasalahan

Bagaimana memilih bahan ajar? Prinsip Kecukupan. Cakupan Bahan Ajar. Urutan Penyajian Bahan Ajar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

RPP DAN MATERI PKGD. Prodi PGSD Penjas FIK UNY Wawan S. Suherman, M.Ed.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Oleh: Ajat Sudrajat

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi di SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung, pada proses

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar IPA di MTs Negeri Jeketro,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI (KKPI) SMK N 1 PRINGAPUS

RPP Theory A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN I PALOPO

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian deskriptif ini, para peneliti berusaha menggambarkan secara

Deskripsi Kemampuan Mahasiswa Biologi Tahun Ajaran 2009/2010 Dalam Penyusunan Rencana Pembelajaran Berdasarkan KTSP di Sekolah Menengah

,, Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. research). Menurut Kemmis dan Mc.Taggart, PTK adalah studi yang

PENERAPAN MODEL DISCOVERY PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 KARANGBENER KECAMATAN BAE KABUPATEN KUDUS JURNAL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dibahas hasil temuan-temuan dari masing-masing tempat

BAB III METODE PENELITIAN. Action Research (Wardhani, dkk., 2007: 1.3). Selanjutnya Suharsimi

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 19 Bandar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah aspek penting dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsipprinsip

IMPLEMENTASI KURIKULUM TAHUN 2013 DALAM PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

Instrumen Review. Instrumen Penelaahan Kurikulum Sekolah (KTSP) Dokumen 1. Terdapat logo sekolah/daerah

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI RAKYAT DENGAN MODEL QUANTUM TEACHING

BAB III METODE PENELITIAN. dan bukan pada input kelas, seperti silabus dan materi.

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. awal tahun Menurut Kurt Lewin PTK atau Classroom Action Research

Anita Lidya Hastuti Nauli*) Armis**) Titi Solfitri ***)

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DALAM KEGIATAN LESSON STUDY

TEKNIK PENYUSUNAN SATUAN ACARAPERKULIAHAN (SAP)

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Pengertian Belajar Pendapat tentang pengertian belajar ada bermacam-macam. Pendapat tersebut lahir

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. atau dalam bahasa Inggris disebut Research and Development (R&D).

PENGEMBANGAN RPP KURIKULUM 2013

Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Lensa Vol. 2 No. 2, ISSN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

PEDOMAN WAWANCARA DIALOG AWAL IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN METODE RESITASI UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEMANDIRIAN DAN TANGGUNG JAWAB

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena

(Seminar Nasional Lembaga Kebudayaan) Edisi 1 Tahun 2017 Halaman E-ISSN

Endang Susilowati SMP N 3 Semarang. Abstrak

KEMAMPUAN GURU TERSERTIFIKASI DALAM PERANCANGAN DAN PENERAPAN PEMBELAJARAN (Studi Multisitus pada SMK Negeri Kota Palu)

REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

Mahasiswa Program Studi Pendidikan kimia, Jurusan PMIPA,FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tipe Team Games Tournament (TGT). Pada siswa kelas VIII SMP Islam

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia 2 Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

Transkripsi:

Profil Pembelajaran IPA Fisika Pada Materi Kalor Kelas VII F SMP Negeri 1 Malang Tahun Ajaran 2012/2013 1) Linna Listia Diana Wahyu, 2) Endang Purwaningsih, 3) Asim Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang email: dianawahyu90@gmail.com Abstrak: Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan profil pembelajaran IPA Fisika Kelas VII F SMP Negeri 1 Malang kendala-kendala yang dialami oleh guru dan siswa dalam pembelajaran IPA khususnya pada KD 8.4. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan jenis studi kasus. Data penelitian diperoleh dari hasil observasi pembelajaran IPA, wawancara dengan peserta didik, dan dokumentasi. Hasil penelitian sebagai berikut. Pertama, pembelajaran IPA di SMPN 1 dilakukan selama 4 (empat) kali pertemuan, model maupun metode pembelajaran yang bervariasi. Kedua, Silabus dan RPP yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran tidak dibuat sendiri tetapi dibuat bersama-sama dengan guru lain. Ketiga, ada beberapa kendala yang dialami yaitu, kurangnya minat peserta didik sehingga menyulitkan guru dalam menyampaikan materi, kondisi kelas yang kurang kondusif, dan materi kalor yang cukup rumit dan terlalu banyak rumus. Kata kunci: Profil pembelajaran IPA Fisika, Kalor. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perencanaan guru sebelum melakukan pembelajaran fisika yang meliputi silabus, RPP dan persiapan peralatan eksperimen. Proses pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Minat peserta didik terhadap pelajaran fisika pada materi kalor. Penilaian pembelajaran fisika yang dilakukan oleh guru yang meliputi kesesuaian penilaian dengan BSNP, perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut penilaian proses hasil pembelajaran. METODE PENELITIAN Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif jenis studi kasus dengan metode penelitiannya yaitu metode deskriptif. Menurut Prastowo (2011) metode deskriptif adalah suatu metode yang digunkan untuk meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Oleh Arikunto dalam Prastowo (2011) dijelaskan bahwa penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala, atau keadaan. Penggunaan penelitian deskriptif ini digunakan karena peneliti berusaha memotret peristiwa yang terjadi, peneliti tidak memberikan perlakuan atau manipulasi, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya. Dalam penelitian ini, peneliti berupaya memusatkan perhatian pada masalah persiapan pembelajaran, proses pembelajaran, minat peserta didik, dan penilaian pembelajaran. 1

2 PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN Paparan Data 1. Perencanaan Pembelajaran Perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebelum melakukan proses belajar mengajar yang meliputi silabus, RPP, dan perencanaan peralatan eksperimen. a. Silabus Indikator yang dibuat pada silabus merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang ada pada BSNP. Pada kompetensi dasar KD 8.4 yaitu mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, semua indikator yang dibuat dalam silabus sesuai dengan KD yang ada. Kegiatan pembelajaran yang diuraikan sesuai dengan kompetensi dasar yang dikuasai peserta didik, begitu juga dengan materi pembelajaran yang dipaparkan dalam silabus mengacu pada kompetensi dasar. Berikut disajikan kesesuaian komponen silabus dengan BSNP. Tabel 4.1 Kesesuaian Komponen Silabus dengan BSNP Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013. No. Komponen Silabus Kesesuaian (%) 1. Judul dan Identitas 100 2. Standar Kompetensi 100 3. Kompetensi Dasar 100 4. Indikator Pencapaian KD 100 5. Kegiatan Pembelajaran 100 6. Materi Pemelajaran 100 7. Penilaian 80 8. Alokasi Waktu 100 9. Sumber Belajar 100 b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Secara Struktural RPP yang dibuat oleh guru mata pelajaran Fisika di kelas VII F SMPN 1 Malang terdiri dari identitas mata pelajaran yang meliputi sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, alokasi waktu, pertemuan, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian.berdasarkan hasil penelitian, data dokumentasi RPP (terlampir pada Lampiran Dokumentasi) semester genap diperoleh kesesuaian RPP dengan BSNP melalui alat ukur kesesuaian RPP dengan BSNP yang disajikan dalam Tabel 4.2 sebagai berikut.

3 Tabel 4.2 Kesesuaian Komponen RPP dengan BSNP Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013. No. Komponen RPP Kesesuaian (%) RPP KD 8.4 Pertemuan ke- 1 2 3 4 1. Judul dan Identitas 100 100 100 100 2. Standar Kompetensi 100 100 100 100 3. Kompetensi Dasar 100 100 100 100 4. Indikator 100 100 100 100 5. Tujuan Pembelajaran 100 100 100 100 6. Materi Pembelajaran 100 100 100 100 7. Alokasi Waktu 100 0 100 100 8. Metode Pembelajaran 100 100 100 100 9. Kegiatan Pembelajaran 100 100 100 100 10. Penilaian 67 67 67 67 11. Sumber Belajar 100 100 100 100 c. Perencanaan Peralatan Eksperimen Pembelajaran Kegiatan ekperimen yang dilakukan terdiri dari 2 macam yaitu perpindahan kalor secara konduksi dan perpindahan kalor secara konveksi. Pada saat eksperimen akan dilakukan, guru datang terlambat dikarenakan ada rapat dan peralatan yang digunakan belum dipersiapkan. Pada saat pembelajaran akan dimulai guru datang terlambat dan peralatan yang digunakan pada saat eksperimen belum dipersiapkan sehingga dalam mempersiapkan peralatan eksperimen mengambil jam pelajaran. Kurangnya jam pelajaran ini membuat guru dapat terus memotivasi peserta didik untuk dapat menggunakan sisa waktu pelajaran dengan lebih efisien sehingga eksperimen yang dilakukan bisa terselesaikan dengan tepat waktu walaupun terkesan sedikit tergesa-gesa. 2. Pelaksanaan Pembelajaran Pada pelaksanaan ini akan dipaparkan kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan RPP dan BSNP beserta penilaian pelaksanaan pembelajaran. Tabel 4.3 Tabel Kesesuain Tahapan Pembelajaran dengan BSNP Tahap Pembelajaran Kesesuaian (%) Rata- Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4 Rata Guru P.didik Guru P.didik Guru P.didik Guru P.didik Pendahuluan Motivasi 100 100 100 100 100 100 100 100 100 Apersepsi 100 100 100 100 100 100 100 100 100 Inti Eksplorasi 100 100 100 100 100 100 100 100 100 Elaborasi 100 100 100 100 100 100 100 100 100 Konfirmasi 100 100 100 100 100 100 100 100 100 Penutup Penyimpulan Penilaian dan Refleksi 100 100 100 100 100 100 100 100 100 Kesesuaian kegiatan yang direncanakan di RPP 67-67 - 67-67 - 67

4 Lanjutan Tabel 4.3 Tabel Kesesuain Tahapan Pembelajaran dengan BSNP Penggunaan bahasa, pengaturan waktu, percaya diri dan penampilan 100-100 - 100-100 - 100 Tabel 4.4 Tabel Kesesuain Proses Pembelajaran dengan BSNP Proses Pembelajaran Kesesuaian (%) Kategori Guru Peserta Didik Guru Peserta Didik Pertemuan pertama 95,88 100 Sangat Sesuai Sangat Sesuai Pertemuan kedua 95,88 100 Sangat Sesuai Sangat Sesuai Pertemuan ketiga 95,88 100 Sangat Sesuai Sangat Sesuai Pertemuan keempat 95,88 100 Sangat Sesuai Sangat Sesuai 3. Minat Peserta Didik pada Pelajaran Fisika a. Angket Pembelajaran Pada angket yang telah diberikan peneliti pada peserta didik diperoleh datan mengenai pendapat peserta didik dalam proses pembelajaran fisika. Menurut sebagian besar peserta didik dengan persentase 69%, pelajaran fisika pada materi kalor dirasa sedang sedang saja artinya terkadang sukar, terkadang mudah. Kebanyakan dari peserta didik yang menyukai pelajaran fisika pada materi kalor sebesar 67% karena cara pengarajarnya dan materinya walaupun materi kalor dirasa cukup rumit dan sulit dimengerti. Namun 38% dari peserta didik tidak menyukai pelajaran fisika pada materi kalor karena cara pengajarnya dirasa kurang sesuai. Kebanyakan dari peserta didik mempelajari fisika dengan cara membaca ulang materi dan mengerjakan latihan soal. Jika peserta didik mengalami kesulitan kebanyakan dari mereka akan bertanya kepada seseorang yang lebih mengerti mengenai materi kalor. Peserta didik merasa biasa saja ketika mempelajari fisika pada materi kalor. Kebanyakan dari peserta didik belajar fisika ketika dikelas dengan intensitas belajarnya selama seminggu kurang dari 1jam. Pembelajaran fisika dengan menggunakan alat peraga menurut peserta didik dalam satu semester sebanyak 2-3 kali. Dengan menggunakan alat peraga peserta didik merasa senang dan dapat lebih memahami materi kalor. b. Wawancara Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa peserta didik diperoleh data bahwa menurut beberapa peserta didik pelajaran fisika pada materi kalor kurang menyenangkan karena materi kalor dirasa cukup sulit dan membingungkan. Dengan mempelajari materi kalor tersebut peserta didik dapat memahami konsep-konsep fisika. Namun terkadang merekapun masih mengalami kesulitan dalam memahami konsep kalor. Kesulitan ini disebabkan karena kondisi kelas yang kurang kondusif sehingga peserta didik sulit menerima

5 pelajaran yang disampaikan oleh guru. Ketika peserta didik mengalami kesulitan mereka akan meminta bantuan dari guru pengajar, teman sekelas dan guru les. Bantuan yang diberikan biasanya berupa penjelasan ulang mengenai materi yang dirasa sulit, dan latihan soal untuk menasah kemampuan peserta didik. 4. Penilaian Pembelajaran a. Kesesuaian penilaian pembelajaran dengan BSNP Berikut disajikan Tabel kesesuaian penilaian yang dilakukan guru fisika kelas VII F dengan BSNP dari segi perencanaan dan proses pembelajaran. Tabel 4.5 Tabel kesesuaian Penilaian Hasil Pembelajaran dengan BSNP No. Komponen Penilaian Kesesuaian (%) 1. Pelaksanaan Penilaian 100 2. Pengelolaan Penilaian Hasil Pembelajaran 100 b. Perencanaan Penilaian Sebelum melakukan penelitian perencanaan penelitian yang dilakukan oleh guru fisika kelas VII-F adalah membuat kritria pencapaian kompetensi sebagai dasar penilaian, membuat instrumen penilaian, dan hasil pembelajaran yang didasarkan pada indikator untuk pencapaian Kompetensi Dasar yang berupa rubrik penilaian dan handout. Rubrik penilaian ini telah dibuat bersamaan dengan pembuatan RPP yang nantinya rubrik ini digunakan oleh guru sebagai acuan kriteria dalam penilaian. Handout yang telah dibuat akan diberikan kepada peserta didik sebelum mereka memulai pelajaran dengan materi yang baru. Handout ini berfungsi sebagai alat untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam menerima pelajaran. c. Pelaksanaan Penilaian Pelaksanaan penilaian yang dilakukan guru dapat dilakukan ketika didalam kelas saat jam proses pembelajaran maupun ketika diluar jam pelajaran. Penilaian kelas yang dilakukan oleh guru dapat didasarkan dari hasil kerja peserta didik yang meliputi tugas, quis, maupun Ulangan Harian.Berdasarkan hasil analisis UH yang dilakukan pada kelas VII F SMPN 1 Malang yang menjadi subjek penelitian, diperoleh bahwa peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 6 dari 29 peserta didik yang ada dengan persentase 20%. Sedangkan yang tidak mencapai ketuntasan belajarnya adalah 80% (23 orang). d. Tindak Lanjut Berdasarkan nilai Ulangan yang diperoleh peserta didik, maka tindak lanjut yang dilakukan oleh guru terhadap penilaian analisis hasil ulangan harian (UH) yaitu bagi peserta

6 didik yang sudah tuntas belajar akan diberikan soal pengayaan, sedangkan yang belum tuntas akan diberikan soal remidial seperlunya. Temuan Penelitian 1. Pada perencanaan pembelajaran berdasarkan perangkat pembelajaran (silabus dan RPP) yang telah dibuat dapat diketahui bahwa dalam silabus tidak tercantum kriteria penilaian yang ditetapkan secara jelas yang sesuai dengan indikator dalam kurikulum. Sedangkan pada RPP secara keseluruhan terdapat rubrik/pedoman penyekoran akan tetapi tidak ada kunci jawaban yang dicantumkan dalam RPP, dan pada RPP pertemuan kedua ditemui alokasi waktu proses pembelajaran yang tidak sesuai antara RPP dengan silabus yang dibuat. 2. Pada pelaksanaan pembelajaran secara keseluruhan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan BSNP, namun langkah pembelajaran yang dilakukan nyatanya tidak sama dengan langkah pembelajaran yang dibuat dalam RPP. 3. Pada saat proses pembelajaran berlangsung ketika guru menayangkan video demonstrasi hubungan antara titik didih dengan tekan suatu tempat, peserta didik terlihat antusias dan semangat dalam memperhatikan video yang ditayangkan oleh guru dan mendengarkan penjelasan guru mengenai video tersebut. PEMBAHASAN A. Perencanaan Pembelajaran Berdasarkan paparan data hasil peneltian yang diperoleh peneliti, perencanaan pembelajaran yang digunakan berupa silabus dan RPP. 1. Silabus Berdasarkan Tabel kesesuaian komponen silabus dengan BSNP semester genap tahun pelajaran 2012/2013 (Tabel 4.1) dapat diketahui bahwa komponen silabus yang dibuat sudah sesuai dengan penjabaran silabus pada kurikulum BSNP yang berlaku. Secara keseluruhan, silabus yang telah dibuat dapat dikatakan sangat sesuai berdasarkan BSNP dengan persentase kesesuaian sebesar 97,78%. Pada format penilaian yang dibuat pada silabus terdapat kekurangan yaitu pada silabus tidak ada kriteria penilaian yang ditetapkan. 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pada Tabel kesesuaian komponen RPP dengan BSNP semester genap tahun pelajaran 2012/2013 (Tabel 4.2) dapat dilihat bahwa komponen-komponen yang tercakup dalam RPP yang telah dibuat sudah sesuai dengan komponen-komponen RPP pada BSNP. Secara

7 keseluruhan, RPP yang telah dibuat dapat dikatakan sangat sesuai berdasarkan BSNP dengan persentase kesesuaian sebesar 94,75%. Pada komponen penilaian yang dibuat terdapat rubrik dan pedoman penyekoran akan tetapi dalam RPP yang telah dibuat kunci jawaban tidak dicantumkan. Sedangkan RPP pertemuan keempat dapat didapati alokasi waktu yang dicantumkan tidak sesuai dengan alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus. 3. Perencanaan Peralatan Eksperimen Pada saat eksperimen akan dilakukan, guru datang terlambat dikarenakan ada rapat dan peralatan yang digunakan belum dipersiapkan sehingga waktu yang seharusnya dapat digunakan untuk melakukan eksperimen berkurang. Kurangnya jam pelajaran yang dikarenakan keterlambatan guru dalam masuk kelas dan perencanaan peralatan eksperimen mengakibatkan proses pembelajaran pada saat eksperimen menjadi kurang efektif dan eksperimen yang dilakukan terkesan tergesa-gesa, sehingga banyak siswa yang kurang memahami makna dari eksperimen yang mereka lakukan. B. Pelaksanaan Proses Pembelajaran Pada Tabel Kesesuain Tahapan Pembelajaran dengan BSNP (Tabel 4.3) dapat diketahui bahwa secara keseluruhan pembelajaran untuk 4 kali tatap muka sudah sesuai berdasarkan acuan kurikulum tingkat satuan pendidikan (BSNP) walaupun terdapat sedikit perbedaan pada beberapa komponen yaitu penutup dan kesesuaian kegiatan yang direncanakan di RPP. Hasil kesesuaian pada Tabel Kesesuain Proses Pembelajaran dengan BSNP (Tabel 4.4) diperoleh berdasarkan rata-rata persentase tiap pertemuan pada Tabel Kesesuain Tahapan Pembelajaran dengan BSNP (Tabel 4.3). Dari persentase kesesuaian yang dilakukan oleh guru maupun peserta didik mencapai >90%. Hal ini dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran yang telah dilakukan sangat sesuai dengan acuan kurikulum yang digunakan. Pada komponen kesesuaian kegiatan berdasarkan RPP, lembar kerja dan latihan soal yang digunakan dalam proses pembelajaran tidak sama dengan lembar kerja dan latihan yang dibuat dalam RPP. Langkah pembelajaran yang dilakukan pada saat proses pembelajaran tidak sama dengan langkah pembelajaran yang telah direncanakan pada RPP yang telah dibuat yaitu ketika guru menayangkan video tentang hubungan antara titik didih dan tekanan pada suatu tempat pada saat pembelajaran namun dalam RPP tidak dicantumkan. Kegiatan eksperimen yang dilakukan oleh peserta didik pada saat proses pembelajaran tidak sesuai dengan kegiatan eksperimen yang telah dibuat dalam RPP.

8 1. Pendahuluan Kegiatan pendahuluan di bagi menjadi 2 yaitu motivasi dan apersepsi. Kegiatan merupakan kegiatan awal yang dilakukan oleh guru untuk memotivasi peserta didik dengan cara melakukan tanya jawab maupun demonstrasi. Pada pertemuan 1 dan 4 guru melakukan motivasi dan apersepsi dengan cara tanya jawab yaitu guru memberikan pertanyaan materi kalor yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Kegiatan proses pembelajaran yang dilakukan dengan 1 kali pertemuan dengan menayangkan video, dan 1 kali pertemuan dengan demonstrasi dirasa lebih meningkatkan motivasi belajar pada peserta didik dibandingkan dengan tanya jawab. Hal ini dapat dilihat ketika proses pembelajaran sedang berlangsung, peserta didik lebih aktif dan semangat dalam menerima pelajaran ketika memperhatikan video maupun demonstrasi yang dilakukan oleh guru dibandingkan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. 2. Inti Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Berdasarkan data hasil penelitian, pembelajaran dengan menggunakan media dirasa lebih diminati oleh peserta didik. Hal ini dibuktikan pada pertemuan ketiga pada materi kalor, ketika peserta didik melakukan kegiatan eksperimen, mereka lebih antusias dari pada mereka harus mendengarkan penjelasan dari guru. Karena pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen, peserta didik menjadi lebih aktif, mereka dapat mengeksplor diri mereka dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah yang dirasa membosankan dan membuat beberapa dari mereka mengantuk dan mengobrol dengan temannya. 3. Penutup Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.pada pertemuan pertama sampai keempat, ketika guru meminta peserta didik untuk memberikan kesimpulan terhadap apa yang telah mereka pelajari, terlihat peserta didik antusias dalam membuat kesimpulan dan refleksi walaupun ada beberapa peserta didik yang masih saja ramai sendiri dengan temannya. Ketika guru memberikan umpan balik, memberikan tugas rumah, dan menyampaikan rencana

9 pembelajaran pada pertemuan selanjutnya, terlihat bahwa peserta didik memperhatikan apa yang penjelasan dari guru. C. Minat Peserta Didik Terhadap Pelajaran Fisika Pada Materi Kalor Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan peserta didik, diketahui peserta didik cukup berminat terhadap pelajaran fisika pada materi kalor. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dan observasi. Pada lembar observasi yang diisi oleh peserta didik, kebanyakan dari peserta didik yang senang dengan pelajaran fisika sebanyak 67%, dikarenakan cara pengajaran yang kurang menyenangkan dan materi yang cukup sulit untuk dipahami sehingga peserta didik merasa bosan dan kurang antusias dalam mempelajari materi kalor. Namun peserta didik merasa senang dan lebih mudah mengerti pelajaran jika mereka mempelajari fisika pada materi kalor dengan menggunakan alat peraga atau eksperimen. Pada hasil wawancara yang dilakukan pada 3 orang peserta didik mengatakan bahwa mereka senang dengan paelajaran fisika pada materi kalor terutama pada saat eksperimen, karena dengan melakukan eksperimen dirasa lebih mudah untuk memahami materi kalor. Walaupun pada awalnya mereka merasa kesulitan dalam mempelajari materi kalor karena materinya yang cukup rumit dan sulit untuk dipahami. D. Penilaian Hasil Belajar Secara keseluruhan dari segi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil pembelajaran dapat dilihat kesesuaian pelaksanaan pembelajaran kegiatan guru sebesar 100 % dan kegiatan siswa sebesar 100 %, sehingga rata-ratanya sebesar 100% adalah kategori sangat sesuai berdasarkan BSNP. Persentase 100% ini diperoleh karena guru melakukan penilaian sesuai dengan acuan kriteria penilaian. Namun penilaian hasil belajar yang diperoleh peserta didik sangat kurang memuaskan karena banyaknya peserta didik yang tidak tuntas dalam belajar sebanyak 23 orang dari 29 peserta didik keseluruhan. Hal ini bisa dikarenakan pada saat materi kalor waktu yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar berkurang 3 hari karena libur hari besar, serta kondisi peserta didik di dalam kelas yang sangat ramai sehingga membuat proses pembelajaran tidak kondusif dan efisien. Pada perencanaan penilaian terdapat rubrik penilaian dan handout. Rubrik penilaian ini digunkan sebagai pedoman penilain terhadap hasil belajar peserta didik. Dengan adanya rubrik penilaian yang telah dibuata ini, maka guru bisa langsung melakukan penilaian sesuai dengan format yang telah ditentukan. Handout yang diberikan kepada peserta didik diawal pembelajaran materi kalor ini berisikan ringkasan materi, latihan soal, dan lembar kerja pada

10 saat eksperimen. Dengan adanya handout ini dirasa lebih praktis dan efisien dalam proses pembelajaran. Pada proses penilaian yang dilaukan oleh guru yaitu dengan cara pemberian tugas, quiz, maupun ulangan harian. Dengan diberikannya tugas, quiz, dan ulangan harian ini guru akan mendapatkan nilai berdasarkan hasil kerja peserta didik selama proses pembelajaran. Proses penilaian ini dilakukan guru pada saat pembelajaran sedang berlangsung ataupun diluar jam pelajaran. Berdasarkan penilaian hasil belajar peserta didik, untuk peserta didik yang tuntas belajar akan diberikan soal pengayaan dan untuk peserta didik belum tuntas belajar diberi soal remidial. Soal pengayaan yang diberikan bertujuan untuk memberikan motivasi kepada peserta didik yang telah tuntas belajar, sedangkan soal remidial yang diberikan bertujuan untuk memperbaiki nilai hasil ulangan harian dibawah KKM yang diperoleh peserta didik. Untuk peserta didik yang mendapat soal remidial nilai yang diperoleh berdasarkan hasil pengerjaan soal remidial tidak akan lebih dari nilai KKM yang telah ditentukan. Kebijakan ini diberlakukan supaya peserta didik dapat termotivasi dalam belajar sehingga tidak perlu mengerjakan soal remidial. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Persiapan yang dilakukan dalam hal perencanaan pembelajaran yang berkaitan dengan silabus yang memiliki kriteria sangat sesuai (97,78%), RPP yang memiliki kriteria sangat sesuai (94,75%), perencanaan dalam persiapan peralatan eksperimen, guru mempunyai perencananaan namun pada saat eksperimen peralatan yang digunakan belum dipersiapkan sehingga dalam mempersiapkan peralatan eksperimen mengambil jam pelajaran. 2. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru ada 3 tahap yaitu pendahuluan, inti dan penutup dengan persentase kesesuaian pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru maupun peserta didik mencapai >90% dengan kriteria sangat sesuai. 3. Minat peserta didik dalam pelajaran fisika pada materi kalor berdasarkan hasil wawancara maupun lembar angket diperoleh bahwa secara kesuluruhan peserta didik cukup berminat terutama pada saat melakukan kegiatan eksperimen, dan dalam mempelajari materi kalor walaupun materinya cukup rumit dan sulit dipahami. 4. Penilaian pembelajaran fisika yang dilakukan oleh guru dalam hal kesesuain penilaian berdasarkan BSNP dengan persentase sebesar 100%, penilaian hasil belajar peserta didik

11 pada materi kalor yaitu hanya 6 orang dari 29 orang yang tuntas belajar dengan mendapat nilai diatas KKM yaitu >80, rubrik penilaian dan handout yang digunakan dalam proses penilaian lebih praktis untuk peserta didik dan guru dalam memberikan penilaian, tindak lanjut yang berupa soal pengayaan dan soal remidial. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, adapun saran yang dapat diberikan peneliti adalahuntuk meningkatkan minat peserta didik terhadap pelajaran fisika pada materi kalor dalam proses belajar mengajar dapat menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar DAFTAR RUJUKAN BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta: BSNP. BSNP. 2007. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: BSNP. BSNP. 2007. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP. Jica. 2003. Telaah Kurikulum Fisika. Malang: UM Press. Muslich, Masnur. 2007. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara. Moleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nuryani. 2005. Keterampilan Dasar Mengajar Biologi. Malang: UM Press. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 3 Tahun 2008 Tanggal 15 Januari 2008 Standar Proses Pendidikan Kesetaraan Program Paket A, Program Paket B, Dan Program Paket C. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2012. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Prastowo, Andi. 2011. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Jogjakarta:Ar-Ruzz Media. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Supardi, dkk. Pengaruh Media Pembelajaran Dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Fisika. Jurnal Formatif 2(1): 71-81. Universitas Indraprasta PGRI. Wartono. 2003. Pengembangan Program Pengajaran Fisiska. Malang UM Press.

Wiyono, Bambang S. 2007. Metodologi Penelitian ( Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan Action Research).Malang:FIP UM..2008. Panduan Umum Pengembangan Silabus. Departemen Pendidikan Nasional..2008. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Edisi Keempat. Malang: UM Press. 12