ANALISIS EFISIENSI DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TAPE SINGKONG DI KOTA PEKANBARU

ANALISIS AGROINDUSTRI KERIPIK TEMPE BU SITI DI DESA BULUH RAMPAI KECAMATAN SEBERIDA KABUPATEN INDRAGIRI HULU

ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI KERIPIK NENAS DAN KERIPIK NANGKA DI DESA KUALU NENAS KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR

III. METODE PENELITIAN. Kumpulan dan i seluruh elemen (responden) tersebut dinamakan populasi.

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI KERUPUK KULIT SAPI DI KELURAHAN TUAH KARYA KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI TAHU (Studi Kasus pada Usaha Agroindustri Tahu Bapak Warnok di Desa Kuok Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar)

PERFORMANSI NILAI TAMBAH KEDELAI MENJADI TAHU DI KABUPATEN SAMBAS

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan kejadian-kejadian atau

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu)

BAB III METODE PENELITIAN. daerah penelitian ini dilakukan secara sengaja atau purposive pada agroindustri

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS EFISIENSI DAN NILAI TAMBAH PRODUK JAMU (Studi Kasus PT. Jamu Jokotole Bangkalan) Istifadhah 1, Abdul Azis jakfar 2, dan Askur Rahman 3

ANALSIS NILAI TAMBAH KERIPIK BUAH DI KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng,

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI KERUPUK SINGKONG (Studi Kasus di Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Wisata Batu)

ANALISIS NILAI TAMBAH BAWANG MERAH LOKAL PALU MENJADI BAWANG GORENG DI KOTA PALU

AGUS PRANOTO

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan

ANALISIS PENPAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI TAHU DANI DI KOTA PALU. Income and Worthiness Analysis of Industrial Enterprises Tofu Dani in Palu

KINERJA USAHA AGROINDUSTRI KELANTING DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN

DIVERSIFIKASI NILAI TAMBAH DAN DISTRIBUSI KEREPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP

III. METODE PENELITIAN. meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu sistem kondisi, suatu

KAJIAN NILAI TAMBAH PRODUK AGRIBISNIS KEDELAI PADA USAHA ANEKA TAHU MAJU LESTARI DI KECAMATAN LANDASAN ULIN, KOTA BANJARBARU

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KECAP (Studi Kasus pada Pengusaha Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran)

ANALISIS NILAI TAMBAH SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE) SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUK OLAHAN SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE) DI KABUPATEN SLEMAN Meta

ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI KERIPIK TEMPE SKALA RUMAH TANGGA (Studi Kasus Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang)

OPTIMALISASI USAHA AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU

23 ZIRAA AH, Volume 38 Nomor 3, Oktober 2013 Halaman ISSN

PROSPEK PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI OLAHAN JAGUNG DI KABUPATEN KUPANG

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AYAM KAMPUNG DI DISTRIK SEMANGGA KABUPATEN MERAUKE. Ineke Nursih Widyantari 1) ABSTRACT

Oleh : Iif Latifah 1, Yus Rusman 2, Tito Hardiyanto 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan

22 Siti Masithoh et al Pemanfaatan lahan pekarangan

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA TAHU PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KOTA PALU

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian

PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH USAHA KOPI BUBUK ROBUSTA DI KABUPATEN LEBONG (STUDI KASUS PADA USAHA KOPI BUBUK CAP PADI)

ANALISIS EKONOMI DAN PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SUSU KEDELAI BERBAGAI SKALA USAHA DI WILAYAH KABUPATEN JEMBER

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH EMPING TEKI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA DESA KERTASADA KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS KEUNTUNGAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK (Studi Kasus di Koperasi Agung Jaya Kec. Pandaan, Kab. Pasuruan)

No. Uraian Rata-rata/Produsen 1. Nilai Tambah Bruto (Rp) ,56 2. Jumlah Bahan Baku (Kg) 6.900,00 Nilai Tambah per Bahan Baku (Rp/Kg) 493,56

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEMPE (Suatu Kasus di Kelurahan Banjar Kecamatan Banjar Kota Banjar) Abstrak

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU

Oleh. Mulyadi 1), Hendrik 2) dan Firman Nugroho 2) Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau ABSTRAK

ANALISIS EKONOMI PAKAN TERNAK TERFERMENTASI BERBASIS LIMBAH AGROINDUSTRI PISANG DI KABUPATEN LUMAJANG

ANALISIS USAHA BUDIDAYA PERIKANAN AIR TAWAR DI KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

IDENTIFIKASI NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI MINYAK KAYU PUTIH DI KPHL TARAKAN

Available online at www. jurnal.abulyatama.ac.id/agriflora ISSN X (Online) Universitas Abulyatama. Jurnal Agriflora

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Perajin Tempe di Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran)

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI GULA SEMUT (Studi Kasus pada Perajin Gula Semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis)

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE)

PENDAHULUAN. Nurmedika 1, Marhawati M 2, Max Nur Alam 2 ABSTRACT

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

NILAI TAMBAH PADA AGROINDUSTRI TAHU

ABSTRAK. PENDAHULUAN Latar Belakang. GaneÇ Swara Vol. 10 No.1 Maret 2016 IDA BGS. EKA ARTIKA, 2) IDA AYU KETUT MARINI

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di CV. Rumah Alam Jaya (RAJ) Organik terletak

III. METODE PENELITIAN

VI. ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI PENGGERGAJIAN KAYU (IPK)

ANALISIS PROFITABILITAS DAN EFISIENSI BUDIDAYA KOPI DI PTP NUSANTARA IX (PERSERO) KEBUN GETAS SALATIGA

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS NILAI TAMBAH USAHA AGROINDUSTRI DAN PEMASARAN PRODUK GULA AREN DI KECAMATAN GUNUNGSARI KABUPATEN LOMBOK BARAT ABSTRAK

Lampiran 1. Analisis Biaya Produksi Pala Menjadi Sirup Pala Dalam Sebulan (3x produksi) di Kabupaten Bireuen

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEPUNG TAPIOKA DI DESA NEGARATENGAH KECAMATAN CINEAM KABUPATEN TASIKMALAYA

III. METODE PENELITIAN. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis data

ANALISIS EKONOMI PAKAN TERNAK TERFERMENTASI BERBASIS LIMBAH AGROINDUSTRI PISANG DI KABUPATEN LUMAJANG

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG PUTIH GORENG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

ANALISIS USAHA INDUSTRI TAHU DI DESA TRIMURTI KECAMATAN SRANDAKAN KABUPATEN BANTUL

ANALISIS AGROINDUSTRI KRIPIK UBI KAYU DI KELURAHAN KULIM KECAMATAN TENAYAN RAYA KOTA PEKANBARU

Manajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PENGOLAHAN KEDELAI PADA IRT TASIK GARUT DI KABUPATEN LEBONG

METODE PENELITIAN. set kondisi, suatu sistem pemikiran, atau pun suatu kelas peristiwa pada masa

ANALISIS NILAI TAMBAH BUAH PISANG MENJADI KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

III. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...

METODE PENELITIAN. dilapangan serta menggali fakta-fakta yang berkaitan dengan analisis nilai tambah

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Wajak Kabupaten Malang, tepatnya di

III. METODE PENELITIAN Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS EFISIENSI AGROINDUSTRI KACANG KEDELAI DI DESA DAYUN KECAMATAN DAYUN KABUPATEN SIAK

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA KACANG GOYANG PADA INDUSTRI PRIMA JAYA

SOCIETA III - 2 : , Desember 2014 ISSN

ANALISIS TITIK IMPAS SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PEDAGANG CABAI RAWIT DI WILAYAH KOTA GORONTALO* )

Nilai Tambah Produk Olahan Jahe Merah pada UD. VisionBali Herbal Indonesia, Denpasar

ANALISIS PERBEDAAN BIAYA, PENDAPATAN DAN RENTABILITAS PADA AGROINDUSTRI TEMPE ANTARA PENGGUNAAN MODAL SENDIRI DENGAN MODAL PINJAMAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA DI DESA PANERUSAN KULON KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH USAHA TAHU PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA WAJIANTO DI DESA OGURANDU KECAMATAN BOLANO LAMBUNU KABUPATEN PARIGI MOUTONG

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI JAMU TRADISIONAL SKALA RUMAH TANGGA DI KELURAHAN LABUH BARU TIMUR KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI KEDELAI DAN NILAI TAMBAH TAHU DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Hasil rata-rata (Rp/PT) , , ,04

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH DARI USAHA PENGOLAHAN MARNING DAN EMPING JAGUNG DI KABUPATEN GROBOGAN

ANALISIS PERBANDINGAN NILAI TAMBAH PENGOLAHAN UBI KAYU MENJADI TEPUNG MOCAF DAN TEPUNG TAPIOKA DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

Transkripsi:

ANALISIS EFISIENSI DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU Arif Budiman, Jum atri Yusri, Ermi Tety Agriculture faculty of Universitas Riau arifbudiman_agb08@yahoo.com (085278306914) ABSTRACT The objectives of this study were: 1) to determine the amount of costs, revenues, profits, and profitability value of tofu agroindustry in Pekanbaru. 2) to determine the level of efficiency of tofu agro industry in Pekanbaru. 3) to determine the added value of tofu agro industry in Pekanbaru. This research was conducted from June 2012 until December 2012. The data collection technique was cencus technique. The respondents of this research were all active tofu entrepreneurs in Pekanbaru. This research used qualitative and quantitative methods. The analysis scopes of this research were costs, revenues, profits, profitability, efficiency, and added values analysis. The results of this research showed that the average total cost of tofu agro industry in Pekanbaru was Rp.69,228,509.33 per month. Total revenues of tofu agro industry in Pekanbaru was Rp.96.147.690,00 per month. Total Profit of tofu agro industry in Pekanbaru was Rp.26,919,181.00 per month. The number 38.88 percent of Profitability value meant that tofu agro industry in Pekanbaru was a profitable industry because the value of profitability > 0. 1.39 Ratio of R / C value meant that every Rp.1.00 costs in the production process of tofu will provide 1.39 times profit. The average added value of small size tofu was Rp.7.607,69/kg. The average added vaue of medium size tofu was Rp.5.578,80/kg. Keywords: Tofu, agroindustry, efficiency, added value PENDAHULUAN Dalam menghadapi era persaingan global tidak ada pilihan selain meningkatkan daya saing nasional. Untuk mempertahankan dan meningkatkan daya saing nasional dalam rangka mewujudkan pembangunan yang berkesinambungan diperlukan suatu arah kebijakan pembangunan nasional dengan paradigma baru. Era reformasi yang berkembang sejak 1998 telah membawa banyak perubahan di berbagai bidang. Pemusatan kekuatan ekonomi nasional pada sekelompok tertentu telah surut seiring dengan terjadinya krisis ekonomi dan moneter. Paradigma pembangunan ekonomi yang semula lebih berorientasi pada pertumbuhan industri berskala besar telah bergeser kepada pembangunan ekonomi yang lebih ditekankan pada ekonomi kerakyatan. Perubahan paradigma tersebut telah berpengaruh terhadap proses pemulihan ekonomi yang tercermin dari beberapa indikator ekonomi (Kementerian Perindustrian, 2012). Dalam kerangka pembangunan pertanian, agroindustri merupakan penggerak utama perkembangan sektor pertanian, terlebih dalam masa yang akan datang posisi pertanian merupakan sektor andalan dalam pembangunan nasional

sehingga peranan agroindustri akan semakin besar. Dengan kata lain, dalam upaya mewujudkan sektor pertanian yang tangguh, maju dan efisien sehingga mampu menjadi leading sector dalam pembangunan nasional, harus ditunjang melalui pengembangan agroindustri, menuju agroindustri yang tangguh, maju serta efisien (Kartasasmita, 2011). Salah satu agroindustri yang memiliki prospek yang cerah di Kota Pekanbaru adalah agroindustri tahu. Agroindustri tahu merupakan agorindustri yang mengolah kacang kedelai melalui berbagai proses untuk menjadi tahu. Jumlah agroindustri tahu yang aktif berproduksi di Kota Pekanbaru sebanyak 16 pengusaha yang terdaftar di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru, dengan kapasitas produksi mulai dari 15 ton sampai 100 ton per tahun. Setiap usaha agroindustri tahu pada dasarnya ingin mendapatkan keuntungan yang maksimal dengan biaya produksi yang rendah dan tingkat efisiensi produksi yang efisien. Dengan kondisi ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Efisiensi dan Nilai Tambah Agroindustri Tahu di Kota Pekanbaru. Berdasarkan uraian di atas maka penulis membuat suatu perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Berapa besar biaya, penerimaan, keuntungan, dan profitabilitas dari agroindustri tahu di Kota Pekanbaru. Berapa tingkat efisiensi dari agroindustri tahu di Kota Pekanbaru. Berapa besar nilai tambah produk dari agroindustri tahu di Kota Pekanbaru. Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui besarnya biaya, penerimaan, keuntungan, dan profitabilitas dari agroindustri tahu di Kota Pekanbaru. Mengetahui tingkat efisiensi dari agroindustri tahu di Kota Pekanbaru. Mengetahui besarnya nilai tambah produk dari agroindustri tahu di Kota Pekanbaru. METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Pekanbaru. Objek penelitian adalah pengusaha tahu di Kota Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan dari bulan Juni 2012 sampai Desember 2012, diawali penyusunan proposal penelitian, pengumpulan data, pengolahan data serta penulisan laporan akhir. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari wawancara langsung dengan responden menggunakan kuisioner. Data primer yang diambil, meliputi: data identitas responden mencakup (umur, pendidikan, pengalaman usaha), data input produksi mencakup penggunaan bahan baku (kedelai), pemakaian tenaga kerja, jumlah pemakaian solar, kayu bakar dan asam tahu, dan data kepemilikan alat-alat produksi. Data sekunder diperoleh dari publikasi instansi-instansi yang berkaitan dengan penelitian. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, kemudian data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis (Surakhmad, 2004). Teknik

pengumpulan data dengan menggunakan metode sensus dimana keseluruhan pengusaha tahu di Kota Pekanbaru yang aktif melakukan produksi tahu dijadikan responden. Banyaknya agroindustri tahu yang ada di Kota Pekanbaru adalah sebanyak 16 pengusaha tahu. Data yang diambil adalah data bulan Agustus 2012. Analisis Data Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dipakai untuk mendapatkan gambaran kondisi usaha agroindustri tahu. Analisis kuantitatif digunakan untuk melihat analisis usaha dan beberapa perhitungan yang dilakukan dalam penelitian ini. Analisis kuantitatif berupa analisis biaya, penerimaan, keuntungan, profitabilitas, analisis efisiensi usaha dan nilai tambah. Biaya (Cost) Biaya dalam usaha agroindustri tahu terdiri dari biaya variabel (variable cost) dan biaya tetap (fixed cost). Biaya variabel (variable cost) terdiri dari biaya pembelian kedelai, tenaga kerja luar keluarga (TKLK), solar, kayu bakar, asam tahu, dan transportasi. Biaya tetap (fixed cost) terdiri dari biaya tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) dan penyusutan atas peralatan dan bangunan tempat berproduksi. Biaya total merupakan penjumlahan antara biaya tetap total (TFC) dan biaya variabel total (TVC). Formulasi biaya total sebagai berikut: TC = TFC + TVC Keterangan: TC = Biaya total usaha agroindustri tahu (Rp/bulan) TFC = Total biaya tetap usaha agroindustri tahu (Rp/bulan) TVC = Total biaya variabel usaha agroindustri tahu (Rp/bulan) Biaya penyusutan peralatan dihitung dengan metode garis lurus dengan rumus sebagai berikut: Keterangan: HP NS n Penyusutan HP - NS n = Harga perolehan (cost) = Nilai sisa (residu) = Taksiran hasil produksi (unit) Penerimaan (Revenue) Penerimaan total (total revenue) dari suatu usaha dapat diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah produksi tahu yang dihasilkan (terjual) dengan harga tahu. Secara matematis penerimaan dituliskan dengan rumus: TR = P x Q Keterangan: TR = Total penerimaan usaha agroindustri tahu (Rp/bulan)

P = Harga tahu per kilogram (Rp) Keuntungan (Profit) Keuntungan usaha pengusaha tahu merupakan hasil akhir penerimaan dikurangi dengan biaya total produksi. Secara matematis keuntungan dituliskan dengan rumus: π = TR TC Keterangan: π = Keuntungan (Rp/bulan) TR = Total Penerimaan (Rp/bulan) TC = Total Biaya (Rp/bulan) Profitabilitas Profitabilitas merupakan perbandingan antara keuntungan dari penjualan tahu dengan biaya total tahu yang dinyatakan dalam persentase. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut: Keterangan: π TC Profitabilitas = x100% TC = Keuntungan usaha agroindustri tahu (Rp/bulan) = Total biaya usaha agroindustri tahu (Rp/bulan) Menurut Gasperz (1999) dalam Santi (2009) kriteria yang digunakan dalam penilaian profitabilitas adalah: 1. Profitabilitas > 0 berarti agroindustri tahu yang diusahakan menguntungkan. 2. Profitabilitas = 0 berarti agroindustri tahu yang diusahakan mengalami Break Even Point (BEP). 3. Profitabilitas < 0 berarti agroindustri tahu yang diusahakan tidak menguntungkan. Analisis Efisiensi Usaha Perhitungan efisiensi usaha yang digunakan adalah Revenue Cost Ratio (R/C Ratio). R/C Ratio adalah perbandingan antara penerimaan dengan biaya. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut: R/C rasio Total Penerimaan Total Biaya (TR) (TC) Dimana: Jika R/C > 1 maka usaha agroindustri tahu menguntungkan untuk diusahakan.

Jika R/C < 1 maka usaha agroindustri tahu tidak menguntungkan untuk diusahakan. Jika R/C =1 maka usaha agroindustri tahu impas, yaitu usaha memberikan jumlah penerimaan yang sama dengan jumlah yang dikeluarkan. Analisis Nilai Tambah Analisis nilai tambah produk agroindustri tahu menggunakan metode Hayami. Menurut Hayami (1990) dalam Sudiyono (2004), ada dua cara untuk menghitung nilai tambah yaitu nilai tambah untuk pengolahan dan nilai tambah untuk pemasaran. Prosedur perhitungan nilai tambah menurut metode Hayami dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kerangka perhitungan nilai tambah metode Hayami Variabel Nilai I. Output, Input dan Harga 1. Output (kg) (1) 2. Input (kg) (2) 3. Tenaga kerja (HOK) (3) 4. Faktor Konversi (4) = (1) / (2) 5. Koefisien Tenaga Tenaga Kerja (HOK/kg) (5) = (3) / (2) 6. Harga output (Rp) (6) 7. Upah Tenaga kerja (Rp/HOK) (7) II. Penerimaan dan Keuntungan 8. Harga bahan baku (Rp/kg) (8) 9. Sumbangan input lain (Rp/kg) (9) 10. Nilai Output (Rp/kg) (10) = (4) x (6) 11. a. Nilai Tambah (Rp/kg) (11a) = (10) (9) (8) b. Rasio Nilai Tambah (%) (11b) = (11a/10) x 100% 12. a Pendapatan tenaga kerja (Rp/kg) (12a) = (5) x (7) b. Pangsa Tenaga kerja (%) (12b) = (12a/11a) x 100% 13. a. Keuntungan (Rp/kg) (13a) = 11a 12a b Tingkat keuntungan (%) (13b) = (13a/11a) x 100% III. Balas Jasa Pemilik Faktor Produksi 14. Marjin (Rp/Kg) (14) = (10) (8) Pendapatan Tenaga Kerja (%) (14a) = (12a/14) x 100% Sumbangan Input Lain (%) (14b) = (9/14) x 100% Keuntungan Pengusaha (%) (14c) = (13a/14) x 100% Sumber: Sudiyono, 2004

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Secara geografis Kota Pekanbaru terletak antara 101 14' - 101 34' Bujur Timur dan 0 25' - 0 45' Lintang Utara. Dengan ketinggian dari permukaan laut berkisar 5-50 meter. Permukaan wilayah bagian utara landai dan bergelombang dengan ketinggian berkisar antara 5-11 meter. Dengan meningkatnya kegiatan pembangunan menyebabkan meningkatnya kegiatan penduduk disegala bidang yang pada akhirnya meningkatkan pula tuntutan dan kebutuhan masyarakat terhadap penyediaan fasilitas dan utilitas perkotaan serta kebutuhan Lainnya. Untuk lebih terciptanya tertib pemerintahan dan pembinaan wilayah yang cukup luas, maka dibentuklah Kecamatan Baru dengan Perda Kota Pekanbaru No. 4 Tahun 2003 menjadi 12 Kecamatan dan Kelurahan/Desa baru dengan Perda tahun 2003 menjadi 58 Kelurahan/Desa. Gambaran Umum Agroindustri Tahu di Kota Pekanbaru Agroindustri tahu di Kota Pekanbaru sudah ada sekitar tahun 1980an dilihat dari salah satu pengusaha tahu sudah ada yang berpengalaman usaha selama 33 tahun. Pengusaha tahu sebagian besar adalah berasal dari Jawa yang merantau ke Kota Pekanbaru untuk mencari pekerjaan. Pengusaha tahu yang telah memiliki pengalaman dalam membuat tahu, tertarik untuk membuka usaha agroindustri tahu di Kota Pekanbaru yang pada saat itu belum banyak ditemui. Sebagian besar (68,75%) usaha agroindustri tahu di Kota Pekanbaru berada di Kecamatan Payung Sekaki, disana adalah tempat tinggal para pengusaha tahu di Kota Pekanbaru sekaligus lokasi pabrik usaha agroindustri tahu. Sampai saat ini usaha agroindustri tahu yang berproduksi di Kota Pekanbaru sebanyak 16 pengusaha tahu. Jenis tahu yang diproduksi oleh produsen tahu di Kota Pekanbaru adalah tahu putih. Bahan baku utama agroindustri tahu adalah kedelai. Sumber bahan baku berasal dari grosir kedelai yang ada di pasar sekitar Kota Pekanbaru. Pengusaha memilih membeli kedelai di pedagang grosir untuk mendapatkan harga yang relatif murah dibandingkan jika membeli di pedagang pengecer. Input produksi lain adalah solar, kayu bakar dan asam tahu. Solar dibeli oleh pengusaha dari stasiun bahan bakar umum (SPBU). Solar digunakan sebagai bahan bakar mesin penggiling kedelai. Kayu bakar digunakan untuk proses perebusan kacang kedelai. Pasokan kayu bakar berasal dari kabupaten lain yaitu Kabupaten Kampar dan Kabupaten Pelalawan. Asam tahu merupakan bahan penggumpal tahu. Harga asam tahu adalah Rp.1.000,00/liter. Kapasitas produksi tahu pada agroindustri tahu di Kota Pekanbaru adalah 400 sampai 2600 kg/hari atau 12.000 sampai 78.000 kg/bulan. Dengan melihat kapasitas produksi, skala usaha agroindustri tahu dapat dikelompokkan menjadi 3 skala usaha: (1) skala kecil (<25.000 kg/bulan), (2) skala sedang (25.000-50.000 kg/bulan), (3) skala besar (>50.000 kg/bulan). Jumlah agroindustri tahu yang tergolong dalam skala kecil yaitu sebanyak 5 pengusaha (31,25%), sedangkan agroindustri tahu yang tergolong dalam skala sedang yaitu sebanyak 7 pengusaha (43,75%). Agroindustri tahu yang tergolong dalam skala besar yaitu sebanyak 4 pengusaha (25%).

Analisis Biaya Usaha Agroindustri Tahu 1. Analisis Biaya Biaya agorindustri tahu terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel terdiri dari biaya pembelian kedelai, upah tenaga kerja luar keluarga (TKLK), pembelian solar, kayu bakar, asam tahu dan biaya transportasi. Biaya tetap terdiri dari biaya penyusutan peralatan dan upah tenaga kerja dalam keluarga (TKDK). Rata-rata biaya usaha agroindustri tahu di Kota Pekanbaru dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rata-rata biaya usaha agroindustri tahu di Kota Pekanbaru selama bulan Agustus 2012 Uraian Biaya 1. Biaya Variabel Jumlah Pemakaian Biaya (Rp) Persentase (%) a. Kedelai (kg) 7.162,50 50.508.750,00 72,96 b.tenaga Kerja Luar Keluarga (HOK) 20,48 4.846.875,00 7,00 c. Solar (liter) 285,88 759.375,00 1,10 d. Kayu Bakar (kubik) 50,83 3.354.862,50 4,85 e. Asam tahu (liter) 5.864,06 5.864.062,50 8,47 f. Biaya Transportasi (Rp) 2.071.875,00 2.071.875,00 2,99 Jumlah Biaya Variabel (Rp) 67.405.800,00 (97,36) 2. Biaya Tetap a. TKDK (HOK) 137,92 1.125.000,00 1,63 b. Biaya penyusutan (Rp) 697.709,33 697.709,33 1,01 Jumlah Biaya Tetap (Rp) 1.822.709,33 (2,64) Total Biaya (Rp) 2.783.106,00 69.228.509,33 100,00 Sumber: Data olahan, 2013 Berdasarkan Tabel 2 dapat dijelaskan bahwa total biaya yang dikeluarkan pengusaha tahu rata-rata sebesar Rp.69.228.509,33/bulan dengan kontribusi total biaya variabel sebesar Rp.67.405.800,00/bulan (97,36%) dan total biaya tetap sebesar Rp.1.822.709,33/bulan (2,64%). Biaya variabel terdiri dari pembelian kedelai sebanyak 7.162,50 kg dengan biaya sebesar Rp.50.508.750,00 (72,96%), penggunaan tenaga kerja luar keluarga (TKLK) sebanyak 633,75 jam dengan biaya sebesar Rp.4.846.875,00 (7%), penggunaan solar sebanyak 285,88 liter dengan biaya sebesar Rp.759.375,00 (1,1%), penggunaan kayu bakar sebanyak 50,83 kubik dengan biaya sebesar Rp.3.354.862,50 (4,85%), penggunaan asam tahu sebanyak 5.864,06 liter dengan biaya sebesar Rp.5.864.062,50 (8,47%), dan biaya transportasi sebesar Rp.2.071.875,00 (2,99%).

Biaya tetap terdiri dari biaya tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) sebesar Rp.1.125.000,00 (1,63%), dan biaya penyusutan sebesar Rp.697.709,33 (1,01%). 2. Analisis Penerimaan, Keuntungan, dan Profitabilitas Rata-rata produksi, penerimaan, keuntungan dan nilai profitabilitas usaha agroindustri tahu di Kota Pekanbaru dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Rata-rata produksi, penerimaan, keuntungan dan profitabilitas usaha agroindustri tahu di Kota Pekanbaru bulan Agustus 2012 Uraian Rata-Rata Produksi Harga Tahu Total Penerimaan (kg/bln) (Rp/kg) (Rp) Tahu Besar 24.204 2.513,00 60.824.652,00 Tahu Kecil 12.126 2.913,00 35.323.038,00 Jumlah 96.147.690,00 Total Biaya (Rp) 69.228.509,00 Keuntungan (Rp) 26.919.181,00 Profitabilitas (%) 38,88 Sumber: Data olahan, 2013 Berdasarkan Tabel 3 dapat dijelaskan bahwa produksi agroindustri tahu terdiri dari produksi tahu besar dan produksi tahu kecil. Produksi tahu besar ratarata sebanyak 24.204 kg/bulan dengan harga tahu besar Rp.2.513,00/kg sehingga didapatkan penerimaan tahu besar rata-rata sebesar Rp.60.824.652,00/bulan. Produksi tahu kecil sebanyak 12.126 kg/bulan dengan harga tahu kecil Rp.2.913,00/kg sehingga didapatkan penerimaan tahu kecil rata-rata sebesar Rp.35.323.038,00/bulan. Jadi total penerimaan pengusaha agroindustri tahu ratarata sebesar Rp.96.147.690,00/bulan. Keuntungan usaha agroindustri tahu adalah selisih antara total biaya dengan total penerimaan. Keuntungan agroindustri tahu sebesar Rp.26.919.181,00/bulan. Profitabilitas adalah perbandingan antara keuntungan dengan total biaya dalam persentase. Nilai profitabilitas usaha agroindustri tahu di Kota Pekanbaru adalah sebesar 38,88 persen, artinya setiap pemakaian input produksi sebesar Rp.1,00 maka akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp.38,88. Jadi usaha agroindustri tahu menguntungkan karena nilai profitabilitas > 0.

3. Analisis Efisiensi Usaha Efisiensi usaha dihitung dengan menggunakan nilai R/C rasio, yaitu perbandingan antara penerimaan dan biaya yang dikeluarkan. Efisiensi usaha agroindustri tahu di Kota Pekanbaru dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Efisiensi usaha agroindustri tahu di Kota Pekanbaru selama bulan Agustus 2012 No Uraian Rata-rata per pengusaha 1 Biaya Total (Rp) 69.228.509,33 2 Penerimaan (Rp) 96.147.690,00 3 Efisiensi Usaha (R/C Ratio) 1,39 Sumber: Data olahan, 2013 Berdasarkan Tabel 4 dapat dijelaskan efisiensi agroindustri tahu di Kota Pekanbaru sebesar 1,39 yang berarti bahwa agroindustri tahu yang dijalankan sudah efisien. Nilai R/C rasio 1,39 berarti bahwa setiap Rp.1,00 biaya yang dikeluarkan dalam usaha agroindustri tahu memberikan penerimaan sebesar 1,39 kali dari biaya yang telah dikeluarkan. 4. Analisis Nilai Tambah Analisis nilai tambah berguna untuk menguraikan proses produksi menurut sumbangan masing-masing faktor produksi. Dasar perhitungan metode analisis nilai tambah ini menggunakan perhitungan Kg bahan baku kedelai. Nilai tambah tahu dihitung berdasarkan ukuran tahu. Nilai Tambah Tahu Ukuran Kecil Output (produk olahan agoindustri tahu) yang dihasilkan adalah tahu. Berikut adalah perhitungan nilai tambah tahu ukuran kecil dengan metode Hayami yang disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Nilai tambah tahu ukuran kecil usaha agroindustri tahu di Kota Pekanbaru selama bulan Agustus 2012 Variabel I. Output, Input dan Harga Nilai 1. Output (kg) (1) 404,20 2. Input (kg) (2) 79,69 3. Tenaga kerja (HOK) (3) 6,81 4. Faktor Konversi (4) = (1) / (2) 5,07 5. Koefisien Tenaga Tenaga Kerja (HOK/kg) (5) = (3) / (2) 0,09 6. Harga output (Rp) (6) 2.913,00 7. Upah Tenaga kerja (Rp/HOK) (7) 53.437,50 II. Penerimaan dan Keuntungan 8. Harga bahan baku (Rp/kg) (8) 7.006,25

9. Sumbangan input lain (Rp/kg) (9) 161,41 10. Nilai Output (Rp/kg) (10) = (4) x (6) 14.775,35 11. a. Nilai Tambah (Rp/kg) (11a) = (10) (9) (8) 7.607,69 b. Rasio Nilai Tambah (%) (11b) = (11a/10) x 100% 51,49 12. a Pendapatan tenaga kerja (Rp/kg) (12a) = (5) x (7) 4.566,61 b. Pangsa Tenaga kerja (%) (12b) = (12a/11a) x 100% 60,03 13. a. Keuntungan (Rp/kg) (13a) = 11a 12a 3.041,07 b Tingkat keuntungan (%) (13b) = (13a/11a) x 100% 39,97 III. Balas Jasa Pemilik Faktor Produksi 14. Marjin (Rp/Kg) (14) = (10) (8) 7.769,10 Pendapatan Tenaga Kerja (%) (14a) = (12a/14) x 100% 58,78 Sumbangan Input Lain (%) (14b) = (9/14) x 100% 2,08 Keuntungan Pengusaha (%) (14c) = (13a/14) x 100% 39,14 Sumber: Data olahan, 2013 Berdasarkan Tabel 5 dapat dijelaskan bahwa nilai tambah yang diperoleh dari tahu ukuran kecil adalah sebesar Rp.7.607,69/kg. Nilai tambah ini diperoleh dari pengurangan nilai output (produksi tahu ukuran kecil) dengan biaya bahan baku dan biaya bahan penunjang lainnya. Sedangkan rasio nilai tambah tahu ukuran kecil adalah sebesar 51,49%, artinya 51,49 persen dari nilai output (tahu kecil) merupakan nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan agroindustri tahu. Nilai Tambah Tahu Ukuran Besar Nilai tambah tahu ukuran besar dengan metode Hayami dapat dilihat pada Tabel 6 berikut. Tabel 6. Nilai tambah tahu ukuran besar usaha agroindustri tahu di Kota Pekanbaru selama bulan Agustus 2012 Variabel I. Output, Input dan Harga Nilai 1. Output (kg) (1) 806,79 2. Input (kg) (2) 159,06 3. Tenaga kerja (HOK) (3) 6,81 4. Faktor Konversi (4) = (1) / (2) 5,01 5. Koefisien Tenaga Tenaga Kerja (HOK/kg) (5) = (3) / (2) 0,04 6. Harga output (Rp) (6) 2.513,00 7. Upah Tenaga kerja (Rp/HOK) (7) 53.437,50 II. Penerimaan dan Keuntungan 8. Harga bahan baku (Rp/kg) (8) 7.006,25 9. Sumbangan input lain (Rp/kg) (9) 161,41 10. Nilai Output (Rp/kg) (10) = (4) x (6) 12.746,46 11. a. Nilai Tambah (Rp/kg) (11a) = (10) (9) (8) 5.578,80 b. Rasio Nilai Tambah (%) (11b) = (11a/10) x 100% 43,77

12. a Pendapatan tenaga kerja (Rp/kg) (12a) = (5) x (7) 2.287,86 b. Pangsa Tenaga kerja (%) (12b) = (12a/11a) x 100% 41,01 13. a. Keuntungan (Rp/kg) (13a) = 11a 12a 3.290,94 b Tingkat keuntungan (%) (13b) = (13a/11a) x 100% 58,99 III. Balas Jasa Pemilik Faktor Produksi 14. Marjin (Rp/Kg) (14) = (10) (8) 5.740,21 Pendapatan Tenaga Kerja (%) (14a) = (12a/14) x 100% 39,86 Sumbangan Input Lain (%) (14b) = (9/14) x 100% 2,81 Keuntungan Pengusaha (%) (14c) = (13a/14) x 100% 57,33 Sumber: Data olahan, 2013 Berdasarkan dari Tabel 6 dapat dijelaskan bahwa nilai tambah yang diperoleh dari tahu ukuran besar adalah sebesar Rp.5.578,80/kg. Nilai tambah ini diperoleh dari pengurangan nilai output (produksi tahu ukuran besar) dengan biaya bahan baku dan biaya bahan penunjang lainnya. Sedangkan rasio nilai tambah tahu ukuran kecil adalah sebesar 43,77%, artinya 43,77 persen dari nilai output (tahu besar) merupakan nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan agroindustri tahu. Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Dari penelitian yang dilakukan pada usaha agroindustri tahu di Kota Pekanbaru dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Total biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha tahu rata-rata sebesar Rp.69.228.509,33 per bulan. Penerimaan yang diperoleh pengusaha rata-rata sebesar Rp.96.147.690,00 per bulan. Keuntungan yang diperoleh pengusaha rata-rata sebesar Rp.26.919.181,00 per bulan dan nilai profitabilitas usaha agroindustri tahu sebesar 38,88 persen. 2. Usaha agroindustri tahu sudah efisien karena nilai R/C rasio lebih dari satu yaitu sebesar 1,39 berarti bahwa setiap Rp.1,00 biaya yang dikeluarkan dalam usaha agroindustri tahu memberikan penerimaan sebesar 1,39 kali dari biaya yang telah dikeluarkan. 3. Nilai tambah yang diperoleh dari tahu ukuran kecil adalah sebesar Rp.7.607,69/kg. Nilai tambah ini diperoleh dari pengurangan nilai output (produksi tahu ukuran kecil) dengan biaya bahan baku dan biaya bahan penunjang lainnya. Sedangkan rasio nilai tambah tahu ukuran kecil adalah sebesar 51,49%, artinya 51,49 persen dari nilai output (tahu kecil) merupakan nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan agroindustri tahu. Sedangkan nilai tambah yang diperoleh dari tahu ukuran besar adalah sebesar Rp.5.578,80/kg. Nilai tambah ini diperoleh dari pengurangan nilai output (produksi tahu ukuran besar) dengan biaya bahan baku dan biaya bahan penunjang lainnya. Sedangkan rasio nilai tambah tahu ukuran kecil adalah sebesar 43,77%, artinya 43,77 persen dari nilai output (tahu besar) merupakan nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan agroindustri tahu.

Saran 1. Agar pengusaha mendapatkan keuntungan yang maksimal, maka disarankan ketersediaan bahan baku agroindustri tahu di pasaran dengan harga stabil telah tersedia dengan cukup untuk memenuhi kebutuhan para pengusaha tahu. 2. Agar pengusaha tidak terbebani oleh biaya produksi yang tinggi, disarankan untuk Pemerintah dapat mengendalikan harga kacang kedelai di Pasar. Dengan harga kedelai stabil, pengusaha dapat berproduksi secara maksimal. 3. Analisis kelayakan usaha agroindustri tahu menggunakan NPV dapat dijadikan penelitian selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Kartasasmita M. 2011. Pengertian Agroindustri Menurut Pandangan Pribadi Serta Contoh Hasil Produk Agroindustri. http://mawardikartasasmita.blogspot.com/2011/10/pengertian-agroindustrimenurut.html. Diakses pada tanggal 26 desember 2011. Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, 2012. Santi Y. M. 2009. Analisis Usaha Agroindustri Keripik Belut (Monopterus albus zuieuw) di Kabupaten Klaten. Skripsi. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta. (Tidak dipubilkasikan). Sudiyono A. 2004. Pemasaran Pertanian. UMM Press. Malang Surakhmad W. 2004. Metode Ilmiah Penelitian, Metode dan Teknik Penelitian. Tarsito. Bandung.