MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG TOWER C KEBAGUSAN CITY JAKARTA MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT

dokumen-dokumen yang mirip
Modifikasi Perencanaan Gedung Office Block Pemerintahan Kota Batu Menggunakan Struktur Komposit Baja Beton

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG B RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA GUNUNGSARI SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit

BAB V ANALISA STRUKTUR PRIMER

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON

TUGAS AKHIR RC

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH TERANG BANGSA SEMARANG MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERKANTORAN TELKOMSEL DI SURABAYA BARAT MENGGUNAKAN BAJA-BETON KOMPOSIT

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON ABSTRAK

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SYARIAH TOWER UNIVERSITAS AIRLANGGA MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DAN BAJA-BETON KOMPOSIT

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

BAB I PENDAHULUAN 1.3. Maksud dan Tujuan 1.4. Batasan Masalah

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN BALOK KOMPOSIT PADA GEDUNG PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DIREKTORAT JENDERAL PAJAK WILAYAH I JAWA TIMUR MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

Gedung Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Barwijaya merupakan gedung yang terdiri dari 9 lantai yang dibangun dalam rangka untuk memenuhi

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG B RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA GUNUNGSARI SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap sekolah dengan fasilitas yang lengkap, maka dibangunlah Sekolah Santa Clara yang terletak di Jalan Ngagel

Oleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA ( )

Disusun Oleh : ZAINUL ARIFIN

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN PUNCAK PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN BALOK BETON PRATEKAN PADA LANTAI 15 SEBAGAI RUANG PERTEMUAN

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

PERENCANAAN PETRA SQUARE APARTEMENT AND SHOPPING ARCADE SURABAYA MENGGUNAKAN HEXAGONAL CASTELLATED BEAM NON-KOMPOSIT

REVIEW DESAIN STRUKTUR GEDUNG CENTER FOR DEVELOPMENT OF ADVANCE SCIENCE AND TECHNOLOGY (CDAST) UNIVERSITAS JEMBER DENGAN KONSTRUKSI BAJA TAHAN GEMPA

ANALISIS PENGHUBUNG GESER (SHEAR CONNECTOR) PADA BALOK BAJA DAN PELAT BETON

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN

ANALISIS TINGGI LUBANG BAJA KASTILASI DENGAN PENGAKU BADAN PADA PROFIL BAJA IWF 500 X 200

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

Modifikasi Perencanaan Struktur Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Probolinggo Dengan Metode Sistem Rangka Gedung

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RAWAT INAP KELAS 1 RSUD SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN HEXAGONAL CASTELLATED BEAM

32 Media Bina Ilmiah ISSN No

Modifikasi Perencanaan Gedung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja Jakarta Dengan Metode Pracetak

STUDIO PERANCANGAN II PERENCANAAN GELAGAR INDUK

Reza Murby Hermawan Dosen Pembimbing Endah Wahyuni, ST. MSc.PhD

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH TERANG BANGSA SEMARANG MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT KEGIATAN MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI MALANG DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG BPK RI SURABAYA MENGGUNAKAN BETON PRACETAK DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG

PERANCANGAN GEDUNG FMIPA-ITS SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN

MODIFIKASIN PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN THE PAKUBUWONO HOUSE DENGAN BALOK PRATEKAN

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR APARTEMEN MULYOREJO DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK

Studi Analisis Tinggi Lubang Baja Kastilasi dengan Pengaku.Ni Kadek Astariani 25

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MAKASAR MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN SISTEM RANGKA BRESING KONSENTRIS KHUSUS

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) KOTA PROBOLINGGO DENGAN METODE SISTEM RANGKA GEDUNG

MAHASISWA ERNA WIDYASTUTI. DOSEN PEMBIMBING Ir. HEPPY KRISTIJANTO, MS.

2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT

menggunakan ketebalan 300 mm.

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

Soal 2. b) Beban hidup : beban merata, w L = 45 kn/m beban terpusat, P L3 = 135 kn P1 P2 P3. B C D 3,8 m 3,8 m 3,8 m 3,8 m

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

ABSTRAK. Kata Kunci : Gedung Parkir, Struktur Baja, Dek Baja Gelombang

STRUKTUR JEMBATAN BAJA KOMPOSIT

Tugas Besar Struktur Bangunan Baja 1. PERENCANAAN ATAP. 1.1 Perhitungan Dimensi Gording

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN JUANDA DENGAN METODE BUSUR RANGKA BAJA DI KOTA DEPOK

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR FLAT SLAB DENGAN SISTEM STRUKTUR SRPMM DAN SHEAR WALL PADA GEDUNG RSUD KEPANJEN MALANG

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Permasalahan utama yang dihadapi dalam perencanaan gedung bertingkat tinggi

Analisis Profil Baja Kastilasi. Ni Kadek Astariani

PERENCANAAN ULANG GEDUNG PERKULIAHAN POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK

Arah X Tabel Analisa Δs akibat gempa arah x Lantai drift Δs drift Δs Syarat hx tiap tingkat antar tingkat Drift Ke (m) (cm) (cm) (cm)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat diramalkan kapan terjadi dan berapa besarnya, serta akan menimbulkan

MODIFIKASI GEDUNG BANK CENTRAL ASIA CABANG KAYUN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS

Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

DESAIN BALOK SILANG STRUKTUR GEDUNG BAJA BERTINGKAT ENAM

MODUL 6. S e s i 5 Struktur Jembatan Komposit STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

fc ' = 2, MPa 2. Baja Tulangan diameter < 12 mm menggunakan BJTP (polos) fy = 240 MPa diameter > 12 mm menggunakan BJTD (deform) fy = 400 Mpa

EKO PRASETYO DARIYO NRP : Dosen Pembimbing : Ir. Djoko Irawan, MS

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

OLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK

PRESENTASI TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MAKASAR MENGGUNAKAN BAJA DENGAN SISTEM. Oleh Heri Istiono

MODUL 6. S e s i 5 Struktur Jembatan Komposit STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

BAB II PERATURAN PERENCANAAN

PERENCANAAN ULANG GEDUNG POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN BETON PRACETAK

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK DENGAN SHERWALL PADA GEDUNG BANK BCA CABANG RUNGKUT SURABAYA

BAB III PEMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

Baja merupakan alternatif bangunan tahan gempa yang sangat baik karena sifat daktilitas dari baja itu sendiri.

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO M. ZAINUDDIN

DESAIN JEMBATAN BARU PENGGANTI JEMBATAN KUTAI KARTANEGARA DENGAN SISTEM BUSUR

I.3 MAKSUD DAN TUJUAN

Kata kunci : Dinding Geser, Rangka, Sistem Ganda, Zona Gempa Kuat. Latar Belakang

TUBAGUS KAMALUDIN DOSEN PEMBIMBING : Prof. Tavio, ST., MT., Ph.D. Dr. Ir. Hidayat Soegihardjo, M.S.

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UGM KOMPLEKS KINANTI MENGGUNAKAN METODE PRACETAK (PRECAST) DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME

Jl. Banyumas Wonosobo

PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BANGILTAK DESA KEDUNG RINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN DENGAN BUSUR RANGKA BAJA

TUGAS AKHIR MODIFIKASI STRUKTUR RANGKA GEDUNG PERKANTORAN PETROSIDA GRESIK DENGAN MENGGUNAKAN HEXAGONAL CASTELLATED BEAM NON- KOMPOSIT

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

BAB III PEMODELAN STRUKTUR

Andini Paramita 2, Bagus Soebandono 3, Restu Faizah 4 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB III METODOLOGI. 3.1 Dasar-dasar Perancangan

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG TOWER C KEBAGUSAN CITY JAKARTA MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT Muhammad Zakki, Endah Wahyuni, ST, MSc, PhD, dan Ir. R. Soewardojo, MSc Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: endah@ce.its.ac.id Abstrak Maraknya pembangunan gedung-gedung tinggi di Indonesia membuat para perencana struktur mencari alternatif desain yang paling tepat untuk digunakan dalam merencanakan suatu bangunan, salah satunya adalah dalam pemilihan bahan struktur utama gedung. Dalam pemilihan bahan struktur, ada perencana yang menggunakan beton bertulang maupun baja komposit. Dewasa ini, penggunaan baja komposit pada bangunan gedung khususnya di Indonesia sudah semakin banyak karena adanya kelebihan-kelebihan yang dimiliki struktur baja komposit dibandingkan dengan struktur beton bertulang biasa. Perbedaan antara balok beton bertulang dengan balok komposit adalah untuk momen positif, pada beton bertulang gaya-gaya tarik yang terjadi pada elemen struktur dipikul oleh besi tulangan, sedangkan pada struktur komposit gaya-gaya tarik yang terjadi dipikul oleh profil baja. Jika ditinjau dari segi kualitas dan efisiensi waktu pekerjaan bangunan dengan struktur baja komposit lebih menguntungkan. Dengan menggunakan konstruksi komposit dalam desain suatu komponen struktur ternyata dapat diperoleh beberapa keuntungan sebagai berikut, diantaranya dapat mereduksi berat profil baja yang dipakai, tinggi profil baja yang dipakai dapat dikurangi, meningkatkan kekakuan lantai, dan dapat menambah panjang bentang layan. Dalam tugas akhir ini, dimodifikasi struktur gedung Tower C Kebagusan City Jakarta menggunakan struktur baja komposit yang semula bangunan ini direncanakan menggunakan struktur beton bertulang biasa. Bangunan tersebut direncanakan berjumlah 20 lantai. Bangunan tersebut sangat tinggi, sehingga penggunaan struktur baja komposit akan menjadi kelebihan tersendiri. Hasil dari penyelesaian Tugas Akhir ini yaitu adanya dimensi terhadap bangunan yang meliputi dimensi pelat, tangga, lift, atap, balok anak, balok induk, kolom dan pondasi. Pada akhirnya, dari penyusunan tugas akhir ini penulis mengharapkan dapat merencanakan suatu struktur komposit yang efisien tanpa mengabaikan faktor keselamatan dan fungsi bangunan tersebut. Kata Kunci Baja Komposit, Balok Komposit, Kolom Komposit, Perencanaan Gedung. I. PENDAHULUAN ARAKNYA pembangunan gedung-gedung tinggi di MIndonesia membuat para perencana struktur mencari alternatif desain yang paling tepat untuk digunakan dalam merencanakan suatu bangunan, salah satunya adalah dalam pemilihan bahan struktur utama gedung. Dalam pemilihan bahan struktur, ada perencana yang menggunakan beton bertulang maupun baja komposit. Dewasa ini, penggunaan baja komposit pada bangunan gedung khususnya di Indonesia sudah semakin banyak karena adanya kelebihan-kelebihan yang dimiliki struktur baja komposit dibandingkan dengan struktur beton bertulang biasa. Perumusan Masalah Permasalahan yang perlu diperhatikan dalam penyusunan tugas akhir ini diantaranya adalah: 1. Bagaimana merencanakan dimensi struktur (preliminary design) yang meliputi struktur primer dan struktur sekunder pada bangunan ini dengan menggunakan baja komposit? 2. Bagaimana menghitung pembebanan pada gedung ini? 3. Bagaimana memodelkan dan menganalisa struktur pada bangunan ini? 4. Bagaimana merencanakan sambungan yang memenuhi kriteria perancangan struktur pada bangunan ini? 5. Bagaimana merencanakan pondasi pada bangunan ini? 6. Bagaimana menggambarkan hasil perhitungan dan perencanaan struktur pada bangunan ini kedalam gambar teknik? Batasan Masalah Dalam penyelesaian tugas akhir ini dibatasi pembahasan pada batasan-batasan berikut: 1. Pada perencanaan ini segi biaya bangunan tidak ditinjau. 2. Aspek arsitektur bangunan tidak diperhitungkan dalam perencanaan ini. 3. Peraturan yang digunakan adalah SNI 03-1727- 1989, SNI 03-1726-2010, SNI 03-1729-2002, SNI 03-2847-2002 dan LRFD. 4. Program bantu yang digunakan adalah SAP2000 dan AutoCAD. II. TINJAUAN PUSTAKA Struktur komposit merupakan perpaduan antara beton dan baja profil. Perbedaan antara balok beton bertulang dengan balok komposit yaitu untuk momen positif, pada beton bertulang gaya-gaya tarik yang terjadi pada elemen struktur dipikul oleh besi tulangan, sedangkan pada struktur komposit gaya-gaya tarik yang terjadi dipikul oleh profil baja. Jika ditinjau dari segi kualitas dan efisiensi waktu, pekerjaan bangunan dengan struktur baja komposit lebih menguntungkan. Dengan menggunakan konstruksi komposit dalam desain suatu komponen struktur dapat

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 2 diperoleh beberapa keuntungan sebagai berikut: dapat mereduksi berat profil baja yang dipakai, tinggi profil baja yang dipakai dapat dikurangi, meningkatkan kekakuan lantai, dapat menambah panjang bentang layan (Salmon & Johnson, 1991). Penampang komposit mempunyai kekakuan yang lebih besar dibandingkan dengan penampang lempeng beton dan gelagar baja yang bekerja sendiri-sendiri dan dengan demikian dapat menahan beban yang lebih besar atau beban yang sama dengan lenturan yang lebih kecil pada bentang yang lebih panjang. Apabila untuk mendapatkan aksi komposit bagian atas gelagar dibungkus dengan lempeng beton, maka akan didapat pengurangan pada tebal seluruh lantai, dan untuk bangunan-bangunan pencakar langit, keadaan ini memberikan penghematan yang cukup besar dalam volume, pekerjaan pemasangan kabel-kabel, pekerjaan saluran pendingin ruangan, dinding-dinding, pekerjaan saluran air, dan lain-lainnya (Amon, 1999). Pada struktur komposit akan terjadi aksi komposit. Aksi komposit terjadi apabila dua batang struktural pemikul beban, seperti pada pelat beton dan balok baja sebagai penyangganya, dihubungkan secara menyeluruh dan mengalami defleksi sebagai satu kesatuan. IV. PRINSIP-PRINSIP PUBLIKASI Gambar 2. Metodologi Tugas Akhir IV. PEMBEBANAN DAN ANALISA GEMPA Gambar 1. Perbandingan antara balok yang melendut dengan dan tanpa aksi komposit Pada balok komposit, pada bidang pertemuan antara pelat beton dan balok baja dipasang alat penghubung geser sehingga pelat beton dan balok baja bekerja sebagai satu kesatuan. Pada bidang kontak tersebut bekerja gaya geser vertikal dan horizontal. Gaya geser horizontal tersebut akan menahan perpanjangan serat bawah pelat dan perpendekan serat atas balok baja. Pada balok nonkomposit, hanya bekerja gaya vertikal saja. III. METODOLOGI Tahapan pengerjaan tugas akhir ini adalah pengumpulan data-data berupa data umum bangunan dan data tanah. Kemudian dilanjutkan dengan studi literatur yang berhubungan dengan tugas akhir yakni berupa pencarian referensi dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan tugas akhir. Selanjutnya melakukan preliminary design dan menghitung pembebanan. Kemudian melakukan pemodelan dan analisa struktur. Selanjutnya dilakukan kontrol terhadap dimensi. Dilakukan design ulang jika seandainya kontrol dimensi tidak memenuhi. Jika telah memenuhi, dilanjutkan dengan tahapan penggambaran dengan menggunakan AutoCad. Flowchart selengkapnya dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 3. Pemodelan struktur Kategori Resiko Bangunan : II Faktor Keutamaan :1 Analisa Kelas Situs : SD (Tanah Sedang) Ss = 0,6 0,7g S 1 = 0,2 0,25g S DS = 0,528 S D1 = 0,267 Ct = 0,0724 x = 0,8 Ta = 1,926 C u x T a = 1,4 x 1,926 = 2,699 detik T = 2,622 detik < C u x T a = 2,699 detik, maka dipakai T = 2,622 detik Kategori desain seismik tipe D Koefisien modifikasi respon R = 5 Faktor kuat-lebih 0 = 3 Pembesaran defleksi C d = 4,5 S = 13 m ; De = 54,4 m

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 3 13/54,4 = 0,24 < 3, maka struktur pelat sebagai diafragma adalah kaku. Tabel 1. Partisipasi Massa Ragam Terkombinasi TABLE: Modal Periods And Frequencies OutputCase StepType StepNum Period Frequency CircFreq Eigenvalue Text Text Unitless Sec Cyc/sec rad/sec rad2/sec2 MODAL Mode 1 2.622161 0.33205 2.0863 4.3528 MODAL Mode 2 2.557172 0.36158 2.2719 5.1615 MODAL Mode 3 2.298692 0.43503 2.7334 7.4713 MODAL Mode 4 0.930791 1.0744 6.7504 45.567 MODAL Mode 5 0.857919 1.1656 7.3238 53.637 MODAL Mode 6 0.724397 1.3805 8.6737 75.233 MODAL Mode 7 0.49244 2.0307 12.759 162.8 MODAL Mode 8 0.455612 2.1948 13.791 190.18 MODAL Mode 9 0.388707 2.5726 16.164 261.29 MODAL Mode 10 0.303338 3.2967 20.714 429.05 MODAL Mode 11 0.287626 3.4767 21.845 477.2 MODAL Mode 12 0.211053 4.7381 29.771 886.29 MODAL Mode 13 0.179522 5.5704 35 1225 MODAL Mode 14 0.166745 5.9972 37.681 1419.9 MODAL Mode 15 0.116693 8.5695 53.844 2899.2 MODAL Mode 16 0.113948 8.7759 55.141 3040.5 MODAL Mode 17 0.113374 8.8204 55.42 3071.4 MODAL Mode 18 0.096974 10.312 64.792 4198 MODAL Mode 19 0.086754 11.527 72.425 5245.4 MODAL Mode 20 0.069738 14.339 90.097 8117.5 V. PERHITUNGAN STRUKTUR Struktur Sekunder Tebal pelat atap = 9 cm Tebal pelat lantai = 10 cm Lebar bordes = 120 cm Panjang bordes = 320 cm Panjang tangga = 300 cm Lebar tangga = 150 cm Tinggi bordes = 175 cm Tinggi injakan (t) = 15 cm Lebar inkajan (i) = 30 cm Tebal pelat tangga = 9 cm Struktur Primer Balok: Balok induk direncanakan menggunakan profil WF 350 x x 8 x 12 BJ 41 : fy = 0 kg/cm 2 fu = 4100 kg/cm 2 Perhitungan Balok Melintang: Kondisi sebelum komposit Pada kondisi sebelum komposit, berdasarkan hasil SAP2000 v10.0.1 diperoleh gaya-gaya dalam maksimum sebagai berikut: Mmax = 12221,7 kg.m Vmax = 10066,52 kg L = 570 cm a. Kontrol kuat geser h 272 h 1100 34 plastis tw fy 1100 1100 69,57 fy Vn = 0,6 x fy x Aw Aw = d x tw = 33,6x0,8= 26,88 cm 2 = 0,6 x 0 x 26,88 = 40320 kg Syarat: Vn Vu ( = 0,9) 0,9 x 40320 10066,52 36288 10066,52...Ok!! b. Kontrol Kuat Momen Lentur - Tekuk Lokal (local buckling) Sayap: bf 249 10,38 2. tf 2x12 170 p 10,75 bf p 2. tf Penampang Kompak! - Tekuk Lateral (lateral buckling) Jarak penahan lateral = 285 cm Dari tabel profil untuk WF 350xx8x12 dengan BJ 41, diperoleh: Lp = 294,699 cm Lr = 868,078 cm Dengan demikian: Lb < Lp...Bentang Pendek! Mn = Mp = Zx.fy = 1163 x 0 = 2907500 kg.cm = 29075 kgm Syarat : ΦMn Mu (Φ = 0,9) 0,9 x 29075 12221,7 26167,5 12221,7...Ok!! c. Kontrol Lendutan Lendutan ijin: L 570 f ' 2,375 cm 240 240 Dari hasil perhitungan dengan SAP2000 v10.0.1 diperoleh lendutannya sebesar: y maks = 0,31 cm Syarat: y max < f ' 0,31 < 2,375...Ok!! Badan: h 272 34 1680 p 106,25 h p tw Kondisi Setelah Komposit Pada kondisi setelah komposit, berdasarkan hasil SAP2000 v10.0.1 diperoleh gaya-gaya dalam maksimum sebagai berikut: M max (+) = 4671,98 kgm M max (-) = -13238,15 kgm V max = 10833,88 kg Zona Momen Positif a. Kontrol kuat geser Kuat geser balok tergantung pada perbandingan antara tinggi bersih pelat badan (h) dengan tebal pelat badan (tw). h 272 34 k n E 1.1 fy dimana k n = 5 untuk balok tanpa pengaku vertikal pelat badan, sehingga:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 4 1.1 5x2000000 69,57 0 h k fye 1.1 n plastis tw Vn = 0,6 x fy x Aw Aw = d x tw = 33,6x0,8= 26,88 cm 2 = 0,6 x 0 x 26,88 = 40320 kg Syarat: Vn Vu ( = 0,9) 0,9 x 40320 10833,88 36288 10833,88...Ok!! b. Lebar Efektif (balok interior) - b eff L/4 = 142,5 cm - b eff b o = 640 cm dipakai b eff = 142,5 cm c. Kontrol kuat momen lentur: - Tekuk Lokal (local buckling) Sayap: bf 249 10,38 2. tf 2x12 170 p 10,75 bf p 2. tf Penampang Kompak! Karena profil penampang kompak, maka kekuatan lentur positif dapat dihitung menggunakan distribusi tegangan plastis. - Menghitung momen nominal (Mn) Mencari tebal pelat rata-rata (tb rata2 ) akibat bondeks yang dipasang sejajar balok. A lubang bondeks = 8,75 x 0,5(1,2+3,2)(5,3) = 102,03 cm 2 A pelat penuh = 10 x 142,5 = 1425 cm 2 A beton = 1425 102,03 = 1322,97 1323 cm 2 tb rata2 = A beton / b eff = 1323 / 142,5 = 9,28 cm Menentukan gaya yang terjadi: C = 0,85 x fc x tb rata2 x b eff = 0,85 x 300 kg/cm 2 x 9,28 cm x 142,5 cm = 337212 kg T = As x fy = 88,15 cm 2 x 0 kg/cm 2 = 220375 kg Karena C > T, maka garis netral terletak di pelat beton Asxfy (88,15)(0) a 6,06cm 0.85xfc' xb (0,85)(300)(142,5) eff Badan: h 272 34 1680 p 106,25 h p tw tb hr d beff Gambar 4. Penampang Komposit Balok Induk Melintang T a d3 C d2 = 0 - Menentukan jarak jarak dari centroid gaya gaya yang bekerja d1 = hr + tb a/2 = 5,3 + 4,7 (6,06/2) = 6,97 cm d2 = 0 (Profil baja tidak mengalami tekan) d3 = d/2 = 33,6/2 = 16,8 cm e = d1 + d2 + d3 = 6,97 + 0 + 16,8 = 23,77 cm - Menghitung momen positif Mn = T x e = (220375)(23,77) = 5238313,75 kg.cm = 52383,14 kg.m Syarat: Mn Mu ( = 0,85) 0,85 x 52383,14 4671,98 44525,67 4671,98...Ok!! Momen nominal penampang komposit lebih besar daripada momen akibat beban berfaktor, sehingga penampang mampu menahan beban yang terjadi. d. Kontrol Lendutan Lendutan ijin: L 570 f ' 2,375 cm 240 240 Dari hasil perhitungan dengan SAP2000 v10.0.1 diperoleh lendutannya sebesar: y maks = 0,34 cm Syarat: y max < f ' e. 0,34 < 2,375...Ok!! 30 e. Perencanaan Penghubung Geser Untuk penghubung geser yang dipakai adalah tipe stud dengan: ds = 19 mm Asc = 283,4 mm 2 1.5 Ec 0,041xWc 1.5 fc' 0,041(2400) fu = 400 Mpa = 40 kg/mm 2 = 26403,5 MPa Qn 0,5xAscx fc' xec 0,5x283,4 x 30x26403,5 = 126106,7 N = 12610,67 kg/stud Syarat: Qn Asc. fu 12610,67 < (283,4)(40) 12610,67 > 11335,4...pakai Qn = 11335,4 kg d1 e

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 5 Cek koefisien reduksi (rs) karena pengaruh pelat bondeks yang dipasang tegak lurus terhadap balok. hr = 53 mm Hs = (hr+40) mm = 93 mm Wr = 180 mm Nr = 2 (dipasang 2 stud pada setiap gelombang) 0,85 Wr Hs rs 1 1 Nr hr hr 0,85 180 93 rs 1 1 2 53 53 rs 1,54 1...dipakai rs = 1 Jumlah stud untuk setengah bentang dimana shear connector dipasang 2 buah dalam satu baris: T 220375 N 9,72 10 pasang 2Qnxrs (2)(11335,4)(1) Jarak seragam (S) dengan stud pada masing masing lokasi: L 570 S 57cm N 10 Jarak maksimum (S max ) = 8 x t plat beton...lrfd-15.6 = 8 x 10cm = 80 cm Jarak minimum (S min ) = 6 x ds.lrfd-15.6 = 6 x 1,9 cm = 11,4 cm Jadi, dipasang shear connector setiap jarak 50 cm. Luas flens tertekan: ( Pyc T)/ 2 69075,84 A' 27,63 cm 2 fy 0 A' 27,63 A' b. 1,11 cm b 24,9 Menentukan jarak jarak dari centroid gaya gaya yang bekerja: d1 = hr + tb c = 5,3 + 4,7 2 = 8 cm d2 = /2 = 1,11/2 = 0,56 cm d3 = d/2 = 33,6/2 = 16,8 cm Perhitungan momen negatif : Mn = T.(d1 + d2) + Pyc.(d3 d2) = 82223,33(8 + 0,56) + 220375(16,8 0,56) = 4282721,71 kg.cm = 42827,22 kg.m Syarat: Mn Mu ( = 0,85) 0,85 x 42827,22 13238,15 36403,14 13238,15...Ok!! Jadi, Balok induk dengan profil WF 350 x x 8 x 12 dapat digunakan. Kolom: Kolom komposit direncanakan menggunakan profil K500x200x10x16 dan beton 750x750 Zona Momen Negatif Dipasang tulangan pada pelat beton berjumlah 10Ø19 disepanjang b eff. Batang tulangan menambah kekuatan tarik nominal pada pelat beton. Batang tulangan menambah kekuatan tarik nominal pada pelat beton: T = n x Ar x fyr = 10 x (0,25 x x 1,9 2 ) x 2900 = 82223,33 kg Gaya tekan nominal maksimum dalam penampang baja: Pyc = As x fy = 88,15 x 0 = 220375 kg tb hr d c beff Gambar 5. Distribusi Tegangan Negatif Balok Induk Melintang T 2fy fy Pyc d2 d1 d3 Kuat rencana kolom komposit :. Pn 0,85.1463792,76 1244223,85 kg Syarat :.Pn> Pu 1244223,85Kg > 971969,69 Kg...OK Semua beban desain kolom ditopang oleh kolom komposit (terdiri dari profil baja dan beton). Kontrol interaksi : Pu 971969,69 0,78 > 0,2 c.pn 1244223,85 Pu Untuk > 0,2...Digunakan rumus 1 pada SNI 03-1729. Pn ps.12.5 Pu 8 Mux Muy 1,0. Pn 9. Mnx. Mny 8 41999,72 12425,33 0,78 1,0 9 0,9.14330484,6 0,9.14468359,6 = 0,833 < 1...Ok!! Jadi kolom komposit profil K 500x200x10x16 dengan selimut beton 75 cm x 75 cm dapat digunakan. Karena Pyc T, maka garis netral terletak pada profil baja, berlaku persamaan: (Pyc T)/2 = (220375 82223,33)/2 = 69075,84 kg Gaya pada sayap: Tf = bf x tf x fy = 20 x 1,4 x 0 = 70000 kg Tf > (Pyc T)/2, sehingga garis netral jatuh pada flens profil. VI. KESIMPULAN Dari hasil analisa dan perhitungan pada tugas akhir ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Dilakukan perhitungan struktur sekunder terlebih dahulu seperti perhitungan tangga, pelat lantai, dan balok anak terhadap beban-beban yang bekerja

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 6 baik beban mati, beban hidup maupun beban terpusat. 2. Dilakukan kontrol terhadap balok utama pada kondisi sebelum komposit dan kondisi setelah komposit. Kontrol yang dilakukan meliputi : kontrol lendutan, kontrol penampang (local buckling), kontrol lateral buckling dan kontrol geser. 3. Dilakukan kontrol kekuatan struktur kolom komposit yang meliputi kontrol luas minimum beton pada kolom komposit, perhitungan kuat tekan aksial kolom, perhitungan kuat lentur kolom, dan kontrol kombinasi aksial dan lentur. 4. Rigid connection digunakan untuk sambungan antara balok-kolom. Simple connection digunakan pada sambungan balok anak dengan balok induk. 5. Dimensi - dimensi dari struktur yang digunakan adalah sebagai berikut : Dimensi kolom - Profil : K 500x200x10x16 - Beton : 750x750 Profil balok induk : WF 350xx8x12 Profil balok anak : WF x175x7x11 Profil balok lift - Balok penggantung : WF 350xx8x12 - Balok Penumpu : WF 300x300x9x14 - Balok pemisah : WF 300x150x5.5x8 Profil balok tangga - Utama : WF 175x90x5x8 - Penumpu : WF 150x150x7x10 6. Struktur bangunan bawah menggunakan pondasi dalam berupa tiang pancang berdiameter 60 cm sedalam 18 meter. DAFTAR PUSTAKA [1] Amon, Rene., Bruce Knobloch., dan Atanu Mazumder. 1999. Perencanaan Konstruksi Baja Untuk Insinyur dan Arsitek 2. Jakarta : PT. Pradinya Paramita. [2] Badan Standarisasi Nasional. SNI 03-1726-2010 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung. [3] Badan Standarisasi Nasional. SNI 03-1727-1989 Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung, Pedoman Perencanaan. [4] Badan Standarisasi Nasional. SNI 03-1729-2002 Tata Cara Perhitungan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung. [5] Badan Standarisasi Nasional. SNI 03-2847-2002 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung. [6] Gunawan, Ir, Rudy. 1990. Tabel Profil Konstruksi Baja. Yogyakarta : Penerbit Kanisius. [7] G. Salmon, Charles & John E. Johnson. 1991. Struktur Baja Desain Dan Prilaku Jilid 1 Edisi Kedua. Diterjemahkan oleh Ir. Wira M.S.CE. Jakarta : Erlangga. [8] ILT Learning. 2008. SAP2000 Versi 10. Jakarta : Elex Media Komputindo. [9] Marwan dan Isdarmanu. 2006. Buku Ajar: Struktur Baja I. Surabaya: Jurusan Teknik Sipil FTSP-ITS. [10] Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung Menggunakan LRFD, Laboratotium Mekanika Struktur Pusat Penelitian Antar Universitas Bidang Ilmu Rekayasa Institut Teknologi Bandung, Bandung, Juli 2000.