KORELASI ANTARA KEMAMPUAN KOGNITIF MAHASISWA PADA MATA KULIAH TELAAH KURIKULUM FISIKA DAN PENGEMBANGAN PROGRAM PENGAJARAN FISIKA

dokumen-dokumen yang mirip
Fitria Ruswinda Sari 1), Evi Suryawati 2), Yustini Yusuf 2) ABSTRACT

Peranan Mata Kuliah Profesi Kependidikan dan Microteaching terhadap Kompetensi Profesional Mahasiswa PPL Fisika

III. METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA

Analisis keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada materi ajar IPA SMP Kelas VIII SMP Negeri 3 Madiun

RENA A JURNAL. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD

Pendahuluan. Kata Kunci: Intensitas Kegiatan Praktikum, Kualitas Kegiatan Praktikum, Hasil Belajar Siswa,

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar

HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NUR LAILI KHUSNA NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M.TARUNA

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN GADGET

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. Andri Irawan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KORELASI ANTARA KETERAMPILAN PEMBERIAN PENGUATAN DENGAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS III

Abstract

BAB II METODE PENELITIAN. korelasional dengan analisis kuantitatif dan menggunakan rumus statistik untuk

ABSTRAK. by Desty Yusniarti. S. A, Sumadi, Dedy Miswar ABSTRACK

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN PERSEPSI CARA MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL KOGNITIF BELAJAR FISIKA SISWA SMA

BAB III METODE PENELITIAN

KETERAMPILAN CALON GURU BIOLOGI MERANCANG PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 BIOLOGY TEACHER CANDICATE SKILLS IN DESIGN LEARNING CURRICULUM 2013

STUDI PERBANDINGAN KOMPETENSI PRAKTIK KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA LULUSAN SMA DAN SMK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif analisis. Metode penelitian ini diambil karena berkesesuaian

METODE PENELITIAN. kualitatif yaitu untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN PRAKTEK PEMBELAJARAN BERMAKNA BERBASIS BETTER TEACHING LEARNING

The Relation Between Motivation Achievement with the Academic Achievement of University Students PG PAUD UNRI in Academic Year 2011 Pekanbaru

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAK TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

STUDI DESKTIPTIF TENTANG PEMAHAMAN GURU DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN REALIA, MODEL DAN GRAFIS OLEH GURU JURNAL. Oleh

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER JARINGAN 1 SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Walisongo Semarang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. analisa kuantitatif yang menggunakan rumus statistik untuk membantu

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel. 39 Lebih lanjut jenis

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1

KORELASI NILAI ULANGAN HARIAN DENGAN NILAI ULANGAN TENGAH SEMESTER MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

PENGARUH PERSIAPAN MATERI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP NEGERI 19 PALU

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN KEBIASAAN MEMBACA KARYA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN SISWA MENGAPRESIASI CERPEN DI SMP

(Artikel) Oleh KHOIRUNNISA

METODE PENELITIAN. penyajian pelajaran dimana, siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan. efektif dan efisien jika diterapkan di suatu tempat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di SMP Negeri 1 Bandar Lampung, SMP Negeri 2

Amelia Atika 1,Kamaruzzaman 2

Agus Kuntoro NIM: Pembimbing : Dra. Sri Hartini, M.Pd. Prodi BK FKIP UNSIRI ABSTRAK

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Januari 2013 semester genap tahun

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2012 di FKIP Unila Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design

Widya Miftahul Sholeha, Umi Chotimah, Kurnisar Universitas Sriwijaya

PENGARUH PENYELENGGARAAN MGMP TIK DAN PARTISIPASI ANGGOTA TERHADAP KINERJA GURU TIK SMP SE- KABUPATEN BANTUL ARTIKEL JURNAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang dikumpulkan melalui instrumen angket adalah data untuk

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research &

Hp :

III. METODE PENELITIAN. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 12 Bandar

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 1, Maret 2016

Unnes Physics Education Journal

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif eksperimen yang menggunakan

KEMAMPUAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA DALAM MENGIKUTI PENGAJARAN MIKRO

BAB III METODE PENELITIAN A.

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA NEGERI 1 MARAWOLA

ANALYSIS OF STANDARD PROCESS IMPLEMENTATION AT LEARNING SCIENCES BASED ON CURRICULUM 2013 IN CLASS VIII AT SMP NEGERI PEKANBARU

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN FASILITAS BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VA SDN SUMBERSARI 03 JEMBER

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017 HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

KORELASI HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH STRUKTUR HEWAN DENGAN PERKEMBANGAN HEWAN DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UR 2012/2013

PENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KDPK I PADA MAHASISWA PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK REGULER STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012/2013

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan seberapa besar hasil

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETRAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian

Keywords : Motivation To Learn, Classroom Climate, Perception

PENERAPAN PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA MATERI KELAINAN DAN PENYAKIT REPRODUKSI MANUSIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX SMP

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU GEOGRAFI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Mardiatul Hasanah 41, Wachju Subchan 42, Dwi Wahyuni 43

BAB 3 METODE PENELITIAN

Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. & ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Keterangan: rxy : Koefisien Korelasi item soal N : Banyaknya peserta tes X : Jumlah skor item Y : Jumlah skor total

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

Abstrak. Kata kunci :Eksperimen Inkuiri, Eksperimen Verifikasi, Tingkat Keaktifan, Hasil Belajar.

The 6 th University Research Colloquium 2017 Universitas Muhammadiyah Magelang

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

(THE DIFFERENCE OF THE STUDENTS RESULT OF LEARNING PROCESS USE GUIDED INQUIRY MODEL AND FREE INQUIRY ON THE ENVIROMENTAL CHANGES)

Ardika Agus Tirani Program Studi Pendidikan Matemtika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

HUBUNGAN MANAJEMEN PESERTA DIDIK DENGANKELANCARAN PROSES BELAJAR MENGAJAR

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester ganjil

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimen yang

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Transkripsi:

http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/gravity ISSN 2442-515x, e-issn 2528-1976 GRAVITY Vol. 2 No. 1 (2016) KORELASI ANTARA KEMAMPUAN KOGNITIF MAHASISWA PADA MATA KULIAH TELAAH KURIKULUM FISIKA DAN PENGEMBANGAN PROGRAM PENGAJARAN FISIKA Sohibun 1, Rindi Genesa Hatika 1, dan Dwi Noviyanti Rizky 1 1 Pendidikan Fisika, Universitas Pasir Pengaraian Email: bie.idsohib@gmail.com Abstract The purpose of this research was to know correlation between students cognitive skill in physics curriculum study and developing of teaching physics program. This research did in Physics Study Program, Faculty of Teacher Training and Education UPP through simple sampling saturated. The kind of this research was descriptive. Sample took from students of Physics Study Program sixth semester 2015/2016. Technique collecting the data used documentation and questioner. Based and the technique of analyzing that students score got value as big as 0,96-0,99 with decision as big as 92,16%-96,04%. From students perception in curriculum study and developing of teaching physics program got value as big as 80,24%- 93,75% with the high category. The researcher concluded that there was correlation between Physics Curriculum Study with Developing of Teaching Physics Program. Key words: correlation study, physics curriculum study, P3F Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui korelasi antara kemampuan kognitif mahasiswa pada mata kuliah Telaah Kurikulum Fisika dan Fisika (P3F). Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UPP melalui teknik simple sampling jenuh. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif. Sampel yang diambil adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika semester VI T.A 2015/2016. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dan teknik angket/kuisioner. Berdasarkan teknik analisis data pada nilai hasil belajar mahasiswa didapatkan nilai korelasi sebesar 0,96-0,99 dengan nilai determinasi sebesar 92,16%-96,04%. Untuk data persepsi mahasiswa pada mata kuliah Telaah Kurikulum Fisika dan P3F didapatkan hasil sebesar 80,24%-93,75% dengan kategori sangat kuat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara mata kuliah Telaah Kurikulum Fisika dengan Fisika (P3F). Kata Kunci: korelasi mata kuliah, telaah kurikulum fisika, P3F 23 Gravity: Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Fisika

Sohibun et al. / Korelasi Mata Kuliah 2 (2016), 23-32 24 PENDAHULUAN Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Pasir Pengaraian merupakan salah satu lembaga pendidikan yang tugasnya adalah menghasilkan calon-calon pendidik fisika yang berdedikasi, setia pada profesi dan paham terhadap tugas serta kewajibannya sebagai seorang pendidik. Bagi mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Universitas Pasir Pengaraian, pengetahuan dalam hal mengajar secara teori diperoleh dari mata kuliah Pengantar Pendidikan, Perkembangan Peserta Didik, Belajar dan Pembelajaran, Strategi Belajar Mengajar, Evaluasi Proses Belajar, Telaah Kurikulum, Microteaching dan secara praktisnya pada saat Praktik Pengalaman Lapangan (PPL). Di dalam kegiatan PPL diharapkan mahasiswa memiliki pengalaman belajar langsung (direct experiences) terkait dengan proses belajar mengajar yang ada di sekolah. Mahasiswa dapat mengaplikasikan segala hal baik dalam bentuk pengetahuan yang pernah diperoleh di kampus untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan nyata (Hariyono, 2010). Ditinjau dari hasil pengamatan dan diskusi secara langsung dengan mahasiswa yang sedang melakukan PPL di SMP Negeri 1 Kepenuhan, diperoleh keterangan bahwa kenyataannya masih banyak mahasiswa/mahasisiwi calon pendidik yang masih kurang mampu dalam mengembangkan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam pembelajaran, sehingga dalam pelaksanaan yang akan digunakan saat PPL masih terdapat kendala-kendala untuk memilih dan memadukan strategi, model dan materi yang akan digunakan ketika mengajar masih belum sesuai dengan tuntutan kurikulum yang digunakan. Kemudian untuk perangkat yang mereka susun sebagai acuan dalam pembelajaran saat PPL banyak yang tidak sesuai dengan materi dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan, baik itu dalam pemilihan pendekatan, model, metode dan strategi yang digunakan. Sehingga mahasiswa mengalami kesulitan pada saat melakukan kegiatan pembelajaran di kelas. Hal ini menyebabkan kegiatan belajar mengajar menjadi tidak efisien dan tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan baik. Selain itu, langkah-langkah kegiatan yang dilakukan pada saat

Sohibun et al. / Korelasi Mata Kuliah 2 (2016), 23-32 25 pelaksanaan pembelajaran dikelas tidak sesuai dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran seperti yang telah tertera pada perangkat yang mereka buat sendiri. Permasalahan ini juga diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan salah seorang guru pamong PPL di SMP Negeri 1 Kepenuhan, dimana teridentifikasi beberapa permasalahan yang menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa dalam menyusun perangkat pembelajaran masih banyak yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Terdapat berbagai permasalahan yang ditemukan diantaranya: hasil perangkat pembelajaran yang disusun oleh mahasiswa bukan hasil kerjanya, melainkan hasil mengunduh dari internet dengan memberikan sedikit modifikasi, kemudian untuk strategi, model, metode dan pendekatan pembelajaran yang diterapkan kurang faktual karena tidak bersumber dari rujukan yang terbaru. Mata kuliah Telaah Kurikulum Fisika dan Pengembangan Program Pengajaran Fisika (P3F) memegang peranan yang penting dalam menciptakan mahasiswa sebagai seorang calon pendidik yang dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, baik itu dalam merancang perangkat pembelajaran serta bertanggung jawab dengan tugas dan fungsinya sebagai seorang pendidik. Berdasarkan uraian diatas, timbul suatu permasalahan bagaimana korelasi antara mata kuliah Telaah Kurikulum Fisika dengan P3F pada Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Pasir Pengaraian. Untuk memperoleh jawaban dari permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Korelasi Antara Kemampuan Kognitif Mahasiswa Pada Mata Kuliah Telaah Kurikulum Fisika dan Fisika. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Maret sampai dengan Juni 2016 Tahun Ajaran 2015/2016 pada mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Fisika. Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Pasir Pengaraian. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi

Sohibun et al. / Korelasi Mata Kuliah 2 (2016), 23-32 26 Pendidikan Fisika semester VI Tahun Ajaran 2015/2016 yang sedang mengambil mata kuliah Telaah Kurikulum Fisika dan P3F yang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas A dan B dengan jumlah mahasiswa 18 orang. Desain dalam penelitian ini menggunakan Pre-Eksperimental yaitu One-shot Case Study Design. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu mata kuliah Telaah Kurikulum Fisika. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu Pengembangan Program Pengajaran Fisika (P3F). Data sekunder dikumpulkan melalui data dokumentasi dengan cara mengidentifikasi hasil kemampuan kognitif mahasiswa berdasarkan nilai tugas, UTS, UAS dan nilai total akhir yang diperoleh mahasiswa setelah mengambil mata kuliah Telaah Kurikulum Fisika dan P3F. Data primer dikumpulkan melalui angket terbuka yang dilakukan setelah data dikumpulkan selanjutnya ditabulasikan berdasarkan jawaban pada masing-masing item angket yang diberi skor dengan menggunakan skala bertingkat (rating scale). Lembar penilaian terdiri atas 4 alternatif jawaban (4, 3, 2, dan 1), skor ini bersifat membedakan dan mengurutkan. Pertanyaan/pernyataan tersebut mengacu pada variabel bebas dan variabel terikat. Analisis data dilakukan dengan rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut: Keterangan: R xy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y. x = Variabel X y = Variabel Y Sugiyono (2013:182) Selanjutnya dilakukan penganalisaan terhadap hasil jawaban item pertanyaan dalam angket terbuka. Kemudian dilihat hubungan data angket, maka sebaran jawaban angket mahasiswa direkapitulasi berdasarkan kelompok jawaban responden dengan cara sebagai berikut: Penelitian yang menunjukkan adanya korelasi yang signifikan perlu dicari besarnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y. Untuk melihat besarnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y dapat digunakan rumus koefisien determinan sebagai berikut: D = (r xy ) 2 x 100% Keterangan: D = Koefisien Determinasi

Sohibun et al. / Korelasi Mata Kuliah 2 (2016), 23-32 27 r xy = Koefisien korelasi yang dikuadratkan Jonathan Sarwono (2006:50) HASIL DAN PEMBAHASAN Korelasi Antara Kemampuan Kognitif Mahasiswa Pada Mata Kuliah Telaah Kurikulum Fisika dan Fisika (P3F) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UPP T.A 2015/2016 dapat dilihat dari tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1 Korelasi Mata Kuliah Telaah Kurikulum Fisika dan P3F Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UPP Tahun Ajaran 2015/2016 nilai f tabel aspek korelasi korelasi rxy 5% Interprestasi Nilai Tugas 0,99* Sangat Kuat Nilai UTS 0,97* Sangat Kuat Nilai 0,46 0,96* UAS Sangat Kuat Nilai Total Akhir 0,98* Sangat Kuat Ket: *Terdapat korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan variabel Y rumus korelasi Product Moment adalah sebesar 0,98. Sehingga interpretasi terhadap 18 mahasiswa, diperoleh (r tabel ) pada taraf signifikansi 5 % sebesar 0,46. Maka telah diketahui nilai r hitung adalah sebesar 0,98, sedangkan nilai r tabel masing-masing sebesar 0,46. Dengan demikian r hitung lebih besar dari r tabel (r hitung > r tabel ). Maka terdapat korelasi yang signifikan antara mata kuliah Telaah Kurikulum Fisika dengan P3F. Untuk mengetahui perbandingan angka indeks korelasi mahasiswa Telaah Kurikulum Fisika (variabel X) dengan P3F (variabel Y) mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UPP 2015/2016 dapat dilihat pada Gambar 4.2. 1 0.99 0.99 0.98 0.98 0.97 0.97 0.96 0.96 0.95 0.94 Nilai Tugas Nilai UTS Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Rata-Rata Angka Indeks Korelasi Mahasiswa Telaah Kurikulum Fisika dan P3F Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UPP Tahun Ajaran 2015/2016 Hasil analisis perhitungan data yang dilakukan dengan menggunakan Tugas-tugas yang diberikan pada mata kuliah Telaah Kurikulum Fisika

Sohibun et al. / Korelasi Mata Kuliah 2 (2016), 23-32 28 antara lain menjelaskan pengertian kurikulum menjelaskan kedudukan kurikulum dalam pendidikan, menjelaskan fungsi dan peranan kurikulum, menyebutkan komponen kurikulum, membedakan model-model konsep kurikulum dan menghubungkan antara aliran pendidikan dan model konsep kurikulum yang digunakan. Sedangkan pada mata kuliah P3F mahasiswa merancang dan mengembangkan perangkat pembelajaran seperti RPP, LKS, bahan ajar, media dan alat penilaian. Tugastugas pada kedua mata kuliah tersebut sangat erat kaitannya. Silabus adalah rancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu, sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan, pendidikan dan penyajian materi kurikulum, yang dipertimbangkan berdasarkan ciri dan kebutuhan daerah setempat (Majid, 2011). Silabus pada dasarnya merupakan program yang harus dijabarkan lagi ke dalam programprogram pembelajaran yang lebih rinci, yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Silabus merupakan program yang dilaksanakan untuk jangka waktu yang cukup panjang (satu semester), menjadi acuan dalam mengembangkan RPP yang merupakan program untuk jangka waktu yang lebih singkat. Dalam hal ini bentuk kuis ataupun latihan-latihan yang diberikan dosen pada mata kuliah Telaah Kurikulum Fisika dan P3F ini umumnya masih bersifat kognitif yang mengacu pada teori-teori dasar sebelum mahasiswa melakukan paraktek untuk merancang dan mengembangkan perangkat pembelajaran. Setelah itu akan diterapkan melalui praktek merancang perangkat pembelajaran. Sehingga angka indeks korelasi pada nilai tugas memiliki korelasi yang sangat tinggi. Hal ini diharapkan mahasiswa sebagai calon pendidik nantinya dapat menerapkan ilmu yang didapatkannya selama perkuliahan pada saat PPL ataupun di dunia kerja nantinya. Korelasi antara nilai UTS dan UAS pada mata kuliah Telaah Kurikulum dengan P3F pada mahasiswa fisika angkatan 2013 ini memiliki korelasi yang positif. Kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan soal UTS dan UAS pada mata kuliah Telaah Kurikulum. Fisika dan P3F ini umumnya memiliki tingkat yang hampir sama.

Sohibun et al. / Korelasi Mata Kuliah 2 (2016), 23-32 29 Soal-soal UTS dan UAS pada mata kuliah tersebut berupa teori-teori yang telah dipelajari oleh mahasiswa yang berupa soal-soal essay yang memiliki tingkat kognitif. Hal ini berarti bahwa mahasiswa memiliki minat belajar dan motivasi untuk memperbaiki kendalakendala dan kesulitan yang dihadapi saat pelaksanaan berlangsung. Sehingga angka indeks korelasi nilai UTS dan UAS masuk dalam kategori sangat baik. Tabel 4.2 Koefisien Determinasi Variabel X dan Variabel Y No Aspek Korelasi Determinasi 1 Nilai Tugas 98,01% 2 Nilai UTS 94,09% Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat hasil perhitungan koefisien determinasi pada mata kuliah Telaah Kurikulum Fisika dan P3F masing-masing memiliki indeks nilai hampir mencapai 100%, sehingga dapat disimpulkan bahwa mata kuliah Telaah Kurikulum Fisika dengan P3F memiliki hubungan yang sangat signifikan terhadap kemampuan mahasiswa dalam merancang perangkat pembelajaran. Berikut diagram koefisien determinasi pada mata kuliah Telaah Kurikulum Fisika dan P3F. 3 Nilai UAS 92,16% 4 Nilai Total Akhir 96,04% 99.00% 98.01% 98.00% 97.00% 96.00% 95.00% 94.00% 93.00% 92.00% 91.00% 90.00% 89.00% 94.09% 92.16% 96.04% Nilai Tugas Nilai UTS Nilai UAS Nilai Total Akhir Gambar 4.2 Grafik Koefisien Determinasi Variabel X Terhadap Variabel Y Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat hasil perhitungan koefisien determinasi memiliki persentase nilai sebanyak 26% adalah nilai tugas, 25% nilai UTS, 24% nilai UAS dan 25% nilai total akhir mahasiswa. Dapat diambil kesimpulan bahwa hubungan antara mata kuliah Telaah Kurikulum

Sohibun et al. / Korelasi Mata Kuliah 2 (2016), 23-32 30 Fisika dan P3F memiliki hubungan yang signifikan. Berdasarkan data untuk variabel X dan variabel Y yang terkumpul dari hasil penyebaran angket pada 18 orang mahasiswa, dengan jumlah pertanyaan sebanyak 16 butir instrumen pertanyaan maka dapat diketahui persentase skor pada masing-masing indikator. Untuk mengetahui perbandingan rerata persepsi mahasiswa terhadap mata kuliah Telaah Kurikulum Fisika dengan P3F pada mahasiswa angkatan 2013 pada Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UPP 2015/2016 terhadap instrumen angket dapat dilihat pada Gambar 4.3 sebagai berikut: 95.00% 93.75% 90.00% 85.00% 80.00% 87.50% 81.93% 86.42% 80.24% 75.00% 70.00% Peranan Kurikulum Perangkat Pembelajaran (Telaah Kurikulum Fisika) Perangkat Pembelajaran (P3F) Indikator dan Penilaian Materi Ajar Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Rata-rata Persepsi Mahasiswa Terhadap Mata Kuliah Telaah Kurikulum Fisika dan P3F Terhadap Instrumen Angket Berdasarkan Gambar 4.3 bahwa untuk indikator perangkat pembelajaran (Telaah Kurikulum Fisika) memiliki rata-rata paling tinggi dengan kategori sangat kuat, sedangkan untuk indikator materi ajar memiliki rata-rata paling rendah diantara ke lima indikator dengan kategori kuat. Pendidik sebagai tenaga pengajar memegang peranan penting dalam keberhasilan suatu pendidikan di sekolah. Untuk itu, pendidik perlu memiliki kompetensi mengenai beberapa prinsip mengajar yang mengacu pada peningkatan kemampuan internal siswa dalam merancang,

Sohibun et al. / Korelasi Mata Kuliah 2 (2016), 23-32 31 melaksanakan dan menilai pembelajaran. Pelaksanaan ini tidak terlepas dari rencana atau persiapan yang baik oleh pendidik. Oleh karena itu, diantara tugas utama pendidik sains ialah mengembangkan dan melaksanakan kurikulum dengan strategi-strategi pembelajaran yang menyebabkan pembelajaran akan efektif. Pendidik juga sebagai pelaksanaan pembelajaran pada tingkat satuan pendidikan, diharapkan mampu merancang dan mengembangkan perangkat pembelajaran aktif dan kontekstual (Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa, Lembar Penilaian, Bahan Ajar, dan Media Pembelajaran) untuk mencapai tujuan pembelajaran. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis data mengenai Korelasi Antara Kemampuan Kognitif Mahasiswa Pada Mata Kuliah Telaah Kurikulum Fisika dengan Fisika (P3F) yang dilaksanakan di Pogram Studi Pendidikan Fisika FKIP UPP, didapatkan hasil nilai hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Telaah Kurikulum Fisika dengan Fisika (P3F) didapatkan hasil yang sangat kuat dengan indeks nilai korelasi berkisar antara 0,96 sampai dengan 0,99 dengan kategori sangat kuat, nilai angket persepsi mahasiswa pada mata kuliah Telaah Kurikulum Fisika dengan Fisika (P3F) berkisar antara 80,24% sampai dengan 93,75% dengan kategori sangat kuat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara mata kuliah Telaah Kurikulum Fisika dengan Pengembangan Program Pembelajaran Fisika (P3F), dimana mata kuliah ini memiliki hubungan yang sangat erat dalam merancang dan menyusun program pembelajaran yang akan digunakan pada saat pelaksanaan proses belajar mengajar, pelaksanaan PPL dan juga sebagai administrasi pendidik sebagai tenaga fungsional. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam rangka mengetahui hubungan yang signifikan antara mata kuliah Telaah Kurikulum Fisika dengan Pengembangan Program Pengajaran Fisika (P3F), adapun saran

Sohibun et al. / Korelasi Mata Kuliah 2 (2016), 23-32 32 dan rekomendasi peneliti adalah sebagai berikut: 1. Bagi dosen pengampu mata kuliah, agar dalam merancang soal yang lebih bersifat soal kasus atau pemecahan masalah, sehingga tergambarkan tingkat ranah kognitif, psikomotorik dan afektifnya. 2. Bagi Program Studi Pendidikan Fisika, agar sebaiknya mata kuliah Telaah Kurikulum Fisika dijadikan mata kuliah persyaratan untuk mengambil mata kuliah Fisika (P3F), dan mata kuliah P3F dijadikan sebagai mata kuliah persyaratan untuk mengambil mata kuliah Micriteaching. Tujuannya agar kemampuan yang didapatkan mahasiswa lebih maksimal sehingga pada saat pelaksanaan PPL mahasiswa sudah mengalami kesulitan lagi dalam merancang program pembelajaran. 3. Bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah Telaah Kurikulum Fisika dan Pengembangan Program Pengajaran Fisika (P3F), diharapkan mampu melaksanakan tugas-tugas kewajibannya selama pelaksanaan mata kuliah Telaah Kurikulum Fisika dan Pengembangan Program Pengajaran Fisika (P3F) dengan baik, sehingga terdapat keterkaitan antara softskill dan kemampuan generik guna menunjang pendidikan profesi pendidik DAFTAR PUSTAKA Hariyono, Eko. 2010, Penerapan Soft Skill Dalam Kegiatan Program Pengalaman Lapangan Sebagai Upaya Mempersiapkan Mahasiswa Menjadi Guru Profesional. Prosiding Seminar Nasional Fisika II, (Online), (http://fisika.fst.unair.ac.id., diakses 10 Maret 2016). Majid, A. 2011, Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sarwono, Jonathan. 2006, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sugiyono. 2013, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.