KINERJA AYAM KAMPUNG DENGAN RANSUM BERBASIS KONSENTRAT BROILER. Niken Astuti Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, Univ. Mercu Buana Yogyakarta

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER

PEMANFAATAN TEPUNG PUPA ULAT SUTRERA (Bombyx mori) UNTUK PAKAN PUYUH (Coturnix-coturnix japonica) JANTAN

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

PENGARUH SUPLEMENTASI ASAM AMINO DL-METIONIN DAN L-LISIN KADALUARSA DALAM PAKAN TERHADAP PERFORMAN AYAM BROILER

KUALITAS KIMIA DAGING AYAM KAMPUNG DENGAN RANSUM BERBASIS KONSENTRAT BROILER

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KENCUR

Pengaruh Tingkat Penambahan Tepung Daun Singkong dalam Ransum Komersial terhadap Performa Broiler Strain CP 707

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

PENGARUH PENAMBAHAN VITAMIN C PADA PAKAN NON KOMERSIAL TERHADAP EFISIENSI PAKAN PUYUH PETELUR

PENGARUH PEMBERIAN FEED ADDITIVE RI.1 DAN JENIS PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PENAMPILAN AYAM BROILER SKRIPSI ATA RIFQI

SUBSITUSI DEDAK DENGAN POD KAKAO YANG DIFERMENTASI DENGAN Aspergillus niger TERHADAP PERFORMANS BROILER UMUR 6 MINGGU

Efektifitas Berbagai Probiotik Kemasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

PENGARUH MANIPULASI RANSUM FINISHER TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PAKAN DALAM PRODUKSI BROILER

Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING

Penampilan Produksi Anak Ayam Buras yang Dipelihara pada Kandang Lantai Bambu dan Litter

PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI DENGAN SUPLEMENTASI DL-METIONIN SKRIPSI HANI AH

PENGARUH PENGGUNAAN POLLARD DAN ASAM AMINO SINTETIS DALAM PAKAN AYAM PETELUR TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KONVERSI PAKAN, DAN PRODUKSI TELUR

PengaruhImbanganEnergidan Protein RansumterhadapKecernaanBahanKeringdan Protein KasarpadaAyam Broiler. Oleh

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN FINISHER PERIOD

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KETELA RAMBAT (Ipomea Batatas L) SEBAGAI SUMBER ENERGI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING FASE FINISHER

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN CAMPURAN BUNGKIL INTI SAWIT DAN ONGGOK TERFERMENTASI OLEH

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

PERFORMAN PERTUMBUHAN AWAL AYAM BURAS PADA FASE STARTER YANG DIBERI RANSUM KOMERSIL AYAM BROILER

PERFORMAN AYAM BROILER JANTAN YANG DISUPLEMENTASI EKSTRAK KULIT MANGGIS DALAM RANSUM

PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

Tepung Ampas Tahu Dalam Ransum, Performa Ayam Sentul... Dede Yusuf Kadasyah

SKRIPSI. PERFORMAN AYAM ARAB YANG DIBERI EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) PADA UMUR 8-13 MINGGU. Oleh: Ardianto

RESPON PENGGANTIAN PAKAN STARTER KE FINISHER TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAN PERSENTASE KARKAS PADA TIKTOK. Muharlien

PERFORMA AYAM SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN PROTEIN KASAR DENGAN TINGKAT YANG BERBEDA TERHADAP PERFORMAN AYAM KAMPUNG

Ade Trisna*), Nuraini**)

PERFORMAN PRODUKSI AYAM PEDAGING YANGDITAMBAH DENGAN TEPUNG BUAH KURMA (Phoenix dactylifera) DALAM RANSUM KOMERSIAL

EVALUASI KINERJA ITIK MANILA JANTAN DAN BETINA PADA PEMBERIAN RANSUM DENGAN ARAS PROTEIN YANG BERBEDA

AGROVETERINER Vol.5, No.2 Juni 2017

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rataan jumlah konsumsi pakan pada setiap perlakuan selama penelitian dapat. Perlakuan R1 R2 R3 R4 R5

PERFORMAN PRODUKSI AYAM PEDAGING YANG DIBERI PENAMBAHAN TEPUNG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) DALAM RANSUM

PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DI PELIHARA PADA FLOCK SIZE YANG BERBEDA

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk,

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sudah melekat dengan masyarakat, ayam kampung juga dikenal dengan sebutan

PENGARUH PENAMBAHAN FITASE DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA BURUNG PUYUH PETELUR (Coturnix coturnix japonica)

BAB III MATERI DAN METODE. 10 minggu dilaksanakan pada bulan November 2016 Januari 2017 di kandang

BIJI SAGA POHON (Adenanthera pavonina, LINN) SEBAGAI SUMBER PROTEIN ALTERNATIF BAGI TERNAK AYAM

PENGGUNAAN TEPUNG LIMBAH PENGALENGAN IKAN DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA BROILER. Arnold Baye*, F. N. Sompie**, Betty Bagau**, Mursye Regar**

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

Pengaruh Pengaturan Waktu Pemberian Air Minum yang Berbeda Temperatur terhadap Performan Ayam Petelur Periode Grower.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Gathot (Ketela

Kata kunci : Konsumsi, Konversi, Income Over Feed Cost (IOFC), Ayam Kampung, Enzim Papain

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

PENGARUH PENUNDAAN PENANGANAN DAN PEMBERIAN PAKAN SESAAT SETELAH MENETAS TERHADAP PERFORMANS AYAM RAS PEDAGING ABSTRACT

Substitusi Ransum Jadi dengan Roti Afkir Terhadap Performa Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica) Umur Starter Sampai Awal Bertelur

PRODUKTIVITAS ULAT TEPUNG (Tenebrio molitor L.) PADA FASE LARVA DENGAN MEDIA MENGANDUNG ONGGOK SKRIPSI ACHMAD RIZAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH IMBANGAN ENERGI DAN PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT KARKAS DAN BOBOT LEMAK ABDOMINAL AYAM BROILER UMUR 3-5 MINGGU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN BUI PHASEOLUS LUNATUS DALAM RANSUM TERHADAP KONSUMSI PAKAN DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN AY AM KAMPUNG

Pengaruh Imbangan Hijauan-Konsentrat dan Waktu Pemberian Ransum terhadap Produktivitas Kelinci Lokal Jantan

Sumber : 1) Hartadi et al. (2005)

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN TEPUNG IKAN RUCAH NILA (Oreochromis niloticus) DALAM PAKAN TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BURAS

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

PENGARUH PENUNDAAN PENANGANAN DAN PEMBERIAN PAKAN SESAAT SETELAH MENETAS TERHADAP PERFORMANS AYAM RAS PEDAGING ABSTRACT

PENGARUH PEMBERIAN KONSENTRAT... PERIODE LAKTASI TERHADAP BERAT JENIS, KADAR LEMAK DAN KADAR BAHAN KERING SUSU SAPI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

PENGARUH PERBAIKAN KUALITAS DAN WAKTU PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN AYAM MERAWANG

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

PERTUMBUHAN DAN KONVERSI PAKAN ULAT TEPUNG (Tenebrio molitor L.) PADA KOMBINASI PAKAN KOMERSIAL DENGAN DEDAK PADI, ONGGOK DAN POLLARD

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

BAB III MATERI DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu.

PEMAKAIAN ONGGOK FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA AYAM BURAS PERIODE PERTUMBUHAN

I. PENDAHULUAN. Usaha peternakan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015 di Kandang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

ENERGI METABOLIS DAN EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI RANSUM AYAM BROILER YANG MENGANDUNG LIMBAH RESTORAN SEBAGAI PENGGANTI DEDAK PADI

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur yang digunakan adalah ayam petelur yang berumur 27

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2015 di

TEPUNG UBI JALAR SEBAGAI SUMBER ENERGI PAKAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS KARKAS AYAM PEDAGING

PENGARUH PENAMBAHAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKSI TELUR ITIK TEGAL

I. PENDAHULUAN. juga mempunyai potensi untuk dikembangkan karena memilki daya adaptasi yang

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

PENGARUH TINGKAT PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL PUYUH JANTAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707

Pengaruh Penggunaan Zeolit dalam Ransum terhadap Konsumsi Ransum, Pertumbuhan, dan Persentase Karkas Kelinci Lokal Jantan

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN PEPAYA TERHADAP TAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER (The Effect of Papain Extract on the Broiler Performance)

Kususiyah, Urip Santoso, dan Debi Irawan. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

SUBTITUSI TEPUNG IKAN KOMERSIAL DENGAN LIMBAH TEPUNG UDANG DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS ITIK PEKING UMUR 1 HARI - 8 MINGGU

Transkripsi:

KINERJA AYAM KAMPUNG DENGAN RANSUM BERBASIS KONSENTRAT BROILER Niken Astuti Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, Univ. Mercu Buana Yogyakarta ABSTRACT This research was conducted to investigate the effect of ration based on broiler concentrate on performance include feed intake, average daily gain, and feed conversion. The material were used 60 native chicken divided into 12 cages randomly of four treatments, each treatment consisted of three replications. The treatment were R1 (concentrate broiler100%), R2 (concentrate broiler 75%), R3 (concentrate broiler 50%) and R4 (concentrate broiler 25%). One way completely randomized design was used. The variable were analyzed by analysis of variance and the significant result tested by Duncan s New Multiple Range Test. The result showed that the feed intake on concentrate broiler 75 and 100% was not significant different, the same result on average daily gain and feed conversion. The lower native chicken performance was showed on ration based on concentrate broiler 25 and 50%. It was concluded that concentrate broiler can be used in ration up to 75%. Key words : Native chicken, performance, concentrate broiler. PENDAHULUAN Ayam kampung merupakan salah satu ternak unggas yang sangat berperan dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional yaitu sebagai sumber gizi masyarakat khususnya sebagai sumber protein hewani baik dari telur maupun dagingnya. Meskipun belum secepat ayam ras tetapi ayam kampung di masa mendatang cukup potensial untuk dikembangkan sebagai usaha agrobisnis. Agribisnis perunggasan sebagai sumber lapangan pekerjaan, sebagai peningkat income dari masyarakat peternak, sebagai peningkat income mata rantai agribisnis peternakan seperti jagung, dedak (bekatul), distribusi, restoran, warung dan lain-lain. Investasi di bisnis perunggasan pada tahun 2010 untuk bibit, pakan, budidaya dan obat/additif berturut-turut diperkirakan sebesar 9,25; 15 dan 3,5 trilyun. Terlihat bahwa biaya investasi untuk pakan adalah lebih besar dibanding dengan investasi yang lain hampir mendekati 50% dari total biaya investasi bisnis perunggasan sehingga strategi dan efisiensi pakan sangat diperlukan agar tercapai produksi yang optimal. Peranan ayam kampung sebagai penyedia daging dan telur untuk memenuhi konsumsi protein hewani sangat berarti terutama bagi masyarakat pedesaan. Populasi ayam kampung pada tahun 2008 adalah 290.803.000 ekor atau mengalami kenaikan 6,81% dari tahun 2007 sedang produksi telur mencapai 96.000 ton pertahun atau 31,34% dari total produksi telur dalam negeri. Kontribusi daging dari 51

berbagai jenis ternak menunjukkan bahwa peranan daging unggas semakin meningkat sampai 64,7% pada tahun 2008 dan 16,3% (352,7 ribu ton) berasal dari unggas lokal. Perubahan ini disebabkan semakin meningkatnya industri perunggasan nasional (Anonimus, 2009). penggunaan konsentrat broiler ini dapat digunakan dalam ransum agar kinerja ayam kampung optimal belum banyak diketahui oleh peternak. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja ayam kampung dengan ransum berbasis konsentrat broiler. Ayam kampung yang dilepas bebas biasanya mempunyai tingkat kekebalan yang tinggi dan menghemat biaya makanan Umumnya ayam cukup diberi makan pagi hari saat akan dilepas berupa sisa-sisa makanan dan tambahan bekatul secukupnya. Selebihnya ayam dianggap dapat mencari makan sendiri disekitar rumah (Sarwono, 1995). Lebih lanjut dijelaskan bahwa ayam kampung mempunyai kelemahan di antaranya yaitu ayam lambat untuk berkembang lebih banyak, karena tingkat kematian pada anak ayam relatif lebih tinggi, waktu mengasuh terlalu lama yang berarti mengurangi produktifitas. Kendali akan keberadaan ayam kurang, sehingga kemungkinan dimangsa predator maupun hilang lebih tinggi. Cara pemeliharaan yang demikian kurang baik sehingga perlu dilakukan upaya untuk memperbaikinya antara lain dengan pemeliharaan secara intensif menggunakan kandang panggung dan pakan komersial. Penggunaan konsentrat broiler sebagai pakan komersial sudah banyak dilakukan oleh peternak ayam kampung, namun demikian sampai berapa persen MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dusun Srontakan, Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Yogyakarta dari bulan Maret 2012 sampai Oktober 2012. Materi Penelitian Ayam kampung: Penelitian menggunakan anak ayam kampung berumur 2 minggu sebanyak 60 ekor dengan empat perlakuan dipelihara selama 8 minggu. Vaksin dan Obat-obatan : Vaksin yang digunakan untuk penelitian adalah Vaksin Newcastle Disease (ND) merk Medivac Lasota dosis untuk 100 ekor ayam. Pemberian vaksin dilakukan dua kali pertama saat ayam berumur empat hari diberikan dengan cara tetes mata, kedua pada saat ayam berumur mpat minggu diberikan melalui air minum. Program pengobatan dilakukan jika ayam sudah terkena penyakit. Vitamin 52

Vitamin yang digunakan untuk menjaga keseimbangan tubuh ayam adalah Vita Chick dengan dosis 1g/800 ml air setiap hari. Kandang dan Peralatan Kandang yang digunakan untuk penelitian berupa kandang kelompok sebanyak 12 buah yang terbuat dari kayu/bambu dengan ukuran panjang 80 cm lebar 60 cm dan tinggi 40 cm. Kandang dilengkapi dengan tempat pakan dan minum serta alat untuk membersihkan kandang dan lantai kandang. Timbangan Timbangan analitik Ohouse dengan kapasitas 2610 gram kepekaan 0,1 gram digunakan dalam penelitian ini untuk menimbang pakan dan ayam. Ransum Penelitian Sebelum pakan perlakuan diberikan ayam berumur satu hari sampai umur dua minggu diberi pakan BR1. Setelahnya sampai berumur 10 minggu ayam diberi ransum penelitian sesuai dengan perlakuan (Tabel 2). Ransum penelitian tersusun dari konsentrat broiler (BR1), jagung dan bekatul yang komposisinya dapat dilihat pada Tabel 1. Ransum tersebut adalah sebagai berikut : R1= Ransum 100 % konsentrat broiler (BR1) R2= Ransum dengan 75% BRI, 10% jagung dan 15% bekatul R3= Ransum dengan 50% BRI, 25% jagung dan 25% bekatul R4= Ransum dengan 25% BRI, 40% jagung dan 35% bekatul Tabel 1. Komposisi nutrien dari bahan Macam Bahan Pakan pakan perlakuan Protein Kasar (%) ME (kkal/kg) Jagung 1) 8,7 3450 Bekatul 1) 12,0 1630 Konsentrat BR1 Keterangan 1) Wahju (2007) 20,0 3000 Tabel 2. Susunan dan komposisi nutrien ransum perlakuan Bahan Pakan/ Perlakuan Nutrien (%) RI RII RIII RIV Jagung 00,00 10,00 25,00 40,00 Bekatul 00,00 15,00 25,00 35,00 Konsentrat (BR1) 100,00 75,00 50,00 2500 Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 Protein kasar 20 18,42 15,68 12,93 Energy (kkal/kg) 3000,00 2839,50 2770,00 2700.50 53

Metode Penelitian Pengelompokan ayam Ayam sebanyak 60 ekor berumur dua minggu secara acak didistribusikan ke dalam empat perlakuan. Setiap perlakuan terdiri tiga ulangan dan masing-masing ulangan terdiri dari lima ekor ayam kampung. Pemberian pakan dan air minum Pakan dan air minum diberikan dua kali sehari pagi dan sore secara adlibitum. Pengambilan data 1. Konsumsi pakan Konsumsi pakan masing-masing ulangan dihitung setiap minggu sekali dengan menghitung selisih dari pakan yang diberikan dengan sisa pakan, kemudian dibagi dengan jumlah ayam tiap kelompok (gram/ekor/minggu). 2. Kenaikan berat badan Kenaikan berat badan diperoleh dengan cara mengurangi berat badan pada minggu saat pemeliharaan dengan berat minggu sebelumnya (gram/ekor/minggu). 3. Konversi pakan Konversi pakan dihitung setiap minggu sekali selama penelitian yang diperoleh dengan cara membagi jumlah pakan yang dikonsumsi dengan pertambahan berat badan tiap minggu dengan satuan berat yang sama. Analisa Data Penelitian ini dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah. Data kinerja yang diperoleh dianalisis menggunakan Analisis Variansi (Anova), jika terdapat perbedaan yang nyata maka dlanjutkan dengan Duncan s New Multiple Range test (DMRT) menurut Astuti (1980). HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan Hasil penelitian tentang konsumsi pakan ayam kampung untuk setiap perlakuan tertera pada Tabel 3. Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa konsumsi pakan dengan menggunakan ransum berbasis konsentrat broiler (KB) terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05). Konsumsi pakan dipengaruhi beberapa faktor, antara lain umur, ukuran tubuh, palatabilitas, dan kualitas pakan yang diberikan. 54

Tabel 3. Rata-rata konsumsi pakan setiap perlakuan (g/ekor/minggu) Perlakuan R1 ( KB 100 %) 307,95 R2 ( KB 75 %) 334,81 R3 ( KB 50 %) 382,40 R4 ( KB 25 %) 345,43 Ulangan 1 2 3 Rata-rata 297,42 325,51 310,29 b 346,17 318,88 333,29 ab 487,98 324,77 398,30 a 320,17 307,16 324,25 ab Keterangan : a,b Nilai dengan superkrip yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05). Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa penggunaan pakan yang berbasis konsentrat broiler dalam ransum berpengaruh nyata terhadap konsumsi pakan ayam kampung (P<0,05). Jumlah konsumsi pakan (g/ekor/minggu) pada perlakuan R1 (100% konsentrat broiler) lebih rendah dibanding dengan R3 (konsentrat broiler 50%) tetapi berbeda tidak nyata dengan R2 (konsentrat broiler 75% ) dan R4 (konsentrat broiler 25%). Hal ini dipengaruhi oleh komposisi nutrien dalam ransum perlakuan yang diberikan pada ayam kampung dimana kandungan protein dan energinya berbeda (Tabel 2). Tingkat protein dan energi pakan akan berpengaruh terhadap konsumsi pakan. Pakan yang mengandung protein dan enrgi yang relatif sama menyebabkan konsumsi pakannya sama. Setiap kenaikan enrgi pakan akan menurunkan konsumsi pakan dengan demikian kandungan protein pakan harus meningkat. Menurut Parakkasi (1985) ayam mengkonsumsi ransum terutama untuk memenuhi kebutuhan energinya. Ayam tidak dapat menyesuaikan diri dengan ransumnya secara tepat tetapi mengkonsumsi lebih banyak energi jika kadar energi pakannya rendah (Anggorodi, 1985). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi pakan ayam kampung pada penelitian ini berkisar antara 310,29 398,38 g/ekor/minggu (Tabel 3). Hasil ini hampir sama dengan penelitian Lestari (2009) yaitu rerata konsumsi ayam kampung pada umur 6-12 minggu berkisar antara 319,31 327,04 g/ekor/minggu. Ini menunjukkan bahwa pakan dengan berbasis konsentrat broiler sampai aras 25% tetap palatabel untuk ayam kampung. Pertambahan Bobot Badan Rata-rata pertambahan bobot badan (g/ekor/minggu) untuk setiap perlakuan tertera pada Tabel 4. Pertambahan bobot badan hasil penelitian berkisar antara 87,29 20,91 g/ekor/minggu. Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa penggunaan konsentrat broiler yang disubtitusi jagung dan bekatul dalam ransum berbeda secara nyata (P<0,05) terhadap pertambahan berat badan ayam kampung. 55

Tabel 4. Rata-rata pertambahan berat badan setiap perlakuan (g/ekor/minggu) Perlakuan Ulangan 1 2 3 Rata-rata R1 ( KB 100 %) 115,73 127,78 119,23 120,91 a R2 ( KB 75 %) 120,53 119,72 117,89 119,38 a R3 ( KB 50 %) 105,70 104,92 106,70 105,77 b R4 ( KB 25 %) 82,73 97,33 81,82 87,29 c Keterangan : a,b,c Nilai dengan superkrip yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05). Perbedaan pertambahan bobot badan yang nyata ini disebabkan karena kandungan nutrien dalam ransum yang dikonsumsi mempunyai kandungan protein dan energi yang berbeda. Pertambahan bobot badan yang berbeda ini juga disebabkann karena konsumsi pakan yang juga berbeda antar perlakuan (Tabel 3). Hal ini sesuai dengan pendapat Soeparno (1994), yang menyatakan bahwa konsumsi pakan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan selain jenis kelamin, hormon, kastrasi, genetik dan jenis pakan yang diberikan. Perlakuan R1 dan R2 berbeda tidak nyata yang berarti pengurangan konsentrat broiler sampai 25% tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan berat badan ayam kampung. Pertambahan bobot badan pada perlakuan R3 berbeda nyata lebih tinggi dibanding dengan R4 tetapi lebih rendah dibanding dengan R1 dan R2.Hal ini disebabkan oleh karena kandungan nutrien pada R1, R2 dan R3 lebih baik dibanding dengan R4 (Tabel 2). Rerata pertambahan berat badan hasil penelitian berkisar antara 87,29 120,91 g/ekor/minggu. Pertambahan berat badan tersebut lebih tinggi dibandingkan dnegan pendapat Murtidjo (1992) yaitu sekitar 66 g/ekor/minggu. Hal ini diduga karena kandungan nutrien perlakuan yang cukup tinggi yaitu berkisar protein 20% dengan energi 3000 kcal ME. Konversi Pakan Konversi pakan rata-rata untuk tiap perlakuan tertera pada Tabel 5. Konversi pakan hasil penelitian berkisar antara 2,57 3,74. Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa penggunaan konsentrat broiler yang disubtitusi jagung dan bekatul dalam ransum berbeda secara nyata (P<0,05) terhadap konversi pakan ayam kampung. Perbedaan konversi pakan yang nyata ini disebabkan karena konsumsi pakan yang juga berbeda antar perlakuan (Tabel 3) dan pertambahan berat badan juga berbeda nyata (Tabel 4). Perlakuan R1 dan R2 berbeda tidak nyata yang berarti pengurangan konsentrat broiler sampai 25% tidak berpengaruh nyata terhadap konversi pakan ayam kampung. 57

Perlakuan Tabel 5. Rata-rata konversi pakan setiap perlakuan Ulangan 1 2 3 Rata-rata R1 ( KB 100 %) 2,66 2,33 2,73 2,57 b R2 ( KB 75 %) 2,78 2,89 2,71 2,79 b R3 ( KB 50 %) 3,62 4,08 2,95 3,55 a R4 ( KB 25 %) 4,18 3,29 3,75 3,74 a Keterangan : a,b Nilai dengan superskrip yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05). Konversi pakan pada perlakuan R3 berbeda tidak nyata dibanding dengan R4 tetapi lebih tinggi dibanding dengan R1 dan R2. Hal ini menunjukkan bahwa pengurangan konsentart broiler sampai 25% tetap menghasilkan konversi pakan yang sama dengan penggunaan konsentrat broiler 100% dan lebih efisien dibanding dengan pengurangan konsentart 50 dan 75%. Konversi pakan merupakan nilai yang menggambarkan kemampuan unggas untuk mengubah pakan menjadi daging. Sesuai dengan Kamal (1999) bahwa konversi pakan adalah hasil bagi antara konsumsi pakan dengan pertambahan berat/bobot badan dalam satuan berat dan waktu yang sama. Hasil penelitian ini menghasilkan konversi pakan antara 2,57 3,74, hasil ini hampir sama dibandingkan pakan yang menggunakan bahan pakan tepung aking (karak). Hasil penelitian Lestari (2009) yang menggunakan tepung aking dalam ransum ayam kampung menghasilkan konversi pakan sebesar 3,11 3,42. Hal ini sesuai dengan pendapat Kamal (1999) yang menyatakan bahwa semakin kecil konversi pakan menunjukkan bahwa ramsum yang dikonsumsi dapat digunakan lebih efisien dalam menghasilkan peningkatan bobot badan. Kesimpulan KESIMPULAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan ransum berbasis konsentrat broiler 100 dan 75% memberikan kinerja yang terbaik yaitu konsumsi pakan yang lebih rendah, pertambahan berat badan yang lebih tinggi dan konversi pakan yang lebih rendah. Saran Peternak ayam kampung dapat memberikan ransum pada ternaknya dengan pakan berbasis konsentrat broiler 75%. DAFTAR PUSTAKA Anggorodi, R. 1985. Kemajuan Mutakhir Dalam Ilmu Makanan Ternak Unggas. Universitas Indonesia Press, Jakarta. 58

Anonimus, 2009. Buku Statistik Peternakan. Ditjen Peternakan, Jakarta. Astuti, M. 1980. Rancangan Percobaab dan Analisis Statistik Bagian I. Fakultas Peternakan, UGM, Yogyakarta. Kamal, M., 1999, Nutrisi Ternak 1. Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Murtidjo, B.A. 1992. Pedoman Beternak Ayam Broiler. Kanisius, Yogyakarta. Parakasi, A. 1985. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan IPB, Bandung. Soeparno, 1994. Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Wahju, J. 2007. Ilmu Nutrisi Unggas. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 58