BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gina Sania Fauziah, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Profil Lulusan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Tahun dan Relev Ansinya dengan Penyerapan Dunia Kerja

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PAI MELALUI PEMBINAAN KEAAGAMAAN BERBASIS TUTORIAL

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah ialah karena dirasakan tidak efektifnya lembaga-lembaga. reformulasi ajaran dan pendidikan Islam.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di seluruh dunia kini sedang mengkaji kembali perlunya

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama samawi terakhir. Berdasarkan tinjauan historis, ia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

STUDI KOMPARATIF BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA TINGKAT UNIVERSITAS DAN FAKULTAS DALAM KONTEKS PENDIDIKAN POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Internet atau interconnection networking telah membentuk

VISI,MISI DAN PROGRAM KERJA CALON DEKAN FPTK UPI Periode Oleh Dr. Enjang Akhmad Juanda M.Pd.,MT. (Jurusan Pendidikan Teknik Elektro )

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

[ MODEL MANAJEMEN BINA KADER PROGRAM TUTORIAL]

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, maka tuntutan untuk meningkatkan kualitas sumber daya

GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. insan yang memiliki berbagai dimensi yaitu sebagai bagian dari civitas akademika

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

TENTANG GARIS BESAR HALUAN PROGRAM KM-ITERA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Halimatusa diah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam perkembangan dakwah Islam, pondok pesantren merupakan. lembaga pendidikan Islam yang mempunyai peran dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

G.Tata Pamong (Governance) 1. Struktur dan Suasana Organisasi Secara umum, posisi Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia terlihat pada diagram Struktur

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan mampu bersaing di ranah perjuangan ini. yang siap dan bisa menghadapi tantangan di segala aspek baik aspek

BAB VI PENUTUP. Pada bab ini akan dikemukakan mengenai A) Kesimpulan; B) Implikasi; dan C) Saran.

VISI, MISI, TUJUAN, dan TOPIK BAHASAN PAI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara berkembang berupaya meningkatkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jantes, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andriyana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam di Indonesia merupakan agama terbesar di dunia. Waktu

BAB I PENDAHULUAN. sandungan dalam era globalisasi, karena era globalisasi merupakan era

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu yang berkembang demikian

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT, yang dibawakan kepada para rasul-nya. Apabila seseorang tidak mau tunduk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia pustaka artinya kitab, buku. Batasan istilah perpustakaan adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diwujudkan melalui pendidikan. Pendidikan sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada situasi dan kondisi persaingan yang semakin ketat. Dunia

KATA PENGANTAR. LPM Universitas PGRI Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah Islamiyah merupakan suatu kegiatan yang bersifat menyeru,

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Syahriandi Akbari Siregar, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhuk sosial, yang antar individunya membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya pendidikan adalah salah satu proses yang berlandaskan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

Garis Garis Besar Haluan Program Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung Periode

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pemimpin bukan hanya menduduki jabatan saja, tapi harus dapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan dakwah merupakan suatu amanah yang diembankan kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena

KEGIATAN TUTORIAL : TUTORIAL PAI-SPAI DPU

2015 IMPLEMENTASI PENDIDIKAN POLITIK DI ORGANISASI FRONT MAHASISWA NASIONAL CABANG BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN Sinta Kumalasari,2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diharapkan mampu memberikan sumbangan besar dalam. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fajar Nugroho Muttaqin, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan memiliki keistimewaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. dimuka, maka penelitian tentang Pelaksanaan kepemimpinan Kepala Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan mendasar manusia sebagai syarat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Indonesia dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan salah satu masa dalam rentang kehidupan

BAB IV ANALISIS. A. Faktor-faktor Penghambat

TENTANG PENGESAHAN STRUKTUR KABINET KM-ITERA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. berjamaah di SMP Assalaam Bandung secara umum adalah sebuah upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan aset dan generasi penerus bagi keluarga, masyarakat

BAB VI PENUTUP Praktek Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMA Negeri 1 Matauli Pandan mampu membangun interaksi komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Unit Kegiatan Mahasiswa Islam (UKMI) Ar-Rahman merupakan salah

DRAFT GARIS GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI (GBHO) MUSYAWARAH BESAR XI KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan generasi yang sejalan dengan tuntutan kemajuan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Thomy Sastra Atmaja, 2013

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. perngorganisasian yang dilakukan dengan cara melibatkan narapidana

masjidlah Rasulullah membina generasi pertama Islam. Maka pertanyaan tentang keterlibatan masjid kampus dalam pusat perkembangan Islam, adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB II. Pendidikan Karakter di IKIP PGRI Semarang. Keadaan Indonesia saat ini sedang berada pada titik nadir. Kekerasan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULIAN. A. Latar Belakang Masalah

GARIS-GARIS BESAR PEDOMAN KERJA ORGANISASI PEMERINTAHAN MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2016 (GBPK OPM FT UM 2016)

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu negara tercermin dalam keseluruhan lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. bertahan. Setiap organisasi dituntut untuk siap menghadapi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah Konsep pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia

Kumpulan Makalah Pembekalan KKN UNY 2011, hal PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KULIAH KERJA NYATA. Oleh: Wawan S. Suherman *)

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, yakni dengan penggunaan handphone

EFEKTIVITAS KINERJA TENAGA PENGGERAK DESA DAN KELURAHAN DALAM REALISASI PROGRAM KB DI KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS VENNI SUKMAWATI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. hidup bernegara, beragama dan bersosial. Dari sinilah mulai muncul wacanawacana

BAB I PENDAHULUAN UKDW

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perubahan nama lembaga Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) menjadi Universitas telah membawa pengaruh besar terhadap berbagai segi kehidupan kampus. Pengaruh tersebut tentu saja sejalan dengan adanya perubahan gaya hidup dan pergaulan mahasiswa. Akan tetapi adanya perubahan tersebut tidak selamanya berdampak positif pada sikap mahasiswa. Hal ini merupakan efek dari adanya perubahan institut menjadi universitas (Suryana dan Supriadi, 2009: 1). Dengan perubahan IKIP menjadi UPI maka Universitas Pendidikan Indonesia membuka program-program studi baru non kependidikan, maka dari segi jumlah mahasiswa saja terjadi lonjakan perubahan yang sangat signifikan. Bila dilihat dari segi latar belakang dan orientasi belajar (sebagai program nondik) yang semakin beragam, maka hal ini pun nampaknya cukup membawa pengaruh baru pula pada gaya hidup dan pergaulan mahasiswa. Tatkala yang berbusana ganjil masih sangat sedikit dan yang berjilbab cukup dominan, maka yang sedikit itu cenderung lebih menjaga dan menghargai yang lebih dominan. Tapi tatkala yang berbusana ganjil itu bertambah banyak, maka keberanian untuk berpenampilan terbukapun mengalami peningkatan (Suryana dan Supriadi, 2009: 1). Fenoma tersebut menimbulkan kekhawatiran para dosen Pendidikan Agama Islām (PAI) dan aktifis-aktifis keagamaan dikampus UPI. Awalnya kelompok yang peduli terhadap perubahan fenomena di kampus ini hanya berbincang tentang fenomena-fenomena ganjil yang ada di lingkungan kampus dan berfikir tentang cara memperbaikinya. Akan tetapi tidak berhenti disitu, kelompok ini pun berusaha membentuk suatu sistem yang 1

bisa menanggulangi semakin buruknya kondisi pergaulan di kampus (Suryana dan Supriadi, 2009: 2). Proses pengkaderan dalam situs yang dijelaskan oleh (Resa, 2011) dimulai dari dasar keinginan untuk berda waħ yang telah dimunculkan ketika melalui tahap pertama, serta keinginan untuk mengenal sistem da waħ yang lebih lanjut lagi. Proses pengkaderan dapat dilakukan dengan berbagai macam metode, dua diataranya adalah: 1. pengkaderan secara formal, yaitu dengan melakukan berbagai training (misalkan training Da waħ kampus, dll). 2. pengkaderan secara informal, yaitu dengan mempererat ukhuwah Islāmiyah. Kedua metode diatas dilakukan secara berkesinambungan untuk menghasilkan pemikir-pemikir yang dapat mengembangkan da waħ itu sendiri, dan dibutuhkannya tali silaturahīm yang kuat diantara aktifis da waħ itu. Peran Universitas Pendidikan Indonesia dalam melahirkan kader-kader pendidik terbaik sangatlah penting dalam perjalanan pendidikan di Indonesia, karena dari tangan-tangan kader pendidik tersebut akan lahir generasi baru yang akan memimpin bangsa ini. UPI ini telah memantapkan visi perjuangannya sebagai Universitas Pelopor dan Unggul ( Leading and Outstanding University). Visi ini mencerminkan tekad dari seluruh civitas akademika UPI untuk menjadi Trendsetter bukan Follower yang memiliki keunggulan yang diakui baik dalam kancah lokal maupun global (Suryana dan Supriadi, 2009: 3). Visi UPI tersebut harus menjadi tekad yang mendorong upaya seluruh civitas akademika untuk mewujudkannya dengan tetap mengindahkan motto yang telah dibangunnya sejak lama, yaitu Ilmiah, Edukatif dan Religius. Dengan demikian, Universitas Pelopor dan Unggul yang dicitacitakan tersebut tetap memiliki warna yang khas dan arah yang jelas. Sekalipun akan bersaing di kancah pergulatan global, UPI harus dan akan tetap eksis dengan identitas dirinya yang khas. Cita-cita yang sangat tinggi 2

dan mulia tersebut memerlukan upaya yang sungguh-sungguh dari semua elemen yang ada di UPI, tak terkecuali mahasiswa. Mahasiswa sebagai kepentingan utama dalam suatu lembaga pendidikan harus memperoleh kesempatan dan masukan yang paling besar dalam proses ini, baik melalui kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler, maupun kokurikuler, yang salah satunya adalah program tutorial (Suryana dan Supriadi, 2009: 4). Program Tutorial diselenggarakan di kampus IKIP Bandung dengan maksud sebagai sarana silaturahīm antara sesama mahasiswa muslīm untuk menciptakan keharmonisan dan rasa kebersamaan dari setiap fakultas yang ada di institusi tersebut. Pada awal keberadaannya, kegiatan program tutorial terbilang masih sangat sederhana dan hanya berupa pengajian atau ta līm yang diikuti oleh mahasiswa muslīm yang mau terlibat (tidak diwajibkan) dan dilakukan pada waktu Ḍuhā (selama dua jam dari pukul 08.00 sampai dengan 10.00 WIB), sehingga program tutorial ini lebih dikenal dengan istilah Kuliah Ḍuhā (Suryana dan Supriadi, 2009: 2). Dalam perkembangan selanjutnya, program tutorial (kuliah Ḍuhā) ini telah berhasil masuk kedalam kurikulum IKIP Bandung dengan memasukannya pada mata kuliah Pendidikan Agama Islām (PAI), sehingga seluruh mahasiswa pengontrak mata kuliah PAI berkewajiban mengikuti kegiatan ini setiap pekannya. Program tutorial memiliki suatu program pembinaan unggulan yaitu Bina Kader (Binder). Bina Kader adalah program pembinaan bagi kader-kader kelas yang memiliki keinginan kuat untuk mengembangkan dan menerapkan nilai-nilai Islām dalam kehidupan sehari-hari. Yang menjadi fokus upaya mereka adalah lingkungan kelas dan himpunan jurusan masing-masing. Bina Kader (binder) merupakan wujud partisipasi dan kepedulian mahasiswa dalam merealisasikan visi UPI. Semula kelompok ini hanya tiga kelas (3 ketua kelas dan 12 kader). Tapi karena komitmen dan upaya mereka cukup gigih, maka sambutan dari pihak atau kelas lainpun berdatangan. Setelah kelompok ini muncul kepermukaan, maka direspon dan difasilitasi oleh 3

program tutorial, sehingga akhirnya mejadi bagian penting dari program tutorial. Tidak lama kemudian, kelompok ini menjadi program Bina Kader yang diikuti oleh semua kader kelas yang sedang mengikuti perkuliahan PAI (Suryana dan Supriadi, 2009: 2). Seiring berkembangnya kegiatan pembinaan dan pengkaderan binder, maka sudah banyak mahasiswa yang menjadi kader dari program tersebut. Adapun hasil yang dicapai oleh kader dari program tersebut, mereka mampu melakukan da waħ di lingkungan kelas dan himpunan jurusan masing-masing. Akan tetapi, dalam ibadah para kader setelah mengikuti kegiatan pengkaderan tersebut, harus bisa sesuai dengan visi dan misi program binder, sehingga sikap mereka mampu menarik simpati mahasiswa di himpunan jurusannya, dan program da waħ dapat berjalan sesuai dengan tujuan adanya pengkaderan binder. Melihat hal tersebut, mendorong penulis untuk membahasnya dengan judul PENGARUH PROGRAM BINA KADER (BINDER) TERHADAP AKTIFITAS KEAGAMAAN MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (UPI). B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Supaya penelitian ini mencapai sasaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan, peneliti merasa perlu untuk merumuskan masalahnya. Maka yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh program binder terhadap aktifitas keagamaan peserta binder. Sebelum merumuskan masalah, peneliti memaparkan sedikit mengenai definisi operasional yang akan peneliti bahas. a) Program Binder Bina Kader adalah program pembinaan bagi kader-kader kelas yang memiliki keinginan kuat untuk mengembangkan dan menerapkan nilai-nilai Islām dalam kehidupan sehari-hari. Yang menjadi fokus upaya mereka adalah lingkungan kelas dan himpunan jurusan masing-masing. Bina Kader adalah bagian dari program 4

tutorial yang merupakan wujud partisipasi dan kepedulian mahasiswa dalam merealisasikan visi UPI, mengapresiasi visi dan motto UPI (Suryana dan Supriadi, 2009: 2). b) Aktifitas Keagamaan Mahasiswa Aktifitas keagamaan adalah suatu kegiatan keagamaan yang sering dilaksanakan bahkan sebagian ada yang menjadi kewajiban setiap orang. Aktifitas keagamaan tentu banyak macamnya, namun disini peneliti memfokuskan dalam beberapa macam saja, diantaranya Ṣalāt, Da waħ, dan sifat toleransi terhadap sesama terutama terhadap mahasiswa. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat dijabarkan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana eksistensi binder di UPI? 2. Program manakah yang paling berpengaruh terhadap aktifitas keagamaan peserta binder? 3. Sejauh mana pengaruh program binder terhadap aktifitas keagamaan peserta binder? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini terbagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus 1. Tujuan Umum Supaya penelitian ini mencapai sasaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran mengenai pengaruh program binder terhadap aktifitas keagamaan peserta binder. 2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk: 1) Mengetahui bagaimana eksistensi binder di UPI. 2) Mengetahui program manakah yang paling berpengaruh terhadap aktifitas keagamaan peserta binder. 5

3) Mengetahui sejauh mana pengaruh program binder terhadap aktifitas keagamaan peserta binder. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat dalam bidang akademis dan non-akademis baik secara teori maupun praksi. 1. Manfaat Teoritis a) Mendapatkan data dan fakta mengenai sejauh mana pengaruh program binder terhadap aktifitas keagamaan mahasiswa peserta binder sehingga dapat menjawab apa yang menjadi permasalahan peneliti. b) Untuk memperkenalkan lebih jauh tentang program binder di kalangan mahasiswa. 2. Manfaat praktis a) Memberikan gambaran kepada unit kegiatan mahasiswa lain untuk lebih mengembangkan program-program yang berkaitan dengan keagamaan. b) Merupakan referensi bagi Universitas Pendidikan Indonesia khususnya sekre Tutorial UPI dan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islām, yang akan meneliti lebih jauh mengenai pembinaan yang ada pada binder. 3. Manfaat Kebijakan Memberikan masukan kepada para pakar di bidang pendidikan mengenai keunggulan program pembinaan kader. Kemudian diharapkan dapat diterapkan dan direalisasikan oleh umat Islām di Indonesia umumnya dan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islām pada khususnya. 6

E. Stuktur Organisasi Skripsi Dalam penelitian ini, peneliti akan menyusun dalam lima Bab, Bab I Pendahuluan, Bab II Kajian Pustaka, Bab III Metode Penelitian, Bab IV Paparan Hasil Penelitian, Bab V Penutup. Bab I, Pendahuluan. yang berfungsi untuk memaparkan alasan mengapa masalah ini penting untuk diteliti. Pendahuluan berisi latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II, Kajian Pustaka. Dalam kajian pustaka ini, peneliti akan menjelaskan mengenai pendidikan Islām, program binder dan keta ātan beragama. Bab III, Metode Penelitian. Berisi tentang metode dan pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti, sumber data dan analisis. Bab IV, Analisis Hasil Penelitian. Dalam bab ini, peneliti akan memaparkan analisis mengenai pengaruh progam binder terhadap aktifitas keagamaan mahasiswa dengan cara menghadirkan data-data yang diperoleh peneliti. Bab V, penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran. 7