!"#!$%&"'$( Kata Kunci :revitalisasi Posyandu, gizi buruk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah saja, namun

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya bayi dan balita. Tujuan Posyandu adalah menunjang penurunan Angka

BAB I PENDAHULUAN. utama atau investasi dalam pembangunan kesehatan. 1 Keadaan gizi yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Usia antara 0-5 tahun adalah merupakan periode yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan di tiap kelurahan/rw. Kegiatannya berupa KIA, KB, P2M

SISTEM STUDI TENTANG. Disusun Oleh SRI III GIZI FAKULTAS

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 4,9 persen tahun Tidak terjadi penurunan pada prevalensi. gizi kurang, yaitu tetap 13,0 persen. 2

MATRIKS WAWANCARA. Seruan Presiden untuk meningkatkan keunggulan kembali Posyandu. Belum dapat, tidak ada baik dari depkes maupun dari dinkes

imunisasi, Gizi dan Penanggulangan diare (Zulkifli, 2003). Kegiatan posyandu penting untuk bayi dan balita, karena tidak terbatas hanya pemberian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

DATA POSYANDU DESA Jumlah seluruh balita di wilayah Jumlah seluruh balita di posyandu. Jumlah balita yang ditimbang bulan ini di wilayah kerja

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan kesehatan, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat atau kader posyandu (Depkes, 2007). Menurut MDGs (Millenium Development Goals) di tingkat ASEAN, AKB

BAB I PENDAHULUAN. tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Balita termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu

KUESIONER PERILAKU KADER DALAM PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI PUSKESMAS MANDALA KECAMATAN MEDAN TEMBUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran, tergantung pada keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Masa golden period, potensi-potensi yang dimiliki seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

BAB IV PENUTUP. wilayah kerjanya. Sejak didirikan tahun 1976, Puskesmas ini bernama. Kelurahan Kedungmundu Kecamatan Semarang Timur, berubah

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kesejahteraan manusia. Setiap kegiatan dan upaya untuk

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tingkat Partisipasi Ibu Hadir Tidak Hadir

BETTY YULIANA WAHYU WIJAYANTI J.

Asti Nurilah Khadar 1, Dewi Hanifah 2

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. berkelanjutan (sustainable development). Peningkatan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN FREKUENSI KEHADIRAN ANAK USIA 1-3 TAHUN (BATITA) DALAM PENIMBANGAN DI POSYANDU DENGAN STATUS GIZI ANAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. rawan terhadap masalah gizi. Anak balita mengalami pertumbuhan dan. perkembangan yang pesat sehingga membutuhkan suplai makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk upaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang dikelola dan

PERAN KADER DALAM PENINGKATAN STRATA PELAYANAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA KOTA BANDUNG TAHUN 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah melalui pelayanan kesehatan di posyandu. Kegiatan-kegiatan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari

Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal. masyarakat dan swasta (Depkes RI, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan ibu. Posyandu dicanangkan tahun 1986, jumlah posyandu di

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

KUESIONER UNTUK KADER

URAIAN PROGRAM PUSKESMAS

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penyelenggaraan pembangunan kesehatan dasar terutama ibu, bayi dan anak balita

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang sejak. pembuahan sampai mencapai dewasa muda. Pada masa tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat

BAB 1 PENDAHULUAN. Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan di Indonesia tingkat

Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014 ISSN :

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU DI DESA BARU KECAMATAN SUNGAI TENANG KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2014

PUPU PUJIAWATI NINGRUM yahoo.co.id PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PLS) ABSTRAK

Jurnal Kesehatan Kartika 50

Upaya Kader Posyandu Dalam Peningkatan Status Gizi Balita di Kelurahan Margasuka Kota Bandung

PENGUATAN KADER POSYANDU DALAM UPAYA DETEKSI DINI KESEHATAN IBU, BAYI DAN BALITA DI WILAYAH KECAMATAN TELANAIPURA KOTA JAMBI TAHUN 2013

KUESIONER Partisipasi Masyarakat terhadap Pelayanan Posyandu Di Puskesmas A.Yani

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar, karena menyangkut pemenuhan kebutuhan yang sangat vital bagi kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan dan gizi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak janin

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara keseluruhan. Guna. mendukung pertumbuhan dan perkembangan balita, orang tua perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan kualitas SDM dimulai dengan perhatian utama pada proses. sayang dapat membentuk SDM yang sehat, cerdas dan produktif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI DAN TINDAK LANJUT TERHADAP PELAKSANAAN KEGIATAN. No Program Indikator Kegiatan evaluasi Rencana Tindak lanjut 1 Kesehatan Ibu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009, p.98).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk Indonesia meningkat setiap tahunnya. Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006). kesehatan ditingkat desa. Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam

Kuesioner penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU BALITA DALAM PELAKSANAAN POSYANDU DI KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN 2011

PENGABDIAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENGELOLAAN POSYANDU BALITA MELALUI PERBAIKAN SISTEM ADMINISTRASI

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN

ISSN: VOLUME XV, No. 1, 2009 LEMBAR BERITA

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS KADER DENGAN KINERJA POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANARAN SEMARANG TAHUN 2016.

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEHADIRAN IBU MENIMBANG ANAK BALITA DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH DAN PUSKESMAS S

STUDI PERKEMBANGAN POSYANDU PASCA REVITALISASI POSYANDU DI WILAYAH PUSKESMAS KENJERAN SURABAYA Oleh Pipit Festy

GAMBARAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DEPOK 2 SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. suatu wadah atau tempat yang memberikan pelayanan secara cepat dan murah,

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi memiliki dimensi luas, tidak hanya masalah kesehatan tetapi

SKRIPSI. Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : SINTIA DEWI J

Kata Kunci : frekuensi penimbangan, balita, pengetahuan, posyandu

Transkripsi:

GAMBARAN KEGIATAN POSYANDU DALAM RANGKA DETEKSI DINI GIZI BURUK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HALMAHERA SEMARANG Sufiati Bintanah Staf Pengajar Program Studi DIII Gizi Fikkes UNIMUS ABSTRAK Salah satu masalah gizi di Indonesia adalah KEP terutama terjadi pada Balita. upaya yang dapat dilakukan melalui pelayanan kesehatan di posyandu (Pos Pelayanan Terpadu). Puskesmas Halmahera terdapat 30 posyandu dengan jumlah kader sebanyak 297 orang,, yang aktif sebanyak 115 orang (38.72%), tingkat pencapaian program (N/S) 44,29% belum memenuhi target yang seharusnya yakni 60% dan tingkat partisipasi masyarakat 74.97%, dibawah target yang seharusnya yakni 85 %. Dan masih terdapat 23 anak balita BGM. Tujuan dalam penelitian adalah Memperoleh gambaran kegiatan posyandu dalam rangka revitalisasi pada posyandu untuk pencegahan dini gizi buruk di Wilayah Kerja Pukesmas Halmahera Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diwilayah kerja puskesmas halmahera terdapat 30posyandu terletak di 14 RW dengan program 5 kegiatan yang dilakukan dengan jumlah kader aktif sebanyak 115 orang. Profil Posyandu: Klafifikasi posyandu di wilayah kerja puskesmas Halmahera adalah Purnama dan mandiri, 63.3% melaksanakan kegiatan di sore hari, jumlah kader 86.6% hadir pada kegiatan posyandu 5-12 kali setahun, jumlah balita 1508 anak. Profil Kader : Kisaran umur kader antara 30-70 tahun dengan prosentase terbesar antara umur 51-71 tahun sebanyak 49.56 %, 42.6% kader tidak bekerja,39.1% berpendidikan tamat SMU, 91.3% sikap kader baik, 100% kader terampil dalam penimbangn dan administrasi. Proses pembinaan kader : 70.40% kader menyatakan menarik tentang materi pembinaan, 90.43% sikap pembimbing baik, 93.04% bahasa yang digunakan baik dan mudah dimengerti. Peran serta pemerintah : 47.82% menyatakan peranserta pemerintah baik, 18.26% menyatakan peran serta pemerintah kurang. Cakupan kegiatan posyandu 2006-2007 D/S sebesar 66.54% - 62.59% target 80% N/S 53.60 % -53.79 % trget 60%. Kata Kunci :revitalisasi Posyandu, gizi buruk PENDAHULUAN Undang-Udang Kesehatan No. 23 tahun 1992 pasal 3 disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Data Dinas kesehatan Kota Semarang tahun 2005 terdapat 681 anak gizi kurang ( BGM ) dan ratarata BGM/D di kota Semarang sebanyak 0.73% Dalam upaya mengatasi masalah gizi kurang tersebut, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui pelayanan kesehatan di posyandu (Pos Pelayanan Terpadu). Dalam pelaksanaan kegiatan posyandu hambatan yang paling sering dijumpai kurang aktifnya kader-kader posyandu. Berdasarkan data laporan Puskesmas Halmahera merupakan salah satu wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Semarang. Pukesmas Halmahera terdapat 30 posyandu dengan jumlah kader sebanyak 297 orang, kader yang aktif sebanyak 173 orang (58.25%), dan yang tidak aktif sebanyak 124 orang (41.75%). Rasio posyandu dengan kader seharusnya 1 : 5, dengan Jumlah kader yang sudah mencapai ketentuan maka seharusnya pencapaian tujuan posyandu sudah dapat tercapai namun kenyataan yang ditemui dari hasil pencatatan dan pelaporan saat ini menunjukkan bahwa tingkat pencapaian program (N/S) 44,29% belum memenuhi target yang seharusnya yakni 60% dan tingkat partisipasi masyarakat 74.97%, dibawah target yang seharusnya yakni 85 %. Di Wilayah Kerja Puskesmas Halmahera masih terdapat 23 anak balita BGM. Berdasarkan data tersebut di atas, perlu memperoleh gambaran kegiatan posyandu dalam rangka revitalisasi pada posyandu agar gizi buruk dapat dicegah sedini mungkin. Permasalahan, Bagaimana Gambaran kegiatan Posyandu Dalam Rangka Revitalisasi pada posyandu untuk pencegahan dini gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Halmahera Semarang. Tujuan Penelitian adalah memperoleh gambaran kegiatan

posyandu dalam rangka revitalisasi pada posyandu untuk pencegahan dini gizi buruk di Wilayah Kerja Pukesmas Halmahera Semarang. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah deskriptif dibidang gizi masyarakat dengan pendekatan crooseccional. Lokasi penelitian ini dilakukan di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Halmahera Semarang. Waktu penelitian dilakukan selama 8 bulan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Halmahera Semarang. Sampelnya adalah Seluruh posyandu yang memiliki kriteria: a. Aktif dalam 6 bulan terahir, b. Ada kadernya, c. Bertempat diwilayah kerja Puskesmas Halmahera Semarang. Pengolahan data berupa distribusi frekuensi dari masing-masing data yang diteliti: meliputi Profil posyandu, profil kader, Keaktifan kader, Peran serta Pemerintah Pembinaan yang dilaksanakan, Cakupan kegiatan, kemudian dianalisis secara diskriptif. HASIL PENELITIAN A. Posyandu 1. Gambaran Umum Posyandu Puskesmas Halmahera Semarang mempunyai 30 posyandu yang terletak di 14 RW. Dengan kegiatan lima (5) program posyandu yaitu KIA, gizi, imunisasi, penangg ulangan diare dan KB. Dari 30 posyandu, 8 (26.7%) melaksanakan kegiatan dengan sistim 5 meja, yaitu pendaftaran, penimbangan, pencatatan, penyuluhan (pemberian PMT) dan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan/tenaga profesional dari Puskesmas. 21 ( 70%) melakukan 4 kegiatan yaitu pendaftaran, penimbangan, pencatatan,pemberian PMT dan tidak ada pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan/tenaga profesional, hal ini disebabkan keterbatasan tenaga dari Puskesmas disamping itu sebagian besar warga yang dekat dengan Puskesmas untuk perlayanan kesehatan lebih suka datang langsung ke puskesmas karena pelayanan dan peralatan lebih lengkap. Sebagian besar 26 (86.7%) melaksanakan kegiatan sebanyak 12 kali dalam setahun. Kader yang hadir pada saat kegiatan posyandu sebagian besar (63.3%) adalah >5orang dengan jumlah kader sebanyak 297 orang dan yang aktif sebanyak 115 orang kader dengan jumlah balita sebanyak 1508 Balita diseluruh wilayan kerja Puskesmas Halmahera Semarang. Pada tabel 1 dapat dilihat jumlah kader yang hadir berdasarkan jumlah kegiatan posyandu. TABEL. 1 KEGIATAN POSYANDU DALAM SATU TAHUN * JUMLAH KADER POSYANDU Crosstabulation Count KEGIATAN POSYANDU DALAM SATU TAHUN >8 DAN < 12 KALI DALAM SETAHUN 12 KALI DALAM SETAHUN JUMLAH KADER POSYANDU >5 ORANG KADER 5 ORANG KADER < 5 ORANG KADER 0 0 4 4 19 7 0 26 19 7 4 30 Indikator yang membedakan kegiatan posyandu antara lain: jumlah pelaksanaan kegiatan posyandu selama satu tahun, jumlah kader yang terlibat pada saat

pelaksanaan kegiatan posyandu, jumlah kegiatan yang dilakukan pada saat posyandu dan adanya penghimpunan dana dari warga pada saat kegiatan posyandu.. Valid TABEL. 2 PENGHIMPUNAN DANA MASYARAKAT DIPOSYANDU Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent MENGHIMPUN 26 86.7 86.7 86.7 TIDAK MENGHIMPUN 4 13.3 13.3 100.0 30 100.0 100.0 Pada table.2 dapat diketahui, sebagian besar (86.7%) sudah melakukan penghimpunan dana sehat dari warga pada saat kegiatan posyandu. Dana sehat diposyandu digunakan untuk membuat makanan tambahan bagi balita. Semakin banyak dana sehat yang terkumpul harapannya PMT yang diberikan kepada balita semakin baik dari segi kualitas maupun segi kuantitasnya. 2. Klasifikasi Posyandu. Gambar. 2 KLAIFIKASI POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HALMAHERA POSYANDU PURNAMA : 13.3% POSYANDU MANDIRI : 86.7% POSYANDU PURNAMA POSYANDU MANDIRI Dari gambar.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar (86.7%) tergatagori posyandu mandiri yaitu Posyandu sudah dapat melaksanakan kegiatannya secara rutin setiap bulan atau 12 kali dalam satu tahun, kader yang bertugas lebih dari 5 orang dan sudah melakukan penghimpunan dana sehat dari masyarakat. 3. Kegiatan Posyandu. a. Tempat dan waktu pelaksanaan Sebagian besar 46.7% kegiatannya dilaksanakan di balai RW dan sebagian kecil 16.7% kegiatan posyandu dilaksanakan di rumah kepala dusun / RT / RW / lingkungan kantor. Untuk lebih lengkapnya tempat pelaksanaan posyandu dapat dilihat pada tabel.4.

Tabel 4 DISTRIBUSI TEMPATPELAKSANAAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HALMAHERA SEMARANG TEMPAT PELAKSANAAN JUMLAH % POSYANDU Balai RT/R W/Tempat Sendiri 14 46.7 Di Rumah Kepala 5 16.7 Dusun/RT/RW/Lingkungan Kantor Berganti-ganti dirumah 11 36.6 kader/tidak menetap JUMLAH TOTAL 30 100.0 b. Waktu Pelaksanaan Posyandu Sebagian besar 63.3 % dilaksanakan diwaktu sore hari Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel.5. TABEL.5 JADUAL PELAKSANAAN POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS HALMAHERA SEMARANG Valid PAGI SORE Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent 11 36.7 36.7 36.7 19 63.3 63.3 100.0 30 100.0 100.0 Untuk mengetahui beberapa alasan yang dikemukakan kader berdasarkan waktu pelaksanaan kegiatan posyandu dapat dilihat pada table 6. TABEL 6 JADUAL KEGIATAN POSYANDU DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS HALMAHERA SEMARANG * ALASAN PELAKSANAAN POSYANDU DI SORE HARI Crosstabulation Count JADUAL KEGIATAN POSYANDU DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS HALMAHERA SEMARANG PAG1 SORE ALASAN PELAKSANAAN POSYANDU DI SORE HARI KADER KERJA ORANG TUA BALITA ADA DI SORE HARI TIDAK TERBUR U-BURU 12 20 11 43 37 23 12 72 49 43 23 115 C. Profil Kader 1. Umur Kader Sebanyak 297 orang dan sebanyak 115 (38.72%) orang yang termasuk kader aktif. Umur kader berkisar antara 30-70 tahun Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 7. )

Valid 30-40 TAHUN 41-50 tahun 51-60 tahun 61-70 TAHUN TABEL 7 UMUR KADER Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent 19 16.5 16.5 16.5 39 33.9 33.9 50.4 47 40.9 40.9 91.3 10 8.7 8.7 100.0 115 100.0 100.0 Menurut BKKBN usia produktif adalah antara 15-40 tahun pada tabel 7. diatas diketahui bahwa sebanyak 57 orang (49.56 %) termasuk dalam umur kurang produktif yaitu kelompok umur 51-70 tahun. Pada kelompok umur tersebut produktifitas kerja sudah mulai menurun dan dapat berpengaruh pada pelaksanaan kegiatan di posyandu sehingga dalam mencapai tujuan yang sesuai dengan standart sulit dicapai. Oleh sebab itu perlu diadakan peremajaan, dengan mencari pengganti kader dengan yang umurnya lebih muda. Pada kader yang lansia berpeluang menurun baik secara kualitas maupun kuantitas dalam kegiatan posyandu dengan salah satu dampaknya adalah pada monitoring perkembangan balita menjadi menurun sehingga berpotensi adanya balita gizi kurang yang tidak diketahui sejak dini 2. Pekerjaan Kader Sebagian besar 57.39% kader bekerja,26.1 kader bekerja sebagai pedagang dan 5.2 % bekerja sebagai pegawai swasta dan 42.6% kader tidak bekerja sehingga memungkinkan kader untuk melaksanakan kegiatan dengan tepat waktu dan rutin setiap bulannya. Pada table 8 dapat dilihat distribusi pekerjaan kader posyandu diwilayah kerja Puskesmas Halmahera Semarang. TABEL 8 PEKERJAAN KADER Valid Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent TIDAK BEKERJA 49 42.6 42.6 42.6 BURUH 20 17.4 17.4 60.0 PEGAWAI SWAST 6 5.2 5.2 65.2 PEDAGANG 30 26.1 26.1 91.3 PNS/PEG.SWASTA 10 8.7 8.7 100.0 115 100.0 100.0 3. Pendidikan Kader Sebagian besar 39.1% tamat SMU dan 5.2% tidak tamat SD. Dengan pendidikan yang tinggi dapat meningkatkan pengetahuan kader yang kemudian akan mempengaruhi perilakunya dalam mengikuti kegiatan Posyandu. Makin tinggi pendidikan kader makin tinggi pengetahuan kesehatan kader, makin tinggi kesadaran untuk berperan serta secara aktif di Posyandu. Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan langsung antara tingkat pendidikan terutama pendidikan kader dengan keaktifannya di Posyandu (Depkes,1991) *

Menurut Istiana (1998) mengatakan bahwa pendidikan formal yang lebih tinggi akan menunjukkan kualitas yang baik pula.sehingga dengan pendidikan kader yang tiggi cenderung berpengaruh pada kualitas kerja kader dalam pelaksanaan posyandu sehingga kader mampu menyampaikan programnya dengan baik terutama dalam program penyuluhan gizi baik secara kelompok maupun secara perorangan. Pada gambar 3 dapat dilihat distribusi kader berdasarkan tingkat pendidikan di posyandu wilayah kerja Puskesmas Halmahera Semarang 50 Gambar 3. PENDIDIKAN KADER 40 30 20 10 Count 0 TIDAK TAMAT SD TAMAT SD TAMAT SMP TAMAT SMU TAMAT D3 PENDIDIKAN KADER 1. Sikap Kader Sebagian besar 91.3% terkatagori baik dan 2.6% kader yang melakukan kegiatan dengan sikap yang kurang baik. Pada table 9 dapat dilihat distribusi kader berdasarkan sikap kader di posyandu wilayah kerja Puskesmas Halmahera Semarang TABEL 9 SIKAP KADER PADA SAAT PELAYANAN DI POSYANDU Valid BAIK CUKUP KURANG Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent 105 91.3 91.3 91.3 7 6.1 6.1 97.4 3 2.6 2.6 100.0 115 100.0 100.0 D. Pembinaan Kader 1. Materi Dari 115 orang kader, 81 orang (70,40%) menyatakan materi pembinaan yang diberikan menarik,untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel 10:

TABEL 10 DISTRIBUSI KADER BERDASARKAN MATERI PEMBINAAN Menarik Materi Jumlah % Kurang menarik Tidak menarik 81 29 5 70,40 25,21 4,34 Jumlah 115 100,00 Adapun materi yang diberikan pada saat pembinaan adalah: Cara pengisian KMS dan administrasi posyandu, penanggulangan Diare, Gizi ( VIT.A, GAKY, Anemia dll), KB, dan ISPA. 2. Sikap pembimbing. Dari 115 orang kader 104 orang (90,43%) menyatakan sikap pembimbing pada saat memberikan pembinaan baik, 11 orang (9.56%) menyatakan cukup dan tidak ada yang menyatakan kurang,. 3. Bahasa Pada tabel 11 dapat diketahui bahwa sebanyak 107 orang (93.04%) menyatakan bahasa yang digunakan oleh pembina/pembimbing baik dan dimengerti, TABEL 11 DISTRIBUSI KADER BERDASARKAN BAHASA YANG DIGUNAKAN PEMBINA/PEMBIMBING Bahasa Jumlah % Baik/dimengerti Cukup Kurang 107 8 93,04 6.96 Jumlah 115 100,00 4. Frekuensi,Pelaksana,Pembina dan Waktu Pembinaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan 115 orang kader, diketahui bahwa setiap bulannya ada pertemuan kader, juga dilaksanakan pembinaan.pelaksana pembinaan setiap bulannya yang hadir secara berganti-ganti diantaranya adalah : Bidan PPLKB, PKK, dan pelaksana gizi sebanyak 4-5 kali setahun. Sebanyak 65 orang kader (56.5 %) menyatakan waktu yang digunakan sudah baik, Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada table

TABEL 12 DISTRIBUSI KADER BERDASARKAN WAKTU, FREKUENSI DAN PELAKSANA PEMBINAAN Kegiatan Pelaksan a Pembina Frekuensi pembinaan Waktu Baik Cukup Kurg Pembina - Kepala - Pelaksana Gizi, 1 x 1 bln 65 388 12 an desa PPLKB, TP PKK desa (56.5 %) (33,00%) (10.4%) - Pusk - Puskesmas & Linsek 1 x 1 thn 65 (56.5 %) 388 (33,00%) 12 (10.4%) 3. Macam dan bentuk pembinaan Pada tabel 13 dapat diketahui macam dan bentuk pembinaan yang pernah diterima oleh kader: TABEL 13 DISTRIBUSI KADER BERDASARKAN MACAM DAN BENTUK PEMBINAAN YANG PERNAH DITERIMA. Macam/bentuk pembinaan Jumlah % - Penyegaran kader - Bimbingan tehnik administrasi - Bimbingan tehnik penyuluhan 115 90 37 100,00 78.26 32.17 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa masih terdapat sebanyak 25 orang kader (21.730%) belum pernah mendapatkan bimbingan administrasi, 102 orang kader (88.69 %) belum pernah menerima bimbingan tehnik penyuluhan di posyandu. Macam dan bentuk bimbingan yang selama ini masih dalam bentuk pembinaan adalah pemahaman materi seluruh program dan pembinaan pelaksanaan administrasi, pembinaan yang belum merata dilaksanakan pembinaan bagi kader adalah tehnik memberikan penyuluhan baik secara kelompok maupun

E. Peranserta pemerintah TABEL 14 DISTRIBUSI KADER BERDASARKAN PERANSERTA PEMERINTAH Peranserta Jumlah % Baik Cukup Kurang 39 55 21 33.91 47.82 18.26 Jumlah 115 100,00 Berdasarkan tabel 14 diatas diketahui sebanyak 55 orang (47.82%) berpendapat peraserta pemerintah terhadap pelaksanaan kegiatan posyandu sudah cukup Penilaian kader tehadap peranserta pemerintah didasarkan jarangnya petugas KB dan PKK hadir pada saat pelaksanaan kegiatan posyandu, kader tidak mengetahui dengan jelas batasan peranan yang harus diberikan pemerintah dan sampai dimana peranan yang sudah diberikan pemerintah, masih banyak diantara kader yang beranggapan bahwa posyandu adalah tanggung jawab pemerintah dan bukan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat, sehingga segala sesuatunya masih berpusat pada pemerintah. F. Cakupan hasil kegiatan TABEL 15 RATA-RATA CAKUPAN HASIL KEGIATAN POSYANDU TAHUN 2006 DAN 2007 Cakupan (%) Keterangan Tahun K/S D/S N/S K/S = kelangsungan penimbangan 2006 2007 77.20 85.97 66.54 62.59 53.60 53.79 D/S =Peranserta masyarakat N/S =Tingkat pencapaian program Sumber : Laporan F 2 Gizi tahun 2006 2007 Puskesmas Halmahera Semarang Pada tabel 15 dapat dilihat tingkat kelangsungan penimbangan tahun 2006 dan 2007 dibawah target yaitu 70,80% - 80,81%, target yang seharusnya adalah 100%. Pencapaian tingkat peranserta masyarakat tahun 2006 dan 2007 yaitu sebesar 66.54 % 62.59% data tersebut masih belum mencapai target karena target yang seharusnya dicapai adalah 80% hal ini menggambarkan bahwa masyarakat disekitar posyandu belum seluruhnya berperan serta dalam pelaksanaan posyandu, hal ini disebabkan: kader kurang aktif menyuruh orang tua balita untuk menimbangkan anaknya keposyandu, dan kurangnya peranserta dari pemerintah setempat pada kegiatan posyandu sehingga masyarakat tidak memperoleh informasi yang jelas mengenai posyandu. Tingkat pencapaian program rata-rata 53.60 % - 53.79 % masih dibawah target yang seharusnya yaitu 60%, hal tersebut diduga disebabkan karena

kurangnya pengetahuan ibu balita tentang kesehatan dan gizi yang diakibatkan karena kurangnya pengetahuan kader untuk memberikan penyuluhan pada masyarakat tentang kesehatan dan gizi sehingga banyak balita yang berat badannya tidak naik. Simpulan 1. Terdapat 30 posyandu terletak di 14 RW dengan program 5 kegiatan yang dilakukan dengan jumlah kader aktif sebanyak 115 orang. 2. Profil Posyandu: Klafifikasi posyandu di wilayah kerja puskesmas Halmahera adalah Purnama dan mandiri, 63.3% melaksanakan kegiatan di sore hari, jumlah kader 86.6% hadir pada kegiatan posyandu 5-12 kali setahun, jumlah balita 1508 anak. 3. Profil Kader : Kisaran umur kader antara 30-70 tahun dengan prosentase terbesar antara umur 51-71 tahun sebanyak 49.56 %, 42.6% kader tidak bekerja,39.1% berpendidikan tamat SMU, 91.3% sikap kader baik, 100% kader terampil dalam penimbangn dan administrasi. 4. Proses pembinaan kader : 70.40% kader menyatakan menarik tentang materi pembinaan, 90.43% sikap pembimbing baik, 93.04% bahasa yang digunakan baik dan mudah dimengerti. 5. Peran serta pemerintah : 47.82% menyatakan peranserta pemerintah baik, 18.26% menyatakan peran serta pemerintah kurang. 6. Cakupan kegiatan posyandu 2006-2007 D/S sebesar 66.54% - 62.59% target 80% N/S 53.60 % -53.79 % trget 60%. Saran Perlu adanya revitalisasi di posyandu supaya gizi buruk dapat dideteksi secara dini diposyandu melalui : Regenerasi kader dengan usia yang lebih muda supaya posyandu bisa berjalan baik secara kualitas maupun kuantitas,perlu peningkatan kualitas dan kuantitas peran serta pemerintah pada kegiatan posyandu, peningkatan pembinaan kader secara terus-menerus bagi seluruh kader terutama mengenai tehnik pelaksanaan penyuluhan tentang gizi dan kesehatan sehingga meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader. Kalau kader tahu dan terampil harapannya dapat mendeteksi kondisi gizi balita sejak dini sehingga dapat menangani sejak dini pula jika terdapat balita dengan gizi kurang maupun gizi buruk. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S.1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. : Rineka Cipta. Depkes RI.1990. Pedoman Kegiatan Kader di Posyandu. Depkes RI.1991. Partisipasi Masyarakat Dalam Bidang Kesehatan. Pedoman Kerja Pukesmas jilid IV. Jakarta. Depkes RI.1993. Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Kegiatan Posyandu. Depkes RI.1995. Pedoman Manajemen Peran Serta Masyarakat. Jakarta. Depkes RI.1999. Profil Peningkatan Peran Serta Masyarakat Pembangunan Kesehatan. Dinkes Jawa Tengah.2002. Pedoman Promosi Posyandu. Semarang Perencanaan Penganguran Kesehatan Terpadu. Semarang. Dinkes Kabupaten Cilacap.2002. Laporan Program Gizi Tahun 2001.

Irfan Islam, M.1991. Pedoman Penyuluhan Kesehatan Mayarakat Bagi petugas Pukesmas. Mantra, I.B. 1991. Pedoman Penyuluhan Kesehatan Masyarakat bagi Petugas Pukesmas. Manasse,.1986. Metode Penelitian Sosial. : Universitas Terbuka. Depkes dan Kesos RI. 2000. Buku kader,usaha perbaikan gizi keluarga. Badan Pemberdayaan Masyarakat Propinsi Jawa Tengah. 2003. Panduan OrientasiPokjanal posyandu Kabupaten/Kota Se Jawa Tengah.