UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA INFUSUM TEH HIJAU DAN TEH HITAM (Camellia sinensis (L.) Kuntze) TERHADAP Escherichia coli DAN Candida albicans

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Oktober Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

III. Metode Penelitian A. Waktu dan Tempat Penelitian kelimpahan populasi dan pola sebaran kerang Donax variabilis di laksanakan mulai bulan Juni

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 95%. Ekstrak yang

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN BUNGUR (LANGERSTROEMIA SPECIOSA (L.) PERS)

I. PENDAHULUAN II. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Pertanian Universitas Sultan Syarif Kasim Riau.

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi Dasar Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium, mengenai uji potensi antibakteri ekstrak etilasetat dan n-heksan

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kadar Air Ekstraksi dan Rendemen Hasil Ekstraksi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

Lampiran 2. Tumbuhan dan daun ketepeng. Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Prosedur Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

UJI EKSTRAK DAUN BELUNTAS

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat

A : Tanaman ceplukan (Physalis minima L.)

2 METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Determinasi Tanaman Preparasi Sampel dan Ekstraksi

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK KERING DAUN Ocimum americanum L. SEBAGAI ANTIFUNGI Candida albicans

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

Uji Saponin Uji Triterpenoid dan Steroid Uji Tanin Analisis Statistik Uji Minyak Atsiri Penentuan Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM)

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN Roselina Wulandari*, Pri Iswati Utami *, Dwi Hartanti*

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. Sampel Daun Tumbuhan. dicuci dikeringanginkan dipotong-potong dihaluskan

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Juni 2014 di Laboraturium

Daya Antibakteri Ekstrak Tumbuhan Majapahit (Crescentia cujete L.)Terhadap Bakteri Aeromonas hydrophila

Analisis Fitokimia (Harborne 1987) Uji alkaloid. Penentuan Bakteriostatik Uji flavonoid dan senyawa fenolik. Penentuan Bakterisidal

Lampiran 1. Persiapan Media Bakteri dan Jamur. diaduk hingga larut dan homogen dengan menggunakan batang pengaduk,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Garis besar jalannya penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

OLEH Burhanuddin Taebe Andi Reski Amalia Sartini

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal dan untuk mengatasi berbagai penyakit secara alami.

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

PROFIL FITOKIMIA DAN UJI ANTIBAKTERI BIJI MANGGA ARUM MANIS (Mangifera indica. Linn)

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB III BAHAN DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia)

Lampiran 1. Hasil identifikasi dari jenis rumput laut Kappaphycus alvarezii (Doty)

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III. METODE PENELITIAN

Rumusan masalah Apakah ada efek antibakteri Aloe vera terhadap Enterococcus faecalis sebagai bahan medikamen saluran akar?

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Simplisia 3.4 Karakterisasi Simplisia

Lampiran 1. Identifikasi Tumbuhan

BAB III BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Kecipir

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. MIPA dan Laboratorium Universitas Setia Budi Surakarta. B.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Gambar 1. Talus Segar Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. negatif Escherichia coli ATCC 25922, bakteri gram positif Staphylococcus aureus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

Larutan bening. Larutab bening. Endapan hijau lumut. Larutan hijau muda

Lampiran 1. Bagan Alir Uji Fitokimia. a. Uji Alkaloid

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Jengkol

Digerus Disaring. + reagen Dragendorff (+) endapan coklat kemerahan. Sampel + EtOH. Uji saponin. (+) busa bertahan ± 5 menit (+) endapan biru pekat

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat Penelitian 3.3 Metode Penelitian

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL RIMPANG LENGKUAS (Alpinia galanga L) TERHADAP PERTUMBUHAN Trichophyton rubrum SECARA in vitro

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

Transkripsi:

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA INFUSUM TEH HIJAU DAN TEH HITAM (Camellia sinensis (L.) Kuntze) TERHADAP Escherichia coli DAN Candida albicans Dra. Sri Redjeki, M.Si Jurusan Farmasi Poltekkes Bandung ABSTRAK Teh (Camellia sinensis (L.) Kuntze) mengandung senyawa metabolit sekunder yang memiliki aktivitas antimikroba, sehingga dilakukan pengkajian lebih lanjut. Teh hijau dan teh hitam diekstraksi dengan infundasi, kemudian diuji aktivitasnya terhadap Escherichia coli dan Candida albicans dengan menggunakan metode difusi agar. Hasil menunjukan bahwa teh hijau memiliki nilai konsentrasi hambat minimum (KHM) 15% terhadap Escherichia coli setara dengan 0,85% Tertrasiklin HCl, dan konsentrasi hambat minimum 20% terhadap Candida albicans setara dengan 0,89% Nistatin. Teh hitam memiliki konsentrasi hambat minimum 19% terhadap Escherichia coli setara dengan 0,6% Tertrasiklin HCl, dan konsentrasi hambat minimum 20% terhadap Candida albicans setara dengan 0,85% Nistatin. Jadi teh hijau dan teh hitam memiliki aktivitas antimikroba lebih besar terhadap Escherichia coli dibandingkan Candida albicans,dan teh hijau memiliki aktivitas lebih besar dibandingkan teh hitam. Kata kunci : Teh hitam, Teh hijau, Escherichia coli, Candida albicans,khm. PENDAHULUAN Teh dengan nama latin Camellia sinensis, merupakan salah satu hasil komoditas pertanian. Pada umumnya tanaman ini dimanfaatkan sebagai bahan baku minuman teh (teh celup, minuman kesehatan berupa teh hijau, dan minuman penyegar badan berupa teh hitam) yang dibuat dari pucuk dan daun teh muda dari tanaman teh (Camellia sinensis). Teh berasal dari kawasan India bagian utara dan Cina Selatan. Ada dua kelompok varietas teh yang terkenal yaitu varietas assamica yang berasal dari Assam dan varietas sinensis yang berasal dari Cina. Tanaman teh umumnya ditanam di perkebunan, dan dipanen secara manual dan dapat tumbuh pada ketinggian 200-2300 meter diatas permukaan laut (Dalimartha, 2006). Teh mengandung polifenol dan senyawa metabolit sekunder lainnya yang diduga memiliki khasiat antimikroba. Oleh sebab itu perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut terhadap ekstrak teh, baik teh hijau maupun teh hitam yang diduga memiliki aktivitas antimikroba terhadap Escherichia coli dan Candida albicans (Dalimartha, 2006). Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif, berbentuk pendek dan memiliki ukuran 0,4-0,7 µm x 1,4 µm. Pada dasarnya Escherichia coli merupakan bakteri yang biasa ditemukan di dalam usus sebagai flora normal. Tetapi apabila jumlahnya dalam usus banyak, maka dapat menyebabkan diare (Syahrurachman, dkk., 1

1994). Escherichia coli dapat juga menyebabkan infeksi saluran kencing dengan gejala susah buang air kencing dan hematuria (terdapat darah dalam urin) (Jawetz, Melnick, Adelberg s 2005). Candida albicans adalah suatu jamur yang berbentuk lonjong, bertunas dan berukuran 3-6 µm (Jawetz, Melnick, Adelberg s 2005). Candida albicans menimbulkan kandidiasis, yaitu penyakit pada saluran pencernaaan, genitalia wanita dan selaput lendir mulut (Pelczar, 2006). METODE PENELITIAN Alat Alat yang digunakan dalam penelitian : autoklaf (Hirayama), batang pengaduk, botol semprot, cawan petri (Herma), corong, gelas kimia (pyrex), gelas ukur (pyrex), pembakar bunsen, pipet tetes, pipet volume (pyrex), rak tabung, spatel logam, tabung reaksi (pyrex), timbangan, jangka sorong, pinset, labu ukur (pyrex), termometer, mikropipet, tip, inkubator (Sakura). Bahan Sampel Penelitian: teh hitam dan teh hijau diperoleh dari Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya. Bahan Kimia: Sabouroud Dextrose Agar (SDA) dan MH (Mueller-Hinton), Tetrasiklin HCl, akuades steril, akua demineral steril larutan NaCl fisiologis steril, larutan Mc Farland 0,5, ammonia, kloroform, asam klorida 2N, pereaksi Meyer, pereaksi Dragendorff, pereaksi besi (III) klorida, gelatin 1%, amil alkohol, asam sulfat pekat, pereaksi vanillin 10%, eter, pereaksi Lieberman- Burchard, larutan KOH 5%, NaCl, H 2 SO 4, BaCl 2. Mikroba Uji: Escherichia coli dan Candida albicans. Bahan Pembanding: Untuk kesetaraan aktivitas antimikroba infusum teh hijau dan teh hitam digunakan pembanding antibiotik tetrasiklin HCl untuk Escherichia coli dan nistatin untuk Candida albicans. Metode Penelitian Pengumpulan Sampel Sampel teh hijau dan teh hitam (Camellia sinensis (L.) Kuntze) diperolah dari kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Determinasi Tanaman Untuk memastikan kebenaran sampel penelitian Penyiapan Sampel Masing-masing sampel teh hijau dan teh hitam di timbang 100 g untuk dilakukan proses infundasi. Pembuatan Ekstrak Uji Pengekstraksian dilakukan dengan cara infundasi dengan menggunakan pelarut air, yaitu dengan cara menyari simplisia dengan menggunakan tangas air terhitung mulai suhu mencapai 90 C selama 15 menit sambil sesekali diaduk, serkai dengan air panas melalui kain fanel, 2

tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infusum yang dikehendaki (DepKes RI, 1995). Penapisan Fitokimia Alkaloid Ekstrak simplisia dibasakan dengan ammonia, ditambahkan kloroform, digerus. Lapisan kloroform dipipet sambil disaring, kemudian ditambahkan HCl 2N. Campuran dikocok kuat-kuat hingga terdapat 2 lapisan. Lapisan asam dipipet, kemudian dibagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama ditambahkan pereaksi Meyer. Reaksi positif alkaloid ditunjukkan dengan terbentuknya endapan putih atau kekeruhan. Bagian kedua ditambahkan pereaksi Dragendorff. Reaksi positif ditunjukkan dengan terjadinya endapan. Bagian ketiga digunakan sebagai blanko (Harbone, 1987). Tanin Ekstrak dalam tabung reaksi dicampur dengan asam klorida 2 N dipanaskan di atas tangas air, ditambahkan amil alkohol, adanya senyawa tannin yang ditandai dengan terbentuknya warna merah yang dapat ditarik oleh amil alkohol (DepKes RI, 1995). Polifenolat Ekstrak simplisia tambahkan larutan pereaksi FeCl 3 sambil dipanaskan. Adanya senyawa fenolat ditandai dengan terjadinya warna hijau, ungu, biru, atau hitam yang kuat (Harbone, 1987). Saponin Ekstrak dipanaskan, kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan dikocok kuat secara vertical selama 5 menit. Terbentuknya busa yang stabil selama 30 menit menunjukan adanya saponin (Darsiah, 2010). Steroid dan Triterpenoid Ekstrak ditambah pereaksi Liebermann- Buchard. Terjadinya warna ungu menunjukkan adanya senyawa triterpenoid sedangkan adanya warna hijau-biru merupakan reaksi positif steroid (Harbone, 1987). Flavonoid Ekstrak dimasukan kedalam tabung reaksi dicampur dengan serbuk magnesium dan HCl 2N. Campuran dipanaskan di atas tangas air, lalu disaring. Filtrat dalam tabung reaksi ditambahkan amil alkohol, lalu dikocok kuat-kuat. Adanya flavonoid ditandai dengan terbentuknya warna kuning atau merah yang dapat ditarik oleh amil alkohol (Harbone, 1987). Kuinon Ekstrak dalam tabung reaksi dipanaskan di atas tangas air, kemudian disaring dan filtrat ditambahkan KOH 5%. Adanya senyawa kuinon ditandai dengan terjadinya warna kuning hingga merah (Darsiah, 2010). Monoterpen dan Seskuiterpen Ekstrak digerus dengan eter, kemudian dipipet sambil disaring. Filtrat ditempatkan dalam cawan penguap, kemudian dibiarkan menguap hingga kering. Kemudian pada pengeringan filtrat ditambahkan larutan vanilin 10% dalam 3

asam sulfat pekat. Terjadinya warnawarna menunjukan adanya mono dan seskuiterpen (Darsiah, 2010). Metode Pengujian Aktivitas Antimikroba Infusum Teh Hijau Dan Teh Hitam (Camellia sinensis (L.) Kuntze) Terhadap Escherichia coli Suspensi Escherichia coli sebanyak 0,2 ml dimasukan kedalam cawan petri steril lalu ditambahkan kedalam 20 ml media Mueller-Hinton (MH) yang steril, cawan digerakan dengan gerakan memutar supaya mikroba dan agar tercampur secara homogen, kemudian dibiarkan mengeras dan dibuat lubang-lubang dengan perforator sebanyak 4 lubang tiap cawan petri dengan jarak antar lubang yang sama, kemudian masing-masing infusum teh hijau dan teh hitam dimasukan dalam tiap lubang pada cawan petri yang berbeda dengan variasi konsentrasi 100, 90, 80, 70, 60, 50, 40, 30, 20, 10, 0 % (v/v). Cawan petri dibungkus dengan kertas payung dan diikat dengan benang nilon. Cawan petri kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37ºC. Kemudian diukur diameter hambat yang terbentuk, yaitu berupa zona bening atau zona hambat ( Agustina, 2008). Metode Pengujian Aktivitas Antimikroba Ekstrak Teh Hijau Dan Teh Hitam (Camellia sinensis (L) Kuntze) Terhadap Candida albicans Suspensi sebanyak 0,2 ml Candida albicans dimasukan kedalam cawan petri steril lalu ditambahkan 20 ml kedalam media Sabouroud Dextrose Agar steril, cawan digerakan dengan gerakan memutar supaya mikroba dan agar tercampur secara homogen, kemudian dibiarkan mengeras dan dibuat lubang-lubang dengan perforator sebanyak 4 lubang tiap cawan petri dengan jarak antar lubang yang sama, kemudian masing-masing infusum teh hijau dan teh hitam dimasukan dalam tiap lubang dengan variasi konsentrasi 100, 90, 80, 70, 60, 50, 40, 30, 20, 10, 0 % (v/v). Cawan petri dibungkus dengan kertas payung dan diikat dengan benang nilon. Cawan petri diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 25ºC. Kemudian diukur diameter hambat yang terbentuk, yaitu berupa zona bening atau zona hambat (Sari, 2010). Penentuan Konsentrasi Hambat Minimum Antimikroba Infusum Teh Hijau dan Teh Hitam (Camellia sinensis (L.) Kuntze) Terhadap Escherichia coli Suspensi Escherichia coli dimasukan kedalam dua cawan petri steril masingmasing 0,2 ml, tambahkan 20 ml media Mueller-Hinton steril, cawan digerakan dengan gerakan memutar mikroba dan agar tercampur secara homogen, kemudian dibiarkan mengeras dan dibuat lubang-lubang dengan perforator sebanyak 5 lubang dan 6 lubang tiap cawan petri dengan jarak antar lubang yang sama, kemudian masing-masing infusum teh hijau dan teh hitam dimasukan dalam tiap lubang pada cawan petri yang berbeda 4

dengan variasi konsentrasi 20, 19, 18, 17, 16, 15, 14, 13, 12, 11, 10, 0 % (v/v). Cawan petri dibungkus dengan kertas payung dan diikat dengan benang nilon. Cawan petri kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37ºC. Kemudian diukur diameter hambat yang terbentuk, yaitu berupa zona bening atau zona hambat ( Agustina, 2008). Penentuan Konsentrasi Hambat Minimum Antimikroba Infusum Teh Hijau dan Teh Hitam (Camellia sinensis (L.) Kuntze) Terhadap Candida albicans Suspensi Candida albicans dimasukan kedalam dua cawan petri steril masingmasing 0,2 ml, tambahkan 20 ml media SDA yang steril, cawan digerakan dengan gerakan memutar supaya mikroba dan agar tercampur secara homogen, kemudian dibiarkan mengeras dan dibuat lubang-lubang dengan perforator sebanyak 5 lubang dan 6 lubang tiap cawan petri dengan jarak antar lubang yang sama, kemudian masing-masing infusum teh hijau dan teh hitam dimasukan dalam tiap lubang pada cawan petri yang berbeda dengan variasi konsentrasi 20, 19, 18, 17, 16, 15, 14, 13, 12, 11, 10, 0 % (v/v). Cawan petri dibungkus dengan kertas payung dan diikat dengan benang nilon. Cawan petri kemudian diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 25ºC. Kemudian diukur diameter hambat yang terbentuk, yaitu berupa zona bening atau zona hambat (Sari,2010). Metode Pengujian Kesetaraan Aktivitas Pembanding Tetrasiklin HCl Terhadap Escherichia coli dan Nistatin Terhadap Candida albicans: Metode pengujian dilakukan sama dengan pengujian aktivitas antibakteri infusum teh hijau dan teh hitam. Antibiotik pembanding dibuat dengan beberapa variasi konsentrasi dan diuji aktivitasnya terhadap mikroba uji. Hasil pengujian kemudian dibuat kurva kalibrasi dengan diameter hambat (mm) pada sumbu y dan logaritma konsentrasi antibiotik pembanding pada sumbu x, sehingga didapat persaman garis. Dari persamaan garis tersebut ditentukan kesetaraan aktivitas ekstrak teh terhadap antibiotik pembanding dengan memasukan besarnya diameter hambat pertumbuhan mikroba pada persamaan garis tersebut (Sari, 2010). HASIL DAN PEMBAHASAN Determinasi Tanaman: Hasil determinasi menunjukan sampel dipastikan teh dengan varietas (Camellia sinensis (L.) Kuntze). Pembuatan Infusum Sebanyak 100 g masing-masing teh hijau dan teh hitam dibuat ekstraksi dengan infundasi menggunakan pelarut air dan diperoleh infusum sebanyak 50 ml sebagai larutan stok konsentrasi 100% (v/v). 5

Penapisan Fitokimia Penapisan fitokimia dilakukan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder teh hijau dan teh hitam. Gambar 2. Hasil Uji Akitivitas Infusum Teh Hijau Terhadap Candida albicans Tabel 1. Hasil Penapisan Fitokimia Teh Hijau dan Teh Hitam Kandungan Kimia Skrining Fitokimia Teh Hijau Teh Hitam Alkaloid - - Tanin + + Polifenolat + + Saponin - + Steroid dan - - triterpenoid Flavonoid + + Kuinon + + Monoterpen dan seskuiterpen - - Keterangan: terdeteksi (+) terdeteksi, (-) tidak Hasil Uji Aktivitas Antimikroba Teh Hijau dan Teh Hitam (Camellia sinensis (L.) Kuntze) Terhadap Escherichia coli dan Candida albicans Gambar 1. Hasil Uji Akitivitas Infusum Teh Hijau Terhadap Escherichia coli Gambar 3. Hasil Uji Akitivitas Infusum Teh Hitam Terhadap Escherichia coli Gambar 4. Hasil Uji Akitivitas Infusum Teh Hitam Terhadap Candida albicans. Gambar 1 dan 2 merupakan hasil uji aktivitas antimikroba infusum teh hijau dengan metode difusi agar teknik perforasi dari beberapa konsentrasi yaitu 100, 90, 80, 70, 60, 50, 40, 30, 20, 10, 0 (%v/v). menunjukan adanya aktivitas antimikroba terhadap Escherichia coli dan Candida albicans pada konsentrasi 100, 90, 80, 70, 60, 50, 40, 30, 20 (%v/v). Gambar 3 dan 4 merupakan hasil uji aktivitas antimikroba infusum teh hitam dengan metode difusi agar teknik perforasi dari beberapa konsentrasi yaitu 100, 90, 80, 70, 60, 50, 40, 30, 20, 10, 0 (%v/v) menunjukan adanya aktivitas antimikroba terhadap Escherichia coli dan Candida albicans pada konsentrasi 100, 90, 80, 70, 6

60, 50, 40, 30, 20 % (v/v) yang ditandai dengan adanya zona hambat. Hasil Uji Konentrasi Hambat Minimum Teh Hijau dan Teh Hitam (Camellia sinensis (L.) Kuntze) Terhadap Escherichia coli dan Candida albicans Dari hasil penentuan aktivitas antimikroba maka dilakukan penentuan KHM teh hijau dengan variasi konsentrasi 20, 19, 18, 17, 16, 15, 14, 13, 12, 11, 10, 0% (v/v). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapat konsentrasi hambat minimum 15% (v/v) dengan diameter hambat 8,18±0,04 mm terhadap Escherichia coli dan 20% (v/v) terhadap Candida albicans dengan diameter hambat 7,30±0,28 mm. Dari hasil penentuan aktivitas antimikroba maka dilakukan penentuan KHM teh hitam dilakukan beberapa konsentrasi 20, 19, 18, 17, 16, 15, 14, 13, 12, 11, 10, 0 (%v/v). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapat konsentrasi hambat minimum 19% (v/v) dengan diameter hambat 7,26±0,32 mm terhadap Escherichia coli dan 20% (v/v) terhadap Candida albicans dengan diameter hambat 6,90±0,14 mm. Penghambatan terjadi karena kandungan metabolit sekunder yang terdapat pada teh hitam, yang memiliki aktivitas antimikroba ditandai dengan zona hambat yang berwarna coklat yang berada disekeliling lubang sumur. Tabel 2. Hasil Penentuan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) Antimikroba Infusum Teh Hijau dan Teh Hitam (Camellia sinensis (L.) Kuntze)Terhadap Escherichia coli dan Candida albicans Diameter Hambat (mm) Konsentrasi Teh Hijau Teh Hitam (%v/v) Escherichia coli Candida albicans Escherichia coli Candida albicans 0 6 6 6 6 10 6 6 6 6 11 6 6 6 6 12 6 6 6 6 13 6 6 6 6 14 6 6 6 6 15 8,18 ± 0,04 6 6 6 16 8,8 ± 0,07 6 6 6 17 9,00 ± 0,035 6 6 6 18 9,22 ± 0,03 6 6 6 19 9,23 ± 0,035 6 7,26±0,32 6 20 10,54 ± 0,23 7,3± 0,28 9,57 ± 0,16 6,90 ± 0,14 Keterangan : * Diameter Hambat + Diameter Lubang 6 mm Penentuan Kesetaraan Antibiotika Tetrasiklin HCl Terhadap Escherichia coli Nilai kesetaraan teh hijau terhadap baku pembanding Tetrasiklin HCl dihitung dengan menggunakan kurva baku 7

Tetrasiklin HCl. Pada konsentrasi 15% (v/v) teh hijau memiliki aktivitas terhadap Escherichia coli didapat nilai x = -0,07 sehingga kesetaraan aktivitas terhadap Tetrasiklin HCl 0,85% (v/v). Nilai kesetaraan teh hitam terhadap baku pembanding Tertrasiklin HCl dari data pada tabel 2 terhadap Escherichia coli terdapat pada konsentrasi 19% (v/v) dengan nilai x = -0,2 sehingga kesetaraan aktivitas terhadap Tetrasiklin HCl 0,6%. 60 13,36 ± 0,32 70 13,96 ± 0,05 80 14,51 ± 0,28 90 15,03 ± 0,15 100 15,8 ± 0,36 Keterangan : * Diameter Hambat + Diameter Lubang 6 mm Penentuan Kesetaraan Antibiotik Nistatin Terhadap Candida albicans Nilai kesetaraan teh hijau terhadap baku pembanding Nistatin dihitung dengan menggunakan kurva baku Nistatin. Dari data pada tabel 2. pada konsentrasi 20% (v/v) teh hijau memiliki aktivitas terhadap Candida albicans memiliki nilai x sebesar -0,05 sehingga didapat nilai kesetaraan dengan Nistatin sebesar 0,89%. Dari data pada tabel 4. didapat nilai kesetaraan aktivitas teh hitam pada konsentrasi 20% (v/v) terhadap Candida albicans dapat dihitung nilai x = - 0,07 sehingga didapat nilai kesetaraan terhadap nistatin sebesar 0,85%. Gambar 5. Grafik Konsentrasi Tetrasiklin HCl Terhadap Escherichia coli Tabel 4. Hasil Pengujian Aktivitas Nistatin terhadap Candida albicans Konsentrasi (%v/v) Diameter hambat (mm) 5 9,3 ± 0,24 10 10,6 ± 0,52 15 11,45 ± 0,64 20 12,5 ± 0,47 25 13,35 ± 0,26 30 14,55 ± 0,29 Keterangan : * Diameter Hambat + Diameter Lubang 6 mm Tabel 3. Hasil Pengujian Aktivitas Tetrasiklin HCl Terhadap Escherichia coli Konsentrasi (%v/v) Diameter hambat (mm) 0 6 10 9,18 ± 0,26 20 10,25 ± 0,25 30 10,85 ± 0,05 40 11,51 ± 0,28 50 12,53 ± 0,25 Gambar 6. Grafik Log Konsentrasi Nistatin Terhadap Diameter Hambat Pada Candida albicans Perbedaan aktivitas terhadap Escherichia coli dan Candida albicans dikarenakan Escherichia coli merupakan bakteri gram 105

negatif yang memiliki dinding sel yang terdiri dari tiga komponen yang terletak pada lapisan luar peptidoglikan yaitu lipoprotein, membran luar dan lipopolisakarida sedangkan dinding sel Candida albicans terdiri dari khitin, khitosan, glukan, dan manan. Aktivitas antimikroba teh hijau lebih besar dibandingkan teh hitam hal ini dikarenakan pada proses pembuatan teh hijau tidak dilakukan proses fermentasi, sedangkan pada pembuatan teh hitam dilakukan fermentasi. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa infusum teh hijau dan teh hitam (Camellia sinensis (L.) Kuntze) memiliki aktivitas antimikroba terhadap Escherichia coli dan Candida albicans. Aktivitas antimikroba teh hijau memiliki nilai konsentrasi hambat minimum (KHM) 15% terhadap Escherichia coli setara dengan konsentrasi baku Tetrasiklin HCl 0,85% pada Candida albicans terdapat KHM 20% setara dengan Nistatin 0,89%. Aktivitas antimikroba teh hitam memiliki nilai konsentrasi hambat minimum 19% terhadap Escherichia coli setara dengan konsentrasi baku Tetrasiklin HCl 0,6% dan pada Candida albicans memiliki KHM 20% setara dengan Nistatin 0,85%. Berdasarkan hasil kesetaraan dengan antibiotika pembanding, teh hijau dan teh hitam memiliki aktivitas antimikroba lebih besar terhadap Escherichia coli dibandingkan Candida albicans dan aktivitas teh hijau lebih besar dibandingkan teh hitam. 5.2 SARAN Disarankan untuk dilakukan pengkajian lebih lanjut tentang aktivitas antimikroba infusum teh hijau dan teh hitam terhadap mikroba patogen lainnya. DAFTAR PUSTAKA Agustina LS. 2008.Uji Aktivitas Antimikroba Infusum Daun Tapak Liman (Elephantopus scabe L) Terhadap Candida albicans dan Staphylococcus aureus [Skripsi].Tasikmalaya:STIKes Bakti Tunas Husada. Dalimartha, S. 1999. Atlas tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta: PT Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara. Darsiah, AD. 2010. Aktivitas Antibakteri Infusum Daun Kitolod (Laurentia Longiflora (L) Peterm) Tehadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa Secara In Vitro [Skripsi]. Tasikmalaya : Pogram Studi Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Republik Indonesia. Hal 12. Harbone, JB. 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis tumbuhan. Bandung. Edisi 2 : Penerbit ITB 106

Jawetz, Melnick, Andelberg. 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika. Hal 343-344 Manuselis G, Mahon CR. 1995. Teks Book Of Diagnostic Microbiology. US of America: W.B Saunder Company Pelczar MJ, Chan ECS. 2006. Dasar - Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Sari RA. 2010. Uji Aktivitas Cuka Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffia Linn) Terhadap Bakteri Staphyloccoccus Dan Jamur Candida albicans [Skripsi]. Taikmalaya : Program Studi famasi STIKes Bakti Tunas Husada. Hal 10 Syachrurachman A, dkk. 1994. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi Revisi. Jakarta: Binarupa Aksara. 107