DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

dokumen-dokumen yang mirip
SURVEI DASAR TERHADAP PEMAHAMAN, PERSEPSI DAN PRAKTIK PEMILIH TERKAIT DENGAN ASPEK PEMILU DI ENAM TARGET PROPINSI

LAPORAN NARATIF JAWA TIMUR SURVEY DASAR TERHADAP PEMAHAMAN, PERSEPSI DAN PRAKTIK PEMILIH TERKAIT DENGAN ASPEK PEMILU DI ENAM TARGET PROPINSI

LAPORAN NARATIF NUSA TENGGARA TIMUR SURVEI DASAR TERHADAP PEMAHAMAN, PERSEPSI DAN PRAKTIK PEMILIH TERKAIT DENGAN ASPEK PEMILU DI ENAM TARGET PROPINSI

LAPORAN NARATIF KALIMANTAN TIMUR SURVEI DASAR TERHADAP PEMAHAMAN, PERSEPSI DAN PRAKTIK PEMILIH TERKAIT DENGAN ASPEK PEMILU DI ENAM TARGET PROPINSI

LAPORAN NARATIF SULAWESI SELATAN SURVEI DASAR TERHADAP PEMAHAMAN, PERSEPSI DAN PRAKTIK PEMILIH TERKAIT DENGAN ASPEK PEMILU DI ENAM TARGET PROPINSI

LAPORAN NARATIF ACEH SURVEY DASAR TERHADAP PEMAHAMAN, PERSEPSI DAN PRAKTIK PEMILIH TERKAIT DENGAN ASPEK PEMILU DI ENAM TARGET PROPINSI

FINAL REPORT RISET PERILAKU POLITIK PEMILIH PADA PEMILU KEPALA DAERAH, PEMILU LEGISLATIF DAN PEMILU PRESIDEN DI WILAYAH KABUPATEN MADIUN

MASYARAKAT MUSI BANYUASIN : KECENDERUNGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMILIH PADA PEMILU PRESIDEN SERTA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014.

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (selanjutnya disebut Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan

BAB III DATA RESPONDEN

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT. NOMOR : 21/Kpts/KPU-Prov-019/2012 TENTANG

BAB V PROFIL KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS DI TRANS TV

BAB I PENDAHULUAN. antara lain karena Indonesia melaksanakan sejumlah kegiatan politik yang

BAB II DARI PEMILU KE PEMILU DI BREBES DAN KONDISI GEOGRAFIS BREBES

DISTRIBUSI GENDER RESPONDEN

LAPORAN EKSEKUTIF SURVEI NASIONAL MEI 2014

KOMISI PEMILIHAN UMUM,

BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY)

LAPORAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PENGGUNA LAYANAN PENGADILAN DI PENGADILAN NEGERI PRABUMULIH KELAS II

I. PENDAHULUAN. demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Pekon Kediri berumur 17

S A L I N A N. Lampiran : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 03/Kpts/KPU-Kab/ /2012 Tanggal : 7 Mei 2012

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 12/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian juta 66,9 juta (67 juta) Golput atau suara penduduk

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

BEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR. Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014

MEKANISME DAN MASALAH-MASALAH KRUSIAL YANG DIHADAPI DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG. Oleh : Nurul Huda, SH Mhum

LAPORAN SURVEY PERILAKU PEMILIH MENJELANG PILKADA KABUPATEN LAMONGAN

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR

PEDOMAN TEKNIS PEMUTAKHIRAN DATA DAN PENETAPAN DAFTAR PEMILIH PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL BUPATI SEMARANG TAHUN 2010

BAB V PENUTUP. Penelitian hubungan antara karakteristik pemilih, konsumsi media, interaksi peergroup dan

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. media yang didesain secara khusus mampu menyebarkan informasi kepada

Rilis Survei PREFERENSI POLITIK MASYARAKAT Menuju Pemilihan Langsung Gubernur/Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur 2018

HASIL SURVEI ASPIRASI WARGA DEPOK MENGENAI PERMASALAHAN KOTA MENJELANG PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA DEPOK 2015

PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA DALAM PEMILUKADA KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2015 DI KECAMATAN SAMBOJA

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Proposal Pengajuan Program Aplikasi Smartphone Android Coblos Online Untuk Pemilihan Umum

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Wilayah Kota Medan, memiliki luas 1.156,147 Ha dan merupakan pecahan dari

BANTUAN DAN FASILITAS PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PELAKSANAAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014

BAB II DESKRIPSI LOKASI. demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan

IDENTITAS RESPONDEN (KERAHASIAAN TERJAMIN) Nomor Angket :... (Diisi peneliti)

DATA JUMLAH POHON, POHON PANEN, PRODUKSI,PROVITAS DAN HARGA TANAMAN BUAH-BUAHAN TAHUNAN DI PACITAN TAHUN 2010

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Tujuan, Metodologi, dan Rekan Survei

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed

BAB V PROFIL RELAWAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN PACITAN PENGUMUMAN

Ketentuan Pasal 18 ditambahkan 1 (satu) ayat dan ayat (1) ditambahkan 1 (satu) huruf, sehingga Pasal 18 berbunyi sebagai berikut:

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MANDAILING NATAL. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MANDAILING NATAL NOMOR : 51 /Kpts/KPU-Kab /2015.

Laporan Hasil Survey: Survei Opini Publik di Wilayah Jabodetabek

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

Ketentuan Pasal 18 ditambahkan 1 (satu) ayat dan ayat (1) ditambahkan 1 (satu) huruf, sehingga Pasal 18 berbunyi sebagai berikut:

PENDAHULUAN. LAPORAN SURVEI PILKADA KAB. Sumedang Temuan Survei : Agustus 2017

BAB I PENDAHULUAN. bulan Mei 1998, telah menghantarkan rakyat Indonesia kepada perubahan di

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perilaku yang berbeda. Informasi yang disajikan memberi peluang bagi produsen

BAB I PENDAHULUAN. a. menyebarluaskan informasi kegiatan menyangkut tahapan, jadwal dan program Pemilihan;

MEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JATENG DAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUDUS TAHUN 2018

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang

Dasar Pemikiran. Bentuk peran aktif RRI dalam proses demokratisasi RRI => Menginspirasi => Menavigasi

C. Tujuan Penulisan. Berikut adalah tujuan penulisan makalah pemilukada (Pemilihan Umum Kepala. Daerah).

PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMUTAKHIRAN DATA DAN DAFTAR PEMILIH DALAM PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2013

1II PROFIL RESPONDEN...

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan. menyampaikan hak nya sebagai warganegara. Pemilihan umum merupakan

KAMPANYE DAN PERILAKU PEMILIH DALAM PILKADA GUBERNUR DKI JAKARTA. Temuan Survei Juli 2007

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

Politik Uang dan Rekayasa Politik Ancam Transisi Demokrasi

SURVEI DASAR TERHADAP PEMAHAMAN, PERSEPSI DAN PRAKTIK PEMILIH TERKAIT DENGAN ASPEK PEMILU DI ENAM TARGET PROPINSI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Temuan Survei Pandangan Masyarakat terhadap Keberadaan KPK dalam pemberantasan Korupsi

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN LAPORAN PENELITIAN. Makmur Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Indonesia. Desa Handil

Interview Guide. A. Pertanyaan Ditujukan Kepada Humas KPUD Bantul

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR,

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT

Laporan Survei PREFERENSI POLITIK MASYARAKAT Menuju Pemilihan Langsung Gubernur/Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi electoral atau demokrasi formal. Demokrasi merupakan

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR

MARKET POTENTIAL RESEARCH PASAR TRADISIONAL PD PASAR SURYA DI CABANG SURABAYA SELATAN. M. Jamal Muttaqin ( )

PEREMPUAN &PEMBANGUNAN DIAN KARTIKASARI KOALISI PEREMPUAN INDONESIA

Lampiran I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 02/Kpts/KPU-Kab /2012 Tanggal : 7 Mei 2012

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum (Pemilu). Budiardjo (2010: 461) mengungkapkan bahwa dalam

02/Kpts/KPU-Prov-011/VII/2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pemilih Pemula di Indonesia

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

Transkripsi:

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iv LATAR BELAKANG DAN TUJUAN RISET... 1 A. LATAR BELAKANG RISET... 1 B. TUJUAN RISET... 4 C. MANFAAT RISET... 4 METODOLOGI RISET... 5 A. TARGET RESPONDEN... 5 B. JUMLAH RESPONDEN... 5 C. TARGET AREA DAN DISTRIBUSI SAMPEL... 5 D. METODE PEMILIHAN DAERAH DAN RESPONDEN... 6 E. WAKTU PENGUMPULAN DATA... 6 ANALISA DATA... 7 HASIL DAN PEMBAHSAN... 8 PROFIL RESPONDEN... 8 PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMILU... 10 A. PENGETAHUAN PEMILIH TERHADAP KEBERADAAN PEMILU... 10 B. PERSEPSI PEMILIH TERHADAP TINGKAT KEPENTINGAN PEMILU... 11 C. KEINGINAN PEMILIH UNTUK MENGIKUTI PEMILU... 13 D. PREFERENSI PEMILIH TERHADAP SUMBER INFORMASI... 15 KEHADIRAN ATAU KETIDAKHADIRAN PEMILIH DI TPS... 19 PEMILIH BERBICARA... 31 KESIMPULAN... 44 SARAN... 46 II

DAFTAR TABEL Tabel 1. Pemahaman Pemilih di Kabupaten Pacitan terhadap keberadaan Pemilu Berdasarkan Gender, usia, tingkat pendidikan tertinggi, dan pekerjaan seharihari Base : Semua responden (n : 300)... 11 Tabel 2. Pemahaman Pemilih di Kabupaten Pacitan terhadap keberadaan Pemilu Berdasarkan Gender, usia, tingkat pendidikan tertinggi, dan pekerjaan seharihari Base : Semua responden (n : 300)... 13 Tabel 3. Keinginan Pemilih di Kabupaten Pacitan untuk Mengikuti Pemilu Berdasarkan Gender, usia, tingkat pendidikan tertinggi, dan pekerjaan sehari-hari Base : Semua responden (n : 300)... 15 Tabel 4. Preferensi Pemilih di Kabupaten Pacitan Dalam Memilih Sumber Informasi Berdasarkan Gender, usia, tingkat pendidikan tertinggi, dan pekerjaan seharihari Base : Semua responden (n : 300)... 17 Tabel 5. Keberadaan Pemilih di Kabupaten Pacitan yang telah mendapatkan Undangan berdasarkan gender, usia, tingkat pendidikan tertinggi, dan pekerjaan seharihari Base : Semua responden (n : 300)... 20 Tabel 6. Kehadiran Pemilih di Kabupaten Pacitan yang telah mendapatkan Undangan berdasarkan gender, usia, tingkat pendidikan tertinggi, dan pekerjaan seharihari Base : Semua responden (n : 300)... 22 Tabel 7. Keinginan Pemilih di Kabupaten Pacitan untuk hadir pada Pemilu berdasarkan gender, usia, tingkat pendidikan tertinggi, dan pekerjaan sehari-hari Base : Semua responden (n : 300)... 23 Tabel 8. Alasan Pemilih di Kabupaten Pacitan tidak hadir pada Pemilu berdasarkan gender, usia, tingkat pendidikan tertinggi, dan pekerjaan sehari-hari Base : Semua responden (n : 300)... 25 Tabel 9. Sebaran Pemilih di Kabupaten Pacitan yang memiliki kebiasaan merantau berdasarkan gender, usia, tingkat pendidikan tertinggi, dan pekerjaan seharihari Base : Semua responden (n : 300)... 28 Tabel 10. Variasi waktu merantau Pemilih di Kabupaten Pacitan berdasarkan gender, usia, tingkat pendidikan tertinggi, dan pekerjaan sehari-hari Base : Semua responden (n : 300)... 29 III

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Pemilu Legislatif di Kabupaten Pacitan 2 Gambar 2. Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden di Kabupaten Pacitan... 2 Gambar 3. Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur di Kabupaten Pacitan... 3 Gambar 4. Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati di Kabupaten Pacitan... 3 Gambar 5. Komposisi Gender Responden Base: Semua Responden (n = 300 responden)... 8 Gambar 6. Komposisi Usia Responden Base: Semua Responden (n = 300 responden).. 8 Gambar 7. Komposisi Pendidikan Tertinggi Responden Base: Semua Responden (n = 300 responden)... 9 Gambar 8. Komposisi Pekerjaan Responden Base: Semua Responden (n = 300 responden)... 9 Gambar 9. Pemahaman Pemilih tentang Pemilu... 10 Gambar 10. Persepsi Pemilih Terhadap Keberadaan Pemilu... 12 Gambar 11. Keinginan Pemilih Untuk Mengikuti Pemilu... 14 Gambar 12. Preferensi Pemilih Terhadap Sumber Informasi... 16 Gambar 13. Televisi Pilihan Pemilih Sebagai Sumber Informasi... 18 Gambar 14. Radio Pilihan Pemilih Sebagai Sumber Informasi... 18 Gambar 15. Keterlibatan Pemilih Pada Pemilu Sebelumnya... 19 Gambar 16. Kehadiran Pemilih Pada Pemilu Sebelumnya... 21 Gambar 17. Keinginan Pemilih Untuk Hadir Pada Pemilu... 22 Gambar 18. Latar belakang ketidakhadiran pemilih ke TPS... 24 Gambar 19. Kebiasaan Pemilih Untuk Merantau... 27 Gambar 20. Kebiasaan Pemilih Untuk Merantau... 28 Gambar 21. Latar belakang ketidakhadiran pemilih ke TPS... 30 IV

LATAR BELAKANG DAN TUJUAN RISET A. LATAR BELAKANG RISET Pemilu (Pemilihan Umum) sering disebut sebagai pesta Demokrasi yang dilakukan sebuah Negara. Dalam sebuah Negara yang menganut paham Demokrasi, Pemilu menjadi kunci terciptanya demokrasi. Sistem demokrasi ini dikenal dengan nama Pemilihan Umum (Pemilu). Pemilu di Indonesia dilakukan dengan rentang waktu 5 tahun sekali dan di selenggarakan oleh suatu komisi independen, di kenal dengan nama Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai mana tercantum dalam pasal 1 (ayat 7) Undang Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2015 yang menjelaskan bahwa Komisi Pemilihan Umum yang selanjutnya disingkat KPU adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri yang bertugas melaksanakan pemilihan umum. Dengan demikian, tingkat partisipasi pemilih dalam memberikan hak suara pada pmilu merupakan salah satu tanggung jawab KPU. Partisipasi pemilih sejak pemilu 1999 sampai dengan pemilu 2014 bergerak fluktuatif. Pada pemilu legislatif, penurunan partisipasi pemilih sekitar 10% konsisten terjadi sampai pada pemilu 2009. Sementara itu pada pemilu 2014, angka partisipasinya naik sebesar 5%. Pada kasus pilpres, tercatat dalam pemilu 2014 pertama kalinya dalam sejarah angka partisipasinya lebih rendah dibandingkan pemilu legislatif. Berikut adalah gambaran tingkat partisipasi masyarakat di Kabupaten Pacitan pada pemilu, baik pemilu legislatif, presiden dan wakil presiden, gubernur dan wakil gubernur, serta bupati dan wakil bupati. 1

100 90 85,2 81,78 80 71,69 71,74 70 60 50 40 30 20 10 0 1999 2004 2009 2014 Gambar 1. Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Pemilu Legislatif di Kabupaten Pacitan 100 90 80 70 79,1 78,36 74,01 69,04 60 50 40 30 20 10 0 2004 I 2004 II 2009 2014 Gambar 2. Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden di Kabupaten Pacitan 2

100 90 80 70 60 64,51 59,38 65,45 50 40 30 20 10 0 2008 I 2008 II 2013 Gambar 3. Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur di Kabupaten Pacitan 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 73,64 65,22 0 2005 2010 Gambar 4. Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati di Kabupaten Pacitan 3

Berdasarkan realita partisipasi pemilih di Kabupaten Pacitan di atas, maka muncul berbagai pertanyaan antara lain: mengapa angka partisipasi pemilu legislatif naik dibandingkan pemilu sebelumnya? mengapa angka partisipasi Pilpres menyimpang dari pola pada pemilu-pemilu sebelumnya? Selain itu kenapa golput tetap saja hadir dalam setiap pemilu? Apa penyebabnya? B. TUJUAN RISET Tujuan dilaksanakannya RISET ini adalah untuk mendapatkan data mengenai tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilu di Kabupaten Pacitan, baik pemilihan legislatif, pemilihan presiden dan wakil presiden, pemilihan gubernur dan wakil gubernur, serta pemilihan bupati dan wakil bupati. C. MANFAAT RISET Manfaat hasil RISET ini adalah untuk memberikan data mengenai tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilu di Kabupaten Pacitan, baik pemilihan legislatif, pemilihan presiden dan wakil presiden, pemilihan gubernur dan wakil gubernur, serta pemilihan bupati dan wakil bupati, yang meliputi: 1. Data mengenai Persepsi pemilih terhadap pemilu; 2. Data mengenai Persepsi pemilih terhadap pentingnya pemilu; 3. Data mengenai Keinginan pemilih untuk mengikuti pemilu; 4. Data mengenai Preferensi pemilih terhadap sumber informasi; 5. Data mengenai Kehadiran Dan Ketidakhadiran Pemilih Di Tps (Voter Turn-Out). 4

METODOLOGI RISET A. TARGET RESPONDEN Responden pada RISET ini adalah warga masyarakat di Kabupaten Pacitan, yang memiliki hak pilih pada pemilu 2014, yaitu yang telah berusia 17 tahun ke atas dan bukan anggota TNI atau Polri. B. JUMLAH RESPONDEN Jumlah Responden yang dilibatkan pada RISET di Kabupaten Pacitan ini adalah 300 300 orang responden, yang diambil dengan sistem random sampling, dengan Margin of Error sebesar 5%, dengan selang kepercayaan 95%. C. TARGET AREA DAN DISTRIBUSI SAMPEL Target area pada RISET ini adalah 12 (dua belas) kecamatan yang ada di Kabupaten Pacitan, yakni Kecamatan Arjosari, Kecamatan Bandar, Kecamatan Donorojo, Kecamatan Kebonagung, Kecamatan Nawangan, Kecamatan Ngadirojo, Kecamatan Pacitan, Kecamatan Pringkuku, Kecamatan Punung, Kecamatan Sudimoro, Kecamatan Tegalombo, dan Kecamatan Tulakan; Total sampel 300 didistribusikan secara merata ke seluruh kecamatan yang ada, yakni masing-masing berjumlah 25 orang Responden; Pada masing-masing kecamatan, 25 responden dipilih secara random dari dua desa yang juga dipilih secara random. 5

D. METODE PEMILIHAN DAERAH DAN RESPONDEN Pemilihan daerah dan responden dilakukan dengan Random Sampling. PEMILIHAN DESA/KELURAHAN Pada masing-masing kecamatan, dipilih dua desa secara random, dengan mempetimbangkan bahwa jumlah sampel pada setiap desa/kelurahan adalah sebanyak 12-13 responden PEMILIHAN RUMAH TANGGA Pada setiap desa/kelurahan terpilih, dipilih 12-13 rumah tangga secara random PEMILIHAN RESPONDEN Pada setiap rumah tangga terpilih, dipilih satu responden secara acak E. WAKTU PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 11 15 Juli 2015. 6

ANALISA DATA Analisa dilakukan secara total untuk Kabupaten Pacitan dan juga secara khusus dilihat berdasarkan kecamatan, gender, kelompok usia, tingkat pendidikan, dan juga pekerjaan. Khusus untuk responden pemilih yang mengacu kepada kelompok marginal, akan dilakukan analisa terpisah yang dapat dilihat pada laporan khusus pada kelompok marginal. Kelompok marginal tersebut mengacu kepada: Pemilih pemula (yaitu pemilih pada usia 16 20 tahun), Pemilih difabel (yaitu pemilih dengan keterbatasan, khususnya untuk tuna netra dan tuna daksa), Pemilih kalangan agamawan (yaitu pemilih yang menjadi tokoh agama di masyarakat). 7

HASIL DAN PEMBAHASAN PROFIL RESPONDEN Total 300 responden yang didapatkan dengan menggunakan metode random sampling menghasilkan responden pemilih yang variatif, dengan profil demografi yang berbedabeda. Gambar di bawah ini menunjukkan komposisi total 300 responden berdasarkan jenis kelamin (gender), kelompok usia, pekerjaan, dan pendidikan tertinggi responden. Secara khusus, Gambar 5 menunjukkan bahwa total 300 responden terdiri dari 47% responden perempuan dan 53% responden laki-laki. Gambar 6 menunjukkan bahwa komposisi terbesar responden merupakan pemilih dewasa (usia 31-60 tahun) sebanyak 45%, dilanjutkan usia pemula (usia 17-20 tahun) sebanyak 33%, pemilih muda (usia 21-30 tahun) sebanyak 12%, dan pemilih lanjut usia (usia lebih dari 60 tahun) sebanyak 10%. Gender Lakilaki; 53% Pemula Kelompok Usia 33% Muda 12% Dewasa 45% Perem puan; 47% Gambar 5. Komposisi Gender Responden Base: Semua Responden (n = 300 responden) Lanjut Usia 10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% Gambar 6. Komposisi Usia Responden Base: Semua Responden (n = 300 responden) 8

Gambar 7 menunjukkan bahwa komposisi terbesar responden terdiri dari pemilih dengan pendidikan tertinggi sekolah menengah atas atau yang sederajat, yakni sebesar 39%. Kemudian diikuti oleh pemilih dengan pendidikan tertinggi sekolah menengah pertama dan pendidikan tertinggi sekolah dasar, masing-masing sebesar 28% dan 26%. Responden dengan tingkat pendidikan tertinggi diploma, sarjana atau universitas sebanyak 7%. Gambar 8 memberikan informasi mengenai komposisi responden berdasarkan pekerjaan mereka sehari-hari. Sebagian besar responden menyatakan bekerja sebagai petani atau nelayan, yakni dengan 36% responden. Selanjutnya diikuti dengan pekerjaan sebagai wiraswasta sebesar 31% dan pekerjaan sebagai pelajar atau mahasiswa sebesar 28%. Sementara sisanya, 5% sebagai pegawai negeri sipil atau aparatur sipil negara selain TNI dan Polri. Pendidikan Tertinggi Pekerjaan Universitas/PT 7% Patani/nelayan 36% SMA-Sederajat 39% Wiraswasta 31% SMP-Sederajat 28% Pelajar/Mahasiswa 28% Tidak sekolah/sd 26% ASN/PNS 5% 0% 10% 20% 30% 40% 0% 10% 20% 30% 40% Gambar 7. Komposisi Pendidikan Tertinggi Responden Base: Semua Responden (n = 300 responden) Gambar 8. Komposisi Pekerjaan Responden Base: Semua Responden (n = 300 responden) 9

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMILU A. PENGETAHUAN PEMILIH TERHADAP KEBERADAAN PEMILU Gambar 9 menunjukkan bahwa secara umum, masyarakat di Kabupaten Pacitan telah mendengar atau memiliki pengetahuan tentang pemilu, yakni 98% responden menyatakan telah mendengar tentang keberadaan pemilu. Pemahaman terhadap pemilu sangat dipengaruhi oleh kelompok usia, tingkat pendidikan, dan pekerjaan sehari-hari. APAKAH B/I/S TAHU ATAU PERNAH MENDENGAR ADANYA PEMILU (PEMILIHAN UMUM)? Tidak pernah 2% Ya pernah 98% Gambar 9. Pemahaman Pemilih tentang Pemilu Tabel 1 secara khusus memperlihatkan pemahaman pemilih terhadap keberadaan pemilu, yang dipengaruhi oleh gender, kelompok usia, tingkat pendidikan terakhir, dan jenis pekerjaan: Pemahaman tentang pemilu pada kelompok pemilih laki-laki sedikit lebih baik dibandingkan dengan kelompok pemilih perempuan; Kelompok pemilih lanjut usia merupakan kelompok yang lebih banyak tidak mengenal pemilu, dibandingkan dengan kelompok pemilih pemula, muda, dan dewasa; 10

Kelompok pemilih yang tidak menjalani pendidikan formal atau tidak menyelesaikan SD atau juga hanya lulus SD, merupakan kelompok yang lebih banyak tidak mengenal pemilu, dibandingkan dengan kelompok berpendidikan SMP, SMA, dan juga universitas; Kelompok pemilih yang berprofesi sebagai petani atau nelayan, merupakan kelompok yang lebih banyak tidak mengenal pemilu, dibandingkan dengan kelompok wiraswasta, pelajar atau mahasiswa, dan juga aparatur sipil negara. Tabel 1. Pemahaman Pemilih di Kabupaten Pacitan terhadap keberadaan Pemilu Berdasarkan Gender, usia, tingkat pendidikan tertinggi, dan pekerjaan sehari-hari Base : Semua responden (n : 300) Profil Demografi Pernah mendengar istilah Pemilu Tidak pernah mendengar istilah Pemilu Gender Laki-laki (n : 159) 98,74% 1,26% Kelompok Usia Perempuan (n : 141) 97,87% 2,13% Pemilih pemula, 16-20 tahun (n : 99) 100,00% 0,00% Pemilih muda, 21-30 tahun (n : 36) 100,00% 0,00% Pemilih dewasa, 31-60 tahun (n : 136) 99,26% 0,74% Pemilih lanjut usia, di atas 60 tahun (n : 29) 86,21% 13,79% Pekerjaan Petani atau nelayan (n : 109) 95,41% 4,59% Tingkat pendidikan tertinggi Pengusaha atau wiraswasta (n : 92) 97,87% 0,00% Pelajar atau mahasiswa (n : 85) 100,00% 0,00% Aparatur Sipil Negara atau PNS (n : 12) 100,00% 0,00% Tidak menjalani pendidikan formal atau tidak 93,67% 6,33% menyelesaikan SD atau lulus SD (n : 79) Tamat SMP (n : 83) 100,00% 0,00% Tamat SMA (n : 117) 100,00% 0,00% Tamat Sarjana atau Universitas (n : 21) 100,00% 0,00% B. PERSEPSI PEMILIH TERHADAP TINGKAT KEPENTINGAN PEMILU Selanjutnya, pemilih memberikan tingkat skala kepentingan yang juga kuat terhadap keberadaan pemilu. Gambar 10 menunjukkan bahwa secara umum pemilih di Kabupaten Pacitan memberikan tingkat kepentingan yang kuat terhadap keberadaan pemilu. Sebanyak 95% pemilih memiliki persepsi positif terhadap 11

pentingnya diadakan pemilu, sedangkan 5% lainnya menganggap pemilu tidak penting atau sangat tidak penting. TERLEPAS APAKAH B/I/S PERNAH MENGIKUTI PEMILU ATAU TIDAK, MENURUT B/I/S, SEBERAPA PENTING PEMILU UNTUK DIADAKAN? Tidak/sanga t tidak penting 5% Penting/san gat penting 95% Gambar 10. Persepsi Pemilih Terhadap Keberadaan Pemilu Tabel 2 secara khusus memperlihatkan persepsi tingkat kepentingan pemilih terhadap keberadaan pemilu, yang dipengaruhi oleh gender, kelompok usia, tingkat pendidikan terakhir, dan jenis pekerjaan: Persepsi pemilih terhadap tingkat kepentingan pemilu pada kelompok pemilih perempuan sedikit lebih baik dibandingkan dengan kelompok pemilih laki-laki; Secara umum, persepsi pemilih terhadap tingkat kepentingan pemilu sangat baik, lebih dari 90% responden menyatakan pemilu itu penting dan atau sangat penting. Kelompok pemilih muda merupakan kelompok yang memiliki persepsi tingkat kepentingan pemilu terendah apabila dibandingkan dengan kelompok pemilih pada usia lainnya; Kelompok pemilih yang tidak menjalani pendidikan formal atau tidak menyelesaikan SD atau juga hanya lulus SD, memiliki tingkat kepentingan pemilu terendah apabila dibandingkan dengan kelompok berpendidikan SMP, SMA, dan juga universitas; Kelompok pemilih yang berprofesi sebagai petani atau nelayan, merupakan kelompok yang memiliki tingkat kepentingan pemilu terendah apabila dibandingkan dengan kelompok wiraswasta, pelajar atau mahasiswa, dan juga aparatur sipil negara. 12

Tabel 2. Pemahaman Pemilih di Kabupaten Pacitan terhadap keberadaan Pemilu Berdasarkan Gender, usia, tingkat pendidikan tertinggi, dan pekerjaan sehari-hari Base : Semua responden (n : 300) Profil Demografi Penting/ sangat penting Tidak penting/ sangat tidak penting Gender Laki-laki (n : 159) 94,97% 5,03% Kelompok Usia Perempuan (n : 141) 95,04% 4,96% Pemilih pemula, 16-20 tahun (n : 99) 97,98% 2,02% Pemilih muda, 21-30 tahun (n : 36) 91,67% 8,33% Pemilih dewasa, 31-60 tahun (n : 136) 93,38% 6,62% Pemilih lanjut usia, di atas 60 tahun (n : 29) 96,55% 3,45% Pekerjaan Petani atau nelayan (n : 109) 88,07% 11,93% Tingkat pendidikan tertinggi Pengusaha atau wiraswasta (n : 92) 96,81% 1,06% Pelajar atau mahasiswa (n : 85) 98,82% 1,18% Aparatur Sipil Negara atau PNS (n : 12) 100,00% 0,00% Tidak menjalani pendidikan formal atau tidak 84,81% 15,19% menyelesaikan SD atau lulus SD (n : 79) Tamat SMP (n : 83) 100,00% 0,00% Tamat SMA (n : 117) 97,44% 2,56% Tamat Sarjana atau Universitas (n : 21) 100,00% 0,00% C. KEINGINAN PEMILIH UNTUK MENGIKUTI PEMILU Secara umum, sebagian besar pemilih memiliki keinginan kuat untuk mengikuti pemilu. Gambar 11 menunjukkan bahwa sebanyak 72% pemilih di Kabupaten Pacitan memiliki keinginan yang besar atau sangat besar untuk mengikuti pemilu, 23% memiliki keinginan sedang dan tergantung kepada calon/partai politik pendukung, dan sisanya sebanyak 5% memiliki keinginan yang rendah atau sangat rendah. 13

SEBERAPA BESAR TINGKAT KEINGINAN B/I/S UNTUK MENGIKUTI PEMILIHAN UMUM? Rendah 5% Sedang 23% Besar 72% Gambar 11. Keinginan Pemilih Untuk Mengikuti Pemilu Tabel 3 secara khusus memperlihatkan tingkat keinginan pemilih untuk berpartisipasi pada pemilu, yang dipengaruhi oleh gender, kelompok usia, tingkat pendidikan terakhir, dan jenis pekerjaan: Tingkat keinginan pemilih laki-laki dan perempuan untuk mengikuti pemilu memiliki kecenderungan yang sama; Kelompok pemilih muda merupakan kelompok yang memiliki tingkat keinginan untuk mengikuti pemilu terendah apabila dibandingkan dengan kelompok pemilih pada usia lainnya; Kelompok pemilih yang berprofesi sebagai petani atau nelayan, merupakan kelompok yang memiliki tingkat keinginan untuk mengikuti pemilu terendah apabila dibandingkan dengan kelompok wiraswasta, pelajar atau mahasiswa, dan juga aparatur sipil negara. Kelompok pemilih yang berprofesi sebagai aparatur sipil negara, merupakan kelompok yang memiliki tingkat keinginan untuk mengikuti pemilu terbesar apabila dibandingkan dengan kelompok lainnya. Kelompok pemilih yang tidak menjalani pendidikan formal atau tidak menyelesaikan SD atau juga hanya lulus SD, memiliki tingkat keinginan untuk mengikuti pemilu terendah, kemudian disusul oleh kelompok berpendidikan terakhir sarjana atau universitas, kelompok berpendidikan terakhir SMP dan kelompok berpendidikan terakhir SMA. 14

Tabel 3. Keinginan Pemilih di Kabupaten Pacitan untuk Mengikuti Pemilu Berdasarkan Gender, usia, tingkat pendidikan tertinggi, dan pekerjaan sehari-hari Base : Semua responden (n : 300) Profil Demografi Besar/ sangat Besar Sedang Rendah/ sangat rendah Gender Laki-laki (n : 159) 71,07% 24,53% 4,40% Kelompok Usia Perempuan (n : 141) 71,63% 21,99% 5,67% Pemilih pemula, 16-20 tahun (n : 99) 73,74% 25,25% 1,01% Pemilih muda, 21-30 tahun (n : 36) 55,56% 33,33% 11,11% Pemilih dewasa, 31-60 tahun (n : 136) 69,85% 22,06% 6,62% Pemilih lanjut usia, di atas 60 tahun (n : 29) 89,66% 10,34% 3,45% Pekerjaan Petani atau nelayan (n : 109) 62,39% 25,69% 11,93% Tingkat pendidikan tertinggi Pengusaha atau wiraswasta (n : 92) 72,34% 23,40% 1,06% Pelajar atau mahasiswa (n : 85) 77,65% 22,35% 0,00% Aparatur Sipil Negara atau PNS (n : 12) 91,67% 8,33% 0,00% Tidak menjalani pendidikan formal atau tidak 58,23% 24,05% 17,72% menyelesaikan SD atau lulus SD (n : 79) Tamat SMP (n : 83) 74,70% 25,30% 0,00% Tamat SMA (n : 117) 78,63% 19,66% 0,85% Tamat Sarjana atau Universitas (n : 21) 66,67% 33,33% 0,00% D. PREFERENSI PEMILIH TERHADAP SUMBER INFORMASI Secara umum, sebagian besar pemilih memiliki kecenderungan untuk memanfaatkan televisi sebagai sumber informasi utama tentang pemilu. Gambar 12 menunjukkan bahwa sebanyak 89% pemilih di Kabupaten Pacitan memanfaatkan televisi sebagai sumber informasi utama, disusul 7% bersumber dari kampanye, dan 2% dari radio, serta 1% dari keluarga. Sementara media lain seperti koran, majalah, poster, baliho, brosur, dan stiker, tidak menjadi sumber referensi utama tentang pemilu. 15

UNTUK MENGETAHUI INFORMASI MENGENAI PEMILU, DARI MANAKAH BIASANYA B/I/S MENDAPATKAN INFORMASI TERSEBUT? Kampanye 7% Radio 3% Koran 0% Keluarga 1% Poster 0% Televisi 89% Gambar 12. Preferensi Pemilih Terhadap Sumber Informasi Tabel 4 secara khusus memperlihatkan preferensi pemilih terhadap sumber informasi pemilu, yang dipengaruhi oleh gender, kelompok usia, tingkat pendidikan terakhir, dan jenis pekerjaan: Televisi merupakan salah satu media informasi yang menjadi preferensi sebagian besar pemilih di Kabupaten Pacitan, dengan angka terendah sebesar 73%, untuk semua kelompok. Bahkan, sebagian kelompok menyatakan bahwa 90% lebih sumber informasi tentang pemilu didapatkan dari televisi; Kelompok pemilih laki-laki sedikit lebih banyak dalam memanfaatkan televisi sumber informasi tentang pemilu, dibandingkan dengan kelompok pemilih perempuan. Namun sebaliknya, kelompok pemilih perempuan sedikit lebih banyak dalam memanfaatkan radio sumber informasi tentang pemilu, dibandingkan dengan kelompok pemilih laki-laki; Kelompok pemilih muda merupakan kelompok tertinggi yang memilih kampanye sebagai sumber informasi terkait pemilu apabila dibandingkan dengan kelompok pemilih pada usia lainnya. Demikian halnya dengan kelompok pemilih yang berprofesi sebagai petani atau nelayan merupakan kelompok tertinggi yang memilih kampanye sebagai sumber informasi terkait pemilu apabila dibandingkan dengan kelompok wiraswasta, pelajar atau mahasiswa, dan juga aparatur sipil negara; 16

Radio merupakan salah satu media yang banyak digunakan sebagai sumber informasi utama pada kelompok pemilih muda, kelompok petani atau nelayan, dan kelompok pemilih yang tidak menjalani pendidikan formal atau tidak menyelesaikan SD atau juga hanya lulus SD. Pemilih untuk seluruh kelompok menyatakan bahwa koran, majalah, poster, baliho, brosur, dan stiker, tidak menjadi preferensi utama dalam mendapatkan informasi terkait pemilu. Tabel 4. Preferensi Pemilih di Kabupaten Pacitan Dalam Memilih Sumber Informasi Berdasarkan Gender, usia, tingkat pendidikan tertinggi, dan pekerjaan sehari-hari Base : Semua responden (n : 300) Profil Demografi Televisi Radio Kampanye Keluarga Gender Laki-laki (n : 159) 88,05% 1,89% 6,29% 1,26% Perempuan (n : 141) 82,27% 2,84% 7,80% 1,42% Kelompok Usia Pemilih pemula, 16-20 tahun (n : 99) 84,85% 0,00% 7,07% 1,01% Pemilih muda, 21-30 tahun (n : 36) 80,56% 5,56% 11,11% 2,78% Pemilih dewasa, 31-60 tahun (n : 136) 85,29% 3,68% 6,62% 1,47% Pemilih lanjut usia, di atas 60 tahun (n : 29) 93,10% 0,00% 3,45% 0,00% Pekerjaan Petani atau nelayan (n : 109) 78,90% 5,50% 9,17% 2,75% Pengusaha atau wiraswasta (n : 92) 88,30% 0,00% 6,38% 1,06% Pelajar atau mahasiswa (n : 85) 89,41% 0,00% 3,53% 0,00% Aparatur Sipil Negara atau PNS (n : 12) 91,67% 0,00% 8,33% 0,00% Tingkat pendidikan tertinggi Tidak menjalani pendidikan formal atau 73,42% 6,33% 12,66% 2,53% tidak menyelesaikan SD atau lulus SD (n : 79) Tamat SMP (n : 83) 89,16% 2,41% 2,41% 1,20% Tamat SMA (n : 117) 88,03% 0,00% 7,69% 0,85% Tamat Sarjana atau Universitas (n : 21) 100,00% 0,00% 0,00% 0,00% Lebih lanjut, Gambar 13 menunjukkan pemilih menyatakan bahwa TV One, dan Metro TV secara berurutan merupakan media utama pada posisi teratas, yang dijadikan pemilih sebagai preferensi terkait pemilu. Demikian halnya pada Gambar 14, menunjukkan bahwa Radio Grindulu, Radio Gemilang, dan Radio Gema Panca Arga (RGPA) secara berturut-turut merupakan radio teratas yang dijadikan pemilih sebagai preferensi terkait pemilu. Sementara channel televisi dan atau radio lain, jarang atau tidak pernah digunakan sebagai sumber informasi oleh pemilih. 17

MEDIA INFORMASI (TELEVISI) APAKAH YANG PALING SERING B/I/S GUNAKAN SAAT INI? Trans TV 6% ANTV 0% Trans 7 4% MNC TV 1% TV One 35% MetroTV 28% JTV 8% SCTV 7% RCTI 4% Indosiar 7% Gambar 13. Televisi Pilihan Pemilih Sebagai Sumber Informasi MEDIA INFORMASI (RADIO) APAKAH YANG PALING SERING B/I/S GUNAKAN SAAT INI? RRI Pro3 RSP 0% 0% Pacitan FM RGPA 8% Puspa FM 0% 0% Gemilang FM 33% Grindulu FM 59% RCB FM 0% Gambar 14. Radio Pilihan Pemilih Sebagai Sumber Informasi 18

KEHADIRAN ATAU KETIDAKHADIRAN PEMILIH DI TPS Gambar 14 menunjukkan bahwa sebagian besar pemilih di Kabupaten Pacitan, pernah mendapatkan undangan untuk memilih di TPS, yakni sebanyak 88%. Sisanya, 12% merupakan pemilih baru, yang baru atau akan mendapatkan undangan sebagai pemilih. APAKAH B/I/S PERNAH MENDAPAT UNDANGAN UNTUK MENYALURKAN ASPIRASI DAN MEMBERIKAN SUARA PADA PEMILIHAN UMUM? Tidak pernah 12% Ya pernah 88% Gambar 15. Keterlibatan Pemilih Pada Pemilu Sebelumnya Tabel 5 secara khusus memperlihatkan pemilih yang telah mendapatkan undangan pemilu, yang dipengaruhi oleh gender, kelompok usia, tingkat pendidikan terakhir, dan jenis pekerjaan: Sebaran pemilih pemula yang belum pernah mendapatkan undangan untuk memilih di TPS, kelompok pemilih perempuan sedikit lebih banyak apabila dibandingkan kelompok pemilih laki-laki; Kelompok pemilih pemula merupakan kelompok tertinggi yang belum pernah mendapatkan undangan untuk memilih di TPS, disusul oleh kelompok pemilih muda dan juga dewasa; 19

Kelompok pemilih pelajar dan mahasiswa, yang baru atau sudah lulus SMA, merupakan kelompok tertinggi yang belum pernah mendapatkan undangan untuk memilih di TPS, apabila dibandingkan dengan kelompok lain; Tabel 5. Keberadaan Pemilih di Kabupaten Pacitan yang telah mendapatkan Undangan berdasarkan gender, usia, tingkat pendidikan tertinggi, dan pekerjaan sehari-hari Base : Semua responden (n : 300) Profil Demografi Pernah mendapat undangan Belum Pernah mendapat undangan Gender Laki-laki (n : 159) 89,94% 10,06% Kelompok Usia Perempuan (n : 141) 86,52% 13,48% Pemilih pemula, 16-20 tahun (n : 99) 67,68% 32,32% Pemilih muda, 21-30 tahun (n : 36) 97,22% 2,78% Pemilih dewasa, 31-60 tahun (n : 136) 98,53% 1,47% Pemilih lanjut usia, di atas 60 tahun (n : 29) 100,00% 0,00% Pekerjaan Petani atau nelayan (n : 109) 94,50% 5,50% Tingkat pendidikan tertinggi Pengusaha atau wiraswasta (n : 92) 89,36% 10,64% Pelajar atau mahasiswa (n : 85) 75,29% 24,71% Aparatur Sipil Negara atau PNS (n : 12) 100,00% 0,00% Tidak menjalani pendidikan formal atau tidak 96,20% 3,80% menyelesaikan SD atau lulus SD (n : 79) Tamat SMP (n : 83) 90,36% 9,64% Tamat SMA (n : 117) 80,34% 19,66% Tamat Sarjana atau Universitas (n : 21) 95,24% 4,76% Selanjutnya, dari Gambar 16 menunjukkan bahwa sebagian besar pemilih di Kabupaten Pacitan, yang mendapatkan undangan untuk memilih di TPS, datang dan menyalurkan aspirasinya, yakni sebanyak 79%. Sisanya, 21% menyatakan bahwa pada pemilu sebelumnya tidak hadir di TPS untuk menyalurkan aspirasinya. 20

APABILA YA (PERNAH MENDAPAT UNDANGAN), APAKAH B/I/S JUGA MENGGUNAKAN HAK PILIH PADA PEMILIHAN UMUM TERSEBUT? Tidak 21% Ya 79% Gambar 16. Kehadiran Pemilih Pada Pemilu Sebelumnya Tabel 6 secara khusus memperlihatkan kehadiran pemilih yang telah mendapatkan undangan pemilu, yang dipengaruhi oleh gender, kelompok usia, tingkat pendidikan terakhir, dan jenis pekerjaan: Ketidakhadiran kelompok pemilih perempuan pada beberapa pemilu yang lalu sedikit lebih banyak dibandingkan kelompok pemilih laki-laki; Kelompok pemilih pemula, merupakan kelompok tertinggi yang tidak hadir pada beberapa pemilu yang lalu, kemudian disusul oleh kelompok muda, kelompok dewasa, dan yang terendah adalah kelompok usia lanjut; Kelompok pemilih dengan pekerjaan sebagai pelajar atau mahasiswa, merupakan kelompok tertinggi yang tidak hadir pada beberapa pemilu yang lalu, kemudian disusul oleh kelompok petani dan nelayan, dan kelompok wiraswasta. Sementara pada kelompok aparatur sipil negara, tingkat partisipasinya sangat baik, yakni mencapai 100%; Kelompok pemilih yang tidak menjalani pendidikan formal atau tidak menyelesaikan SD atau juga hanya lulus SD, merupakan kelompok tertinggi yang tidak hadir pada beberapa pemilu yang lalu, kemudian disusul oleh kelompok lulusan SMA, kelompok lulusan SMP, dan yang terendah adalah kelompok lulusan sarjana/universitas. 21

Tabel 6. Kehadiran Pemilih di Kabupaten Pacitan yang telah mendapatkan Undangan berdasarkan gender, usia, tingkat pendidikan tertinggi, dan pekerjaan sehari-hari Base : Semua responden (n : 300) Profil Demografi Ya (hadir) Tidak hadir Gender Laki-laki (n : 159) 79,87% 20,13% Kelompok Usia Perempuan (n : 141) 78,72% 21,28% Pemilih pemula, 16-20 tahun (n : 99) 66,67% 33,33% Pemilih muda, 21-30 tahun (n : 36) 80,56% 19,44% Pemilih dewasa, 31-60 tahun (n : 136) 85,29% 14,71% Pemilih lanjut usia, di atas 60 tahun (n : 29) 93,10% 6,90% Pekerjaan Petani atau nelayan (n : 109) 77,98% 22,02% Tingkat pendidikan tertinggi Pengusaha atau wiraswasta (n : 92) 82,98% 17,02% Pelajar atau mahasiswa (n : 85) 71,76% 28,24% Aparatur Sipil Negara atau PNS (n : 12) 100,00% 0,00% Tidak menjalani pendidikan formal atau tidak 75,95% 24,05% menyelesaikan SD atau lulus SD (n : 79) Tamat SMP (n : 83) 83,13% 16,87% Tamat SMA (n : 117) 76,07% 23,93% Tamat Sarjana atau Universitas (n : 21) 95,24% 4,76% Selanjutnya, khusus dari responden yang telah mendapat undangan ke TPS pada pemilu sebelumnya. Gambar 17 menunjukkan bahwa sebagian besar pemilih di Kabupaten Pacitan, yang mendapatkan undangan untuk memilih di TPS, datang dan menyalurkan aspirasinya, yakni sebanyak 79%. Sisanya, 21% menyatakan bahwa pada pemilu sebelumnya tidak hadir di TPS untuk menyalurkan aspirasinya. APABILA SAAT INI B/I/S MENDAPAT UNDANGAN UNTUK MENGGUNAKAN HAK PILIH DAN MEMBERIKAN SUARA PADA PEMILIHAN UMUM, APAKAH B/I/S AKAN HADIR? Tidak 14% Ya 86% Gambar 17. Keinginan Pemilih Untuk Hadir Pada Pemilu 22

Tabel 7 secara khusus memperlihatkan keinginan pemilih untuk hadir pada pemilu, yang dipengaruhi oleh gender, kelompok usia, tingkat pendidikan terakhir, dan jenis pekerjaan: Keinginan kelompok pemilih laki-laki untuk hadir pada pemilu sedikit lebih tinggi dibandingkan kelompok pemilih perempuan; Kelompok pemilih muda merupakan kelompok tertinggi yang tidak akan hadir pada pemilu, kemudian disusul oleh kelompok dewasa, kelompok usia lanjut dan yang terendah adalah kelompok pemula; Kelompok pemilih dengan pekerjaan sebagai petani atau nelayan merupakan kelompok tertinggi yang tidak akan hadir pada pemilu, kemudian disusul oleh kelompok kelompok wiraswasta dan kelompok pelajar dan mahasiswa. Sementara pada kelompok aparatur sipil negara, tingkat keinginan untuk berpartisipasi sangat baik, yakni mencapai 100%; Kelompok pemilih yang tidak menjalani pendidikan formal atau tidak menyelesaikan SD atau juga hanya lulus SD, merupakan kelompok tertinggi yang tidak akan hadir pada pemilu, kemudian disusul oleh kelompok lulusan SMP, kelompok lulusan SMA, dan yang terendah adalah kelompok lulusan sarjana/universitas. Tabel 7. Keinginan Pemilih di Kabupaten Pacitan untuk hadir pada Pemilu berdasarkan gender, usia, tingkat pendidikan tertinggi, dan pekerjaan sehari-hari Base : Semua responden (n : 300) Profil Demografi Ya (akan hadir) Tidak akan hadir Gender Laki-laki (n : 159) 86,79% 13,21% Kelompok Usia Perempuan (n : 141) 85,11% 14,89% Pemilih pemula, 16-20 tahun (n : 99) 93,94% 6,06% Pemilih muda, 21-30 tahun (n : 36) 77,78% 22,22% Pemilih dewasa, 31-60 tahun (n : 136) 82,35% 17,65% Pemilih lanjut usia, di atas 60 tahun (n : 29) 86,21% 13,79% Pekerjaan Petani atau nelayan (n : 109) 77,06% 22,94% Pengusaha atau wiraswasta (n : 92) 88,30% 11,70% Pelajar atau mahasiswa (n : 85) 91,76% 8,24% Aparatur Sipil Negara atau PNS (n : 12) 100,00% 0,00% Tingkat Tidak menjalani pendidikan formal atau tidak 73,42% 26,58% 23

Ya (akan hadir) Tidak akan hadir menyelesaikan SD atau lulus SD (n : 79) Tamat SMP (n : 83) Tamat SMA (n : 117) 89,16% 90,60% 10,84% 9,40% Tamat Sarjana atau Universitas (n : 21) 95,24% 4,76% Profil Demografi pendidikan tertinggi Selanjutnya, khusus dari responden yang menyatakan tidak akan datang ke TPS, dapat diketahui beberapa penyebabnya, sebagaimana pada Gambar 18 di bawah ini. Lupa atau berhalangan karena kepentingan pribadi merupakan alasan tertinggi, dengan 8,33%, kemudian disusul oleh alasan karena malas, tidak paham pemilu, dan karena keterbatasan fisik. KHUSUS B/I/S YANG TIDAK AKAN BERPARTISIPASI DAN MENYALURKAN SUARA PADA PEMILU, APAKAH ALASAN UTAMA B/I/S TIDAK BERPARTISIPASI? Keterbatasan fisik (difabel) 5,66 Banyaknya kecurangan dalam pemilihan 5,33 10,11 Bingung dengan banyaknya pilihan partai/calon Tidak ada partai/calon yang memberikan imbalan Tidak ada partai/calon yang dirasa cocok 0 3,67 Malas, karena selama ini Pemilu tidak mampu membuat perubahan bangsa dan negara 30 34,33 Lupa atau berhalangan karena kegiatan pribadi Tidak paham dengan adanya Pemilu 10,9 Gambar 18. Latar belakang ketidakhadiran pemilih ke TPS Tabel 8 secara khusus memperlihatkan latar belakang ketidakhadiran pemilih pada pemilu, yang dipengaruhi oleh gender, kelompok usia, tingkat pendidikan terakhir, dan jenis pekerjaan: 24

Kelompok pemilih laki-laki dan perempuan memiliki kecenderungan alasan yang sama untuk tidak hadir pada pemilu; Kelompok pemilih muda merupakan kelompok tertinggi yang memiliki alasan tidak hadir pada pemilu karena lupa atau berhalangan karena kegiatan pribadi, seperti Sakit, bekerja/sekolah, ada acara keluarga, sedang merantau di luar kota/luar negeri, lupa, TPS jauh, dan juga malas antri lama; Kelompok pemilih dengan pekerjaan sebagai petani atau nelayan merupakan kelompok tertinggi yang memiliki alasan tidak hadir pada pemilu karena lupa atau berhalangan karena kegiatan pribadi. Selain itu, kelompok pemilih dengan pekerjaan sebagai petani atau nelayan merupakan kelompok tertinggi yang merasa malas datang karena selama ini pemilu tidak mampu memberikan perubahan yang berarti pada bangsa dan negara; Kelompok pemilih yang berpendidikan sarjana atau universitas, merupakan kelompok tertinggi yang memiliki alasan tidak hadir pada pemilu karena lupa atau berhalangan karena kegiatan pribadi. Tabel 8. Alasan Pemilih di Kabupaten Pacitan tidak hadir pada Pemilu berdasarkan gender, usia, tingkat pendidikan tertinggi, dan pekerjaan sehari-hari Base : Semua responden (n : 300) Profil Demografi Tidak paham dengan adanya Pemilu Lupa atau berhalangan karena kegiatan pribadi Malas, karena selama ini Pemilu tidak mampu membuat perubahan bangsa dan negara Tidak ada partai/calon yang dirasa cocok Bingung dengan banyaknya pilihan partai/calon Banyaknya kecurangan dalam pemilihan Keterbatasan fisik (difabel) Gender Laki-laki (n : 159) 9% 36% 33% 4% 7% 7% 4% Perempuan (n : 141) 11% 32% 21% 0% 14% 4% 18% Kelompok Pemilih pemula, 16-20 tahun (n : 99) 0% 57% 29% 14% 0% 0% 0% 25

Profil Demografi Tidak paham dengan adanya Pemilu Lupa atau berhalangan karena kegiatan pribadi Malas, karena selama ini Pemilu tidak mampu membuat perubahan bangsa dan negara Tidak ada partai/calon yang dirasa cocok Bingung dengan banyaknya pilihan partai/calon Banyaknya kecurangan dalam pemilihan Keterbatasan fisik (difabel) Usia Pemilih muda, 21-30 tahun (n : 36) 11% 33% 28% 0% 11% 6% 11% Pemilih dewasa, 31-60 tahun 11% 30% 28% 2% 11% 7% 11% (n : 136) Pemilih lanjut usia, di atas 60 tahun 0% 50% 50% 0% 0% 0% 0% (n : 29) Pekerjaan Petani atau nelayan (n : 109) 15% 28% 30% 0% 15% 2% 11% Pengusaha atau wiraswasta (n : 92) 0% 47% 27% 7% 0% 13% 7% Pelajar atau mahasiswa (n : 85) 0% 50% 30% 10% 0% 10% 0% Aparatur Sipil Negara atau PNS 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% (n : 12) Tingkat Tidak menjalani pendidikan formal 18% 21% 26% 0% 16% 3% 16% pendidikan tertinggi atau tidak menyelesaikan SD atau lulus SD (n : 79) Tamat SMP (n : 83) 0% 43% 38% 5% 5% 10% 0% Tamat SMA (n : 117) 0% 54% 23% 8% 0% 8% 8% Tamat Sarjana atau Universitas (n : 21) 0% 100% 0% 0% 0% 0% 0% Gambar 19 menunjukkan bahwa sebagian pemilih di Kabupaten Pacitan pernah merantau ke luar kota atau bahkan luar negeri. Sebanyak 15% pemilih menyatakan terbiasa merantau, dan sisanya 85% menyatakan tidak atau belum pernah merantau. 26

APAKAH B/I/S TERBIASA MERANTAU/BEKERJA KE LUAR KOTA ATAU LUAR NEGERI? Ya 15% Tidak 85% Gambar 19. Kebiasaan Pemilih Untuk Merantau Tabel 9 secara khusus memperlihatkan kebiasaan pemilih untuk merantau, yang dipengaruhi oleh gender, kelompok usia, tingkat pendidikan terakhir, dan jenis pekerjaan: Kelompok pemilih laki-laki memiliki kecenderungan merantau ke luar kota atau bahkan ke luar negeri lebih tinggi dibandingkan kelompok pemilih perempuan; Kelompok pemilih muda merupakan kelompok yang memiliki kecenderungan merantau ke luar kota atau bahkan ke luar negeri tertinggi dibandingkan kelompok pemilih lain, disusul oleh kelompok dewasa, kelompok pemula, dan kelompok usia lanjut; Kelompok pemilih wiraswasta merupakan kelompok yang memiliki kecenderungan merantau ke luar kota atau bahkan ke luar negeri tertinggi dibandingkan kelompok pemilih lain, disusul oleh kelompok petani atau nelayan, dan kelompok pelajar atau mahasiswa; Kelompok pemilih yang merupakan lulusan SMP, merupakan kelompok tertinggi yang memiliki kecenderungan merantau ke luar kota atau bahkan ke luar negeri, disusul oleh kelompok yang tidak menjalani pendidikan formal atau tidak menyelesaikan SD atau juga hanya lulus SD, kelompok lulusan SMA, dan yang terendah adalah kelompok lulusan sarjana/universitas. 27

Tabel 9. Sebaran Pemilih di Kabupaten Pacitan yang memiliki kebiasaan merantau berdasarkan gender, usia, tingkat pendidikan tertinggi, dan pekerjaan sehari-hari Base : Semua responden (n : 300) Ya Tidak Profil Demografi (Pernah) Pernah Gender Laki-laki (n : 159) 20,13% 79,87% Kelompok Usia Perempuan (n : 141) 9,22% 90,78% Pemilih pemula, 16-20 tahun (n : 99) 12,12% 87,88% Pemilih muda, 21-30 tahun (n : 36) 25,00% 75,00% Pemilih dewasa, 31-60 tahun (n : 136) 16,18% 83,82% Pemilih lanjut usia, di atas 60 tahun (n : 29) 6,90% 93,10% Pekerjaan Petani atau nelayan (n : 109) 16,51% 83,49% Tingkat pendidikan tertinggi Pengusaha atau wiraswasta (n : 92) 19,15% 80,85% Pelajar atau mahasiswa (n : 85) 10,59% 89,41% Aparatur Sipil Negara atau PNS (n : 12) 0,00% 100,00% Tidak menjalani pendidikan formal atau tidak menyelesaikan SD atau lulus SD (n : 79) 13,92% 86,08% Tamat SMP (n : 83) 19,28% 80,72% Tamat SMA (n : 117) 13,68% 86,32% Tamat Sarjana atau Universitas (n : 21) 9,52% 90,48% Gambar 20 menunjukkan lama waktu merantau pemilih di Kabupaten Pacitan, baik ke luar kota maupun ke luar negeri. Sebanyak 21% pemilih menyatakan bahwa terbiasa merantau selama 1-3 bulan, 43% pemilih menyatakan bahwa terbiasa merantau selama 4 bulan - 1 tahun, dan sisanya 36% pemilih menyatakan bahwa terbiasa merantau lebih dari satu tahun. SEBERAPA LAMA B/I/S TERBIASA MERANTAU/BEKERJA KE LUAR KOTA ATAU LUAR NEGERI? Lebih 1 tahun 36% 1-3 bulan 21% 4 bulan - 1 tahun 43% Gambar 20. Kebiasaan Pemilih Untuk Merantau 28

Tabel 10 secara khusus memperlihatkan kebiasaan waktu pemilih untuk merantau, yang dipengaruhi oleh gender, kelompok usia, tingkat pendidikan terakhir, dan jenis pekerjaan: Kelompok pemilih laki-laki yang terbiasa merantau, memiliki kecenderungan merantau selama 4 bulan sampai dengan 1 tahun, sementara kelompok pemilih perempuan memiliki kecenderungan merantau 1-3 bulan dan di atas 1 tahun; Kelompok pemilih pemula, kelompok pemilih muda, dan kelompok pemilih dewasa yang terbiasa merantau, memiliki kecenderungan merantau selama 4 bulan sampai dengan 1 tahun; Kelompok pemilih yang berprofesi sebagai petani dan wiraswasta yang terbiasa merantau, memiliki kecenderungan merantau selama 4 bulan sampai dengan 1 tahun; Kelompok pemilih yang tidak menjalani pendidikan formal atau tidak menyelesaikan SD atau juga hanya lulus SD, kelompok lulusan SMP, dan juga kelompok lulusan sarjana/universitas yang terbiasa merantau, memiliki kecenderungan merantau selama 4 bulan sampai dengan 1 tahun. Tabel 10. Variasi waktu merantau Pemilih di Kabupaten Pacitan berdasarkan gender, usia, tingkat pendidikan tertinggi, dan pekerjaan sehari-hari Base : Semua responden (n : 300) Profil Demografi 1 3 bulan 4 bulan 1 tahun Lebih 1 tahun Gender Laki-laki (n : 159) 16,13% 48,39% 35,48% Kelompok Usia Perempuan (n : 141) 36,36% 27,27% 36,36% Pemilih pemula, 16-20 tahun (n : 99) 33,33% 41,67% 25,00% Pemilih muda, 21-30 tahun (n : 36) 14,29% 42,86% 42,86% Pemilih dewasa, 31-60 tahun (n : 136) 15,00% 45,00% 40,00% Pemilih lanjut usia, di atas 60 tahun (n : 29) 33,33% 33,33% 33,33% Pekerjaan Petani atau nelayan (n : 109) 25,00% 50,00% 25,00% Tingkat pendidikan tertinggi Pengusaha atau wiraswasta (n : 92) 5,88% 41,18% 52,94% Pelajar atau mahasiswa (n : 85) 44,44% 33,33% 22,22% Aparatur Sipil Negara atau PNS (n : 12) 0,00% 0,00% 0,00% Tidak menjalani pendidikan formal atau tidak menyelesaikan SD atau lulus SD (n : 79) 20,00% 50,00% 30,00% Tamat SMP (n : 83) 14,29% 50,00% 35,71% Tamat SMA (n : 117) 31,25% 31,25% 37,50% Tamat Sarjana atau Universitas (n : 21) 0,00% 50,00% 50,00% 29

Selanjutnya, khusus responden yang menyatakan sering merantau, dapat diketahui beberapa sebaran kota tujuan sebagaimana terdeskripsikan pada Gambar 20 di bawah ini. Kota Jakarta menjadi kota terbanyak di mana para pemilih merantau, disusul dengan Kota Surabaya dan Kota Yogyakarta. Selebihnya, para pemilih merantau di Kota Surakarta, Batam, Ponorogo, dan kota-kota lainnya. KE KOTA MANA BIASANYA B/I/S BEKERJA/MERANTAU? Lainnya 4,33% 13,04% Yogyakarta Surakarta 4,35% Batam 4,35% Ponorogo 4,35% Surabaya Jakarta 26,09% 43,48% Gambar 21. Latar belakang ketidakhadiran pemilih ke TPS 30

PEMILIH BERBICARA Salah satu problematika yang dihadapi dalam pelaksanaan pemilu adalah rendahnya tingkat partisipasi masyarakat, dan semakin meningkatnya angka ketidakhadiran di TPS (voter turn-out). Berikut adalah deskripsi pertanyaan dan berbagai solusi yang ditawarkan oleh para pemilih. Banyak warga Pacitan yang bekerja di kota atau bahkan negara lain. Jadi kalau harus pulang untuk mencoblos 1 hari dianggap sayang (biaya operasional untuk mudik tinggi). Selain itu banyak mahasiswa yang kuliah/kos yang juga tidak bisa pulang. Bagaimana cara untuk memahamkan pentingnya pemilu ini menurut B/I/S? Usulan dan saran Pemilih: 1. Memberi kemudahan bagi mereka untuk mencoblos tanpa harus pulang (R1); 2. Pemilu itu penting, jadi kalau bisa diusahakan diadakan TPS di setiap tempattempat tersebut (R2); 3. Diberikan pemahaman bahwa pemilu itu penting dan disediakan TPS di tempat kerja tersebut (R3); 4. Seharusnya pemerintah harus memberi kemudahan di mana masyarakat yang berada di tempat bepergian,atau di tempat bepergian diadakan TPS (R4); 5. Pemilu sangat penting jadi kalau bisa harus tetap memilih di tempat itu dan pemerintah harus menyediakan TPS di tempat kerja tersebut (R5); 6. Seharusnya panitia pemungutan suara atau pemerintah mengadakan TPS di tempat negara tersebut (R6); 7. Mencoblos di perantauan dan dipermudah (R7); 8. Diberi uang saku untuk pulang (R8); 9. Ada sosialisasi kepada mereka (R9); 10. Susah, paling ya sosialisasi (R10); 11. Bisa mencoblos di daerah sekarang (R11); 12. Penyadaran dan sosialisasi (R12); 31

13. Dimudahkan mencoblos di tempat baru (R13); 14. Sosialisasi ke rumah-rumah (R14); 15. Diberi uang saku atau ganti (R15); 16. Memilih di tempat baru (R16); 17. Memberi sosialisasi kepada masyarakat rantau akan pentingnya pemilu (R17); 18. Diberi tahu bahwa pemilu itu penting (R18); 19. Pemberian kemudahan di mana masyarakat yang berada di perantauan dengan cara diadakan TPS di tempat ia bekerja (R19); 20. Dengan cara diberi penjelasan bahwa pemilu itu penting maka dari itu seharusnya pemerintah menyediakan TPS di tempat tersebut (R20); 21. Diberi pemahaman pemilu itu sangat penting karena menentukan nasib bersama (R21) 22. Melakukan pemilu dengan sistem on line bagi masyarakat yang sedang merantau (R21); 23. Memberikan doorprise meskipun sederhana (R22); 24. Sebenarnya mengikuti pemilu itu kesadaran sendiri akan tetapi KPPS harus membuat TPS menjadi menarik agar banyak yang berminat untuk mengikuti pemilu (R23); 25. Membuat TPS unik dan menarik (R24); 26. Mengadakan pemilu melalui vote Online (R25); 27. Perlu sosialisasi yang lebih efektif (R26); 28. Diberikan apresiasi/penghargaan (R27); 29. Melalui sosialisasi yang tidak bisa pulang memilih di tempat (R28); 30. Pemilu wajib dilaksanakan di mana saja (R29); 31. Sosialisasi dan penyadaran (R30, R32); 32. Melalui siaran dialog televisi (R33); 33. Diberi sosialisasi dan memilih di tempat yang di tempati sekarang (R34); 34. Melalui siaran radio (R35); 35. Dengan diberi sosialisasi pentingnya pemilu (R36); 36. Ya harus diberi pemahaman oleh KPU lebih lanjut (R37); 32

37. KPU yang harus lebih giat memberikan pemahaman (R38); 38. Harus diberi kemudahan agar dapat memilih di tempat perantauan (R39); 39. Ya itu tergantung situasi dan kondisinya dalam memberikan pemahaman (R40); 40. Ya harus ada ganti rugi dari KPU (R41); 41. Harus banyak diberikan sosialisasi pentingnya menggunakan hak suara (R42); 42. Harus diberi pemahaman yang secara mendalam dari KPU (R43); 43. Mengikuti pemilu di daerah domisili dengan menunjukkan KTP asli, tidak perlu pulang (R44); 44. Ya wajar saja soalnya kalau harus pulang 1 hari disayangkan, dan pemilu pun tidak bisa membawa perubahan yang berarti (R45); 45. KPU harus membuat mereka yang merantau untuk pulang 1 hari tidaklah rugi, misalnya dengan memberikan apresiasi (R46); 46. KPU harus memberikan penyuluhan terkait pentingnya pemilu (R47); 47. Itu hak mereka untuk pulang atau tidak, toh kalaupun mereka pulang cenderung tidak ada untungnya (R48); 48. Dengan memberikan penjelasan dan dapat memahamkan mereka (R49); 49. Dengan cara on line atau memberikan info yang lebih praktis dan mudah untuk diakses (R50). Pada acara sosialisasi yang sering diundang kaum Bapak-Bapak. Bagaimana menurut pendapat B/I/S? dan bagaimana seharusnya? Usulan dan saran Pemilih: 1. Jika semua diundang maka pekerjaan rumah tidak ada yang mengurus (R1); 2. Seharusnya semua kalangan (R2, R3, R16); 3. Seharusnya seluruh lapisan masyarakat tahu tentang pemilu tersebut jangan hanya tanggung karena pemilu itu untuk kepentingan bersama (R4); 4. Semua kalangan yang mempunyai hak pilih (R5); 5. Seharusnya semua orang yang sudah memiliki hak pilih dikarenakan pemilu itu untuk kepentingan rakyat (R6); 6. Tidak setuju, ibu-ibu juga harus dilibatkan (R7); 33

7. Harus ada yang disosialisasikan oleh kader atau anggota bisa dibuktikan maka pemilu berikutnya akan percaya (R8); 8. Setuju, ibu-ibu banyak kerjaan di rumah (R9). 9. Biasa saja asal saya bisa mencoblos (R10); 10. Banyak yang menganggap sosialisasi tidak penting, harusnya mereka dapat memahami pentingnya solusi (R11); 11. Setuju, tapi harus bisa memberi pemahaman terhadap keluarga (R12); 12. Belum tahu (R13); 13. Seharusnya tidak hanya bapak-bapak, harus kampanye terbuka (R14); 14. Seharusnya seluruh warga yang sudah memenuhi syarat, agar pemahaman masyarakat lebih baik (R15); 15. Semua masyarakat diberi pemahaman tentang pentingnya pemilu sehingga semua harus diundang (R17); 16. Seharusnya yang diundang itu semua kalangan mulai dari pemula sampai dewasa dan tua karena semua itu memiliki hak pilih (R18); 17. Semua kalangan yang mempunyai hak pilih (R19); 18. Seharusnya semua yang mempunyai hak pilih dilibatkan (R20); 19. Harusnya bapak-bapak dan ibu-ibu (R21); 20. Semua dilibatkan kecuali anak-anak dan lansia (R22); 21. Semua yang mempunyai haik pilih dilibatkan (R23); 22. Seharusnya semua yang mempunyai hak pilih dilibatkan (R24, R25, R26); 23. Tidak setuju, yang pemilu bukan hanya bapak-bapak (R31, R32); 24. Setuju, karena mayoritas ibu-ibu cenderung cuek terhadap politik (R34); 25. Seharusnya ibu-ibu juga dilibatkan agar mereka juga paham (R35); 26. Tidak masalah bapak-bapak juga sudah mewakili ibu (R36, R41); 27. Itu hal yang salah seharusnya ibu-ibu dan remaja juga harus dilibatkan (R37); 28. Ya seharusnya ibu juga diundang (R38, R39, R42); 29. Ya saya kecewa sebagai perempuan, seharusnya perempuan juga dilibatkan (R40); 34

30. Ya tidak apa-apa bapak-bapak nanti bisa menyampaikan kepada keluarganya (R43); 31. Bapak-bapak juga sudah mewakili ibu-ibu dan keluarganya (R44); 32. Ibu-ibu dan semua yang punya hak pilih harusnya dilibatkan (R45); 33. Seharusnya melibatkan ibu-ibu dan semua yang mempunyai hak pilih (R46); 34. Semua yang sudah mempunyai hak pilih harusnya dilibatkan (R47); 35. Kurang setuju, karena yang ikut tidak hanya bapak-bapak (R48); 36. Seharusnya tidak hanya bapak-bapak, harus semua kalangan (R49); 37. Tidak setuju, yang memilih tidak hanya bapak-bapak (R50); Pengaturan TPS biasanya seperti itu-itu saja. Apakah dengan mengubah suasana TPS bisa lebih menarik pemilih datang ke TPS? Menurut B/I/S, terobosan apa yang harus dilakukan untuk membuat TPS lebih menarik? Usulan dan saran Pemilih: 1. Saya rasa iya, diadakan acara hiburan (R1, R20, R36, R37, R39, R40, R41, R43, R45); 2. Diberi hiasan dan hiburan (R2, R5, R44); 3. Diberi hiburan seperti reog, dangdut, campursari, dan lain-lain (R3); 4. Menurut saya tidak perlu harus dihias, yang terpenting adalah bagaimana caranya menyosialisasikan atau sepak terjangnya di masyarakat (R4); 5. Panitia pemungutan suara harus ramah, sopan dan sabar jika menerima orang yang belum paham ketika di tempat pemilihan (R6); 6. Biasa saja, soalnya menarik (R8); 7. Bisa jadi, adakan makanan atau snack gratis (R7, R10, R20, R31, R45, R47, R50); 8. Dibuat semenarik mungkin baik dalam pelayanan dan suasana TPS (R11, R46, R48); 9. Diberi pelayanan yang menarik dan tempat yang strategis mudah dijangkau (R12, R49); 10. Bisa dengan cara membuat suasana beru diberi hiasan (R13); 35