BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap orang untukmengembangkan

dokumen-dokumen yang mirip
2017, No Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5149); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KO

PENGELOLAAN LAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA Menuju Masyarakat Informasi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan maupun evaluasi.

LAPORAN TAHUNAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK

BASIS DATA TERPADU UNTUK PROGRAM BANTUAN SOSIAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KI. Penyelesaian Sengketa. Informasi Pemilihan Umum. Standar Layanan. Prosedur.

KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA TOR & RAB. : Optimalisasi Peran Pemerintah Daerah Dalam Mendukung Sekretariat Komisi Informasi

LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012

BIMBINGAN TEKNIS STANDAR PELAYANAN PUBLIK DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI BANTEN

Hasil Evaluasi Pelaksanaan Undang-Undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN B. MAKSUD DAN TUJUAN

Penyelesaian Sengketa Informasi Publik di Komisi Informasi

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

PUTUSAN NOMOR : 21/XII/KIProv-LPG-PS-A/2016 KOMISI INFORMASI PROVINSI LAMPUNG

PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI BADAN INVESTASI DAN PROMOSI ACEH

PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN NOMOR : : PER- 01 /MENKO/POLHUKAM/5/2011 TENTANG

FORMULIR PERMOHONAN INFORMASI No. Pendaftaran :...*

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN LOMBOK BARAT Alamat : Jln. Penas IX No. 10 Giri Menang Gerung Telp Fax

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMNAS HAM. Informasi. Publik. Pelayanan.

PUTUSAN NOMOR : 05/III/KIProv-LPG-PS-A/2016 KOMISI INFORMASI PROVINSI LAMPUNG

FORMULIR PERMOHONAN INFORMASI. Yang bertanda tangan di bawah ini, mengajukan permintaan informasi : Pemohon Informasi. Nomor KTP (Sesuai KTP)*

LAPORAN TAHUNAN KOMISI INFORMASI KOTA CIREBON Sekretariat ; Jl. ARAFURU (Komplek TNI-AL Dewa Ruci) Tlp/Fax. (0231) , Kota Cirebon 45131

MONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN UU KIP DI PEMERINTAH KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA BARAT TAHUN 2016 KELENGKAPAN STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL LAPORAN TAHUNAN PENGELOLAAN DAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

BUPATI PEMALANG PERATURAN BUPATI PEMALANG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

MENGENAL UU NO. 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK. Bagian I. Oleh M.Ema Lestari Lamanepa

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI,

LAPORAN TAHUNAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 32/Permentan/OT.140/5/2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

`````````````````` LAPORAN TAHUNAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) PEMBANTU PELAKSANA

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publ

LAPORAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI TAHUN 2013

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMBENTUKAN PPID. Pembentukan PPID didasari oleh UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang KIP, Pasal 13

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

LAPORAN TAHUNAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Tahun 2016

Buku Saku Hak Atas Informasi. Pendahuluan

Kementerian PU Termasuk Badan Publik Terbaik dalam KIP

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

PUTUSAN. Nomor : 09/PTS/KIP-SU/X/2014 KOMISI INFORMASI PROVINSI SUMATERA UTARA 1. IDENTITAS

PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT KABINET

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI ( PPID ) KABUPATEN SAMPANG

oleh: NANI NURANI MUKSIN KOMISI INFORMASI DKI 2017

BAB I PENDAHULUAN. diamanatkan dalam penjelasan Undang-Undang Dasar Tahun hak setiap orang yang wajib dihormati. Karena jika tidak, maka akan

KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA. PUTUSAN Nomor: 007/I/KIP-PS-A/2014 X. IDENTITAS

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL LAPORAN TAHUNAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

PPID UTAMA MONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN UU KIP DI PPID PEMBANTU DAN SATKER PENDIDIKAN TAHUN 2017 KELENGKAPAN STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK

BAB 1 PENDAHULUAN. selaku pejabat publik dengan masyarakat. Dan komunikasi tersebut akan berjalan

PENGUATAN PPID DI LINGKUNGAN BALITBANGKES KEMENKES

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

6. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 1 - PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENGKLASIFIKASIAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN NOMOR : 04/II/KIProv-LPG-PS-A/2016. KOMISI INFORMASI PROVINSI LAMPUNG

BUPATI GAYO LUES PROVINSI ACEH

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TATA KELOLA KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PUTUSAN NOMOR : 15/X/KIProv-LPG-PS-A/2016 KOMISI INFORMASI PROVINSI LAMPUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Tentang Pengembangan Kapasitas (Capacity Building)

KOMISI INFORMASI PROVINSI DKI JAKARTA. Buku Saku Keterbukaan Informasi Publik

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Wr. Wb

KOMISI INFORMASI PROVINSI SULAWESI BARAT PUTUSAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

FORMULIR PERMOHONAN INFORMASI NO. Pendaftaran ( diisi petugas )*:...

soekartono ė-mail :

LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN Daerah Istimewa Yogyakarta

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI

PUTUSAN. Nomor : 12 /PTS/KIP-SU/XI/2014 KOMISI INFORMASI PROVINSI SUMATERA UTARA 1. IDENTITAS

SAMBUTAN KEPALA BIRO HUMAS PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI UU. 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK TANGGAL 27 AGUSTUS 2015, DI PADANG

[Nama Satuan Kerja Kewenangan PPID] ... [alamat, nomor telepon, faksimili, ]

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA. PUTUSAN Nomor: 186/VI/KIP-PS-A/ IDENTITAS

Penyelesaian Sengketa di Komisi Informasi

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations pemerintah berbeda dengan Public Relations perusahaan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TATA KELOLA LAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) DALAM MELAYANI PERMINTAAN INFORMASI PUBLIK

LAPORAN TENTANG PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA DUMAI TAHUN 2016

PUTUSAN. Nomor : 13/PTS/KIP-SU/XI/2014 KOMISI INFORMASI PROVINSI SUMATERA UTARA 1. IDENTITAS

Bagan Organisasi PPID

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG

Perjuangan Belum Sampai Harapan

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.63/UM.001/MPEK/2013 TENTANG

PUTUSAN. Nomor: 12/PTS/KIP-SU/X/2017 KOMISI INFORMASI PROVINSI SUMATERA UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 7

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 N

KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA. PUTUSAN Nomor: 357/X/KIP-PS-A/ IDENTITAS

FGD Analisa dan Evaluasi Hukum Dalam rangka Partisipasi Masyarakat Dalam Proses Pengambilan Kebijakan Publik. Oleh : Nevey Varida Ariani SH.,M.

PENGENDALIAN INFORMASI BPJS KETENAGAKERJAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PUBLIK MENURUT UNDANG-UNDANG RI NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Informasi merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap orang untukmengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya sehingga hak untuk memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia yang wajib untuk dilindungi. Seperti yang terkandung dalam Undang- Undang Dasar 1945 pasal 28F yang berbunyi setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia. Di dalam pemerintahan pun keterbukaan informasi menjadi penting sebagai salah satu ciri negara demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat. Negara yang demokratis ditandai dengan diterapkannya prinsip Good Governance dalam pemerintahannya. Menurut UNDP (1997) pemerintah yang baik setidaknya memiliki karakteristik akuntabilitas, transparansi, partisipasi, tertib hukum, responsif, konsensus, adil, efisiensi dan efektivitas, serta memiliki visi strategis. 1 Dalam upaya menyandang predikat negara demokratis, yang salah satu cirinya ditandai dengan terjaminnya keterbukaan akses informasi, Indonesia pasca reformasi telah merumuskan berbagai kebijakan, salah satunya Undang-Undang (UU) No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP). 1 Infopublik.kominfo.go.id diakses tanggal 10 Oktober 2012 1

Undang-Undang KIP merupakan regulasi yang memberikan kepastian hukum bagi masyarakat dalam memperoleh informasi dari badan-badan publik. UU ini juga mengharuskan seluruh badan publik di Indonesia memberikan informasi terkini kepada publik dan melayani permintaan informasi dari publik, kecuali untuk informasi yang dikecualikan berdasarkan UU. Informasi yang dikecualikan menurut UU KIP pasal 17 yaituinformasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publikdapat menghambat proses penegakan hukum; dapat mengganggu kepentingan perlindungan dalam hak atas kekayaan intelektual dan perlindungan dari persaingan usaha tidak sehat; dapat membahayakan pertahanan dan keamanan negara; dapat mengungkapkan kekayaan alam Indonesia; dapat merugikan ketahanan ekonomi nasional; dapat merugikan kepentingan hubungan luar negeri; dapat mengungkapkan isi akta otentik yang bersifat pribadi dan kemauan terakhir ataupun wasiat seseorang; dapat mengungkap rahasia pribadi; memorandum atau surat-surat antar Badan Publik atau intra Badan Publik, yang menurut sifatnya dirahasikan kecuali atas putusan Komisi Informasi atau pengadilan; dan informasi yang tidak boleh diungkapkan berdasarkan Undang- Undang. Manfaat dari UU KIP ini antara lain menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik, serta alasan pengambilan suatu keputusan publik. Selain itu juga meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan badan publik untuk menghasilkan layanan informasi yang berkualitas, sehingga mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik. UU ini juga dapat mewujudkan penyelenggaraan negara 2

yang baik (good governance), sehingga produktivitas masyarakat tinggi dan kesejahteraan dapat tercapai. 2 Melalui UU ini setidaknya pemerintah baik pusat maupun daerah serta badan publik lainnya diwajibkan untuk menunjuk Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID). Tugas PPID adalah merencanakan dan mengorganisasikan, melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan pelayanan informasi di badan publik. Sementara fungsi PPID adalah penghimpunan, penataan dan penyimpanan informasi publik dari seluruh unit kerja di badan publik. Selain pembentukan PPID, UU ini mengamanatkan pembentukan Komisi Informasi Pusat maupun Propinsi serta penetapan peraturan mengenai standar prosedur operasional (SPO) layanan informasi publik. Komisi Informasi merupakan lembaga mandiri yang berfungsi menjalankan UU KIP dan peraturan pelaksanaannya, menetapkan petunjuk teknis standar layanan informasi publik dan menyelesaikan sengketa informasi publik melalui mediasi dan/ atau ajudikasi nonlitigasi. Komisi Informasi Pusat (KI Pusat) resmi dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden No. 48/P Tahun 2009. KI Pusat menurut pasal 26 ayat 2 memiliki tugas menetapkan prosedur pelaksanaan penyelesaian sengketa melalui mediasi dan/atau ajudikasi nonlitigasi; menerima, memeriksa, dan memutuskan sengketa informasi publik di daerah selama Komisi Informasi Propinsi dan/atau Komisi Informasi Kabupaten/Kota belum terbentuk; dan memberikan laporan mengenai pelaksanaan tugasnya berdasarkan UU ini kepada Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia setahun sekali atau sewaktu-waktu jika diminta. 3 Selain pembentukan Komisi Informasi Pusat, UU KIP 2Ibid. 3Ibid. 3

mengamanatkan pembentukkan Komisi Informasi Propinsi selambat-lambatnya dua tahun sejak UU KIP disahkan. UU KIP merupakan puncak keberhasilan masyarakat Indonesia dalam memperjuangakan hak atas informasi, transparansi serta akuntabilitas di Indonesia. Dengan disahkannya UU ini diharapkan dapat mengoptimalkan pengawasan publik terhadap penyelenggaraan negara dan badan publik lainnya sehingga meminimalisir praktek-praktek korupsi. Menurut pakar komunikasi Universitas Airlangga, Henry Subiakto, di Jepang setelah diberlakukan UU semacam ini, inefisiensi anggaran bisa ditekan sampai 30 persen. 4 Indonesia sendiri adalah negara kelima di Asia yang memberlakukan UU khusus yang mengatur penyediaan informasi bagi publik. 5 Negara Asia lainnya yang telah menerapkan UU semacam ini antara lain Jepang, Korea Selatan, Pakistan, Philipina, India dan Thailand. Namun konsep yang ideal tentu saja tidak akan sempurna tanpa adanya pengimplementasian yang baik, begitu pula dalam UU KIP ini. UU KIP hanya akan menjadi konsep ideal di atas kertas jika tidak diimplementasikan dengan benar. Maka implementasi menjadi hal krusial yang harus diperhatikan dalam proses kebijakan publik. Implementasi kebijakan adalah hal yang paling berat, karena disini masalah-masalah yang kadang tidak dijumpai dalam konsep, muncul di lapangan. Selain itu, ancaman utama, adalah konsistensi implementasi. 6 Isu implementasi UU KIP ini kemudian menjadi menarik untuk dikaji karena menurut Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Simbiring pelaksanaan UU KIP dalam dua 4 Polatikan, Karel, 2012, 28 September, Hari Masyarakat Untuk Tahu, Antara News 28 September 2012 diakses dari http://www.antarasulut.com/berita/17412/28 september hari hak masyarakat untuk tahu tanggal 7 Oktober 2012 5 2012, Badan Publik Harus Memiliki Informasi, Berita Wapres 28 September 2012 diakses dari http://wapresri.go.id/index/preview/berita/2332 tanggal 29 November 2012 6 Nugro, Riant, 2008, Public Policy, Jakarta : Gramedia, hlm. 436. 4

tahun ini masih sangat lemah. Dari 34 Kementerian, sudah 32 yang membentuk PPID dan 2 yang belum. Kemudian, total 129 lembaga, baru 29 lembaga memiliki PPID dan Pemprov baru 21 Propinsi yang sudah memiliki. 7 Pernyataan ini turut dibenarkan oleh Ketua Komisi Informasi Propinsi Banten, Yhannu Setyawan, dalam Rakornas Komisi Informasi Se-Indonesia Juli 2012 kemarin yang menyatakan bahwa Kemendagri kurang serius dalam mendorong implementasi UU KIP. 8 Selain itu informasi yang dirilis oleh penelititempo Institute Mardiyah menunjukkan bahwa Tempo Institute Mardiyah tahun ini mendapatkan pemahaman dan penerapan keterbukaan informasi di daerah masih buruk. Ironisnya,hal yang sama juga masih ditemukan di tubuh pemerintahan di ibukota negara 9.Data ini turut menambah catatan hitam bagi pengimplementasian UU KIP. Melihat permasalah di atas maka penelitian ini membahas mengenai implementasi UU KIP di Indonesia dengan fokus penelitian pada Komisi Informasi Pusat dalam menyelesaikan sengketa informasi. Ada beberapa alasan substansi yang melandasi penulis memfokuskan penelitian pada Komisi Informasi Pusat. Pertama, Komisi Informasi merupakan tonggak tegaknya keterbukaan informasi publik di Indonesia. Berdasarkan UU KIP, pemohon informasi publik, baik perorangan maupun lembaga, dapat mengajukan keberatan kepada atasan PPID jika informasi publik yang diinginkan tidak sesuai dengan UU. Pengajuan keberatan ini akan ditanggapi oleh atasan PPID dalam 7 2012, Wapres : KIP Harus Menjadi Gerakan Bersama,Komisi Informasi Pusat 1 Oktober 2012 diakses dari http://www.komisiinformasi.go.id/index.php/submenu/informasi/info_and_opini/detailberita/240 tanggal 12 Oktober 2012 8 2012, Kemendagri Didesak Perkuat Kelembagaan KI Propinsi, Komisi Informasi Propinsi Jawa Timur 5 Juli 2012 diakses dari http://kip.jatimprov.go.id/2012/07/05/rakornas komisi informasi se indonesia/ tanggal 12 Oktober 2012. 9 Kurniawan, Atep Abdillah, 2012, Sengketa Informasi Dokumen Dana Daerah Sulit Diakses Publik, Seputar Indonesia 6 Juli 2012 diakses dari http://www.seputar indonesia.com/edisicetak/content/view/508842/ tanggal 10 Oktober 2012 5

jangka waktu paling lambat 30 hari kerja sejak diterimanya keberatan. Jika pemohon merasa tidak puas dengan tanggapan atasan PPID maka pemohon dapat mengajukan keberatan melalui Komisi Informasi. Pada tahap inilah sengketa informasi yang terjadi antara badan publik dan pengguna informasi publik diselesaikan melalui proses mediasi dan/ atau ajudikasi nonlitigasi sebelum akhirnya diajukan ke pengadilan dan kasasi jika ada salah satu pihak yang keberatan dengan putusan Komisi Informasi. Melalui perannya dalam penyelesaian sengketa informasi publik, Komisi Informasi didaulat untuk menjadi garda depan dalam menegakkan keterbukaan informasi publik di Indonesia. Berdasarkan Laporan Tahunan Komisi Informasi Pusat tahun 2011, penyelesaian sengketa informasi publik oleh KI Pusat tahun 2010-2011 dapat dikatakan belum maksimal. Dari total 495 permohonan penyelesaian sengketa yang masuk ke KI Pusat per Desember 2011, sebanyak 237 sudah berhasil diselesaikan oleh KI Pusat, baik melalui mediasi, ajudikasi, penarikan permohonan penyelesaian sengketa informasi publik maupun penghentian melalui tahap Majelis Pemeriksaan Pendahuluan (MPP). 10 Artinya baru 48% sengketa yang telah diselesaikan oleh KI Pusat. Tabel 1. LaporanPenyelesaian Sengketa Oleh Komisi Informasi Pusat 11 Status Jumlah 2010 2011 Total Proses Majelis Pemeriksaan Pendahuluan 106 106 Mediasi berjalan 12 108 120 Ajudikasi berjalan 13 19 32 Ditolak/dicabut 13 139 152 Mediasi Selesai 20 36 56 Ajudikasi selesai 18 11 29 Total Sengketa Informasi 76 419 495 Sumber : Laporan Komisi Informasi Pusat 2011 10. Laporang Tahunan Komisi Informasi Pusat 2011 hlm. 17 11. Ibid 6

Dalam Laporan Perkembangan Penanganan Sengketa hingga Juni 2012 pun belum menunjukkan peningkatan penyelesaian sengketa yang signifikan. Dari 713 sengketa yang masuk ke Komisi Informasi Pusat baru 404 atau 57% sengketa yang telah diselesaikan. Tabel 2. Laporan Perkembangan Penanganan Sengketa Hingga Juni 2012 12 Status Jumlah MPP/belum ditetapkan mediator/mk 73 Mediasi Berjalan 206 Ajudikasi Berjalan 30 Sengketa ditolak/ditarik 251 Selesai melalui mediasi 103 Selesai melalui ajudikasi 50 Total 713 Sumber : Laporan Penyelesaian Sengketa Komisi Informasi Pusat Juni 2012 Dua tabel di atas menunjukkan bahwa selama enam bulan berjalan, mulai Januari 2012 hingga Juni 2012, terdapat penambahan sengketayang cukup signifikan yakni 218 sengketa informasi publik. Data diatas juga menjelaskan bahwa selama enam bulan, KIP telah menyelesaikan 167 sengketa. Data ini menjadi menarik karena memperlihatkan lebih banyaknya sengketa yang masuk dibandingkan dengan sengketa yang telah diselesaikan. Adapun jenis informasi yang disengketakan dapat dilihat pada diagram lingkarandi bawah ini: 12. Laporan Penyelesaian Sengketa Informasi Komisi Informasi Pusat Juni 2012 7

Diagram 1. Jenis Informasi yang Disengketakann Informasi yang Disengk ketakan 1% Struktur Organisasi 30% 19% Rencana Kerja dan Anggaran 10% Daftar Peraturan 22% 5% 13% Daftar Informasi Publik Pengadaan Barang Jasa Laporan Keuangan Sumber : Laporan Penyelesaian Sengketa Informasi Pusat Juni 2012 Kedua, Komisi Informasi Pusat merupakan lembaga yang baru dirintis sehingga keberadaannya perlu untuk terus dimonitoring dan dievaluasi.berbeda dengann PPID. Sebelum UU ini dibuat pada dasarnya fungsi PPID hampir sama dengan humas yaitu sebagai corong informasi namun lebih diperdalam lagi. 13 Ketiga, tugas KI Pusat yang cukup berat. Dalam UU KIP tugas KI Pusat salah satunya ialah menerima, memeriksa, dan memutuskan sengketa informasi publik di daerah selama Komisi Informasi Propinsi dan/atau Komisi Informasi Kabupaten/Kota belum terbentuk. Saat ini baru terbentuk 20 Komisi Informasi Propinsi yakni Jawa Tengah, Jawaa Timur, Kepulauan Riau, Gorontalo, Banten, Lampung, Jawa Barat, Sumateraa Selatan, Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah, DIY, Nusa Tenggara Barat, DKI Jakarta, Sulawesi Utara, Kalimantan Timur, Bali, Aceh, Sumatera Utara, Sulawesi Tenggara, dan Riau. Artinya baru sekitar 59% KI Propinsi yang terealisasi dari yang diamanatkan UU. 13. Imams, 2012, Bupati Segera Bentuk PPID, Berita Sidoharjoo 2 Agustus 20111 diakses dari http://www.beritasidoarjo.com/?p= 187 tanggal 29 November 2012 8

Keempat, KI Pusat mengemban tanggung jawab moral dalam memberikan protipe yang baik bagi KI Propinsi yang ada. KI Pusat sejatinya menjadi rujukan dan contoh bagi Komisi Informasi Propinsi sehingga diharapkan KI Pusat mampu melaksanakan fungsi dan tugasnya dengan optimal. B. Rumusan Masalah Penelitian Implementasi Kebijakan Komisi Informasi Pusat dalam Proses Penyelesaian Segketa Informasi Publik berdasarkan Peraturan Komisi Informasi No 2 Tahun 2010, penting untuk dilakukan guna melihat sejauhmana keberhasilan implementasi kebijakan Komisi Informasi Pusat ini telah berjalan. Untuk itu rumusan masalah yang diangkat dalam peneliti ini adalah Bagaimanatahap-tahap implementasi kebijakan Komisi Informasi Pusat dalam proses penyelesaian sengketa informasi publik berdasarkan peraturan Komisi informasi No 2 Tahun 2010?Bagaimana tingkat keberhasilan implementasi? Faktor apa yang menjadi pendukung dan penghambat keberhasilan implementasi? C. Tujuan Penelitian 1. Menganalisistahap-tahap implementasi Komisi Informasi Pusat dalam proses penyelesaikan sengketa informasi publik berdasarkan Perki No 2 Tahun 2010 2. Mengukur keberhasilan implementasi Komisi Informasi Pusat dalam proses penyelesaikan sengketa informasi publik berdasarkan Perki No 2 Tahun 2010 3. Memetakan faktor pendukung dan penghambat keberhasilan implementasi Komisi Informasi Pusat dalam proses penyelesaikan sengketa informasi publik 9

4. Memberikan saran dan rekomendasi terkait proses penyelesaian sengketa informasi bagi Komisi Informasi Pusat sehingga dapat dijadikan rujukan bagi Komisi Informasi Propinsi. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Masyarakat Mengenalkan masyarakat pada lembaga Komisi Informasi Pusat dan kinerjanya Menginformasikan kepada masyarakat terkaittahap-tahapimplementasi 2. Akademisi kebijakan Komisi Informasi Pusat dalam penyelesaian sengketa informasiberdasarkan Perki No 2 Tahun 2010 Dapat dijadikan landasan berpikir bagi penulis lainnya yang tertarik melakukan penelitian lanjutan dengan fokus penelitian yang sama. 3. Komisi Informasi Pusat Menjadi salah satu bentuk penilaian keberhasilan implementasi kebijakan KI Pusat dalam penyelesaian sengketa informasi publik. Dapat dijadikan bahan pembanding untuk menilai tingkat keberhasilan implementasikebijakan dalam penyelesaian sengketa informasi publik berdasarkan Perki baru, Perki No 1 Tahun 2013. 10