BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam proses belajar mengajar, guru merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan pendidikan. Dengan memiliki guru yang berkualitas baik diharapkan dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas baik. Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 menyatakan bahwa seorang guru yang berkualitas wajib memiliki persyaratan sebagai berikut: 1. Kualifikasi akademik 2. Kompetensi 3. Sertifikat Pendidik 4. Sehat jasmani dan rohani 5. Kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional Kualitas seorang guru idealnya yang berkaitan dengan kompetensi menurut Undang-Undang No.14 Tahun 2005 pasal 10 ayat (1) menyatakan: kompetensi guru mencakup empat dimensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi personal, dan kompetensi sosial. Kenyataan menunjukkan guru di SMK belum memiliki kelayakan untuk mengajar yang sesuai dengan standar pendidikan nasional(spn). Fakta menunjukkan bahwa kurang dari 50 persen guru di Indonesia tidak memiliki kualitas sesuai standardisasi pendidikan nasional (SPN).
2 Tabel 1.1 Persentase Kelayakan Mengajar Kepala Sekolah dan Guru Menurut Jenjang Sekolah 2005/2006 NO Jenjang Pendidikan Negeri % Swasta % Jumlah % 1 2 3 4 5 6 7 8 SD : a. Layak 178,052 14.37 27,958 25.89 206,010 15.3 1 b. Tidak Layak 1,060,788 85.63 80,048 74.11 1,140,836 84.7 Jumlah 1,238,840 100 108,006 100 1,346,846 100 SMP : a. Layak 247,560 62.8 124,331 55.96 371,891 60.34 2 b. Tidak Layak 146,634 37.2 97,839 44.04 244,473 39.66 Jumlah 394,194 100 222,170 100 616,364 100 SMA : a. Layak 122,623 85.09 98,279 79.7 220,902 82.61 3 b. Tidak Layak 21,482 14.91 25,035 20.3 46,517 17.39 Jumlah 144,105 100 123,314 100 267,419 100 SMK : a. Layak 48,503 77.97 104,049 74.46 152,552 75.54 4 b. Tidak Layak 13,704 22.03 35,685 25.54 49,389 24.46 Jumlah 62,207 100 139,734 100 201,941 100 Jumlah Total 1,839,346 593,224 2,432,570 (Sumber: http://www.psp.kemdiknas.go.id) Berdasarkan tabel 1.1 keadaan mutu guru di Indonesia Dari data statistik dapat dilihat bahwa terdapat 84.7% guru SD, 39.66% SMP, 17,39% SMA, 24.66% SMK dianggap belum layak untuk mengajar di jenjang masing-masing. Selain itu, 17,2% guru atau setara dengan 69.477 guru mengajar bukan pada bidang studinya. Dengan demikian, kualitas SDM guru kita adalah urutan 109 dari 179 negara di dunia. Untuk itu, perlu dibangun landasan kuat untuk meningkatkan kualitas guru dengan standardisasi rata-rata bukan standardisasi minimal (Toharudin, 2006:1). Secara nasional, penguasaan materi pelajaran oleh guru ternyata tidak mencapai 50 persen dari seluruh materi keilmuan yang harus menjadi kompetensi guru. Mendikbud juga mengatakan, skor mentah yang diperoleh guru untuk semua jenis pelajaran memprihatinkan. Guru PPKN, sejarah, bahasa Indonesia,
3 bahasa Inggris, matematika, fisika, biologi, kimia, ekonomi, sosiologi, geografi, pendidikan seni, dan TIK hanya mendapatkan skor sekitar 20-an dengan rentang antara 13 hingga 23 dari 40 soal. "Artinya, rata-rata nilai yang diperoleh adalah 30 hingga 46 untuk skor nilai tertinggi 100," (Tempo Interaktif, 5 Januari 2006). Pernyataan ini juga diperkuat oleh Rektor UNJ sebagai berikut. "Saat ini baru 50 persen dari guru se-indonesia yang memiliki standardisasi dan kompetensi. Kondisi seperti ini masih dirasa kurang. Sehingga kualitas pendidikan kita belum menunjukkan peningkatan yang signifikan," (Sutjipto dalam Jurnalnet, 16/10/2005). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) telah melansir hasil Uji Kompetensi Awal (UKA) guru 2012 dengan materi yang diujikan berupa kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Hasil UKA diketahui bahwa hasil rata-rata UKA guru secara nasional masih rendah. Mendikbud Mohammad Nuh membeberkan, hasil ratarata UKA 2012 yaitu 42,25 dengan nilai tertinggi 97,0 dan nilai terendah 1,0. Dikatakannya, hasil rata-rata UKA itu mencakup seluruh peserta (guru) dari jenjang TK sampai jenjang SMA/SMK(http://edukasi.kompas.com). Mengacu pada data kasar kondisi guru saat ini tentulah kita sangat prihatin dengan buruknya kompetensi guru itu. Padahal, memasuki tahun 2012 tuntutan minimal kepada siswa untuk memenuhi syarat kelulusan harus memiliki nilai 5,5. Kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh guru, rendahnya kompetensi pedagogik guru dapat menyebabkan kualitas proses belajar mengajar akan rendah. Sedangkan jika
4 seorang guru tidak memiliki kompetensi profesional maka kualitas hasil belajar akan rendah. Sementara menurut Anwar Prabunegara(2005:67) yang berkaitan dengan kinerja mengemukakan: Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance(prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Kinerja seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru akan dirasakan optimal apabila guru tersebut memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru. Sebagaimana menurut Gomes(2003:140): Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan(ability) dan motivasi. Untuk menciptakan kinerja guru yang kompeten, maka harus dilandaskan pada penguasaan kompetensi yang optimal, karena tingkat penguasaan kompetensi guru sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya kinerja guru. Kusnandar (2007:55) mengemukakan kompetensi guru merupakan seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif. Keberhasilan pendidikan sebagaian besar di tentukan oleh kinerja guru. Baik kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran, kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran, kinerja guru dalam evaluasi pembelajaran, serta kinerja guru dalam disiplin tugas.
5 Di sekolah-sekolah masih banyak terlihat adanya masalah kinerja guru, seperti guru masih ada yang belum membuat persiapan pembelajaran sebelum mengajar, guru yang belum dapat mengkondusifkan keadaan kelas menjadi tenang ketika ada siswa yang melakukan keributan dikelas, guru dalam pelaksanaan pembelajaran juga belum menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi sehingga yang terjadi pembelajaran terasa membosankan bagi siswa, belum lagi kasus guru yang tertidur di kelas saat proses belajar mengajar berlangsung. Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis meneliti tentang Pengaruh Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional Guru Terhadap Kinerja Guru di SMK B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap kinerja guru? 2. Bagaimana pengaruh kompetensi profesional guru terhadap kinerja guru? 3. Bagaimana pengaruh kompetensi pedagogik dan profesional guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru? C. Batasan Masalah Dalam penelitian ini karena memiliki keterbatasan waktu dan dana, serta penulis menyadari bahwa luasnya pemahaman tentang kompetensi dan kinerja
6 guru Teknologi informasi dan Komunikasi maka dalam hal ini penulis perlu membatasinya sebagai berikut: 1. Kompetensi pedagogik dalam penelitian ini dibatasi pada kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru TIK meliputi: a)mengenal karakter peserta didik, b)metode menguasai metode mengajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, c)mengelola dan melaksanakan pembelajaran yang mendidik, d)komunikasi dengan peserta didik, e)penilaian dan evaluasi. 2. Kompetensi profesional dalam penelitian ini dibatasi pada kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru TIK meliputi: a)menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, b)menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu, c)mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara PAIKEM, d)memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah disebutkan maka tujuan secara umum penelitian ini meliputi: 1. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap kinerja guru SMK. 2. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi profesional guru terhadap kinerja guru SMK.
7 3. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi pedagogik, dan kompetensi profesional guru terhadap kinerja guru SMK. E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan menjadikan acuan bagi guru untuk mengetahui gambaran kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, dan kinerja guru berdasarkan persepsi siswa. 2. Bagi Kepala Sekolah Dengan hasil penelitian ini diharapkan kepala sekolah mengetahui tentang kinerja guru melalui keadaan kompetensi kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru. 3. Bagi Kepala Dinas Dari hasil penelitian ini diharapkan kepala dinas memiliki gambaran tentang kompetensi pedagogik dan kompetensi professional guru teknologi informasi dan komuniksi (TIK) yang ada di sekolah menengah kejuruan untuk ditindaklanjuti secara semestinya. 4. Bagi Program Studi PTK Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan pendahuluan bagi mahasiswa program pasca sarjana program studi pendidikan teknologi kejuruan yang akan meneliti tentang kompetensi guru dengan dimensi kompetensi pribadi dan kompetensi sosial di sekolah menengah kejuruan.
8 F. Struktur Organisasi Tesis Sistematika penulisan tesis terdiri dari unsur-unsur berikut : Bagian awal meliputi : halaman judul, halaman pengesahan, halaman pernyataan, kata pengantar, ucapan terima kasih, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran. Bagian utama : BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi tesis. BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian pustaka berisi konsep-konsep atau teori-teori atau hukum-hukum atau rumus atau rumus utama dan turunannya dalam bidang yang dikaji, penelitian terdahulu yang relevan dengan bidang yang dikaji, dan posisi teoritik peneliti yang berkenaan dengan masalah yang diteliti. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjabarkan dengan rinci mengenai lokasi dan subjek populasi, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab hasil penelitian dan pembahasan terdiri dari dua hal utama yaitu pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian dan pembahasan atau analisis temuan.
9 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab kesimpulan dan rekomendasi menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Bagian akhir terdiri dari : daftar pustaka dan lampiran.