BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki kebutuhan untuk saling berhubungan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk sosial yang mana dalam kehidupan sehari-hari,

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR. 1.1 Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Tujuan Penelitian 7

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KARYA TULIS SKRIPSI LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan dan organisasi, baik swasta maupun. pemerintahan Sumber Daya Manusia yang produktif dapat tercapai apabila

BAB I PENDAHULUAN. Mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan bukanlah hal yang

Bab I PENDAHULUAN. Komitmen telah menjadi salah satu attitut pekerjaan (work attitudes) paling

BAB I PENDAHULUAN. masalah perencanaan tenaga kerja mikro yang harus segera dilaksanakan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak tantangan harus dihadapi oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan karena organisasi tidak akan dapat berjalan tanpa adanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah organisasi terdiri dari berbagai elemen salah satunya adalah sumber

I. PENDAHULUAN. bidang pendidikan merupakan hal yang paling mendukung terciptanya hubungan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif yang akan. baik dalam perkembangan pengetahuan, penguasaan keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman mereka dalam mengerjakan tugas (Ayub, 2010; Brunel, 1999;

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat menimbulkan menurunnya motivasi kerja.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah Mahasiswa Program Studi Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pegawai jika tidak mendapatkan kepuasan dalam bekerja, akan

I. PENDAHULAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. proses produksi barang maupun jasa. Cascio (1998) menegaskan bahwa manusia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan-kegiatan belajarnya dan memberi petunjuk atas perbuatan

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Alasan utama mengapa perlu memahami komunikasi didalam sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kerja selalu dipenuhi oleh para pelamar setiap harinya. Pekerjaan adalah suatu aspek

KOMUNIKASI BISNIS & SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. lain biasanya terjadi dalam dua konteks, yaitu komunikasi yang terjadi

BAB II STUDI PUSTAKA. oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : ) berjudul Quality of Communication

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup ini selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. Communication, is as complex as culture. Komunikasi seperti layaknya budaya

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi perkembangan pariwisata di Bali, komponen komponen. berproduktivitas tinggi. Bukanlah suatu pekerjaan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan (Sigalotang, et al dalam Santoso, 2008). Tantangan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bersama orang lain dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia akan

BAB IV PEMBAHASAN Komunikasi Organisasi Yang Berlangsung Dalam Pelaksanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang digunakan sebagai

Bentuk-Bentuk Komunikasi Karyawan dalam Rapat Internal. Mingguan di Divisi Marketing Nasmoco Janti Yogyakarta

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komunikasi semakin kompleks dan sangat penting dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia tidak dapat tidak berkomunikasi (we cannot not

PENGARUH HUMAN RELATIONS DAN GAYA KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ada didalamnya. Sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI. Modul ke: 14FIKOM KOMUNIKASI ORGANISASI. Fakultas REDDY ANGGARA. Program Studi MARCOMM

BAB I PENDAHULUAN. disiplin kerja yang baik. Hal ini berkaitan dengan kemampuan perusahaan

BAB I- Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak tantangan harus dihadapi oleh

WE CANNOT NOT COMMUNICATE

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perusahannya. Kendala tersebut dapat berupa faktor-faktor. memiliki strategi untuk menghadapi persaingan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pertukaran informasi berupa pesan, ide, ataupun gagasan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya manusia sebagai tenaga kerja tidak dapat disangkal lagi, bahwa

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan organisasi, karena didalam sebuah organisasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. agar tujuan individu konsisten dengan tujuan organisasi itu sendiri (Anthony

`BAB I PENDAHULUAN. dunia industri dan organisasi menyebabkan psikologi tidak akan pernah kehilangan

BAB I PENDAHULUAN. karyawan dan juga memberikan fasilitas-fasilitas yang memadai untuk

BAB I PENDAHULUAN. adanya hubungan-hubungan dalam masyarakat yang lebih padat namun bersifat

BAB I PENDAHULUAN. bertugas dan berwenang mengadili perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENTINGNYA KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Litwin dan Stringer (1968) juga Pritchard dan Karasick (1973) menyatakan bahwa iklim komunikasi organisasi,

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung adalah ibu kota provinsi Jawa Barat yang terkenal memiliki beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset utama suatu perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri untuk lebih memperhatikan kepuasan kerja dan pemberian gaji

Iklim Komunikasi dan Kepuasan Kerja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hunt et al. (2000) menyatakan bahwa ekonomi global sedang dipenuhi dengan

Membangun Komunitas Efektif dalam Mengharmoniskan Hubungan Kerja dan Peningkatan Kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penting dalam suatu proses penjualan. Fungsi SPG antara lain melaksanakan promosi

KONFLIK & MENGELOLA KONFLIK DALAM ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan suatu kegiatan yang sangat penting didalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERANAN KOMUNIKASI INTERNAL DI LINGKUNGAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini sangat banyak merek mobil yang digunakan di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB XIII TEKNIK MOTIVASI

BAB I PENDAHULUAN. McDonald's Corporation pertama didirikan pada tahun 1940 oleh dua

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini globalisasi sedang terjadi di berbagai bidang, hal ini sudah pasti

KOMUNIKASI ORGANISASI TIM DOSEN PERPUSINFO

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini, penulis akan menguraikan tentang: latar belakang penelitian; identifikasi

INTENSITAS KOMUNIKASI, MOTIVASI KERJA, DAN KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN

PENGARUH KOMUNIKASI GURU DAN PARTISIPASI GURU TERHADAP KINERJA GURU DI SMP NEGERI 2 KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, setiap negara dituntut untuk dapat membuka diri

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Rumah sakit suatu lembaga bergerak dibidang kesehatan terus

BAB I PENDAHULUAN. hasil pekerjaan yang telah mereka lakukan dan penentu attitude atas suatu perilaku

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu learning to know, learning to do, learning to be dan learning live together

KOMISI PEMILIHAN UMUM UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia sebagai makhluk sosial memiliki kebutuhan untuk saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Hubungan antarindividual tersebut diwujudkan melalui komunikasi. Riset yang dilakukan oleh Robbins (2003:4) menunjukkan bahwa komunikasi yang buruk paling sering disebut sebagai sumber konflik antarpribadi. Riset tersebut membuktikan bahwa individual menghabiskan hampir 70% dari jam kerjanya untuk berkomunikasi menulis, membaca, berbicara, dan mendengarkan sehingga Robbins menyimpulkan bahwa satu kekuatan yang paling menghambat kesuksesan kinerja kelompok adalah kurangnya komunikasi yang efektif. Kebuntuan komunikasi dapat mengakibatkan salah pengertian dan berdampak pada terhambatnya pencapaian tujuan tertentu (Darandano & Soelaeman, 2004). Pemahaman akan pentingnya komunikasi dapat mengatasi berbagai permasalahan seperti perbedaan jender dan lintas budaya, sehingga pesan yang ingin disampaikan pengirim dapat dimengerti dan mendapat balikan dari penerima pesan (Anwar, 2001). Komunikasi yang efektif perlu dibangun oleh semua individual, termasuk seluruh pihak yang ada di dalam suatu organisasi. Lengkap dan canggihnya fasilitas komunikasi bukanlah jaminan bahwa komunikasi antarindividual tersebut menjadi lancar (Ros, 2003). Oleh karena itu, masing-masing individual dalam organisasi perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasi 1

mereka (Kohler dalam Muhammad, 2005:1). Fowler dalam Hir (2004) menekankan pentingnya 5W+1H yaitu who, what, when, where, why, dan how sebelum proses komunikasi dilakukan. Hal itu dilakukan agar tercapainya komunikasi yang efektif dalam suatu organisasi. Penjelasan mengenai 5W+1H akan dibahas pada bab berikutnya. Pesan yang mengalir melalui jalur resmi ditentukan oleh hierarki organisasi. Biasanya pesan tersebut menggunakan jaringan komunikasi formal, sebaliknya jika individual berkomunikasi dengan yang lain tanpa memperhatikan posisi mereka dalam organisasi, maka jaringan komunikasi informal yang digunakan (Muhammad, 2005:107). Menurut Muhammad, arus pesan dalam jaringan komunikasi formal dapat dibedakan melalui tiga bentuk utama, yaitu komunikasi ke bawah (downward communication), komunikasi ke atas (upward communication), dan komunikasi horizontal (horizontal communication). Menurut Darandano dan Soelaeman (2004), atasan kadang membentangkan jarak terhadap bawahan sehingga komunikasi sering berjalan satu arah dan mengakibatkan miskomunikasi. Padahal, komunikasi merupakan salah satu kunci sukses menggalang harmonisasi antara atasan dan bawahan. Admin (2004) menyatakan bahwa sejalan dengan tuntutan persaingan dunia, model hubungan atasan dan bawahan tidak lagi ditentukan oleh mekanisma kekuasaan, tetapi lebih bertumpu pada mekanisma kerja yang saling menguntungkan. Oleh karena itu, komunikasi kepada bawahan akan menjadi fokus dalam penelitian ini. 2

Covey dalam Darandano dan Soelaeman (2004) mengatakan bahwa jika kita mengetahui cara mendengarkan hati kita maka kita akan dapat mendengar hati orang lain. Seni mendengarkan ini adalah kemampuan menghargai orang lain, dengan segala kelebihan dan kekurangan mereka (Barrat & Godefroy dalam Ros, 2003). Dua pilar dalam organisasi atasan dan bawahan harus memiliki itikad baik menyelaraskan komunikasi dengan mau mendengarkan satu sama lain. Selanjutnya, berbagai konsep dan teori komunikasi atasan-bawahan yang dikembangkan akan dibahas pada bab berikutnya. Menurut Muhammad (2005:77), biasanya atasan banyak melakukan perumusan tujuan organisasinya, sehingga bawahan hanya menjalankan kebijaksanaan yang telah ditetapkan tersebut. Tetapi di beberapa organisasi lainnya, bawahan ikut terlibat dalam perumusan tujuan, maka komunikasi sangat diperlukan. Komunikasi sangat diperlukan karena orang-orang yang terlibat dalam perumusan tujuan ini saling bertukar ide dan informasi sehingga individual akan mengalami kepuasan. Dengan kata lain, modal organisasi dalam mencapai tujuannya adalah sumber daya insani (SDI) yang ada di dalamnya. Tanpa SDI yang memenuhi kualifikasi tertentu, mustahil organisasi dapat berjalan dan mencapai tujuannya. Karena itu, diharapkan setiap individual memberikan kinerja terbaik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Kinerja seseorang dipengaruhi oleh tingkat kepuasan kerja orang tersebut (Robbins, 2003:102). Karena itu, bawahan membutuhkan kepuasan dalam bekerja supaya mereka dapat memberikan kinerja yang terbaik. Teori Dua-Faktor Herzberg menggambarkan bahwa level kinerja seseorang dalam bekerja 3

dipengaruhi oleh level kepuasan kerjanya (Herzberg et al. dalam Saal & Knight, 1995:281). Herzberg mengemukakan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja seseorang, yaitu hygiene factors (faktor-faktor pemelihara) dan motivator factors (faktor-faktor motivator). Faktor-faktor pemelihara ini merupakan tujuan dari pesan yang akan disampaikan melalui komunikasi antara atasan dan bawahan (Muhammad, 2005:90; Saal & Knight, 1995:281). Organisasi perlu memberikan perhatian yang lebih pada faktor-faktor pemelihara, khususnya hubungan antarindividual (interpersonal relations) yaitu hubungan antara atasan dan bawahan, termasuk Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha (FE UKM) Bandung tempat dimana peneliti mengadakan penelitian ini. Karena jika faktor-faktor pemelihara ini tidak dikelola dengan baik oleh fakultas, maka akan berdampak pada ketidakpuasan dalam bekerja yang berakibat pada meningkatnya kemangkiran (absenteeism) dan keluarnya seseorang (turnover) (Robbins, 2003:103; Saal & Knight, 1995:282). Sebaliknya, Herzberg dalam Saal & Knight mengungkapkan apabila fakultas telah dapat memenuhi faktor-faktor pemelihara, maka faktor-faktor motivator menjadi tanggung jawab pribadi para individual untuk mencapai kepuasan kerja. Hal ini akan dibahas lebih mendalam pada bab berikutnya. Dalam penelitian Lasmahadi (2004) menunjukkan bahwa hubungan industrial yang terjadi antara karyawan dan manajer melalui komunikasi yang efektif antara manajer-karyawan (tanpa perlu kehadiran serikat pekerja) dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Hal ini dapat terjadi dengan adanya open 4

door policy yaitu kebijakan perusahaan yang memberikan hak kepada para karyawan untuk menyampaikan berbagai masalah/keluhan kepada atasan dari atasan langsung, apabila penyelesaian yang memuaskan tidak dapat diperoleh dari atasannya langsung. Bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wiio (1978) menemukan bahwa komunikasi atasan-bawahan dapat berpengaruh negatif pada kepuasan kerja bawahan. Hal ini disebabkan karena adanya keterbukaan komunikasi berupa pertambahan arus pesan dapat menambah harapan bawahan berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan. Bila harapan ini tidak menjadi kenyataan maka ketidakpuasan yang terjadi akan lebih besar. Oleh karena itu, atasan harus bijaksana dan lebih sensitif terhadap penyampaian pesan dalam komunikasi untuk tujuan meningkatkan kepuasan kerja bawahannya (Muhammad, 2005). Penelitian ini akan menguji bagaimana komunikasi atasan-bawahan berpengaruh terhadap kepuasan kerja bawahan. Yang dimaksud atasan dalam penelitian ini adalah atasan langsung (Pejabat Struktural Jurusan/Fakultas Ekonomi UKM Bandung) dan yang dimaksud bawahan adalah para dosen FE UKM Bandung, tepatnya Tenaga Edukatif Tetap (TET) dan calon TET. Fokus penelitian ini untuk mengetahui bagaimana komunikasi yang berkaitan dengan tugas, kinerja para dosen, karier, daya tanggap para pejabat struktural, dan pribadi yang terjalin selama ini dengan para pejabat struktural berpengaruh terhadap kepuasan kerja para dosen. Hal-hal yang diuraikan di atas mendorong peneliti untuk menyusun skripsi yang menganalisis Pengaruh Komunikasi Para Pejabat Struktural-Dosen 5

Terhadap Kepuasan Kerja Para Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha Bandung. 1.2 Identifikasi Masalah Komunikasi merupakan bagian yang penting dalam kehidupan kerja suatu organisasi. Berdasarkan penelitian Rosidah (2005), komunikasi yang tidak baik mempunyai dampak yang luas terhadap kehidupan organisasi, misalnya konflik antarindividual, dan sebaliknya komunikasi yang baik dapat meningkatkan saling pengertian, kerja sama, dan kepuasan kerja. Oleh karena itu, hubungan komunikasi yang terbuka harus diciptakan dalam organisasi. Herzberg dalam Saal & Knight (1995:281) mengemukakan bahwa terdapat 2 faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja seseorang, yaitu hygiene factors (faktor-faktor pemelihara) dan motivator factors (faktor-faktor motivator). Penelitian ini lebih berfokus pada faktor-faktor pemelihara khususnya hubungannya dengan atasan (supervisor), karena ingin mengetahui pengaruh komunikasi para pejabat struktural-dosen terhadap kepuasan kerja para dosen. Dengan terpenuhinya faktor-faktor pemelihara oleh fakultas, walaupun hanya sampai tahap netral, tetapi dapat mencegah terjadinya ketidakpuasan kerja. Hal ini diharapkan dapat menjadi stimulus positif bagi para dosen untuk mencapai kepuasan kerja melalui faktor-faktor motivator. Oleh sebab itu, penelitian ini tidak menyoroti faktor-faktor motivator walaupun memiliki peranan yang tidak dapat dipisahkan dengan faktor-faktor pemelihara. 6

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti dapat mengidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana komunikasi para pejabat struktural-dosen FE UKM Bandung? 2. Bagaimana kepuasan kerja para dosen FE UKM Bandung? 3. Seberapa besar pengaruh komunikasi para pejabat struktural-dosen terhadap kepuasan kerja para dosen FE UKM Bandung? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komunikasi para pejabat struktural-dosen terhadap kepuasan kerja para dosen FE UKM Bandung. Adapun tujuan penelitian yang lebih khusus adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana komunikasi para pejabat struktural-dosen FE UKM Bandung. 2. Untuk mengetahui bagaimana kepuasan kerja para dosen FE UKM Bandung. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh komunikasi para pejabat strukuraldosen terhadap kepuasan kerja para dosen FE UKM Bandung. 1.4 Kegunaan Penelitian Peneliti berharap bahwa penelitian ini dapat membawa manfaat dan berguna bagi pihak-pihak berikut: 1. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan dengan membandingkan teori yang peneliti pelajari selama perkuliahan dengan keadaan yang sebenarnya. 7

2. Bagi UKM, FE UKM, dan para praktisi lembaga pembelajaran, untuk dijadikan bahan masukan (input) yang berguna dalam menentukan kebijakankebijakan dan pengambilan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan sumber daya insani (SDI) UKM khususnya dalam komunikasi para pejabat struktural-dosen terhadap kepuasan kerja para dosen FE. 3. Bagi akademisi, sebagai sumbangan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang sudah ada dengan cara melakukan pengujian teori. 1.5 Lokasi dan Jangka Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada yang berlokasi di Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri, MPH No. 65, Bandung 40164. Penelitian ini berlangsung selama bulan Februari September 2006. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: Bab I yang terdiri atas latar belakang penelitian, identifikasi masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, lokasi dan jangka waktu penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka, Rerangka Pemikiran dan Hipotesis yang terdiri atas kajian pustaka, rerangka pemikiran dan hipotesis. Bab III Objek dan Metoda Penelitian yang terdiri atas objek dan subjek penelitian, teknik dan prosedur pengumpulan data, definisi operasional, metoda dan prosedur analisis data. 8

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang terdiri atas sejarah dan perkembangan organisasi, visi dan misi FE UKM Bandung, struktur organisasi FE UKM Bandung, uraian pekerjaan singkat, karakteristik subjek penelitian, serta metoda dan prosedur analisis data. Bab V Penutup yang terdiri atas simpulan, keterbatasan penelitian, dan saransaran. 9