Irman Somantri*, Dr. Budi Anna Keliat, SKp. M.App.Sc**, Dewi Gayatri, SKp. M.Kes.***

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugas memberi asuhan keperawatan (Arwani, 2006). perawat merasa puas dalam bekerja (Aditama,2006).

Tesis ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Ilmu Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dan merupakan masukan bagi pemberi pelayanan yang harus

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015 ABSTRACT

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT PELAKSANA ABSTRAK

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

Indrawati Bahar (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT

KEPEMIMPINAN EFEKTIF DAN MOTIVASI KERJA DALAM PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT

FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KERJA: SUPERVISI, PENGHASILAN, DAN HUBUNGAN INTERPERSONAL MEMENGARUHI KINERJA PERAWAT PELAKSANA

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

PERBEDAAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DENGAN PERAWAT KONTRAK BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DI RSUD KRATON PEKALONGAN

Alfi Ari Fakhrur Rizal 1 ; Shofa Chasani 2 ; Bambang Edi Warsito 3 ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu profesi yang mempunyai peran penting di rumah

KEPEMIMPINAN EFEKTIF DAN MOTIVASI KERJA DALAM PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT

HUBUNGAN PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT MYRIA KOTA PALEMBANG

dalam bekerja, hal ini juga akan PENDAHULUAN Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. menyebabkan ketidakpuasan pasien dan Djamil Padang adalah rumah sakit Kelas

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam. yang memiliki lebih sedikit jumlah pegawai yang puas.

SKRIPSI HUBUNGAN PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD DR. ADNAAN WD PAYAKUMBUH TAHUN 2016

Santoso, et al, Perbedaan Kepuasan Perawat dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

Prosiding Psikologi ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PERAWAT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ISLAM HARAPAN ANDA TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas pemberian jasa (pelayanan) yang dianggap berharga dan penting.

KUALITAS DOKUMENTASI KEPERAWATAN DAN BEBAN KERJA OBJEKTIF PERAWAT BERDASARKAN TIME AND MOTION STUDY (TMS)

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT

HUBUNGAN PERAN KEPALA RUANG TERHADAP MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RS. A JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. profesional sesuai kebutuhan masyarakat (Wuryanto, 2010). swaktu diperlukan untuk berangkat dan pulang kerja.

KARMILA /IKM

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa ini setiap perusahaan harus lebih mampu berkompetisi dan bersaing

Pengaruh Motivasi Kerja, (Enny Rachmawati, Y. Warella, Zaenal Hidayat)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD HAJI BOEJASIN PELAIHARI

IKLIM ORGANISASI, STRES KERJA, DAN KEPUASAN KERJA PADA PERAWAT

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR SKEMA... x

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU

SKRIPSI HUBUNGAN KOMPONEN KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP BEDAH DAN NON BEDAH RSUP. DR.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB VI HASIL PENELITIAN

PENGARUH MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP RSU. BUNDA THAMRIN MEDAN TAHUN 2012

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD SALEWANGAN MAROS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. bahwa faktor-faktor mempengaruhi Quality of Work Life karyawan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Berdasarkan uji Anti-image Matrices

INTENSITAS KOMUNIKASI, MOTIVASI KERJA, DAN KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN

TESIS Untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Sarjana S 2 MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT. Oleh : Agus Harjono Boediman E4A000002

KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN BEBAN KERJA TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan bagian integral dari keseluruhan sistem

STUDI KOMPARATIF KEPUASAN KERJA PERAWAT PNS DAN NON PNS DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan dengan tenaga sumber daya manusia yang dominan, kepuasan

MOTIVASI KERJA MENINGKATKAN MANAJEMEN WAKTU PERAWAT

PENGARUH STATUS KEPEGAWAIAN TERHADAP KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP. Muhammad Saefulloh STIKes Indramayu

DAFTAR PUSTAKA. Aditama, Tjandra. Y, Manajemen Administrasi Rumah Sakit, edisi kedua. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.

INTENSITAS KOMUNIKASI, MOTIVASI KERJA, DAN KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN

HUBUNGAN TINGKAT STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI WALUYA SAWAHAN MALANG

KARAKTERISTIK PERAWAT DAN PERILAKU KESELAMATAN KERJA PERAWAT DI RSUD DEPOK.

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh : Wawan Kurniawan

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ADMINISTRASI DI UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIO DEMOGRAFI, STATUS KEPESERTAAN DENGAN KEPUASAAN PASIEN DALAM PELAYANAN KIA DI PUSKESMAS III DENPASAR SELATAN

HUBUNGAN BEBAN KERJA, TINGKAT STRES DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG NAKULA RSUD SANJIWANI GIANYAR

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Evaluasi Perilaku Pemberi Pelayanan di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati Bantul

HUBUNGAN FAKTOR ORGANISASI DENGAN KINERJA PERAWAT RUANG RAWAT INAP DI RSUD KABUPATEN SINJAI

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 10, No. 3, Oktober 2014

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DILLA HERFINA*ERWIN**AGRINA***

HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP MELATI RSUD SUBANG. Ibrahim N. Bolla, S.Kp.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RSU BETHESDA GMIM TOMOHON

KARYA TULIS ILMIAH. PERSEPSI PERAWAT TENTANG KEBUTUHAN PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. HARDJONO S, Sp.OG PONOROGO. Oleh: ARGA ABIDIN Y NIM:

PENINGKATAN SIKAP ETIS PERAWAT PELAKSANA TERHADAP KLIEN MELALUI PELAKSANAAN PERAN DECISIONAL KEPALA RUANG

PENGARUH PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RS JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Kesuksesan atau kegagalan dalam pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA

POGRAM PASCA SARJANA ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

*Fakultas Kesehatan Mayarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

PENGEMBANGAN KARIER SEBAGAI FAKTOR PALING MEMENGARUHI KINERJA PERAWAT PELAKSANA

PERSEPSI PERAWAT TENTANG PENDELEGASIAN TUGAS KEPALA RUANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN KERJA PERAWAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Divisi Regional Wilayah Barat Medan. Hasil penelitian menunjukkan

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERSEPSI MUTU PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

UPAYA PENINGKATAN CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RS PERMATA MEDIKA SEMARANG

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013.

Ely Tjahjani STIKES William Booth Surabaya, Jl. Cimanuk No. 20 Surabaya,

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran, demonstrasi dan unjuk rasa masih marak terjadi. Hal tersebut

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN, LAMA MENJABAT, DAN MOTIVASI DIRI DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

Kata Kunci : Komunikasi Terapeutik Perawat, Kepuasan Pasien

HUBUNGAN PENGEMBANGAN KARIER PERAWAT DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD WONOSARI GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM SARI MUTIARA MEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam sebuah

Transkripsi:

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN TIPE KEPRIBADIAN KEPALA RUANGAN YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DENGAN KEPUASAN KERJA (STUDI DI RUMAH SAKIT TNI AU TK II Dr. SALAMUN TAHUN 2006) Irman Somantri*, Dr. Budi Anna Keliat, SKp. M.App.Sc**, Dewi Gayatri, SKp. M.Kes.*** Penelitian ini merupakan penelitian dengan disain deskriptif korelasional yang dilatarbelakangi timbulnya tanda dan gejala ketidakpuasan pada beberapa perawat di rumah sakit sehingga mengakibatkan rendahnya kinerja yang berefek kepada BOR rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji hubungan antara gaya kepemimpinan dan tipe kepribadian kepala ruangan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di Rumah Sakit TNI AU TK II Dr. Salamun Bandung. Populasi dari penelitian ini adalah 79 orang dengan latar belakang pendidikan SPK dan Akper. Sampel yang digunakan dengan menggunakan total sampling dengan jumlah 72 orang perawat. Hasil analisis didapatkan bahwa perawat pelaksana sebagian besar mempersepsikan gaya kepemimpnan kepala ruangan sebagai demokratis dan tipe kepribadian B. Analisis lebih lanjut menunjukkan adanya hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja aspek imbalan (p = 0,009), adanya hubungan antara tipe kepribadian dengan kepuasan kerja aspek pekerjaan (p = 0,025), kepuasan kerja aspek imbalan (p = 0,017) dan kepuasan kerja aspek rekan kerja (p = 0,044). Penelitian ini juga mendapatkan hasil bahwa gaya kepemimpinan merupakan variabel yang paling dominan untuk kepuasan kerja aspek imbalan dan tipe kepribadian sebagai variabel yang paling dominan berhubungan dengan kepuasan kerja aspek rekan kerja. Untuk itu diperlukan suatu metode untuk dapat meningkatkan kepuasan kerja perawat dengan memodifikasi gaya kepemimpinan dan tipe kepribadian kepala ruangan sesuai dengan situasi dan kondisi. Kata Kunci : Gaya Kepemimpinan, Tipe Kepribadian, Kepuasan Kerja Daftar Pustaka 50 (1992 2005) Abstract This study was a descriptive correlational with cross sectional design was based on rised up of dissatisfaction from clinical nurses that caused decreased of bed occupation rate hospital. The aims to examine the relationships between leaderships style, personality type and nurse s job satisfaction at TNI AU TK II Salamun Hospital. The population were 75 clinical nurses whose graduate from SPK and Akper. The sample size were 72 clinical nurses and the number for each ranking were determined by using total sampling technic. The result of the study showed democratic leaderships style and B personality type wast most perceived by clinical nurses. There were the significant relation between leaderships style and job satisfaction in equitable reward aspect (p = 0,009), there were the significant relation between personality type with job satisfaction in mentally challenging work aspect (p = 0,025), equitable reward aspect (p = 0,017) and supportive colleagues aspect (p = 0,044). In this study found that leaderships style was dominant variable for job satisfaction in equitable reward aspect dan personality type was dominant variable for job satisfaction in supportive colleagues aspect. Therefore, the institution need to modified primary nurse s leaderships style and personality type for increases nurse s job satisfaction. Key word : Leaderships style, personality type, job satisfaction Bibliography, 50 (1992 2005) 1

2 A. Latar Belakang Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam manajemen sumber daya manusia, karena secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap produktifitas kerja. Kepuasan kerja bagi perawat sebagai salah satu tim yang memberikan asuhan untuk meningkatkan kesehatan pasien diperlukan untuk meningkatkan kinerjanya. Kepuasan kerja berkenaan dengan kesesuaian antara harapan seseorang dengan imbalan yang disediakan (Robbins, 2003). Robbins (2003) menyatakan bahwa kepuasan kerja berkenaan dengan kesesuaian antara harapan dengan kenyataan yang tersedia. Kepuasan kerja yang rendah akan berdampak negatif terhadap perkembangan mutu asuhan/pelayanan. Menurut As ad (2001) kepuasan kerja dapat berpengaruh terhadap perilaku pegawai antara lain produktifitas, absentisme, kecelakaan kerja dan pengunduran diri. Begitu pula menurut Keith dan Davis (1985, dalam Mangkunegara, 2000) mengemukakan bahwa pada organisasi yang kepuasan pegawainya kurang terdapat angka pengunduran pegawai lebih tinggi. Syafdewiyani (2002) menyatakan bahwa terdapat hubungan bermakna antara kewenangan dan pengembangan diri perawat dengan kepuasan kerja perawat, sedangkan umur, pendidikan dan lama kerja tidak berhubungan dengan kepuasan kerja, dimana variabel kewenangan merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan kepuasan kerja perawat. Begitu pula menuruh Hamzah (2001) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara supervisi, tanggung jawab dan pengembangan diri dengan kepuasan kerja perawat pelaksana, sedangkan menurut Wahab (2001) menyatakan bahwa pada variabel energi dan tindakan yang berhubungan dengan kepuasan kerja.

3 Kepuasan kerja dipengaruhi oleh banyak faktor dan salah satunya adalah gaya kepemimpinan dari seseorang yang secara organisatoris berada pada hierarki yang lebih tinggi dari dirinya, hal ini diasumsikan bahwa bekerja tanpa adanya arahan akan mengakibatkan pekerjaan menjadi tidak sesuai dengan apa yang diinginkan dan akan mengakibatkan menurunnya motivasi untuk bekerja (Yukl, 2001). Peningkatan motivasi ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan pemimpin dalam mempengaruhi kegiatan organisasi (Hersey & Blanchard, 1977, dalam La Monica, 1998). Rumah Sakit TNI AU TK II Dr. Salamun merupakan salah satu rumah sakit militer di Kota Bandung yang memberikan pelayanan kesehatan dan merupakan rumah sakit rujukan bagi prajurit TNI AU di wilayah Jawa Barat. Dalam upaya memberikan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih baik kepada pelanggan, rumah sakit ini telah berusaha untuk meningkatkan mutu pelayanan. Hal tersebut tertuang dalam visi rumah sakit yaitu menjadi rumah sakit rujukan TNI di Jawa Barat. Kapasitas tempat tidur dari rumah sakit ini adalah 175 tempat tidur dengan parameter mutu rumah sakit pada tahun 2005 yaitu : Bed Occupation Rate (BOR) 56%, Pelayanan keperawatan didukung oleh ketenagaan perawat sebanyak 87 orang yang melaksanakan secara langsung asuhan keperawatan dimana 33 orang (38%) nya adalah perawat sukarelawan. Hasil studi pendahuluan dengan kepala bidang keperawatan umum dan kepala rawat mondok teridentifikasi adanya permasalahan keluhan ketidakpuasan dari perawat dengan status sukarelawan (sukwan) dimana diantaranya telah ada yang mencapai lama kerja > 7 tahun, hal paling sering dikeluhkan terutama mengenai upah yang mereka terima.

4 B. Metodelogi Penelitian Penelitian ini menggunakan desain korelasi dengan jenis penelitian Cross Sectional (non eksperimen) (Pratiknya, 2001). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana yang bertugas di ruang perawatan di Rumah Sakit TNI AU TK II Dr. Salamun Bandung dengan menggunakan total sample sejumlah 79 orang sesuai dengan kriteria yang diinginkan. C. Hasil Penelitian dilakukan di Rumah Sakit TNI AU TK. II Dr. Salamun Bandung pada minggu ke 4 Juni 2006 dengan responden seluruh perawat pelaksana sejumlah 72 orang yang memenuhi sarat kelengkapan data. Hasil Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja dapat terlihat pada tabel 1. Tabel 1. memperlihatkan adanya hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja perawat pada aspek pekerjaan (p = 0,057). Dari nilai odd ratio (OR) dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan demokratis berpeluang untuk memberikan kepuasan kerja pada aspek pekerjaan 0,357 (95%CI: 0,108 1,180) kali dibandingkan yang mempunyai gaya kepemimpinan otoriter, gaya kepemimpinan laissez faire berpeluang untuk memberikan kepuasan kerja pada aspek pekerjaan 2,272 (95%CI: 0,208 24,876) kali dibandingkan yang mempunyai gaya kepemimpinan otoriter. Pada Kepuasan kerja aspek imbalan, diperoleh bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja aspek imbalan (p = 0,009). Dari nilai OR dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan otoriter berpeluang untuk

5 memberikan kepuasan kerja pada aspek imbalan 1,398 (95%CI: 0,103 18,980) kali dibandingkan gaya kepemimpinan laissez faire, gaya kepemimpinan demokratis berpeluang untuk memberikan kepuasan kerja aspek imbalan 0,200 (95%CI: 0,022 1,837) kali dibandingkan gaya kepemimpinan laissez faire. Tabel 1 Analisis Hubungan Persepsi Perawat Pelaksana Tentang Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan Dengan Kepuasan Kerja di RS. TNI AU TK II "Dr. Salamun" Bandung Tahun 2006 Tidak p Gaya Puas Total Puas X 2 Value Kepemimpinan n % n % n % Kepuasan Kerja Aspek Pekerjaan Otoriter 11 68,8 5 31,3 16 100 5,716 0,057 1 Demokratis 22 44,0 28 56,0 50 100 Laissez Faire 5 83,3 1 16,7 6 100 Jumlah 38 52,8 34 47,2 72 100 OR 95% CI 0,357 (0,108 1,180) 2,272 (0,208 24,876) Kepuasan Kerja Aspek Imbalan Otoriter 14 87,5 2 12,5 16 100 9,450 0,009 1,398 (0,103 18,980) Demokratis 25 50,0 25 50,0 50 100 Laissez Faire 5 83,3 1 16,7 6 100 Jumlah 44 61,1 28 38,9 72 100 0,200 (0,022 1,837) 1 Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara tipe kepribadian dengan kepuasan kerja dapat terlihat pada tabel 2, 3 dan 4. Tabel 2 memperlihatkan adanya perbedaan proporsi kepuasan kerja aspek pekerjaan antara kepala ruangan dengan tipe kepribadian A dan B (p = 0,025). Adapun besar bedanya dapat dilihat dari nilai OR yang besarnya 3,394 (95%CI: 1,139 10,113), artinya kepala ruangan dengan tipe kepribadian A mempunyai peluang untuk

6 memberikan kepuasan kerja pada aspek pekerjaan 3,394 kali dibandingkan dengan kepala ruangan yang mempunyai tipe kepribadian B. Tabel 2 Analisis Hubungan Persepsi Perawat Pelaksana Tentang Tipe kepribadian Kepala Ruangan Dengan Kepuasan Kerja Aspek Pekerjaan di RS. TNI AU TK II "Dr. Salamun" Bandung Tahun 2006 Tidak P Tipe Puas Total Puas X 2 Value OR 95% CI Kepribadian n % n % n % Tipe A 16 72,7 6 27,3 22 100 5,216 0,025 3,394 (1,139 10,113) Tipe B 22 44,0 28 56,0 50 100 Jumlah 38 52,8 34 47,2 72 100 1 Tabel 3 Analisis Hubungan Persepsi Perawat Pelaksana Tentang Tipe kepribadian Kepala Ruangan Dengan Kepuasan Kerja Aspek Imbalan di RS. TNI AU TK II "Dr. Salamun" Bandung Tahun 2006 Tidak p Tipe Puas Total Puas X 2 Value OR 95% CI Kepribadian n % n % n % Tipe A 18 81,8 4 18,2 22 100 6,131 0,017 4,154 (1,230 14,031) Tipe B 26 52,0 24 48,0 50 100 Jumlah 44 61,1 28 38,9 72 100 1 Hasil analisis untuk kepuasan kerja aspek imbalan terlihat adanya perbedaan proporsi dengan tipe kepribadian (p = 0,017). Adapun besar bedanya dapat dilihat dari nilai OR yang besarnya 4,154 (95%CI: 1,230 14,031), artinya kepala ruangan dengan tipe kepribadian A mempunyai peluang untuk memberikan kepuasan kerja aspek imbalan sebesar 4,154 kali dibandingkan dengan kepala ruangan dengan tipe kepribadian B.

7 Dari tabel 4 didapatkan bahwa tipe kepribadian diduga berkaitan erat dengan kepuasan kerja pada aspek rekan kerja (p = 0,044). Adapun besar bedanya dapat dilihat dari nilai OR yang besarnya 2,855 (95%CI: 1,010 8,074), artinya kepala ruangan dengan tipe kepribadian B mempunyai peluang untuk memberikan kepuasan kerja aspek rekan kerja 2,855 kali dibandingkan dengan kepala ruangan yang mempunyai tipe kepribadian A. Tabel 4 Analisis Hubungan Persepsi Perawat Pelaksana Tentang Tipe kepribadian Kepala Ruangan Dengan Kepuasan Kerja Aspek Rekan Kerja di RS. TNI AU TK II "Dr. Salamun" Bandung Tahun 2006 Tidak p Tipe Puas Total Puas X 2 Value Kepribadian n % n % n % Tipe A 8 36,4 14 63,6 22 100 4,065 0,044 1 Tipe B 31 62,0 19 38,0 50 100 Jumlah 39 54,2 33 45,8 72 100 OR 95% CI 2,855 (1,010 8,074) D. Pembahasan Gaya kepemimpinan kepala ruangan banyak dipersepsikan oleh perawat pelaksana sebagai gaya kepemimpinan demokratis. Gaya kepemimpinan yang muncul ternyata lebih banyak dipersepsikan sebagai gaya kepemimpinan demokratis dapat diakibatkan karena sebagian besar kepala ruangan di rumah sakit ini adalah perawat non-militer ditambah dengan iklim kerja yang muncul di rumah sakit ini tidak terpaku kepada pola militer. Analisis antara gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja aspek imbalan didapatkan hubungan yang signifikan, dimana dari hasil penelitian didapatkan bahwa semakin tinggi tingkat keterlibatan pimpinan dalam mengatur bawahan maka kepuasan kerja yang

8 muncul semakin tinggi pula. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa kepala ruangan dengan gaya kepemimpinan otoriter dianggap mampu memberikan kepuasan kerja aspek imbalan sebesar 1,398 kali dibandingkan kepala ruangan yang mempunyai gaya kepemimpinan laissez faire. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Sinaga (2001) yang menyatakan terdapat tujuh dimensi yang secara signifikan dengan kepuasan kerja perawat primer diantaranya adalah atribusi hasil, umpan balik pekerjaan dan umpan balik institusi. Begitu pula seperti yang dikemukakan oleh Robbins (2003) dimana ketika karyawan merasa nyaman dalam pekerjaannya dengan adanya jaminan sosial dan promosi bagi dirinya maka akan muncul kepuasan kerja. Tetapi hasil ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Ernawaty (2005) yang menyatakan bahwa aspek penghasilan tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan kepuasan kerja. Pada aspek tipe kepribadian kepala ruangan, perawat pelaksana paling banyak mempersepsikan bahwa kepala ruangan tempat dia bekerja mempunyai sifat tenang, bekerja tidak menyukai dalam tekanan dan cenderung kurang memperhatikan waktu dimana perilaku ini merupakan ciri dari tipe kepribadian B. Hasil penelitian didapatkan bahwa tipe kepribadian tidak terlihat adanya hubungan terhadap kepuasan kerja secara umum dimana kepala ruangan yang mempunyai tipe kepribadian A memberikan kepuasan kerja sebesar 1,3 kali dibandingkan kepala ruangan dengan tipe kepribadian B. Hal ini tidak sesuai seperti yang dikemukakan oleh Yukl (2001) dimana kepribadian atasan akan mempengaruhi perilaku kerja dari bawahannya.

9 Ketika kepribadian yang muncul sesuai dengan harapan dari bawahan maka akan muncul perilaku kerja yang positif dan pada akhirnya menimbulkan kepuasan kerja. Hubungan antara tipe kepribadian dan kepuasan kerja aspek pekerjaan didapatkan hubungan yang signifikan, dimana antara kepribadian kepala ruangan dengan tipe kepribadian A dan B akan memberikan tingkat kepuasan kerja yang berbeda bagi para responden. Tipe kepribadian A memberikan kepuasan kerja sebesar 3,394 kali (95%CI: 1,139 10,113) dibandingkan dengan tipe kepribadian B, hal ini dapat terjadi karena orang dengan kepribadian A cenderung untuk mau bekerja secara cepat (Robbins, 2003) sehingga bagi para responden sebagai bawahannya akan merasakan kuantitas kerja yang didapatkan akan menjadi lebih banyak dibandingkan dengan tipe kepribadian B. Hubungan antara tipe kepribadian dengan kepuasan kerja aspek imbalan didapatkan hubungan yang signifikan, dimana pada aspek imbalan ini kepribadian kepala ruangan dengan tipe A dapat memberikan kepuasan kerja aspek imbalan sebesar 4,154 kali (95% CI: 1,230 14,031) dibandingkan dengan tipe kepribadian B. Davis dan Newstrom (2000) menyatakan bahwa prestasi kerja akan menyumbang timbulnya kepuasan kerja dimana prestasi yang lebih baik akan menimbulkan imbalan ekonomi, sosiologi dan psikologis yang lebih tinggi. Ketika dalam suatu kondisi perawat A dan B melakukan suatu tindakan yang sama dimana perawat A memberikan hasil yang baik, maka kepuasan kerja akan muncul jika imbalan yang diberikan oleh kepala ruangan sesuai dengan unjuk kerjanya. Hal ini dapat terlihat pada kepala ruangan dengan tipe kepribadian A yang sangat terobsesi dengan jumlah dan mengukur kesuksesan dari segi berapa banyak yang mereka peroleh (Robbins, 2003).

10 Hubungan antara tipe kepribadian dengan kepuasan kerja aspek rekan kerja didapatkan hubungan yang signifikan, dimana kepala ruangan dengan tipe kepribadian B dapat memberikan kepuasan kerja 2,855 kali (95%CI: 1,010 8,074) kali dibandingkan dengan tipe kepribadian A, hal ini sesuai dengan pernyataan Robbins (2003) yang menyatakan bahwa tipe kepribadian A mempunyai ciri-ciri selalu merasa tidak sabaran terhadap suatu peristiwa, selain itu tipe kepribadian A selalu berusaha untuk menunjukkan persaingan dalam pekerjaan sehingga secara tidak langsung akan membuat ketidaknyamanan bagi pekerja lainnya, selain itu kepuasan kerja akan muncul ketika pimpinan mempunyai kepribadian yang bersahabat, penuh perhatian dan sportif (Wexley & Yukl, 1992) E. Simpulan 1. Kepuasan kerja sebagai sasaran penting dalam manajemen sumber daya manusia dimana dalam penelitian ini didapatkan kepuasan kerja total perawat pelaksana dipersepsikan sama antara puas dan tidak puas. 2. Gaya kepemimpinan di RS. TNI AU TK. II "Dr. Salamun" Bandung banyak dipersepsikan oleh responden sebagai gaya kepemimpinan demokratis dan Tipe kepribadian B paling banyak dipersepsikan oleh perawat ruangan kepada kepala ruangan. 3. Diperoleh hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja aspek imbalan sedangkan variabel tipe kepribadian berhubungan dengan kepuasan kerja aspek pekerjaan, kepuasan kerja aspek imbalan dan kepuasan kerja aspek rekan kerja.

11 4. Variabel yang paling dominan berhubungan dengan kepuasan kerja yaitu gaya kepemimpinan untuk aspek imbalan dan tipe kepribadian untuk kepuasan kerja aspek rekan kerja. F. Saran 1. Bagi Institusi Pelayanan a. Direktur dan Kepala Bidang Keperawatan 1) Meningkatkan pendidikan perawat pelaksana dengan mengirim perawat yang masih berpendidikan SPK minimal menjadi setingkat D3 Keperawatan. 2) Pendidikan dan pelatihan secara berkala tentang kepemimpinan dan manajemen keperawatan. b. Kepala Ruangan 1) Gaya kepemimpinan sangat dipengaruhi beberapa hal, tetapi yang sangat utama pengadopsian gaya kepemimpinan yang paling baik adalah sesuai dengan situasi dan kondisi. c. Perawat Pelaksana Kepuasan kerja dipengaruhi faktor internal perawat pelaksana, dimana didapatkan bahwa pendidikan dapat menentukan kepuasan kerja. Meskipun proporsi kepuasan kerja perawat pelaksana dengan tingkat pendidikan Akper lebih sedikit tetapi dengan ketidakpuasan ini akan pula dapat meningkatkan motivasi untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik, sehingga perlu untuk meningkatkan pendidikannya terutama yang masih berpendidikan SPK.

12 2. Bagi Penelitian Selanjutnya a. Penelitian ini dapat dilaksanakan pada rumah sakit dengan kondisi yang berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan, dan dengan jumlah responden (perawat pelaksana) yang lebih besar sehingga dapat lebih memungkinkan terjadinya variabilitas yang tinggi dalam penelitian terutama untuk variasi gaya kepemimpinan. b. Analisis komparatif hubungan gaya kepemimpinan dan tipe kepribadian kepala ruangan dengan kepuasan kerja diantara beberapa rumah sakit dengan karakteristik kepemilikan yang berbeda (negeri dan swasta/tni). c. Hasil dari penelitian ini dapat dipertimbangkan untuk penelitian lanjutan tentang hubungan gaya kepemimpinan dengan kinerja kepala ruangan dan perawat pelaksana. G. Daftar Bacaan 1. As ad, M. (2001). Psikologi industri. Edisi ke-empat. Yogyakarta: Liberty. 2. Davis, K. & Newstrom, J.W., (2000). Perilaku dalam organisasi. Jakarta: Erlangga. 3. Ernawaty. J. (2005). Hubungan stress kerja dan koping terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana IGD di tiga rumah sakit Pemda DKI Jakarta. Tesis. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (tidak dipublikasikan). 4. Hamzah, H. (2001). Hubungan supervisi, tanggung jawab dan pengembangan diri dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSU Labuan Baji Makasar tahun 2001. Tesis. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (tidak dipublikasikan). 5. La Monica, E.L. (1998). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan: Pendekatan berdasarkan pengalaman. Jakarta: EGC. 6. Mangkunegara, A.P. (2004). Manajemen sumber daya manusia perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

13 7. Rakhmat, J., (1999). Psikologi komunikasi (Edisi Revisi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya 8. Robbins, S.P. (2003). Perilaku organisasi (Jilid 1).Jakarta: Indeks kelompok Gramedia. 9. Sinaga, C.T. (2001). Hubungan karakteristik pekerjaan dengan kepuasan kerja perawat primer di unit rawat interna bedah PK. Sint Carolus Jakarta. Tesis. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (tidak dipublikasikan). 10. Syafdewiyani. (2002). Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit M.H. Thamrin Jakarta. Tesis. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (tidak dipublikasikan). 11. Wahab, H. (2001). Hubungan antara kepemimpinan efektif kepala ruangan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap Labuan Baji Makasar tahun 2001. Tesis. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (tidak dipublikasikan). 12. Wexley, K.N. & Yukl, G.A., (1992). Perilaku organisasi dan psikologi personalia (cetakan kedua). Jakarta: PT. Rineka Cipta. 13. Yukl, G. (2001). Leadership in organization. Upper Saddle River New Jersey: Prentice-Hall Inc. * Irman Somantri, SKp. MKep. : Staf Pengajar STIKES A. Yani Cimahi Program S1 Keperawatan ** Dr. Budi Anna Keliat, SKp. MApp.Sc : Staf Pengajar Kel. Keilmuan Kep. Jiwa FIK-UI *** Dewi Gayatri, SKp. MKes : Staf Pengajar Kel. Keilmuan DKKD FIK-UI

UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN TIPE KEPRIBADIAN KEPALA RUANGAN DENGAN KEPUASAN KERJA (STUDI DI RUMAH SAKIT TNI AU TK II Dr. SALAMUN TAHUN 2006) Manuscript Oleh Irman Somantri Dr. Budi Anna Keliat, SKp. MApp.Sc. Dewi Gayatri, SKp. MKes. PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA JAKARTA, 2006

Manuscript Tesis ini telah disetujui oleh Pembimbing Tesis Program Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan Unversitas Indonesia Jakarta, Juli 2006 Pembimbing I Dr. Budi Anna Keliat, SKp. MApp.Sc. Pembimbing II Dewi Gayatri, SKp., MKes.