PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA PASIEN STROKE DI POLIKLINIK NEUROLOGI BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE OKTOBER - DESEMBER 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pecahnya atau tersumbatnya pembuluh darah otak oleh gumpalan darah. 1

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian observasional belah lintang (cross sectional)

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 65 orang responden pasca stroke iskemik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. darah menuju otak, baik total maupun parsial (sebagian) (Čengić et al., 2011).

PROFIL GULA DARAH SEWAKTU (GDS) DAN GULA DARAH PUASA (GDP) PASIEN STROKE DENGAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 YANG DI RAWAT INAP DI BAGIAN NEUROLOGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke, yang juga dikenal dengan istilah cerebrovascular

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Stroke adalah gangguan fungsi saraf yang timbul secara cepat, karena

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN PENDERITA RAWAT INAP STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

Bagian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

GAMBARAN SKOR MMSE, CDT, TMT A DAN TMT B PADA LANSIA DI PANTI WERDHA AGAPE TONDANO

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA

BAB 3 METODE PENELITIAN. Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian N R2 K2. N : Penderita pasca stroke iskemik dengan hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di

LEMBAR PERSETUJUAN HUBUNGAN FREKUENSI STROKE DENGAN GANGGUAN KOGNITIF PASIEN STROKE NON-HEMORAGIK DI RSUD PROF. DR. H. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

Gambaran Gangguan Fungsi Kognitif Pada Pasien Pascastroke Di RSUP H. Adam Malik Medan Pada Tahun Oleh: Tammy Clarissa

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Analisis Faktor Risiko Kejadian Stroke di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang

Gambaran Penderita Stroke di Rumah Sakit Ade Moehammad Djoen Sintang Kalimantan Barat Periode Januari-Desember 2012

BAB. 3. METODE PENELITIAN. : Cross sectional (belah lintang)

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien, keluarga, maupun tenaga kesehatan yang merawat, karena tidak menonjol

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai

BAB I PENDAHULUAN. darah diatas normal yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas. 1 Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. makin meningkat. Peningkatan jumlah lansia yang meningkat ini akan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. insulin, atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya dikaitkan dengan adanya gejala

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ke otak disebut sebagai arteri. Otak membutuhkan. suplai darah yang konstan, dimana pembuluh darah

GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI TIGA YAYASAN MANULA DI KECAMATAN KAWANGKOAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dengan hiperglikemia kronis akibat gangguan metabolisme karbohidrat, lemak

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. otak yang terganggu ( World Health Organization, 2005). Penyakit stroke

Hubungan Usia Penyandang Diabetes Melitus Tipe 2 dan Disfungsi Ereksi

HUBUNGAN JENIS KELAMIN DENGAN GANGGUAN KOGNITIF PASCA STROKE ISKEMIK SERANGAN PERTAMA DENGAN LESI HEMISFER KIRI SKRIPSI

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK YANG DIRAWAT INAP NEUROLOGI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JULI JUNI 2013

GAMBARAN DISFUNGSI EREKSI DAN HUBUNGAN DIABETES MELITUS DAN HIPERTENSI TERHADAP KEJADIAN DISFUNGSI EREKSI PADA

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut WHO MONICA project, stroke didefinisikan sebagai gangguan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Stroke adalah salah satu penyakit epidemik global. yang mengancam kehidupan, kesehatan, dan kualitas hidup

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT SEREBROVASKULAR TERHADAP KEJADIAN STROKE ISKEMIK ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Prevelensi Diabetes Melitus (DM) setiap tahunnya semakin. meningkat, berdasarkan data dari World Health Organization / WHO

BAB IV METODE PENELITIAN

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009

PREVALENSI NEFROPATI PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II YANG DIRAWAT INAP DAN RAWAT JALAN DI SUB BAGIAN ENDOKRINOLOGI PENYAKIT DALAM, RSUP H

Objective: To find out the correlation between stroke subtype, vascular territory with pneumonia and mortality in acute stroke.

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

ANGKA KEJADIAN SINDROMA KORONER AKUT DAN HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DI RSUP H. ADAM MALIK, MEDAN PADA TAHUN 2011 KARYA TULIS ILMIAH

KATA PENGANTAR. Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmat-nya penulis dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. mobilitas, perawatan diri sendiri, interaksi sosial atau aktivitas sehari-hari. (1)

HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT JALAN POLIKLINIK PENYAKIT SYARAF RSUD

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT BUDI AGUNG JUWANA PERIODE JANUARI DESEMBER 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis. yang muncul ketika tubuh tidak mampu memproduksi cukup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu sindroma neurologis yang. terjadi akibat penyakit kardiovaskular.

BAB I PENDAHULUAN. Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling

Blood Pressure in Acute Stroke Patient of Rumah Sakit Umum Haji Medan, 2015

ABSTRAK. GAMBARAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2010

BAB IV MEDOTE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

KECENDERUNGAN PENDERITA RETINOPATI DIABETIK

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

BAB 5 PEMBAHASAN. dan genotip APOE yang merupakan variabel utama penelitian.

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2009

BAB I. Pendahuluan. A. Latar belakang

GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Stroke merupakan suatu gangguan fungsional otak yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi obesitas telah meningkat secara dramatis di Amerika Serikat,


UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian nomor 2 di dunia. pada populasi dewasa dan penyebab utama kecacatan (Ikram

BAB 1 PENDAHULUAN. American Heart Association, 2014; Stroke forum, 2015). Secara global, 15 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK MIGRAIN DI RUMAH SAKIT UMUM PENDIDIKAN (RSUP) DR. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2010 JUNI 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara

HUBUNGAN ANTARA GLAUKOMA DENGAN DIABETES MELITUS DAN HIPERTENSI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Transkripsi:

Jurnal e-clinic (ecl), Volume 2, Nomor 2, Juli 2 PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA PASIEN STROKE DI POLIKLINIK NEUROLOGI BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE OKTOBER - DESEMBER 2 Trinita C 2 Mahama CN 2 Tumewah R Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Bagian Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Email: caesaria_nita92@yahoo.com 2 Abstract: Stroke is a neurology deficit disease that tends to be sudden or unexpected, can cause death and is the most often cause for disablement. The increase occurrence of the cognitive impairment occur after suffering from stroke. Objective: To find out the number of case of cognitive impairment on stroke patients in Neurology Polyclinic BLU RSUP Prof. DR. R. D Kandou Manado. Method: This study employed descriptive research design with cross sectional approach. Sample in this study were the stroke sufferers treated in Neurology Polyclinic BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado by means of consecutive technique during the period of October December 2. Sample up to the criteria were respondents. Result: It was found that the impairment of cognitive function occurs mostly on age 75 by using MMSE parameter (%), on age 55-6 by using CDT (6.%), TMT A (57.%), TMT B (5.%). For the impairment of cognitive function based on educational level, case mostly found in senior high school level of education (%) by using MMSE, CDT (.%), TMT A (5.7%), while the most impairment of cognitive function with TMT B parameter found mostly in junior high school level of education (5.%). The impairment of cognitive function based on hypertension record with MMSE parameter is (.%), CDT (.6%), TMT A (.%), TMT B (5.6%). The impairment of cognitive function based on diabetes mellitus record with MMSE parameter is (%), CDT (25.%), TMT A (25.%), TMT B (2.5%). Conclusion: The impairment of cognitive function by using MMSE was found up to (2.%), CDT (6.59%), TMT A (.7%), TMT B (2.2%). Key words: impairment of cognitive function, stroke, MMSE, CDT, TMT A/B. Abstrak: Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologi yang bersifat mendadak dan dapat menyebabkan kematian serta merupakan penyebab tersering kecacatan. Peningkatan kejadian penurunan fungsi kognitif terjadi setelah mengalami stroke. Tujuan Penelitian: Mengetahui angka kejadian penurunan fungsi kognitif pada pasien stroke di Poliklinik Neurologi BLU RSUP Prof. DR. R. D Kandou Manado. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah penderita stroke yang berobat di Poliklinik Neurologi BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou manado dengan menggunakan teknik konsekutif selama periode Oktober-Desember 2. Sampel yang memenuhi kriteria adalah sebanyak responden. Hasil: Didapatkan penurunan fungsi kognitif terbanyak pada usia 75 tahun dengan menggunkan parameter MMSE (%), pada usia 55-6 tahun dengan menggunakan CDT (6,%), TMT A (57.%), TMT B (5,%). Untuk penurunan fungsi kognitif berdasarkan tingkat pendidikan terbanyak ditemukan pada tingkat pendidikan SMA (.%) dengan menggunakan MMSE, CDT (,%), TMT A (5.7%), sedangkan penurunan fungsi kognitif terbanyak dengan parameter TMT B ditemukan pada tingkat pendidikan SMP (5.%). Penurunan fungsi kognitif berdasarkan riwayat hipertensi dengan parameter MMSE adalah sebanyak (,%), CDT (,6%), TMT A (,%),

Jurnal e-clinic (ecl), Volume 2, Nomor 2, Juli 2 TMT B (5,6%). Penurunan fungsi kognitif berdasrkan riwayat diabetes melitus dengan parameter MMSE adalah sebanyak (%), CDT (25,%) TMT A (25,%), TMT B (2,5%). Simpulan: Penurunan fungsi kognitif dengan menggunakan MMSE ditemukan sebanyak (2,%), CDT (6,59%), TMT A (,7%), TMT B (2,2%). Kata kunci: Penurunan fungsi kognitif, stroke, MMSE, CDT, TMT A/B. Stroke merupakan suatu penyakit defisit neurologis yang bersifat mendadak. Penyebabnya adalah gangguan pada aliran pembuluh darah di otak. Beberapa hal yang dapat menyebabkan terganggunya aliran darah di otak antara lain adalah terbentuknya sumbatan pada pembuluh darah (stroke iskemik) maupun pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik), keduanya dapat menyebabkan aliran suplai darah ke otak terhenti dan muncul gejala,2 kematian otak. Stroke merupakan sindrom neurologi yang menjadi ancaman terbesar menimbulkan kecacatan dalam kehidupan manusia. Di Amerika Serikat, stroke menempati urutan ketiga penyebab kematian setelah penyakit jantung dan kanker. Diperkirakan ada 7. kasus stroke di Amerika Serikat setiap tahunnya, dan 2. diantaranya dengan serangan berulang. Menurut WHO ada 5 juta populasi terserang stroke setiap tahun - antara 55 dan 85 tahun. Di Negara berkembang stroke juga menduduki urutan ketiga sebagai penyebab utama kematian setelah penyakit jantung koroner dan kanker. Data di negara berkembang seperti Indonesia menunjukkan insidensi 2 per. penduduk (survey di Bogor oleh Misbach). Data Riskesdas Depkes RI, 27 menyatakan penyebab kematian utama untuk semua umur adalah stroke (5,%), TB (7,5%), hipertensi (6,8%). Stroke juga selalu menduduki urutan pertama dari seluruh jumlah pasien yang dirawat di Bangsal Saraf RSUP Dr. Kariadi Semarang. Stroke baik iskemik maupun perdarahan dapat mengakibatkan kerusakan bahkan sampai kematian sel otak. Akibat dari keadaan tersebut dapat timbul suatu kelainan klinis sebagai akibat dari kerusakan sel otak pada bagian tertentu tetapi juga dapat berakibat terganggunya proses aktifitas mental atau fungsi kortikal luhur termasuk fungsi kognitif. Fungsi kognitif yang terganggu akibat penyakit vaskuler dipengaruhi oleh faktor resiko vaskuler (Rockwood). Penelitian Desmond et al dikatakan bahwa faktor resiko spesifik penyakit serebrovaskuler berhubungan dengan disfungsi kognitif. Dari beberapa penelitian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa stroke menimbulkan gangguan fungsi kognitif dari yang sangat ringan sampai dengan yang berat. 5 Untuk melihat adanya gangguan fungsi kognitif dapat diperiksa dengan tes mini mental (TMM) atau MMSE (mini mental state examination) di mana dapat ditemukan skor yang menurun pada satu dominan atau lebih. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Penurunan Fungsi Kognitif pada Pasien Stroke di Poliklinik Neurologi BLU RSUP Prof. DR. R. D. Kandou Manado Periode Oktober Desember 2 METODE PENELITIAN Desain yang digunakan dalam penelitian ini yakni deskriptif dengan pendekatan potong lintang (cross sectional).penelitian ini dilakukan pada periode Oktober 2 sampai Desember 2 bertempat di Poliklinik Neurologi BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.Populasi pada penilitian ini yaitu, seluruh pasien yang berobat di Poliklinik Neurologi BLU RSUP Prof. R. D. Kandou Manado periode Oktober-Desember 2. Sampel pada penelitian ini adalah penderita stroke yang berobat di Poliklinik Neurologi BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou manado dengan menggunakan teknik konsekutif selama periode Oktober-Desember 2. Peneltian ini dilakukan dengan menggunakan data primer berdasarkan pemeriksaan langsung kepada responden serta

data sekunder untuk melihat rekam medik responden. Kemudian data yang diperoleh akan diolah menggungakan program SPSS 2 dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan narasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian ini didapatkan responden yang memenuhi kriteria sebanyak responden. Penurunan fungsi kognitif ditentukan dengan menggunakan empat pemeriksaan, yakni MMSE (Mini Mental State Examination), CDT (Clock Drawing Test), TMT (Trail Making Test) A/B. Tabel merupakan distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur, dan tingkat pendidikan. Berdasarkan jenis kelamin, responden terbanyak berjenis kelamin laki-laki sebanyak 25 responden (6,%). Hasil penelitian berdasarkan kelompok umur dengan jumlah terbanyak ditemukan pada kelompok umur 55-6 tahun sebanyak 2 responden (8,8%). Karakteristik usia pada penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dinyatakan Ballard, et al bahwa usia lanjut sebagai faktor resiko, bertambahnya usia meningkatkan insidensi kejadian stroke. Faktor usia menjadikan risiko stroke meningkat 2 kali lipat setelah 6 usia 55 tahun. Berdasarkan Tabel dibawah, ditemukan responden terbanyak pada tingkat pendidikan SMA yakni sebanyak 7 responden (,5%), kemudian diikuti tingkat pendidikan S sebanyak 9 responden (22,%), dan yang paling rendah ditemukan pada tingkat pendidikan SD dan S2 sebanyak responden (2,%). Karakteristik responden Tabel. Distribusi responden berdasarkan karakteristik Karaktersitik n (%) Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Total Kelompok Umur (tahun) 5-5-5 55-6 65-6 75 Total Tingkat Pendidikan SD SMP SMA D S S2 Total 25 6 6 2 7 7 7 6 9 6, 9,, 9,8,6 8,8 7, 9,8, 2, 7,,5,6 22, 2,, Karakteristik kategori variabel Tabel 2. Gambaran penurunan fungsi kognitif pada pasien stroke berdasarkan kelompok umur Kelompok Umur MMSE CDT TMT A TMT B n (%) n (%) n (%) n (%) 5-2 25-5- 5-5 55-6 65-6 75, 9 6, 2, 2, 8 2,, 7,, 57,, 2, 2 5, 6,7, Data pada tabel diatas menunjukkan, responden yang mengalami penurunan fungsi terbanyak dengan menggunakan MMSE terdapat pada kelompok umur 75 tahun ( responden). Penelitian sesuai dengan penelitian Cristy, dkk (22) yang

menyatakan bahwa usia lebih dari 7 tahun lebih beresiko mendapatkan gangguan fungsi kognitif. 7 Kecepatan memproses informasi, mengingat dan memecahkan masalah, mengalami penurunan pada masa dewasa akhir. Pada penelitian sebelumnya membuktikan bahwa, penderita stroke pada masa dewasa lanjut kurang mampu mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpan dalam ingatannya, sehingga dapat disimpulkan bahwa usia lanjut sangat berpengaruh pada penurunan fungsi kognitif pada pasien stroke. 8 Pemeriksaan menggunakan CDT, TMT A/B menunjukkan penurunan fungsi terbanyak ditemukan pada kelompok umur 55-6 masing-masing sebanyak 9 responden (6,%), 8 responden (57,%), dan responden (5,%). Terdapat perbedaan hasil pemeriksaan fungsi kognitif antara parameter MMSE, CDT dan TMT A/B, hal ini dikarenakan masing-masing parameter memiliki perbedaan pada domain fungsi kognitif. Pengukuran fungsi kognitif dengan parameter MMSE mencakup domain yang lebih lengkap, yakni atensi, bahasa, memori, dan visospasial, sedangkan pada parameter CDT hanya mencakup domain fungsi eksekutif saja. Untuk memeriksa fungsi kognitif CDT tidak dapat dipisahkan dari MMSE, karena CDT melengkapi domain yang tidak terdapat pada MMSE. Parameter TMT A/B adalah alat ukur yang lebih sensitif terhadap kerusakan otak. Parameter ini mencakup domain fungsi eksekutif serta fungsi kognitif lainnya yakni 9, kecepatan psikomotor, dan visual. Hasil penelitian dengan menggunakan parameter MMSE, CDT, dan TMT A, penurunan fungsi kognitif terbanyak ditemukan pada tingkat pendidikan SMA yakni responden (MMSE), 6 reponden (CDT), 5 reponden (TMT A), sedangkan penurunan fungsi kognitif menggunakan parameter TMT B ditemukan terbanyak pada tingkat pendidikan SMP sebanyak responden. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Agustina (2) yang mendapatkan sebagian besar subyek dengan lama pendidikan 2 tahun mengalami gangguan kognitif sebanyak 75%. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Tham dkk (2) yang menemukan subjek rerata lama pendidikan yang lebih singkat lebih banyak mengalami penurunan fungsi kognitif pada satu tahun pasca stroke. 7 Pada penelitian lainnya Lindsay, et al menyatakan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi fungsi kognitif, dimana faktor risiko terjadinya gangguan fungsi kognitif bersamaan dengan serangan stroke pada tingkat pendidikan < 6 tahun meningkat dibandingkan dengan tingkat pendidikan > tahun. 6 Tabel. Gambaran penurunan fungsi kognitif pada pasien stroke berdasarkan tingkat pendidikan Tingkat Pendidikan SD SMP SMA D S S2 MMSE CDT TMT A TMT B n (%) n (%) n (%) n (%) 6,7 7, 6,7 2, 2, 5,, 6, 5 5,7 6,7 2, 2,,, 2, 2, 6,7,,,,, Tabel. Gambaran penurunan fungsi kognitif pada pasien stroke berdasarkan hipertensi Riwayat Penyakit MMSE CDT TMT A TMT B Dahulu n (%) n (%) n (%) n (%) Hipertensi,,6, 5 5,6

Tabel 5. Gambaran penurunan fungsi kognitif pada pasien stroke berdasarkan diabetes melitus Riwayat Penyakit MMSE CDT TMT A TMT B Dahulu n (%) n (%) n (%) n (%) Diabetes Melitus, 2 25, 2 25, 2,5 Jumlah pasien stroke dengan penurunan fungsi kognitif menggunakan parameter MMSE adalah responden (,%), parameter CDT menunjukkan sebanyak responden (,6%) pasien stroke dengan penurunan fungsi kognitif, parameter TMT A dan TMT B masing-masing menunjukkan sebanyak responden (,%) dan 5 responden (5,6%) yang mengalami penurunan fungsi kognitif. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tamin (2), dimana ditemukan sebanyak 69,2% responden dengan penurunan fungsi kognitif menggunakan parameter MMSE, dan sebanyak 6,2% menggunakan parameter CDT. Pada penelitian ini tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara responden yang mengalami penurunan fungsi kognitif dengan responden yang tidak mengalami penurunan fungsi kognitif. Hal ini sesuai dengan penelitian Tamin (2), tidak didapatkan hubungan bermak-na antara kejadian hipertensi pada penderita pasca stroke dengan gangguan kognitif (p >,5), yang mungkin terjadi oleh karena responden penelitian rutin mendapatkan pengobatan anti hipertensi. Alasan lainnya adalah tekanan darah bisa bersifat fluktuatif dalam seharinya, dan penderita yang menjadi sampel dalam penelitian ini hanya kali saja diukur tekanan darahnya. Penelitian sebelumnya menyebutkan hipertensi yang berpengaruh menurunkan status fungsi kognitif adalah penderita dengan riwayat hipertensi >2 tahun. Berdasarkan hasil pengukuran fungsi kognitif diatas, responden dengan penurunan fungsi kognitif lebih sedikit jika dibandingkan dengan responden dengan fungsi kognitif yang dalam keadaan normal. Hal ini sesuai dengan penelitian Cristy, dkk (22) yang menemukan riwayat DM tidak berbeda bermakna pada subjek pada subjek 7 gangguan kognitif maupun tidak. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian diatas secara garis besar dapat disimpulkan, penurunan fungsi kognitif dengan menggunakan MMSE ditemukan sebanyak (2,%), CDT (6,59%), TMT A (,7%), TMT B (2,2%) dengan total jumlah responden keseluruhan adalah responden. Perlu dilakukan skrining rutin pemeriksaan fungsi kognitif untuk pasien pasca stroke untuk diagnosis dini dan membantu pasien dalam mengatasi tanda-tanda dan gejala dari penurunan fungsi kognitif. Lembaga pelayanan kesehatan disarankan lebih memperhatikan penyediaan layanan pemeriksaan fungsi kognitif bagi pasien stroke. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian menggunakan metode analitik dengan jumlah sampel yang lebih banyak lagi, sehingga hasil yang didapatkan nantinya akan lebih akurat. DAFTAR PUSTAKA. Soertidewi L, Misbach J. Epidemiologi stroke. Dalam: Soertidewi L, Jannis J, editor. Stroke: aspek diagnosis, patofisiologi, manajemen. Badan Penerbit FKUI; 2. h. -5. 2. Dwiana KP. Gambaran faktor risiko penderita stroke di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung periode Januari- Desember 2 [Skripsi]. [Bandung]: Universitas Kristen Maranatha; 22.. Manurung ESA. Hubungan outcome fungsional dengan territori vaskular pada pasien stroke iskemik. [tesis]. [Medan]: Universitas Sumatera Utara; 2.. Yudawijaya A, Kustiowati E, Pemayun TGD. Homosistein plasma dan perubahan

skor fungsi kognitif pada pasien pasca stroke iskemik. 2; 5: 8-5. 5. Zhu L, Fratigloni L, Guo Z, Tores HA, Winbald B, Viitanen M. Association of stroke wirh dementia, cognitive impairment, and functional disability in the very old: A population based study. Stroke. 998; 27: 29-98. 6. Agustina L. Hubungan antara kadar low density lipoprotein-cholesterol dengan kejadian gangguan kognitif pada penderita pasca stroke iskemik [Tesis]. [Semarang]: Universitas Diponegoro; 2. 7. Cristy I, Andhitara Y, Simanjuntak WM, Jenie MN, Pudjonarko D, Susilowati R. Genotip apolipoprotein e dan fungsi kognitif pascastroke. Medika. 22; 8; 96-5. 8. Suryantika F. Gambaran fungsi kognitif pada pasien stroke post opname di poliklinik. Jakarta. [cited 2 Oct ] http://www.academia.edu/928/gamb ARAN_FUNGSI_KOGNITIF_PADA_PA SIEN_STROKE_POST_OPNAME_DI_PO LIKLINIK 9. Hamidah. Perbedaan kognitif penderita diffuse injury grade 2 dengan pemberian latihan fisik awal dan latihan fisik standar. [skripsi]. [Semarang]: Universitas Diponegoro; 2.. Ashendorf L, Jefferson AL, O Connor MK, Chaisson C, Green RC, Stern RA. Trail making test errors in normal aging, mild cognitive impairment, and dementia. Archives of Clinical Neuropsychology. 28;2:29-7.. Tamin A. Hubungan antara gangguan kognitif dengan retinopati hipertensi pada penderita pasca stroke iskemik. [tesis]. [Semarang]: Universitas Diponegoro; 2