2015 GAMBARAN DUKUNGAN SUAMI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI POSYANDU PADASUKA RW 06 DAN RW 12 KELURAHAN PADASUKA KOTA BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ASI merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena mengandung

BAB I PENDAHULUAN Millennium Develepment Goals (MDG s) Indonesia menargetkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah angka kematian bayi (AKB) di Indonesia sebanyak 25 kematian

BAB l PENDAHULUAN. pada angka 26 kematian per kelahiran hidup (WHO, 2014). Beberapa

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang sehat dan berkualitas. Upaya dari United Nation untuk

BAB I PENDAHULUAN. Program Millenium Development Goals (MDG s) yang terdiri dari delapan

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama pada bagian perawatan anak (WHO, 2008). kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20%

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut yaitu dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sampai bayi

BAB I PENDAHULUAN. Kementerian Kesehatan RI, World Health Organization (WHO) dan

BAB I PENDAHULUAN. ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberian ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif sampai usia 6 bulan pertama

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat. Data. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

serta suami sangat dibutuhkan. Karena pikiran pikiran negatif atau rasa kurang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang setinggi-tingginya (Depkes, 2006). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), BKKBN, dan Depkes dalam

BAB I PENDAHULUAN. (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Angka Kematian Bayi tidak berdiri sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mengurangi mortalitas dan morbiditas anak, Word

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan zat gizi bagi bayi usia sampai 2 tahun merupakan hal yang

Kata Kunci: Sikap Ibu, Dukungan Suami, Pemberian ASI Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Program peningkatan penggunaan ASI menjadi prioritas karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbaikan kualitas manusia di suatu negara dijabarkan secara internasional

BAB 1 PENDAHULUAN. biskuit, bubur nasi dan nasi tim. Setelah 6 bulan baru dimulai diberikan. berusia 2 tahun atau lebih. ( Weni, 2009 : 23 )

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian balita dalam kurun waktu 1990 hingga 2015 (WHO, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. kurang dalam hal pemberian makanan yang baik (Akhsan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. bahwa terdapat perbedaan yang mencolok Angka Kematian Balita (AKB)

1 BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan nasional merupakan pembangunan berkelanjutan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. anak di negara sedang berkembang. Menurut WHO (2009) diare adalah suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita. jangkauan maupun kualitas pelayanan (Novia ika, 2011).

I. PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. enam bulan pertama kehidupan bayi (Saleha, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. psikologis dan sosial dalam masa transisi menjadi seorang ibu. (Afiyanti, 2003) Minggu-minggu pertama setelah kelahiran bayi,

BAB I PENDAHULUAN. Bayi merupakan kelompok umur yang paling rentan terkena penyakit kekurangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menurunkan angka kematian bayi dan anak. Pada tahun 2008 angka

BAB I PENDAHULUAN. ini terjadi terutama di negara berkembang. Diantara kematian pada anak-anak

PERAN SERTA SUAMI DALAM PROSES MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JOGONALAN KLATEN. Sugita Dosen Poltekkes Surakarta Jurusan Kebidanan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk. meningkatkan pembangunan di bidang kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman lain atau disebut dengan ASI Eksklusif dapat memenuhi

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan progam kesehatan. Pada saat ini AKI dan AKB di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 98 kematian per kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

MOTIVASI BIDAN DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS BERGAS, KABUPATEN SEMARANG. Natalia Desty Kartika Sari

BAB I PENDAHULUAN. bagi bayi, ibu maupun lingkungan. Bayi yang diberikan ASI eksklusif akan

pengenceran dengan air matang dan kemudian diberikan pada bayi sedangkan dalam bahasa Inggris juga terdapat hal yang serupa misalnya artificial

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan yang cepat dan sangat penting atau sering disebut masa kritis anak

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi (AKB) masih cukup tinggi, yaitu 25 kematian per 1000

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ASI ADALAH ANUGERAH LUAR BIASA YANG DIBERIKAN TUHAN KEPADA MANUSIA KENAPA BANYAK ORANG TUA TIDAK MEMBERIKAN ASI

BAB 1 PENDAHULUAN. langkah awal menuju kesuksesan menyusui. Salah satu tujuan IMD adalah menekan

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Menurut World Health Organization (WHO), data statistik. menyatakan bahwa Neonatal Mortality Rate Indonesia pada tahun 2010

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI DI KELURAHAN GONDORIYO NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Diare merupakan penyakit dengan tanda - tanda perubahan frekuensi buang air

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik untuk bayi, karena

BAB I PENDAHULUAN. 11 bulan) per kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditangani dengan serius. Ditinjau dari masalah kesehatan dan gizi, terhadap kekurangan gizi (Hanum, 2014).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP MOTIVASI IBO MEMBERI ASI PADA BAYI 0-6 BULAN. mira HP Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak.

BAB I PENDAHULUAN. bagi bayi hingga berusia 6 bulan. ASI cukup mengandung seluruh zat gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

Grafik 1.1 Frekuensi Incidence Rate (IR) berdasarkan survei morbiditas per1000 penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF 6-11 BULAN DIKELURAHAN KARUWISI UTARA KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pola menyusui yang dianjurkan (Suradi, 1995).

BAB I PENDAHULUAN. melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah (Roesli, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan dari hasil sekresi kelenjar payudara ibu.

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu dari delapan target Millenium Development Goals (MDGs). yang mesti

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang baik pada balita (Dinkes, 2007). Perwakilan UNICEF di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu yang baru saja melahirkan dan diberikan kepada bayi langsung

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

BAB 1 PENDAHULUAN. pertama. Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi penting untuk. meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas bayi.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

BAB I PENDAHULUAN. Menyusui merupakan cara alami memberi makan bayi. Sejak terjadinya pembuahan, tubuh ibu mempersiapkan diri untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kesejahteraan manusia. Gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ASI eksklusif adalah pemberian air susu ibu saja kepada bayi selama enam bulan pertama kehidupan bayi tanpa memberikan makanan atau cairan lain, kecuali vitamin, mineral, dan obat yang telah diizinkan (WHO, 2010). ASI eksklusif adalah pemberian ASI secara eksklusif pada bayi sejak lahir hingga bayi berumur enam bulan dan dianjurkan dilanjutkan sampai anak berusia 2 tahun (Depkes, 2005). Pentingnya pemberian ASI terutama ASI Eksklusif untuk bayi sangat luar biasa. Bagi bayi, ASI eksklusif adalah makanan dengan kandungan gizi yang paling sesuai untuk kebutuhan bayi, melindungi bayi dari berbagai penyakit seperti diare dan infeksi saluran pernafasan akut (Kementerian Kesehatan RI, 2010). Memberikan ASI secara eksklusif dapatmengurangi pendarahan pada saat persalinan, menunda kesuburan dan meringankan beban ekonomi (KEMENKES, 2010). Pada tahun 2006, World Health Organization (WHO) mengeluarkan standar pertumbuhan anak yang kemudian diterapkan diseluruh belahan dunia. Isinya adalah menekankan pentingnya pemberian ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan, ini berarti bahwa bayi hanya menerima ASI dari ibu, tanpa tambahan cairan atau makanan padat lain (INFODATIN, 2014). Sejalan dengan hal tersebut, WHO mengeluarkan program Millennium Development Goals (MDG s) yang terdiri dari delapan pokok bahasan, salah satunya adalah menurunkan angka kematian bayi (AKB). Cakupan ASI eksklusif di Negara ASEAN seperti India sudah mencapai 46%, di Philipina 34%, di Vietnam 27% dan di Myanmar 24%, sedangkan di Indonesia sudah mencapai 54,3 % (INFODATIN, 2014).Pada tahun 2015 Millennium Development Goals (MDG s) Indonesia menargetkan penurunan sebesar 23 untuk angka kematian bayi dan balita dalam kurun waktu 2009-2015. Oleh sebab itu, Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan angka kematian bayi dari 68/1.000 kelahiran hidup menjadi 23/1.000 kelahiran hidup dan angka kematian balita dari 97/1.000 kelahiran hidup menjadi 32/1.000 kelahiran hidup. Salah satu rangka menurunkan AKB, dapat dilakukan dengan pemberian ASI eksklusif (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 2010). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang pemberian ASI eksklusif pasal 6 berbunyi setiap ibu yang melahirkan harus memberikan ASI eksklusif kepada bayi yang dilahirkannya. UU Nomor 36/2009 pasal 128 ayat 2 dan 3 disebutkan

bahwa selama pemberian ASI, pihak keluarga, pemerintah daerah dan masyarakat harus mendukung ibu secara penuh. Di dalam Pasal 200 menjelaskan bahwa sanksi pidana dikenakan bagi setiap orang yang dengan sengaja menghalangi program pemberian ASI eksklusif sebagaimana dimaksud dalam pasal 128 ayat (2). Ancaman pidana yang diberikan adalah pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 ( seratus juta rupiah) (Rizki, 2013). Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 450/MENKES/SK/VI/2004 tentang pemberian ASI secara eksklusif di indonesia tanggal 7 April 2004 telah menetapkan ASI eksklusif di indonesia selama 6 bulan dansemua tenaga kesehatan agar menginformasikan kepada semua ibu yang baru melahirkan untuk memberikan ASI secara eksklusif (Kementrian Kesehatan RI, 2014).Bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif diantaranya yaitu pengetahuan dan sikap ibu terhadap pemberian ASI eksklusif, dukungan suami dan aktivitas ibu (Setiowati, 2011). Dukungan suami merupakan bagian yang vital dalam keberhasilan atau kegagalan menyusui. Masih banyak suami yang berpendapat salah, para suami ini berpendapat bahwa menyusui adalah urusan ibu dan bayinya. Mereka menganggap cukup menjadi pengamat yang pasif saja, sebenarnya suami mempunyai peran yang sangat menentukan dalam keberhasilan menyusui karena suami akan turut menentukan kelancaran refleks pengeluaran ASI yang sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi atau perasaan ibu (Roesli,2005). Menurut Haryono & Setianingsih (Malau, 2010), dukungan ini didapat oleh ibu dari dua pihak, yaitu keluarga dan tenaga kesehatan.tetapi pengaruh dukungan yang paling besar adalah dukungan keluarga terlebih dari suami.hal ini dikarenakan suami merupakan keluarga inti dan orang yang paling dekat dengan ibu.namun pada kenyataannya, dukungan suami dalam praktek pemberian ASI masih minim, salah satunya karena secara kultural ada pembagian peran, dimana suami berperan sebagai pencari nafkah dan urusan rumah tangga semuanya diurusi oleh istri. Pada dasarnya dukungan suami sangat berarti dalam menghadapi tekanan ibu dalam menjalani proses menyusui. Dukungan suami dan keluarga membuat ibu merasa tenang sehingga memperlancar produksi ASI. Jadi, agar proses menyusui lancar, diperlukan breastfeeding father yaitu ayah membantu ibu agar bisa menyusui dengan nyaman sehingga ASI yang dihasilkan maksimal (Nur Khasanah, 2011). Dukungan yang diberikan suami akan mempengaruhi kondisi psikologis ibu yang akan berdampak terhadap keberhasilan menyusui. Suami merupakan faktor pendukung pada kegiatan yang bersifat emosional dan psikologis

yang diberikan kepada ibu menyusui.sekitar 80% sampai 90% produksi ASI ditentukan oleh keadaan emosi ibu yang berkaitan dengan refleks oksitosin ibu berupa pikiran, perasaan dan sensasi. Apabila hal tersebut meningkat akan memperlancar produksi ASI (Ramadhani & Hadi, 2010). Di Australia, praktek pemberian ASI eksklusif terbukti 1,5 kali lebih berhasil apabila didukung oleh suami. Angka keberhasilan menyusui bayi sampai 6 bulan meningkat pada kelompok studi yang mengikut sertakan ayah dan ibu dalam konseling menyusui dibanding kelompok studi yang hanya diikuti oleh ibu (Ramadhani & Hadi, 2010).Studi di daerah urban Jakarta dan Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, membuktikan dukungan suami berhubungan dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Dukungan suami membuat ibu berpeluang 5,1 kali lebih besar untuk memberikan ASI eksklusif daripada yang tidak didukung suami (Ramadhani & Hadi, 2010). Februhartanty (2008) juga mengungkapkan bahwa keterlibatan suami dalam pembuatan keputusan mengenai cara pemberian makan anak saat ini merupakan salh satu faktor yang mempengaruhi praktek pemberian ASI eksklusif. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Mira, et al (2012) di wilayah kerja Puskesmas Rakit Kulim Kabupaten Indragiri Hulu. Pada penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa rendahnya dukungan suami dalam pemberian ASI eksklusif bisa disebabkan karena suami yang sibuk bekerja sehingga menyarankan ibu untuk memberikan susu formula pada bayi 0-6 bulan. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, presentase bayi yang mendapat ASI eksklusif di Indonesia adalah 54,3%. Dari presentase yang ada, ternyata jumlah ibu yang menyusui ASI secara eksklusif masih kurang karena masih banyak kendala yang dihadapi dalam praktek pemberian ASI eksklusif yakni kurangnya dukungan dari lingkungan dan praktisi kesehatan, kurangnya pengetahuan ibu, pemberian makanan dan minuman terlalu dini, serta maraknya promosi susu formula untuk bayi (Harnowo, 2012). Sedangkan di Jawa Barat pemberian ASI eksklusif berada diurutan ke-3 paling rendah menurut kementrian kesehatan RI (infodatin, 2014)dari jumlah 579.593 orang bayi di jabar sebesar 384.270 orang yang diberikan ASI Eksklusif atau sebanyak 33,7% pada tahun 2014. Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Bandung (2007) mengenai cakupan ASI eksklusif di Kota Bandung, pada tahun 2007 dari 15.983 orang bayi di Kota Bandung sebesar 3.302 orang atau 20,66% diberi ASI Eksklusif, dan pada tahun 2011 dari 23.024 orang bayi di kota bandung sebesar 4.889 orang (21,23%) di beri ASI eksklusif. Dengan melihat angka

tersebut maka cakupan pemberian ASI untuk kota Bandung masih dibawah target SPM yaitu 75% (Dinkes Kota Bandung, 2011). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Kelurahan Padasuka KotaBandung di dapat bahwa peneliti mengambil tempat di Posyandu Padasuka RW 06 dan RW 12 karena di dapatkan jumlah ibu menyusui yang paling banyak menurut kader dan data yang ada sebanyak 380 orang, tetapi peneliti mengambil tempat di RW 06 dan RW 12 karena di RW tersebut paling banyak ibu menyusuinya serta di posyandu tersebut belum pernah dilakukan penelitian mengenai dukungan suami. Peneliti mewawancarai kepada 5 ibu menyusui bahwa didapatkan dua ibu menyusui memberikan ASI eksklusif dan sedangkan tiga lainnya tidak memberikan ASI eksklusif dikarenakan berbagai faktor yaitu ibu mulai bekerja dan malas untuk memompa ASI nya terlebih dahulu serta beberapa ibu lainnya tidak percaya diri dalam memberikan ASI eksklusif. Dua ibu yang memberikan ASI eksklusif mengaku bahwa suami selalumemberikan dukungan perhatian dan membantu merawat bayinya, sedangkan ibu lainnya mengatakan bahwa jarang diberikan perhatian karena suami sibuk bekerja. Penelitian-penelitian mengenai ASI eksklusif telah banyak dilakukan di puskesmas akan tetapi menurut ibu kader di Kelurahan Padasuka, dukungan suami dalam pemberian ASI eksklusif belum dilakukan terutama di kelurahan padasuka belum ada yang melakukan penelitian mengenai dukungan suami dalam pemberian ASI eksklusif. Oleh karena itu, penulis tertarik melakukan penelitian tentang Gambaran Dukungan Suami Dalam Pemberian ASI eksklusif di Posyandu Padasuka RW 06 dan RW12 Kelurahan Padasuka Kota Bandung. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti mengangkat rumusan masalah Bagaimana Gambaran Dukungan Suami Dalam Pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Padasuka RW 06 dan RW 12 Kelurahan Padasuka Kota Bandung? C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui gambaran dukungan suamidalam pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Padasuka RW 06 Dan RW 12 Kelurahan Padasuka Kota Bandung. D. Manfaat Penlitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi dan tambahan pengetahuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan khusunya ilmu keperawatan maternitas. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Lain Dapat dijadikan sebagai data dasar dan referensi bagi penelitian terkait dengan gambaran dukungan suami dalam pemberian ASI eksklusif maupun mengenai penelitian hubungan dukungan suami. b. Bagi Tenaga Kesehatan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi tambahan bagi tenaga kesehatan khususnya perawat sebagai sumber informasi untuk mengidentifikasi gambaran dukungan suamidalam pemberian ASI eksklusif untuk selanjutnya bisa diberi tindak lanjut seperti pembuatan program peningkatan dorongan pemberian ASI secara eksklusif. E. Struktur Organisasi Karya Tulis Ilmiah Dalam sistematika penulisan karya tulis ilmiah diantaranya adalah sebagai berikut: BAB I Pendahuluan (Latar Belakang, Rumusan masalah, Tujuan, Manfaat dan Sistematika) BAB II Kajian Pustaka (Konsep ASI Eksklusif dan Dukungan Suami) BAB III Metode Penelitian (Desain Penelitian,partisipan, lokasi & subjek penelitian, instrumen penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, pengolahan data, analisis data dan etika penelitian) BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan BAB V Simpulan dan Saran