UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM SARJANA DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI SEMESTER GENAP 2004/2005

dokumen-dokumen yang mirip
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHANBATU

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *)

SILABUS MATA KULIAH STUDI KELAYAKAN BISNIS

SATUAN ACARA PENGAJARAN ( SAP )

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : STUDI KELAYAKAN BISNIS FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

SAP 2 EVALUASI PROYEK: PENGERTIAN EVALUASI PROYEK, ASPEK-ASPEKNYA DAN METODE MEMPEROLEH GAGASAN -Guido Benny-

Silabus SM 40 - STUDI KELAYAKAN BISNIS. Program Studi : Strata 1 (S-1) Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Studi Kelayakan Bisnis. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

PENGANTAR MANAJEMEN KEUANGAN By: Evada El Ummah Khoiro, M.AB

STUDI KELAYAKAN BISNIS

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

III KERANGKA PEMIKIRAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) UIN AR RANIRY SILABUS BERBASIS KKNI

III KERANGKA PEMIKIRAN

Ada beberapa ahli yang memberikan pendapatnya mengenai Pengertian Manajemen Keuangan:

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah Langkah Penelitian Keterangan Gambar

III. KERANGKA PEMIKIRAN

PERTEMUAN KE-13 : DESAIN PELAPORAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

STUDI KELAYAKAN USAHA

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI KOMPUTER - D3 BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA

SILABUS DAN SAP Berdasarkan KKNI September SILABUS MANAJEMEN PROYEK. Dosen: Diansyah, SE.M.Si

MODUL PERKULIAHAN KEWIRAUSAHAAN 1 MODUL 13 : STUDI KELAYAKAN BISNIS. Yang dibahas pada modul 12 ini adalah :

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI KOMPUTER D3 BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA

pendekatan rasional, yang pembuktiannya mudah dilakukan, sedangkan pertimbangan kualitatif

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB VI PENUTUP. Bab sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama (H 1 ) diketahui bahwa

DESAIN STUDI KELAYAKAN. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Pengertian dan Ruang Lingkup Studi Kelayakan Bisnis

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

9/3/2008. Ilmu Pengambilan Keputusan. konsep ekonomi. Optimal Solution. ekonomi. Manajerial. manajerial. Masalah-Masalah. Keputusan Manajerial

Program Studi Teknik Mesin S1

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

9 Universitas Indonesia

VII. RENCANA KEUANGAN

RISIKO PERBANKAN ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN RISIKO

BAB II LANDASAN TEORI

SILABUS MANAJEMEN PROYEK MKKK 402/3 SKS

Mata Kuliah - Kewirausahaan II-

Program Studi Akuntansi Kurikulum 2009 / Matakuliah Yang Terdaftar di SI. Akademik

Studi kelayakan bisnis adalah kajian tentang berhasil tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan secara terus menerus.

MERANCANG PERMODALAN DALAM USAHA Oleh: Neti Budiwati*) Abstrak

BAB II LANDASAN TEORI. suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pengguna

Studi Kelayakan Bisnis. Desain Studi Kelayakan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

STUDI KELAYAKAN (Pengertian dan Cakupan)

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Adapun tujuan akhir yang ingin

ANALISIS PENGEMBALIAN INVESTASI PADA INDUSTRI MEUBEL CV. MARADDA KECAMATAN MASAMBA KABUPATEN LUWU UTARA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH

BAB II LANDASAN TEORI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Mata Kuliah : Manajemen Keuangan Kode : SKS : 3 SKS Dosen : Maya Sari, SE MM Jumlah TM : 16 Pertemuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

III KERANGKA PEMIKIRAN

Entrepreneurship and Inovation Management Berisi : Pengertian Business Plan Format Business Plan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI AKUNTANSI

KURIKULUM PRODI MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP STUDI KELAYAKAN BISNIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGANTAR BUSINESS PLAN

LD NO.14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL I. UMUM

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA

BERKAS PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) FAKULTAS KOMUNIKASI BISNIS. Program Studi ADMINISTRASI BISNIS. Mata Kuliah : STATISTIKA BISNIS

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

BAB I PENDAHULUAN. sektor rill dan sektor keuangan. Salah satu sektor yang cukup baik untuk dicermati

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dan menawarkan sahamnya di masyarakat/publik (go public). Perusahan

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. SURYA PUTRA SUMETERA II PASIR PENGARAIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis, sebuah perusahaan menjalankan kegiatan

MK - MANAJEMEN PEMASARAN* IT UMMU KALSUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI AKUNTANSI

BAB II LANDASAN TEORI

RINGKASAN EKSEKUTIF RINA WINDRATI, HAMDANI M.SYAH HARIANTO.

MANAJEMEN KEUANGAN (3 SKS)

BAB II TINJAUAN TEORI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

EVALUASI PROYEK PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan iklim persaingan dalam dunia usaha yang semakin ketat dewasa

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang menjadi acuan bagi perusahaan untuk dapat mempertahankan dirinya (going

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pendapatan yang merata. Namun, dalam

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. : Wulandari NPM : Dosen Pembimbing : Anne Dahliawati, SE, MM

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS. Dalam proyek akhir ini, dasar pemikiran awal mengacu kepada tantangan bisnis

BAB IV ANALISIS DATA. Sejak satu hingga 2 dekade terakhir, pengukuran kinerja tidak lagi dianggap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Dengan demikian semakin bertambah pula jumlah penduduk yang. menikmati penghasilan atau pendapatan yang layak saat ini.

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHANBATU

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

Transkripsi:

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM SARJANA DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI SEMESTER GENAP 2004/2005 SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH BOBOT SKS STATUS MK PENGAJAR : EVALUASI PROYEK : 3 (TIGA) SKS : WAJIB DEPARTEMEN : Tim Dosen GAMBARAN UMUM: Investasi proyek selalu membutuhkan sumberdaya yang semakin hari semakin langka. Hal ini mendasari pentingnya evaluasi terhadap proyek yang akan dijalankan sehingga dapat menghasilkan manfaat yang optimal bagi perusahaan, pelanggan, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam mata kuliah ini, akan dipelajari mengenai studi-studi yang dilakukan untuk mengevaluasi kelayakan sebuah proyek untuk dijalankan, dari berbagai aspek yang perlu untuk memperoleh hasil yang optimal bagi proyek. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM: 1. mahasiswa tahu dan paham fungsi dan konsep dasar dalam studi kelayakan. 2. mahasiswa tahu dan paham aspek-aspek studi kelayakan. 3. mahasiswa mampu mempraktekkan perancangan studi kelayakan. Sesi Materi Pokok Bahasan I INTRODUKSI KULIAH DAN PENGERTIAN EVALUASI PROYEK Pengertian Proyek; Pengertian Evaluasi Proyek; Aspek-aspek Evaluasi Proyek II DESAIN STUDI KELAYAKAN Identifikasi kesempatan berusaha; Desain studi DAN MEMPEROLEH kelayakan; Alat dan kerangka analisa; Data dan GAGASAN sumber data; Kriteria penilaian III ASPEK PEMASARAN: Segmentasi targeting positioning; Metodemetode PASAR DAN PELANGGAN mengukur dan meramalkan permintaan IV ASPEK PEMASARAN: Analisa persaingan LINGKUNGAN INDUSTRIAL Analisa Faktor Lingungan Industri perusahaan V ASPEK PRODUKSI Kapasitas produksi ekonomis; Pemilihan teknologi & management assistance; Pemilihan peralatan produksi; Pengadaan bahan baku; Pemilihan lokasi proyek; Pemilihan letak proyek VI ASPEK MANAJEMEN Manajemen strategik; Struktur organisasi; Jenis pekerjaan; Persyaratan jabatan; Mencari the right person for the right job; Kebijakan SDM & PSDM VII UJIAN TENGAH SEMESTER VIII ASPEK LEGAL & INSTITUSIONAL Aspek legalitas: Perizinan; Aspek hubungan dengan organisasi swasta: UU Anti Monopoli;

Sesi Materi Pokok Bahasan Aspek hubungan dengan masyarakat sekitar: UU Perlindungan Konsumen, HaKI IX MANFAAT EKONOMIS DAN Aspek social dan ekonomis proyek; Aspek SOSIAL PROYEK lingkungan: Analisa Amdal X PENGANGGARAN Penganggaran investasi; Permodalan proyek; INVESTASI Evaluasi Profitabililitas XI TIME VALUE OF MONEY Time value of money; Discounted Cash Flow XII ANALISA RISIKO PROYEK Analisa Risiko Proyek; Analisa sensitivitas proyek, Break Even Point; Urutan Prioritas XIII STUDI KASUS Latihan Studi Kasus Lengkap Evaluasi Proyek XIV UJIAN AKHIR SEMESTER REFERENSI: Fatah,Nur,(1994),Evaluasi Proyek: Aspek Finansial pada Proyek Mikro, CV.Asona,Jakarta. Husnan, Suad dan Suwarsono, (1994), Studi Kelayakan Proyek, UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Sutojo, Siswanto, (2000), Studi Kelayakan Proyek, PT. Damar Mulia Pustaka, Jakarta. Umar, Husein, (2001), Studi Kelayakan Bisnis: Manajemen, Metode dan Kasus, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Rule of the Class: 1. Mahasiswa diharuskan hadir tepat waktu. Terlambat lebih dari 15 menit tidak diizinkan untuk masuk ke dalam kelas. 2. Mahasiswa harus berada di dalam kelas paling tidak dalam 15 menit setelah kuliah dimulai dan 15 menit sebelum kuliah berakhir. Dalam waktu tersebut, mahasiswa tidak diizinkan keluar-masuk kelas. 3. Peserta kuliah dilarang keras merokok, membuat keributan, makan dan melakukan aktivitas lain yang dapat mengganggu lancarnya kegiatan perkuliahan. 4. Atas pelanggaran atas aturan main ini akan dikenakan sanksi berdasarkan kebijaksanaan dosen yang bersangkutan. TUGAS AKHIR Untuk meningkatkan pemahaman dan sebagai sarana praktek, mahasiswa diwajibkan membuat tugas akhir membuat suatu studi kelayakan sebuah proyek riil. Tugas ini adalah tugas kelompok yang terdiri dari 4 orang dan dikumpulkan dalam waktu 1 (satu) minggu setelah ujian akhir. SISTEM PENILAIAN: Penilaian didasarkan atas beberapa komponen sebagai berikut: 1. Absensi : 10 % 2. Tes kecil dan tugas : 35 % 3. UTS : 25 % 4. UAS : 30 % Total : 100 %

SAP 1 EVALUASI PROYEK: INTRODUKSI PERKULIAHAN DAN KONSEP DASAR EVALUASI PROYEK -Guido Benny- A. PROYEK 1. Pengertian Proyek Proyek (Investasi Proyek) adalah suatu kegiatan yang menanamkan sebagian atau seluruh faktor produksi yang langka, pada proyek tertentu, pada lokasi tertentu, dalam jangka waktu menengah atau panjang, dengan tujuan memperoleh manfaat di masa mendatang. 2. Penggolongan Proyek a. Berdasarkan kepemilikannya, dibedakan: Proyek swasta, dilakukan oleh perorangan atau organisasi badan usaha yang umumnya merupakan pasar kompetitif dimana banyak pembeli dan penjual. Proyek publik, dilakukan oleh pemerintah pusat/daerah untuk memenuhi kebutuhan umum. Umumnya proyek publik berskala besar dan penting bagi masyarakat, negara maupun pemerintah. Proyek campuran, yaitu proyek publik yang dengan alasan besarnya dan alasan efisiensi dilakukan bersama antara pemerintah dan swasta. b. Berdasarkan fungsinya, dibedakan: Proyek infrastruktur ekonomi: proyek yang biaya dan manfaatnya dapat dengan mudah dihitung dalam denominasi mata uang. Proyek infrastruktur sosial: proyek yang biaya dan manfaatnya sulit dihitung dalam denominasi mata uang, karena mengandung aspek sosial. c. Berdasarkan sifat menghasilkan produk, dibedakan: Proyek produksi: proyek yang langsung menghasilkan produk. Proyek infrastruktur: proyek yang tidak secara langsung menghasilkan produk. d. Berdasarkan hubungan satu proyek dengan yang lain, dibedakan: Proyek independent: proyek yang tidak terkait dengan proyek lainnya. Proyek kontingen: proyek dimana apabila satu proyek dilaksanakan maka proyek yang lain harus dilaksanakan juga. Proyek mutually exclusive: proyek yang satu diterima, maka proyek lainnya harus ditolak. e. Berdasarkan keberadaannya, dibedakan: Proyek baru: proyek yang belum dilakukan atau dimiliki perusahaan sebelum ditentukannya keputusan investasi proyek. Proyek penggantian: proyek yang ditujukan menggantikan proyek lama yang dinilai kurang efisien. Proyek perluasan (ekspansi): menambah proyek yang ada sehingga memperoleh kapasitas usaha yang lebih besar.

3. Tahapan-Tahapan Proyek a. Tahap Pra Konstruksi atau Tahap Studi Kelayakan, dimulai dari pemunculan gagasan akan proyek sampai selesainya evaluasi proyek atau studi kelayakan proyek. b. Tahap Konstruksi, yakni tahap setelah suatu proyek dinyatakan sebagai dapat dilaksanakan (go project), maka proyek mulai dibangun (dikonstruksi) Tahapan ini mencakup juga pelaksanaan pilot project sebagai pengujian dan operasi awal. c. Tahap Operasional, dimulai setelah pilot project dinyatakan berhasil, lalu proyek dioperasikan sesuai dengan rencana. 4. Ciri-ciri khusus suatu investasi proyek: Membangun proyek baru atau memperluas perusahaan yang telah berjalan, mempunyai ciri-ciri khusus, yang sifatnya lebih substansial dibandingkan dengan keputusan perusahaan untuk investasi dana yang lain (misalnya menambah jumlah kredit penjualan pada pelanggan tertentu): Investasi tersebut menyerap dan mengikat dana dalam jumlah besar, jangka waktu cukup lama (lebih dari satu tahun), sehingga perlu perencanaan atau evaluasi kelayakan atas rencana investasi. Berkaitan dengan alasan pertama, tingkat risiko yang harus ditanggung perusahaan lebih tinggi bila dibanding dengan investasi lainnya (mis: investasi pada current asset). Manfaat yang akan diperoleh perusahaan (misalnya, laba) baru dapat diperoleh sepenuhnya setelah beberapa waktu tertentu (misalnya, setelah 1 tahun) setelah investasi dilakukan, sehingga perlu metode khusus untuk hitung nilai nyata manfaat tersebut (misalnya, metode discounted cash flow). Keputusan investasi proyek yang keliru, tidak dapat direvisi begitu saja, seperti halnya keputusan investasi pada current asset, tanpa harus menderita kerugian yang cukup besar. Misalnya, proyek pembangunan pabrik yang berskala besar dapat menimbulkan risiko kerugian cukup besar bila ternyata utilisasinya tidak memadai. 5. Investor dan Sasarannya Investor suatu proyek bisa saja swasta, koperasi, BUMN, yayasan, maupun pemerintah. Adapun sasaran yang ingin mereka peroleh bermacam-macam jenisnya: Sasaran finansial: memperoleh pendapatan, laba, likuiditas keuangan. Sasaran makro-ekonomi: meningkatkan perdagangan ekspor, menciptakan lapangan kerja baru, penghematan pengeluaran devisa. Sasaran politis, sosial, budaya, dsb. Walaupun ada proyek-proyek tertentu yang bersifat nirlaba, motif laba menjadi sasaran berbagai badan usaha. Alasannya antara lain karena laba dapat digunakan untuk: melunasi pinjaman yang dipergunakan untuk membiayai pembangunan dan pengoperasian proyek memperluas proyek (ekspansi) dikemudian hari. mengganti fasilitas produksi proyek yang sudah tidak produktif. membagi dividen bagi investor proyek. meningkatkan kesejahteraan para karyawan. meningkatkan mutu produk dan layanan bagi konsumen. Melakukan kegiatan yang berorientasi social responsibility bagi masyarakat di sekitar proyek.

6. Hambatan terhadap Keberhasilan Proyek Tidak semua proyek dapat berjalan lancar dan menghasilkan manfaat yang dikehendaki oleh investor. Kegagalan proyek dapat merugikan: Pemilik proyek atau investor yang kehilangan modal maupun reputasi bisnis. Pihak penyedia pembiayaan (bank kreditur, perusahaan leasing, lembaga kredit ekspor barang modal, dan lembaga donor yang mungkin ikut membiayai proyek) karena ketidakmampuan investor debitur membayar kembali pinjaman yang telah diberikan. Pemerintah karena tidak dapat menerima pembayaran pajak penghasilan maupun pajak-pajak lainnya yang terkait dengan proyek. Karyawan yang kehilangan pekerjaan mereka. Faktor-faktor yang menghambat keberhasilan proyek dalam tahap konstruksi: Tidak matangnya Rencana Pembangunan Proyek, karena evaluasi yang tidak benar, kesalahan pemilihan peralatan dan bahan, atau mismanajemen pembangunan proyek. Timbulnya krisis ekonomi/moneter nasional, regional maupun internasional. Timbulnya krisis politik ataupun sosial yang membawa dampak merugikan. Terjadi bencana alam di lokasi proyek atau daerah sekitarnya. Jumlah dana yang disediakan untuk membangun proyek tidak memadai. Faktor-faktor yang menghambat keberhasilan proyek dalam tahap operasional: Kesulitan memasarkan hasil produksi secara menguntungkan Kesulitan pengadaan bahan baku dan bahan pembantu dalam jumlah, harga, mutu, dan jadual pengadaan yang diperlukan. Kesulitan pengadaan tenaga ahli dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengoperasikan proyek. Kapasitas produksi yang digunakan lebih besar daripada yang dibutuhkan, sehingga terjadi excess capacity yang menjadi pemborosan operasional. Secara finansial tidak menguntungkan atau tidak likuid. Risiko akibat faktor-faktor penghambat keberhasilan proyek dapat diminimalkan dengan antisipasi yang baik dalam perencanaan melalui Evaluasi Proyek.