Penerapan Model Pembelajaran Explicit Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN Ginunggung Tolitoli

dokumen-dokumen yang mirip
Sarina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Trisnawati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

Elistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

Roi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan Kelas V SDN No.

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 10 ISSN X. Nur Afni

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Materi Perpindahan Energi Panas Melalui Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 2 Salungkaenu

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Heri Hermawan, Baharuddin Paloloang, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 04 Lakea

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang. dikembangkan oleh Kemmis & Taggart 1988, menurutnya Perencanaan

Penggunaan Metode Demontrasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Murid Kelas II SD Taba

Meningkatkan Pengetahuan Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Media Gambar Dikelas IV SD Negeri 1 Lalos Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Alat Peraga IPA Kelas IV SD Inpres 1 Siney

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 9 Bokat Dengan Memanfaatkan Lingkungan Sekolah

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di Kelas III SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata

Ismiyatun, Ritman Ishak Paudi, dan Dewi Tureni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA IPA KELAS V SD. Nurlianah SD Negeri Lengkongwetan I

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Mimbala Pada Pokok Bahasan Proses Pencernaan Melalui Penerapan Pembelajaran Quantum Teaching

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDK Ogomojolo Pada Materi Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan Melalui Metode Resitasi

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 10 Karamat Melalui Media Gambar Pada Pembelajaran IPA Materi Tentang Alat-Alat Indera

Zulham A.Ranya, Mohammad Jamhari, dan Amran Rede. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas IV SDN 3 Tambun Tolitoli

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Melalui Media Gambar Di Kelas II SDN 03 Lakea Kab. Buol

Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Pada Mata Pelajaran PKn di SDN 05 Lakea Kabupaten Buol

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II SDN 2 Tolitoli Pada Materi Pengukuran Waktu

III. METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Sifat Benda Bagi Siswa Kelas IV di SD Alkhairat Bale

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung

Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ips Dengan Menggunakan Metode Diskusi Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Laemanta

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 8 ISSN X. Budianti, Vanny Maria, dan Ratman

Meningkatkan Hasil Belajar Ips Mengenai Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SD Inpres 5

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Kegunaan Daun Pada Tumbuhan Melalui Metode Inkuiri Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Bobalo

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas V SDN Doda Melalui Media Gambar Pada Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau

Penerapan Model Pembelajaran Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Di Kelas V SDN 3 Tompoh

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Diskusi di SDN Siney

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP POSITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VIII A SMPN 2 MARAWOLA ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Al-Hikmah Tolitoli

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI Melalui Pemelajaran Kooperatif Model Problem Posing Pada Mata Pelajaran IPS di SDN I Dadakitan

Meningkatkan Hasil Pembelajaran Ipa Melalui Strategi Pembelajaran Induktif Siswa Kelas IV SDN 6 Watuoge

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen PadaPelajaran IPA Kelas IV SDN No.

Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pembelajaran PKn Melalui Penerapan Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa Kelas IV SD Negeri Sibea

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

Jasmanyah76.wordpress.com

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Meggunakan Alat Peraga Pada Pembelajar Gerak Benda Bidang Studi IPA Di Kelas 1 SDN No 3 Siboang

BAB III METODE PENELITIAN. terkendali untuk menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 3 ISSN X. Dahniar, I Nyoman Murdiana, dan Sukayasa

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Ni Ketut Mirniati

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Panas di Kelas IV SD Inpres Siuna

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 004 Pulau

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Melalui Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA di SDN No. 1 Balukang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 2 ISSN X

Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Siklus Belajar Dengan Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 9 Ampana

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar Menggunakan Huruf Kapital Dalam Karangan Melalui Metode Latihan

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang

Wahida, Lestari, M.P. Alibasyah, dan Minarni Rama Jura

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Santigi Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Inquiri

Peningkatan Kemampuan Siswa Berbicara Melalui Metode Bermain Peran Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas III SDN Lampasio

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Organ Tubuh Manusia Melalui Model Pembelajaran Langsung di Kelas IV SDN 02 Karamat

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I Pada Pembelajaran IPA di SDN 2 Terpencil Eeya Dengan Menggunakan Metode Tanya Jawab Berbantu Media Gambar

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 1 Balingara Pada Materi Volume Kubus Dan Balok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Saida M. Oden Tau, Irwan Said, dan Anang Wahid. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Experiential Learning

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 6 Palu Pada Materi Operasi Hitung Campuran Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas IV SD Inpres Koyoan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA PEMBELAJARAN PPKN DI KELAS VIIB SMP NEGERI 10 PALU ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

Transkripsi:

Penerapan Model Pembelajaran Explicit Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN Ginunggung Tolitoli Megawati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas V SDN Ginunggung. Tujuan penelitian yang telah dilaksanakan adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA pada materi pesawat sederhana dengan menggunakan model pembelajaran explicit instruction di kelas V SDN Ginunggung. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan model siklus yang di kemukakan oleh Kemmis dan Mc.Tanggar yang meliputi empat tahap yaitu: planning (perencanaan), action (tindakan), observasi (pengamatan), dan reflection (refleksi). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus dengan jumlah siswa 25 0rang, Dari hasil tindakan siklus I diperoleh data dari 25 orang siswa, yang belum tuntas 10 siswa atau 40 %, yang tuntas 15 siswa atau 60%, dengan nilai rata-rata 66,4. Sedangakan pada siklus ke II meningkat diperoleh ketuntasan belajar klasikal 92% dengan nilai rata-rata 80,40. Dari hasil penelitian mencerminkan bahwa penerapan model pembelajaran Explicit instruction pada siswa kelas V SDN Ginunggung dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kata kunci: Model Pembelajaran Explicit Instuction, IPA, Hasil Belajar I. PENDAHULUAN Permasalahan utama rendahnya kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh para guru di sekolah-sekolah secara umum, merupakan bukti nyata bahwa penguasaan siswa terhadap materi-materi pelajaran yang di berikan guru masih sangat jauh dari apa yang di harapkan. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada siswa kelas V SDN Ginunggung, baik observasi terhadap hasil belajar siswa pada pelajaran IPA maupun observasi pembelajaran di kelas, memandang hal tersebut adalah merupakan kasus atau masalah yang harus secepatnya di cari penyebabnya karena jika tidak segera ditemukan solusi atau jalan keluarnya yang pada akhirnya akan mempengaruhi mutu dan kualitas peserta didik yang di hasilkan.seperti halnya kasus yang terjadi di SDN Ginunggung sekarang ini bahwa pada umumunya siswa tidak dapat menjawab setiap pertanyaan-pertanyaan 126

yang diajukan oleh guru baik sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung maupun setelah selesai proses kegiatan pembelajaran. Faktor penyebab rendahnya kualitas pembelajaran di sekolah-sekolah pada umumnya dan di SDN Ginunggung pada khususnya berdasarkan hasil observasi awal adalah kurangnya dorongan dan motivasi siswa dalam belajar, metode yang digunakan guru setiap kegiatan pembelajaran hanyalah metode cerama dan penugasan serta materi pelajaran tidak disampaikan secara kronologis sehingga menimbulkan kejenuhan dalam diri siswa yang pada akhirnya kualitas pembelajaran yang di hasilkan sangat rendah khususnya pada mata pelajaran IPA, yang nilainya hanya mencapai rata-rata 50,00 jauh dari nilai yang diharapkan sebesar 70. Dari data tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa kelas V SDN Ginunggung masih tergolong rendah. Padahal Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang berlaku di SDN Ginunggung untuk mata pelajaran IPA adalah 65 sehingga perlu ada solusi untuk mengatasi malasah tersebut. Berdasarkan hasil observasi awal, dari hasil pengamatan siswa pada siklus I berada pada kategori kurang dengan presentase nilai rata-rata 68%, dan presentase hasil analisis tes siklus I dengan nilai rata-rata 66,4%, penulis berpendapat bahwa lemahnya nilai perolehan siswa pada pelajaran IPA disebabkan oleh faktor guru dalam memilih metode atau model pembelajaran, guru masih menggunakan metode konvensional. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal peran guru sangat penting dan diharapkan guru memilki cara/model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan di sampaikan, untuk itu di perlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutupendidikan dan pengajaran,salah s atunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh prestasi belajar siswa khususnya pelajaran IPA. Misalanya dengan membimbing siswa untuk bersama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu membantu siswa berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya akan lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap konsepkonsep yang di ajarkan. 127

Berdasarkan pemikiran tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada pelajaran IPA dapat ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran yang menggunakan kondisi yang menarik dan menyenangkan bagi guru dan siswa yaitu dengan Penerapan Model Pembelajaran Explicit Instruction. meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran, salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh prestasi belajar siswa khususnya pelajaran IPA. Misalnya dengan membimbing siswa untuk bersama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu membantu siswa berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya akan lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang di ajarkan. Berdasarkan pemikiran tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada pelajaran IPA dapat ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran yang menggunakan kondisi yang menarik dan menyenangkan bagi guru dan siswa yaitu dengan Penerapan Model Pembelajaran Explicit Instruction. II. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini mengacu pada model penelitian tindakan kelas (PTK) yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc. Tanggart. (Arikunto, 2009) yang terdiri dari 4 komponen : (1) perencanaan (2) pelaksanaan tindakan (3) observasi (4) refleksi. Seting dan Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas V SDN Ginunggung pada tahun pelajaran 2013/2014. Yang berlokasi di desa Ginunggung Kecamatan Galang, kabupaten Tolotoli. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V berjumlah 25 orang siswa, terdiri dari 13 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Lokasi penelitian ini dipilih karena berdasarkan pengalaman peneliti yang sekaligus guru kelas V yang menyatakan adanya masalah terhadap hasil belajar yang dihadapi siswa pada pelajaran IPA khususnya pokok bahasan pesawat sederhana. 128

Tahap-Tahap Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pra tindakan dan tahap pelaksanaan tindakan. Tahap Pra Tindakan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, yaitu: 1. Melakukan wawancara dengan guru untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang telah di berikan. 2. Menentukan subjek penelitian. 3. Menyiapkan tes awal (tes tertulis) dan melaksanakan tes awal. Tahap Pelaksanaan Tindakan Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini mengacu pada model penelitian yaang ditemukan oleh Kemmis dan Mc. Tanggart (Arikunto, 2007) yang terdiri atas 4 fase, yaitu : Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah : 1.1 Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) 1.2 Menyiapkan materi yang akan diajarkan 1.3 Membuat lembar observasi guru dan siswa selama proses belajar mengajar di kelas. 1.4 Menyiapkan lembar kegiatan siswa serta bahan dan alat yang digunakan untuk melaksanakan metode pembelajaran.( LKS ) 1.5 Menyiapkan tes akhir tindakan Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan yang dimaksud adalah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus I yang telah direncanakan yaitu pembelajaran yang mengacu pada penggunaan model pembelajaran langsung (explicit instruction) pada materi pesawat sederhana. Observasi Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini yaitu untuk mendokumentasikan segala sesuatu berkaitan dengan pemberian tindakan, yaitu perilaku subjek 129

penelitian siswa dan peneliti selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti sendiri dibantu oleh teman sejawat Kegiatan ini didokumentasikan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Lember observasi ini dijadikan sebagai alat evaluasi untuk mengamati kegiatan siswa dan peneliti yang akan dilakukan oleh teman sejawat dari SDN Ginunggung. Refleksi Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menganalisis hasil yang diperoleh berdasarkan hasil observasi yang berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan yang terjadi selama tindakan berlangsung, guna merencanakan tindakan yang efektif untuk siklus selanjutnya refleksi juga dilakukan untuk mengetahui respon siswa terhadap pelaksanaaan pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran explicit instruction. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data Jenis Data Data dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan catatan lapangan yang akan disdeskripsikan secara alami, mulai dari data sebelum tindakan (tes awal), selama tindakan (pada saat pembelajaran berlangsung), serta sesudah tindakan pembelajaran dilakukan (tes akhir tindakan). - Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes mengingat jenis penelitian ini penelitian tindakan kelas, maka data kuantitatif dijadikan sebagai ukuran hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan. - Data kulitatif yaitu data aktivitas guru dan siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada pokok bahasan pesawat sederhana serta data kesulitan siswa dalam memahami materi. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, cara pengumpulan data dilakukan dengan cara: Pemberian tes awal dan tes pada setiap akhir tindakan Tes awal diberikan sebelum tindakan dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi tentang pemahaman awal siswa pada pokok 130

bahasan pesawat sederhana, sedangkan tes pada akhir tindakan dilakukan untuk memperoleh data tentang peningkatan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Observasi Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan tujuan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa dalam kelas. Catatan Lapangan Catatan lapangan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung oleh peneliti teman sejawat dan guru sekolah tersebut. Catatan ini bersifat umum, yang menyangkut tempat penelitian, baik jumlah siswa, guru, saran dan prasarana yang tersedia pada lokasi penelitian. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data. Adapun tahap-tahap pengelolahan data adalah sebagai berikut : Data Reduction (reduksi data) Mereduksi data berarti merangkum, menyeleksi, memfokuskan dan mensederhanakan data sejak awal pengumpulan data sampai dengan penyusunan laporan Data Display (penyajian data) Setelah data reduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Data yang disajikan bersifat naratif. Setelah data disajikan. Lalu dibuat penafsiran dan evaluasi untuk membuat perencanaan tindakan selanjutnya. Conclusion (kesimpulan) Penarikan kesimpulan dimaksudkan untuk memberikan kesimpulan terhadap hasil penafsiran dan evaluasi. Penarikan kesimpulan merupakan pengungkapan akhir dari hasil tindakan. Kriteria Keberhasilan Tindakan Prestasi belajar sebagai perolehan siswa setelah menempuh periode pembelajaran tertentu, dapat dikriteriakan menurut tingkat penguasaan materi 131

pembelajaran. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Nasrun Harahap (2011) bahwa: Prestasi belajar dapat dikriteriakan menurut tingkat penguasaannya terhadap materi pembelajaran. Misalnya: Dalam proses belajar siswa menguasai materi 80% - 100% dapat dikatakan bahwa prestasi belajar siswa sangat baik Apabila dalam proses belajar siswa menguasai materi antara 75% - 80% dapat dikatakan prestasi belajar siswa baik Jika dalam proses hasil belajar siswa menguasai materi antara 55% - 75% dapat dikatakan bahwa prestasi belajar siswa cukup Jika siswa menguasai pembelajaran 31% - 54% maka dapat dikatakan bahwa prestasi belajar siswa kurang. Data hasil tindakan guru dengan siswa yang diperoleh melalui observasi dianalisis dan dinyatakan dalam bentuk persentase yang dihitung dengan menggunakan rumus: Dengan kriteria taraf keberhasilan: Presentase rata-rata (%) = Jumlah nilai total yang di peroleh Jumlah siswa x 100 % Pengelolaan data kualitatif diambil dari data hasil aktifitas guru dengan siswa yang diperoleh melalui lembar observasi di analisis dan dinyatakan dalam bentuk presentase yang di hitung dengan menggunakan rumus: jumlah skor Presentase Nilai Rata-rata = x 100% skor maximal Data kualitatif diperoleh dari tes awal, tes akhir siklus I dan tes akhir siklus II. Data tersebut kemudian diolah dan dinyatakan dalam bentuk presentase yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut ( KKM SDN Ginunggung ). Daya serap secara individu skor yang diperoleh siswa SDI = x 100 % skor maksimal Dimana DSI = Daya Serap Individu 132

Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara individu jika presentase daya serap individu sekurang-kurangnya 65% Ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal KBK = banyak siswa yang tuntas banyak siswa seluruhnya x 100 % Dimana KBK = Ketuntasan Belajar Klasikal Siswa dikatakan tuntas secara klasikal jika lebih dari atau sama dengan 75% siswa telah tuntas ( Depdiknas,2004) Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas (PTK) adalah hasil belajar siswa kelas V SDN Ginunggung selama proses pembelajaran setiap siklus mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini ditandai dengan daya serap individu minimal 65% dan ketuntasan belajar klasikal minimal 70% dari jumlah siswa yang ada.ketentuan ini sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang diberlakukan di SDN Ginunggung. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilakukan dengan mengacu pada RPP pesawat sederhana. Pelaksanaan tindakan pada siklus ini dilakukan satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit pada hari selasa tanggal 6 Mei 2014 dengan semua siswa hadir saat peneliti/guru melaksanakan tindakan siklus I. Dan hasil evaluasi siswa pada siklus I dengan materi pesawat sederhana Hasil observasi terhadap aktivitas guru dan siswa Agar mempermudah observasi terhadap kegiatan siswa dan guru, digunakan format observasi yang telah disediakan oleh peneliti. Lembar observasi terdiri dari dua, yaitu lembar observai siswa dan observasi guru. Tujuan dari observasi ini adalah untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa. Hasil pengamatan observasi guru di siklus I berada pada kategori baik dengan presentase nilai rata-rata 73%. Dari hasil pengamatan guru di siklus I pada observasi siswa dengan presentase 68% kategori kurang. 133

Hasil evaluasi tindakan siklus I Setelah selesai pelaksaan pembelajaran tindakan siklus I melalui metode explicit instruction kegiatan selanjutnya adalah pemberian tugas akhir. Dapat dilihat pada table yang menunjukkan hasil yang cukup baik yaitu dengan nilai rata-rata 66,4 dan ketuntasan belajar klasikal 60% namun masih sangat perlu ditingkatkan untuk memperoleh hasil yang maksimal Tabel 1. Hasil Analisis tes akhir siklus I No Aspek Perolehan Hasil 1 2 3 4 5. 6. Nilai tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata-rata Banyaknya siswa yang tuntas Presentase ketuntasan klasikal Presentase daya serap klasikal 90 50 66,4 15 orang 60 % 66,4% Refleksi Siklus I Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi selama kegiatan pelaksanan siklus I, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I, guru belum mampu menciptakan interaksi yang aktif antara siswa dan siswa serta siswa dan guru,oleh karena itu peneliti bersama teman sejawat menyimpulkan untuk memperbaiki kekurangankekurangan pada siklus I agar pada saat melaksnakan siklus II hal-hal tersebut tidak terjadi lagi dan hasil yang dicapai bisa lebih optimal. siklus II Isi siklus ke dua merupakan pengulangan dari siklus pertama.strategi pembelajaran yang digunakan peneliti tidak jauh berbeda dengan tindakan siklus I Berdasarkan hasil observasi selama periode aksi dan tes akhir siklus pertama, kemudian dilakukan refleksi, maka peneliti melakukan perbaikan-perbaikan rencana pembelajaran dan pembenahan kembali peralatan pembelajaran. Pada periode tindakan, peneliti semaksimal mungkin melaksanakan pembelajaran 134

secara konsisten. Demikian pula, pelaksanaan observasi dilakukan sesuai indikator yang tercantum pada lembar pengamatan. Hasil Observasi Aktifitas Guru dan Siswa Siklus II Dari hasil aktifitas guru pada siklus II berada pada kategori sangat baik yaitu sebesar 98%. Dalam proses pembelajaran pada siklus II, kegiatan guru telah menunjukkan semua aspek berada pada kategori sangat baik. Begitu pula pada hasil aktivitas siswa siklus II berada pada kategori sangat baik dalam proses pembelajaran dibandingkan hasil pada siklus I. Hal ini terlihat dengan meningkatnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dengan presentase aktivitas siswa 95% dengan kriteria sangat baik dan peneliti telah melaksnakan prosedur pembelajaran yang sesuai dengan rencana pembelajaran dan lebih baik dari siklus sebelumnya dengan presentase observasi aktifitas guru 98% dengan kriteria sangat baik, ini berarti sudah memenuhi indikator kinerja yang dipersyaratkan. Hasil Evaluasi Tindakan Siklus II Setelah selesai pelaksanaan kegiatan pembelajaran tindakan siklus II, kegiatan selanjutnya adalah pemberian evaluasi, menunjkan bahwa kemampuan siswa dalam menggunakan model pembelajaran explicit instruction meningkat pada siklus II dan memperoleh hasil yang sangat baik. secara ringkas hasil evaluasi siklus II dapat menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menggunakan model pembelajaran explicit instruction pada siswa kelas V SDN Ginunggung sudah menunjukkan hasil yang sangat baik atau sudah dalam kategori tuntas. Sebagaimana dapat dilihat dari hasil tes belajar siklus II dengan persentase ketuntasan klasikal 92% dan dengan nilai rata-rata 80,40 Tabel 2. Hasil Analisis tes akhir siklus II No Aspek Perolehan Hasil 135

1. 2. 3. 4. 5 6. Nilai tertinggi Niali terendah Nilai rata-rata Banyaknya siswa yang tuntas Presentase Ketuntasan Klasikal Presentase daya serap klsikal 100 60 80,40 23 orang 92 % 80,4% Refleksi tindakan siklus II Berdasarkan hasil evaluasi/tes akhir, lembar observasi siswa siklus II dan lembar observasi guru siklus II dapat disimpulkan bahwa yang dilakukan telah maksimal. Adapun hasil refleksi selama berlangsung kegiatan tindakan siklus II adalah: 1. Ketuntasan belajar klasikal siswa sebesar 92% dengan nilai rata-rata yang meningkat dari 66,4% pada siklus I menjadi 80,40% pada siklus II 2. Siswa yang kurang aktif dalam megerjakan lembar kegiatan pada siklus I di dorong untuk lebih aktif bekerja dalam melakukan bimbingan secara menyeluruh dan terus memantau setiap siswa dalam mengerjakan lembar kegiatan tersebut sehingga pada siklus II siswa menjadi lebih aktif dalam bekerja sama. 3. Pada saat menyimpulakan materi guru memotifasi siswa agar berani bebicara dan mengeluarkan pendapat sehingga pada siklus II siswa menjadi aktif. Ini artinya pembelajaran tentang IPA pada materi pesawat sederhana dengan menerapkan model pembelajaran explicit instruction telah berlangsung dengan baik dan dapat dikatakan tuntas sehingga tidak perlu lagi dilanjutkan pada siklus berikutnya. Pembahasan Menerapkan model pembelajaran explicit instruction bisa membuat siswa mampu memahami serta benar-benar mengetahui pengetahuan secara menyeluruh dan aktif dalam suatu pembelajaran, sehingga siswa dapat mengajukan dan menjawab setiap pertanyaan. 136

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan siklus II, aktivitas guru dan siswa serta hasil analisis tes akhir siklus I dan siklus II, terlihat adanya peningkatan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pada siklus I aktivitas guru menunjukan bahwa guru kurang maksimal dalam mengorganisasikan siswa dalam belajar, membimbing siswa belajar, dan memberikan pengarahan pada siswa dengan kinerja baik. Begitu aktivitas siswa pada siklus I dapat diketahui bahwa pada aspek menjawab pertnyaan yang diajukan oleh guru, mengerjakan lembar kagiatan secara kooperarif dan membuat kesimpulan dari materi yang diajarkan masih belum optimal dan perlu ditingkatkan lagi. Hasil analisis tes akhir yang diperoleh pada siklus I ketuntasan klasikal mencapai 60% dengan nilai rata-rata 66,4 Berdasarkan data yang diproleh pada siklus I, dapat dikatakan bahwa penelitian ini belum berhasil karena masih ada 10 siswa yang belum tuntas seacara individual karena ada empat siswa yang mendapat nilai 50 dan ada enam siswa yang mendapat nilai 60. Padahal daya serap individu minimal 70% atau mendapat nilai 7. Hal ini disebabkan siswa masih terbiasa dengan metode konvensional,yang kurang menuntut siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa menjadi pasif dalam proses pembelajaran,terlihat dari siswa yang belum optimal dalam mengerjakan lembar kegiatan dan bekerja sama kebanyakan siswa masih bingung dalam menyimpulkan materi. Berdasarkan hasil penelitian, kekurangan-kekurangan dalam proses pembelajaran pada siklus I, yang telah di uraikan di atas, menyebabkan kurang maksimalnya hasil belajar siswa. Dari hasil tes pada siklus ini, nilai tertinggi mencapai 90, sedangkan nilai terndahnya 50. Siklus ini ada 10 orang siswa yang nilainya tidak memenuhi standar ketuntasan. Siswa yang belum tuntas disebabkan aktifitas belajar siswa kurang aktif, seperti mengajukan dan menjawab pertanyaan, pada siklus I ini belum terjadi aktivitas siswa yang efektip. Selain oleh aktivitas siswa yang belum efektif rendahnya hasil belajar siswa juga dapat pula disebabkan oleh aktivitas guru. Seperti aktivitas guru pada siklus I masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan, seperti memotivasi siswa untuk aktif dalam 137

pembelajaran masih kurang. Selain beberapa hal di atas yang menyebabkan siswa tidak tuntas dapat juga dipengaruhi faktor lain yang tidak masuk dalam kriteria penelitian ini, seprti beberapa hal yang mempengaruhi keberhasilan belajar yaitu: faktor-faktor yang mempengaruhi kebrhasilan belajar itu dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri yang terdiri dari faktor biologis dan fsiologis. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari luar individu itu sendiri yang terdiri dari faktor lingkungan sekolah, masyarakat, dan faktor waktu. Secara tidak langsung mempengaruhi daya serap kalisikal yang hanya mencapai 66,8% dan presentase ketuntasan belajar klasikal 60%. ini semua dapat di maklumi karena siswa baru pertama kali mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran langsung ( explicit instruction ) Siklus II guru lebih meningkatkan kinerjanya, memperbaiki kekurangan pada siklus I, sehingga pada siklus ini siswa semakin siap menerima pelajaran, semakin memperhatikan informasi yang disampaikan, sehingga intensitas menjawab pertanyaan guru sudah lebih aktif. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus I, maka peneliti melanjutkan tindakan ke siklus II. Pada siklus II terlihat adanya peningkatanpeningkatan dalam kegiatan pembelajaran dibandingkan pada siklus I. Hasil observasi aktifitas guru mengalami peningkatan. Pada lembar observasi guru siklus I skor yang diperoleh 29 (73%) dan skor yang dicapai pada siklus II sebesar 39 (98%). Dilihat dari pencapaian skor tersebut, dapat diketahui bahwa pelaksnaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah maksimal. Hal ini karena pada siklus I guru belum terbiasa dan masih dalam tahap penyesuaian, sedangkan pada siklus II guru sudah mulai terbiasa mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran ini sehingga pelaksanaan kegiatan pembelajaran berlangsung dengan baik. Pada siklus I perolehan skor lembar observasi siswa 27 ( 68%), dan pada siklus II skor yang diperoleh meningkat sebesar 38 ( 95%). Peningkatan tersebut dapat dilihat pada kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan 138

oleh guru,memperhatikan penjelasan materi dan demontrasi tentang pesawat sederhana oleh guru, mengerjakan lembar kegiatan secara kooperatif, dan membuat kesimpulan dari materi yang di ajarkan. Hali ini karena pada siklus I siswa masih dalm tahap penyesuaian, mereka belum terbiasa dengan model pembelajaran ini, apalagi saat melakukan praktik-praktik. Sehingga kegiatan pembelajaran tidak terlaksana dengan baik. Pada siklus II aktifitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sudah meningkat, karena pada siklus II siswa sudah mulai terbiasa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru menyimpulkan materi yang telah diberikan. Hasil analisis evaluasi hasil belajar siklus I dan siklus II terlihat adanya peningkatan yang terjadi pada hasil belajar siswa pada setiap pelaksanaan siklus. Pada siklus I diperoleh ketuntasan klasikal 60% dengan nilai rata-rata siswa 66,4 dan terjadi peningkatan pada siklus II dengan presentase ketuntasan klasikal 92% dengan nilai rata-rata siswa 80,40%. Meningkatnya jumlah ketuntasan klasikal dan nilai rata-rata siswa dicapai pada siklus II dapat diketahui bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat. Hasil penelitian ini dapat dikatakan telah meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Ginunggung, karena ketuntasan klasikalnya mencapai 92% dengan nilai rata-rata 80,40%, yang melebihi standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan di SDN Ginunggung, yaitu ketuntasan klasikal minimal 80% dari jumlah siswa yang ada dan daya serap individu minimal 70% atau mendapat 7. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat dikemukakan behawa dengan menerapakan model pembelajaran explicit instruction bisa membuat siswa lebih memahami pelajaran dan aktif dalam menjawab setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru. Oleh karena itu, dalam kegiatan pembelajaran guru seharusnya menggunakan model pembelajaran yang biasa membuat siswa aktif, sehingga siswa tidak hanya diam dan mendengarkan dalam mengikuti pembelajaran yang cenderung membuat siswa menjadi bosan dan pasif. Pelaksanaan model explicit innstruction yang dilakukan secara lanjut (dalam dua siklus) menambah keterampilan guru dalam mengajar sehingga siswa lebih mampu menyerap dan memahami materi pelajaran. 139

IV. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan data hasil penelitian ini maka kesimpulan yang diperoleh, sebagai berikut: Hasil belajar siswa pada siklus I dengan materi peasawat sederhana memperoleh nilai rata-rata sebesar 66,4, dengan ketuntasan belajar secara klasikal 60% dan hasil belajar siswa pada siklus II dengan materi pesawat sederhana mengalami peningkatan dengan memperoleh nilai rata-rata sebesar 80,40 dan ketuntasan secara klsikal 92%. Saran 1. Setiap guru hendaknya melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, sehingga pencapaian mutu pendidikan dan pengajaran serta kualitas mengajar guru dapat terwujud sesuai dengan apa yang di harapkan 2. Guru harus bisa memiliki metode yang sesuai dengan karakteristik siswa dan materi yang akan di ajarkan.memilih metode pembelajaran yang sesuai dan efektif khususnya untuk mengajarkan mata pelajaran IPA 3. Guna meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pesawat sederhana maka yang perlu dilakukan oleh pihak sekolah adalah menerapakan metode pembelajaran dalam proses belajar mengajar. DAFTAR PUSTAKA Arikunto. Suharsimi 2009, Penelitian Tindakan Kelas Arend dan Trianto 2010, Model Pembelajaran Explicit instruction Arikunto Suharsimi, 1993 Menajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta Depdiknas 2004, pengembangan kurikulum pendidikan nasional. Depdiknas 2004, Penilaian Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, teknik pengumpula data Haryanto 2007, Buku Sain s kelas V SD. KTSP 2007, Penerbit, PT Erlangga, materi pesawat sederhana. Kemmis dan Mc.Taggart 2013, perencana penelitian tindakan dalam melakukan tindakan. 140

Nasrun Harahap 2011, http://kejarmimpi.blogspot.com/2011/11/prestasibelajar.html. Diposkan oleh A'an Setiawan at Minggu, November 20, 2011. 141