LAPORAN PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH DENGAN TEKNOLOGI KINCIR AIR Di Banjar Jempanang Desa Belok Sidan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Peran sanitasi dalam kesehatan masyarakat memiliki dampak yang cukup vital, sanitasi

Peserta yang Terlibat dalam Aksi Tanam Pohon Bersama Para Pihak

LAPORAN KEGIATAN GERAKAN PENANAMAN POHON DI DESA PLAGA Program Konservasi DAS Ayung. Oleh Tim JANMA [TYPE THE COMPANY ADDRESS]

Laporan. Pelatihan Pemetaan Partisipatif Wilayah Jempanang, Desa Belok Sidan, 9-10 Mei I Gde Suarja (Koordinator Program JANMA)

LAPORAN AKHIR PROGRAM AYUNG LESTARI DI DESA BELOK SIDAN & PLAGA KEC. PETANG, KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 PT. TIRTA INVESTAMA- JANMA

LAPORAN KEGIATAN SOSIALISASI PEMBUATAN BIOPORI DI BANJAR BUKIAN DAN KIADAN, PLAGA PELAGA AGUSTUS Oleh: I GDE SUARJA Koordinator JANMA

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DI PROVINSI JAWA TIMUR

PROGRAM WASH LAPORAN AKHIR (WATER ACCES SANITATION AND HYGIENE) DESA PELAGA, KECAMATAN PETANG, KABUPATEN BADUNG, BALI, 2013

LAPORAN HASIL PERTEMUAN KOORDINASI III KELOMPOK KERJA (POKJA) AYUNG LESTARI Bongkasa Pertiwi, 22 Januari 2014

CATATAN HASIL PERTEMUAN TIM POKJA DAS AYUNG Di Bagus Agro Pelaga, 23 Nopember 2013

Laporan Pertemuan Koordinasi POKJA Ayung Lestari. Latar belakang. Tujuan : Tempat dan Waktu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

ABSTRAK Penampakan fisik Tukad Badung terlihat berwarna kecoklatan, air kotor, dan bau limbah dari rumah tangga. Berbagai upaya telah dilakukan oleh

TEKNOLOGI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DENGAN TINGGI TEKAN KECIL DI SALURAN IRIGASI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PERIZINAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

Kerjasama : Kementerian Kesehatan WHO Indonesia 2013 PRESETATION RENCANA PENGAMAN AIR JAKARTA, MEI 2015

LAPORAN AKHIR PKM-M. Oleh:

PENGADAAN AIR BERSIH SYSTEM HYDRAULIC RAM PUMP

BUMDes PENGELOLAAN AIR BERSIH LENDANG NANGKA

BAB II HASIL IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS POTENSI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Debit (1)_soal Kelas 6 SD. 1. Nilai dari cm 3 =... liter. A. 2 B. 3 C. 4 D Hasil dari 5 liter =... dm 3. A. 3 B. 4 C. 5 D.

PROPOSAL PENGADAAN AIR BERSIH SYSTEM HYDRAULIC RAM PUMP DESA PENGLATAN

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh adanya air yang tidak merata di bumi (BBC Science & Nature

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH KERANGKA ACUAN KERJA ( TERM OF REFERENCE TOR ) KEGIATAN KEGIATAN PEMBANGUNAN SUMUR BOR DI DAERAH RAWAN KERING

BAB I PENDAHULUAN. Sungai Citarum merupakan gabungan beberapa wilayah luas sungai dengan luas

Gambar 4. Keadaan sebelum dan sesudah adanya pengairan dari PATM

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH KELURAHAN KAYAWU KOTA TOMOHON

1.1. Latar Belakang Perlunya Pembaruan Kebijakan Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 4 SERI E

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT REGIONAL PASIGALA SEBAGAI ANTISIPASI DEGRADASI KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DI KOTA PALU

Tata cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan

- 5 - BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2009

PERHITUNGAN PEMBIAYAAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh:

Analisis Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Tulungagung

PERENCANAAN BENDUNGAN PAMUTIH KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN BAB I PENDAHULUAN

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah air.

BAB I PENDAHULUAN. Bali adalah salah satu propinsi di Indonesia dengan luas wilayah keseluruhan 5.686

TUGAS MATA KULIAH METODE KONSTRUKSI

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BUPATI GOWA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA NOMOR 08 TAHUN 2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GOWA,

4.1. PENGUMPULAN DATA

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

PENGARUH VARIASI VOLUME TABUNG TEKAN TERHADAP EFISIENSI PADA POMPA HIDRAM

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Air Irigasi: Mendatangkan Kemakmuran dan Kesejahteraan Petani Rarang

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Instalasi air Bersih

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah dan Perkembangan PDAM Kabupaten Sukabumi. Pembentukan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Sukabumi

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH VARIASI DIAMETER PIPA INLET TERHADAP DEBIT DAN HEAD PADA POMPA HIDRAM

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 7 TAHUN TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

BAB II RENCANA KEGIATAN KKN REVOLUSI MENTAL

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

KETERLIBATAN PARA PIHAK DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR. oleh: Erna Witoelar *)

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 02 TAHUN 2009 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI TENGAH,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG IZIN PEMANFAATAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KAJIAN ALTERNATIF PENYEDIAAN AIR BAKU UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA PERIKANAN DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG

ABSTRAK. : SPAM Kampus, Sistem Pengaliran Kombinasi, Pompa, Menara Reservoir, WaterNet

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2012 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

BAB III. METODE PENELITIAN

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAWASAN PERUMAHAN GRIYA PEMULA (WELONG ABADI) KECAMATAN PALDUA MANADO

TEKNIS PELAKSANAAN BANTUAN SOSIAL BIDANG SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN PERMUKIMAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RESERVOIR. Fungsi-fungsi. reservoir Perhitungan volume reservoir untuk sistem gravitasi dan pompa

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR KUNCI UNTUK PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN KINERJA SISTEM DRAINASE PERKOTAAN

-1- DOKUMEN STANDAR PERENCANAAN TEKNIS TERINCI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PERIZINAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PENGAMBILAN AIR BAWAH TANAH DAN AIR PERMUKIMAN

BAB IV PENUTUP. 1. Implementasi Pengembangan Desa Budaya Di Kulon Progo. kebudayaan yang ada di Yogyakarta termasuk desa-desa budaya yang ada di

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Air Tanah;

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

AKAF SARANA AIR BERSIH

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 01 TAHUN 2018 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 18 TAHUN 1995 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Persepsi Masyarakat Mengenai Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Ciesek

PERGESERAN ANTAR JENIS BELANJA DAN PENDAPATAN PADA APBD TAHUN 2016 PENJELASAN REKENING. SEBELUM SETELAH PERGESERAN (Rp) % PERGESERAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik

EVALUASI PENGELOLAAN SISTEM SANITASI RUMAH SUSUN DI KOTA PALEMBANG ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGANTAR BANGUNAN BERTINGKAT

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Transkripsi:

LAPORAN PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH DENGAN TEKNOLOGI KINCIR AIR Di Banjar Jempanang Desa Belok Sidan Oleh: I GDE SUARJA GEDE YASA UTAMA @ 2014 Support By : 1

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Air merupakan salah salah satu kebutuhan dasar bagi kita yang tidak bisa digantikan dengan produk lain dalam rangka mempertahankan hidup dan kehidupan secara terus menerus sesuai dengan siklus hidup manusia. Ketersediaan air bersih secara berkelanjutan, baik kuantitas maupun kualitas merupakan hal yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup kita. Karena itu, adanya pembangunan sarana air bersih (SAB) bagi masyarakat mutlak diperlukan sehingga masyarakat bisa memperoleh akses air bersih guna memenuhi kebutuhan akan air bagi kehidupan sehari-hari. Desa Belok Sidan secara administratif termasuk wilayah Kecamatan Petang, Kabupaten Badung dan memiliki 9 (sembilan banjar/dusun). Banjar Jempanang merupakan salah satu bagian dari wilayah Desa Belok Sidan yang berada di daerah hulu DAS Ayung, yang merupakan resapan sumber air bagi penduduk Kabupaten Badung dan sekitarnya, memiliki potensi sumberdaya alam yang belum dikembangkan secara optimal, termasuk dalam pemanfaatan sumberdaya air bagi kehidupan masyarakatnya. Berdasarkan hasil assessment wilayah Jempanang, masih terdapat sebanyak 50 KK warga yang belum mendapatkan akses air bersih khususnya warga masyarakat yang bermukim di Tempek Pucak Sari. Walaupun di wilayah ini masih ada sumber mata air bersih yang bisa digunakan, namun saat ini belum dapat dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat karena keterbatasan sumberdaya yang dimiliki. Memperhatikan betapa pentingnya kebutuhan air bersih bagi masyarakat Jempanang, melalui program WASH (Water Access Sanitation and Hygiene) yang didukung oleh CSR Program PT. Tirta Investama dan JANMA, dilakukan pembangunan sarana dan prasarana air bersih dengan menggunakan tekonologi Kincir Air sebagai motor penggerak air agar dapat manaikan/mengalirkan air dari sumber mata 2

air ke bak reservoir (bak penampung). Penggunaan teknologi kincir ini dikembangkan, belajar dari pengalaman desa tetangga (Banjar Bon) yang telah berhasil mengembangkan teknologi untuk menaikan air bersih dari lokasi yang cukup dalam ke lokasi pemukiman penduduk yang berada jauh lebih tinggi dari lokasi sumber mata air. Melalui kerjasama teknis dengan Fakultas Teknik Mesin Unud, teknologi kincir air ini dikembangkan di Jempanang dengan sedikit modifikasi dari keberhasilan kincir air yang sudah dilakukan di Banjar Bon. 1.2. Tujuan pembangunan sarana air bersih (SAB) Salah satu tujuan dari pembangunan sarana air bersih bagi masyarakat Jempanang adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan terpenuhinya kebutuhan air bersih masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. 1.3. Sasaran/keluaran yang ingin dicapai (I) Terpenuhinya kebutuhan air bersih bagi 50 KK warga masyarakat Banjar Jempanang, khususnya yang bermukim di Tempek Pucak Sari. (II) Adanya perubahan perilaku sanitasi masyarakat Banjar Jempanang menuju ke perilaku Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). 1.4. Lokasi dan waktu pelaksanaan Pembangunan sarana air bersih dengan teknologi Kincir Air, dilaksanakan di Tempek Pucak Sari, Banjar Jempanang, mulai bulan Maret s/d Agustus 2014. 1.5. Tim Pelaksanaan Pembangunan SAB Pembangunan sarana air bersih (SAB) ini difasilitasi oleh Tim Janma dan Aqua, bekerjasama dengan Dosen Fakultas Teknik Mesin dari Universitas Udayana sebagai tenaga ahli (konsultan) untuk memberikan 3

pendampingan teknis pembangunan teknologi kincir air. Proses pembangunan dilakukan secara partisipatif melibatkan semua masyarakat sehingga mendapatkan dukungan dan respon positif dari seluruh warga masyarakat. Ini dapat dilihat dari semangat warga masyarakat di Jempanang untuk secara bergiliran melakukan swadaya dan gotong royong membantu proses pembangunan sarana dan prasana air bersih dari awal pelaksanaan kegiatan sampai air bisa mengalir ke rumah-rumah warga. II. PROSES PELAKSANAAN PEMBANGUNAN Kegiatan penyediaan sarana air bersih yang dilakukan di Banjar Jempanang meliputi 3 komponen, yaitu (i) pembangunan sarana air bersih (SAB) (ii) pendistribusian dan pemanfaatan air dan (iii) perawatan/pemeliharaan sarana air bersih agar bisa berfungsi secara berkelanjutan. A. Pembangunan sarana air bersih (SAB) Dalam tahap ini semua proses pembangunan mencakup pembangunan fisik sarana dan prasarana air bersih. Ada beberapa sarana dan prasarana air bersih yang telah dibangun di Jempanang, yaitu : 1 (satu) buah Bak Spilway dengan ukuran 3x1x1 meter 1 (satu) buah Bak Penerjun dengan ukuran 1,5 x 1,5 x 1,5 meter Rangkaian pipa penerjun dengan ukuran GIP Ǿ (6 x4 x3 x2 ) sepanjang 22 meter 1 (satu) buah Konstruksi Kincir Air, dengan ukuran diameter 2 meter dan ukuran motor penggerak mesin sancin type SC 30. Gambar 1: Rangkaian Kincir Air dan mesin sancin type SC 30 4

Dalam proses pembangunan tersebut, ada bebarapa tahapan kegiatan yang dilakukan, antara lain: (i) Perencanaan dan Survei lokasi. Kegiatan ini dilakukan pada tahap awal untuk mengetahui posisi sumber mata air, debit air, lokasi kincir, lokasi bak penerjun, panjang perpipaan, dll yang dibutuhkan dan menyusun rancangan kerja maupun anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan sarana air bersih. Pada tahap ini juga lakukan penggalian informasi dengan tenaga ahli kicir, termasuk pengalaman tyang sudah berhasil di Banjar Bon, terkait cara kerja, konstruksi termasuk peralatan yang digunakan untuk merangkai dan membuat kincir air. Kegiatan ini dilaksanakan bersama dengan Satgas Air Jempanang, Kelihan Dinas dan tenaga ahli (tukang kincir dari Banjar Bon) dan Dosen Teknik Mesin Unud, untuk menyusun rancangan kerja dan berbagai bahan/material maupun peralatan yang dibutuhkan untuk membuat kincir air dan bangunan lainnya. (ii) Pembangunan Kincir. Proses pembangunan Kincir Air dilakukan dengan sistem kerja borongan (hanya ongkos kerja saja) oleh tenaga ahli (tukang dari Bon) dibantu oleh tenaga Satgas Air Jempanang. Sedangkan bahan/material, peralatan, upacara yang dibutuhkan disiapkan oleh tim program bersama Satgas Air. Sedangkan untuk pembangunan bak penerjun, bak reservoir dilakukan dengan sistem borongan, mulai dari bahan.material sampai pada ongkos kerja, yang dibantu oleh tenaga Satgas Air Jempanang secara gotong royong (swadaya). Ada beberapa rangkaian kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, antara lain perakitan konstruksi kincir, pembuatan bak spillway, pipa saluran air dari sungai ke bak penerjun, bak penerjun air, pipa penerjun air hingga air dapat mendorong perputaran kincir, pemasangan pompa sancin untuk mendorong air bersih bisa naik ke atas sampai di bak penampung (reservoir).. 5

B. Distribusi dan Pemanfaatan Air Tahap berikutnya setelah pembangunan kincir air dan rangkaiannya selesai, dilakukan kegiatan pendistribusian air melalui pemasangan perpipaan dari kincir ke bak penampung (reservoir) dan dari bak penampung ke lokasi warga masyarakat penerima manfaat. Proses pendistribusian air dari bak penampung dilakukan dengan sistim grafitasi sehingga penempatan bak penampung utama air dibuat di lokasi yang paling tinggi dengan lokasi pemukian warga. Dalam tahap ini, sarana distribusi air bersih yang telah dibangun, yaitu : Jaringan instalasi perpipaan air dari kincir ke bak penampung (reservoir) sepanjang + 2,2 Km dan pipa distribusi dari bak penampung (reservoir) ke warga masyarakat, sepanjang + 2 Km. Pipa yang digunakan terdiri dari pipa galvanis (GI) dan pipa PVC (wavin). 1 (satu) buah Bak Penampung Air (reservoar) dengan ukuran 3x3x2,5 meter atau kapasitas tamping (volume) sebesar 22,500 liter. Lokasi bak penampung dibuat di tempat yang paling tinggi agar bisa mengalirkan air ke masyarakat dengan sistem grafitasi. Posisi bak penampung air dengan kincir berada pada ketinggian (elevasi) 238 meter. Pembangunan bak penampung air (reservoir) C. Perawatan & Keberlanjutan. Salah satu aspek yang tidak kalah pentingnya dalam pembangunan sarana air bersih adalah perawatan/pemeliharaan sarana dan prasarana air bersih yang telah dibangun agar dapat berfungsi secara berkelanjutan. Tahap ini bisa dikatakan tahap yang paling penting dalam program pemberdayaan 6

masyarakat untuk pembangunan sarana air bersih agar masyarakat mampu menjaga dan memelihara semua sarana dan prasarana air bersih yang telah dibangun sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Kegiatan perawatan dan pemeliharaan SAB meliputi perawatan kincir dan pompa sancin, pipa distribusi air, bak penampung air, serta jaringan perpipaan untuk mendistribusikan air kepada masyarakat. Kegiatan ini harus dilakukan secara rutin oleh masyarakat melalui sebuah wadah kelompok pengelola sarana air bersih (KPSAB). Untuk mendukung hal ini, JANMA telah memfasilitasi kegiatan pengorganisasian dan penguatan Kelompok Pengelola Sarana Air Bersih yang selama ini sudah ada di Jempanang yang dikoordinasikan langsung oleh Bankar Jempanang. Hal-hal yang telah dilakukan berkaitan dengan aspek ini, yaitu memberikan training tentang teknis pemeliharaan dan perawatan sarana air bersih, merumuskan/ menyusun aturan-aturan (perarem) pengelolaan air bersih yang ada, memberikan pembinaan dan pendampingan kepada satgas air untuk melakukan pengawasan dan perawatan secara teratur sarana dan prasarana air bersih di Banjar Jempanang. Dengan adanya aturan mengenai pengelolaan air serta terbentuknya kelompok pengelola air bersih di Banjar Jempanang diharapkan Sarana Air Bersih yang telah dibangun ini dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan oleh masyarakat Jempanang. Terkait dengan aspek keberlanjutan dari Pembangunan Saranan Air Bersih (SAB) Air di Jempanang, teradapat 5 hal penting yang telah ditegaskan dan diberdayakan kepada masyarakat untuk menjaga kesuksesan dan keberlanjutan sarana yang telah dibangun. Kelima aspek tersebut, yaitu: 7

Teknis Sosial Kelembagaan Lingkungan Finansial a. Teknis : Adalah hal-hal yang berkaitan dengan teknis-teknis perawatan dan pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana air bersih yang sudah dibangun. Untuk masalah teknis, menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari Satgas Air yang sudah dibentuk/disepakati oleh masyarakat dan prajuru Banjar Jempanang b. Finansial : Terkait dengan sumber dana yang akan digunakan untuk melakukan perawatan/pemeliharaan berkala terhadap sarana dan prasana air bersih yang ada. Dalam hal ini pihak Banjar Jempanang yang akan bertanggung jawab terkait finansial bilamana dibutuhkan dana untuk melakukan perawatan dan perbaikan berkala terhadap saranan dan prasana air bersih. c. Lingkungan : Harus tetap memperhatikan nilai-nilai pelestarian lingkungan dengan melakukan penanaman pohon di sekitar sumber air dan tidak membuang sampah ke lokasi sumber air bersih. d. Sosial : Menciptakan kenyamanan dan rasa keadilan bagi semua masyarakat yang memanfaatkan air sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dalam hal ini, pera dari Satgas air yang bertugas mengatur pembagian/pergiliran pemakaian air kepada masyarakat. e. Kelembagaan : Organisasi yang mengatur dan mengontrol agar ke empat aspek diatas dapat berjalan dengan baik. Dalam hal ini. menjadi tanggung jawab dari Banjar Adat Jempanang di bawah pengaturan dan pengawasan dari seluruh prajuru Banjar. 8

III. KESIMPULAN Pembangunan sarana air bersih (SAB) dengan teknologi kincir air di Banjar Jempanang telah selesai dikerjakan dengan menghabiskan waktu selama ± 4 bulan dari April sampai dengan Juli 2014. Proses pelaksanaan kegiatan dilakukan secara partisipatif oleh beberapa pihak, antara lain PT. Tirta Investama-Pabrik Mambal, JANMA selaku pendamping program, konsultan teknis dari Fakultas Teknik Mesin Unud (Ir. Gusti Ketut Sukedana) dan mahasiswa Teknik Mesin yang melakukan kajian terkait teknologi Kincir Air ini sebagai bahan penelitian mereka, serta dukungan swadaya dan gotong royong masyarakat Jempanang. Peran para pihak ini sangat mempengaruhi keberhasilan pembangunan sarana air bersih ini.. Dan saat ini sarana air bersih kincir air telah berhasil mengangkat/menaikkan air sejauh 2,2 km dengan ketinggian (elevasi) 238 meter dan telah mampu menghasilkan debit air sebesar 0,5 liter/detik. Diharapkan air bersih yang sudah berhasil dikembangkan melalui teknologi kincir air dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, khususnya 50 KK warga masyarakat di Tempek Pucak Sari, Banjar Jempanang yang selama ini belum mendapat akses sumber air bersih. ---end Srj-- 9