Tujuan Instruksional Umum : 1. Memberikan pemahaman media-media studio foto. 2. Memberikan pemahaman cara kerja media-media studio foto. 3. Memberikan pemahaman efek bayangan dari media-media studio foto. Tujuan Instruksional Khusus : 1. Mahasiswa mampu memahami media-media studio foto. 2. Mahasiswa mampu memahami cara kerja media-media studio foto. 3. Mahasiswa mampu memahami efek bayangan dari media-media studio foto.
PERALATAN STUDIO Seiring dengan perkembangan teknologi, kini banyak peralatan baru studio foto dengan beragam jenis dan kualitas. Tentunya, di samping akan memudahkan pekerjaan, peralatan tersebut juga dapat memperkaya kreativitas dari fotografer karena fotografi di studio bersifat teknis, juga memerlukan kreativitas dalam berkarya. Namun, yang terpenting adalah seorang fotografer harus betul-betul mengenal dan menguasai perlengkapan yang ada. A. Peralatan Studio Foto 1. Ruang studio Penentuan ukuran luas minimal yang dibutuhkan untuk memulai usaha studio foto tergantung pada jenis foto apa yang akan dihasilkan. Jika hanya membuat pas foto, luas ruangan studio disesuaikan dengan kebutuhannya.
Namun, jika akan memotret untuk beberapa orang sekaligus seperti foto keluarga atau foto grup, tentu saja membutuhkan ruang studio yang lebih besar. Jadi, tidak ada ukuran minimal dan maksimal untuk ukuran ruangan pada saat memulai usaha studio foto. Memanfaatkan ruangan yang ada, seperti garasi mobil dapat digunakan untuk usaha studio foto. Jika usaha sudah semakin maju, ruangan studio dapat diperluas sesuai dengan kebutuhan. Pada tahap awal, sebuah ruangan studio dapat berukuran sekitar 3 x 4 m atau 4 x 6 m. Pertimbangan ini menyangkut perlengkapan yang harus disimpan di studio, seperti kamera, lampu studio, background.
Ruang studio Manfaatkan ruang yang ada, sesuaikan dengan kebutuhan
Untuk pemotretan yang memanfaatkan pencahayaan alami atau pencahayaan dari sinar matahari yang masuk melewati jendela (dikenal dengan teknik window lighting), ruangan studio harus dilengkapi dengan jendela. 2. Kamera dan lensa Ada tiga jenis format kamera yang dapat digunakan saat melakukan pemotretan di studio, yaitu kamera format kecil (small format camera) yang biasa disebut kamera 35 mm, kamera format medium ( m e d i u m format camera), dan kamera format besar (large format c a m e r a ). S e t i a p jenis kamera tersebut mempunyai kelebihan dan k e k u r a n g a n. U n t u k pemotretan portrait, biasanya digunakan kamera format medium, sedangkan kamera format besar biasanya digunakan untuk pemotretan still life. Biasanya, lensa yang digunakan di studio adalah lensa normal dan lensa tele.
3. Cable release Fungsi dari alat ini adalah sebagai pengganti tombol pelepas rana. Alat ini akan memudahkan fotografer ketika menekan tombol pelepas rana sehingga mengurangi risiko bergoyangnya kamera terutama pada pemotretan dengan kecepatan rana di posisi B (bulb). 4. Electronic flash head Electronic flash head adalah lampu yang menyalurkan gas seketika dan memproduksi cahaya berdurasi singkat. Electronic flash head terdiri dari dua jenis. a. Monoflash (dikenal juga dengan monoblocs) Lampu ini dihubungkan langsung ke stop kontak. Setiap lampu monoflash dilengkapi dengan built in slave yang berfungsi membuat lampu menyala bersamaan ketika ada flash lain yang rnenyala.
b. Power pack electronic system Jenis lampu ini dihubungkan ke sumber daya yang terpisah sehingga fungsi dan fasilitas pengendalian cahayanya lebih banyak serta lengkap dibandingkan jenis monoflash. Hal ini menyebabkan harga powerpack relatif lebih mahal. Jenis kamera dan lensa yang digunakan untuk studio foto
Kamera dan Lensa Studio
Kamera dan Lensa Studio
Kamera dan Lensa Studio
Cabel Release terpasang pada kamera
Cabel Release Pengganti tombol pelepas rana
C. Mono flash
8. Standard Reflector Biasanya, setiap lampu flash dilengkapi dengan standard reflector. Peralatan ini menghasilkan cahaya yang keras dan langsung. 9. Reflektor Reflektor digunakan untuk memberikan cahaya tambahan yang merupakan pantulan cahaya dari lampu kilat. Di pasaran, reflektor biasanya tersedia dalam tiga warna, yaitu putih. emas dan perak. Masing-masing warna tersebut akan menghasilkan pantulan dan karakternya. Selain itu, selembar kain atau st}rofoam dapat juga digunakan sebagai reflektor. 10. Payung Studio Payung studio merupakan perangkat fotografi yang digunakan untuk memantulkan atau menyaring cahaya lampu studio.
Dengan memantulkan atau menyaring cahaya yang dipancarkan lampu kilat, akan diperoleh penyinaran yang lebih merata d a n efek bayangan yang lebih lunak atau lembut. A. Payung Studio Digunakan untuk memantulkan atau menyaring cahaya lampu studio
Sesuai fungsinya, payung studio dapat dibedakan menjadi dua jenis. a. Payung Pemantul ( Reflecting Umbrella ) Payung ini dipergunakan untuk memantulkan cahaya lampu kilat agar menjadi lunak dan merata b. Payung transparan ( Transluscent Umbrella ) Payung ini dipergunakan untuk menyaring cahaya lampu kilat agar menjadi lunak dan rata. 11. Softbox Softbox adalah peralatan studio yang digunakan untuk menyaring cahaya lampu kilat. Cahaya yang dihasilkan lebih lembut dibanding menggunakan standard reflectoratau payung. Jika digunakan memotret orang, pada mata orangtersebut akan terlihat bentuk bujur sangkar (dikenal dengan catch lights). Semakin besar ukuran softbox akan semakin lembut cahaya yang dihasilkan.
B. Softbox Digunakan untuk menyaring cahaya lampu studio
12. Snoot Snoot digunakan untuk mengarahkan cahaya yang keluar dari lampu agar menghasilkan efek spot atau bagian tertentu dari objek, m i s a l n y a untuk menyinari bagian rambut saja. Alat ini biasanya digunakan di atas dan di belakang objek untuk menyinari bagian rambut sehingga o b j e k terlihat terpisah dengan latar belakang. 13. Penyangga Lampu ( Lightstand ) Penyangga lampu diperlukan untuk menyangga setiap lampu yang digunakan. Tinggi penyangga bisa diatur sesuai dengan kebutuhan pemotretan. Untuk studio foto yang besar, digunakan sistem rail yang d i p a s a n g dilangit-langit sehingga pengaturan tinggi rendah dan penempatan lampu sangat mudah dilakukan. Penggunaan sistem rail juga m e n g h i n d a r i terantuknya kaki karena banyaknya kabel yang berseliweran.
14. Tripod Tripod atau kaki tiga digunakan untuk menyangga kamera, biasanya dipakai saat kecepatan rana rendah atau pada fasilitas B (bulb) sehingga kemungkinan kamera goyang dan gambar kabur dapat Tripod Menghindari goyangnya kamera pada saat menggunakan rana rendah dihindari.
Tripod
Tripod
B. Penyangga Lampu Untuk menyangga setiap lampu yang digunakan
Penyangga Lampu
Penyangga Lampu
C. Snoot Membantu mengarahkan cahaya yang keluar dari lampu
15. Alat Pengukur Cahaya ( Flash meter / Light meter) Cahaya yang digunakan di studio adalah cahaya artificial/ buatan. Sumber cahaya ini diukur dengan menggunakan alat pengukur cahaya/flash meter. Fungsi dari alat ini adalah untuk mendapatkan bukaan diafragma yang seharusnya dipakai. Sebelum menggunakan dilakukan penyetelan kecepatan rana dan ISO film yang digunakan. b e r a p a alat ini 16. Alat Pengukur Suhu Warna ( Color Meter) Untuk mengetahui dengan tepat kondisi suhu warna sumber cahaya pada saat pemotretan berlangsung, digunakan alat pengukur s u h u warna (colormeter). Alat ini akan menginformasikan mengenai tinggi rendahnya suhu warna dan kombinasi pemakaian filter yang dibutuhkan u n t u k menyeimbangkan suhu warna dan sumber cahaya yang digunakan. Biasanya. film-film yang dipakai dirancang untuk menangkap cahaya dengan suhu warna sekitar 5.500 K.
Jika sumber cahaya yang dipakai merupakan peralatan baru, biasanya suhu warna melampaui batas 5.500 K sehingga hasil yang didapatkan agak kebirubiruan. Sebaliknya, jika lampu yang digunakan sudah lama, suhu warnanya turun sehingga gambar yang dihasilkan agak kekuningan. Dengan mengetahui berapa derajat Kelvin yang dikeluarkan sumber cahaya, Anda dapat mengoreksi suhu warna tersebut dengan menggunakan filter yang sesuai agar hasil warna objek menjadi sempurna. A. Alat pengukur cahaya
17. Latar Belakang ( Background ) Untuk background atau latar belakang pada studio bisa dimulai dengan background putih. Dengan warna putih akan membantu pemotretan dan berbagai variasi pemotretan pun dapat dilakukan, misalnya dengan menggunakan filter warna pada background light atau proses selanjutnya dengan menggunakan fotografi digital. Beragam bahan dapat digunakan untuk background. Secara sederhana, dinding tembok dapat dicat sesuai kebutuhan. Di pasaran, kini dapat juga diperoleh background dari bahan kain dengan bermacam kualitas dan motif. Misalnya, motif pemandangan, alam, awan, sampai g a m b a r r u a n g a n perpustakaan (digunakan untuk foto wisuda). Jadi, kebutuhan akan background tergantung dari kreativitas dan kebutuhan akan jenis foto apa yang akan dihasilkan.
Ragam jenis background yang dapat digunakan
B. Mengenal Efek Bayangan dari Berbagai Perlengkapan Pencahayaan Pada dasarnya, setiap cahaya menghasilkan bayangan yang berfungsi untuk menampilkan tekstur dan memberikan bentuk dari suatu objek. Salah satu hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan pemotretan adalah mengenali efek dari sumber cahaya dan aksesori yang akan digunakan. Setiap peralatan pencahayaan memiliki karakteristik tersendiri dan akan menghasilkan efek bayangan tersendiri pula. Dengan mengenali efek bayangan yang dihasilkan dari peralatan pencahayaan tersebut akan mempermudah fotografer dalam menentukan hasil akhir dari foto yang akan dibuat. Berikut ini diuraikan efek dari beberapa peralatan pencahayaan yang umum digunakan di studio foto (semua posisi lampu sama yang diganti hanya aksesorinya saja).
1. Standard Reflector Standard reflector yang dipasang pada sumber cahaya akan menghasilkan bayangan yang bersifat keras, menciptakan bayangan yang sangat pekat, dan menampilkan detail dengan baik. Secara keseluruhan, gambar yang dihasilkan akan memberikan kesan dramatis. Perlu diperhatikan juga posisi dan arah datangnya sumber cahaya objek yang akan difoto. t e r h a d a p 2. Payung Studio Payung studio akan menghasilkan efek bayangan yang lebih halus serta pancaran cahaya yang lebih luas dibanding dengan standard reflector. Alat ini sangat efektif digunakan pada pemotretan yang membutuhkan cakupan area cahaya yang luas. Berbeda dengan standard reflector, pancaran cahaya dari payung ini lebih sulit dikendalikan atau diarahkan.
3. Softbox Pemakaian softbox akan memberikan efek bayangan yang halus dan tidak terlalu keras, tetapi cahaya yang dihasilkan lebih terarah karena cakupan cahaya yang dihasilkan softbox lebih terbatas. Ukuran softbox juga mempengaruhi hasil yang didapat. Semakin besar ukuran softbox, akan semakin lembut cahaya yang dihasilkan. 4. Snoot Snoot digunakan untuk mengarahkan cahaya yang keluar dari lampu agar menghasilkan efek spot atau bagian tertentu dari objek, misalnya untuk menyinari bagian rambut saja. Alat ini biasanya dan di belakang objek untuk menyinari bagian rambut terlihat terpisah dengan latar belakang. digunakan di atas s e h i n g g a objek
Untuk mencapai hasil yang diinginkan, memang dibutuhkan waktu dan ketekunan untuk mengenali karakter dari setiap peralatan d e n g a n banyak berlatih dan mencoba. Berbagai kemungkinan bisa dilakukan dengan peralatan tersebut, misalnya dengan mengubah arah datangnya c a h a y a, mengubah posisi dari sumber cahaya, menggunakan reflektor sebagai cahaya pengisi fill in light, dan mengkombinasikan peralatan pencahayaan. C. Peralatan Tambahan untuk Foto Still life Hampir seratus persen objek yang menjadi subjek pemotretan still life adalah benda mati. Pemotretan pun dapat dilakukan mulai cara sederhana sampai cara yang rumit, dengan peralatan seadanya maupun yang serba canggih. Seorang fotografer perlu mempertimbangkan peralatan yang cocok untuk dipakai secara tepat. Namun, penguasaan terhadap alat itu sendiri jauh lebih penting lagi. Dengan mengenal peralatan (seperti lampu yang dipakai), fotografer dapat menghasilkan efek tertentu yang diinginkan.
Menggunakan standard reflector Menghasilkan bayangan yang keras
Menggunakan payung studio Efek bayangan lebih halus
Menggunakan softbox menghasilkan efek bayangan yang halus dan terarah
Berikut ini beberapa peralatan yang sering digunakan pada pemotretan still life. 1. Table top Table top sering digunakan pada pemotretan still life atau foto produk yang membutuhkan pemotretan dengan latar belakang tanpa s u d u t, atau membutuhkan pencahayaan dari bawah (bottomlight). Alas a t a u permukaan dari table top ini terbuat dari bahan semacam akrilik a t a u bahan tembus cahaya. 2. Kertas kalkir Kertas kalkir bisa digunakan untuk menyaring sumber cahaya, agar cahaya yang dihasilkan lebih lembut.
3. Glass block Pada pemotretan still life atau pada pemotretan makanan (food photography) diperlukan efek cahaya yang cukup dramatis. Efek tersebut bisa diperoleh dengan meletakkan glass block di depan sumber cahaya. Glass block bisa diperoleh di toko bahan bangunan. Efek serupa bisa dari gelas besar yang diisi dengan air. d i p e r o l e h 4. Light brush atau bisa juga dipakai lampu senter Dalam seni lukis, cat digunakan sebagai bahan untuk melukis dengan kuas sebagai alatnya. Dalam dunia fotografi dikenal pula teknik p a i n t i n g with light. Fotografer menggunakan cahaya sebagai bahan untuk dan alat yang digunakannya disebut dengan light brush. Teknik ini dipakai fotografer komersial yang lebih menyukai pemotretan still m e l u k i s s e r i n g life.
Tidak semua fotografer mampu membeli alat ini karena harganya relatif mahal. Kendala ini ternyata dapat diakali dengan menggunakan lampu senter. Bagi fotografer yang menyukai kesan kuno pada fotonya, tentu efek kekuning-kuningan dari lampu senter tidak menjadi masalah. Namun, ada juga fotografer yang tidak begitu menyukainya. Hal ini kembali pada selera masing-masing fotografer. Light brush
Visit Website : 1. www.canon.com 2. www.nikon.com 3. www.tamron.com 4. www.interdelta.biz 5. www.seasonfoto.com 6. www.olympus.co.id 7. www.lumix.com 8. www.pentax.com 9. www.kodak.com 10.www.samsung.com