Pengaruh Kepadatan dan Ketebalan Terhadap Sifat Isolator Panas Papan Partikel Sekam Padi

dokumen-dokumen yang mirip
SIFAT ISOLATOR PANAS PAPAN SEKAM PADI DENGAN VARIASI RESIN DAN UKURAN PARTIKEL

STUDI BANDING KONDUKTIFITAS PANAS ANTARA GABUS (STYROFOAM) DENGAN SEKAM PADI

UJI ISOLATOR PANAS PAPAN SEKAM DENGAN VARIASI UKURAN PARTIKEL DAN KEPADATAN

Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga

KAJI EKSPERIMENTAL ALAT UJI KONDUKTIVITAS TERMAL BAHAN

Pengaruh Tebal Plat Dan Jarak Antar Pipa Terhadap Performansi Kolektor Surya Plat Datar

PERCOBAAN PENENTUAN KONDUKTIVITAS TERMAL BERBAGAI LOGAM DENGAN METODE GANDENGAN

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT UNTUK MENENTUKAN KONDUKTIVITAS PLAT SENG, MULTIROOF DAN ASBES

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02

PERANCANGAN TANGKI PEMANAS AIR TENAGA SURYA KAPASITAS 60 LITER DAN INSULASI TERMALNYA

BAB V KESIMPULAN. parafin dengan serbuk logam sebagai heat storage materials penulis dapat

LABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012

Pengaruh Tebal Isolasi Termal Terhadap Efektivitas Plate Heat Exchanger

PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI MINYAK CENGKEH PADA SISTEM PENYULINGAN KONVENSIONAL

Analisa Performa Kolektor Surya Pelat Datar Bersirip dengan Aliran di Atas Pelat Penyerap

PERANCANGAN ALAT PRAKTIKUM KONDUKTIVITAS TERMAL. Jl. Menoreh Tengah X/22, sampangan, semarang

PENGUJIAN PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PADA HEAT SINK

Studi Konduktivitas Panas pada Papan Partikel

HEAT TRANSFER METODE PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL

Soal Suhu dan Kalor. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR

PERPINDAHAN PANAS. Pertemuan 9 Fisika 2. Perpindahan Panas Konduksi

ANALISIS KINERJA COOLANT PADA RADIATOR

Performansi Kolektor Surya Tubular Terkonsentrasi Dengan Pipa Penyerap Dibentuk Anulus Dengan Variasi Posisi Pipa Penyerap

PEMBUATAN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS PANAS BAHAN PADAT UNTUK MEDIA PRAKTEK PEMBELAJARAN KEILMUAN FISIKA

P I N D A H P A N A S PENDAHULUAN

Analisis Performa Kolektor Surya Pelat Bersirip Dengan Variasi Luasan Permukaan Sirip

STUDI BAHAN ISOLATOR BERBAHAN DASAR LIMBAH BATUBARA BOTTOM ASH

Studi Komparasi Perpindahan Kalor pada Ceiling Papan Partikel Sekam Padi dan Gypsum

KINERJA PIPA KALOR DENGAN STRUKTUR SUMBU FIBER CARBON dan STAINLESS STEEL MESH 100 dengan FLUIDA KERJA AIR

PENGARUH TEBAL ISOLASI TERMAL BAHAN GLASS WOOL TERHADAP LAJU PENGERINGAN IKAN PADA ALAT PENGERING IKAN

Pemanfaatan Sistem Pengondisian Udara Pasif dalam Penghematan Energi

Pengaruh Penggunaan Baffle pada Shell-and-Tube Heat Exchanger

BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) keperluan. Prinsip kerja kolektor pemanas udara yaitu : pelat absorber menyerap

PERPINDAHAN PANAS PIPA KALOR SUDUT KEMIRINGAN

PENGUJIAN KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR UNTUK PEMANAS AIR LAUT DENGAN MEMBANDINGKAN PERFORMANSI KACA SATU DENGAN KACA BERLAPIS KETEBALAN 5MM SKRIPSI

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air

Gambar 2.1 Sebuah modul termoelektrik yang dialiri arus DC. ( (2016). www. ferotec.com/technology/thermoelectric)

MENENTUKAN JUMLAH KALOR YANG DIPERLUKAN PADA PROSES PENGERINGAN KACANG TANAH. Oleh S. Wahyu Nugroho Universitas Soerjo Ngawi ABSTRAK

STUDI HEAT LOSSES PADA ISOBARIC ZONE REAKTOR HYL III DIRECT REDUCTION PLANT PT. KRAKATAU STEEL

METODOLOGI PENELITIAN

steady/tunak ( 0 ) tidak dipengaruhi waktu unsteady/tidak tunak ( 0) dipengaruhi waktu

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

PENDINGIN TERMOELEKTRIK

THERMAL CONDUCTIVITY TEST VALUE BATAKO HOLLOW WITH RICE HUSK

Kata kunci : pemanasan global, bahan dan warna atap, insulasi atap, plafon ruangan, kenyamanan

SUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB

Menentukan Distribusi Temperatur dengan Menggunakan Metode Crank Nicholson

PENGARUH BAHAN INSULASI TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA TANGKI PENYIMPANAN AIR UNTUK SISTEM PEMANAS AIR BERBASIS SURYA

MODIFIKASI SEBUAH PROTOTIPE KALORIMETER BAHAN BAKAR (BOMB CALORIMETRY) UNTUK MENINGKATKAN AKURASI PENGUKURAN NILAI KALOR BAHAN BAKAR CAIR

Konduksi Mantap Satu Dimensi (lanjutan) Shinta Rosalia Dewi

PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI

Studi Eksperimental Sistem Pengering Tenaga Surya Menggunakan Tipe Greenhouse dengan Kotak Kaca

RANCANGAN BANGUN MODEL MESINPENDINGIN TERPADU PENGHASIL ES SERUT

ANALISA ISOLATOR PIPA BOILER UNTUK MEMINIMALISIR HEAT LOSS SALURAN PERMUKAAN PIPA UAP PADA BOILER PABRIK KRUPUK YARKASIH

NASKAH PUBLIKASI ANALISA PERPINDAHAN PANAS TERHADAP RECTANGULAR DUCT DENGAN TEBAL m MENGGUNAKAN ANSYS 12 SP1 DAN PERHITUNGAN METODE NUMERIK

PENGANTAR PINDAH PANAS

ANALISA PENGARUH PEMASANGAN PLAFON DENGAN PENANGKAL RADIASI TERHADAP SUHU RUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa, maka wilayah Indonesia akan selalu disinari matahari selama jam

BAB II LANDASAN TEORI

UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN TEMPERATUR LORONG UDARA TERHADAP KOEFISIEN PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PELAT DATAR

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

Analisa Pengaruh Temperatur Air Terhadap Aliran fluida dan laju Pemanasan Pada Alat Pemanas Air

ANALISA KONDUKTIVITAS THERMAL MATERIAL KOMPOSIT SERAT AMPAS TEBU DENGAN STYROFOAM SEBAGAI MATRIKS. Hafid Al Imam, Burmawi, Kaidir*

Multiple Droplets Studi Eksperimental tentang Pengaruh Konduktivitas Material terhadap Fenomena Multiple droplets

PENGARUH JARAK ANTAR PIPA PADA KOLEKTOR TERHADAP PANAS YANG DIHASILKAN SOLAR WATER HEATER (SWH)

BAB III PERANCANGAN.

Konduksi Mantap 2-D. Shinta Rosalia Dewi

Karakteristik Perpindahan Panas dan Pressure Drop pada Alat Penukar Kalor tipe Pipa Ganda dengan aliran searah

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga

POTENSI PENGGUNAAN KOMPOR ENERGI SURYA UNTUK KEBUTUHAN RUMAH TANGGA

ANALISA BAHAN ISOLASI PIPA SALURAN UAP PANAS PADA BOILER UNTUK MEMINIMALISASI HEAT LOSS. Muntolib**) dan Rusdiyantoro*)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-91

LAMPIRAN I. Tes Hasil Belajar Observasi Awal

PERPINDAHAN KALOR J.P. HOLMAN. BAB I PENDAHULUAN Perpindahan kalor merupakan ilmu yang berguna untuk memprediksi laju perpindahan

Momentum, Vol. 9, No. 1, April 2013, Hal ISSN ANALISA KONDUKTIVITAS TERMAL BAJA ST-37 DAN KUNINGAN

WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian

PENGARUH VARIASI KETEBALAN ISOLATOR TERHADAP LAJU KALOR DAN PENURUNAN TEMPERATUR PADA PERMUKAAN DINDING TUNGKU BIOMASSA

Analisa Performansi Kolektor Surya Pelat Bergelombang untuk Pengering Bunga Kamboja

PENGARUH PERBANDINGAN TANPA SIRIP DENGAN SIRIP LURUS DENGAN ALIRAN AIR BERLAWANAN TERHADAP EFISIENSI PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER ABSTRAK

ANALISA KONDUKTIVITAS THERMAL MATERIAL KOMPOSIT SERAT SABUT KELAPA DENGAN PERLAKUAN ALKALI DAN RESIN POLIESTER

Latar Belakang Kualitas ikan buruk pada saat sampai di tempat pelelangan, sehingga harga jual rendah, Kapal-kapal kecil yang di operasikan oleh nelaya

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN DEBIT ALIRAN PADA EFISIENSI TERMAL SOLAR WATER HEATER DENGAN PENAMBAHAN FINNED TUBE

PENELITIAN ANGKA HAMBAT PANAS KOMPOSIT SERAT SEKAM PADI POLYESTER DENGAN LUBANG SEGITIGA

Pengaruh Kecepatan Aliran Terhadap Efektivitas Shell-and-Tube Heat Exchanger

Sujawi Sholeh Sadiawan, Nova Risdiyanto Ismail, Agus suyatno, (2013), PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 44-48

Studi Penggunaan Ampas Tebu Sebagai Material Inti (Core) Oleh : Windu Setiawan

TEKNOLOGI ALAT PENGERING SURYA UNTUK HASIL PERTANIAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR BERPENUTUP MIRING

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KECEPATAN UDARA (V) TERHADAP KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA PELAT DATAR. Rikhardus Ufie * Abstract

PENGARUH SUHU TERHADAP PERPINDAHAN PANAS PADA MATERIAL YANG BERBEDA. Idawati Supu, Baso Usman, Selviani Basri, Sunarmi

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM DISTILASI AIR LAUT TENAGA SURYA MENGGUNAKAN KOLEKTOR PLAT DATAR DENGAN TIPE KACA PENUTUP MIRING

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.2 MESIN EXTRUSI MOLDING CETAK PELLET PLASTIK

Preparasi pengukuran suhu kolektor surya dan fluida kerja dengan Datapaq Easytrack2 System

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB III DESAIN SISTEM REFRIGERASI ADSORPSI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga bulan April 2013 di

SATUAN ACARA PENGAJARAN

Transkripsi:

Pengaruh Kepadatan dan Ketebalan Terhadap Sifat Isolator Panas Hary Wibowo, Toto Rusianto, dan Manarul Ikhsan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Sains & Teknologi KPRIND Yogakarta Email: harywibowo@yahoo.com totorusianto@yahoo.com STRCT The rice husk benefit is most agriculture waste, so writer more at engineering plane, with making the rice husk become particle board (without pay attention to strength of material) with 3 various thickness (1 cm, 1.5 cm and 2 cm) and 4 various compact. To know the performance from rice husk particle board, done thermal Conductifity test in closed, at horizontal position test, with hot steming from incandescent lamp 80 Watt and flat iron heater element 70 Watt applied rotation. From thermal Conductifity test in some various thickness given at thickness 1 cm and compact 6-1 and 5-1, thermal Conductifity value is smaller (0,0798 W/m, o C), at thickness 2 cm and compact 12-2 thermal Conductifity value is bigger (0,238 W/m, o C), so the paddy chaff particle board with tickness 1 cm and compact 6-1 is better use as hot insulant Keyword : Particle board, rice husk, compact, thickness, heat transfer, insulator, konduktifitity INTISRI Pemanfaatan sekam padi yang kebanyakan sebagai limbah pertanian, sehingga peniliti lebih dimanfaatkan dibidang keteknikan, yang mana sekam padi tersebut dibuat papan partikel sekam padi (tampa memperhatikan kekuatan bahan) dengan 3 variasi ketebalan (1 cm, 1.5 cm, dan 2 cm) dan 4 variasi pemadatan. Untuk mengetahui unjuk kerja dari papan partikel sekam padi tersebut, dilakukan pengujian Konduktivitas Termal, pengujian dilakukan secara tertutup, pada posisi pengujian vertikal, dan horisontal, dengan pemberian sumber panas berupa lampu pijar 80 Watt, dan elemen pemanas strika 70 Watt digunakan secara bergantian. Dari pengujian Koduktivitas Termal tersebut diperoleh pada posisi pengujian vertikal yang terbaik. dari beberapa variasi ketebalan didapatkan pada ketebalan 1 cm dan kepadatan 6-1 & 5-1, nilai konduktivitas termalnya kecil (0.0798 W/m. 0 C), pada tebal 2 cm, kepadatan 12-2 nilai konduktivitas termalnya besar (0.238 W/m. 0 C) sehingga papan partikel dengan tebal 1 cm dan pada kepadatan 6-1 baik digunakan sebagai bahan isolator panas. Kata Kunci : Papan Partikel, Sekam Padi, Kepadatan, ketebalan, Perpindahan kalor, konduksi, isolator, Konduktivitas. PENDHULUN Negara Indonesia terletak diantara garis katulistiwa sehingga tanah Indonesia kaya dengan beranekaragam macam tanaman dan tumbuhan yang tumbuh dengan subur, baik buah maupun bagian lain dari tanaman atau tumbuhan, selalu dimanfaatkan sebagai bahan pokok sehari-hari, semisal jerami dan sekam padi dimanfaatkan sebagai pupuk kompos. Sekam padi oleh kebanyakan masyarakat masih belum maksimal dimanfaatkan, bahkan dianggap sebagai bahan limbah hasil sampingan dari produksi utama pertanian yang berupa beras. Oleh karena itu perlu adanya alternatif untuk dapat lebih dimanfaatkan dibidang keteknikan, sebagai bahan penganti yang mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan bahan yang sudah ada baik dari segi teknik, ekonomis maupun kualitas bahan tersebut. Sekam padi telah banyak dimanfaatkan oleh pedagang es sebagai bahan untuk melindungi es dari suhu lingkungan dengan mengisolasi es agar tidak cepat mencair. erdasarkan prinsip tersebut peneliti mencoba mengetahui sifat isolator dari sekam padi. Untuk dapat dilakukan pengujian sekam padi dibuat menjadi papan partikel dengan kepadatan dan ketebalan tertentu. 107

Dalam pemanfaatan sekam padi sebagai isolator panas, Sekam padi diolah menjadi papan partikel, untuk mengolah sekam padi menjadi papan pertikel, sekam padi dicampur dengan bahan perekat/pengikat (resin). Pembuatan papan pertikel adalah dengan mencetak sekam padi yang telah dicampur dengan bahan pengikat dengan komposisi perbandingan berat (sekam : pengikat adalah 2:1). Pencetakan membentuk papan dengan rasio pemadatan pencetakan (3:1, 4:1, 5:1, dan 6:1) sebagai contoh rasio pemadatan 3:1, ketinggian awal 3 cm dipres menjadi 1 cm. Sedang variasi ketebalan papan partikel sekam padi adalah 3 variasi ketebalan yaitu 1 cm, 1,5 cm, dan 2 cm. Papan pertikel tersebut kemudian diuji unjuk kerjanya dalam hal kemampuan menahan kalor. Dari pengujian tersebut diperoleh nilai konduktivitas panas dari variasi ketebalan dan kepadatan papan partikel sekam padi, sehingga dapat diketahui sifat isolator panasnya. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui unjuk kerja pada papan partikel sekam padi sebagai bahan isolator panas. Untuk mengetahui pengaruh variasi ketebalan dan kepadatan papan partikel sekam terhadap nilai konduktivitas termal. Pengujian dilakukan di laboratrium Perstasi mesin IST KPRIND Yogyakarta. Dalam pengujian tersebut dibatasi pada Papan sekam dengan kepadatan optimal dari hasil penekanan tertentu. Papan sekam dengan tiga (3) Variasi tebal dan (4) Variasi kepadatan, dengan tidak memperhatikan kekuatan bahan. Pengujian konduktivitas termal dengan menggunakan modifikasi metode STM C177, dengan pengujian secara tertutup, sumber panas yang diberikan tidak lebih dari o 100 C (pada plat). Dalam penelitian ini lingkungan diisolir dengan temperatur dan tekanan tertentu, untuk lebih jelas lihat Gambar 1. Gambar 1. Kotak pengujian konduktivitas panas keterangan : 1. sumber panas yang terukur nilai kalornya 2. ruang isolasi sumber panas 3. lempeng panas (titik pengukuran suhu sumber panas) 4. titik pengukuran suhu pada benda uji (untuk menentukan gradient temperatur. 5. ruang isolasi 6. benda uji (papan partikel sekam) Sumber kalor (q) melalui bahn uji dengan tebal (L) dan luas penampang () pada temperatur (T) dapat dihitung dengan ( Holman, 1997) rumus : Lsekam x sekam k =...(1) T1 T2 LPlat x Plat q kplat Dengan : q = Laju perpindahan panas (W) o k = Konduktivitas termal bahan (W/m C ) = Luas penampang benda = P x L (m ).,T o T 1 2 = Temperatur muka dinding ( C ) Δ L = Tebal dinding / bahan ( m ) Rumus tersebut diatas berlaku untuk laju perpindahan panas secara konduksi pada dinding datar lapisan rangkap dua satu dimensi. Perpindahan panas pada dinding datar dapat dihitung dengan mengintegrasikan hukum Fourier, bila konduktivitas termal dianggap tetap maka persamaannya: q = - k ( T 2 T1 )...(2) Jika laju perpindahan kalor pada suatu didinding datar, seperti dalam hal dinding lapisan rangkap dua, satu dimensi yang tersusun atas dua lapisan, plat aliminium dan papan partikel sekam padi. maka aliran kalor dapat ditulis sebagai berikut : T1 T2 T2 T3 q = =...(3) / k / k Pesamaan tersebut dikonversikan menjadi : 108 Jurnal Teknologi, Volume. 1 Nomor 2, Desember 2008, 107-111

T1 T3 q =...(4) / k + ΔX k / Ukuran spesimen untuk pengujian konduktivitas termal pada papan partikel sekam padi pada masinng-masing spesimen yang dipakai dalam pengujian ini adalah: 1. Papan pertikel sekam padi : 3 variasi tebal, 4 variasi kepadatan 2. Ukuran papan partikel : 20 cm x 20 cm. 3. Kotak pengujian secara tertutup posisi horisontal : 6 sisi 4. lat pembaca temperatur : termokopel, termometer 5. Sumber panas : lampu pijar 80 watt, dan elemen pemanas 70 watt. 6. Plat penyekat: Ukuran 20 cm x 20 cm dengan tebal:6 mm Gambar 2. papan partikel dari sekam padi Gambar 3. Foto alat uji konduktivitas panas papan partikel sekam padi HSIL DN PEMHSN Dari data-data pengujian dan analisis data, menunjukan distribusi nilai temperatur yang berbedak dari beberapa spesimen berdasarkan variasi ketebalan dan kepadatan. Dari grafik yang menunjukan ujnjuk kerja dari masing-masing spesimen. Untuk memudahkan analisis data tersebut diolah dan dibuat grafik. Hasil pengujian distribusi temperatur dari berbagai spesimen dengan variasi kepadatan dan ketebalan, disajikan pada Gambar 4 di bawah ini. Gambar 4. Gafik Temperatur rata-rata pada masing-masing benda uji. Temperatur Plat adalah pengukuran Temperatur Ruang (1) adalah pengukuran temperatur pada plat di ruang 1 temperatur pada ruang 1 sumber panas bahan plat dengan nilai k =202 W/m C 109

Temperatur Sekam adalah pengukuran temperatur pada sekam padi di ruang 2 Temperatur Ruang (1) adalah pengukuran temperatur pada ruang 2 Dari pengukuran temperatur pada ruang uji, dinding plat dan papan partikel menunjukan perbedaan. Dimana ruang uji 2 bertemperatur lebih rendah dibanding ruang uji 1, hal ini menunjukan bahwa papan paertikel sekam padi memiliki sifat isolator yang baik. Hal tersebut juga dibuktikan dengan perbedaan temperatur yang relatif rendah antara dinding papan dengan ruang uji 2. salah satu kendala dalam pengujian ini adalah mendapatkan pengukuran temperatur yang sama di ruang uji 1 pada masing-masing pengujian. bu sekam padi mengandung amorphous silika sebesar 85% dengan ukuran 25 mikrometer (Narayan Singhania, 2004), silika merupakan bahan keramik yang bersifat isolator. Dengan adanya kandungan silika dalam sekam padi dapat memberikan sifat isolator selain itu juga bahan penyusun sekam padi dari bahan selulose dan sekam padi dalam bentuk papan partikel mengandung void yang dapat memberikan sifat isolator pula. ahan yang baik untuk isolator panas memiliki nilai konduktivitas panas sekitar 0,1 W/m 0 C. Pada pengujian konduktivitas termal dengan pemberian sumber kalor berupa lampu pijar 80 Watt menunjukan, semakin padat papan pertikel sekam padi, kemampuan meyimpan sumber kalor lebih besar atau temperatur yang dihasilkan (benda uji) semakin kecil. pada ketebalan 1 cm kemampuan papan partikel menyerap sumber kalor memberikan nilai lebih besar dari tebal 1.5 cm dan 2 cm. Dari perhitungan nilai konduktivitas terrmal pada masing-masing pengujian tersebut diatas terhadap ketebalan dan kepadatan papan partikel sekam padi, dapat diperlihatkan pada (Gambar 5). 0,250 Konduktivitas termal Wm/C 0,200 0,150 0,100 0,050-2 3 4 5 6 7 ketebalan 1 cm Rasio Pemadatan ketebalan 1,,5 cm Ketebalan 2 cm Gambar 5. Grafik nilai konduktivitas termal sebagai pengaruh variabel rasio pemadatan dengan variasi ketebalan. Nilai kondutivitas termal pada masingmasing papan partikel sekam padi berdasarkan ketebalan dan kepadatan, yang ditunjukan Pada ketebalan yang berbeda, semakin tebal papan partikel sekam padi nilai konduktivitas semakin naik. pada ketebalan 1 cm nilai konduktivitas kecil, tebal 1.5 cm nilai konduktivitasnya sama, sedangkan pada ketebalan 2 cm nilai konduktivitasnya semakin naik. Pada kepadatan papan pertikel sekam padi nilai konduktivitas temalnya semakin besar dengan kenaikan seimbang dengan perbedaan kepadatan. yang ditunjukan. pada Kepadatan 3, 4, 5, dan 6. Dari nilai konduktivitas paling kecil 0,138 W/m C hingga 0,238 W/m C. Semakin tebal dan padat suatu papan partikel sekam padi maka nilai konduktivitas semakin tinggi pada kepadatan 6 K = 0,238 W/m C dengan tebal papan 2 cm, dan yang terendah pada kepadatan 5, K = 0,0798, dan pada kepadatan 6, K = 0,0811 W/m C pada ketebalan 1 cm sehingga papan partikel sekam padi pada kepadatan 5 dan 6, ketebalan 1 cm, baik digunakan sebagai bahan isolator panas. erdasarkan persamaan 2 jumlah perpindahan kalor sangat tergantung dari ketebalan, dimana dengan nilai yanng semakin besar kalor yang dipindahkan akan semakin kecil, pengukuran dilakukan dalam keadaan steady state. Sedang dari hasil penelitian ini dengan variasi ketebalan menunjukan hasil yang berbeda dengan keadaan steady state, dimana pada ketebalan 1 cm memberikan nilai konduktivitas panas yang lebih kecil, atau dapat dikatakan memberikan nilai perpindahan kalor yang kecil, sedang papan dengan ketebalan 2 cm nilai konduktivitasnya lebih besar, atau dapat dikatakan memebrikan nilai perpindahan kalor 110 Jurnal Teknologi, Volume. 1 Nomor 2, Desember 2008, 107-111

yang besar. Hal tersebut menunjukan dalam penelitian ini kondisi pengukuran tempperatur tidak dapat dalam keadaan steady state. Ukuran papan yang lebih tebal dapat menyimpan kalor yang lebih besar dibandingkan yang tipis. Pada kondisi tertentu kalor yang dilepaskan oleh papan dapat meningkatkan temperatur di lingkungan sekitarnya, sehingga temperatur menjadi naik hal ini terukur pada ruang uji 2. akibat adanya kalor yang dilepaskan oleh papan maka akan terukur temperatur yang lebih besar sehingga dalam menentukan perhitungan nilai konduktivitas nilainya menjadi lebih besar. Sehingga untuk pengujian ini perlu mennetukan kondisi yang sama agar kondisi steady state dicapai. Kesimpulan Dari hasil penilitian dan perhitungan nilai konduktivitas termal pada papan partikel sekam padi yang penulis lakukan dapat disimpulkan : 1. Sekam padi yang dibuat papan partikel merupakan isolator panas yang baik. 2. Nilai konduktivitas termal papan partikel sekam padi ketebalan 1 cm memberikan nilai konduktivitas panas yang lebih kecil pada masing-masing kepadatan yang berbeda. 3. Nilai konduktivitas papan pertikel sekam padi tidak menunjukan perubahan yang signifikan dengan variasi kepadatan. 4. Nilai konduktivitas panas terrendah pada kepadatan 5 dengan tebal papan 1 cm yaitu k = 0.0798 W/m. 0 C. DFTR PUSTK Holman, J.P,1997, Perpindahan Kalor, Terjemahan E. Jasjfi, M.Sc, edisi 6, Erlangga, Jakarta. Incropera, Frank P. & DeWitt, David P, 1990, Fundamental of Head and massa Transfer, John wiley & sons, New York. Kreith, F, 1976, Prinsip-prinsip Perpindahan Panas, Terjemahan Prijono, edisi 3, Erlangga, Jakarta. Narayan Singhania, 2004 Rice Husk sk S &S Consultants Co. India Nugroho, ndreas T., 2005, Kekuatan Tarik Dan ending Papan Partikel Dari Resin Dan Sekam Padi, Skripsi-Teknik Mesin, Teknologi Industri, Institut Sains Dan Teknologi kprind Yogyakarta. Offer, NRDC technology, 15 Desember 2004, Rice Husk Particle oard, www. libaba. Com. http://ricehuskash.ebigchina.com 111