KAITAN AKTIVITAS VULKANIK DENGAN DISTRIBUSI SEDIMEN DAN KANDUNGAN SUSPENSI DI PERAIRAN SELAT SUNDA

dokumen-dokumen yang mirip
SUSPENSI DAN ENDAPAN SEDIMEN DI PERAIRAN LAUT JAWA

Oleh Satria Yudha Asmara Perdana Pembimbing Eko Minarto, M.Si Drs. Helfinalis M.Sc

KANDUNGAN TOTAL SUSPENDED SOLID DAN SEDIMEN DI DASAR DI PERAIRAN PANIMBANG

DISTRIBUSI SUSPENSI DAN SEDIMEN DI TELUK JAKARTA DAN PERAIRAN KEPULAUAN SERIBU

STUDI SEBARAN SEDIMEN BERDASARKAN TEKSTUR SEDIMEN DI PERAIRAN SAYUNG, DEMAK

KOMPOSISI BUTIRAN PASIR SEDIMEN PERMUKAAN SELAT BENGKALIS PROPINSI RIAU

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Studi sebaran sedimen berdasarkan ukuran butir di perairan Kuala Gigieng, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh

Simulasi Arus dan Distribusi Sedimen secara 3 Dimensi di Pantai Selatan Jawa

SEBARAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DI PERAIRAN SEPANJANG JEMBATAN SURAMADU KABUPATEN BANGKALAN

3,15 Very Fine Sand 1,24 Poorlysorted -0,21 Coarse-Skewed. 4,97 Coarse Silt 1,66 Poorlysorted -1,89 Very Coarse-Skewed

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Praktikum m.k Sedimentologi Hari / Tanggal : PRAKTIKUM-3 ANALISIS SAMPEL SEDIMEN. Oleh

STUDI SEBARAN SEDIMEN SECARA VERTIKAL DI PERAIRAN SELAT MADURA KABUPATEN BANGKALAN

ANALISIS TRANSPORT SEDIMEN DI MUARA SUNGAI SERUT KOTA BENGKULU ANALYSIS OF SEDIMENT TRANSPORT AT SERUT ESTUARY IN BENGKULU CITY

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2. Alat dan Bahan

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di :

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pulau Panjang (310 ha), Pulau Rakata (1.400 ha) dan Pulau Anak Krakatau (320

PENGARUH MONSUN MUSIM PANAS LAUT CHINA SELATAN TERHADAP CURAH HUJAN DI BEBERAPA WILAYAH INDONESIA

Sebaran Arus Permukaan Laut Pada Periode Terjadinya Fenomena Penjalaran Gelombang Kelvin Di Perairan Bengkulu

STUDI KONSENTRASI TOTAL SUSPENDED SOLIDDISEPANJANG TIANG PANCANG JEMBATAN SURAMADU

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

VARIABILITAS SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN PULAU BIAWAK DENGAN PENGUKURAN INSITU DAN CITRA AQUA MODIS

Terbentuknya Batuan Sedimen

SEBARAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) PADA PROFIL VERTIKAL DI PERAIRAN SELAT MADURA KABUPATEN BANGKALAN

LAJU SEDIMEN MENGGUNAKAN METODE ISOTOP 210 Pb DI MUARA JUNGKAT PONTIANAK KALIMANTAN BARAT

BAB III METODOLOGI. Gambar 1. Peta Lokasi penelitian

STUDI VARIASI TEMPERATUR DAN SALINITAS DI PERAIRAN DIGUL IRIAN JAYA, OKTOBER 2002

KAJIAN SEBARAN UKURAN BUTIR SEDIMEN DI PERAIRAN GRESIK, JAWA TIMUR

Simulasi Arus dan Distribusi Sedimen secara 3 Dimensi di Pantai Selatan Jawa

DR. IR. RIFARDI M.Sc. TEKSTUR SEDIMEN Sampling dan Analisis

STUDI SEBARAN SEDIMEN DASAR DAN KONDISI ARUS DI PERAIRAN KELING, KABUPATEN JEPARA

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

KAJIAN POLA SEBARAN PADATAN TERSUSPENSI DAN UNSUR LOGAM BERAT DI TELUK UJUNG BATU, JEPARA

PERUBAHAN WARNA SUBSTRAT PADA DAERAH HUTAN MANGROVE DESA PASSO. (Change of Substrate Colour at Mangrove Forest in Passo Village)

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 3 (2017), Hal ISSN :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan 1.3 Pembatasan Masalah

Simulasi Pola Arus Dua Dimensi Di Perairan Teluk Pelabuhan Ratu Pada Bulan September 2004

Sebaran Fraksi Sedimen Dasar Permukaan di Perairan Pantai Pulau Topang Provinsi Riau

Analisis Karakteristik Fisik Sedimen Pesisir Pantai Sebala Kabupaten Natuna Hendromi 1), Muhammad Ishak Jumarang* 1), Yoga Satria Putra 1)

SIRKULASI ANGIN PERMUKAAN DI PANTAI PAMEUNGPEUK GARUT, JAWA BARAT

Sebaran Fraksi Sedimen Dasar Permukaan di Perairan Pantai Pulau Topang Provinsi Riau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

STRATIGRAFI SEDIMEN PERAIRAN SELAT RUPAT BAGIAN TIMUR. Oleh Visius Uracha Sisochi Wau 1 dan Rifardi 2

ANALISIS KUALITAS SEDIMEN PERMUKAAN SELAT BENGKALIS PROPINSI RIAU. oleh: Hardi Sandro Situmeang 1) dan Rifardi 2) Abstrak

GEOKIMIA Pb, Cr, Cu DALAM SEDIMEN DAN KETERSEDIAANNYA PADA BIOTA BENTIK DI PERAIRAN DELTA BERAU, KALIMANTAN TIMUR

STUDI KECEPATAN JATUH SEDIMEN DI PANTAI BERLUMPUR (STUDI KASUS LOKASI PANTAI BUNGA BATUBARA SUMATERA UTARA)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perairan Laut Arafura di lokasi penelitian termasuk ke dalam kategori

KARAKTERISTIK SEDIMEN PERMUKAAN DASAR SUNGAI DAN LAUT DI DAERAH SUNGAI KUARO DAN TELUK ADANG KALIMANTAN TIMUR

The preliminary study on the sediment size in Laut Tawar Lake, Takengon, Aceh Tengah District, Province of Aceh

KARAKTERISTIK PANTAI GUGUSAN PULAU PARI. Hadiwijaya L. Salim dan Ahmad *) ABSTRAK

ANALISIS KONDISI PERAIRAN DITINJAU DARI KONSENTRASI TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DAN SEBARAN KLOROFIL-A DI MUARA SUNGAI LUMPUR, SUMATERA SELATAN

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK MASSA AIR PERAIRAN SELAT BANGKA BAGIAN SELATAN IDENTIFICATION OF WATER MASSES IN THE SOUTHERN OF BANGKA STRAIT

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HALU OLEO FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II. Tinjauan Pustaka

Prosiding Seminar Nasional Tahunan Ke-V Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan

Analisis Angkutan dan Distribusi Sedimen Melayang Di Sungai Kapuas Pontianak Kalimantan Barat pada musim kemarau

ANALISIS KARAKTERISTIK SEDIMEN DI MUARA SUNGAI INDRAGIRI

SIMULASI PENGARUH ANGIN TERHADAP SIRKULASI PERMUKAAN LAUT BERBASIS MODEL (Studi Kasus : Laut Jawa)

SEDIMENTASI DI SUNGAI KAPUAS KECIL PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT

SEDIMENT STRATIGRAPHY IN DUMAI WATERS RIAU PROVINCE. Ramot S Hutasoit 1), Rifardi 2) and Musrifin Ghalib 2)

Penulis, Prof. Dr. Ir. Rifardi, M.Sc

BAB I PENDAHULUAN. utama dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng. Indonesia juga merupakan negara yang kaya akan hasil alam.

PROGRAM UKURAN BESAR BUTIR WENTWORTH DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM VISUAL BASIC

BAB I PENDAHULUAN. sangat luas, dirasakan sangat perlu akan kebutuhan adanya angkutan (transport) yang

JOHANNES PAULUS VAN DER STOK: DARI LOG BOOK ANGKATAN LAUT KE POLA ARUS PERMUKAAN DI PERAIRAN NUSANTARA

Kajian Pola Sebaran Sedimen di Perairan Pantai Sigandu Batang

Kandungan Unsur Tanah Jarang Sedimen Permukaan Dasar Laut di Perairan Kampar, Propinsi Riau. Abstract

PROSES SEDIMENTASI SUNGAI KALIJAGA, DAN SUNGAI SUKALILA PERAIRAN CIREBON

STUDI PARAMETER OSEANOGRAFI DI PERAIRAN SELAT MADURA KABUPATEN BANGKALAN

Indikasi Pembentukan Delta Pasang Surut Ebb di Mulut Outlet Segara Anakan Bagian Barat, Teluk Pangandaran, Jawa Barat

Distribution of sediment grain in Dalegan beach, Gresik, East Java

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KANDUNGAN ZAT PADAT TERSUSPENSI (TOTAL SUSPENDED SOLID) DI PERAIRAN KABUPATEN BANGKA

ANALISIS SIRKULASI ARUS LAUT PERMUKAAN DAN SEBARAN SEDIMEN PANTAI JABON KABUPATEN SIDOARJO, JAWA TIMUR

STUDI SEBARAN SEDIMEN DASAR DI PERAIRAN MUARA SUNGAI KLUWUT, KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA A. BAGAIMANA PROSES TERBENTUKNYA TANAH

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terletak di pertemuan tiga lempeng aktif (triple junction) yang saling

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 1 PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Umum Selat Bali Bagian Selatan

Studi Laju Sedimentasi Akibat Dampak Reklamasi Di Teluk Lamong Gresik

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 05: Sifat Fisika (1)-Tekstur Tanah

STUDI KASUS IMBANGAN ANGKUTAN SEDIMEN DI KALI PUTIH

KAJIAN SEDIMENTASI PADA SUMBER AIR BAKU PDAM KOTA PONTIANAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV Kajian Sedimentasi dan Lingkungan Pengendapan

Analisis Logam Berat Timbal pada Sedimen Dasar Perairan Muara Sungai Sayung, Kabupaten Demak

BAB IV STUDI SEDIMENTASI PADA FORMASI TAPAK BAGIAN ATAS

MONEV E T ATA A IR D AS PERHITUNGAN AN SEDIME M N

Karakteristik Pasang Surut di Alur Pelayaran Sungai Musi Menggunakan Metode Admiralty

2. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar Laut Arafura merupakan paparan yang sangat luas. Menurut Nontji

SEBARAN MENEGAK KONSENTRASI Pb, Cu, Zn, Cd, DAN Ni DI SEDIMEN PULAU PARI BAGIAN UTARA KEPULAUAN SERIBU. Oleh : ACHMAD AULIA RACHMAN C

Laut dalam dengan kedalaman -20 m memanjang hingga 10 km ke arah timur laut

PENDAHULUAN Latar Belakang

KONDISI FISIK PERAIRAN TELUK SEMANGKA, LAMPUNG

KONDISI OSEANOGRAFI FISIKA PERAIRAN BARAT SUMATERA (PULAU SIMEULUE DAN SEKITARNYA) PADA BULAN AGUSTUS 2007 PASCA TSUNAMI DESEMBER 2004

Transkripsi:

KAITAN AKTIVITAS VULKANIK DENGAN DISTRIBUSI SEDIMEN DAN KANDUNGAN SUSPENSI DI PERAIRAN SELAT SUNDA Oleh : Eko Minarto* 1) Heron Surbakti 2) Elizabeth Vorandra 3) Tjiong Giok Pin 4) Muzilman Musli 5) Eka Saputra 6) 1) Institut Teknologi Sepuluh November 2) Universitas Sriwijaya 3) Institut Teknologi Bandung 4) Universitas Indonesia 5) Universitas Nasional 6) Universitas Syah Kuala Abstrak Penelitian tentang kaitan antara aktivitas vulkanik dengan distribusi sedimen dan kandungan suspensi di lakukan di sekitar Perairan Selat Sunda pada bulan November 2008 dengan menggunakan kapal Baruna Jaya VIII - LIPI. Hasil analisa menunjukkan bahwa sedimentasi di perairan Selat Sunda sangat dipengaruhi oleh aktivitas vulkanik Krakatau dan pengaruh daratan akibat masukkan dari sungai Ciliman dan Cibungur. Hal ini ditunjukkan dengan hasil yang didapatkan pada pengukuran di stasiun titik pengamatan 6 yang ditunjukkan dengan adanya sedimen lempung yang disisipi oleh lapisan pasir. Analisa tersebut didukung dengan data kandungan suspensi yang terlihat pada titik pengamatan 6 mempunyai nilai suspensi yang cukup besar yaitu sekitar 25 gr/l dan stasiun pengamatan 7 sekitar 19 gr/l. Kata kunci : Suspensi, Salinitas, Vulkanik. Abstract SEDIMENT DISTRIBUTION AND TOTAL SUSPENDED SOLID IN THE SUNDA STRAIT. Observation on sediment distribution and total suspended solid in the Sunda Strait was carried out on Nopember 2008, by using the Research Vessel Baruna Jaya VIII at 10 station. The result from analysis suspended solid showed that sediment distribution in Sunda Strait in relation with vulcanic activity of Krakatau, except from river in the land. Ciliman and Cibungur river have a significant correlation with salinity horizontal profiling. It was found 25 gr/l for suspended solid and 32,5 for salinity value. * minarto@physics.its.ac.id

Pendahuluan Penelitian ini dilakukan di Perairan Selat Sunda yang terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Perairan Selat Sunda mempunyai karakteristik yang agak unik, yaitu berhubungan dengan Laut Jawa dan Samudera Hindia, serta terletak di daerah pertemuan antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo Australia (lempeng Samudera Hindia). Secara geografis daerah penelitian terletak antara 5 o 50,59 l 6 o 39,92 l LS dan 104 o 40,09 l 105 o 59,28 l BT (Gambar 1 : posisi stasiun daerah pengamatan). Studi batuan sedimen bertujuan untuk mengetahui proses deposit sedimen yang meliputi transport sedimen dan proses deposisi sedimen baik secara horisontal maupun vertikal. Untuk melakukan diskripsi sedimen ada empat hal yang perlu di amati yaitu warna, struktur, tekstur dan komposisi dari sedimen tersebut. Menurut definisi Raymond (1995), Batuan Sedimen didefinisikan sebagai batuan yang merupakan hasil dari akumulasi dan solidifikasi sedimen, yakni material yang terangkut baik oleh media air maupun oleh angin. Sedangkan menurut BENT et al (2001), Sedimen adalah partikel hasil dari pelapukan batuan, material biologi, endapan kimia, debu, material sisa tumbuhan dan daun. Selain faktor diatas hal yang sangat berperan dalam pengendapan sedimen adalah arus dan bentuk dasar dari perairan tersebut. Arus yang deras akan mengendapkan butiran sedimen yang kasar dan arus yang lemah akan mengendapakan sedimen berbutir halus. Sedangkan bentuk dasar perairan akan berpengaruh terhadap letak sedimen. Pada dasar perairan yang berbentuk lereng umumnya bagian atas akan terisi oleh sedimen berbutir halus dan bagian bawah akan terisi oleh sedimen berbutir kasar karena pengaruh gaya gravitasi. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi sedimen di perairan Selat Sunda dan menentukan kandungan suspensinya. Selanjutnya dari kedua besaran tersebut ditinjau keterkaitannya dengan aktivitas vulkanik di perairan Selat Sunda.

Bahan dan Metode Penelitian Pengambilan sampel sedimen dalam penelitian ini dilakukan di Perairan Selat Sunda yang terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, yang berhubungan dengan Laut Jawa dan Samudera Hindia. Pengambilan sampel meliputi 10 titik pengamatan (stasiun). Posisi (koordinat) masing-masing stasiun pengamatan ditentukan dengan menggunakan serial di GPS secara real time dan data kedalaman didapat dengan menggunakan alat Multibeam echosounder tipe EM 10021. Pengambilan data sampel dilakukan dengan menggunakan alat Gravity Core (gambar 2) dengan menggunakan oleh kapal Baruna Jaya VIII. Gambar 1 : Posisi Stasiun Daerah Pengamatan Selanjutnya dari sampel yang di peroleh dari Gravity Core dilakukan diskripsi visual yang meliputi : warna, bau, kandungan sedimen (cangkang karbonat dan material organik) dan jenis sedimennya (Gambar 3 : sampel sedimen).

Gambar 2 : Gravity Core Gambar 3 : Sampel sedimen Uji kuantitatif dilakukan di laboratorium, sedimen dikeringkan, ditimbang, diayak dengan ayakan bertingkat ukuran 16, 8, 4, 2, 1, 0.5, 0.25, 0.063 mm dan di tadah di ember untuk ukuran butir yang lolos dari ayakan ukuran 0.063 mm. Sedimen yang melayang di buang airnya (lempung) dan yang tertinggal di ember adalah lanau. Tabel : WENTWORTH 1922

Hitung prosentase dari kerikil > 2 mm, pasir (0.125 mm 2 mm), lanau 0.063 mm 0.0043 mm dan lempung < 0.0043 mm, beri nama jenis sedimen berdasarkan segitiga Shepard (1954). Gambar 5 : Analisa Sampel Selanjutnya masing-masing ukuran butir disimpan pada trei almunium dan dikeringkan (WENTWORTH 1922) untuk ditimbang dan dihitung prosentase masing-masing penyusun sedimen yang meliputi kerikil, pasir, lanau dan lempung. Beri nama jenis sediment berdasarkan segi tiga Shepard (1954). Tabel : Segi tiga Shepard (1954)

Kerikil Pasir Sta sangat kasar halus Sangat Kasar Sedang Halus Sangat Lanau Deskripsi kasar kasar halus Lempung 8-16 4. - 8 2. - 4 1-0.5 1 0.25-0.5 0.125-0.25 0.063-0.125 < 0.063 2 1 6.2884 6.1198 10.2234 9.3012556 7.2085548 60.8586244 lumpur pasiran 2 21.5138 7.2213 4.9218 2.6521 5.0216 7.00359 5.3024339 0.4106567 10.2748473 lumpur kerikilan 3 7.05889 1.6207 3.244 6.9783 29.681 29.6734 0.8445991 0.0935078 20.8053030 pasir lumpuran 4 4.4101 4.4402 4.47254 5.3507693 5.7282795 75.5980730 lumpur 5 6.1656 6.3256 9.21698 16.506595 23.652141 30.2839299 pasir lumpuran 6 6.8042 6.84092 7.624532 6.9098087 71.8205704 lumpur pasiran 7 0.2287 0.08828 6.4000738 6.9137754 86.3692018 lumpur 8 10.725 10.595 13.201 14.896 14.3354 15.420281 9.445709 11.3827981 pasir lumpuran 9 0.2999 1.8156 5.0974 18.095 50.9551 16.660002 0.0545654 7.02230088 pasir 10 1.3771 6.7013 16.169 33.396 34.7903 4.797307 0.0445256 2.72403845 pasir Tabel : Prosentase kandungan sedimen Dari hasil tabel prosentase penyusun sedimen selanjutnya di buat peta tematik dengan menggunakan program Surfer, sehingga dari peta tematik tersebut dapat dilakukan analisa dari sebaran jenis sedimen tersebut. Hasil analisa selanjutnya bisa dihubungkan dengan faktor lain yang mempengaruhi sebaran sedimen, diantaranya : kecepatan arus, pengaruh sungai yang dekat dengan lokasi penelitian serta faktor-faktor lain. Selain sebaran sedimen, penelitian ini juga bertujuan untuk mempelajari struktur dasar permukaan. Dengan menggunakan GPS secara real time posisi (koordinat) dapat ditentukan dan dengan menggunakan alat Multibeam echosounder tipe EM 1002 kita dapatkan data kedalaman. Selanjutnya dari data kedalaman dan posisi kita dapat membuat peta batimetri dasar perairan Selat Sunda dengan menggunakan software Cfloor/Surfer. (Gambar 6 : Peta batimetri)

Gambar 6 : Peta Batimetri 3D (atas) dan 2D (bawah).

Diskusi dan Analisa Dari hasil analisa TSS (Total Suspended Solid) yang digambarkan dalam bentuk peta tematik, terlihat bahwa Perairan Selat Sunda mempunyai pola sebaran suspensi yang cukup seragam di permukaan. Suspensi sebesar 25 gr/l merupakan nilai terbesar yang ditemui disekitar titik pengamatan (stasiun) 6. Hal ini mengindikasikan pengaruh vulkanik yang cukup besar dari Gunung Krakatau, karena posisi stasiun 6 cukup dekat dengan Gunung Krakatau. Sedangkan suspensi di dasar perairan mengindikasikan adanya pengaruh daratan yang cukup besar. Suspensi sebesar 19 gr/l merupakan nilai terbesar yang dapat ditemui di stasiun 7. -4-4.5-5 -5.5-6 -6.5-7 1 4 3 10 5 6 2 9 7 8 104 104.5 105 105.5 106 106.5 0.0255 0.0245 0.0235 0.0225 0.0215 0.0205 0.0195 0.0185 0.0175 0.0165 0.0155 0.0145 0.0135 0.0125 0.0115 Gambar 7 : Hasil Analisa Suspensi di permukaan.

-4-4.5-5 -5.5-6 -6.5-7 1 4 3 10 5 6 2 9 7 8 104 104.5 105 105.5 106 106.5 0.0186 0.0184 0.0182 0.018 0.0178 0.0176 0.0174 0.0172 0.017 0.0168 0.0166 0.0164 0.0162 0.016 0.0158 0.0156 0.0154 0.0152 0.015 0.0148 0.0146 0.0144 0.0142 0.014 0.0138 Gambar 7 : Hasil Analisa Suspensi di Dasar Perairan Harga suspensi stasiun 2 juga memperlihatkan harga yang cukup tinggi yaitu sekitar 14 gr/l, yang mengindikasikan pengaruh daratan yang cukup besar. Hal ini didukung dengan data distribusi salinitas yang memperlihatkan nilai yang cukup kecil. Gambar 8 : Distribusi Salinitas

Pada stasiun 7 (Teluk Miskam) pergerakan arus tidak terlalu kuat dengan kondisi arus yang melemah sehingga terjadi proses pengendapan sedimen lempung dengan sedikit lanau. Secara umum terlihat bahwa TSS pada stasiun ini menunjukkan nilai yang tinggi dibandingkan dengan stasiun lain, kecuali pada stasiun no 6 yang TSS juga tinggi. Ada pola yang menunjukkan bahwa pada wilayah ini lebih banyak dipengaruhi oleh daratan dan adanya aliran Ciliman dan Cibungur yang cukup besar yang mengalir ke arah utara. Pengamatan tak langsung selama kapal berlayar menunjukkan arus yang agak tenang. Hal ini juga mengakibatkan material sedimen terakumulasi pada wilayah ini. Asumsinya bila dipengaruhi oleh daratan, maka sedimen yang ada dan diendapkan jauh ke utara, maka makin utara dari teluk ini, butiran endapan akan semakin halus. Pada teluk Miskam yang terlindung dan kecepatan arus yang lemah akan mengakibatkan muatan sedimen yang melayang ini akan mengumpul dan mengendap di dasar perairan. Dari tabel prosentase kandungan sedimen diperoleh bahwa Perairan Selat Sunda terdiri dari : lanau lumpuran, pasir, kerikil pasiran, lumpur lanauan, lanau pasiran, lumpur, lumpur pasiran dan pasir lumpuran. Sebaran lumpur dapat terlihat jelas pada stasiun 6 yang mengindikasikan pengaruh aktivitas vulkanik Krakatau. Kesimpulan Karakteristik Perairan Selat Sunda memperlihatkan bahwa adanya pengaruh yang kuat dari aktivitas vulkanik Krakatau. Hal ini diperlihatkan dari data kandungan suspensi yang mempunyai nilai yang cukup besar disekitar stasiun 6 dibandingkan dengan stasiun pengamatan yang lain, yaitu sebesar 25 gr/l. Pada stasiun 7 (Teluk Miskam) pengaruh kuat dari daratan terlihat dengan nilai kandungan suspensi yang cukup besar dibanding stasiun lain. Analisa kandungan suspensi memperlihatkan kandungan suspensi sebesar 19 gr/l. Hal ini dipengaruhi oleh masukkan dari sungai Ciliman dan Cibungur serta pola arus yang mengalir sepanjang Teluk.

Data distribusi salinitas mengindikasikan Perairan Selat Sunda mendapat pengaruh kuat dari daratan, yang ditunjukkan dengan harga salinitas yang rendah di stasiun 2. Ucapan Terimakasih Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI), Depdiknas yang memberikan bantuan berupa dana sehingga kegiatan penelitian ini dapat dilakukan. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2O-LIPI) yang telah mengkoordinasikan, mengarahkan, dan mendampingi para peserta pelatihan dalam kegiatan ini sehingga dapat berjalan dengan baik. Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada ABK Baruna Jaya VIII yang memberikan bantuan pengoperasian peralatan oseanografi sehingga pengukuran parameter oseanografi selama di lapangan dapat dilakukan dengan baik. Daftar Pustaka Helfinalis, 2003, Sedimen dan Penyusupan Massa Air Laut Samudera Hindia ke Perairan Selat Sunda Berdasarkan Kandungan Suspensi di Perairan Selat Sunda, Pusat Penelitian Oseanografi, LIPI. p 23-30. Postma, H., 1961, Transport and Accumulation of Suspended Matter in the Dutch Wadden Sea, Netherland, J. Sea Res. 1, 3-6 Shhepard, E.P., 1954. Nomenclature based on sand silt clay ratios. Jour. Sed.Petrology 24 : 151-158. Wenworth, C.K., 1922. A scale of grade and class term for clastic sediment. Jour. Geol. 30 : 337 392 Wyrtki, K., 1961, Physical Oceanography of the Southeast Asian Waters, Naga report, Vol. 2., The University of California Scripps Institution of Oceanography La Jolla, California, 195 pp.