TINJAUAN PUSTAKA Phalaenopsis

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUJIAN KETAHANAN ANGGREK Phalaenopsis TERHADAP PENYAKIT BUSUK LUNAK YANG DISEBABKAN OLEH Erwinia carotovora SECARA IN VITRO HARDIYANTO A

HASIL DAN PEMBAHASAN

BIOTEKNOLOGI TERMINOLOGI DAN MACAM KULTUR JARINGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi Tanaman Anggrek Vanda tricolor Lindl. var. suavis

KULTUR JARINGAN TANAMAN

TINJAUAN PUSTAKA. dalam kelas Liliopsida yang merupakan salah satu tumbuhan berbunga lidah dari

PELATIHAN KULTUR JARINGAN ANGGREK TAHUN 2013 MATERI 4 BAHAN TANAM (EKSPLAN) DALAM METODE KULTUR JARINGAN. Oleh: Paramita Cahyaningrum Kuswandi, M.Sc.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Anggrek Tebu (Grammatophyllum speciosum) Anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) merupakan anggrek yang

TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan krisan dalam sistematika tumbuhan (Holmes,1983)

I. PENDAHULUAN. karena penampilan bunga anggrek yang sangat menarik baik dari segi warna maupun. oleh masyarakat dan relatif mudah dibudidayakan.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berbagai macam tanaman hias. Pengembangan komoditi tanaman hias dilakukan

Teknik Kultur In Vitro Tanaman. Bab I : Pendahuluan 9/16/2012

BAB I PENDAHULUAN. anggrek yang mendominasi pasar adalah anggrek impor, yaitu Dendrobium dan

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. dataran tinggi, termasuk puncak gunung yang bersalju (Sugeng, 1985)

BAB 1 TIPE KULTUR JARINGAN TANAMAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija yang

Teknologi Kultur Jaringan Tanaman. Bab I : Pendahuluan 3/24/2011

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hipogea L.) merupakan salah satu komoditas pertanian

disukai masyarakat luas karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi dalam kondisi aseptik secara in vitro (Yusnita, 2010). Pengembangan anggrek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kultur Jaringan Tanaman Kopi. Rina Arimarsetiowati 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan kacang tanah dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Karo) sejak sebelum perang dunia kedua yang disebut eigenheimer, kentang ini

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

PENGARUH UMUR FISIOLOGIS KECAMBAH BENIH SUMBER EKSPLAN

Pemanfaatan Teknik Kultur In Vitro Untuk Mendapatkan Tanaman Pisang Ambon Tahan Penyakit Fusarium

I. PENDAHULUAN. Masalah mengenai tebu yang hingga kini sering dihadapi adalah rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. tropis seperti Asia, Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

BAB I PENDAHULUAN. kondisi lingkungan tumbuh. Selain itu anggrek Dendrobium memiliki

I. PENDAHULUAN. Anggrek merupakan tanaman hias yang termasuk ke dalam famili Orchidaceae,

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledonae,

BAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. dan usaha komersil pada mulanya hanya dikenal di negara-negara maju, namun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. penggemarnya. Selain itu bunga anggrek memiliki variasi bentuk, warna dan ukuran

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Padi

BAB I PENDAHULUAN. flora yang dapat ditemukan adalah anggrek. Berdasarkan eksplorasi dan

PEMBAHASA. Proses Pengadaan Bahan Tanaman

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anggrek adalah tanaman hias yang banyak diminati oleh para kolektor

Kultur Jaringan Menjadi Teknologi yang Potensial untuk Perbanyakan Vegetatif Tanaman Jambu Mete Di Masa Mendatang

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan di Indonesia merupakan sumber plasma nutfah yang sangat potensial

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gunung Merapi. Bunga Anggrek dengan warna bunga putih dan totol-totol merah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae. Orchidaceae merupakan famili

BAB I PENDAHULUAN. Produktivitas tanaman ditentukan oleh interaksi antara lingkungan dan

MENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT LAYU BEKTERI Ralstonia solanacearum PADA TEMBAKAU

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Anggrek

PENDAHULUAN. Kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak nabati utama di

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Gladiol (Gladiolus hybridus L.) merupakan salah satu bunga potong yang sudah

TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit Eucalyptus spp. Ada beberapa penyakit penting yang sering menyerang tanaman. Eucalyptus spp.

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) memiliki peran strategis dalam pangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Suhadirman (1997) menyebutkan bahwa Musa acuminata ini berdasarkan. klasifikasi tumbuhan ini sebagai berikut : Kingdom : Plantae;

LAMPIRAN. 1. Deskripsi jenis Anggrek yang ditemukan di Hutan Pendidikan USU

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

TEKNOLOGI PERBANYAKAN BIBIT PISANG ABAKA DENGAN KULTUR JARINGAN DR IR WENNY TILAAR,MS

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA Paphiopedilum glaucophyllum

TINJAUAN PUSTAKA Botani Nilam

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan memiliki batang berbentuk segi empat. Batang dan daunnya berwarna hijau

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Anggrek merupakan salah satu tumbuhan berbiji dari famili Orchidaceae

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Bunga anggrek memiliki pesona yang menarik penggemar baik di Indonesia

Materi 05 Perbanyakan Tanaman: Bahan Tanam dan Pembibitan. Benyamin Lakitan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) tergolong dalam famili Graminae yaitu

Kombinasi Embriogenesis Langsung dan Tak Langsung pada Perbanyakan Kopi Robusta. Reny Fauziah Oetami 1)

Hama Aggrek. Hama Anggrek

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Trustinah (1993) sistematika (taksonomi) kacang tanah diklasifikasikan

I. PENDAHULUAN. yang unik adalah hibrida Phalaenopsis Sogo Vivien yang merupakan hasil

Subdivisio : Angiospemae. : Monocotyledoneae. Spesies : Allium ascalonicum L.


TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis

BUDIDAYA TANAMAN ANGGREK. Paramita Cahyaningrum Kuswandi FMIPA UNY 2012

PENGARUH KONSENTRASI NAA DAN KINETIN TERHADAP MULTIPLIKASI TUNAS PISANG (Musa paradisiaca L. cv. Raja Bulu ) SECARA IN VITRO

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus L. Merr.) merupakan salah satu komoditas hortikultura

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Asia Tenggara, dan telah tersebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Tanaman

BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO

BAB IX PEMBAHASAN UMUM

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS KULIAH PAPER TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH Teknologi Pembibitan Anggrek melalui Kultur Jaringan

Tentang Kultur Jaringan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kentang

TINJAUAN PUSTAKA Kultur Jaringan Tanaman Eksplan

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Taksonomi Tanaman Keladi

I. PENDAHULUAN. Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis (L.) Blume) merupakan jenis. pesona, bahkan menjadi penyumbang devisa bagi negara.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Secara umum, eksplan yang diberi perlakuan 1 mgl -1 TDZ atau

Persilangan dan Aklimatisasi pada Bibit Anggrek

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Phalaenopsis Keluarga tanaman anggrek terdiri dari 900 marga. Marga tersebut yang telah dikenal sekarang diperkirakan 50 000 jenis, diantaranya kurang lebih 5000 jenis anggrek terdapat di Indonesia (Puspitaningtyas 1999). Anggrek dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa faktor yaitu morfologi, ekologi, cara reproduksi, sitologi dan sitogenetika, biokimia, fitokimia dan anatomi (Arditti 1992). Anggrek secara taksonomi dilasifikasikan : Kerajaan : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Asparagales Famili : Orchidaceae Marga : Phalaenopsis, Dendrobium, Bulbophyllum, Vanda, Catleya, Cymbidium, Nephelaphyllum, dan lain-lain. Phalaenopsis merupakan salah satu marga anggrek yang memiliki bunga menyerupai kupu-kupu atau lebah, oleh karena itu anggrek ini diberi nama Phalaenopsis yang berasal dari kata Phalaina yang berarti lebah atau kupu-kupu dan opsis yang artinya penampakan (Puspitaningtyas 1999). Marga Phalaenopsis terutama tersebar di daerah tropik seperti Vietnam, Burma, Thailand, Malaysia, Indonesia dan Papua Nugini. Selain ini juga tersebar di daerah subtropik seperti India, Cina selatan, Filipina, dan Australia utara (Yulia 2005). Menurut Christenson (2001) terdapat sekitar 60 jenis Phalaenopsis didunia dan menurut Puspitaningtyas (1999) 21 jenis tersebar di indonesia. Anggrek Phalaenopsis tumbuh monopodial dan epifit yaitu menumpang pada batang tanaman atau batu dan tidak ada yang hidup di tanah (Nursandi 1997). Akar anggrek Phalaenopsis agak pipih, berdaging dan mengandung klorofil, berbatang pendek terbungkus oleh pangkal pelepah daun, daun berwarna hijau atau hijau muda mengkilap, berbentuk lonjong yang biasanya makin melebar pada ujungnya, serta tanpa tangkai daun (Puspitaningtyas 1999).

Susunan bunga Phalaenopsis ada yang berbentuk tunggal, tandan atau malai dan dapat berbunga serentak atau bergantian. Jumlah bunganya 1-30 kuntum dan kelopak mahkotanya tidak berlekatan. Marga Phalaenopsis umumnya memiliki warna bunga yang menyolok dengan variasi putih, merah jambu, ungu, kuning yang dihiasi dengan pola garis-garis atau totol-totol berwarna merah hati, coklat, merah jambu, yang menimbulkan kesan warna kontras. Perhiasan bunga yaitu kelopak dan mahkotanya sering kali mempunyai pola dan warna yang sama (Puspitaningtyas 1999). Kelebihan aggrek Phalaenopsis dibandingkan bunga anggrek yang lainnya, yaitu relatif cepat berbunga, warna dan bentuknya menarik, serta penampilanya bervariasi, ada yang tersusun rapi di sepanjang tangkai bunga, berkelompok di ujung tangkai bunga atau mekar satu-satu (Nursandi 1997). Kultur Jaringan Anggrek Kultur jaringan tanaman adalah metode atau teknik mengisolasi jaringan, organ, sel maupun protoplas tanaman, menjadikan eksplan dan menumbuhkannya ke dalam media pertumbuhan yang aseptik sehingga eksplan tersebut dapat tumbuh dan berkembang, berorganogenesis dan dapat beregenerasi menjadi tanaman sempurna. Teknik kultur jaringan beranjak dari teori totipotensi (total genetic potensial) yang dikemukakan oleh Sleiden dan Schwan pada tahun 1838. Menurut teori ini sel tanaman adalah suatu unit yang otonom yang didalamnya mengandung material genetik lengkap, sehingga apabila ditumbuhkan didalam lingkungan tumbuh yang sesuai akan tumbuh dan bregenerasi menjadi tanaman lengkap/utuh (Mattjik 2005). Menurut Yusnita (2003) kultur jaringan dapat digunakan untuk keperluan ; menyimpan plasma nutfah, menyelamatkan embrio, memperbanyak klonal tanaman, manipulasi kultur protoplas, merekayasa genetik tanaman, memproduksi tanaman haploid, dan menginduksi ragam somaklonal. Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan sangat bermanfaat untuk memperbanyak tanaman introduksi, tanaman klon unggul baru, dan tanaman bebas patogen yang perlu diperbanyak dalam jumlah besar dalam waktu relatif singkat. Aklimatisasi planlet merupakan salah satu tahap kritis yang sering menjadi kendala. Pemilihan bagian

tanaman yang digunakan sebagai eksplan, perlu memperhatikan umur fisiologis dan ontogenetik tanaman induk, serta ukuran eksplan karena ini merupakan faktor penting dalam kultur jaringan. Eksplan yang digunakan pada umumnya adalah bagian tunas pucuk (tunas apikal) atau mata tunas lateral pada potongan batang berbuku dan bagian daun. Pada kultur jaringan penyimpangan dalam proses mitosis tetap dapat terjadi. Penyimpangan mitosis ini akan mengakibatkan perubahan genetika sehingga tanaman baru yang dihasilkan tidak sama dengan induknya (ragam somaklonal). Ragam somaklonal didefinisikan sebagai ragam genetik dari tanaman yang dihasilkan oleh sel somatik tanaman yang ditumbuhkan secara in vitro (Mattjik 2005). Perbanyakan anggrek dapat dilakukan secara generatif maupun vegetatif. Secara generatif, perbanyakan dilakukan melalui proses perkecambahan biji anggrek secara in vitro yang diawali dengan penanaman biji dengan cara penaburan biji pada media padat atau cair. Biji tersebut dapat ditumbuhkan langsung menjadi planlet. Secara vegetatif perbanyakan dapat dilakukan menggunakan bagian somatis tanaman melalui subkultur yang ditanam dalam media tanam sehingga tumbuh menjadi PLB (protocorm like bodies) dan kemudian diregenerasikan menjadi planlet. Hal tersebut dapat dilakukan melalui modifikasi media baik hormon maupun nutrisi (Hendaryono 2000). Penyakit busuk lunak (Erwinia carotovora pv. carotovora) Penyakit busuk lunak (soft root) biasanya banyak dijumpai menyerang pada tanaman kentang, akan tetapi penyakit ini juga menyerang tanaman-tanaman lainnya seperti anggrek. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Erwinia carotovora pv. carotovora. Pada tanaman anggrek penyakit ini dapat menyebar dan berkembang dengan pesat terutama pada bibit anggrek/umur muda (Janse 2006). Penyakit ini juga dapat menyebabkan kerusakan hingga 80%-100% pada pembibitan anggrek, sehinggga sangat merugikan pada budidaya anggrek (Mcmillan 2007).

Bakteri Erwinia carotovora adalah satu-satunya bakteri patogenik tumbuhan yang bersifat anaerob fakultatif. Bakteri ini berbentuk batang lurus dengan ukuran 0,5-1,0 kali 1,0-3,0 µm, motil dengan beberapa sampai banyak bulu cambuk peritrik. Erwinia tidak menghasilkan enzim pektik dan menyebabkan penyakit nekrosis atau layu (kelompok amylovora ), sedangkan Erwinia yang lain mempunyai aktivitas pektolitik yang kuat dan menyebabkan busuk lunak pada tumbuhan, kelompok caratovora (Agrios 1996). Penyakit busuk lunak dapat terjadi pada setiap fase pertumbuhan tanaman dan akan menyebar, terutama bila kelembaban udara tinggi. Infeksi Erwinia carotovora akan menyebabkan pembusukan pada jaringan parenkim. Pada tanaman kentang, luka berlendir seringkali menyebabkan batang menjadi lunak secara cepat karena umbi bibit yang membusuk dan infeksi pada tunas muda atau stolon yang lanjut, sehingga dapat menyebabkan kematian pada tanaman. Bakteri ini juga dapat masuk melalui lentisel. Busuk lunak sering dipicu oleh kerusakan mekanik atau kerusakan oleh serangan hama atau penyakit lainya (Astuti 2004). Gejala Penyakit Pada tanaman anggrek, bakteri Erwinia carotovora pada umumnya masuk ke dalam jaringan tanaman melalui luka-luka dan menyebabkan busuk lunak yang berkembang dengan pesat terutama pada masa pembibitan. Gejala pada anggrek yang terserang ditandai dengan timbulnya bercak yang berwarna coklat kehitaman, kemudian daun menjadi berair, lembek, turgornya hilang, dan mengeluarkan bau busuk. Pada jaringan muda yang lunak pembusukan terjadi dengan pesat, tetapi pada bagian yang lebih dewasa khususnya pada umbi semu atau akar rimpang, pembusukan berkembang lebih lambat. Pada lingkungan yang lembab penyakit ini mudah sekali meluas dan menjalar sampai ke pucuk tanaman atau titik tumbuh, sehingga dapat menyebabkan kematian pada tanaman dengan cepat (Agrios 1996, Semangun 2007).

Penyakit busuk lunak dapat ditularkan melalui berbagai cara yaitu infeksi antar tanaman, air, lubang-lubang alami, peralatan yang telah terinfeksi, dan serangga. Bakteri Erwinia carotovora dapat bertahan dalam usus serangga selama beberapa jam, sehingga dapat dipindahkan secara mudah oleh serangga (Astuti 2004). Pemuliaan Tanaman Anggrek Pemuliaan tanaman untuk merakit suatu varietas unggul merupakan proses berkelanjutan dan pemuliaan tanaman sangat erat hubunganya dengan kegiatan seleksi. Pada dasarnya, pemuliaan tanaman dapat dilakukan dengan 1) melakukan seleksi terhadap suatu populasi tanaman yang sudah ada, 2) melakukan kombinasi sifat-sifat yang diinginkan secara generatif, 3) melakukan penggandaan kromosom dan/atau mutasi sebelum melakukan seleksi, 4) melalui rekayasa genetika (Mangoendidjojo 2003). Pemuliaan anggrek secara konvensional biasanya dilakukan melalui persilangan. Tujuan persilangan selain untuk mendapatkan tanaman anggrek yang memiliki keindahan bunganya, juga bertujuan untuk mendapatkan tanaman anggrek yang memiliki sifat tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Tetapi perbanyakan anggrek dengan biji (generatif) pada umumnya sangat sulit dilakukan di lapangan, hal ini disebabkan biji anggrek tidak memiliki cadangan makanan (endosperm) dan hanya tediri dari embrio dan kulit pembungkus (testa) serta biji anggrek sulit berkecambah apabila lingkungan kurang mendukung. Oleh karena itu pembibitan anggrek secara in vitro merupakan alternatif yang tepat untuk mengatasi kendala tersebut (Hendaryono 2000, Puspaningtyas 2003). Seleksi In Vitro Pemanfaatan hasil persilangan dalam pemuliaan awalnya dengan mendorong terjadinya penggabungan sifat-sifat tetua dan mendapatkan ragam kemudian dilakukan seleksi terhadap tanaman yang memiliki sifat-sifat tertentu. Melalui persilangan diharapkan tetua yang memiliki sifat menguntungkan dapat diturunkan dan ragam yang dihasilkan dari hasil persilangan secara terarah dapat diseleksi menggunakan suatu agensia penyeleksi untuk mendapatkan tanaman yang mempunyai sifat yang diinginkan. Proses awal untuk mendapatkan tanaman

anggrek Phalaenopsis yang tahan terhadap penyakit busuk lunak dapat dilakukan melalui seleksi in vitro. Bakteri Erwinia carotovora pv. carotovora diinokulasikan ke dalam jaringan tanaman anggrek (daun), dan berdasarkan analisis tingkat intensitas serangannya maka setiap populasi dapat dipisahkan dan dikelompokkan berdasarkan tingkat ketahanannya terhadap agensia penyeleksi (Matsumoto et al. 1995, Mangoendidjojo 2003, Yusnita 2005) Uji ketahanan dengan seleksi in vitro merupakan seleksi awal yang dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat tertentu yang diinginkan agar dapat menghemat biaya dan waktu. Seleksi in vitro telah banyak digunakan terhadap penyakit pada berbagai jenis tanaman. Seleksi awal secara in vitro dilakukan dengan tujuan agar kegiatan pemilihan tanaman lebih efektif dan efisien. (Orlando et al. 1997, Purwati 2007).