OVERVIEW RINGKAS STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL & MENENGAH

dokumen-dokumen yang mirip
SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

merupakan KDPPLK (Kerangka Dasar Penyajian dan Pengukuran LK) untuk ETAP

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

PERBANDINGAN IFRS FOR SMEs (2015) vs SAK ETAP

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren

Pedoman Tugas Akhir AKL2

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto

PSAK 1 (Penyajian Laporan Keuangan) per Efektif 1 Januari 2015

LAMPIRAN C AMANDEMEN TERHADAP PSAK LAIN. Amandemen ini merupakan amandemen yang diakibatkan dari penerbitan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan.

STANDAR AKUNTANSI TERKAIT TAX AMNESTY DAN ISSUE-ISSUE TERKAIT

OVERVIEW STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) SAK ETAP BERLAKU SEJAK TGL Berlaku bagi Perusahaan

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

AKUNTANSI PERPAJAKAN DAMPAK TAX AMNESTY TERHADAP PELAPORAN KEUANGAN SESUAI DENGAN PSAK 70

STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK

BAB III METODE PENELITIAN

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp

Bab 1 Ruang Lingkup UKM.1. Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem

Ikatan Akuntan Indonesia. IAI Copy Right, all rights reserved

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teknik analisis deskriptif kualitatif. dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam

ED PSAK 70 AKUNTANSI ASET DAN LIABILITAS PENGAMPUNAN PAJAK EXPOSURE DRAFT

ED Amandemen PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS (PRAKARSA PENGUNGKAPAN) EXPOSURE DRAFT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan

PT GARUDA METALINDO Tbk

ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK

AKUNTANSI UMKM DAN KOPERASI

Laporan Laba Rugi dan Informasi Terkait

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954

30 Juni 31 Desember


Akuntansi Keuangan Koperasi

BAGIAN II LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH

ED PSAK 110. Akuntansi Sukuk. exposure draft pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

BAB II TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA

Penyusunan Laporan Keuangan Pada Stars Auto Care 99 Periode Januari 2014

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

SAK UMUM vs SAK ETAP. No Elemen PSAK SAK ETAP

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PSAK NO. 1 TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAN PSAK NO. 101 TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH

ED PSAK 1. penyajian laporan keuangan. exposure draft

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Pengelolaan Usaha UKM Mitra Binaan PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Bali. I Nyoman Darmayasa, Ak., BKP., CPMA.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010

30 September 31 Desember Catatan

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1 Tahun 2008 mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, pengertian dari Usaha

PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING LATAR BELAKANG

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 1 (REVISI 2009) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

PSAK 24 IMBALAN KERJA. Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita Dicky Andriyanto

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. semakin berkembang ditengah-tengah dunia usaha yang kian hari kian menuju era

BAB 2 LANDASAN TEORI. Akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting dalam masyarakat.

PERPAJAKAN II. Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan

Pengenalan Kompartemen Kantor Jasa Akuntansi

PSAK TERBARU. Dr. Dwi Martani. 1-2 Juni 2010

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN

PT GOLDEN RETAILINDO Tbk. Laporan Keuangan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011 Dan Laporan Auditor Independen

PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H)

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

PT PARAMITA BANGUN SARANA Tbk

Dini Iriani Ekonomi/Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI

KONTRAK ASURANSI Menerapkan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan dengan PSAK 62: Kontrak Asuransi

IKATAN AKUNTAN INDONESIA (INSTITUTE OF INDONESIA CHARTERED ACCOUNTANTS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DRAF EKSPOSUR PSAK 73 SEWA

DAFTAR STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BERLAKU SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2011 PSAK / ISAK / PPSAK UMUM

Koreksi Editorial SAK


PSAK 25 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan

Ruang Lingkup PSAK SYARIAH

PUBLIC HEARING DSAK IAI

IAS 7 Laporan Arus Kas

ED PSAK 46. exposure draft

ED PSAK 71 INSTRUMEN KEUANGAN RINGKASAN PERUBAHAN

Catatan 31 Maret Maret 2010

Transkripsi:

OVERVIEW RINGKAS STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL & MENENGAH 1 Seminar Nasional Revitalisasi SAK ETAP dan SAK EMKM Akuntansi Universitas Muhammadiyah Semarang 22 Desember 2016 Dipresentasikan oleh: Drs. Tarmizi Achmad, MBA., PhD., CA., CPA Ketua IAI Wilayah Jawa Tengah

SAK UMUM SAK ETAP SAK EMKM PILLARS OF SAK SAK UMUM SAK ETAP IFRS based entities with no public accountability PSAK SYARIAH SAK EMKM* PSAK SYARIAH micro, small & medium entities Sharia based transactions * New pillar introduced by DSAK IAI on 24 October 2016, effective 1 January 2018. IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Pilar Standar Pelaporan Akuntansi Keuangan di Indonesia SAK SAK UMUM SAK ETAP SAK EMKM Dasar penyusunan Berbasis IFRS Standards. Standar lokal. Standar lokal. Pengaturan perlakuan akuntansi (ruang lingkup) Entitas dengan akuntabilitas publik yang signifikan. Entitas tanpa akuntabilitas publik yang signifikan, namun menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi penggunanya. (1) Entitas tanpa akuntabilitas publik yang signifikan dan (2) entitas yang memenuhi definisi dan karakteristik sesuai UU No 20 Tahun 2008 tentang UMKM.

Dasar pengukuran Pilar Standar Pelaporan Akuntansi Keuangan di Indonesia SAK SAK UMUM SAK ETAP Biaya historis, biaya kini, nilai terealisasi/penyelesaian, nilai sekarang, dan nilai wajar. Biaya historis dan nilai wajar. SAK EMKM Biaya historis. Komponen laporan keuangan 1-5 sama dengan SAK ETAP, kecuali No 2 menjadi: Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain. Ditambah: Informasi komparatif dan laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya. 1. Laporan Posisi Keuangan; 2. Laporan Laba Rugi; 3. Laporan Perubahan Ekuitas; 4. Laporan Arus Kas; 5. CALK 1. Laporan Posisi Keuangan; 2. Laporan Laba Rugi; 3. CALK (pernyataan kepatuhan dan rincian akun).

Dipresentasikan oleh Dr. Hendang Tanusdjaja, CPA, CPMA, CA PPL IAPI KORWIL JAWA TENGAH 4 PROFIL SAK EMKM & LATAR BELAKANG 18 BAB 28 DK (DASAR KESIMPULAN ) 60 HALAMAN SAK EMKM ditujukan untuk digunakan oleh entitas yang tidak atau belum mampu memenuhi persyaratan akuntansi yang diatur dalam SAK ETAP TUJUAN: SAK EMKM (Entitas Mikro, Kecil, & Menengah) disusun untuk memenuhi kebutuhan pelaporan EMKM. Undang-Undang yang relevan sebagai acuan pengaturan tentang definisi, kriteria, dan rentang kuantitatif usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), diantaranya adalah Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 (UU 20/2008) dan UU No 1/2013 tentang LKM. Memfasilitasi UMKM dalam transisi dari pelaporan berdasar kas ke berdasar akrual Terdapat 57.895.721 Usaha Kecil Menengah (sumber: Kementerian Koperasi & UKM, 2013)

5 1. RUANG LINGKUP Entitas tanpa akuntabilitas publik signifikan (Definisi ETAP) Kriteria UMKM (UU No 20/2008) Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (EMKM) Entitas mikro, kecil, dan menengah adalah entitas tanpa akuntabilitas publik yang signifikan, sebagaimana didefinisikan dalam SAK ETAP, yang memenuhi definisi dan kriteria usaha mikro, kecil, dan menengah sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, setidaktidaknya selama dua tahun berturut-turut. (Bab 1.2.)

6 1. RUANG LINGKUP (CONT.) ETAP Kriteria UMKM sesuai UU No 20/2008 tentang UMKM Entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan; dan Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal Bukan anak perusahaan/cabang perusahaan yang dimiliki/dikuasai/menjadi bagian, secara langsung atau tidak langsung (Pasal 1) Rentang kuantitatif tertentu: kekayaan bersih (tidak termasuk tanah dan bangunan) atau hasil penjualan tahunan (Pasal 6) Tidak memiliki/menguasai UMKM mitra usahanya (Pasal 35)

7 1. Ruang Lingkup (cont.) Punya akuntabilitas publik yang signifikan Sektor jasa keuangan Ruang Lingkup EMKM PENGECUALIAN: Jika diizinkan oleh otoritas di bidang jasa keuangan tersebut Par. 1.3: SAK EMKM dapat digunakan oleh entitas yang tidak memenuhi definisi dan kriteria dalam par.1.2, jika otoritas mengizinkan entitas tersebut untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM

8 2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF Tujuan Laporan Keuangan Posisi Keuangan & Kinerja Pengakuan Unsur-Unsur Laporan Keuangan Pengukuran Unsur-Unsur Laporan Keuangan Materialitas Asumsi Dasar Saling Hapus

9 2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF -2 Biaya Historis Dasar Pengukuran Unsur-unsur Laporan Keuangan Aset Kas/setara kas yang dibayarkan untuk memperoleh aset pada saat perolehan Liabilitas Kas/setara kas yang diterima atau kas yang diperkirakan akan dibayarkan untuk menyelesaikan liabilitas

10 2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF -3 Kelalaian pencantuman atau Kesalahan pencatatan, secara sendiri atau bersama Materialitas!! Faktor Penentu: Ukuran dan/atau sifat dari pos laporan keuangan Materialitas Mempengaruhi keputusan ekonomik pengguna laporan keuangan Bergantung pada ukuran dan sifat dari kesalahan/kelalaian

11 2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF -4 Dasar Akrual ASUMSI DASAR Kelangsungan Usaha Konsep Entitas Bisnis Aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, dan beban diakui jika definisi dan kriteria pengakuan terpenuhi Kemampuan untuk melanjutkan usaha di masa depan Kecuali jika entitas akan dilikuidasi, berhenti beroperasi, tanpa alternatif lainnya entitas bisnis dengan: pemilik dan entitas lainnya transaksi antara entitas bisnis dan pemilik bisnis atau entitas lain

12 2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF -5 Contoh Ilustratif: Dasar Akrual vs Dasar Kas Entitas A menyediakan jasa catering. Bulan Juni Entitas A menyediakan jasa catering kepada Entitas B. Biaya yang timbul untuk menyediakan jasa tersebut sebesar Rp100. Pada bulan Juni ini Entitas B membayar lunas sebesar Rp200. Asumsi: tidak ada pajak, entitas tid a k punya liabilitas l in, dst. Pendapatan (1) 200 200 Beban (2) 100 100 Laba (3) = (1) (2) 100 100 Kas (4a) = (3) 100 100 Aset - - Liabilitas - - Keterangan Dasar Akrual (dalam Rp) Dasar Kas (dalam Rp)

13 2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF -6 Contoh Ilustratif: Dasar Akrual vs Dasar Kas Bulan Juli Entitas A menyediakan jasa yang sama untuk Entitas C dengan harga Rp 400, dan biaya penyediaan jasa tersebut Rp200. Entitas A dan Entitas C sepakat bahwa jasa tersebut akan dilunasi di bulan Agustus sebesar Rp400. Keterangan Dasar Akrual (dalam Rp) Dasar Kas (dalam Rp) Pendapatan (1) 400 - Beban (2) 200 200 Laba (3) = (1) (2) 200 (200) Kas (4b) = (4a) (5a) + (3) (100) (100) Aset (Piutang usaha) (5a) 400 - Liabilitas - -

14 2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF -7 Contoh Ilustratif: Dasar Akrual vs Dasar Kas Bulan Agustus Entitas C membayar lunas Rp400 sesuai kesepakatan pada bulan Juli. Entitas A juga mendapatkan uang muka pembayaran dari Entitas D atas jasa catering untuk bulan September sebesar Rp200. Pendapatan (1) Beban (2) Laba (3) = (1) (2) Keterangan Kas (4c) = (4b) + (5a) + (5b) + (3) Aset Liabilitas (Pendapatan diterima di muka - Entitas D) (5b) Dasar Akrual (dalam Rp) Dasar Kas (dalam Rp) - 600 - - - 600 500 500 - - 200 -

15 2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF -8 Contoh Ilustratif: Dasar Akrual vs Dasar Kas Bulan September Entitas A menyerahkan jasa catering pada Entitas D. Biaya penyediaan jasa tersebut Rp100. Pendapatan (1) Beban (2) Laba (3) = (1) (2) Keterangan Kas (4d) = (4c) - (5b) + (3) Aset Liabilitas (Pendapatan diterima di muka - Entitas D) Dasar Akrual (dalam Rp) Dasar Kas (dalam Rp) 200-100 100 100 (100) 400 400 - - - -

16 2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF -9 Contoh Ilustratif: Dasar Akrual vs Dasar Kas Keterangan Bulan Juni Bulan Juli Bulan Agustus Bulan September Pendapatan 200 200 400 - - 600 200 - Beban 100 100 200 200 - - 100 100 Laba 100 100 200 (200) - 600 100 (100) Kas 100 100 (100) (100) 500 500 400 400 Piutang - - 400 - - - - - Liabilitas - - - - 200 - - - Catatan: Warna abu: Dasar Akrual Warna kuning: Dasar Kas

17 2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF -10 Manfaat Asumsi Dasar Akrual vs Dasar Kas DasarAkrual Gambaran kas aktual yang lebih akurat

18 2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF -10 Contoh pos-pos penyesuaian dasar kas menjadi dasar akrual Entitas yang menyusun laporan keuangan dengan menggunakan asumsi dasar kas mengubah laporan keuangan tersebut menjadi akrual dengan melakukan penyesuaian pada akhir periode pelaporan. Penyesuaian pada prinsipnya merupakan jurnal transaksi yang bersifat khusus terhadap akun-akun yang memerlukan dan hanya dilakukan pada akhir periode pelaporan keuangan. a) Biaya yang masih harus dibayar; b) Pendapatan masih harus diterima; c) Beban dibayar di muka; d) Pendapatan diterima di muka; e) Pemakaian/biaya persediaan; f) Penyusutan aset tetap.

19 2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF -10 Contoh pos-pos penyesuaian dasar kas menjadi dasar akrual Framework for Adjustments Adjustment Paid (orreceived) cash before expense (or revenue) recognized Paid (or received) cash after expense (or revenue) recognized Prepaid (Deferred) expenses* Unearned (Deferred) revenues Accrued expense *including depreciation Accrued revenues

20 3. PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Penyajian wajar dari Laporan Keuangan sesuai Persyaratan SAK EMKM: Penyajian wajar dan kepatuhan terhadap SAK EMKM Laporan Keuangan: Laporan Posisi Keuangan Laporan Laba Rugi CALK Frekuensi pelaporan Informasi komparatif, SATU PERIODE SEBELUMNYA Identifikasi laporan keuangan Penyajian yang Konsisten

21 4-6. LAPORAN KEUANGAN Laporan Posisi Keuangan Mencakup akun-akun dalam par 4.2. Tidak ada ketentuan tentang format atau urutan penyajian akun. Dapat menyajikan aset lancar dan aset tidak lancar, serta liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang. Komponen Laporan Keuangan Laporan Laba Rugi Mencakup akunakun: pendapatan, beban keuangan, beban pajak. Catatan ataslaporan Keuangan Memuat: (1) pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan SAK EMKM, (2) ikhtisar kebijakan akuntansi, dan (3) informasi tambahan dan rincian akun tertentu yang menjelaskan transaksi penting dan material.

22 7. KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI, DAN KESALAHAN Par 7.4 SAK EMKM tidak secara spesifik mengatur perlakuan akuntansi atas suatu transaksi, peristiwa, atau keadaan lainnya, maka entitas hanya mengacu pada dan mempertimbangkan definisi, kriteria pengakuan, dan konsep pengukuran untuk aset, liabilitas, penghasilan, dan beban serta prinsip pervasif dalam Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif SAK EMKM ini.

23 8. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN Latar belakang Ruang lingkup Latar belakang Penghentian Pengakuan Pasal 33 UU UMKM: UMKM dapat memiliki saham usaha besar yang terdaftar di Bursa Efek Definisi aset dan liabilitas keuangan (par 8.2 dan 8.3) Contoh aset dan liabilitas keuangan (par 8.4) Pengecualian ruang lingkup (par 8.5) Diakui jika entitas menjadi salah satu pihak dalam ketentuan kontraktual Diukur pada harga transaksi (misal: untuk pinjaman, sebesar jumlah pinjamannya) Biaya transaksi diakui sebagai beban dalam laba rugi Tidak ada pengakuan penurunan nilai, kecuali untuk entitas di bidang jasa keuangan yang mengikuti ketentuan tertentu dari regulator terkait Penghentian pengakuan aset dan liabilitas keuangan (par 8.11 dan 8.12) Keuntungan/kerugian atas penghentian pengakuan (Par 8.13)

24 9. PERSEDIAAN Ruang Lingkup Pengakuan: ketika persediaan diperoleh Teknik pengukuran biaya persediaan: biaya standar atau metode eceran Biaya perolehan persediaan: rumus biaya masuk-pertama keluar-pertama (FIFO) atau rata-rata tertimbang

25 10. INVESTASI PADA VENTURA BERSAMA Latar belakang: Pasal 32 UU UMKM Definisi ventura bersama: pengendalian bersama, memiliki hak atas aset neto pengaturan bersama tersebut Pengukuran: biaya perolehan dan tidak mengakui penurunan nilai

26 11. ASET TETAP Ruang Lingkup Mengatur prinsip-prinsip pengakuan dan pengukuran aset tetap, termasuk tanah dan bangunan yang dimiliki untuk menghasilkan sewa atau untuk kenaikan nilai atau keduanya. Aset takberwujud yang perolehannya tidak dapat dipisahkan dengan perolehan aset tetap. Aset tetap adalah aset yang dimiliki oleh entitas untuk digunakan dalam kegiatan normal usahanya dan diharapkan akan digunakan entitas untuk lebih dari 1 periode.

27 11. ASET TETAP -2 Pengakuan dan Pengukuran Awal Tanah dan bangunan dicatat secara terpisah meski diperoleh secara bersamaan. Aset tetap dicatat jika dimiliki secara hukum oleh entitas sebesar biaya perolehannya. Biaya perolehan aset tetap harga beli dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan. Pengukuran setelah pengakuan awal Biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan; kecuali tanah. Biaya perbaikan dan renovasi dicatat sebagai beban. Tidak mengakui penurunan nilai atas aset tetap maupun tanah dan bangunan yang dimiliki untuk menghasilkan sewa atau untuk kenaikan nilai atau keduanya.

28 11. ASET TETAP -3 Penyusutan Beban penyusutan diakui dalam laba rugi. Penyusutan dilakukan dengan metode garis lurus atau metode saldo menurun tanpa memperhitungkan nilai residu (nilai sisa). Penyusutan dimulai ketika aset tersedia untuk digunakan dan dihentikan ketika aset dihentikan pengakuannya. Umur manfaat ditentukan berdasarkan periode kegunaan yang diperkirakan entitas.

29 11. ASET TETAP -4 Penghentian Pengakuan Penghentian pengakuan aset tetap dilakukan ketika aset dilepaskan atau ketika tidak ada manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasan aset tetap tersebut. Keuntungan atau kerugian atas penghentian pengakuan diakui ketika aset tetap tersebut: dijual, diserahkan, atau dimusnahkan.

30 12. ASET TAKBERWUJUD Ruang Lingkup Mengatur perlakuan akuntansi aset takberwujud yang diperoleh secara terpisah, kecuali aset takberwujud yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan usaha normal entitas (lihat Bab 14 Pendapatan dan Beban). Aset takberwujud adalah aset yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud. Misalnya jika aset tersebut dapat dipisahkan dari entitas (dijual, dialihkan, dilisensikan, disewakan, atau ditukarkan) dan timbul dari hak kontraktual atau hak hukum lainnya.

31 12. ASET TAKBERWUJUD -2 Pengakuan & Pengukuran Pengakuan & Pengukuran Aset takberwujud diakui jika dapat dipastikan manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut akan diperoleh dan biaya perolehan aset dapat diukur dengan andal. Dicatat sebagai beban dibayar di muka sebesar biaya perolehannya, yang meliputi biaya yang dapat diatribusikan langsung dalam mempersiapkan aset untuk digunakan. Aset takberwujud yang dihasilkan secara internal diakui sebagai beban pada saat terjadinya.

32 12. ASET TAKBERWUJUD -3 Pengukuran setelah Pengakuan Awal Pengukuran setelah pengakuan awal pada biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi amortisasi; penurunan nilai atas aset takberwujud tidak diakui. Aset takberwujud dianggap memiliki umur manfaat yang terbatas (misal: tidak melebihi periode hak kontraktual atau hak hukum, atau mungkin lebih pendek, bergantung pada lamanya periode yang diharapkan entitas untuk menggunakan aset tersebut).

33 12. ASET TAKBERWUJUD -4 Umur Manfaat, Periode, dan Metode Amortisasi Jumlah yang disusutkan dialokasikan secara sistematis selama umur manfaatnya; dan beban amortisasi diakui dalam laporan laba rugi. Amortisasi dimulai ketika aset siap digunakan dan dihentikan ketika aset dihentikan pengakuannya. Amortisasi dapat dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus atau metode saldo menurun.

34 12. ASET TAKBERWUJUD -5 Penghentian Pengakuan Penghentian pengakuan aset takberwujud dilakukan ketika: aset dilepaskan; atau ketika tidak ada manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasan aset tersebut.

35 13. LIABILITAS DAN EKUITAS Ruang Lingkup Pengaturan tentang prinsip-prinsip pengakuan, pengukuran, dan penyajian: Liabilitas, kecuali imbalan pascakerja yang akan dibayarkan dalam jangka waktu lebih dari 1 (satu) tahun; dan Ekuitas.

36 13. LIABILITAS DAN EKUITAS -2 Pengakuan dan Pengukuran Liablitas Liabilitas diakui dalam laporan posisi keuangan jika pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dipastikan akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban entitas dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal. Dicatat sebesar jumlah yang harus dibayarkan. Tidak ada pengakuan provisi dan liabilitas kontinjensi, namun dapat diungkapkan jika material. Tidak ada pengakuan aset kontinjensi sebagai aset.

37 13. LIABILITAS DAN EKUITAS -3 Pengakuan dan Pengukuran Ekuitas Modal yang disetor dapat berupa kas atau setara kas atau aset nonkas yang dicatat sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Berbentuk PT: akun tambahan modal disetor disajikan untuk setiap kelebihan setoran modal atas nilai nominal saham. Berbentuk non-pt: ekuitas diakui dan diukur sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku untuk badan usaha tersebut.

38 13. LIABILITAS DAN EKUITAS -4 Penyajian Liabilitas dan Ekuitas Liabilitas disajikan dalam kelompok liabilitas dalam laporan posisi keuangan. Modal saham, tambahan modal disetor, dan saldo laba rugi disajikan dalam kelompok ekuitas dalam laporan posisi keuangan

39 14. PENDAPATAN DAN BEBAN Pengakuan dan Pengukuan Pendapatan Hak atas pembayaran yang diterima atau yang masih harus diterima baik pada masa sekarang atau masa depan. Catat secara bruto, dikurangi jumlah bagian pihak ketiga Dicatat sebesar jumlah komisi dalam hal hubungan keagenan. Pendapatan dan beban kontrak konstruksi sebesar jumlah tagihannya. Pendapatan bunga dan dividen ketika pendapatan tersebut diterima selama periode. Pendapatan lain (sewa dan royalti) dengan metode garis lurus selama jangka waktu kontrak. Keuntungan dari penjualan aset ketika kepemilikan telah beralih kepada pemilik baru.

40 14. PENDAPATAN DAN BEBAN -2 Pendapatan Hibah Hibah adalah bantuan yang diterima dalam bentuk pengalihan sumber daya. Hibah termasuk hibah atau bantuan dari Pemerintah atau pihak lain yang diberikan kepada EMKM bukan dalam kapasitasnya sebagai pemilik. Diakui dalam laba rugi pada saat hibah diterima sebesar jumlah nominalnya. Hibah tidak diakui hingga terdapat keyakinan memadai bahwa entitas akan mematuhi kondisi yang melekat pada hibah tersebut dan hibah akan diterima.

41 14. PENDAPATAN DAN BEBAN -3 Pengakuan dan Pengukuran Beban Beban imbalan kerja sebesar nilai tidak terdiskonto yang diperkirakan akan dibayar sebagai imbalan atas jasa tersebut yang mencakup: Imbalan kerja jangka pendek Pesangon pemutusan kerja Imbalan kerja lainnya Sewa diakui sebagai beban sewa berdasarkan metode garis lurus selama masa sewa. Biaya pinjaman diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi.

42 14. PENDAPATAN DAN BEBAN -4 Pengukuran Andal Dalam hal pendapatan dan beban tidak dapat diukur dengan andal, maka pendapatan diakui pada saat kas diterima dan beban diakui pada saat kas dibayar.

43 15. PAJAK PENGHASILAN Aset Pajak kini Liabilitas Pajak Kini Current Tax Assets Current Tax Liabilities Pajak Penghasilan Aset dan liabilitas pajak penghasilan diakui dengan mengikuti peraturan perpajakan yang berlaku. Pajak Penghasilan Kini Current Income Tax Tidak ada pengakuan aset dan liabilitas pajak tangguhan.

44 16. TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING Transaksi yang didenominasi atau diselesaikan dalam mata uang asing ketika: Membeli atau menjual barang atau jasa Meminjam atau meminjamkan dana atas sejumlah utang atau piutang Memperoleh atau melepas aset atau menyelesaikan liabilitas Dicatat dengan menggunakan mata uang Rupiah berdasarkan kurs tunai pada tanggal transaksi. Tanggal transaksi tanggal transaksi pertama kali memenuhi syarat pengakuan. Tidak melakukan retranslasi atas aset dan liabilitas moneter pada akhir periode pelaporan untuk tujuan kemudahan.

45 16. TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING -2 DK11. Untuk tujuan kemudahan, ED SAK EMKM tidak mensyaratkan entitas untuk melakukan retranslasi atas aset dan liabilitas moneter yang didenominasi dalam mata uang asing pada akhir periode pelaporan. Dengan demikian, pada akhir periode pelaporan entitas mengukur transaksi yang didenominasi dalam mata uang asing tersebut pada biaya perolehan historis dengan menggunakan kurs tunai pada tanggal transaksi.

46 17. KETENTUAN TRANSISI Menerapkan paragraf 17.1 s/d 17.8 SAK EMKM Susun sesuai dengan SAK EMKM Asumsi: pada tahun awal penerapan, entitas masuk dalam ruang lingkup SAK EMKM ATA U Susun menggunakan SAK lain Syarat: Penerapan konsisten Tidak diperkenan kan menerapkan SAK EMKM pada LK berikutnya

47 17. KETENTUAN TRANSISI -2 Retrospektif. Prospektif jika tidak praktis. Tidak praktis adalah ketika entitas tidak dapat menerapkan suatu pengaturan setelah seluruhupaya yang masuk akal dilakukan. Bila sebelumnya telah menyusun LK: Mengakui seluruh aset dan liabilitas sesuai dengan SAK EMKM Tidak mengakui akun-akun sebagai aset dan liabilitas jika SAK EMKM tidak mengizinkan pengakuan tersebut Mereklasifikasi akun-akun agar sesuai dengan akun-akun berdasarkan SAK EMKM Menerapkan SAK EMKM dalam pengukuran seluruh aset dan liabilitas yang diakui Hasil penyesuaian dari rerangka pelaporan keuangan sebelumnya diakui langsung pada saldo laba.

48 17. KETENTUAN TRANSISI -3 Dasar pengukuran SAK EMKM Metode biaya historis. Nilai revaluasian dianggap sebagai biaya perolehan. Misal aset tetap atau aset takberwujud. Pengecualian Ketentuan Transisi (Par. 17.8) Nilai tercatat sesuai metode ekuitas dianggap sebagai biaya perolehan. Misal investasi pada ventura bersama. DK12. SAK EMKM mensyaratkan agar entitas menerapkan dasar pengukuran dengan menggunakan metode biaya historis. Biaya historis berarti seluruh aset, liabilitas, dan ekuitas tidak diukur pada nilai wajar atau jumlah revaluasian. Oleh karena itu, SAK EMKM ini memberikan pengecualian transisi. DK13 Entitas yang memenuhi ruang lingkup SAK EMKM ini dianjurkan untuk mempertimbangkan apakah SAK EMKM telah memenuhi kebutuhan pelaporan keuangan entitas. Entitas dapat menerapkan SAK lain meski memenuhi persyaratan ruang lingkup SAK EMKM ini.

49 18. TANGGAL EFEKTIF Entitas menerapkan SAK EMKM untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2018. Penerapan dini dianjurkan.

50 CONTOH ILUSTRATIF DAN DASAR KESIMPULAN Contoh ilustratif dapat digunakan sebagai panduan untuk mempermudah dalam mendapatkan pemahaman ketika menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan SAK EMKM -Par 07 bahwa entitas yang telah melakukan pencatatan akuntansi berdasarkan kas melakukan penyesuaian menjadi dasar akrual atas akun-akun yang material pada akhir periode pelaporan Dasar kesimpulan memberikan ringkasan pertimbangan DSAK IAI dalam menyusun SAK EMKM ini -Latar belakang, ruang lingkup, asumsi dasar, konsep retranslasi, dan transisi ketentuan Contoh Ilustratif dan Dasar Kesimpulan melengkapi SAK EMKM namun bukan merupakanbagian dari SAK EMKM ini.

51 CONTOH ILUSTRATIF DAN DASAR KESIMPULAN -2 Biaya yang masih harus dibayar Pada tanggal 1 Desember 20x8, Entitas A meminjam uang dari Entitas B sebesar Rp10.000.000 untuk masa pinjaman 1 tahun dengan suku bunga 12% per tahun yang dibayarkan setiap tanggal 1 bulan berikutnya. Maka, ayat jurnal penyesuaian beban bunga yang dilakukan Entitas A pada tanggal 31 Desember 20x8 adalah sebagai berikut: D. Beban Bunga Rp100.000 K. Bunga yang masih harus dibayar Rp100.000

52 CONTOH ILUSTRATIF DAN DASAR KESIMPULAN -3 Pendapatan yang masih harus diterima Pada tanggal 1 Desember 20x8, Entitas A menyewakan ruangan kepada Entitas B dengan pembayaran sewa bulanan sebesar Rp1.000.000 yang dibayarkan setiap tanggal 1 bulan berikutnya. Maka, ayat jurnal penyesuaian pendapatan sewa yang dilakukan Entitas A pada tanggal 31 Desember 20x8 adalah sebagai berikut: D. Piutang sewa Rp1.000.000 K. Pendapatan sewa Rp1.000.000

53

54

55

56

57

58

59 CONTOH PENYESUAIAN DASAR KAS MENJADI AKRUAL

60 CONTOH PENYESUAIAN DASAR KAS MENJADI AKRUAL

61 CONTOH PENYESUAIAN DASAR KAS MENJADI AKRUAL

62 CONTOH PENYESUAIAN DASAR KAS MENJADI AKRUAL

63 CONTOH PENYESUAIAN DASAR KAS MENJADI AKRUAL

64 CONTOH PENYESUAIAN

65 CONTOH PENYESUAIAN

66 CONTOH PENYESUAIAN

67 CONTOH PENYESUAIAN

68 CONTOH PENYESUAIAN

69 CONTOH PENYESUAIAN

70 CONTOH LAIN-LAIN

71 CONTOH LAIN-LAIN

72 72 Question and Comment Session 72