BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

dokumen-dokumen yang mirip
II. LANDASAN TEORI ( ) =

BAB II KAJIAN TEORI. memahami sifat-sifat dari barisan fungsi. Pada bab ini akan diuraikan materimateri

DEFINISI TIPE RIEMANN UNTUK INTEGRAL LEBESGUE 1. Drajad Maknawi 2 dan Muslich 3 Jurusan Matematika FMIPA UNS. Abstrak

MA3231 Analisis Real

BAB III FUNGSI TERUKUR LEBESGUE. Setelah dibahas mengenai ukuran Lebesgue dan beberapa sifatnya pada

BAB V KEKONVERGENAN BARISAN PADA DAN KETERKAITAN DENGAN. Pada subbab 4.1 telah dibahas beberapa sifat dasar yang berlaku pada koleksi

BAB III INTEGRAL LEBESGUE. Pada bab sebelumnya telah disebutkan bahwa ruang dibangun oleh

BAB II DASAR TEORI. Di dalam BAB II ini akan dibahas materi yang menjadi dasar teori pada

Integral Baire-1 Stieltjes, Henstock-Stieltjes dan Riemann-Stieltjes. The Stieltjes Integrals of Baire-1, Henstock and Riemann

YOHANA SUWANDI NIM 83950

MA3231 Analisis Real

KONSTRUKSI INTEGRAL MENGGUNAKAN FUNGSI SEDERHANA δ PADA [, ] Jl. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang, 50275

PENGANTAR ANALISIS REAL

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

MA3231. Pengantar Analisis Real. Hendra Gunawan, Ph.D. Semester II, Tahun

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

MA3231 Analisis Real

INTEGRAL RIEMANN-LEBESGUE

ANALISIS KEKONVERGENAN PADA BARISAN FUNGSI

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan Integral Bawah Darboux, Integral Darboux, Teorema Bolzano Weierstrass,

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2, KONSEP FUNGSI SEMIKONTINU. Malahayati 1

5. Sifat Kelengkapan Bilangan Real

11. FUNGSI MONOTON (DAN FUNGSI KONVEKS)

TEOREMA FUNDAMENTAL KALKULUS PADA INTEGRAL HENSTOCK SEQUENSIAL

EKUIVALENSI INTEGRAL BOCHNER DENGAN INTEGRAL MCSHANE KUAT UNTUK FUNGSI DENGAN NILAI DI DALAM RUANG BANACH. Y.D. Sumanto Jurusan Matematika FMIPA UNDIP

Memahami definisi barisan tak hingga dan deret tak hingga, dan juga dapat menentukan

FUNGSI KONTINU. sedemikian sehingga jika x adalah titik dari A (c), maka f (x) berada pada Vg (f (c)). (Lihat Gambar 5.1.1).

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3 No. 2, KONSEP DASAR RUANG METRIK CONE. Yogyakarta

Kalkulus II. Diferensial dalam ruang berdimensi n

ANALISIS VARIABEL REAL 2

Penerapan Aproksimasi Fejer dalam Membuktikan Teorema Weierstrass

RUANG LIPSCHITZ. Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA UPI. *Surel: : (, ) Ϝ

BAB I PENDAHULUAN. Integral Lebesgue merupakan suatu perluasan dari integral Riemann.

MA3231 Analisis Real

Implementasi Metode Jumlah Riemann untuk Mendekati Luas Daerah di Bawah Kurva Suatu Fungsi Polinom dengan Divide and Conquer

KALKULUS BAB I. PENDAHULUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

Beberapa Pertidaksamaan Tipe Ostrowski

EKSISTENSI SUPREMUM DAN INFIMUM DENGAN TEOREMA CANTOR DEDEKIND. Nursiya Bito. Staf Dosen Jurusan Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo

HUKUM ITERASI LOGARITMA. TUGAS AKHIR untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana sains SORTA PURNAWANTI NIM.

F. RANCANGAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

TITIK TETAP NADLR FUNGSI MULTI NILAI KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK ( ) Rinurwati Jurusan Matematika FMIPA-ITS Jl. Arif Rahman Hakim Surabaya 60111

Teorema Titik Tetap di Ruang Norm-2 Standar

PERBANDINGAN DAN KARAKTERISTIK BEBERAPA TES KONVERGENSI PADA DERET TAK HINGGA

METODE GARIS SINGGUNG DALAM MENENTUKAN HAMPIRAN INTEGRAL TENTU SUATU FUNGSI PADA SELANG TERTUTUP [, ]

MA3231 Analisis Real

FUNGSI DELTA DIRAC. Marwan Wirianto 1) dan Wono Setya Budhi 2)

Catatan Kuliah KALKULUS II BAB V. INTEGRAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

TOPOLOGI RUANG LINEAR

KENDALI OPTIMAL PERMAINAN NON-KOOPERATIF KONTINU SKALAR DUA PEMAIN DENGAN STRATEGI NASH TUGAS AKHIR. Oleh : M.LUTHFI RUSYDI

BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1. DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN

ANALISA KETUNGGALAN TITIK TETAP PADA PEMETAAN KONTRAKTIF DI RUANG METRIK LENGKAP DENGAN MEMANFAATKAN JARAK-W

Penerapan Aproksimasi Fejer dalam Membuktikan Teorema Weierstrass

ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. August 18, Dosen FMIPA - ITB

VARIABEL KOMPLEKS SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS

ANALISIS REAL 1 SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

, maka., maka 1 = 1 +1 <3 1 < = 10 3 =1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAGIAN KEDUA. Fungsi, Limit dan Kekontinuan, Turunan

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

Lemma Henstock untuk Suatu Fungsi Bernilai Vektor di dalam Ruang Metrik Kompak Lokal

MODUL PEMBELAJARAN ANALISIS VARIABEL KOMPLEKS 2/22/2012 IKIP BUDI UTOMO MALANG ALFIANI ATHMA PUTRI ROSYADI

asimtot.wordpress.com BAB I PENDAHULUAN

KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia

INTEGRAL RIEMANN BERNILAI BARISAN. (Skripsi) Oleh PURNOMO AJI

Kalkulus Multivariabel I

Nilai mutlak pada definisi tersebut di interpretasikan untuk mengukur jarak dua

Kalkulus Multivariabel I

BAB II TEOREMA NILAI RATA-RATA (TNR)

KEKONVERGENAN LEMAH PADA RUANG HILBERT

PENYELESAIAN INTEGRAL DIMENSI-n DENGAN MENGGUNAKAN TEOREMA FUBINI

Sifat Barisan Subhimpunan Tutup di Ruang Metrik yang Completion-nya adalah Ruang Atsuji

OPERATOR PADA RUANG BARISAN TERBATAS

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

MA3231 Analisis Real

Misal, dan diberikan sebarang, terdapat sehingga untuk setiap

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY HIBAH DISERTASI DOKTOR

Konvergensi Barisan dan Teorema Titik Tetap

DERET TAK HINGGA. Contoh deret tak hingga :,,, atau. Barisan jumlah parsial, dengan. Definisi Deret tak hingga,

KALKULUS INTEGRAL 2013

SILABUS MATAKULIAH TEORI INTEGRAL (MAA 525)

MA3231. Pengantar Analisis Real. Hendra Gunawan, Ph.D. Semester II, Tahun

Himpunan Ω-Stabil Sebagai Daerah Faktorisasi Tunggal

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab Landasan Teori ini akan dibahas mengenai definisi-definisi, dan

MA3231. Pengantar Analisis Real. Hendra Gunawan, Ph.D. Semester II, Tahun

II. TINJUAN PUSTAKA. lim f(x) = L berarti bahwa bilamana x dekat tetapi sebelah kiri c 0 maka f(x)

CARA LAIN PEMBUKTIAN TEOEMA ARZELA-ASCOLI DAN HUBUNGANNYA DENGAN EKSISTENSI PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL (SUATU KAJIAN TEORITIS)

UJI KONVERGENSI. Januari Tim Dosen Kalkulus 2 TPB ITK

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

16. BARISAN FUNGSI Barisan Fungsi dan Kekonvergenan Titik Demi Titik

PENGANTAR ANALISIS FUNGSIONAL

Ketunggalan titik Tetap Pemetaan Kondisi Tipe Kontraktif pada Ruang Banach

MA3231 Analisis Real

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

Fungsi Analitik (Bagian Pertama)

TRANSFORMASI LINIER PADA RUANG BANACH

Bab 2 Fungsi Analitik

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Ilmu pengetahuan merupakan hal yang mengalami perkembangan secara terus-menerus. Diantaranya teori integral yaitu ilmu bidang matematika analisis yang terus mengalami perkembangan, dan memungkinkan untuk terus diteliti dan dikembangkan. Pada tahun 1854, teori integral dengan penggunaan partisi sebagai dasar pengembangannya telah disusun oleh Riemann. Teori Integral Riemann merupakan teori integral yang mudah dipelajari dan dimengerti dalam mempelajarinya. Namun demikian, seiring jalannya waktu teori Integral Riemann juga mengalami perkembangan. Ralph Henstock (1957) seorang ahli matematikawan, mencermati ada fungsi yang tidak terintegral Riemann. Sebagaimana diketahui pendefinisian integral yang dilakukan Riemann hanya membahas fungsi yang terbatas, namun demikian tidak semua fungsi yang terbatas terintegralkan secara Riemann, contoh fungsi yang tidak terintegral Riemann adalah fungsi Dirichlet. Dengan menggunakan partisi, Henstock menyusun teori integral baru yang dikenal dengan nama Integral Henstock. Pada pendefinisian Integral Riemann, suatu fungsi dikatakan terintegral Riemann pada selang,, jika untuk setiap partisi pada,, limit dari jumlah Riemann terhadap partisi itu ada. Dalam hal ini panjang selang dari partisi ditentukan oleh. Dalam pendefinisian Integral Henstock, merupakan suatu fungsi dari partisi yang. Integral Henstock memiliki beberapa nama seperti Integral Gauge, Integral Henstock-Kurzweil atau perluasan Integral Riemann. Integral Henstock ini merupakan perluasan dari integral Riemann, karena jika fungsi f terintegral Riemann pada, maka fungsi f juga terintegral Henstock pada 1

,. Semua fungsi yang terintegral Riemann dinyatakan oleh, dan himpunan semua fungsi yang terintegral Henstock dinyatakan dengan,. Pada tulisan ini akan dibahas konstruksi dari Integral Henstock dan beberapa sifat utamanya. 1.2.Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini antara lain : 1. Bagaimana bentuk partisi pada Integral Henstock? 2. Bagaimana definisi dari Integral Henstock dan perbedaannya dengan Integral Riemann? 3. Bagaimana sifat-sifat dasar dari Integral Henstock? 1.3. Batasan masalah Pembahasan pada skripsi ini meliputi definisi dan sifat-sifat dasar pada Integral Integral Henstock yaitu sifat tunggal dan linear. 1.4. Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan skripsi ini adalah 1. Mengetahui bentuk dari partisi pada Integral Henstock 2. Mengetahui definisi dari Integral Henstock dan perbedaannya dengan Integral Riemann 3. Mengetahui sifat-sifat dasar dari Integral Henstock. 2

1.5. Manfaat Penulisan 1. Manfaat Bagi Penulis Dengan tersusunnya skripsi ini, penulis dapat memperdalam dan mengembangkan wawasan displin ilmu yang telah dipelajari, khususnya Integral Henstock. 2. Manfaat Bagi Pemerhati matematika Sebagai tambahan pengetahuan bidang matematika, khususnya bidang fungsi analisis. 3. Manfaat Bagi Institusi Untuk menambah perbendaharaan karya tulis ilmiah sehingga dapat memberikan informasi ilmu analisis dalam matematika, khususnya integral Henstock. 1.6. Metode Penulisan Penulisan Skripsi ini dengan metode studi literature. 1.7. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan merupakan rangkaian urutan dari beberapa uraian penjelasan dalam suatu karya ilmiah. Adapun sistematika penulisan skripsi ini hanya memuat 5 bab. Dengan rincian sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, metode dan sistematika penulisan. 3

BAB II DASAR TEORI Bab ini berisi pembahasan mengenai definisi dan teorema yang menjadi konsep dasar dalam membahas Integral Henstock. BAB III INTEGRAL RIEMANN Bab ini berisi pembahasan mengenai partisi, definisi Integral Riemann dan sifat-sifat dasar tentang Integral Riemann. BAB IV PEMBAHASAN Bab ini berisi pemaparan hasil penelitian dan bagaimana proses terjadinya Integral Henstock. BAB V PENUTUP Bab ini berisi dikemukakan kesimpulan akhir dan beberapa saran. 4

BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Supremum dan Infimum Berikut ini akan dijelaskan tentang batas bawah dan batas atas dari suatu himpunan bilangan real. [3] Definisi 2.1.1 Diketahui himpunan dan. 1. Bilangan disebut batas atas, jika untuk setiap. 2. Bilangan disebut batas bawah, jika untuk setiap. 3. Himpunan yang mempunyai batas atas dikatakan terbatas ke atas (supremum). 4. Himpunan yang mempunyai batas bawah dikatakan terbatas ke bawah (infimum). 5. Himpunan dikatakan terbatas jika terbatas ke atas dan terbatas ke bawah. Lemma 2.1.1 Diketahui himpunan dan. Bilangan merupakan supremum, dituliskan sup, jika dan hanya jika 1. untuk setiap dan 2. Untuk sebarang bilangan 0, terdapat bilangan sehingga. Lemma 2.1.2 Diketahui himpunan dan. Bilangan merupakan infimum, dituliskan inf, jika dan hanya jika 1. untuk setiap dan 2. Untuk sebarang bilangan 0, terdapat bilangan sehingga. 5

2.2. Limit Fungsi Berikut ini akan di jelaskan tentang definisi Limit Fungsi. [1] Diketahui fungsi : dan titik limit himpunan. Jika ada bilangan disebut limit fungsi f di dituliskan lim jika untuk sebarang 0 terdapat 0 sehingga jika dengan 0 maka berlaku. L+ L L Gambar 1. Limit dari f terhadap adalah L 6

2.3. Integral Secara umum integral adalah luas daerah dibawah kurva. Secara definisi integral dibedakan menjadi dua bagian yaitu Integral Tak Tentu dan Integral Tertentu. [8] 2.3.1 Integral Tak Tentu Integral adalah kebalikan (invers) dari pendiferensialan. Jika adalah fungsi umum yang bersifat. Maka merupakan himpunan anti-turunan atau himpunan pengintegralan. Himpunan anti-turunan fungsi dinotasikan dengan, Dibaca integral terhadap dan disebut integral tak tentu. Integral tak tentu adalah suatu fungsi umum yang ditentukan melalui hubungan Dengan dinamakan integral dinamakan fungsi integral umum dinamakan konstanta pengintegralan Sifat-sifat Integral Tak Tentu Andaikan dan mempunyai anti-turunan (integral tak tentu) dan andaikan suatu konstanta, maka : 1.. 2. 3. 7

2.3.2 Integral Tentu Integral tentu dinotasikan dengan Dengan adalah integral dimana, adalah batas-batas pengintegralan, dinamakan interval-interval pengintegralan Sifat-sifat Integral Tertentu Andaikan dan masing-masing adalah fungsi-fungsi kontinu dan terdefinisi dalam, dan andaikan konstanta, maka berikut ini akan disajikan beberapa sifat integral tentu : 1. 2. 3. untuk 8

BAB 3 INTEGRAL RIEMANN 3.1. Partisi Akan didefinisikan partisi dari suatu interval seperti berikut ini. [2] Sebuah partisi dari interval tertutup terbatas,, adalah himpunan berurut dan berhingga,,,, pada interval [a,b] yang tidak saling tumpang tindih, artinya jika, maka dan gabungannya yaitu,. Intervalinterval tersebut biasa dinyatakan dengan, dimana ax x x b disebut partisi pada interval [a,b]. Selanjutnya partisi ditunjukan dengan notasi x,x. Gambar 2. Partisi Titik-titik untuk 1,2, dinamakan titik partisi. Jika sebuah titik dipilih dari setiap subinterval untuk 1,2, sehingga titik-titik disebut label atau tagged partition dan himpunan pasangan terurut,,,,,, dinamakan sebuah partisi berlabel dari. Dalam hal ini tidak dibatasi pemilihan pada tiap subinterval, artinya bisa dipilih sebagai titik awal, titik akhir, titik tengah atau sebarang titik lainnya pada subinterval tersebut. Untuk menyingkat penulisan partisi tersebut adalah,,. 9

Gambar 3. Tagged Partition 3.2.. Jumlah Riemann Diberikan interval tertutup [a,b] dan fungsi fungsi bernilai real yang terbatas pada [a,b]. jika tagged partition pada [a,b] maka Disebut Jumlah Riemannn untuk fungsi f dengan partisi. [3] y f(x) 0 t0 t1 x 0 x 1 x 2 t2 t0 t3 x 3 x 3 t4 t5 t6 x 4 x 5 t7 t8 x 6 x 7 x n x a Gambar 4. Jumlah Riemann b 10

3.3. Integral Riemann Diberikan interval tertutup [a,b], maka fungsi :, dikatakan dapat diintegralkan secara Riemann pada interval [a,b] jika terdapat bilangan, dimana untuk setiap ε 0 terdapat δ0 sehingga jika adalah tagged partition dari interval [a,b] dengan P maka: [3] ε atau ;. Bilangan real A pada pertidaksamaan diatas disebut nilai integral Riemann fungsi f pada interval [a,b] dan dapat ditulis: atau. Himpunan semua fungsi yang dapat diintegralkan secara Riemann pada interval [a,b] dinotasikan dengan a, b. Jadi, jika :, dikatakan dapat diintegralkan secara Riemann cukup ditulis dengan a, b. 3.4. Sifat-sifat Dasar Integral Riemann Bagian ini membahas sifat-sifat dasar integral Riemann, diantaranya ketunggalan nilai integral, kelinearan semua fungsi yang terintegral Riemann. [4] Teorema 3.4.1. Jika,, maka nilai integralnya Tunggal. Teorema 3.4.2. Jika,, dan sembarang bilangan real, maka a)., dan 11

b)., dan Teorema 3.4.3. Jika, dan, dengan maka,. Lebih lanjut 3.5. Kriteria Cauchy Integral Riemann Fungsi f terintegral Riemann pada sel [a,b] jika dan hanya jika untuk setiap bilangan 0, terdapat fungsi δ pada sel [a,b] sehingga untuk setiap,, dan,, dua partisi δ pada sel [a,b] berlaku [4] 12

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Konsep Dasar Partisi Berikut ini akan dijelaskan konsep dasar Partisi pada integral Henstock [5]. Diberikan pasangan himpunan titik sel, i=1,2,...n,dengan dan sel tertutup dengan himpunan sel : 1,2, tidak tumpang-tindih sehingga,. Katakan,, 1,2,,. Dengan demikian, himpunan pasangan titik-sel, : 1,2,, dimaksudkan. Jika diberikan fungsi positif pada [a,b], maka 0 untuk setiap,, sehingga dapat dipilih sel,,, untuk setiap 1,2,,. Dapat kita katakan bahwa,,,,,,,,,,, adalah partisi pada,, sehingga dapat dipilih,,, untuk setiap 1,2,,, dan,,. Selanjutnya untuk singkatnya, partisi pada,,,,,,,,,, dituliskan,,. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pasangan titik sel bergantung pada fungsi positif. Hal ini memberikan pada pengertian partisi -fine. 13

4.2. Integral Henstock Pada tahun 1957 Ralph Henstock memberikan definisi baru mengenai perluasan integral Riemann. Ralph Henstock memperoleh hasil yang merupakan perumuman integral Riemann, sehingga dikenal dengan integral Henstock. Integral Henstock dibangun dengan mengembangkan bilangan positif δ pada integral Riemann menjadi fungsi positif δ, sehingga menghasilkan pengembangan teori integral yaitu setiap fungsi yang terintegral Riemann akan terintegral Henstock. [6] Berikut ini akan dijelaskan definisi Integral Henstock. Suatu fungsi :,, dikatakan terintegral Henstock pada selang, untuk setiap terdapat bilangan 0 pada fungsi positif :, sehingga untuk setiap partisi terdapat [6],, dengan kita punya,, Dimana,, Jadi A disebut nilai integral Henstock fungsi f pada selang, dan ditulis dengan lambang Kalau diamati, definisi di atas berbeda dengan integral Riemann dalam dua hal Pertama, 0 merupakan fungsi yang bervariabel sedangkan dalam integral Riemann suatu fungsi konstan. 14

Kedua, dalam pengambilan partisi,,, ditentukan terlebih dahulu kemudian,x,,. sedangkan pada integral Riemann,,, ditentukan dahulu lantas,,, dipilih sebarang di dalam masing-masing selang bagiannya. Untuk menyingkatnya jika partisi pada interval [a,b] maka akan ditulis,,, dimana, tipe selang barisan yang memuat, jadi. Selanjutnya untuk memudahkan penulisan, himpunan semua fungsi yang terintegral Henstock pada [a,b] dinotasikan dengan a, b. Jadi jika : a, b dikatakan terintegral Henstock cukup ditulis dengan a, b. Berikut ini akan disajikan contoh soal yang membedakan antara fungsi terintegral Henstock dengan Integral Riemann dalam pengambilan tagged partition : Contoh 1 Diketahui untuk 1. Diberikan 0 dengan untuk 1. Maka fungsi di atas terintegral Henstock pada 1,. Penyelesaian : Untuk Seperti diketahui lim, dan, dimana. Misalkan 1, maka 1. Ambil maka.1. Artinya ketika titik awal lim 1, maka akan ada Batas atas sumbu 1, Batas bawah sumbu 1 15

16

Contoh 2 Diketahui fungsi Dirichlet, untuk setiap 0,1 dituliskan Maka 1, 0, adalah terintegral Henstock pada 0,1 dan 0 Diambil sembarang 0, kita misalkan 1 2. Didefinisikan, 0,1, 1,2,3,, dengan himpunan bilangan rasional. Untuk itu didefinisikan fungsi pada0,1 dengan 2, 1, Untuk sebarang partisi pada sel 0,1, maka berlaku 0 0 2 17

1 2 1 2 Penjelasan 2 Maka. Dengan kata lain, terbukti bahwa fungsi f terintegral Henstock pada sel 0,1 dan 0. 18

4.3. Sifat-sifat Dasar fungsi Integral Henstock Adapun Sifat-sifat yang dimiliki fungsi terintegral Henstock pada sel, adalah sebagai berikut : [7] Teorema 4.3.1. Jika fungsi f terintegral Henstock pada sel,, maka bilangan A didalam definisi 4.2 bernilai tunggal. Bukti : Katakan A dan B bilangan real yang memenuhi definisi 4.2, diambil sebarang bilangan 0, karena fungsi f terintegral Henstock pada sel,, maka terdapat fungsi positif pada, sehingga untuk setiap partisi,, pada sel, berlaku (i) Karena memenuhi definisi 4.2, maka untuk sebarang bilangan 0 di atas terdapat pada, sehingga untuk setiap partisi,, pada sel, berlaku (ii) Untuk setiap partisi,, pada sel, dan berdasarkan pertidaksamaan (i) dan (ii), diperoleh 2 2 Jadi, 0 atau A=B. 19

Teorema 4.3.2. Jika fungsi-fungsi f dan g masing-masing terintegral Henstock pada,, maka f + g dan dengan bilangan real juga terintegral Henstock pada, dan berlaku i. ii. Bukti : Katakan dan. Diambil sebarang bilangan 0. i. Karena f terintegral Henstock pada sel,, terdapat fungsi positif pada sel, sehingga untuk setiap partisi,, pada sel, berlaku (i) Karena g terintegral Henstock pada sel,, terdapat fungsi positif pada sel, sehingga untuk setiap partisi,, pada sel, berlaku (ii) Untuk setiap partisi pada,, pada sel,, dari pertidaksamaan (i) dan (ii) diperoleh. 20

ii. Dengan kata lain terbukti terintegral Henstock pada sel, dan. Jika 0, maka 0,, dalam hal ini, dan 00. Jika 0 dan diberikan sebarang 0, karena,, maka ada fungsi positif pada, sehingga untuk setiap partisi,, pada sel, berlaku Atau,, Karena,,,, pada sel,, maka untuk setiap partisi diperoleh,,,,,, Dengan kata lain terbukti terintegral Henstock pada sel, dan Teorema 4.3.3. Diberikan fungsi pada, dan,. Jika terintegral Henstock pada sel, dan,, maka terintegral Henstock pada sel, dan 21

Bukti : Diambil sebarang bilangan 0. Karena terintegral Henstock pada sel,, maka terdapat fungsi positif pada, sehingga untuk setiap partisi,, pada sel, berlaku Karena terintegral Henstock pada sel,, maka terdapat fungsi positif pada, sehingga untuk setiap partisi,, pada sel, berlaku 2 Ambil, dengan partisi pada, dan partisi pada,. Akibatnya Maka Jadi terbukti bahwa terintegral Henstock pada sel, dan 22

Contoh 3 Diketahui pada selang interval [a,b] yang memuat titik c. Dimisalkan, 0,1 dan titik. Jika f adalah terintegral Henstock pada, 0, dan pada,,1 dan Solusi : Diketahui selang partisi 0,1, 0 1 dan tag partition,,,, dan pilih titik partisi, dimana, untuk 1,2,3, Maka,, 1 2 1 2 1 2 1 2 Dengan proses yang sama, coba juga untuk, 0,,, 1 2 23

1 2 1 2 1 2 Dengan 0 terdapat 0, didefinisikan pada 0, dengan demikian untuk setiap partisi pada,, pada 0,, maka 1 2 1 8 2 Dan pada,,1, diperoleh,, 1 2 1 2 1 2 1 2 Dengan 0 terdapat 0, didefinisikan pada,1 dengan demikian untuk setiap partisi pada,, pada,1, maka 24

1 2 3 8 2 Oleh karena itu pada,, di sel 0,1 diambil dengan partisi pada, dan partisi pada,. Akibatnya Dan 1 8 3 8 1 2 1 8 3 8 Jadi f terintegral Henstock pada pada selang,. 25

BAB 5 PENUTUP 5.1. Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat diperoleh kesimpulan berikut: 1. adalah fungsi positif pada,, yaitu :,. Dapat dikatakan bahwa,,,,,,,,,,, adalah partisi integral Henstock pada,, sehingga dapat dipilih,,, untuk setiap 1,2,,, dan,,. Selanjutnya untuk singkatnya, partisi pada,,,,,,,,,, dituliskan,,. 2. Suatu fungsi :,, dikatakan terintegral Henstock pada selang, untuk setiap terdapat bilangan 0 pada fungsi positif :, sehingga untuk setiap partisi terdapat,, dengan maka,, Dimana,, Jadi A disebut nilai integral Henstock fungsi f pada selang, dan ditulis dengan lambang. Serta perbedaan antara Integral Henstock dan Integral Riemann adalah Pertama, 0 merupakan fungsi yang bervariabel sedangkan dalam integral Riemann suatu fungsi konstan. 26

Kedua, dalam pengambilan partisi,,, ditentukan terlebih dahulu kemudian,x,,. sedangkan pada integral Riemann,,, ditentukan dahulu lantas,,, dipilih sebarang di dalam masing-masing selang bagiannya. 3. Dan sifat dasar Integral Henstock adalah Integral Henstock memenuhi nilai ketunggalan dan Integral Henstock memenuhi sifat linear. 5.2. Saran Dalam skripsi ini hanya menjelaskan tentang integral Henstock, sifat-sifat dan beberapa contoh soal. Penulis berharap suatu saat nanti akan ada seseorang yang akan lebih baik lagi menelaah dan meneliti tentang skripsi ini untuk menjadi lebih baik. 27

DAFTAR PUSTAKA [1] Bartle Robert G., Donald R. Sherbert.,1991, Introduction To Real Analysis, John Wiley & Sons, United States of America. [1] Purcell Edwin J., Dale Varberg, 2003. Kalkulus Dan Geometri Analitis Jilid1, Penerbit ERLANGGA, Jakarta. [2] Henstock Ralph.,1998, Lectures On The Theory Of Integration,World Scientific, University of Ulster (Coleraine).United States of America. [3] Darmawijaya Soeparna.,2006, Pengantar Analisis Real, Jurusan Matematika MIPA UGM, Yogyakarta. [4] Gunawan Hendra. Catatan Kuliah Pengantar Analisis Real, Penerbit ITB, Bandung. [5] Hermawan Andi. 2009, Skripsi Fungsi Terelugasi dan Hubungannya dengan Integral Henstock. Matematika UGM, Yogyakarta. [6] Leader Solomon. 2001, The Kurzweil-Henstock Integral and Its Differentials, Marcel Dekker, Inc. New York, USA. [7] Widodo,. 1997. Mateamatika S2 ITB 054.Integral Riemann Lengkap.Tesis. ITB Bandung. [8] Zaelani Ahmad, Cunayah Cucun, Indra Etsa,. 2006. Bimbingan Pemantapan Matematika. Yrama Widya. Bandung. Ii Rim Dong dan Kyu Kim Won,. On The Henstock Integral. Journal Of The Chungcheong Mathematical Society., Volume 12, Agustus 1999. SungMo Im, Jinn Kim Yung dan Il Rim Dong,. A Uniform Convergence Theorema for Approximate Henstock-Stieltjes Integral. Journal Bull. Korean Math. Soc.41 (2004), No.2,pp.257-267.. 28