Pewayangan Pada Desain Undangan. Yulia Ardiani Staff UPT. Teknologi Informasi Dan Komunikasi Institut Seni Indonesia Denpasar.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari sekian banyaknya kesenian di Pulau Jawa adalah kesenian wayang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa,

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008

BAB I PENDAHULUAN. mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda-beda. Secara

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan di negara manapun di dunia ini. Kebudayaan apapun dapat

BAB V PENUTUP. perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di Medan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB 2 DATA DAN ANALISA. - Buku Rupa Wayang Dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia. - Buku Indonesian Heritage Performing Arts.

BAB I PENDAHULUAN. adat istiadat, agama dan kesenian. Namun di era globalisasi ini banyak budayabudaya

BAB I PENDAHULUAN. kesenian produk asli bangsa Indonesia. Kesenian wayang, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seni terlahir dari ekspresi dan kreativitas masyarakat yang

Aplikasi Augmented Reality Book and Stick Wayang Kulit Panca Pandawa Berbasis Mobile

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Pelestarian Kesenian Wayang Kulit Tradisional Bali di Kabupaten Badung 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbagai budaya masyarakat, adat istiadat dan kebiasaan yang dilakukan turun

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asti Purnamasari, 2013

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten

I PENDAHULUAN. Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keberadaan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. cerdas, sehat, disiplin, dan betanggung jawab, berketrampilan serta. menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi misi dan visi

banyaknya peninggalan sejarah dan kehidupan masyarakatnya yang memiliki akar budaya yang masih kuat, dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya

3. Karakteristik tari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hilda Maulany, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soemardjo dan Saini K.M (1991:2) sastra merupakan karya fiktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemasan Sisingaan Pada Grup Setia Wargi Muda Kabupaten Subang Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai di dalam Tugas Akhir ini adalah menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada akhirnya dapat membangun karakter budaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yulia Afrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizky Nugaraha,2013

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK

2014 TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR

Data kongkrit tentang lahir asal usul wayang sedikit jumlahnya. Perbedaan adanya disiplin ilmu untuk mendekati masalah dan konsep tentang maksud

BAB I PENDAHULUAN. masih tersebar diseluruh Nusantara. Menurut Kodirun (dalam Koentjaranigrat,

BAB I PENDAHULUAN FAJRI BERRINOVIAN 12032

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias

PERBEDAAN MAKNA SIMBOLIK GUNUNGAN WAYANG KULIT GAGRAG YOGYAKARTA DAN GAGRAG BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Indonesia merupakan negara di dunia ini yang memiliki ragam budaya

BAB V PENUTUP. Penelitian ini menjawab dua persoalan yaitu bagaimana. Pertunjukan berlangsung selama dua jam sepuluh menit dan

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi. Dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan. pesan/informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

Gambaran Kesenian Bali, Warnai Keindahan Tattoo. Yulia Ardiani Staff UPT Teknologi Informasi Dan Komunikasi Institut Seni Indonesia Denpasar.

DESKRIPSI DUKUH SILADRI. Dipentaskan pada Festival Seni Tradisional Daerah se- MPU di Mataram, Nusa Tenggara Barat 1 Agustus 2010

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa yang bermacam-macam dari sabang sampai merauke. Budaya lokal pada sisi

BAB I PENDAHULUAN. Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap

Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi

menganggap bahwa bahasa tutur dalang masih diperlukan untuk membantu mendapatkan cerita gerak yang lebih jelas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fanny Ayu Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

2015 KESENIAN RONGGENG GUNUNG DI KABUPATEN CIAMIS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN I.1

TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA LINGGA

WARISAN BUDAYA TAK BENDA KAB. MERANGIN, JAMBI TARI SAYAK & TARI PISANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

LUDRUK LENONG Ludruk adalah pertunjukan seni theater tradisional yang berasal dari Jawa timur. Ludruk ini biasanya dipentaskan oleh satu grup kesenian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Putri Utami Lasmawati, 2013

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras

BAB I PENDAHULUAN. penerangan, dakwah, pendidikan, pemahaman filsafat, serta hiburan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. Budaya tersebut terbagi dalam beberapa daerah di Indonesia dan salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seni merupakan salah satu bentuk unsur kebudayaan manusia, baik

2016 PROSES PEMBELAJARAN RAMPAK KENDANG DI SANGGAR SENI KUTALARAS CIRANJANG-CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

berpengaruh terhadap gaya melukis, teknik pewarnaan, obyek lukis dan lain sebagainya. Pembuatan setiap karya seni pada dasarnya memiliki tujuan

BAB I PENDAHULUAN. semua peristiwa itu aktivitas menyimak terjadi. Dalam mengikuti pendidikan. peristiwa ini keterampilan menyimak mutlak diperlukan.

BAB III TATA DEKORASI. STANDAR KOMPETENSI : Mahasiswa mampu memahami Unsur-unsur Tata Dekorasi (Scenery)

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

yang di gunakan pada pertunjukan wayang seperti kelir, blencong, kepyak,

Menguak Nilai Seni Tradisi Sebagai Inspirasi Penciptaan Seni Pertunjukan Pada Era Global

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan unsur atau bagian dari kebudayan yang hidup di

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Alasan Kehadiran Rejang Sangat Dibutuhkan dalam Ritual. Pertunjukan rejang Kuningan di Kecamatan Abang bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

Transkripsi:

Pewayangan Pada Desain Undangan Yulia Ardiani Staff UPT. Teknologi Informasi Dan Komunikasi Institut Seni Indonesia Denpasar Abstrak Sesuatu yang diciptakan oleh manusia yang mengandung unsur keindahan disebut dengan seni. Seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Bentuk seni ada berbagai macam, ada seni yang dapat dinikmati melalui pendengaran atau audio art, ada seni yang dinikmati dengan media penglihatan (visual art) dan ada seni yang dinikmati melalui media penglihatan dan pendengaran (audio visual art). Seni pertunjukan merupakan termasuk seni yang dinikmati melalui pendengaran dan penglihatan. Seni pertunjukan ada berbagai macam jenis, ada yang berupa tari tarian, dan pewayangan. Seni tari tarian dapat dinikmati pertunjukannya dan dapat mendengar kan lantunan suara gambelan atau musik pengiringnya. Sedangkan seni pewayangan juga dapat dilihat pertunjukannya dengan layar dan diiringi dengan suara wayang tersebut. Seni pertunjukan yang salah satunya adalah seni pewayangan adalah seni pertunjukan asli Indonesia yang berkembang di pulau Jawa dan Bali. Pertunjukan ini populer pada jamannya, pertunjukan seni pewayangan dewasa ini mulai dilupakan oleh kalangan generasi muda. Beberapa melestarikannya dengan cara membuat desain - desain yang berkaitan dengan pewayangan, salah satunya ada desain undangan pernikahan yang diukir sedemikian rupa yang mengikuti wayang gunung. Kata Kunci :Seni, Pewayangan, Undangan, Wayang Gunung

Pendahuluan Kata wayang di dalam Bahasa Indonesia mempunyai akar kata yang. Akar ini bervariasi dengan yung, yong, antara lain terdapat dalam kata layang atau terbang, doyong atau miring, tidak stabil atau royong yang berarti selalu bergerak dari satu tempat ke tempat lain (Sunarto,1989 : 15). Wayang adalah seni pertunjukkan asli Indonesia yang berkembang pesat di Pulau Jawa dan Bali. Pertunjukan ini juga populer di beberapa daerah seperti Sumatera. Senanjung Malaya juga memiliki beberapa budaya wayang yang terpengaruh oleh kebudayaan Jawa dan Hindu. Dalam bahasa Jawa, kata wayang berarti bayangan. Jika ditinjau dari arti filsafatnya, wayang dapat diartikan sebagai bayangan atau merupakan pencerminan dari sifat-sifat yang ada dari dalam jiwa manusia. Sifat-sifat yang dimaksud antara lain seperti watak angkara murka, kebajikan, serakah, dan lain sebagainya.wayang dimainkan oleh seorang dalang yang dibantu oleh beberapa orang penabuh gamelan dan satu atau dua orang waranggana sebagai vokalisnya. Fungsi dalang di sini adalah mengatur jalannya pertunjukan secara keseluruhan. Dalang memimpin semua komponen pertunjukan untuk luluh dalam alur cerita yang disajikan. Wayang pun memiliki beraneka ragam bentuk, dari ragam wayang tersebut seniman biasanya membuat lukisan, ukiran yang berbentuk wayang wayangan tersebut. Majunya zaman membuat kesenian wayang semakin memudar. Para seniman ingin melestarikan pewayangan dengan menuangkan inspirasi seni ke sebuah media yang menggunakan wayang sebagai dasar seni. Salah satu contohnya seni lukis, yang menggambarkan pewayangan, dan ada juga seni ukir yang memahat ukirannya dengan desain wayang. Ragam Wayang Jenis wayang yang dikenal oleh masyarakat Jawa, ternyata ada beberapa jenis, meliputi, Wayang Kulit (Purwa), Wayang Klithik, Wayang Golek, Wayang Beber, Wayang Orang dan Wayang Suket. Wayang Kulit Sesuai dengan namanya, wayang kulit terbuat dari kulit binatang (seperti : kerbau, lembu, atau kambing). Wayang kulit dipakai untuk memperagakan lakon-lakon atau kisah dari Babad Purwa, seperti Mahabharata dan Ramayana. Oleh karena itu wayang

kulit disebut juga dengan nama Wayang Purwa. Sampai sekarang pertunjukan wayang kulit, di samping sebagai sarana hiburan, juga merupakan salah satu bagian dari upacara-upacara adat, seperti : bersih desa, ruwatan dan lain-lain. Wayang Klithik Wayang Klithik terbuat dari bahan kayu dengan dua dimensi (pipih) yang hampir mendekati bentuk wayang kulit. Terdapat persamaan antara wayang klithik dengan wayang kulit, yaitu pada gamelan, vokalis, bahasa yang digunakan dalam dialog, desain lantai, alat penerangan yang dipakai dalam pertujukan dan lain-lain. Meskipun demikian, banyak juga kita jumpai perbedaan-perbedaannya. Pertunjukan wayang klithik umumnya hanya berfungsi sebagai tontonan biasa yang kadang-kadang di dalamnya diselipkan penerangan-penerangan dari pemerintah (untuk penyuluhan pembangunan). Untuk itu, wayang klithik kadang disebut juga dengan nama wayang suluh. Setting panggung sedikit agak berbeda dengan wayang kulit. Wayang Klithik ini meskipun desain lantainya berupa garis lurus, tetapi tidak menggunakan layar. Untuk menancapkan wayang, digunakan bambu yang sudah dilubangi. Wayang Golek Seperti halnya dengan wayang klithik, wayang golek juga terbuat dari bahan kayu. Akan tetapi, wayang golek memiliki tiga dimensi (seperti boneka). Wayang golek ini lebih realis dibanding dengan wayang kulit dan wayang klithik. Sebab, selain bentuknya menyerupai bentuk badan manusia, wayang golek juga dilengkapi dengan kostum yang terbuat dari kain. Pertunjukan wayang golek selain untuk tontonan biasa, juga masih sering dipentaskan sebagai upacara bersih desa. Wayang Beber Wayang Beber adalah seni wayang yang muncul dan berkembang di Jawa. Dinamakan wayang beber, karena berupa lembaran-lembaran (beberan) yang dibentuk menjadi tokoh-tokoh dalam cerita wayang, baik Mahabarata maupun Ramayana. Wayang Gunung Gunungan adalah wayang berbentuk gambar gunung beserta isinya. Di bawahnya terdapat gambar pintu gerbang yang dijaga oleh dua raksasa yang memegang pedang

dan perisai. Itu melambangkan pintu gerbang istana, dan pada waktu dimainkan gunungan dipergunakan sebagai istana. Di sebelah atas gunung terdapat pohon kayu yang dibelit oleh seekor ular naga. Dalam gunungan terdapat juga gambar berbagai binatang hutan. Gambar secara keseluruhan menggambarkan keadaan di dalam hutan belantara. Gunungan melambangkan keadaan dunia beserta isinya. Sebelum wayang dimainkan, gunungan ditancapkan di tengah-tengah layar, condong sedikit ke kanan yang berarti bahwa lakon wayang belum dimulai, bagaikan dunia yang belum beriwayat. Setelah dimainkan, gunungan dicabut, dijajarkan di sebelah kanan. Gunungan dipakai juga sebagai tanda akan bergantinya lakon atau tahapan cerita. Untuk itu gunungan ditancapkan di tengah-tengah condong ke kiri. Selain itu gunungan digunakan juga untuk melambangkan api atau angin. Dalam hal ini gunungan dibalik, di sebaliknya hanya terdapat cat merah-merah, dan warna inilah yang melambangkan api. Gunungan juga dipergunakan untuk melambangkan hutan rimba, dan dimainkan pada waktu adegan rampogan, tentara yang siap siaga dengan bermacam senjata. Dalam hal ini gunungan bisa berperan sebagai tanah, hutan rimba, jalanan dan sebagainya, yakni mengikuti dialog dari dalang. Setelah lakon selesai, gunungan ditancapkan lagi di tengah-tengah layar, melambangkan bahwa cerita sudah tamat. Makna Gunungan Dalam Wayang Kulit Gunungan pada wayang kulit berbentuk kerucut (lancip), di sini melambangkan kehidupan manusia, semakin tinggi ilmu kita dan bertambah usia, kita harus semakin mengerucut (golong gilig) manunggaling jiwa, rasa, cipta, karsa dan karya dalam kehidupan kita. Singkatnya, hidup manusia ini untuk menuju yang di atas (Tuhan). Wayang pada Surat Undangan Surat undangan adalah surat pemberitahuan yang dikirim kepada pihak lain agar pihak lain yang dimaksud datang pada waktu, tempat, acara, atau keperluan yang telah ditentukan. Surat undangan ini biasanya dibuat dalam jumlah banyak. Oleh karena itu, proses pembuatannya dapat dikerjakan dengan cara distensil. Dengan demikian, orang yang diserahi tugas untuk membuat surat undangan tersebut cukup menuliskan alamat orang atau pihak yang akan dituju. Mengingat jumlahnya yang

banyak, penanda tangan surat undangan seperti itu dapat dikerjakan dengan cap tanda tangan sehingga cukup dikerjakan oleh petugas administrasi yang ditunjuk. jika dibedakan dari kepentingan acaranya bisa dibedakan menjadi tiga (3) macam, yaitu : - Undangan Formal : Undangan yang mengatasnamakan sebuah Instansi / organisasi atau kedinasan. Biasanya dipergunakan untuk kepentingan kepentingan kedinasan ataupun bersifat struktural. - Undangan Semi Formal : Undangan yang mengatasnamakan perorangan untuk kepentingan perorangan, meskipun kadang kadang acara yang di laksanakan adalah acara resmi personal. Misalnya Undangan acara resmi adat yang di berikan oleh seseorang kepada pemangku adat untuk melakukan acara yang bersifat sakral dan menjadi budaya di dalam masyarakat setempat. - Undangan Informal : Undangan yang mengatasnamakan perorangan untuk kepentingan perorangan atau golongan. Misalnya undangan untuk acara ulang tahun. Undangan undangan tersebut biasa dipesan untuk kepentingan yang bersifat semi formal untuk mempermudah penyampaian pesan. Pengertian Undangan sesuai bentuk undangan (dari segi bahannya) tentunya hal itu berkaitan dengan jenis acara dan biaya yang ada. Undangan pernikahan Undangan pernikahan adalah sebuah surat yang meminta penerima untuk menghadiri pernikahan atau suatu upacara pernikahan. Hal ini biasanya dikirim enam sampai delapan minggu sebelum tanggal pernikahan. Sebelum tahun 1400-an, pada acara pernikahan di Inggris biasanya untuk undangan pernikahan diumumkan melalui seorang juru siar Kota, dengan cara seorang juru siar berjalan menyusuri jalanan dan mengumumkan dengan suara keras berita hari ini. Secara tradisional, semua orang yang mendengar berita tersebut, akan menjadi bagian dari perayaan. Namun seiring dengan kemajuan jaman, hal tersebut sudah tidak dilakukan lagi dan di ganti dengan sepucuk surat yang sekarang biasa kita sebut undangan.

Hal-hal pokok yang minimal harus tercantum dalam sebuah undangan pernikahan, yakni : Nama kedua mempelai Nama orangtua kedua mempelai Alamat tempat tinggal orangtua kedua mempelai Tanggal dan lokasi resepsi Denah lokasi resepsi Adapun berbagai macam desain undangan pernikahan yang dibuat agar memiliki penampilan menarik serta mencirikan orang yang mengundang dalam acara pernikahan tersebut. Berikut desain undangan pernikahan yang berbentuk wayang gunung, desain ini dibuat untuk melestarikan pewayangan dan daya tarik dari undangan tersebut. Undangan ini memiliki ciri khas dengan makna dari gambar yang ada di undangan yang berbentuk wayang gunung tersebut. Foto : Desain Undangan Wayang Gunung Dokumentasi : Yulia Ardiani Pada undangan pernikahan tersebut memiliki desain wayang gunung yang telah dimodifikasi gambarnya dan memiliki makna tersendiri. Di dalam wayang gunung tersebut di desain ada wanita dan laki laki, di mana sang pengantin wanita adalah

seorang bidan yang dilambangkan dengan gambar wanita yang membawa stetoskop, dan sang pengantin pria adalah seorang guru yang dilambangkan dengan gambar pria yang membawa penggaris. Mereka dikelilingi oleh empat (4) anak kecil dan empat (4) hewan yaitu anjing dan satu angsa. Empat anak tersebut melambangkan keluarga Bali yang terdiri dari Putu, Made, Nyoman, dan Ketut. Sedangkan 4 anjing tersebut melambangkan penjaga dan angsa yang melambangkan kebijaksanaan pengantin. Di gambar tersebut juga terdapat rumah dan pohon yang melambangkan tempat tinggal penganting yang selalu diberi keteduhan. Penutup Dengan gambaran di atas, memberikan sedikit wawasan mengetahui tentang apa makna filosofis dari gunungan yang terdapat dalam pewayangan. Dari segi bentuk maupun nilai yang terkandung dalam wayang dan dari gambar yang ada di dalamnya. Kapan dan siapa yang menciptakan gunungan tersebut, fungsi dari gunungan dalam permainan wayang. Begitu juga pada sebuah desain undangan, memberikan makna tersendiri akan arti seni pewayangan tersebut dan secara tidak sengaja sang desain undangan itu sendiri juga ikut melestarikan seni pewayangan. Referensi Anonim. 2009. Gunungan. https://lastzie.wordpress.com/2009/05/26/gunungan/. Diakses pada tanggal 10 November 2016 Anonim. 2013. Gunungan. https://id.wikipedia.org/wiki/gunungan. Diakses pada tanggal 10 November 2016 Nugraha, Agung Jaka. 2015. Makna Gunungan Wayang Kulit. http://www.agungjakanugraha.com/2012/07/makna-gunungan-wayangkulit.html. Diakses pada tanggal 10 November 2016 Prayoga, Satria Surya. 2011. Pengertian Wayang.http://pengertianwayang.blogspot.co.id/. Diakses pada tanggal 10 November 2016 Sunarto. 1989. Wayang Kulit Purwa Gaya Yogyakarta : Sebuah Tinjauan Tentang Bentuk, Ukiran, Sunggingan. Yogyakarta: Balai Pustaka.