KONTRIBUSI FARMAKOEPIDEMIOLOGI PADA PROSES PERSETUJUAN DAN PERKEMBANGAN OBAT DI MASA DATANG Dosen Pembimbing: dra. Lili Musnelina, M.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN OBAT BARU

Toksisitas yang berhubungan dengan pemberian obat akut atau kronis Kerusakan genetik Pertumbuhan tumor Kejadian cacat waktu lahir.

BAB VIII UJI KLINIS SEDIAAN OBAT

BAB 8: UJI KLINIS SEDIAAN OBAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) MATA KULIAH FARMAKOLOGI KLINIK

Observasi Klinik Jamu Sebagai Dasar Ilmiah Terapi Kedokteran Modern

MATA KULIAH Farmakoterapi I

Oleh : Ashfar Kurnia

Sejarah perkembangan konsep penilaian pemakaian obat dalam kedokteran

BAB III METODE PENELITIAN

Drug Discovery and Development

KURIKULUM FARMASI UNISBA

Dokumen Kurikulum Program Studi : Magister Farmasi. Lampiran II

menghilangkan kesadaran. Berdasarkan kerja farmakologinya, analgesik dibagi dalam dua kelompok besar yaitu analgesik narkotik dan analgesik non

FARMAKOLOGI 3 SKS (SEMESTER 2) PENGAMPU

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. perusahaan. Dalam perkembangannya PT. Enseval juga berkembang menjadi

MATA KULIAH FARMAKOLOGI DASAR

4.6 PRODI FARMASI PROFIL LULUSAN PRODI FARMASI 1. Akademisi 2. Saintis 3. Enterpreneur 4. Apoteker 5. Quality Controller

Kontroversi Pemakaian Obat Alami Untuk Diabetes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dekan Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada,

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat didefinisikan oleh World Health Organization (WHO)

KEBIJAKAN OBAT NASIONAL (KONAS) Kepmenkes No 189/Menkes/SK/III/2006

APLIKASI FARMAKOKINETIKA DALAM FARMASI KLINIK MAKALAH

pasien hipertensi di Puskesmas Mergansan dan Puskesmas Kraton Yogyakarta pada tahun 2015.

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan kasus per penduduk per tahun, atau kurang lebih

Dokumen Kurikulum Program Studi : Farmasi Klinik dan Komunitas. Lampiran II

KERANGKA ACUAN KERJA / TERM OF REFERENCE KEGIATAN EVALUASI DAN PENGEMBANGAN STANDAR PELAYANAN KESEHATAN TA. 2017

KURIKULUM PROGRAM STUDI S1 FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pneumonia merupakan salah satu infeksi berat penyebab 2 juta kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC-7)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II. STUDI PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

KURIKULUM JURUSAN/PROGRAM STUDI FARMASI PENGEMBANGAN

KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02002/SK/KBPOM

Eksperimen. Prof. Bhisma Murti

Penggunaan Obat Herbal Berbasis Bukti (Evidence-Based Herbal Medicine)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ETIK PENELITIAN KLINIS (s3) ERYATI DARWIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dokumen Kurikulum Program Studi : Sains dan Teknologi Farmasi Lampiran II

BAB I PENDAHULUAN. bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Bayi dengan asfiksia neonatorum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RUMAH SAKIT MATA PADANG EYE CENTER (RSMPEC) Ramah, Empati, Siaga, Proaktif, Exsclusive, dan Competence PANDUAN TENTANG PANDUAN TELAAH INTERAKSI OBAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. RSUD DR M.M Dunda Limboto pada bulan Januari Juni 2012, 70 kasus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker yang paling tinggi di kalangan perempuan adalah kanker serviks. yang paling beresiko menyebabkan kematian.

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan ada tiga bentuk diabetes mellitus, yaitu diabetes mellitus tipe 1 atau disebut IDDM (Insulin Dependent

MATA KULIAH FARMASI KLINIK

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ANTIBIOTIK PADA MASYARAKAT KECAMATAN PRINGKUKU KABUPATEN PACITAN SKRIPSI

SILABUS MATA KULIAH. Revisi : Tanggal Berlaku : 1 Februari 2014

Ruang Lingkup. Penerapan konsep, teori dan metode sains dalam bidang kedokteran atau perawatan kesehatan. Bidang:

Pemberian ARV pada PMTCT. Dr. Janto G. Lingga,SpP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

URAIAN PROGRAM PUSKESMAS

SOSIALISASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI SARANA KESEHATAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada periode Januari 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PANDUAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KLINIK

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2017 TENTANG CARA UJI KLINIK ALAT KESEHATAN YANG BAIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROGRAM PROFESI APOTEKER RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA OKTOBER NOVEMBER 2011

Obat tradisional 11/1/2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

Sehat merupakan kondisi yang ideal secara fisik, psikis & sosial, tidak terbatas pada keadaan bebas dari penyakit dan cacad (definisi WHO)

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi saluran napas disusul oleh infeksi saluran cerna. 1. Menurut World Health Organization (WHO) 2014, demam tifoid

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) FARMAKOLOGI DASAR (2 SKS) FAF-241

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup sebagai salah satu tujuan

Tujuan Instruksional:

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat di negara-negara berkembang. Indonesia penyakit malaria masih merupakan penyakit infeksi

Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB)

ACE Inhibitor di Awal Masa Kehamilan. Web site: Desember 1998 Medsafe Editorial Team

BAB I PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan suatu negara dapat dilihat dari Angka Kematian

PRINSIP PENULISAN RESEP DOKTER Oleh : Wiwik Kusumawati

CHECK LIST DOKUMEN REGISTRASI OBAT BARU

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan analisis obat semakin dikenal secara luas dan bahkan mulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Keberhasilan pembangunan adalah cita-cita suatu bangsa yang terlihat

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. bawah 5 tahun dibanding penyakit lainnya di setiap negara di dunia. Pada tahun

Modul ke: SEMINAR MEDIA. 03Ilmu. Presentasi Kelompok. Fakultas. Christina Arsi Lestari, M.Ikom. Komunikasi. Program Studi Broadcasting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu hamil. Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung

Distribusi Mata Kuliah Program Studi Farmasi

ARHAYANI PERENCANAAN DAN PENYIAPAN PELAYANAN KONSELING OBAT SERTA PENGKAJIAN RESEP BAGI PENDERITA RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. sekarang para ahli tidak henti-hentinya meneliti mekanisme kerja dari obat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terutama obat yang mengalami eliminasi utama di ginjal (Shargel et.al, 2005).

Transkripsi:

KONTRIBUSI FARMAKOEPIDEMIOLOGI PADA PROSES PERSETUJUAN DAN PERKEMBANGAN OBAT DI MASA DATANG Dosen Pembimbing: dra. Lili Musnelina, M. Si, Apt DISUSUN OLEH KELOMPOK 6: FITRIANTORO HARRY SANTOSO 12334707 RIZKY ALFIANI CHASANAH 12334743 ALIN NAILUL MUNA 12334748 JURUSAN FARMASI P2K FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL NOVEMBER 2013

Epidemiologi adalah studi tentang distribusi dan faktor penentu penyakit dalam populasi. Farmakoepidemiologi mempelajari penggunaan dan efek obat pada sejumlah besar manusia, sehingga dapat dikatakan farmakoepidemiologi adalah cabang ilmu epidemiologi.

Farmakoepidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penggunaan obat dan efeknya pada sejumlah besar manusia Farmakoepidemiologi sebagai aplikasi latar belakang, metoda dan pengetahuan epidemiologik untuk mempelajari penggunaan dan efek obat dalam populasi manusia

Regulasi obat bertujuan menjamin hanya obat yang efektif dan aman, yang tersedia di pasaran. Tahun 1937 lebih dari 100 orang meninggal karena gagal ginjal akibat eliksir sulfanilamid yang dilaruntukan dalam etilenglikol Tahun 1950-an, ditemukan kloramfenikol dapat menyebabkan anemia aplastis Tahun 1961, bencana thalidomid, hipnotik lemah tanpa efek samping dibandingkan golongannya, namun ternyata menyebabkan cacat janin Tahun 1970-an Klioquinol dilaporkan menyebabkan neuropati subakut mielo-optik Dietilstilbestrol diketahui menyebabkan adenocarcinoma serviks dan vagina

Sintesis Atau Isolasi Uji Praklinik Tanaman Jaringan hewan Kultur mikroba Urin manusia Bioteknologi Efikasi (efek farmakologi) Profil farmakokinetik Toksisitas calon obat Uji Klinik Fase I Fase II Fase III Fase IV

Fase I, calon obat diuji pada sukarelawan sehat untuk mengetahui apakah sifat yang diamati pada hewan percobaan juga terlihat pada manusia. Fase II, calon obat diuji pada pasien tertentu, diamati efikasi pada penyakit yang diobati. Fase III melibatkan kelompok besar pasien, 500-3000. Uji ini bertujuan untuk evaluasi efikasi dan toksisitas obat, umumnya desain penelitian yang digunakan adalah randomized clinical trial. Fase IV, setelah obat dipasarkan masih dilakukan studi pasca pemasaran (post marketing surveillance) yang diamati pada pasien dengan berbagai kondisi, berbagai usia dan ras, studi ini dilakukan dalam jangka waktu lama untuk melihat nilai terapeutik dan pengalaman jangka panjang dalam menggunakan obat.

Memberikan informasi yang mendukung data yang telah didapat pada studi pramarketing a. Hasil studi farmakoepidemiologi mempunyai presisi lebih tinggi b. Hasil studi farmakoepidemiologi dapat menunjukkan data pada pasien yang tidak menjadi objek strudi pra-marketing (anak, geriatri, ibu hamil, dan lain-lain) c. Studi farmakoepidemiologi dapat menunjukkan hasil modifikasi karena pemakaian obat lain (interaksi obat) atau adanya penyakit lain. d. Studi farmakoepidemiologi dapat menunjukkan keamanan relatif terhadap obat lain dengan indikasi sama Memberikan informasi baru yang belum didapat dari studi pra-marketing a. Penemuan efek samping dan efek menguntungkan yang tidak terdeteksi sebelumnya (efek tidak biasa dan efek tertunda) b. Informasi pola pemakaian obat c. Informasi efek overdosis obat d. Implikasi ekonomis dari pemakaian obat

Farmakoepidemiologi mengaplikasikan metode epidemiologi dalam area farmakologi klinis. Proses perijinan obat sangat terbatas, sehingga sebelum pemasaran tidak dapat mendeteksi efek samping obat yang tidak biasa, tertunda, unik pada populasi beresiko tinggi, efek samping pada kesalahan penggunaan, dan lain-lain. Farmakoepidemiologi dapat berkontribusi memberikan informasi mengenai keamanan dan efektivitas obat yang belum tersedia dari studi pramarketing.