BAB III DASAR TEORI. menuju bagian proses lainya yaitu bagian proses expire date printing dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III LANDASAN TEORI. kaleng yaitu ikan kaleng. Separator adalah proses dimana kaleng yang telah berisi

BAB III PROSES PERANCANGAN ROLLER CONVEYOR DI PT. MUSTIKA AGUNG TEKNIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III DASAR TEORI. makanan kaleng yaitu ikan kaleng. Water Decaunting adalah proses dimana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum )

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB III PERANCANGAN ALAT

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

JOB SHEET MESIN LISTRIK 2. Percobaan Medan Putar dan Arah Putaran

Gambar 3.1 Wiring Diagram Direct On Line Starter (DOL)

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis.

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan Teknik Industri 1

BAB III PENDAHULUAN 3.1. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

Apa itu Kontaktor? KONTAKTOR MAGNETIK / MAGNETIC CONTACTOR (MC) 11Jul. pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER

MOTOR LISTRIK 1 FASA

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives. Oleh PUSPITA AYU ARMI

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB III DASAR TEORI. makanan kaleng. Alat Pencuci Ikan adalah alat untuk proses pencucian ikan

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Mekatronika Modul 7 Aktuator

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA

Mekatronika Modul 9 Motor Stepper

BAB II LANDASAN TEORI

4.3 Sistem Pengendalian Motor

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

BAB II TEORI DASAR. dicampur dengan bahan pencampur seperti daging udang atau ikan yang

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Generator arus bolak-balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Generator arus bolak-balik 1 fasa b. Generator arus bolak-balik 3 fasa

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

Bahan Kuliah Mesin-mesin Listrik II

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik yang

RANGKAIAN DASAR KONTROL MOTOR LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI

Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

PT. DELTA REKAPRIMA SAKTI INDUSTRIAL AUTOMATION AND ROBOTIC SYSTEMS

BAB II DASAR TEORI. maka dari hukum Newton diatas dapat dirumuskan menjadi: = besar dari gaya Gravitasi antara kedua massa titik tersebut;

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik.

Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. biasanya adalah tipe tiga phasa. Motor induksi tiga phasa banyak digunakan di

PENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM MONITORING KENDALI MOTOR INDUKSI TIGA FASA DENGAN VARIABLE SPEED DRIVE BERBASIS PLC DAN SCADA

BAB II DASAR TEORI. Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik

GENERATOR DC HASBULLAH, MT, Mobile :

KONSTRUKSI GENERATOR DC

DAFTAR ISI. Halaman Judul 1. Daftar Isi 2. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Maksud Dan Tujuan Sistematika Penulisan 4

I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi

BAB I PENDAHULUAN. Motor listrik dewasa ini telah memiliki peranan penting dalam bidang industri.

Standby Power System (GENSET- Generating Set)

BAB II LANDASAN TEORI

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK )

Protech Vol. 6 No. 1 April Tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Induksi Elektromagnetik

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa

MOTOR DC. Karakteristik Motor DC

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG)

9/10/2015. Motor Induksi

Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah. (Separate Winding)

DASAR-DASAR LISTRIK ARUS AC

Transkripsi:

BAB III DASAR TEORI 3.1 Separator lid Separator lid merupakan salah satu bagian proses yang dilakukan sebelum menuju bagian proses lainya yaitu bagian proses expire date printing dan penutupan kaleng. Separator lid adalah proses dimana tutup kaleng sarden yang bertumpuk dipisahkan satu persatu agar tutup kaleng sarden dapat berjajar pada conveyor untuk menuju bagian selanjutnya yaitu bagian expire date printing. Siklus yang bersentuhan langsung dengan Separator lid adalah expire date printing. Expire date printing merupakan siklus dimana tutup kaleng di beri cetakan tanggal kadaluarsa, sebelum memasuki proses expire date printing ini tutup kaleng ini berbentuk tumpukan yang panjang oleh karena itu harus dipisahkan terlebih dahulu oleh siklus separator lid. Tumpukan kaleng ini dimasukkan secara manual oleh operator kemudian siklus separator lid ini berjalan, setelah melewati sikus separator lid ini tutup kaleng akan memasuki siklus expire date printing dan nantinya akan memasuki proses penutupan kaleng sarden yang telah terisi. 10

11 Gambar 1. Separator lid CV. Berdikari

12 3.1.1 Komponen Separator lid Komponen separator lid di CV. Berdikari Sidoarjo, antara lain: 1. Operator mesin 2. Komponen separator lid a. 2 buah Motor three phase ½ hp b. 2 buah inverter c. Pisau pemisah d. Power supply e. Gear box f. Rante RS 50 g. Sprocket h. Roller conveyor 3.1.2 Proses Separator lid Proses Separator lid CV. Berdikari secara singkat bisa dilihat pada diagram di bawah ini : Start Tabung berisi tutup kaleng Pisau pemisah Tutup kaleng diatas conveyor

13 Tutup kaleng Conveyor bergerak Finis Gambar 2. Skema separator lid Dari gambar diatas secara garis besar dapat dijelaskan proses separator lid sebagai berikut : 1. Tumpukan tutup kaleng dimasukkan dalam tabung untuk diproses. Pada proses ini tutup kaleng dimasukkan secara manual ke dalam tabung. 2. Pisau pemisah berputar satu putaran untuk memisahkan tutup kaleng dari tumpukan secara satu persatu dalam hal ini pisau pemisah tutup digerakkan oleh sebuah motor. 3. Motor yang menggerakkan pisau pemisah ini berjalan sesuai inputan yang diberikan operator pada inverter sehingga motor pun bergerak berdasarkan kecepatan yang di berikan oleh inverter. 4. Tutup kaleng yang terpisahkan oleh pisau pemisah akan jatuh pada conveyor yang berada dibawah pisau pemutar. 5. Conveyor bergerak dan menggerakkan tutup kaleng yang berada diatasnya untuk menuju bagian pemroses selanjutnya. 6. Conveyor tidak hanya menjalankan satu buah tutup kaleng sarden saat pengerjaan. Conveyor menjalankan banyak tutup kaleng sarden sesuai dengan inputan yang diberikan operator pada inverter sehingga motor pun bergerak berdasarkan kecepatan yang di berikan oleh inverter.

14 3.2 Motor Listrik Tiga Fasa Motor induksi tiga fasa banyak digunakan oleh dunia industri karena memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan yang dapat diperoleh dalam pengendalian motor motor induksi tiga fasa yaitu, struktur motor induksi tiga fasa lebih ringan (20% hingga 40%) dibandingkan motor arus searah (DC) untuk daya yang sama, harga satuan relatif lebih murah, dan perawatan motor induksi tiga fasa lebih hemat. Gambar 3. Motor tiga fasa Cara kerja motor listrik tiga fasa adalah sebagai berikut : 1. Motor tiga fasa akan bekerja atau berputar apabila sudah dihubungkan dalam hubungan tertentu. 2. Mendapat tegangan sesuai dengan kapasitas motornya. 3. Motor bekerja pada hubung bintang atau star (motor harus di hubungkan baik secara langsung pada terminal maupun melalui rangkaian kontrol). Motor listrik tiga fasa pada dasarnya mempunyai 3 bagian penting, yaitu :

15 1. Stator : Merupakan bagian yang diam dan mempunyai kumparan yang dapat menginduksikan medan elektromagnetik kepada kumparan rotornya. 2. Celah : Merupakan celah udara, tempat berpindahnya energi dari startor ke rotor. 3. Rotor : Merupakan bagian yang bergerak akibat adanya induksi magnet dari kumparan stator yang diinduksikan kepada kumparan rotor. Apabila sumber tegangan tiga fasa dipasang pada kumparan stator, akan timbul medan putar dengan kecepatan seperti rumus berikut : Ns = 120 f / P dimana: N f P = Kecepatan putar = Frekuensi sumber = Kutub motor Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor. Akibatnya pada batang konduktor dari rotor akan timbul GGL (gaya gerak listrik) induksi. Karena batang konduktor merupakan rangkaian yang tertutup maka GGL akan menghasilkan arus (I). Adanya arus (I) di dalam medan magnet akan menimbulkan gaya (F) pada rotor. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar stator. GGL induksi timbul karena terpotongnya batang konduktor (rotor) oleh medan putar stator. Artinya agar GGL induksi tersebut timbul, diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (ns) dengan kecepatan berputar rotor (nr). Perbedaan kecepatan antara nr dan ns

16 disebut slip (s), dinyatakan dengan S = (ns - nr) / ns. Bila nr = ns, GGL induksi tidak akan timbul dan arus tidak mengalir pada batang konduktor (rotor), dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Dilihat dari cara kerjanya, motor induksi disebut juga sebagai motor tak serempak atau asinkron. 3.3 Inverter Inverter adalah Rangkaian elektronika daya yang digunakan untuk mengkonversikan tegangan searah (DC) ke suatu tegangan bolak - balik (AC). Ada beberapa topologi inverter yang ada sekarang ini, dari yang hanya menghasilkan tegangan keluaran kotak bolak - balik (push - pull inverter) sampai yang sudah bisa menghasilkan tegangan sinus murni (tanpa harmonisa). Inverter satu fasa, tiga fasa sampai dengan multifasa dan ada juga yang namanya inverter multilevel (kapasitor split, diode clamped dan susunan kaskade). Ada beberapa cara teknik kendali yang digunakan agar inverter mampu menghasilkan sinyal sinusoidal, yang paling sederhana adalah dengan cara mengatur keterlambatan sudut penyalaan inverter di tiap lengannya. Cara yang paling umum digunakan adalah dengan modulasi lebar pulsa (PWM). Sinyal kontrol penyaklaran didapat dengan cara membandingkan sinyal referensi (sinusoidal) dengan sinyal carrier (digunakan sinyal segitiga). Dengan cara ini frekuensi dan tegangan fundamental mempunyai frekuensi yang sama dengan sinyal referensi (sinusoidal). Dalam industri, Inverter merupakan alat atau komponen yang cukup banyak digunakan karena fungsinya untuk mengubah listrik DC menjadi AC.

17 Meskipun secara umum kita menggunakan tegangan AC untuk tegangan masukan / input dari inverter tersebut. Inverter digunakan untuk mengatur kecepatan motor - motor listrik / servo atau bisa disebut converter drive. Untuk servo lebih dikenal dengan istilah servo drive. Dengan menggunakan inverter, motor listrik menjadi variable speed. Kecepatannya bisa diubah - ubah atau disetting sesuai dengan kebutuhan. Inverter seringkali disebut sebagai Variabel Speed Drive (VSD) atau Variable Frequency Drive (VFD). Pada dunia otomatisasi industri, inverter sangat banyak digunakan. Aplikasi ini biasanya terpasang untuk proses linear (parameter yang bisa diubahubah). Linearnya seperti grafik sinus, atau untuk sistem axis (servo) yang membutuhkan putaran / aplikasi yang presisi. Prinsip kerja Inverter adalah mengubah input motor (listrik AC) menjadi DC dan kemudian dijadikan AC lagi dengan frekuensi yang dikehendaki sehingga motor dapat dikontrol sesuai dengan kecepatan yang diinginkan. Fungsi Inverter adalah untuk merubah kecepatan motor AC dengan cara merubah Frekuensi Output : F = Frekuensi (Hz) p = Jumlah kutub Jika sebelumnya banyak menggunakan sistem mekanik, kemudian beralih ke motor slip maka saat ini banyak menggunakan semikonduktor. Tidak seperti softstarter yang mengolah level tegangan, inverter menggunakan frekuensi tegangan keluaran untuk mengatur speed motor pada kondisi ideal. Merubah kecepatan motor dengan inverter akan membuat :

18 1. Torsi lebih besar. 2. Presisi kecepatan dan torsi yang tinggi. 3. Kontrol beban menjadi dinamis untuk berbagai aplikasi motor. 4. Dapat berkombinasi dengan PLC (Programmable Logic Control) untuk fungsi otomasi dan regulasi. 5. Menghemat energi. 6. Menambah kemampuan monitoring. 7. Hubungan manusia dengan mesin (interface ) lebih baik. 8. Sebagai pengaman dari motor, mesin (beban) bahkan proses, dll. Semakin besar daya motor maka makin besar torsi yang dihasilkan dan makin kuat motor menggerakkan beban, torsi dapat ditambah dengan menggunakan gear box (cara mekanis) dan Inverter (cara elektronik). 1. Dinamika gerakan rendah (tidak memungkinkan gerakan beban yang kompleks). 2. Motor sering overload (motor rusak atau thermal overload relay trip). 3. Hentakan mekanis (Mesin / beban rusak, perlu perawatan intensif). 4. Lonjakan arus (Motor rusak atau breaker trip). 5. Presisi dalam proses hilang. 6. Proteksi tidak terjamin. n = 120 f/p dimana : n = putaran per menit Proses di industri seringkali memerlukan tenaga penggerak dari motor listrik yang perlu diatur kecepatan putarnya untuk menghasilkan torsi dan tenaga /

19 daya yang diinginkan. Torsi adalah gaya putar yang dihasilkan oleh motor listrik untuk memutar beban. Kelebihan torsi (over torque) terjadi jika torsi beban lebih besar dari torsi nominal, pada 80% aplikasi terjadi pada saat kecepatan rendah atau saat start awal. Maka dapat disimpulkan, peranan inverter dalam proses suatu industri cukup penting. Karena dalam proses di industri seringkali memerlukan tenaga penggerak dari motor listrik yang perlu diatur kecepatan putarnya untuk menghasilkan torsi dan tenaga / daya yang diinginkan. Gambar 4. Sinyal Inverter

20 3.4 Roller Conveyor Conveyor adalah suatu sistem mekanik yang mempunyai fungsi memindahkan barang dari satu tempat ke tempat yang lain. Conveyor banyak dipakai di industri untuk transportasi barang yang jumlahnya sangat banyak dan berkelanjutan. Dalam kondisi tertentu, conveyor banyak dipakai karena mempunyai nilai ekonomis dibandingkan dengan transportasi berat seperti truk dan mobil pengangkut. Conveyor dapat memobilisasi barang dalam jumlah banyak dan kontinyu dari satu tempat ke tempat lain. Perpindahan tempat tersebut harus mempunyai lokasi yang tetap agar sistem conveyor mempunyai nilai ekonomis. Kelemahan sistem ini adalah tidak mempunyai fleksibilitas saat lokasi barang yang dimobilisasi tidak tetap dan jumlah barang yang masuk tidak kontinyu. Roller conveyor merupakan suatu sistem conveyor yang penumpu utama barang yang ditransportasikan adalah roller. Lintasan geraknya tersusun dari beberapa tabung yang tegak lurus terhadap arah lintasannya dimana plat datar yang ditempatkan untuk menahan beban akan bergerak sesuai dengan arah putaran roll.

21 Gambar 5. Roller Conveyor Mekanisme kerja Roller Conveyor secara umum adalah sebagai berikut : 1. Motor penggerak memutar poros pada motor yang telah terpasang sistem transmisi menuju drive roller. 2. Putaran poros pada motor ditransmisikan ke drive roller melalui sistem transmisi yang telah dirancang khusus untuk sistem roller conveyor. 3. Drive roller yang terpasang sistem transmisi tersebut ikut berputar karena daya yang disalurkan oleh sistem transmisi. 4. Drive roller mentransmisikan putaran roller ke roller lain dengan transmisi rantai. 5. Antar roller diberi jalur transmisi yang sama dengan perbandingan transmisi 1:1 sehingga putaran antar roller mempunyai kecepatan yang sama.

22 6. Tranmisi antar roller tersebut diteruskan sampai ke roller paling terakhir. Conveyor mempunyai berbagai jenis yang disesuaikan dengan karakteristik barang yang diangkut. Jenis-jenis conveyor tersebut antara lain Apron, Flight, Pivot, Overhead, Loadpropelling, Car, Bucket, Screw, Roller, Vibrating, Pneumatic, dan Hydraulic. Disini akan dibahas satu jenis conveyor yaitu Roller Conveyor. Roller conveyor hanya bisa memindahkan barang yang berupa unit dan tidak bisa memindahkan barang yang berbentuk bulk atau butiran. Unit yang bisa dipindahkan menggunakan roller conveyor juga harus mempunyai dimensi tertentu dan berat tertentu agar bisa ditransportasikan. Untuk memindahkan barang dalam bentuk bulk, bulk tersebut harus dikemas terlebih dahulu dalam unit agar bisa ditransportasikan menggunakan sistem ini. Spesifikasi roller conveyor juga harus disesuaikan dengan dimensi dan beban unit yang akan ditransportasikan. Rancangan sistem roller conveyor harus mempu menerima beban maksimum yang mungkin terjadi pada sistem conveyor. Selain itu, desain dimensi sistem juga harus dipertimbangkan agar sesuai dengan dimensi unit yang akan ditransportasikan. Dalam beberapa kasus dimensi unit yang lebih lebar dari dimensi lebar roller masih diperbolehkan. Jarak antar roller disesuaikan dengan dimensi unit yang akan ditransportasikan. Diusahakan jarak antar roller dibuat sedekat mungkin agar tumpuan beban semakin banyak. Selain itu, dimensi unit yang ditranportasikan

23 minimal harus ditumpu oleh 3 roller. Jika kurang dari 3 roller, maka unit tersebut akan tersendat bahkan bisa jatuh keluar sistem tranportasi roller conveyor. (a) (b) Gambar 6. Jarak antar roller pada conveyor (a). Jarak roller kurang ideal (b). Jarak roller ideal Kelebihan roller conveyor adalah bisa mentransformasikan pada kemiringan tertentu sehingga conveyor bisa mentranportasikan barang dari satu tingkat ke tingkat yang lain. Selain itu, roller conveyor juga bisa membelokkan jalur unit yang belokannya sangat tajam. Hal tersebut bermanfaat untuk daerah yang ruanganya terbatas. Komponen utama alat dan fungsi dalam sistem roller conveyor adalah sebagai berikut : Kerangka badan mempunyai fungsi untuk menopang roller agar lokasi roller tidak berpindah - pindah. Pemasangan roller dengan kerangka badan

24 ini harus pas agar tidak terjadi getaran yang tidak diinginkan saat roller berputar. Selain itu, kerangka badan ini juga menentuka jarak antar roller yang sesuai agar unit yang akan ditransportasikan tidak jatuh. Tiang peyangga mempunyai fungsi untuk pondasi kerangka badan sistem roller conveyor. Kerangka badan ini didesain sebagai tumpuan roller conveyor terhadap tanah yang dilalui oleh sistem conveyor. Motor penggerak mempunyai fungsi untuk menggerakkan drive roller agar selalu berputar sesuai dengan kecepatan yang diinginkan operator. Motor penggerak ini pada umumnya ditempatkan diujung paling akhir alur roller conveyor agar bisa menjaga rantai transmisi tetap tegang. Roller mempunyai fungsi sebagai pemindah barang yang akan ditransportasikan. Saat roller berputar diupayakan tidak bergetar agar tidak merusak barang yang ditransportasikan. Dimensi roller juga harus sama agar barang yang diangkut tidak tersendat dan roller dapat menumpu barang dengan sempurna. Roller pada sistem roller conveyor mempunyai perhatian khusus karena merupakan komponen yang paling utama dalam sistem ini. Sehingga desain dan perawatan pada roller harus mendapatkan perhatian yang lebih utama. Komponen roller sendiri adalah terdiri dari pipa, rumah bearing, seal, poros, snapring, C-ring, dan bantalan. Sistem transmisi mempunyai fungsi untuk mentranmisikan daya pada penggerak ke sistem conveyor. Transmisi pada sister roller conveyor

25 terbagi menjadi 2 bagian, yaitu transmisi antara motor penggerak dengan drive roller dan transmisi antara drive roller dengan roller lain. Sistem transmisi antara motor penggerak dengan drive roller biasanya ditempatkan di ujung paling akhir dari jalur conveyor. Sistem transmisi ini biasanya terdiri dari motor, speed reducer, coupling, sprocket, dan rantai. Sistem transmisi antara drive roller dengan roller biasanya ditempatkan pada kerangka badan sistem conveyor. Transmisi antar roller biasanya digunakan sproket dan rantai dengan perbandingan kecepatan putar 1:1 agar kecepatan putar antar roller sama dan barang yang ditranportasikan dapat berjalan dengan baik.