BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data diambil dari semua unit penelitian, berupa jumlah akar dan hasil

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. setiap unit penelitian (baglog). Berat segar tubuh buah dan jumlah tubuh buah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Larutan Kulit Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN. jarak antara koloni bakteri Staphylococcus aureus dengan sisi terluar paper

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Cancida albicans dengan sisi terluar paper disc yang mengandung ekstrak

BAB IV HASIL PENELITIAN. penghambatan pertumbuhan. Daerah hambat yaitu jarak antara koloni

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Ekstrak Daun Meniran (Phyllanthus niruri, L.) Terhadap. Pertumbuhan Staphylococcus aureus.

BAB I PENDAHULUAN. atau perbanyakan aseksual. Perbanyakan ini menggunakan bagian-bagian

DAFTAR PUSTAKA. Ashari.Sumeru,Holtikultura Aspek Budidaya,Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).1995

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. aktivitas antimikroba ekstrak daun panamar gantung terhadap pertumbuhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 21 hari setelah tanam. Sedangkan analisis pengaruh konsentrasi dan lama perendaman

BAB IV HASIL PENELITIAN. penambahan berat badan Mencit (Mus musculus). Jarak penimbangan pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Limbah Cair Tahu pada Tinggi Tanaman

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Ekstrak Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap Viabilitas Benih Kakao (Theobroma cacao L.

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Palenewen, ßIOêduKASI E. (2014). Pengaruh Urin Sapi Sebagai Pupuk cair Terhadap Pertumbuhan Seledri. ISSN : Vol 2 No (2) Maret 2014

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. eksplan hidup, persentase eksplan browning, persentase eksplan kontaminasi,

I. PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai aneka ragam tanaman hias, baik tanaman hias daun maupun

BAB V PEMBAHASAN HASIL INTEGRASI SAINS. herba yaitu : Talas, singkong,, kangkung, patikan kebo, pandan, rimbang

PENGARUH KONSENTRASI BAWANG MERAH (Alium cepa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK GAHARU (Aquilaria malaccencis OKEN)

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. STAIN Palangka Raya. Sedangkan pengukuran atau penimbangan berat

PENGARUH KONSENTRASI BAWANG MERAH (Alium cepa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK GAHARU (Aquilaria malaccencis OKEN)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Lada (Piper nigrum Linn.) merupakan tanaman rempah-rempah yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan dan salah satu penyumbang devisa negara terbesar dibidang perkebunan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan

TINJAUAN PUSTAKA. dalam kelas Liliopsida yang merupakan salah satu tumbuhan berbunga lidah dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembanding. Penelitian eksperimen adalah suatu percobaan yang berhubungan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengatnatan terhadap parameter saat muncul tunas setelah dianalisis. Saat muncul tunas (hari)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. larutan kulit bawang dengan konsentrasi 10%-100%. Penelitian ini terdiri dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penentuan Karakter Morfologi Penciri Ketahanan Kekeringan Pada Beberapa Varietas Kedelai

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan salah satu sumber pangan penting di Indonesia dan di dunia,

I. PENDAHULUAN. obat, sehingga keberadaan tanaman ini menjadi lebih diminati. Tanaman sirih

BAB I PENDAHULUAN. Mikroorganisme ada yang berupa bakteri, protozoa, virus ataupun cendawan,

TINJAUAN PUSTAKA Padi Sawah

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Benih Kedelai. penyediaan benih berkualitas tinggi. Pengadaan benih kedelai dalam jumlah yang

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

BAB I PENDAHULUAN. mudah diperbanyak dan jangka waktu berbuah lebih panjang. Sedangkan

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KADAR LARUTAN UMBI BAWANG MERAH TERHADAP PERTUMBUHAN AKAR PADA CANGKOKAN TANAMAN RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Ayam Terhadap Pertumbuhan Anakan Rukam ( Flacourtian Rukam ) di Persemaian

I. PENDAHULUAN. karbohidrat sehingga dapat dijadikan alternatif makanan pokok. Selain

Tipe perkecambahan epigeal

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. (Ocimum sanctum) untuk pengendalian akar gada (plasmodiophora brassicae)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika Tebu (Saccharum officinarum L.) adalah sebagai berikut;

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Umur 35 Hari Setelah Tanam

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil analisis variansi (ANAVA) menunjukkan bahwa faktor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah SWT menciptakan langit, bumi beserta semua isinya adalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN KONSENTRASI SITOKININ (CPPU) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DUA SUMBER BIBIT BULBIL TANAMAN PORANG (Amorphophallus onchophyllus) SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr) merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah

I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi

5. PEMBAHASAN 5.1. Pengaruh waktu pemberian GA3 terhadap pertumbuhan tanaman leek

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Variabel pertumbuhan yang diamati pada eksplan anggrek Vanda tricolor

PENGARUH BIOURINE SAPI DAN BERBAGAI DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SELADA KROP (Lactuca sativa L.)

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Kosentrasi Garam (NaCl) Terhadap Daya Kecambah Wijen (Sesamum indicum L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Anggrek Tebu (Grammatophyllum speciosum) Anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) merupakan anggrek yang

KAJIAN PENGARUH AUKSIN TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH DAN PERTUMBUHAN TANAMAN

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium

BAB I PENDAHULUAN. atau prinsip menuju suatu kesimpulan dan sangat erat kaitannya dengan materi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Kombinasi BAP dan IBA terhadap Waktu Munculnya Tunas Akasia (Acacia mangium Willd.)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lada (Piper nigrum L) atau yang sering disebut merica adalah salah

Gambar 3. Tanaman tanpa GA 3 (a), Tanaman dengan perlakuan 200 ppm GA 3 (b)

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman Jati. daun, luas daun, berat segar bibit, dan berat kering bibit dan disajikan pada tabel

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

Hasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan

I. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang

PRODUKSI BIBIT KENTANG (Solanum tuberosum L.) G1 DARI STEK BATANG. (PRODUCTION OF SEED POTATO (Solanum tuberosum L.) G1 FROM CUTTINGS)

Transkripsi:

43 BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Data diambil dari semua unit penelitian, berupa jumlah akar dan hasil pengukuran panjang akar (dengan satuan cm) pada tiap-tiap cangkokan pada tanaman rambutan (Nephelium lappeceum L) pada umur 40 HST. 1. Jumlah Akar Pada Cangkokan Tanaman Rambutan Data hasil pengamatan jumlah akar tanaman rambutan pada umur 40 hari setelah tanam dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 64, sedangkan ringkasan data jumlah akar tanaman rambutan disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Pengaruh Pemberian Kadar Larutan Umbi Bawang Merah Terhadap Jumlah Akar Tanaman Rambutan Umur 40 HST. Pemberian Kadar Larutan Umbi Bawang Merah Ulangan I II III IV Rata-rata K0 (tanpa perlakuan) 1,87 0,70 1,58 2,54 1,67 K 1 ( KL 20%) 2,12 2,54 0,70 2,54 1,97 K 2 (KL 40%) 2,54 2,54 3,93 0,70 2,42 K 3 (KL 60%) 3,24 3,08 3,39 2,91 3,15 K 4 (KL 80%) 2,91 3,39 2,12 3,24 2,91 K 5 (KL 100%) 4,84 3,93 2,34 3,53 3,66 Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat adanya variasi data rata-rata jumlah akar tanaman rambutan akibat pemberian kadar larutan umbi bawang 43

44 merah pada konsentrasi yang berbeda. Dari tabel 4.1 tersebut diketahui bahwa perlakuan pemberian kadar larutan umbi bawang merah 100% (K 5 )menunjukan nilai rata-rata jumlah akar tertinggi yaitu 3,66 dibanding perlakuan lainnya, sedangkan rata-rata jumlah akar tanaman rambutan yang paling rendah terdapat pada K 0 (kontrol) yaitu 1,67. Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh perlakuan pemberian kadar larutan umbi bawang merah terhadap jumlah akar tanaman rambutan dapat dilihat pada analisis variansi pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Analisis Variansi Pengaruh Pemberian Kadar Larutan Umbi Bawang Merah Terhadap Jumlah Akar Tanaman Rambutan Umur 40 HST. Sumber keragaman Perlakuan F-Tabel Db JK KT F-Hitung 5% 1% 5 11,21 2,42 3,22 2,77 4,25 Galat 18 13,53 Total 23 24,74 0,75 Keterngan : tn =berpengaruh nyata = berpengaruh sangat nyata = berpengaruh tidak nyata Hasil analisis variansi pada Tabel 4.2 menunjukan nilai F-hitung (3,22) lebih besar dari pada F tabel pada taraf 5 % (2,77). Hal ini berati hipotesis pertama H o ditolak dan H a diterima pada taraf 5%, yang berarti

45 pemberian kadar larutan umbi bawang merah berpengaruh nyata terhadap jumlah akar tanaman rambutan. Selanjutnya untuk mengetahui perbandingan pengaruh masingmasing perlakuan konsentrasi pemberian kadar larutan umbi bawang merah terhadap jumlah akar tanaman rambutan, dapat dilihat dari hasil uji BNT 5% pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Uji BNT 5 % untuk Pengaruh Pemberian Kadar Larutan Umbi Bawang Merah Terhadap Rata-rata Jumlah Akar Tanaman Rambutan Umur 40 HST. No Perlakuan X Rata-rata Notasi 1 0 % = K 0 6,69 1,67 a 2 20 % = K 1 7,9 1,97 a 3 40 % = K 2 9,71 2,42 a 4 80 % = K 4 11,66 2,91 a 5 60 % = K 3 12,62 3,15 b 6 100 % = K 5 14,64 3,66 c BNT 5% = 1,26 Hasil uji BNT 5% pada tabel 4.3 menunjukan bahwa perlakuan pemberian kadar larutan umbi bawang merah pada taraf konsentrasi 100% (K 0 ) merupakan perlakuan yang lebih baik dalam meningkatkan jumlah akar tanaman rambutan dan berpengaruh nyata dibanding tanpa pemberian kadar larutan umbi bawang merah (K 0 ), demikian pula pemberian kadar larutan umbi bawang merah 60% (K 3 ) juga berpengaruh nyata, tetapi

Rata-rata Jumlah Akar 46 perlakuan pemberian kadar larutan umbi bawang merah 20% (K 1 ), 40% (K 2 ),dan 80% (K 4 ) berpengaruh tidak nyata terhadap K 0. Selanjutnya untuk mengetahui perbandingan pengaruh masingmasing perlakuan konsentrasi pemberian kadar larutan umbi bawang merah terhadap jumlah akar tanaman rambutan, dapat dilihat pada gambar 4.1. 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 Jumlah Akar 3.66 3.15 2.91 2.42 1.97 1.67 K0 K1 K2 K3 K4 K5 Perlakuan Gambar 4.1Diagram Pengaruh Pemberian Kadar Larutan Umbi Bawang Merah Terhadap Jumlah Akar Tanaman Rambutan Umur 40 HST.

47 2. Panjang Akar Pada Cangkokan Tanaman Rambutan Data hasil pengamatan pengaruh pemberian kadar larutan umbi bawang merah terhadap panjang akar tanaman rambutan pada umur 40 HST dapat dilihat pada lampiran 1 halamn 68, sedangkan ringkasan data panjang akar tanaman rambutan disajikan pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Pengaruh Pemberian Kadar Larutan Umbi Bawang Merah Terhadap Panjang Akar Tanaman Rambutan Umur 40 HST. Pemberian Kadar Larutan Umbi Bawang Merah Ulangan I II III IV Rata-rata K0 (tanpa perlakuan) 1,04 0,70 0,94 0,93 0,90 K 1 ( KL 20%) 1,30 1,92 0,70 1,46 1,34 K 2 (KL 40%) 1,73 1,43 1,41 0,70 1,31 K 3 (KL 60%) 1,54 1,70 1,72 1,35 1,57 K 4 (KL 80%) 1,87 1,60 1,43 2,19 1,77 K 5 (KL 100%) 1,94 3,15 2,56 2,02 2,41 Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa data rata-rata panjang akar tanaman rambutan cukup bervariasi akibat pemberian kadar larutan umbi bawang merah pada konsentrasi yang berbeda. Dari tabel 4.4 tersebut diketahui bahwa perlakuan pemberian kadar larutan umbi bawang merah 100% (K 5 )menunjukan nilai rata-rata panjang akar tertinggi yaitu 2,41 cm dibanding perlakuan lainnya, sedangkan rata-rata panjang akar tanaman rambutan yang paling rendah terdapat pada K 0 (kontrol) yaitu 0,90.

48 Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh perlakuan pemberian kadar larutan umbi bawang merah terhadap panjang akar tanaman rambutan dapat dilihat pada analisis variansi pada Tabel 4.5 Tabel 4.5 Analisis Variansi Pengaruh Pemberian Kadar Larutan Umbi Bawang Merah Terhadap Panjang Akar Tanaman Rambutan Umur 40 HST. Sumber keragaman Perlakuan F-Tabel Db JK KT F-Hitung 5% 1% 5 5,26 1,05 9,54 2,77 4,25 Galat 18 2,08 Total 23 7,34 0,11 Keterangan : tn = berpengaruh nyata = berpengaruh sangat nyata = berpengaruh tidak nyata Hasil analisis variansi pada Tabel 4.5 menunjukan nilai F-hitung (9,54) lebih besar dari pada F tabel pada taraf 5 % (2,77) dan 1% (4,25). Hal ini berati hipotesis pertama H o ditolak dan H a diterima pada taraf 5% dan 1%, yang berarti pemberian kadar larutan umbi bawang merah berpengaruh sangat nyata terhadap panjang akar tanaman rambutan. Selanjutnya untuk mengetahui perbandingan pengaruh masingmasing perlakuan konsentrasi pemberian kadar larutan umbi bawang merah terhadap panjang akar tanaman rambutan, dapat dilihat dari hasil uji BNT 5% dan 1% pada Tabel 4.6.

49 Tabel 4.6 Hasil Uji BNT 5% dan 1% untuk Pengaruh Pemberian Kadar Larutan Umbi Bawang Merah Terhadap Rata-rata Panjang Akar Tanaman Rambutan Umur 40 HST. Notasi No Perlakuan X Rata-rata BNT5%=0,4 6 BNT1%=0,6 3 1 0 % = K 0 3,61 0,90 a a 2 40 % = K 1 5,27 1,31 a a 3 20 % = K 2 5,38 1,34 a a 4 80 % = K 4 6,31 1,57 b b 5 60 % = K 3 7,09 1,77 b a 6 100 % = K 5 9,67 2,41 c b Hasil uji BNT 5% dan 1%pada tabel 4.3 menunjukan bahwa perlakuan pemberian kadar larutan umbi bawang merah pada taraf konsentrasi 100% (K 5 ) merupakan perlakuan yang lebih baik dalam meningkatkan panjang akar tanaman rambutan dan berpengaruh sangat nyata dibanding tanpa pemberian kadar larutan umbi bawang merah (K 0 ), diikuti oleh perlakuan pemberian kadar larutan umbi bawang merah 20% (K 1 ), 40% (K 2 ), 60% (K 3 ) dan 80% (K 4 ) berpengaruh tidak nyata terhadap K 0. Selanjutnya untuk mengetahui perbandingan pengaruh masingmasing perlakuan konsentrasi pemberian kadar larutan umbi bawang merah terhadap panjang akar tanaman rambutan, dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Rata-rata Panjang Akar 50 3 Panjang Akar 2.5 2.41 2 1.5 1.34 1.31 1.57 1.77 1 0.9 0.5 0 K0 K1 K2 K3 K4 K5 Perlakuan Gambar 4.2Diagram Pengaruh Pemberian Kadar Larutan Umbi Bawang Merah Terhadap Panjang Akar Tanaman Rambutan Umur 40 HST.

51 B. Pembahasan 1. Jumlah Akar Pada Cangkokan Tanaman Rambutan Berdasarkan hasil analisis variansi, dapat diketahui adanya perbedaan pengaruh pemberian kadar larutan umbi bawang merah terhadap jumlah akar cangkokan tanaman rambutan. Perbedaan nilai ratarata jumlah akar tanaman rambutan. Perlakuan pemberian kadar larutan umbi bawang merah pada taraf konsentrasi20%, 40%, 60%, 80%, dan 100% mempengaruhi pertumbuhan akar cangkokan tanaman rambutan. Menurut lakitan (1996), organ yang pertama terbentuk pada kebanyakan tanaman adalah akar. Pertumbuhan akar yang baik sangat diperlukan untuk kekuatan dan pertumbuhan organ tanaman yang ada di atas pada umumnya.hal ini karena akar merupakan organ vegetatif utama memasok air, mineral dan bahan-bahan yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Gardner, Pearce dan Mithell,1991). Jumlah akar merupakan parameter yang penting untuk diamati, karena makin banyak akar yang terbentuk pada cangkokan batang maka luas permukaan akar menjadi lebih lebar dan akan meningkatkan kemampuannya untuk mendapatkan air dan unsur hara dalam tanah (Sitompul dan Guritno, 1995) dan ini akan sangat menentukan pertumbuhan akar cangkokan tanaman rambutan. 1 1 Hediyanto, Pengaruh Pemberian Indole-3-Acetic Acid Terhadap Jumlah Dan Panjang Akar Pada Stek Batang Tanaman Lada (Piper ningrum L),Universitas Palangka Raya.2004.

52 Pada gambar 4.2 jelas terlihat adanya perbedaan pengaruh pertumbuhan terhadap pertumbuhan jumlah akar cangkokan tanaman rambutan, akibat pemberian kadar larutan umbi bawang merah. Pemberian kadar larutan umbi bawang merah 100% dapat meningkatkan jumlah akar cangkokantanaman rambutan pada umur 40 HSTterbanyak dengan rerata 3,66 dibanding dengan perlakuan tanpa larutan umbi bawangmerah K 0 dengan rerata jumlah akar 1,67 juga terhadap perlakuan pemberian pada taraf konsentrasi 20% (K 1 ), 40% (K 2 ), 60% (K 3 ), dan 80% (K 4 ) dengan jumlah akar pada cangkokan rata-rata, yaitu 1,97 ;2,42 ;3,15 ;2,91. Perlakuan K 5 lebih baik dari perlakuan lainnya dalam memacu pertumbuhan akar pada cangkokan tanaman rambutan, hal ini terjadi karena pada larutan umbi bawang merah yang mengandung hormon auksin sebagai zat pengatur tumbuh dalam merangsang pertumbuhan akar dan meningkatkan jumlah akar (Nordstroom et al.1991; Liu dan Reid,1992a). Faktor yangpaling berpengaruh pada peningkatan pertumbuhan, yaitu semakin tinggi senyawaallicin dalam larutan umbi bawang merah berbanding lurus dengan tingginya konsentrasi larutan bawang merah, maka semakin tinggi konsentrasi yang digunakan semakin tinggi pula jumlah akar yang terbentuk. Dilihat dari jumlah rerata pada jumlah akar pada cangkokan tanaman rambutan terdapat penurunan pada taraf K 2 hal ini disebabkan pada faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan cangkokan. Hal ini dikarenakan pada saat mencangkok pada

53 musim kemarau sehingga dengan kondisi suhu yang tinggi dapat menyebabkan kegagalan pada cangkokan dan menghambat pertumbuhan akar adventif. 2. Panjang Akar Pada Cangkokan Tanaman Rambutan Berdasarkan hasil analisis variansi menunjukan bahwa perlakuan pemberian kadar larutan umbi bawang merah berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan panjang akar tanaman rambutan. Berdasarkan diagram (gambar 4.3) menujukan adanya perbedaan panjang akar tanaman rambutan. Perlakuan pemberian kadar larutan umbi bawang merah pada taraf konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100% mempengaruhi pertumbuhan panjang akar pada cangkokan tanaman rambutan. Dari hasil penelitian dalam medium larutan memperlihatkan bahwa kemampuan serapan tanaman berhubungan erat dengan volume akar dari luas permukaan atau panjang akar. Hal ini karena jumlah unsur hara yang tersedia dalam tanah ditentukan oleh konsentrasi unsur hara per satuan ruang tanah dan ruang penyerapan. Ini berarti bahwa penyebaran akar (jumlah dan panjang akar) sangat perlu diamati untuk menggambarkan total ruang penyerapan dan jumlah unsur hara yang dapat diserap tanaman. 2 Pada gambar 4.3 menunjukan adanya perbedaan panjang akar pada cangkokan tanaman rambutan, akibat pengaruh perlakuan pemberian larutan umbi bawang merah. Perlakuan pemberian larutan umbi bawang 2 Ibid,h.29

54 merah pada taraf konsentrasi 100% (K 5 ) dapat meningkatkan panjang akar cangkokan pada tanaman rambutan pada umur 40 HST, yaitu dengan jumlah rerata 2,41 cm dan ini lebih baik dibanding perlakuan tanpa pemberian larutan umbi bawang merah K 0 dengan panjang akar cangkokan dengan jumlah rerata 0,9 cm juga terhadap perlakuan pemberian kadar larutan umbi bawang merah pada taraf konsentrasi 20%, 40%, 60%, dan 80% dengan rata-rata panjang akar cangkokan masingmasing, yaitu 1,34 cm; 1,31 cm; 1,57 cm; dan 1,72 cm. Pengaruh pemberian larutan umbi bawang merah yang ditunjukan pada tiap-tiap perlakuan memiliki jumlah rerata panjang akar yang berbeda pada taraf konsentrasi 40%(K2) mengalami penurunan dengan jumlah rerata panjang akar 1,31 cm di banding pada taraf konsentrasi 20% (K 1 ) dengan jumlah rerata 1,34 cm. tetapi pada keseluruhan perlakuan pemberian kadar larutan umbi bawang merah berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan panjang akar cangkokan pada tanaman rambutan. Hal ini karena pada kandungan larutan umbi bawang merah mengandung hormon auxin sebagai perangsang pertumbuhan jumlah dan panjang akar. Laju pemanjangan akar dipengaruhi oleh faktor internal dan berbagai faktor lingkungan.faktor internal yang mempengaruhi antara lain seperti adanya pasokan fotosintat dan hormon, seperti auksin menginisiasi pemanjangan sel dan juga memacu protein tertentu yang ada di membran plasma sel tumbuhan untuk memompa ion H+ ke dinding sel. Ion H+ mengaktifkan enzim tertentu sehingga memutuskan beberapa

55 ikatan silang hidrogen rantai molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel tumbuhan kemudian memanjang akibat air yang masuk secara osmosis. Auksin merupakan salah satu hormon tanaman yang dapat meregulasi banyak proses fisiologi, seperti pertumbuhan, pembelahan dan diferensiasi sel serta sintesis protein (Darnel, dkk, 1986). Sedangkan faktor lingkungan antara lain suhu dan kandungan air dalam media cangkok.pencangkokan yang dilakukan pada musim kemarau dan memasuki masa berbunga,sehingga pasokan makanan tidak hanya mendorong pertumbuhan akar tetapi kedalam pembungaan dalam menghasilkan buah (Abidin 1999) 3. Hal ini tidak sesuai dengan waktu yang tepat dalam melakukan pencangkokan, waktu yang sesuai untuk mencangkok yaitu pada pasca panen dimana proses pertumbuhan sel yang sangat baik pada saat itu. Secara keseluruhan perlakuan pemberian larutan umbi bawang merah pada taraf 100% (K 5 ) merupakan taraf yang efektif dalam meningkatkan jumah akar dan panjang akar pada cangkokan tanaman rambutan. Hal ini karena kandungan dalam larutan murni umbi bawang merah 100% terkandung hormon auksin, vitamin, serta senyawa-senyawa lainnya yang efektif untuk pertumbuhan dalam menigkatkan jumlah dan panjang akar.berdasarkan penelitian Pengaruh Pemberian Berbagai Konsentrasi Filtrat Umbi Bawang Merah terhadap Pertumbuhan Stek Melati Rato Ebu. oleh Melisa Marfirani,Dkk, Jurnal LenteraBio 2014, 3 Marfirani, dkk, Pengaruh Pemberian konsentrasi filtrat umbi bawang merah,lanterbio Vo. 3 No. 1, Januari 2014: 73-76.

56 Universitas Negri Surabaya. Hasil penelitian menunjukan Konsentrasi filtrat bawang merah 100% memberikan hasil yang terbaik terhadap seluruh parameter pertumbuhan yang meliputi jumlah tunas, panjang tunas, jumlah daun, luas daun, jumlah akar, dan panjang akar. Sedangkan pada perlakuan tanpa pemberian kadar larutan umbi bawang merah (K 0 ) memperihatkan jumlah akar dan panjang akar yang jauh lebih rendah dibanding perakuan pemberian larutan umbi bawang merah. Hal ini diduga saat pertumbuhan akar pada cangkokan tanaman rambutan kekurangan hormon auksin sebagai faktor penting dalam mengatur pertumbuhan dan perkembangan tanaman, khususnya untuk pertumbuhan akar. Auksin merupakan salah satu hormon yang berpengaruh langsung dalam mengatur proses pertumbuhan dan perkembangan dalam pertumbuhan akar.

57 C. Aplikasi Penelitian Murni Biologi dengan Dunia Pendidikan Rambutan merupakan tanaman buah hortikultural berupa pohon dengan famili Sapindacaeae. Tanaman buah tropis ini dalam bahasa Inggrisnya disebut Hairy Fruit berasal dari Indonesia. Hingga saat ini telah menyebar luar didaerah yang beriklim tropis seperti Filipina dan negara-negara Amerika Latin dan ditemukan pula di daratan yang mempunyai iklim sub-tropis (Dalimarta, 2008). 4 Perbanyakan tanaman rambutan dalam waktu yang cepat dan singkat khususnya di Kalimantan adalah dengan teknik cangkok. Cangkok merupakan perkembangbiakan tanaman secara vegetatif.cangkokan akan mengalami kegagalan apabila akar tidak terbentuk. Penelitian ini dilakukan dengan memberikan beberapa perlakuan berupa pengaruh kadar larutan umbi bawang merahterhadap pertumbuhan akar pada cangkokan tanaman rambutan (Nephelium Lappaceum L). Hasil penelitian ini, diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam kegiatan pembelajaran, dan sarana menunjang materi yang disusun serta dikembangkan pada materi praktikum mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi, morfologi Tumbuhan, Anatomi Tumbuhan dan Fisiologi Tumbuhan. Proses pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan kontekstual, karena dengan menggunakan pendekatan ini, mahasiswa mampu 4 Mahisworo, Kusno S., Agustinus A., Bertanam Rambutan. Jakarta:Penebar Swadaya, 2004, h.19

58 memperoleh pendidikan kecakapan hidup. Selain itu juga dapat memberi informasi kepada khalayak umum tentang pengaruh kadar larutan umbi bawang merah terhadap pertumbuhan akar pada cangkokan tanaman ramutan.. Allah swt. Menyeru untuk melihat tanda-tanda kebesarn-nya dan berusaha memahami ilmu kekuasaan dan kreasi seni-nya yang tidak terhingga ini dengan mengingat dan merenungkan hal-hal tersebut, sebab Allah menciptakan segala sesuatu dengan sempurna tanpa cacat yang pastinya bermanfaat besar bagi umat manusia, sebagaimana dijelaskan dalam Firman- Nya di bawah ini: Artinya: Dan Katakanlah: "Segala puji bagi Allah, dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesaran-nya, Maka kamu akan mengetahuinya. dan Tuhanmu tiada lalai dari apa yang kamu kerjakan". (QS: An Naml [27]: 93) 5 5 Kementerian Agama RI, Al-Qur an Al-Jamil Terjemah Perkata, Jakarta: PT. Cepat Bagus Segera, 2012, h. 17, hal.385

59 D. Integrasi Islam dan Sains Sebagai manusia yang dikaruniai akal, manusia diperintahkan untuk selalu memikirkan tentang kekuasaan dan keesaan yang dimiliki oleh Allah swt. Hal ini seperti yang dijelaskan didalam Firman-Nya di bawah ini: Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (QS. Ali Imran 3:190) 6 Berdasarkan firman Allah swt. Di atas, maka peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian tentang pengaruh kadar larutan umbi bawang merah terhadap pertumbuhan akar pada cangkokan tanaman rambutan (Nephelium lappaceum L).. Hal ini dikarenakan adanya hormon auksin alami yang terkandung dalam umbi bawang merah sebagai hormon zat pengatur tumbuh untuk merangsang pertumbuhan akar pada cangkokan tanaman rambutan. Selain itu Allah swt. juga menyuruh kepada manusia agar berpikir dan mencari sesuatu yang belum diketahui manfaatnya baik itu benda mati maupun makhluk hidup seperti hewan dan tumbuhan. Hal ini seperti yang telah dijelaskan didalam Firman-Nya pada surah Ar-Ra du ayat 4: 6 Ibid, hal.75

60 Artinya: Dan di bumi Ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir. (QS.Ar Rad [13]:4) 7 Sesungguhnya Allah swt menciptakan langit dan bumi agar memberikan manfaat lebih besar bagi orang-orang yang mau berfikir, salah satu ciptaan Allah Swt yang bermanfaat adalah umbi bawang merah. Bawang merah ini digunakan oleh masyarakat sebagai rempah-rempah dalam penyedap makanan dan digunakan dalam mengobati jenis penyakit. 7 Ibid, hal.249