BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan bagi peternak disertai pengembangan kelembagaan. Berbisnis

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini perkembangan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi seperti perusahaan swasta, unit pemerintah, organisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan

BAB I PENDAHULUAN. kembang sejak sebelum berdirinya Negara ini. Hal ini patut kita banggakan.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha di Indonesia saat ini sudah semakin pesat. Namun, hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang didukung oleh sanksi-sanksi untuk setiap ketidakpatuhan (Belkaoui,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Populasi Indonesia yang mencapai lebih dari 250 juta jiwa menjadikan

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh masyarakat, harga yang

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB I PENDAHULUAN. pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Keberadaan UMKM sebagai bagian dari seluruh entitas usaha nasional,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kecil dan menengah. SAK ETAP ini dimaksudkan agar semua unit usaha

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bahan Kuliah ke 9: UU dan Kebijakan Pembangunan Peternakan Fakultas Peternakan Unpad KEBIJAKAN DALAM INDUSTRI TERNAK NON RUMINANSIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan perekonomian nasional yang dihadapi dunia usaha saat ini

BAB I PENDAHULUAN. karena itu masyarakat Indonesia yang tidak dapat bekerja di perkantoran. disebut dengan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor baik pengusaha besar maupun pengusaha kecil telah memainkan

PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA RUMAH SAKIT ISLAM JEMURSARI SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sebagai bentuk integrasi

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Implementasi Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) atas Pencatatan Laporan Keuangan pada UMKM Photo Priyangan

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah termasuk Indonesia. Dalam perkembangan perekonomian Indonesia, bernilai tinggi hingga usaha kecil dan menengah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1 Tahun 2008 mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, pengertian dari Usaha

BAB I PENDAHULUAN , , ,35 Menengah B. Usaha Besar

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/Permentan/PK.230/5/2016 TENTANG PENYEDIAAN, PEREDARAN, DAN PENGAWASAN AYAM RAS

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam penyajian laporan keuangan. Didalam mencapai tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jakarta, 5 April 2017

Berikut transaksi yang terjadi pada perusahaan jasa : "Penelitian Linda Sukamto" Tahun 2015 Tgl Transaksi Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Usaha mikro, kecil dan menengah yang dalam penelitian ini disingkat

Penyusunan Laporan Keuangan Pada Stars Auto Care 99 Periode Januari 2014

: SARI MULAYATI NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Akuntansi Pembimbing 1 : Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA. Pembimbing 2 : Sudarsono SE., MM.

Riska Tri Handayani (Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomika Dan Bisnis, Universitas Kanjuruhan Malang)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging,

BAB I PENDAHULUAN. Namun dibalik semua itu ternyata Koperasi dan UMKM memliki permasalahan yang. rendahnya kompetensi kewirausahaan UMKM (DSE:2010).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Akuntansi merupakan suatu ilmu yang terus berkembang dari masa ke

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat yang semakin banyak merupakan akibat dari

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Usaha di Indonesia saat ini kian marak, sebut saja salah satunya yakni Usaha

I. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. sehat (Keputusan Presiden RI No. 99 tahun 1998).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan yang cepat dalam masyarakat kita telah menyebabkan semakin

BAB I PENDAHULUAN. hanya perusahaan jasa tapi juga perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai resiko besar dapat bangkrut, apalagi oraganisasi yang berbentuk

ekonomi Sesi LAPORAN KEUANGAN A. PENGERTIAN DAN TUJUAN LAPORAN KEUANGAN B. LAPORAN LABA/RUGI a. Unsur Laporan Laba/Rugi

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah mempunyai peranan penting. dalam kemajuan perekonomian Indonesia dimana pertumbuhan terus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Daftar Isi. Profil Perseroan. Kinerja Operasional. Ikhtisar Keuangan. Tantangan dan Strategi Ke Depan. Lampiran

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat memberikan pelayanan sebaik-baiknya dengan manajemen yang

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

BAB I PENDAHULUAN. seperti karbohidrat, akan tetapi juga pemenuhan komponen pangan lain seperti

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Uraian Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

CHAPTER 2 PSAK DALAM MANAJEMEN KEUANGAN KOPERASI

Penyusunan Laporan Keuangan Pada Stars Auto Care 99 Periode Januari 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM

LOMBA KOMPETENSI GURU PRODUKTIF TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014 KISI-KISI SOAL MATA LOMBA : AKUNTANSI

melakukan penelitian yang sejenis. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Standar Akuntansi Keuangan (SAK) per September 2007 (PSAK, Kerangka

Implementasi SAK ETAP dalam Penyajian Laporan Keuangan UMKM NukitaFood

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu wahana. angka pengangguran, UMKM juga memegang peranan penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia memiliki kemampuan potensial untuk bertindak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Karya Ilmiah Bisnis ayam jawa super online

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah usaha yang ada di negara tersebut, mencerminkan bahwa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. usaha kecil atau usaha mikro dan sektor informal, terutama di daerah pedesaan.

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan lembaga dimana orang-orang yang memiliki kepentingan relatif

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Permasalahan. PSAK atau Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan adalah suatu standar

Materi ke-2 ENTITAS BISNIS DAN LAPORAN KEUANGAN

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi diarahkan untuk mencapai hasil tertentu dan hasil tersebut harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan juga mempunyai tujuan yang ingin dicapai.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebijakan peternakan unggas diarahkan pada visi pemberdayaan peternak dan usaha agribisnis peternakan, peningkatan nilai tambah dan dayasaing dengan misi mendorong pembangunan peternakan unggas yang tangguh dan berkelanjutan. Salah satu kebijakan yang diperlukan dan berpengaruh efektif mencapai visi tersebut adalah kebijakan dalam memperluas dan meningkatkan basis produksi melalui peningkatan investasi swasta, pemerintah dan masyarakat; serta kebijakan pewilayahan komoditas dan peningkatkan penelitian, penyuluhan dan pendidikan bagi peternak disertai pengembangan kelembagaan. Berbisnis ternak ayam pedaging merupakan peluang yang sangat bagus untuk dikembangkan. Beberapa waktu yang lalu, bisnis ayam pedaging sempat mengalami kemunduran ketika flu burung melanda dunia. Banyak pengusaha ayam pedaging yang gulung tikar karena orang takut mengkonsumsi daging ayam. Sekarang isu flu burung perlahan menghilang, inilah prospek cerah untuk beternak ayam potong yang mulai menguat kembali. Usaha perunggasan (ayam ras) di Indonesia telah menjadi sebuah industri yang memiliki komponen lengkap dari sektor hulu sampai ke hilir, dimana perkembangan usaha ini memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan pertanian. Industri perunggasan memiliki nilai strategis khususnya dalam penyediaan protein hewani untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan peluang ekspor. Pengembangan usaha peternakan 1

2 ayam pedaging mendapat prioritas dalam pengembangan perekonomian khususnya usaha mikro, kecil dan menengah peternakan ayam pedaging. UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. UMKM diatur berdasarkan UU Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Beberapa kriteria yang dipergunakan untuk mendefinisikan pengertian dan kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Kriteria kelompok Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Kriteria Usaha Kecil Adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang. Sedangkan Kriteria Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Sistem pembukuan UMKM sangat sederhana, padahal laporan keuangan yang handal dapat membantu dalam pengembangan usaha. Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK -ETAP). SAK ETAP ini berlaku secara efektif untuk

3 penyusunan laporan keuangan. Dalam SAK ETAP paragraf 3.12 Laporan keuangan entitas meliputi Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas yang juga menunjukkan (seluruh perubahan dalam ekuitas, atau perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik), Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya (2009:1). Dengan menerapkan SAK ETAP pada UMKM, pihak perbankan tentu akan merespon positif sehingga memudahkan perbankan dalam menilai kelayakan bisnis UMKM dalam memperoleh bantuan kredit pengembangan usaha. Selain itu UMKM memiliki laporan keuangan yang akurat yang sangat berguna bagi UMKM dalam meningkatkan produktivitasnya. P4TK Pertanian Cianjur merupakan lembaga pendidikan dan pelatihan bagi tenaga pendidik dan kependidikan pertanian sebagai unit pelaksana teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sebagai lembaga pelatihan, P4TK Pertanian Cianjur juga mengembangkan unit produksi dengan skala ekonomi sebagai wahana untuk kegiatan pendidikan dan pelatihan. Unit Produksi tersebut diantaranya adalah agribisnis ayam pedaging yang dikelola secara ekonomis dan menghasilkan omset > Rp150.000.000,00 per tahun. Agribisnis ayam pedaging di P4TK Cianjur hanya menggunakan proses pencatatan keuangan yang sederhana. Pencatatan hanya sebatas kas masuk yang berisi pendapatan dari penjualan ayam pedaging dan kas keluar yang berisi pembelian pakan, vaksin, vitamin, DOC (Day Old Chick), sekam, peralatan budidaya dan tenaga kerja. Hal tersebut akan

4 menjadi hambatan untuk mengetahui kemampuan agribisnis ayam pedaging P4TK mengenai tingkat laba/rugi selama satu periode tertentu. Sedangkan bagi P4TK Pertanian dengan adanya agribisnis ayam pedaging yang kemudian hari dapat menyusun laporan keuangannya dengan baik dan benar sesuai dengan SAK ETAP. P4TK Pertanian tidak hanya dapat memberikan pelatihan tentang budidaya ayam pedaging hingga siap panen akan tetapi juga dapat memberikan pelatihan tentang penyusunan laporan keuangan untuk agribisnis ayam pedaging yang baik dan benar khususnya bagi calon pengusaha ayam pedaging. Selain itu karyawan P4TK yang ikut andil dalam pengurusan agribisnis ayam pedaging, tidak hanya mendapatkan gaji dari P4TK saja melainkan bisa mendapatkan penghasilan tambahan dari keuntungan penjualan ayam pedaging. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada agribisnis ayam pedaging di P4TK Pertanian Cianjur untuk melakukan pencatatan dan penyusunan laporam keuangan serta menuangkannya dalam Laporan Tugas Akhir dengan judul Penyusunan Laporan Keuangan Agribisnis Ayam Pedaging di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan ( P4TK) Pertanian Cianjur Periode 31 Desember 2012 1 Januari 2013.

5 1.2 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup pembahasan dalam penulisan tugas akhir yang penulis buat hanya pada proses penyusunan laporan keuangan yang biasanya hanya dilakukan dengan proses pencatatan yang sederhana menjadi proses penyusunan laporan keuangan yang sistematik dan terstruktur, dimulai dari tahap pencatatan yang terdiri dari mencatat transaksi, membuat jurnal, buku besar, dan neraca saldo. Tahap pengikhtisaran membuat ayat jurnal penyesuaian, jurnal pembalik, dan neraca lajur. Tahapan terakhir yaitu tahap pelaporan yang diawali dengan membuat laporan keuangan yang terdiri dari Neraca awal per 1 Januari 2013, Laporan Laba Rugi periode Januari 2013, Laporan Perubahan Ekuitas periode Januari 2013, Neraca per 31 Januari 2013, Laporan Arus Kas periode Januari 2013. Kemudian dilanjutkan dengan membuat Jurnal Penutup, dan Neraca Saldo Setelah Penutupan. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kemampuan penulis dalam menyusun laporan keuangan dan penulis sebagai pemakai informasi dapat mengetahui tingkat laba rugi yang diterima agribisnis ayam pedaging di P4TK Cianjur selama satu periode tertentu. Tujuan penulis melakukan penelitian pada agribisnis ayam pedaging di P4TK Cianjur adalah sebagai berikut : 1. Untuk membantu penyusunan neraca awal per 1 Januari 2013 pada Agribisnis Ayam Pedaging Di P4TK Pertanian.

6 2. Untuk membantu penyusunan laporan laba rugi periode Januari 2013 pada Agribisnis Ayam Pedaging Di P4TK Pertanian. 3. Untuk membantu penyusunan laporan perubahan ekuitas periode Januari 2013 pada Agribisnis Ayam Pedaging Di P4TK Pertanian. 4. Untuk membantu penyusunan neraca per Januari 2013 pada Agribisnis Ayam Pedaging Di P4TK Pertanian. 5. Untuk membantu penyusunan laporan arus kas periode Januari 2013 pada Agribisnis Ayam Pedaging Di P4TK Pertanian. 1.4 Kegunaan Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk: 1. Manfaat Teoritis, pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam implementasi penyusunan laporan keuangan pada agribisnis ayam pedaging, dan membantu UMKM untuk mengetahui tingkat laba/rugi yang diterima perusahaan selama satu periode tertentu. Meyakinkan bagi calon UMKM baru dalam mengembangkan agribisnis ayam pedaging tentang prospek keuntungan usaha 2. Manfaat Praktis, pengambilan keputusan bagi UMKM agribisnis ayam pedaging dalam mengembangkan usaha lebih luas lagi. 1.5 Metode Penelitian Metode yang diambil dalam peneltian ini adalah metode deskriptif. Menurut Nazir (2009:54) metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

7 sekelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. 1.5.1 Sumber Data 1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. (Saifuddin Azwar, 2009:5) 2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Contohnya seperti laporan keuangan, struktur organisasi, dan laporan pendukung lainnya yang diperoleh dari bagian akuntansi perusahaan. (Saifuddin Azwar, 2009:5) 1.5.2 Metode Analisis Data Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menggunakan analisa data deskriptif kuantitatif. Data kuantitatif memerlukan adanya pengolahan data berbentuk angka (numeric) (Sugiyono, 2008:14). 1.5.3 Teknik Pengumpulan Data 1. Penelitian Lapangan Penelitian yang dilakukan dengan mengadakan penelitian langsung terhadap perusahaan yang menjadi objek penelitian. Dalam teknik ini penulis terjun langsung ke lapangan untuk mengumpulkan, mengelola, dan menganalisis data yang diperlukan (Jonathan Sarwono, 2006:82).

8 Didalam penelitian lapangan penulis akan memaksimalkan pengumpulan data lapangan melalui : Interview Usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari interview adalah kontak langsung dengan tatap muka (face to face relation ship) antara si pencari informasi dengan sumber informasi (Jonathan Sarwono,2006 : 223). Observasi Metode observasi merupakan metode pengumpul data dengan cara mengamati kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti (Jonathan Sarwono, 2006:224). 2. Penelitian Kepustakaan Mempelajari berbagai literatur yang berhubungan dengan objek penelitian yang akan dibahas guna mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang akan diteliti (Jonathan Sarwono, 2006:62). 1.5.4 Teknik Pengolahan Data Teknik pengolahan data yang digunakan penulis untuk penelitian kali ini adalah dengan cara : 1. Mengolah data kuantitatif seperti transaksi-transaksi yang dilakukan oleh UMKM :

9 a) Mencatat transaksi penjualan, pembelian dll. Dibuatkan transaksi jurnal double entry. b) Membuat jurnal umum dari transaksi-transaksi yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. 2. Memposting dari jurnal ke buku besar. 3. Mengklasifikasikan transaksi kedalam buku besar dari transaksi jurnal yang telah dibuat. 4. Menghitung beban penyusutan dan beban amortisasi. Kemudian dibuat jurnal transaksi penyusutan. 5. Kemudian data yang sudah diklasifikasikan disusun laporan keuangan yang terdiri Neraca awal per 1 Januari 2013, Laporan Laba Rugi periode Januari 2013, Laporan Perubahan Ekuitas periode Januari 2013, Neraca per 31 Januari 2013, Laporan Arus Kas periode Januari 2013. 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di P4TK Pertanian Cianjur, sedangkan waktu penelitian ini adalah 2 bulan yang dimulai dari bulan Desember sampai dengan Januari 2013.