SUNFLOWERS. Saya lebih suka menghadap ke matahari.

dokumen-dokumen yang mirip
Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Pada suatu hari saat aku duduk di bangku sudut sekolah, tiba-tiba seseorang menepuk pundakku dari belakang.

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap.

Kanuna Facebook on September 07, 2011 Prolog

Dahulu kala di Cina ada seorang anak laki-laki bernama Ping yang sangat menyukai bunga. Apapun yang dia tanam menjadi mekar.

"Ya ampun ini anak pikirannya makan terus. Hahahaha," jawab Ricky "Yah keliatan kali dari pipi Ki. Hahaha," timpal Cella Persahabatan yang nyaris

SINOPSIS MENGGAPAI CINTA PANDANGAN PERTAMA

[Fanfic] Sebuah gambar aneh menarik perhatianmu. Gambar itu jelek, tapi memiliki sesuatu yang membuatmu penasaran. Cast : Kalian yang membaca~

S a t u DI PAKUAN EXPRESS

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Hai Cindy selamat ya sudah jadi anak SMU Suara yang sudah tak asing lagi baginya.

Bagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku!

- Sebuah Permulaan - - Salam Perpisahan -

Ya sudah aku mau makan mie saja deh hari ini, kebetulan aku lagi pengen makan mie pakai telur ceplok.

Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus

- ephy - Catatan dan Novela. dalamceritasaja.blogspot.com

Fiction. John! Waktunya untuk bangun!

Sang Pangeran. Kinanti 1

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak

Air mataku berlinang-linang sewaktu dokter mengatakan

KISAH KISAH YANG HAMPIR TERLUPAKAN

1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati

PROLOG. Wow, lihat! Dia datang. Kata Ronald sambil bersiul.

KOPI DI CANGKIR PELANGI..

LAMPU JALAN Berozka Anita

Sore yang indah bergerak memasuki malam. Langit yang bertabur warna keemasan mulai menghitam dengan taburan bintang-bintang. Aku masih duduk di kursi

PROLOG. Terbangun di tempat yang aku tidak mengenalnya bukanlah impianku.

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali:

Aku Tidak Mengerti Orang Biasa

Sejatinya, semua manusia terlahir untuk dua hal, mendapatkan berita terbaik dan terburuk. Berita ini adalah sebuah misteri, ketika mereka terus

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Ketika mimpi menjadi sebuah bayangan, aku menanyakan "kapan ini akan terwujud?" Mungkin nanti, ketika aku telah siap dalam segalagalanya

Pemilik jiwa yang sepi

Bimo, Ra, Kenapa lagi sama calon lakimu itu duhai Syaqilaku sayang? godaku. Ojo ngenyeklah. Hahaha. Iya, iya. Bimo kenapa? Tadi aku nggak sengaja

Ah sial aku selingkuh!

Sahabat Terbaik. Semoga lekas sembuh ya, Femii, Aldi memberi salam ramah. Kemarin di kelas sepi nggak ada kamu.

I. Arga ( tentang Dia dan Dia )

Mata ini sulit terpejam dan pendar-pendar rasa sakit di hati tidak dapat hilang menusuk dan menancap keras.

Bodoh Sekali. Oleh: Ga Hyun

Yang Mencinta dalam Diam

BAB I SOSOK MISTERIUS. Vanessa Putri, Vanessa Putri? Bu Ria memanggil nama itu lagi.

Musim Semi Buku harian untuknya Satu Hari bolong

Mungkin banyak yang berpikir, Ah kalo cuma kenalan doang, gue juga bisa.

Alifia atau Alisa (2)

MUARA HATI. Sedikit rasa curiga yang sempat terlihat dari matanya, kini hilang tak bersisa. Terlebih saat

Si Fero yang Tinggi Hati

Aku dan adik kelasku.

'hufft, aku cape selalu disakitin sama cowo yang aku sayang.' kata icha sambil menghela nafas. tanpa dia sadari air matanya menetes.

Keindahan Seni Pendatang Baru

Xen.. aku tutup mata kamu sebentar ya oke? ujar Ican dengan hati-hati menutupi maksudnya. Kalau aku tidak mau bagaimana? jawab Xena santai.

1. Aku Ingin ke Bandung

tumbuhan di sekitar pelajaran 8

Dibalik perjuangan seorang "PAPA"

Tanggal kelima belas bulan Juni. Purnama bersinar

Hai, nama saya Agi? Tidak apa-apa kan kalau saya duduk disamping kamu? dengan basa-basi aku memulai percakapan.

[CERITA DARI FASCHEL-SECANGKIR RINDU] August 27, Secangkir Rindu

***** 2 Bintang Bersinar di Negeri Berlian

Anam Rufisa. Catatan Anak Kelinci. Penerbit. Ana Monica Rufisa

Matahari dan Kehidupan Kita

CHAPTER 1. There s nothing left to say but good bye Air Supply

Persahabatan Itu Berharga. Oleh : Harrys Pratama Teguh Sabtu, 24 Juli :36

DI BALIK DINDING. Apa ya, yang berada di balik dinding itu?, selalu dan selalu dia bertanya-tanya

HANYA KAMU BAB 1 AMANDA

Buku BI 1 (5 des).indd 1 10/12/2014 8:43:03

sebenarnya saya terlambat karena saya terlambat bangun, maafin saya Pak, saya sudah berbohong dan terlambat. Pak Guru memukul meja, sambil berkata,

Dhekamora BUNGA INI HANYA UNTUKMU

AKU AKAN MATI HARI INI

THE LOST VIRGIN ADANG SUTEJA HADIYANTO TRUE STORY

Suzy melangkahkan kaki memasuki lift gedung tempatnya bekerja. Beberapa orang wanita yang tidak ia kenal akrab mengikutinya dari belakang.

Yarica Eryana. Destiny. Penerbit HKS

GURU. Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo silahkan perkenalkan diri.

Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui

Pengalamanku dalam Angkot

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu

SHAINA BARENO. 9 Butterflies. (9 Kupu-kupu) Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

oooooooo "Park Shinhye!!!!!"

Lika-liku Mencari Pasangan Hidup yang Seiman. Ditulis oleh Krismariana Senin, 30 Januari :02

AZAN PERTAMA DENDY. (Penulis : IDM)

Belasan kota kudatangi untuk menjadi tempat pelarianku. Kuharap di sana bisa kutemukan kedamaian atau cinta yang lain selainmu.

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

MORIENDO. Terlihat uluran tangan yang melepaskan butiran-butiran yang begitu cemerlang bagaikan kristal ke angkasa

Lima Belas Tahun Tidak Lama

Bagaimana mungkin bisa Sekarang aku harus terbiasa dengan ketidakhadiranmu di sisiku? Alasan, perlukah alasan?

Hayo melamun aja kamu Tha dari tadi aku liatin. Evan tiba tiba duduk di sebelah Retha sambil memberikan ice cream cone rasa anggur.

Pertama Kali Aku Mengenalnya

Berpisah... mudah kau bilang begitu. Kau bilang ini hanya sementara, dan bukan selamanya. Tapi aku tetap tidak rela kau pergi. Di gerbang kampus itu

Juli Milik kita. Aku sudah sampai depan RS Margono. siap. menunggu. engga usah kaget, aku bisa. menit aku sampai, tunggu ya mas

semoga hujan turun tepat waktu

Kisah Dari Negeri Anggrek

Karya Kreatif Tanah Air Beta

Berlari. Nurlaeli Umar

Maaf, Ki. Kamu salah paham selama ini. Kiama benar-benar tidak paham kalimat yang diucapkan Rifan. Bagaimana mungkin dia salah paham, jika perhatian

Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat

Eliora. orang yang sedang menjalaninya. 1 Artinya, seberat-berat kami melihat sesuatu terjadi, lebih menyakitkan lagi bagi

"Maafin gue Na, hari ini gue banyak melakukan kesalahan sendiri" Tutur Towi yang mengimbangi langkah Leana.

Claresta Vania. The Things Left Unsaid

Kisah Tentangmu. Sebuah kumpulan kisah-kisah tentangmu.. Zhie & Dilla

TERPERANGKAP. merakitkata.blogspot.com

Rumah Sakit Jiwa. S uster Kometa memandang pilu ke arah luar

Transkripsi:

SUNFLOWERS Saya lebih suka menghadap ke matahari. Banyak orang yang merasa matanya silau dan sakit ketika memandang matahari terlalu lama. Tapi saya tidak. Saya memandang matahari seperti ingin menantangnya. Saya bisa menatapnya terus menerus sepanjang hari, tapi kamu pasti tidak akan percaya. Seperti saya bisa menatap gadis itu sepanjang hari. Ketika dia masuk ke rumah kaca ini dengan rambut panjangnya yang diikat pita berwarna merah tua, saya langsung tidak bisa berpaling. Wajahnya manis, tidak terlalu cantik. Kalau kamu pernah melihat black eye poppy, kamu pasti mengerti maksud saya. Dia punya segala yang menarik dalam ukuran yang tidak berlebihan. Tidak menonjol. Rata-rata. Tapi ketika semuanya digabungkan, hasilnya: saya tidak bisa memalingkan wajah saya. Parfumnya wangi mawar. Saya sendiri sebenarnya tidak yakin. Mungkin karena parfum itu sudah bercampur dengan wangi deterjen dan bau matahari. Dia membawa gunting dahan kecil dan sebuah semprotan berisi perangsang bunga. Sebenarnya saya tidak suka kalau bunga-bunga di rumah kaca ini diberi perangsang bunga. Itu seperti memaksakan bunga-bunga itu untuk berbunga di luar kemampuan mereka. Memang akan terlihat cantik, tapi cantik seperti itu adalah cantik yang dipaksakan. Saya ingin memberi perangsang bunga lagi untuk krisan ini. Saya lihat bunganya mulai mengecil. Dia menyemprotkan cairan itu beberapa kali ke pot tunas krisan yang baru dipindah kemarin dari induknya. Beberapa bulan lagi, krisan itu akan berbunga. Perangsang bunga itu bisa membuatnya lebih cepat dan bunganya pun lebih indah. Sebaiknya biarkan saja mereka tumbuh alami. Apa perlunya diberi perangsang? tanya saya pelan. Saya tidak bisa begitu saja mengeluarkan isi pikiran saya di depannya. Selain karena pikiran saya memang tiba-tiba saja membeku kalau saya menatapnya, saya juga tidak ingin mengganggunya. Dia pemilik rumah kaca ini. Saya ada di sini hanya sebagai pelengkap, membantunya membuat tempat ini jadi makin indah. Saya suka melihat bunga-bunga itu mekar. Dia tersenyum manis sekali. Aku suka melihatmu... Kalimat seperti itu hanya akan terucap di pikiran saya saja. Saya tidak berani mengatakannya. Beberapa detik dia menoleh ke arah saya. Saya hanya bisa sedikit menunduk malu. Kalian pasti akan bilang kalau saya ini tidak gentle kan? Tidak berani mendekati cewek. Coba deh kalau kalian menghadapi cewek seperti dia. Kalian juga

akan bersikap sama. Ada sesuatu yang halus dan magis yang akan membuat kalian langsung tertunduk begitu mata tajamnya memandang lurus ke mata kalian: itu sedikit mengerikan. Hari ini aku melihat Danial lagi, ujarnya kemudian. Saya sudah bisa mengira kalau dia akan menceritakan tentang Danial lagi. Beberapa waktu belakangan, hanya cowok itu yang ada di kepalanya. Tiap kali dia datang ke sini, dia selalu menceritakan tentang Danial. Danial ini adalah teman kuliahnya. Saya sendiri tidak bisa memastikan bagaimana rupanya. Mengira-ngiranya saja saya tidak bisa. Tapi sepertinya dia cukup ganteng. Seperti itulah kesan yang saya tangkap dari ceritanya. Dia datang ke kampus dengan Monik. Saya tidak habis pikir, kenapa cowok yang punya begitu banyak kelebihan seperti Danial mau jalan dengan cewek seperti Monik? Monik hanya akan menjadikan Danial koleksinya saja. Saya yakin itu. Seperti belasan, bahkan mungkin puluhan cowok yang dia pacari sebelumnya. Dia mulai bercerita dan saya mendengarkan dengan penuh perhatian. Saya tidak bohong. Saya memang mendengarkannya dengan penuh perhatian. Saya memperhatikan tiap detail ceritanya, bahkan saya juga merekan intonasi dan tarikan nafasnya. Apa saya terdengar aneh? Saya berani bilang: kalau kamu suka sama cewek, kamu juga akan melakukan hal yang sama. Trust me! Apa gak berlebihan bilang mantan pacarnya ada puluhan? tanya saya. Dia menarik nafas sebelum melanjutkan. Sepertinya mengakui kalau dia sudah sangat berlebihan mengatakan bahwa mantan pacar Monik itu ada puluhan adalah hal yang agak sulit baginya. Yah, mungkin tidak sampai puluhan sih. Tapi mantan pacarnya memang banyak. Dia tidak setia. Mantan pacar banyak bisa dibilang tidak setia? Kadang hubungan itu selesai bukan karena salah satu mengkhianati yang lain. Yah, karena sudah waktunya selesai. Saya mencoba terdengar pintar. Lumayan berhasil juga. Dia terlihat memikirkan itu. Dia duduk di bangku kecil di sudut, persis di sebelah saya. Saya merasa sangat gugup. Mungkin memang hubungan berakhir bukan karena pengkhianatan atau apa. Mungkin memang sudah saatnya berakhir. Sesederhana itu. Tapi, kalau terlalu banyak hubungan yang berakhir, apa tidak bisa dibilang kalau dia tidak bisa menjaga hubungannya? Gampang tergoda? Saya diam. Saya tidak bisa membantahnya. Dia menatap saya sebentar dan berjalan ke arah pot zinnia di tengah rumah kaca. Letaknya hanya beberapa langkah dari tempat saya sehingga saya masih bisa melihat punggungnya. Saya kira percakapan kami sudah selesai. Tapi dia masih mengajakku biacara dari sana.

Mungkin saya tidak perlu bersabar terlalu lama untuk menunggu Danial putus dengan Monik. Dengan reputasi Monik yang seperti itu, paling-paling sebentar lagi mereka putus. Itu bisa jadi keuntungan buat saya. Dia menoleh lagi ke arah saya. Apa saya terdengar kejam san licik? Saya menggeleng. Dia tersenyum puas. Saya kira tidak. Saya hanya menunggu. Tidak berusaha merebutnya dengan paksa. Beberapa waktu kemudian, dia datang lagi. Menjelang sore. Saya mengalihkan perhatian saya pada matahari senja yang sinarnya begitu hangat dan menyenangkan ke wajahnya. Kali ini saya merasa lebih percaya diri dengan penampilan saya. Saya merasa tubuh saya lebih segar dan pikiran saya lebih jernih. Jadi, kalau dia menceritakan tentang Danial atau masalah kamusnya, saya berharap bisa menanggapinya dengan lebih cerdas. Siapapun pasti ingin kelihatan cerdas dan perhatian di depan cewek semempesona dia. Sore ini, saya bersumpah, wajahnya terlihat lebih cerah dan ceria. Selama dia tidak ada, saya hanya bertemu dengan ibunya. Ibunya juga cantik, tapi tidak banyak bicara. Kami hanya saling terdiam dan sibuk sendiri. Saya tentu ingin terlihat baik di hadapan ibunya, karena itu saya sangat berhati-hati untuk tidak melakukan hal apapun yang bisa dianggap salah. Saya merasa sangat lega ketika melihat dia datang sore ini. Saya merindukannya. Beberapa hari ini saya sangat merindukannya. Dia menyiapkan media tanam dengan sekam dan tanah sambil bicara pada saya. Saya suka melihat tangannya yang lentik menari-nari menindahkan sekam dari karung ke pot. Itu benar-benar pemandangan yang indah. Kamu mau menanam apa? tanya saya. Saya mau menanam calendula. Saya sendiri tidak yakin akan bisa tumbuh di cuaca sepanas ini. Tapi, sayang juga bibitnya kalau dibiarkan sampai penghujan tiba. Dia menyebarkan beberapa bibit calendula yang berbentuk bulan sabit di potpot kecil. Hari ini saya melihat Danial sendirian di kantin. Biasanya selalu sama Monik, dia memulai ceritanya. Saya mendengarkan dengan penuh perhatian. Kalau kalian bertanya apa saya cemburu ketika dia terus-terusan menceritakan tentang Danial, saya dengan jujur akan menjawab: sangat cemburu. Tapi saya juga tahu diri. Saya tidak bisa memaksakan apa yang saya inginkan. Apalagi sampai memaksakan diri untuk jadi pacarnya. Saya mencoba mendekati Danial.

Berhasil? Dan yes! Akhirnya kami mengobrol di kantin. Itu benar-benar menyenangkan. Danial sangat menyenangkan. Apa dia sudah putus dengan Monik? Danial dan Monik sudah putus beberapa hari lalu. Aku juga sudah mengira begitu. Sekarang saya jadi punya banyak kesempatan untuk mendekatinya. Saya terdiam. Hal seperti ini memang akan terjadi cepat atau lambat. Danial akan putus dari pacarnya dan dia akan mendekati Danial. Saya sendiri mulai membayangkan Danial sebagai cowok keren yang gampang disukai cewek. Dia punya pesona yang tidak bisa ditolak. Tapi, ini baru awalnya saja. Saya tidak yakin apa saya bisa mendekatinya tanpa kentara kalau sudah lama menyukainya. Bukannya jujur saja lebih baik? Kalau saya jujur dari awal, saya takut Danial malah menjauh. Emangnya gak serem lihat cewek terobsesi sama cowok. Apa saya memang terobsesi ya? Saya kira gak sih. Saya hanya benar-benar menyukai Danial. Ngomongin Danial tiap kali kita ketemu bisa dibilang tidak terobsesi ya? Iya, ya. Tiap kali saya ke sini pasti ngomongin Danial. Itu bisa jadi tanda kalau saya terobsesi. Ah sudahlah. Sekarang saya mau menceritakan orang baru yang saya temui di kampus. Namanya Lisa. Saya tidak pernah tahu kalau dia satu jurusan dengan saya. Mungkin ini karena saya lebih banyak memperhatikan Danial daripada hal-hal lain. Dia anaknya menyenangkan sekali. Tadi pulang kuliah, kami mampir ke kafe buat ngobrol... Matahari perlahan-lahan tenggelam. Rumah kaca ini menjadi sedikit gelap. Sambil terus bercerita, dia menyalakan beberapa lampu yang ada di sini. Saya tidak suka lampu, saya lebih suka matahari. Saya pun sudah tidak bisa mendengarkan ceritanya lagi dengan penuh perhatian. Dia dan matahari adalah perpaduan yang sempurna. Tapi dia dan lampu-lampu ini, saya tidak menyukainya. Dia terlalu sempurna untuk menerima cahaya buatan seperti ini. Meminta dia untuk tidak menceritakan tentang Danial bukanlah hal yang mudah. Saya juga tidak ingin mengecewakannya, jadi saya membiarkan saja dia bercerita panjang lebar tentang Danial dan hubungan mereka yang sepertinya semakin akrab dan romantis. Saya membiarkan dia membagi kebahagiaannya dengan saya. Saya bukannya

tidak berani untuk mengatakan bahwa saya lelah mendengarkannya. Tapi wajahnya yang manis itu berubah menjadi tambah manis kalau dia tersenyum malu. Senyum malu-malu ini hanya bisa saya lihat kalau dia sedang menceritakan Danial. Tragis memang. Hari ini dia menceritakan tentang perjalanannya dengan Daniel ke sebuah mall untuk menonton dan makan malam. Saya tahu dengan pasti karena dia pernah bilang kalau dia tidak terlalu suka menonton bioskop. Tapi ternyata Danial bisa merubah apa yang dia sukai dan tidak sukai. Sore ini saya merasa sangat terkejut ketika seorang cowok tiba-tiba datang ke rumah kaca ini. Saya sudah bisa menebak kalau itu Danial. Memang wajahnya sangat menarik dan terlihat keren. Saya berusaha bersikap biasa saja, seolah-olah saya tidak ada. Saya suka bunga. Ibu saya juga suka. Oh, bunga memang sangat mudah untuk disukai. Mereka semua indah. Kata-kata itu terdengar sangat klise buat saya. Hanya orang bodohlah yang mengatakan semua bunga itu indah. Ada bunga-bunga yang tidak indah. Mungkin karena pengetahuan Danial tentang bunga begitu terbatas, dia sekedar asal mengeneralisasi saja. Sungguh sangat mengecewakan. Kamu juga sangat mudah untuk disukai. Saya merasa kaget ketika Danial berani-beraninya merayu dengan kata-kata murahan seperti itu. Tapi sepertinya rayuan itu mempan. Dia tersenyum manis malumalu. Ah, senyum itu... Bunga apa yang paling kamu sukai? tanya Danial setengah berbisik. Sepertinya tangan Danial memegang dahi atau rambutnya. Saya tidak bisa melihatnya dengan jelas dari sini. Sunflowers, jawabnya singkat. Aku sudah mengetahui itu dari lama. Tiba-tiba Danial berjalan ke arahku. Dia menatapku beberapa saat. Apa ini sunflowers? tanyanya. Oh God! Dia bahkan tidak bisa membedakan antara mana sunflowers, mana bunga-bunga lain. Sangat menyedihkan.

Ya. Danial tiba-tiba dengan gerakan yang tidak bisa aku prediksi mematahkan batang tepat di bawah daunku yang ke lima. Aku mengaduh kesakitan. Sakit sekali. Aku menahannya. Aku tahu bahwa aku bisa menahannya sampai aku benar-benar layu dan mati beberapa jam lagi. Dia membawa tubuhku kepada gadis itu. Aku bisa melihat walaupun mataku berkunang-kunang gadis itu tersenyum dipaksakan. Danial tidak mengerti bahwa gadis ini menyukai bunga-bunga dengan menumbuhkannya. Bukan menjadikannya bunga potong. Dia merawatnya dari berupa biji atau tunas sampai bunga itu mati. Bodoh sekali cowok ini! Aku jatuh cinta padamu... Danial menyodorkan tubuhku. Gadis itu menerimanya dengan gamang. Kami saling bertatapan. Aku pun mengucapkan kata terakhirku sebelum akhirnya aku tidak sadarkan diri. Aku lebih mencintaimu... dan aku memahamimu Setelah itu semua gelap.