BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rista Mardian,2013

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SLTP DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

BAB I PENDAHULUAN. dan meraup keuntungan dari kebiasaan buruk merokok di Indonesia. jumlah perokok 51,1 persen dari total penduduknya.

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya merokok terhadap remaja yang utama adalah terhadap fisiknya.

BAB I PENDAHULUAN. Mengkonsumsi rokok dan produk tembakau lainnya menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran pengetahuan..., Rowella Octaviani, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai

BAB 1 : PENDAHULUAN. kalangan masyarakat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe,

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. dampak buruk bagi perokok itu sendiri maupun orang-orang sekitarnya.

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rokok sudah menjadi suatu barang konsumsi yang sudah familiar kita

BAB I PENDAHULUAN. dewasa normal bervariasi antara 4-10 jam sehari dan rata-rata berkisar antara

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kebiasan merokok adalah pemandangan yang tidak. asing lagi untuk kita lihat. Menurut laporan WHO (2002),

BAB I PENDAHULUAN. tambahan (Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, 2009). Masalah utama. yang menjadi semakin tinggi tiap tahunnya.

BAB 1 : PENDAHULUAN. tahun itu terus meningkat, baik itu pada laki-laki maupun perempuan. Menurut The

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan masalah yang kompleks. Merokok tidak saja berhubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 600 ribu kematian dikarenakaan terpapar asap yang ditimbulkan. Hampir 80%

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kemungkinan sebelas kali mengidap penyakit paru-paru yang akan menyebabkan

hari berdampak negatif bagi lingkungan adalah merokok (Palutturi, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. merokok namun kurangnya kesadaran masyarakat untuk berhenti merokok masih

BAB I BAB 1 : PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun Oleh karena itu,

BAB 1 : PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat. (1)

BAB 1 PENDAHULUAN. Tembakau pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh bangsa Belanda

BAB I PENDAHULUAN. Fawzani dan Triratnawati (2005), masalah rokok juga menjadi persoalan

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan mentalnya akan lambat. Salah satu indikator kesehatan yang dinilai

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB I PENDAHULUAN. Rokok pada dasarnya merupakan tumpukan bahan kimia berbahaya. Satu batang rokok asapnya menguraikan sekitar 4000 bahan kimia

BAB 1 : PENDAHULUAN. tidak menular salah satunya adalah kebiasaan mengkonsumsi tembakau yaitu. dan adanya kecenderungan meningkat penggunaanya.

BAB 1 : PENDAHULUAN. negara yang perlu dididik untuk menjadi manusia yang berkualitas. Remaja nantinya diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. dimana-mana, baik instansi pemerintah, tempat umum, seperti ; pasar, rumah

BAB 1 : PENDAHULUAN. kandung kemih, pankreas atau ginjal. Unsur-unsur yang terdapat didalam rokok

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda kecil yang paling banyak digemari dan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain, bahkan merokok dapat menyebabkan kematian. Laporan dari World

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision

BAB I PENDAHULUAN. adalah hasil dari non-perokok yang terpapar asap rokok. Hampir 80% dari lebih 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Merokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia sudah dianggap

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat merugikan. kesehatan baik si perokok itu sendiri maupun orang lain di sekelilingnya.

tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan Undang- Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang memuat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan produk barang atau jasa yaitu sebuah iklan. atau suara, dan simbol simbol agar masyarakat sadar dan mengetahuinya.

BAB I PENDAHULUAN. semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Rokok mengandung

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka, apa yang mereka pikirkan tentang

PRAKTIK CERDAS PEMANFAATAN PAJAK ROKOK DIPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

I. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Sekitar 5 juta orang mati

Bab 1 PENDAHULUAN. Rokok adalah salah satu permasalahan kesehatan terbesar yang dialami

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial maupun ekonomis. Oleh. menurunkan kualitas hidup manusia (Aditama,1997).

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang di akibatkan karena merokok berakhir dengan kematian. World

tahun 2007 menjadi 6,9% pada tahun Adapun sekitar 6,3 juta wanita Indonesia

Kuesioner Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian baik bagi perokok dan orang yang ada

BAB I PENDAHULUAN. namun juga dapat menimbulkan kematian (Kementrian Kesehatan. Republik Indonesia, 2011). World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rokok pada remaja yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

Gambaran Perilaku Merokok pada masyarakat di Kabupaten Purwakarta: Suatu Kajian Literatur

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena membunuh 6 juta orang setiap tahunnya (1). Sekitar 21% dari populasi dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dalam kehidupan manusia.remaja mulai memusatkan diri pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah i

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terjadi dalam lingkungan kesehatan dunia, termasuk di Indonesia. Tobacco

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Asap rokok mengandung 4000 bahan kimia dan berhubungan dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. menimbulkan banyak kerugian, baik dari segi sosial, ekonomi, kesehatan bahkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung

BAB I PENDAHULUAN. Merokok tidak hanya berdampak pada orang yang merokok (perokok aktif)

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan silent disease yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Merokok sudah menjadi masalah kompleks yang menyangkut aspek

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada remaja biasanya disebabkan dari beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh yang sangat berarti terhadap kesehatan masyarakat. Menurut perkiraan

PERILAKU SEHAT DAN PROMOSI KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Data Statistik Negara Pengguna Rokok Terbesar di Dunia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara-negara berkembang. Direktorat Pengawasan Narkotika,

Rivansyah Wirahadiutama (Studi pada perokok di kampus Universitas Gunadarma Depok Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Angkatan 2012)

BAB I PENDAHULUAN. 2,7% pada wanita atau 34,8% penduduk (sekitar 59,9 juta orang). 2 Hasil Riset

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Merokok adalah suatu budaya yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rokok merupakan hal yang sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat Indonesia, dari berbagai kalangan masyarakat mengetahui dan juga banyak diantaranya adalah konsumen rokok itu sendiri khususnya anak-anak muda Bandung. Jenis orang-orang yang merokok diantaranya adalah perokok aktif adalah orang yang menyukai dan mengkonsumsi rokok dengan intensitas yang cukup tinggi setiap harinya, dan perokok pasif adalah orang yang tidak merokok namun berada disekitar orang yang merokok dan terkena asap rokok dari orang yang sedang merokok disekitarnya. Seiring berjalannya waktu, rokok dapat menjadi trend dikalangan anak-anak muda Bandung dimana pada saat ini sedang dikampanye-kan gaya hidup sehat di Kota Bandung oleh kalangan muda itu sendiri (Julie;2015). Terbukti dari tingkat mengkonsumsi rokok yang sangat tinggi dari seorang individu dalam membelanjakannya uang yang dimilikinya untuk membeli sebungkus rokok dan juga menghabiskan sehari-hari waktunya untuk merokok. Hal tersebut juga telah diungkapkan oleh Minor dan Mowen (2002;282), gaya hidup adalah menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktu. Berikut adalah bukti dokumentasi anak-anak muda Bandung merokok. Gambar 1.1. Merokok Di Lingkungan Olahraga Fitness/Gym Urban Gym Bandung (Foto Diambil Oleh Penulis Pada Maret 2016) 1

2 Berdasarkan data Riskesdas 2010 diketahui sekitar 34,75 juta jiwa dari 82 juta jiwa penduduk Indonesia merupakan perokok aktif. Dengan jumlah perokok aktif usia 10-24 tahun mencapai kurang lebih 10 juta jiwa (Christina, 2011). Riset terbarukan mengungkapkan bahwa 88,78 persen dari 3040 pelajar SMP hingga Mahasiswa putri (usia 13-25 tahun) Indonesia merupakan prokok aktif. Mereka mengkonsumsi 1-10 batang rokok dalam kesehariannya, riset tersebut dilakukan oleh The Tobacco Control Research Program of South East Asia Tobacco Alliance (SEATCA) dan Rockfeller Foundation (Nuryanti; 2012). Selain penyakit pada fisik, perokok juga mengalami tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak merokok. Selama ini mungkin orang-orang mengira merokok bisa membuat lebih rileks. Masyarakat menganggap kandungan nikotin bisa menenangkan pikiran, tapi ternyata itu salah. Yang membuat perokok gelisah dan cemas adalah gejala putus obat terhadap nikotin. Dengan merokok, kecanduan terhadap nikotin akan terpenuhi dan perokok merasa seperti rokok tersebut menurunkan stres. Memang tidak semua perokok akan meninggal karena penyakit jantung, kanker paru-paru, atau stroke, namun kebiasaan merokok bisa sangat mengganggu dan mengurangi kualitas hidup individu tersebut sehari-hari. Efek rokok yang bisa di rasakan sehari-hari adalah batuk-batuk, sesak napas, lebih mudah lelah, lebih rentan terhadap infeksi, atau mengalami gangguan tidur yang ditandai dengan sulit bernapas pada malam hari kemudian merasa kelelahan di pagi hari (Yudi; 2014). Dibalik bahaya yang ada pada sebatang rokok, pada saat ini masyarakat Indonesia khususnya Kota Bandung sedang digemari oleh gaya hidup sehat. Dimana Kota Bandung merupakan kota yang pertama kali mengkampanyekan Hari Tanpa Rokok oleh Walikota-nya sendiri yaitu Ridwan Kamil, kampanye tersebut di mulai pada hari Selasa tanggal 5 bulan January tahun 2013 (Christna; 2013). Program tersebut dapat dikatakan istimewa, dimana program tersebut digalakan penuh dan selalu diingatkan kepada warga Kota Bandung setiap hari Selasa disetiap minggunya. Selain untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih, program Selasa Tanpa Rokok ini juga bertujuan untuk membantu para perokok untuk menghentikan kebiasaannya merokok. Program ini dikeluarkan

3 karena telah dilakukan survey pada tahun 2015 oleh Tobacco Control Support Centre Indonesia (TCSC) bahwa 30 persen masyarakat Kota Bandung adalah perokok aktif, bahkan 10 persen diantaranya adalah usia yang tergolong masih anak anak yaitu dimulai dari usia 10 hingga 15 tahun (Yudi; 2014). Dengan booming-nya gaya hidup sehat, penulis menjadi memiliki hobi melakukan kegiatan olahraga rutin yang dilakukan di tempat-tempat fitness atau Gym tepatnya disalah satu Gym yang terletak di kawasan Dago. Lokasi Gym tersebut berada di Jl. Dago Asri A-12 Bandung dengan nama Urban Gym, uniknya di Gym tersebut sudah memiliki anggota sebanyak lebih dari seratus orang yang sudah mendaftarkan dirinya. Gym ini yang telah berdiri pada akhir tahun 2014 yang melakukan soft launching pada bulan Desember 2014 sampai dengan January 2015, dan masyarakat khususnya kalangan anak muda hingga eksekutif memiliki antusiasme konsumen yang cukup tinggi. Karena pada masa tersebut masyarakat sedang digembor-gemborkan mengenai gaya hidup sehat yang telah menjadi trend. Antusiasme terhadap gaya hidup tersebut dituangkan kedalam wadah fitness yang menjadi alternatif pilihan untuk melakukan olahraga, pada Urban Gym tersebut dapat dilihat dari jumlah konsumen yang mendaftar sebagai anggota Gym, berikut adalah hasil wawancara penulis kepada pihak manajemen Urban Gym. Tabel 1.1. Data Anggota Baru Yang Mendaftar Urban Gym 2015/2016 2015 Jan-Apr Mei-Agt Sep-Des Jumlah Anggota 430 Orang 307 Orang 208 Orang 2016 Jan-Apr Mei-Agt Sep-Des Jumlah Anggota 206 Orang - - (Sumber : Manajemen Urban Gym Maret 2016) Dari tabel diatas mencerminkan bahwa banyak orang yang gemar melakukan olahraga fitness yang cenderung berat, namun banyak yang terlihat diantaranya adalah orang orang yang gemar melakukan olahraga ini disertai dengan merokok sesudahnya. Pandangan ini cenderung bertentangan dengan trend dan gaya hidup sehat pada saat ini, dengan inisiatif penulis berhasil melakukan wawancara singkat kepada 20 orang yang didapatkan sedang

4 melakukan aktifitas fitness di Urban Gym Bandung selama 3 hari (pada tanggal 08, 10 dan 12 Maret 2016). Berikut adalah hasil wawancara singkat tersebut. Tabel 1.2. Wawancara Singkat No Pernyataan Jawaban Ya Tidak 1. Apakah anda gemar olahraga secara rutin? 17 3 2. Apakah anda seorang perokok? 14 6 3. Apakah anda mengetahui dampak buruk dari merokok? 20 0 4. Setelah mengetahui dampak merokok, apakah anda tetap merokok? 13 7 (Sumber : Konsumen Urban Gym Bandung) Hasil wawancara singkat diatas menunjukkan hasil yang mengejutkan, karena hasilnya didominasi oleh orang-orang yang gemar olahraga dan memiliki wawasan yang luas juga mengetahui dampak buruk dari rokok namun tetap memutuskan untuk merokok. Pengolahan dari informasi yang diterima oleh individu dapat dipengaruhi oleh faktor psikologis, pembelajaran dan perubahan sikap individu tersebut, Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai factor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam proses keputusan membeli (Engel et. al. (dalam Saladin; 2007). 1.2. Identifikasi Masalah Persentase dari orang-orang yang merupakan perokok aktif di Kota Bandung ditunjukkan pada angka 30 persen dan didominasi oleh kalangan anakanak muda, hal ini sangat dikhawatirkan oleh pemerintah khususnya oleh Walikota Bandung yaitu Ridwan Kamil. Pemerintah Kota Bandung yang di komando oleh Walikota-nya, mengkampanyekan gagasan-gagasan yang memiliki terobosan yang tergolong unik, salah satunya adalah Hari Tanpa Rokok yang jatuh pada hari selasa. Kampanye tersebut langsung disosialisasikan oleh Walikota sendiri pada setiap radio dan media massa Kota Bandung, akun media sosial pemerintah Kota Bandung dan organisasi-organisasi dibawah naungan pemerintah Kota Bandung. Himbauan tersebut dilakukan untuk dapat menjangkau seluruh elemen-elemen masyarakat di Kota Bandung, Meskipun seseorang

5 memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika seseorang tersebut mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya televisi, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang (Hendra; 2008). Jadi, masyarakat Kota Bandung dapat dikatakan memiliki wawasan yang cukup untuk menyikapi tentang bahaya yang ditimbulkan dari rokok yang mereka konsumsi selama ini. Tingkat kekhawatiran dari dampak rokok juga dipublikasikan dari badanbadan yang memiliki upaya untuk melakukan survey dan memberikan informasi juga pengetahuan dari dampak rokok, seperti Kementrian Kesehatan melalui media-media elektronik dan media iklan lainnya telah melakukan upaya sosialisasi dari dampak buruk apabila merokok. Namun dibalik upaya tersebut, Pengolahan dari informasi yang diterima oleh individu atau masyarakat dapat dipengaruhi oleh faktor psikologis, pembelajaran dan perubahan sikap individu atau masyarakat tersebut, Ketiga factor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai factor yang turut mempengaruhi konsumen dalam proses keputusan untuk kembali merokok (Engel et. al. dikutip oleh Saladin, 2007;19). Dari hasil wawancara singkat oleh penulis kepada orang orang yang sedang melakukan olahraga fitness pada salah satu Gym terkemuka di Kota Bandung, hasilnya menunjukkan bahwa masyarakat yang memutuskan untuk tetap merokok adalah orang orang yang gemar berolahraga secara rutin dan mengetahui dampak buruk dari mengkonsumsi rokok tersebut. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Kotler (2002;192) adalah pola hidup seseorang yang di ekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya, Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi dengan lingungan sekitarnya. Penelitian dalam karya tulis ilmiah ini dapat menjadi penting, karena disaat gaya hidup sehat yang telah dilakukan oleh kebanyakan masyarakat Kota Bandung khususnya anak-anak muda, namun beberapa diantaranya juga masih memutuskan untuk tetap mengkonsumsi rokok dimana hal tersebut dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Keputusan seseorang dapat dipengaruhi oleh

6 faktor lingkungan, pengaruh individu dan faktor psikologis individu tersebut (Enget et. al. (dalam Saladin; 2007)), walaupun ada sosialisasi dari bahayanya merokok dan peringatan pada bungkus rokok tersebut. Karya tulis ilmiah ini dibatasi pada konsumen-konsumen yang melakukan aktivitas olahraganya di sebuah pusat kebugaran fitness atau Gym yaitu di Urban Gym Bandung, dimana pada tempat tersebut merupakan tempat berkumpulnya orang-orang gemar melakukan olahraga dan mengikuti trend gaya hidup sehat dan juga cenderung memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas. Karena tempat fitness cenderung didatangi oleh orang-orang yang memiliki kemampuan ekonomi menengah keatas dan memiliki kemampuan untuk mendapatkan informasi yang baik. Penulis mendapatkan sumber informasi dari website-website yang tingkat keakuratannya tinggi karena salah satu website tersebut dikelola langsung oleh pemerintah Kota Bandung dan juga salah satunya diawasi oleh Kementrian Kesehatan Indonesia. Variabel penelitian ini batasi hanya pada variabel pengetahuan anggota Urban Gym Bandung, Gaya Hidup anggota Urban Gym Bandung dan Keputusan anggota Urban Gym Bandung untuk tetap merokok walaupun sudah menjalankan trend hidup sehat. Pembatasan penelitian ini dilakukan karena variabel-variabel tersebut diduga sebagai penyebab meningkatnya masyarakat Kota Bandung khususnya pengguna jasa fitness dan Gym yang memutuskan untuk tetap mengkonsumsi rokok walaupun berbahaya bagi kesehatan. Dari sisi waktu penelitian, penelitian ini membatasi dari tahun 2013 sampai tahun 2015, dimulai dari ditetapkannya Hari Tanpa Rokok yang dimulai pada tahun 2013 dan menjadi trend gaya hidup sehat namun pada tahun 2015 telah meningkat hingga 30 persen orang-orang yang mengkonsumsi rokok. Dalam hal ini unit analisis dan unit observasinya adalah orang orang yang menjadi konsumen di Urban Gym Bandung, Jl. Dago Asri A-12 Kota Bandung.

7 1.2.1. Rumusan Masalah Berdasarkan Uraian Pendahuluan yang menjadi latar belakang masalah yang dikemukakan diatas maka pokok permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian adalah : 1. Bagaimana Pengetahuan anggota Urban Gym Bandung mengenai Rokok. 2. Bagaimana Gaya Hidup anggota Urban Gym Bandung. 3. Bagaimana Keputusan anggota Urban Gym Bandung untuk tetap Merokok. 4. Bagaimana pengaruh Pengetahuan anggota Urban Gym Bandung Mengenai Rokok dan Gaya Hidup Sehat anggota Urban Gym Bandung terhadap Keputusan Untuk Tetap Merokok. 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data serta menginterpretasikannya tentang pengetahuan anggota Urban Gym Bandung tentang rokok dan gaya hidup sehat anggota Urban Gym Bandung terhadap keputusan untuk tetap merokok yang dilakukan secara komprehensif. Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mendapatkan hasil kajian mengenai pengetahuan konsumen fitness tentang rokok oleh anggota Urban Gym Bandung. 2. Untuk mendapatkan hasil kajian mengenai gaya hidup sehat anggota Urban Gym Bandung. 3. Untuk mendapatkan hasil kajian mengenai keputusan anggota Urban Gym Bandung untuk tetap merokok. 4. Untuk mendapatkan hasil analisis mengenai pengetahuan anggota Urban Gym Bandung mengenai rokok dan gaya hidup sehat anggota Urban Gym Bandung terhadap keputusan anggota Urban Gym Bandung untuk tetap merokok.

8 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah: 1. Implikasi Akademik Penelitian ini dapat mengungkapkan hubungan antara pengetahuan konsumen fitness mengenai rokok dan gaya hidup sehat anggota Urban Gym Bandung terhadap keputusan anggota Urban Gym Bandung untuk tetap merokok. 2. Implikasi Manajerial Penelitian ini dapat menambah gagasan pemikiran dan masukan kepada anggota Urban Gym Bandung dimana menjalankan trend hidup sehat untuk dapat berperan aktif menghimbau dan sosialisasi bahaya dari akibat dampak merokok.