IPTV BUSINESS PLAN Case PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Penulis: CHANDRA TAMRIN NPM : B MM BIZTEL ANGKATAN 4

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

INTERNET PROTOCOL TELEVISION ( IPTV )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN SEJARAH SINGKAT PT INDONUSA TELEMEDIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan terhadap Obyek Studi

BAB I PENDAHULUAN. Sumber :

Pengantar Teknologi Mobile

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT.Indosat Mega Media (Indosat M2) Gambar 1.1 Logo Indosat M2

I. PENDAHULUAN. memberikan peluang-peluang baru bagi pemain industri telekomunikasi baik

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di indonesia, meluncurkan jasa layanan telkom speedy yang. menjanjikan kecepatan dan kenikmatan yang lebih baik dari pada

METODOLOGI PENULISAN

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Peluang bisnis di sektor telekomunikasi pada tahun 2008 semakin. menjanjikan setelah tahun 2007 mengalami pertumbuhannya yang membaik.

BAB III. Profil perusahaan. bidang lain yang ada. Layanan multimedia merupakan layanan yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. sehingga merambah ke banyak sektor. Internet adalah salah satu sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. informasi mulai dikenal oleh masyarakat, mulai dari radio, televisi, faximile, hand

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat taraf hidup manusia mempengaruhi gaya hidup yang dijalankan selain itu

BAB 1. PENDAHULUAN. Pada dekade akhir-akhir ini, pertumbuhan dari satellite service, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dunia IT dan telekomunikasi termasuk salah satu bisnis yang masih sangat cerah di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan dan promosi yang berkualitas dan bermutu tinggi menjadi

BAB I PENDAHULUAN. karena dengan internet kita bisa mengakses dan menemukan segala informasi di

BAB V KESIMPULAN. HOMÉ merupakan sebuah e-commerce produk home & living yang berfokus pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Magang

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. 3.1 Sejarah Telekomunikasi Indonesia Tbk (Persero)

sbab I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi a. Telkom Speedy

I. PENDAHULUAN. tidak pasti dan turbulen baik dari sisi teknologi, regulasi, pasar maupun

PDF Create! 2 Trial. BAB I PENDAHULUAN. 1.1Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB IV IMPLEMENTASI SOLUSI BISNIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Perkembangan Industri Televisi Berbayar Dunia. Televisi berbayar merupakan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan

SERVICE PADA PT TELKOM INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran teknologi komunikasi dan informasi yang begitu pesat telah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian dunia ditandai oleh semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. jumlah pengguna internet di Indonesia yang sudah mencapai 63 juta pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan telepon seluler membutuhkan suatu jasa penyelenggara

BAB 1 BAB 1. PENDAHULUAN

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Zaman modern seperti ini masyarakat mulai membutuhkan internet, internet

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia usaha diberbagai lini pada masa era globalisasi dan

GAMBAR 1.1 Logo Telkom Indonesia Sumber: 2017

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersaingan di era globalisasi ini. Perusahaan diharapkan mengikuti

EXECUTIVE SUMMARY TEKNOLOGI YANG ANDAL UNTUK MENGATASI RENDAHNYA PENETRASI PENGGUNAAN JASA TELEKOMUNIKASI DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PT. PATRA TELEKOMUNIKASI INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian


BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Profil Umum Perusahaan GAMBAR 1.1 Logo Telkom Indonesia

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. ini menyebabkan perubahan tatanan bisnis secara global. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN Profil Perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. jaringan telekomunikasi secara lengkap di Indonesia. PT.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANNYA

BAB I PENDAHULUAN. Layanan jasa telekomunikasi di Indonesia telah disediakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Demikian para provider berusaha mengeluarkan produk-produk untuk

INTERNET PROTOCOL TELEVISION (IPTV)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, siaran televisi tidak hanya berfungsi sebagai media untuk

PROSPEK KOMUNIKASI MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA YANG BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. Telekomunikasi dewasa ini telah mengalami perkembangan yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT. Telkomunikasi Indonesia. Tbk

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tidak dapat melayani semua pelanggan. Hal ini dikarenakan jumlah. menuntut untuk dilayani secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

LAMPIRAN 1 DAFTAR HADIR

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan bisnisnya dari layanan dengan portofolio POTS (Plain Ordinary

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan utama perusahaan pada umumnya, tujuan dari setiap

Bab I. Pendahuluan. atraktif, hal senada ditunjukkan di industri telekomunikasi dengan perluasan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut setiap orang untuk selalu mengikuti

BAB 1 PENDAHULUAN. kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


BAB I PENDAHULUAN. senantiasa berubah adalah fenomena yang harus dihadapi perusahaan. Fenomena ini

I. PENDAHULUAN. Dunia telekomunikasi yang sekarang ini berkembang, bermula dari. ditemukannya alat komunikasi sederhana oleh Alexandre Graham Bell

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Industri Telekomunikasi di Indonesia. baik untuk mendukung kegiatan pemerintahan, pendidikan, bisnis, kesehatan,

FORMULIR PERMOHONAN IZIN PRINSIP PENYELENGGARAAN JASA INTERKONEKSI INTERNET (NETWORK ACCESS POINT/NAP)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang VSAT-IP

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

6.1. Strategi yang telah dilakukan AXIS

BAB I PENDAHULUAN. Berikut grafik proyeksi tahun pengguna internet Indonesia keluaran APJII:

FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN KARTU FLEXI SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. tetapi juga menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi di bidang informasi berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. mampu bersaing dalam era tersebut dengan berbekal soft skills, hard skills,

ANALISIS PENGUKURAN KUALITAS JARINGAN MSAN PADA LAYANAN IPTV PT.TELKOM DI DAERAH DENPASAR BALI

FORMULIR PERMOHONAN IZIN PRINSIP PENYELENGGARAAN JASA AKSES INTERNET (ISP)


Paparan Publik PT FIRST MEDIA Tbk. Jakarta, 15 April 2016

PT.TELKOM INDONESIA REGIONAL SURABAYA

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 80% pengguna internet Indonesia adalah remaja berusia tahun. dengan total

BAB II BAB 1 DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 4 ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

IPTV BUSINESS PLAN Case PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Penulis: CHANDRA TAMRIN NPM : B070041006 MM BIZTEL ANGKATAN 4 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN BISNIS TELKOM Bandung, September 2007

KATA PENGANTAR IPTV business plan ini dibuat untuk memenuhi ujian modul ICT pada kuliah MM Biztel angkatan 4 STMB. Pada business plan ini dapat dilihat proyeksi pasar, rencana pemasaran dan implementasi IPTV pada jaringan TELKOM. Selain itu, proyeksi keuangan dari bisnis ini juga dicantumkan. Beberapa asumsi dicantumkan sebagai bahan pendukung untuk menyusun business plan ini. Bandung, 22 September 2007 Chandra Tamrin NPM : B070041006 2

DAFTAR ISI 1. Executive Summary...4 2. Latar Belakang...4 3. Sekilas IPTV...6 4. Analisa Pasar...7 4.1. Kondisi Pasar...7 4.2. Proyeksi Pasar...7 5. Perencanaan Pemasaran...8 5.1. Produk...8 5.2. Price...8 5.3. Place...8 5.4. Promotion...8 6. Rencana Implementasi...9 6.1. Content IPTV...9 6.2. Sistem IPTV...9 6.3. Jaringan...9 6.4. Set Top Box...9 6.5. SDM...10 7. Analisa Resiko...10 8. Analisa Kelayakan Bisnis...10 9. Kesimpulan dan Rekomendasi...12 9.1. Kesimpulan...12 9.2. Rekomendasi...12 10. Referensi...12 3

1. Executive Summary PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) yang merupakan operator telekomunikasi terbesar di Indonesia saat ini berupaya untuk meningkatkan segmen bisnis wirelinenya yang dinilai kurang bagus pertumbuhannya. Salah satu wacana yang hangat dibicarakan adalah peluncuran layanan IPTV bagi pelanggan wireline TELKOM. Layanan yang akan diberikan melalui IPTV ini antara layanan broadcast TV, video on demand, dan advertising. Lokasi implementasi layanan ini ditargetkan di tiga kota besar dengan taraf hidup masyarakat yang relatif lebih tinggi dan penetrasi ADSL (Speedy) yang juga lebih tinggi yaitu Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Diharapkan bisnis IPTV dapat mencapai Break Even Point dalam masa 3,8 tahun dengan IRR sebesar 22%. 2. Latar Belakang TELKOM merupakan operator incumbent yang memiliki customer base paling besar di Indonesia yang memiliki populasi sekitar 250 juta. TELKOM memiliki sekitar 56,6 juta pelanggan dengan komposisi 8,7 juta pelanggan wireline, 5,1 juta pelanggan fixed wireless, dan 42,8 juta pelanggan mobile wireless. Dari 8,7 juta pelanggan wireline, 167 ribu pelanggan di antaranya adalah pelanggan layanan broadband ADSL. Exhibit 1. Pertumbuhan Bisnis Produk TELKOM Pada semester pertama tahun 2007 ini, net income TELKOM meningkat 15% dibandingkan semester yang sama pada tahun 2006. Namun kontributor bagi pertumbuhan net income ini adalah dari sektor mobile wireless (Telkomsel) dan fixed wireless (Flexi). 4

Pertumbuhan line in service (LIS) wireline sangat rendah yaitu sekitar 1 %. Hal ini dikarenakan banyak pelanggan wireline TELKOM yang CHURN ke Flexi atau bahkan ke operator lain. Untuk mempertahankan bisnis wireline TELKOM, maka TELKOM harus memberikan berbagai layanan yang menarik, harga yang kompetitif serta customer service yang baik bagi pelanggan wireline. Salah satu peluang bagi TELKOM untuk tetap sustain adalah dengan mengembangkan bisnis multimedia di atas jaringan wireline yang dimilikinya. Bisnis multimedia yang menjanjikan beberapa tahun ke depan ini adalah bisnis IPTV. Menurut prediksi dari Accenture, maka pertumbuhan bisnis IPTV cukup menjanjikan dengan prediksi pelanggan IPTV pada tahun 2010 lebih dari 25 juta pelanggan dengan prediksi revenue lebih dari $10 milyar. Exhibit 2. Proyeksi Pertumbuhan Pelanggan IPTV Dunia Exhibit 3. Proyeksi Pertumbuhan Revenue IPTV Dunia 5

3. Sekilas IPTV IPTV merupakan layanan yang menyediakan konten program televisi dan konten entertainment interaktif lainnya melalui suatu jaringan broadband IP yang secure dan dimanage end to end secara akurat. Contoh konten yang diberikan melalui layanan IPTV antara lain broadcast/live TV, video on demand, internet, game online, advertising, dan commerce. Exhibit 4. Layanan IPTV Sistem IPTV secara keseluruhan dapat dilihat pada exhibit 5. Untuk mendeliver layanan IPTV maka harus disiapkan infrastuktur mulai dari content, head end, jaringan backbone, jaringan akses, sampai dengan set top box. Exhibit 5. Konfigurasi Jaringan IPTV 6

End terminal yang digunakan dapat berupa PC/notebook maupun monitor televisi yang terhubung dengan set top box (STB). Dengan perkembangan teknologi wireless sekarang, IPTV sebenarnya dapat juga dideliver kepada pelanggan mobile wireless, namun karakteristik dari layanan IPTV ini lebih cocok bagi pelanggan residensial dan TELKOM dapat mendeliver layanan IPTV ini kepada pelanggan ADSLnya. 4. Analisa Pasar 4.1. Kondisi Pasar Pada kondisi existing, belum ada operator yang menyelenggarakan layanan IPTV sehingga peluang untuk meraih pasar dari layanan IPTV ini sangat besar. Namun perlu dicermati bahwa banyak siaran televisi yang dapat dinikmati masyarakat tanpa biaya (gratis). Tentunya apabila TELKOM mengharapkan revenue dari layanan ini, maka TELKOM harus dapat memberikan kelebihan-kelebihan daripada siaran televisi gratis yang sudah menjamur saat ini. Adapun kelebihan dari IPTV yang menarik bagi pelanggan adalah bahwa dengan IPTV selain layanan broadcast TV, pelanggan juga dapat menikmati layanan video on demand yang memberikan fleksibilitas dan kontrol penuh kepada pelanggan dalam menikmati layanan video. Faktor lain yang harus diperhatikan bahwa taraf hidup sebagian besar masyarakat Indonesia masih rendah dengan pendapatan perkapita sebesar US $1279. Tentunya daya beli masyarakat untuk keperluan entertainment tidak lah kuat. 4.2. Proyeksi Pasar TELKOM akan mendeliver layanan IPTV ini melalui jaringan ADSL yang dimilikinya. Hal ini didasari data bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia memiliki daya beli yang rendah. Masyarakat yang memiliki saluran ADSL merupakan masyarakat kelas menengah ke atas yang tentunya memiliki daya beli yang relatif lebih tinggi sehingga lebih berpotensi untuk berlangganan layanan IPTV. Pertumbuhan pasar IPTV menjadi tergantung dengan pertumbuhan jaringan ADSL TELKOM. Jika diasumsikan pertumbuhan ADSL TELKOM adalah sebesar 20% per tahun, serta diasumsikan juga bahwa 20% pelanggan ADSL TELKOM berlangganan IPTV, maka proyeksi pertumbuhan layanan IPTV untuk 5 tahun ke depan dapat dilihat pada grafik berikut ini. 7

Proyeksi Pelanggan IPTV Subscriber 400,000 300,000 200,000 100,000 0 1 2 3 4 5 Pelanggan ADSL 167,000 200,400 240,480 288,576 346,291 Pelanggan IPTV 33,400 40,080 48,096 57,715 69,258 Year Pelanggan ADSL Pelanggan IPTV Exhibit 6. Proyeksi Pertumbuhan Pelanggan IPTV TELKOM 5. Perencanaan Pemasaran 5.1. Produk Melalui IPTV, TELKOM dapat mendeliver layanan broadcast TV dan video on demand bagi pelanggannya. Selain itu, TELKOM dapat memberikan layanan advertising melalui IPTV bagi pelanggan korporat/perusahaan yang membutuhkan. 5.2. Price Harga yang bisa diterapkan untuk layanan IPTV antara lain: 1. Broadcast TV (40 channel) : Rp 50.000,- per bulan 2. Video on demand : Rp 5.000,- per film/video 3. Advertising : Rp 10.000.000,- sekali tayang durasi 1 menit 5.3. Place Lokasi implementasi dan peluncuran IPTV yang disasar antara lain kota Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Hal-hal yang mendasari pemilihan kota-kota ini antara lain bahwa taraf hidup masyarakat di kota-kota tersebut relatif lebih tinggi serta penetrasi ADSL (Speedy) juga relatif lebih tinggi. 5.4. Promotion Media promosi yang dapat digunakan untuk memasarkan layanan IPTV antara lain televisi, koran, majalah, brosur, broadcast SMS, internet, event pameran komputer dan teknologi, roadshow ke gedung perkantoran dan mal-mal. 8

6. Rencana Implementasi 6.1. Content IPTV Content broadcast TV yang akan diberikan pada layanan IPTV dapat diambil dari TelkomVision yang merupakan anak perusahaan TELKOM sehingga biaya untuk content broadcast bisa ditekan. Sedangkan untuk VOD, TELKOM perlu membeli film-film terbaru untuk dijual via IPTV. 6.2. Sistem IPTV Untuk mendeliver layanan broadcast TV dan video on demand, maka sistem IPTV yang harus disiapkan TELKOM antara lain sistem head end, middleware, dan VOD server. Dengan rencana pemasaran produk ini pada 3 kota besar yaitu Jakarta, Bandung, dan Surabaya, maka diperlukan 3 sistem IPTV yang masing-masing akan diimplementasi pada kota tersebut. 6.3. Jaringan Untuk jaringan akses, TELKOM mengandalkan jaringan ADSL pada 3 kota target IPTV yaitu Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Sedangkan untuk IP backbone, jaringan yang digunakan adalah jaringan VPN IP TELKOM. Dengan begitu, diasumsikan tidak ada biaya investasi jaringan dalam implementasi layanan IPTV ini. 6.4. Set Top Box Set Top Box diperlukan agar layanan IPTV dapat dinikmati masyarakat dengan lebih mudah dan nyaman. Namun mengingat karakteristik masyarakat Indonesia yang sangat pricesensitive, maka TELKOM tidak dapat meminta pelanggannya untuk membeli Set Top Box karena kemungkinan besar layanan ini akan menjadi tidak laku. TELKOM perlu investasi Set Top Box untuk selanjutnya dipinjamkan kepada pelanggan. TELKOM perlu menyediakan STB sebanyak 110% dari proyeksi pelanggan setiap tahunnya dengan pertimbangan bahwa 10% untuk toleransi. Tahun Proyeksi Jumlah STB Proyeksi Kebutuhan STB 1 36740 36740 2 44088 7348 3 52906 8818 4 63487 10581 5 76184 12697 Exhibit 7. Proyeksi Kebutuhan Set Top Box IPTV 9

6.5. SDM Untuk mendukung operasional layanan IPTV, TELKOM akan mengalokasikan SDM dari unit lain yang berlebihan resource. Tentunya perlu training terkait operasional IPTV sebelum personil-personil tersebut siap untuk operasional IPTV terutama untuk melayani jasa advertising bagi pelanggan korporat karena layanan ini relatif berbeda dengan layanan TELKOM lainnya. 7. Analisa Resiko Ada beberapa resiko yang harus dipertimbangkan dan diantisipasi dalam implementasi layanan IPTV ini antara lain: kualitas jaringan yang tidak memadai pertumbuhan ADSL yang tidak sesuai dengan ekspektasi banyaknya TV swasta nasional serta TV lokal yang gratis namun menawarkan acaraacara yang menarik banyaknya TV kabel dan satelit yang menawarkan program TV premium dengan harga yang kompetitif 8. Analisa Kelayakan Bisnis Berikut ini merupakan prediksi kebutuhan CAPEX untuk implementasi IPTV pada jaringan TELKOM. Komponen biaya terbesar ternyata adalah biaya Set Top Box. Untuk itu, pengadaan Set Top Box dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan pada tahun yang berjalan. Exhibit 8. Prediksi CAPEX IPTV 10

Selanjutnya akan ditampilkan proyeksi keuangan bisnis IPTV TELKOM untuk 5 tahun ke depan. Proyeksi keuangan ini mencakup biaya CAPEX, OPEX, dan prediksi pendapatan yang diperoleh dari pos IPTV, video on demand, dan advertising. Exhibit 9. Proyeksi Keuangan Bisnis IPTV Dengan IRR sebesar 22% dan payback period 3,8 tahun menunjukkan bahwa bisnis IPTV ini layak, tentunya dengan berbagai asumsi yang telah ditentukan khusus untuk proyeksi keuangan dari bisnis ini. 11

9. Kesimpulan dan Rekomendasi 9.1. Kesimpulan Dengan berbagai asumsi yang telah dicantumkan, terutama bahwa minimal layanan yang ditawarkan kepada pelanggan adalah broadcast TV, video on demand, dan jasa advertising bagi pelanggan perusahaan, serta dengan target implementasi IPTV pada tiga kota besar yaitu Jakarta, Bandung, dan Surabaya, maka bisnis IPTV pada jaringan ADSL TELKOM (Speedy) dianggap layak dengan IRR sebesar 22% dan payback period 3,8 tahun. 9.2. Rekomendasi Agar implementasi bisnis IPTV dapat memberikan hasil mendekati rencana, maka faktorfaktor resiko yang sudah teridentifikasi harus diantisipasi dan ditanggulangi dengan baik. Selain itu, TELKOM juga harus memberikan layanan purna jual (customer service) yang baik agar retensi pelanggan terjaga dan memberikan citra positif untuk menarik pelanggan baru lebih banyak lagi. 10. Referensi 1. Dr. Liu Nan Jie, IPTV Business Model, Operation Model, and Profit Model 2. www.heavyreading.com, Assuring Quality of Experience for IPTV 3. Telematics, Introduction to Multimedia Communications 4. www.telkom.co.id, Info Memo Q2 2007 5. www.telkom.co.id, Laporan Keuangan Konsolidasian (Unaudited) Q2 2007 12