Bank memiliki potensi membahayakan kelangsungan usahanya dengan kriteria: 1. Predikat TKS = KS atau TS; 2. memiliki masalah potential dan actual dibidang likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas berdasarkan Composite Risk Assesment; 3. Pelanggaran/pelampauan BMPK dan action plan dinilai tidak mungkin dicapai; 4. Pelanggaran PDN dgn usulan penyelesaian Bank yg tidak mungkin dicapai; 5. Rasio GWM > 5% namun memiliki permasalahan likuiditas; 6. Memiliki permasalahan profitabilitas yang mendasar; 7. Memiliki NPL (netto) > 5 % dari total kredit. Bank memiliki potensi systemic risk, antara lain: 1. Total Aset cukup besar; 2. Bank Peserta Program Rekapitalisasi Bank ditempatkan dalam intensive supervision dan Bank Indonesia memberitahukan kepada Bank. Kondisi Bank membaik Bank Indonesia dapat melakukan tindakan-tindakan antara lain: 1. Meminta tambahan laporan-laporan dari Bank 2. Peningkatan frekwensi pengkinian dan pemantauan Business Plan 3. Penyusunan Action Plan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi Bank 4. Penempatan OSP (untuk tujuan monitoring) 5. CDO sesuai dengan bank dalam SSU (apabila diperlukan) Kondisi Bank tidak membaik Pengawasan Normal (judgement) Bank mengalami kesulitan yang dapat membahayakan kelangsungan usahanya & ditempatkan dalam pengawasan khusus BI (special survellance),dengan kriteria : Faktor Solvabilitas / Struktural: CAR < 8 % ; atau Faktor Likuiditas: GWM < 5% dan trend menurun relatif cepat atau permasalahan likuiditas mendasar Bank Indonesia mengumumkan Bank yang dikenakan Mandatory Supervisory Action serta tindakan yang diminta utk dilakukan Bank Jika diperpanjang maka akan diumumkan ke publik Bank Indonesia melakukan CDO (tindakan sesuai Pasal 37 ayat (1) dan Pasal 52) untuk tujuan penyehatan Bank, dalam rangka special surveillance antara lain : 1. Capital Restoration Plan dan beberapa tindakan lainnya : Bank dengan CAR > 6% namun <8% 2. Mandatory Supervisory Action : a. Bank dengan CAR < 6% b. Capital Restoration Plan tidak dipenuhi atau tidak disetujui BI 3. Tindakan lain sesuai Ps 37 (1) dan Ps 52: Mengganti Pengurus Bank; Menghapusbukukan Kredit Macet; Melakukan Merger atau Konsolidasi dengan Bank lain Menjual Bank kepada pihak lain Menyerahkan pengelolan seluruh/sebagian kegiatan kepada pihak lain Menjual sebagian atau seluruh harta atau kewajiban Bank Membekukan kegiatan usaha tertentu Pelaksanaan CDO dalam jangka waktu maksimal (khusus untuk Bank Domestik) 6 (enam) bulan untuk listed bank; atau 3 (tiga) bulan untuk non-listed bank (Jangka waktu dapat diperpanjang maksimal 3 bulan atas pertimbangan perkembangan program penyehatan Bank yang realistis) A B C 1
A Sebelum jangka waktu berakhir dan kondisi Bank menurun dengan cepat Kriteria Bank: CAR < 2% GWM < 0% dan tidak dapat diselesaikan B Setelah jangka waktu berakhir dan kondisi Bank tidak berubah Kriteria Bank yang akan disehatkan oleh BPPN memiliki pengaruh terhadap perekonomian nasional dan daerah memiliki CAR < 8% dinilai dapat meningkatkan CAR menjadi > 8% Apakah Bank memenuhi kriteria penyehatan oleh BPPN tersebut? C Setelah jangka waktu berakhir dan kondisi Bank membaik Kriteria Bank : CAR > 8 % ; atau GWM > 5%. Pengawasan Intensif & diumumkan bagi Bank yang juga diumumkan pada saat dikenakan Mandatory Supervisory Action TIDAK YA Pengawasan Normal (judgment) Penyerahan Bank kepada BPPN dengan Status BDP dan BPPN melakukan langkah-langkah penyehatan. Apakah program penyehatan oleh BPPN berhasil? Kriteria Bank : CAR > 8 %; GWM > 5%; Tidak terdapat permasalahan BMPK, PDN dan PPAP NPL membaik Business Plan mengindikasikan pencapaian CAR > 8% akan berkelanjutan (sustainable CAR) Kriteria lain yang ditetapkan Ketua BPPN. TIDAK YA Pengawasan Intensif Pengawasan Normal (Judgement) 2
Penempatan dalam pengawasan khusus (special surveillance) apabila telah memenuhi kriteria Bagi Bank Asing dan Joint Venture Bank, jangka waktu SSU hanya 15 hari kerja Bank Indonesia melakukan tindakan CDO sebagai upaya penyehatan Apabila tidak berhasil, maka Bank akan dilikuidasi sesuai ketentuan yang berlaku. 3
TAHAPAN CAPITAL RESTORATION PLAN CRP diajukan Bank kpd Bank Indonesia paling lambat 15 hari kerja sejak Bank menerima surat pemberitahuan dari BI Bank Indonesia menilai CRP selama 15 hari kerja dan memberitahukan kepada Bank atas persetujuan atau penolakan CRP Bank Indonesia menilai REVISI CRP selama 10 hari kerja dan memberitahukan kepada Bank atas persetujuan atau penolakan REVISI CRP Apabila CRP ditolak, Bank mengajukan revisi CRP paling lambat 10 hari kerja sejak Bank menerima surat pemberitahuan Bagi Bank dengan CAR <8% dan tidak mengajukan CRP, wajib memenuhi Mandatory Supervisory Actions dan Bank yang tidak mengajukan Revisi CRP atau Revisi CRP ditolak Bank Indonesia, wajib memenuhi Mandatory Supervisory Actions SELAIN CAPITAL RESTORATION PLAN, BANK DENGAN 6% < CAR <8%, JUGA DIKENAKAN TINDAKAN: Larangan distribusi Modal; Larangan transaksi dengan pihak terkait, kecuali atas izin Bank Indonesia Pembatasan ekspansi usaha atau kegiatan baru, kecuali atas izin Bank Indonesia Pembatasan peningkatan Gaji/pembayaran Bonus/Kompensasi untuk pengurus Bank Larangan pembayaran Subordinate Loan Laporan perubahan kepemilikan < 10% Larangan perubahan kepemilikan > 10% baik langsung maupun sebagai pemegang saham acting in concert Kewajiban penyampaian laporan-laporan tertentu Penempatan OSP dan pemberlakuan CDO lainnya (apabila diperlukan) 4
1. Kewajiban melaksanakan Capital Restoration Plan (CRP); dan 2. Mandatory Supervisory Actions: Larangan distribusi Modal; Larangan transaksi dengan pihak terkait, kecuali atas persetujuan Bank Indonesia Pembatasan pertumbuhan asset dan penyaluran kredit baru, kecuali atas persetujuan Bank Indonesia Pembatasan ekspansi usaha atau kegiatan baru, kecuali atas persetujuan Bank Indonesia Pembatasan peningkatan Gaji/pembayaran Bonus/Kompensasi untuk pengurus Bank Larangan pembayaran Subordinate Loan Laporan perubahan kepemilikan < 10% Larangan dari perubahan kepemilikan > 10% baik langsung maupun shareholder acting in concert Larangan penjualan asset (termasuk peningkatan komitmen dan kontinjensi) tanpa persetujuan Bank Indonesia kecuali SBI, Giro Bank Indonesia, Tagihan Antar Bank, dan Obligasi Pemerintah; Penempatan OSP dalam rangka persiapan (tugas OSP dalam tahap ini berbeda dengan OSP dalam tahap intensive supervision maupun dalam tahap CRP) Kewajiban menyampaikan informasi dan dokumen tertentu: susunan kepengurusan, kepemilikan, data nasabah, laporan keuangan anak perusahaan, dan struktur organisasi perusahaan induk Bank Indonesia memberitahukan Mandatory Supervisory Action kepada otoritas pengawas yang berwenang thd perusahaan induk dan perusahaan anak Bank. 5