PROSEDUR BANK DALAM PENGAWASAN INTENSIF & DALAM PENGAWASAN KHUSUS

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 3/25/PBI/2001 TENTANG PENETAPAN STATUS BANK DAN PENYERAHAN BANK KEPADA BADAN PENYEHATAN PERBANKAN NASIONAL

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 6/ 9 /PBI/2004 TENTANG TINDAK LANJUT PENGAWASAN DAN PENETAPAN STATUS BANK GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 3 /PBI/2011 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 3 /PBI/2011 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/2/PBI/2013 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK UMUM KONVENSIONAL

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 2/11/PBI/2000 TENTANG PENETAPAN STATUS BANK DAN PENYERAHAN BANK KEPADA BADAN PENYEHATAN PERBANKAN NASIONAL

Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penetapan Status dan Tindak Lanjut Pengawasan BPR dan BPRS

RANCANGAN POJK PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK UMUM

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /POJK.03/2017 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK UMUM

SALINAN PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN NOMOR 3/PLPS/2005 TENTANG PENYELESAIAN BANK GAGAL YANG TIDAK BERDAMPAK SISTEMIK

-2- sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu diperlukan penyempurnaan mekanisme tindak lanjut penanganan permasalahan Ban

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Kelembagaan. Penetapan Status dan Tindak Lanjut Pengawasan Bank

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 (Dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN KEUANGAN BANK

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 30 SEPTEMBER 2007 DAN 2006 (Dalam Jutaan Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. waktu Pada pertengahan tahun 1997, industri perbankan akhirnya

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 6 /PBI/2011 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.81, 2009 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5012)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/34/PBI/2005 TENTANG TINDAK LANJUT PENANGANAN TERHADAP BANK PERKREDITAN RAKYAT DALAM STATUS PENGAWASAN KHUSUS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1999 TENTANG PENCABUTAN IZIN USAHA, PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/ 20 /PBI/2009 TENTANG TINDAK LANJUT PENANGANAN TERHADAP BANK PERKREDITAN RAKYAT DALAM STATUS PENGAWASAN KHUSUS

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/10 /PBI/2003 TENTANG PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM KEGIATAN PENYERTAAN MODAL GUBERNUR BANK INDONESIA,

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 30 SEPTEMBER 2003 & 2002

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LIKUIDASI BANK DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN. Pengertian Likuidasi Bank menurut Pasal 1 angka 13 Peraturan Lembaga

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 31 DESEMBER 2003 & 2002

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR:9/1/PBI/2007 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 6 /PBI/2011 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

2017, No menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Prinsip Kehati-hatian dalam Kegiatan Penyertaan Modal; Mengingat : 1. Undang-Undan

KONSOLIDASI POS-POS. Des 2005 Des 2004 Des 2005 Des 2004 AKTIVA 41,215 28,657

Lex et Societatis, Vol. III/No. 10/Nov/2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia perbankan saat ini banyak disorot oleh masyarakat banyak karena

PENANGANAN BANK GAGAL BERDAMPAK SISTEMIK

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

Jasa Keuangan ini. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

BAB III METODE PENELITIAN dengan nama Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat

2017, No menetapkan Peraturan Bank Indonesia tentang Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek bagi Bank Umum Konvensional; Mengingat : 1. Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

NERACA KONSOLIDASI Tanggal 30 Juni 2002 dan 2001 ( Dalam jutaan rupiah )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 36 /POJK.03/2017 TENTANG PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM KEGIATAN PENYERTAAN MODAL

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/3/PBI/2017 TENTANG PINJAMAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/11/PBI/2013 TENTANG PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM KEGIATAN PENYERTAAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan yaitu yang dimaksud dengan

KESEHATAN DAN RAHASIA BANK

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi, politik dan krisis multi dimensi yang berkepanjangan. Krisis

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 1 /PBI/2011 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Umum dalam Rupiah dan Valuta Asing bagi Bank Umum Konvensional; Mengingat : Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (L

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia memiliki peranan penting bagi pertumbuhan

PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM. PT BANK BALI Tbk ( Induk Perusahaan ) Per 31 Maret 2002 dan 2001.

Q & A TERKAIT PENGAWASAN BANK CENTURY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

SIARAN PERS OJK TERBITKAN TIGA PERATURAN TINDAK LANJUT UU PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI. asing. Penelitian ini juga ingin menguji pengaruh capital adecuacy ratio (CAR),

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang cukup pesat, baik dari sisi volume usaha, mobilisasi dana

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/14 /PBI/2012 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

NERACA KONSOLIDASI. Tanggal 30 September 2002 dan ( Dalam jutaan rupiah )

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 26 /PBI/2008 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No. 3/31/DPNP Jakarta, 14 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/25 /PBI/2003 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN (FIT AND PROPER TEST) GUBERNUR BANK INDONESIA,

2017, No Tahun 2008 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4867); 3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, IRR, BOPO,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian

-2- persyaratan agar divestasi yang dilakukan atas inisiatif sendiri tidak dimanfaatkan Bank untuk melakukan kegiatan investment banking. Dalam rangka

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 8/POJK.03/2014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

PERAN LPS DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang berfungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/23/PBI/2004 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN (FIT AND PROPER TEST) BANK PERKREDITAN RAKYAT

Hal 9-2. C tive by Ticha. Hal 9-4. C tive by Ticha

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 sangat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan

PENGURUS BANK PEMILIK BANK

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan Neraca STANDARD CHARTERED BANK WISMA STANDARD CHARTERED,.JL.SUDIRMAN KAV 33 A, Telp.

No Restrukturisasi Perbankan, Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan tentang Penanganan Permasalahan Solvabilitas Bank Sistemik, Peraturan Lembaga

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1996 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PENCABUTAN IZIN USAHA, PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI BANK

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/1/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan kerja serta kemampuan lainnya pada suatu perusahaan. Sama seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB I PENDAHULUAN. bank, maka dituntut adanya pelaksanaan usaha yang berkaitan erat dengan

PENGURUS BANK PEMILIK BANK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 3/22/PBI/2001 TENTANG TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN BANK GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. utama suatu bank adalah menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DRAFT PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/ /20 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8/POJK.03/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat

NERACA PER 31 MARET 2005 & 2004 (Dalam Jutaan Rupiah) NO POS - POS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaruh Risiko Usaha Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada

Transkripsi:

Bank memiliki potensi membahayakan kelangsungan usahanya dengan kriteria: 1. Predikat TKS = KS atau TS; 2. memiliki masalah potential dan actual dibidang likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas berdasarkan Composite Risk Assesment; 3. Pelanggaran/pelampauan BMPK dan action plan dinilai tidak mungkin dicapai; 4. Pelanggaran PDN dgn usulan penyelesaian Bank yg tidak mungkin dicapai; 5. Rasio GWM > 5% namun memiliki permasalahan likuiditas; 6. Memiliki permasalahan profitabilitas yang mendasar; 7. Memiliki NPL (netto) > 5 % dari total kredit. Bank memiliki potensi systemic risk, antara lain: 1. Total Aset cukup besar; 2. Bank Peserta Program Rekapitalisasi Bank ditempatkan dalam intensive supervision dan Bank Indonesia memberitahukan kepada Bank. Kondisi Bank membaik Bank Indonesia dapat melakukan tindakan-tindakan antara lain: 1. Meminta tambahan laporan-laporan dari Bank 2. Peningkatan frekwensi pengkinian dan pemantauan Business Plan 3. Penyusunan Action Plan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi Bank 4. Penempatan OSP (untuk tujuan monitoring) 5. CDO sesuai dengan bank dalam SSU (apabila diperlukan) Kondisi Bank tidak membaik Pengawasan Normal (judgement) Bank mengalami kesulitan yang dapat membahayakan kelangsungan usahanya & ditempatkan dalam pengawasan khusus BI (special survellance),dengan kriteria : Faktor Solvabilitas / Struktural: CAR < 8 % ; atau Faktor Likuiditas: GWM < 5% dan trend menurun relatif cepat atau permasalahan likuiditas mendasar Bank Indonesia mengumumkan Bank yang dikenakan Mandatory Supervisory Action serta tindakan yang diminta utk dilakukan Bank Jika diperpanjang maka akan diumumkan ke publik Bank Indonesia melakukan CDO (tindakan sesuai Pasal 37 ayat (1) dan Pasal 52) untuk tujuan penyehatan Bank, dalam rangka special surveillance antara lain : 1. Capital Restoration Plan dan beberapa tindakan lainnya : Bank dengan CAR > 6% namun <8% 2. Mandatory Supervisory Action : a. Bank dengan CAR < 6% b. Capital Restoration Plan tidak dipenuhi atau tidak disetujui BI 3. Tindakan lain sesuai Ps 37 (1) dan Ps 52: Mengganti Pengurus Bank; Menghapusbukukan Kredit Macet; Melakukan Merger atau Konsolidasi dengan Bank lain Menjual Bank kepada pihak lain Menyerahkan pengelolan seluruh/sebagian kegiatan kepada pihak lain Menjual sebagian atau seluruh harta atau kewajiban Bank Membekukan kegiatan usaha tertentu Pelaksanaan CDO dalam jangka waktu maksimal (khusus untuk Bank Domestik) 6 (enam) bulan untuk listed bank; atau 3 (tiga) bulan untuk non-listed bank (Jangka waktu dapat diperpanjang maksimal 3 bulan atas pertimbangan perkembangan program penyehatan Bank yang realistis) A B C 1

A Sebelum jangka waktu berakhir dan kondisi Bank menurun dengan cepat Kriteria Bank: CAR < 2% GWM < 0% dan tidak dapat diselesaikan B Setelah jangka waktu berakhir dan kondisi Bank tidak berubah Kriteria Bank yang akan disehatkan oleh BPPN memiliki pengaruh terhadap perekonomian nasional dan daerah memiliki CAR < 8% dinilai dapat meningkatkan CAR menjadi > 8% Apakah Bank memenuhi kriteria penyehatan oleh BPPN tersebut? C Setelah jangka waktu berakhir dan kondisi Bank membaik Kriteria Bank : CAR > 8 % ; atau GWM > 5%. Pengawasan Intensif & diumumkan bagi Bank yang juga diumumkan pada saat dikenakan Mandatory Supervisory Action TIDAK YA Pengawasan Normal (judgment) Penyerahan Bank kepada BPPN dengan Status BDP dan BPPN melakukan langkah-langkah penyehatan. Apakah program penyehatan oleh BPPN berhasil? Kriteria Bank : CAR > 8 %; GWM > 5%; Tidak terdapat permasalahan BMPK, PDN dan PPAP NPL membaik Business Plan mengindikasikan pencapaian CAR > 8% akan berkelanjutan (sustainable CAR) Kriteria lain yang ditetapkan Ketua BPPN. TIDAK YA Pengawasan Intensif Pengawasan Normal (Judgement) 2

Penempatan dalam pengawasan khusus (special surveillance) apabila telah memenuhi kriteria Bagi Bank Asing dan Joint Venture Bank, jangka waktu SSU hanya 15 hari kerja Bank Indonesia melakukan tindakan CDO sebagai upaya penyehatan Apabila tidak berhasil, maka Bank akan dilikuidasi sesuai ketentuan yang berlaku. 3

TAHAPAN CAPITAL RESTORATION PLAN CRP diajukan Bank kpd Bank Indonesia paling lambat 15 hari kerja sejak Bank menerima surat pemberitahuan dari BI Bank Indonesia menilai CRP selama 15 hari kerja dan memberitahukan kepada Bank atas persetujuan atau penolakan CRP Bank Indonesia menilai REVISI CRP selama 10 hari kerja dan memberitahukan kepada Bank atas persetujuan atau penolakan REVISI CRP Apabila CRP ditolak, Bank mengajukan revisi CRP paling lambat 10 hari kerja sejak Bank menerima surat pemberitahuan Bagi Bank dengan CAR <8% dan tidak mengajukan CRP, wajib memenuhi Mandatory Supervisory Actions dan Bank yang tidak mengajukan Revisi CRP atau Revisi CRP ditolak Bank Indonesia, wajib memenuhi Mandatory Supervisory Actions SELAIN CAPITAL RESTORATION PLAN, BANK DENGAN 6% < CAR <8%, JUGA DIKENAKAN TINDAKAN: Larangan distribusi Modal; Larangan transaksi dengan pihak terkait, kecuali atas izin Bank Indonesia Pembatasan ekspansi usaha atau kegiatan baru, kecuali atas izin Bank Indonesia Pembatasan peningkatan Gaji/pembayaran Bonus/Kompensasi untuk pengurus Bank Larangan pembayaran Subordinate Loan Laporan perubahan kepemilikan < 10% Larangan perubahan kepemilikan > 10% baik langsung maupun sebagai pemegang saham acting in concert Kewajiban penyampaian laporan-laporan tertentu Penempatan OSP dan pemberlakuan CDO lainnya (apabila diperlukan) 4

1. Kewajiban melaksanakan Capital Restoration Plan (CRP); dan 2. Mandatory Supervisory Actions: Larangan distribusi Modal; Larangan transaksi dengan pihak terkait, kecuali atas persetujuan Bank Indonesia Pembatasan pertumbuhan asset dan penyaluran kredit baru, kecuali atas persetujuan Bank Indonesia Pembatasan ekspansi usaha atau kegiatan baru, kecuali atas persetujuan Bank Indonesia Pembatasan peningkatan Gaji/pembayaran Bonus/Kompensasi untuk pengurus Bank Larangan pembayaran Subordinate Loan Laporan perubahan kepemilikan < 10% Larangan dari perubahan kepemilikan > 10% baik langsung maupun shareholder acting in concert Larangan penjualan asset (termasuk peningkatan komitmen dan kontinjensi) tanpa persetujuan Bank Indonesia kecuali SBI, Giro Bank Indonesia, Tagihan Antar Bank, dan Obligasi Pemerintah; Penempatan OSP dalam rangka persiapan (tugas OSP dalam tahap ini berbeda dengan OSP dalam tahap intensive supervision maupun dalam tahap CRP) Kewajiban menyampaikan informasi dan dokumen tertentu: susunan kepengurusan, kepemilikan, data nasabah, laporan keuangan anak perusahaan, dan struktur organisasi perusahaan induk Bank Indonesia memberitahukan Mandatory Supervisory Action kepada otoritas pengawas yang berwenang thd perusahaan induk dan perusahaan anak Bank. 5