EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN GEOGRAFI DENGAN STRATEGI DISCOVERY- INQUIRY. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Geografi. Media Informasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Surono, Pengaruh model pembelajaran inquiry...

III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lailly Ramadhani dan Tri Harsono. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan.Jl.Willem Iskandar Pasar V Medan ABSTRAK

PENGARUH SUMBER BELAJAR BERBASIS LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH

PENGARUH MODEL COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 LUBUKLINGGAU ABSTRAK

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2014/2015 di kelas VII MTs Al-Muttaqin Pekanbaru. Sedangkan,

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Perintis 1

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

JURNAL SAINTIFIK VOL.2 NO.2, JULI Kata kunci: Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Tim Kuis, Eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

Miftakhul Jannah. Guru IPA SMP Negeri 2 Pringapus Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

Wiwik Andriyani 1), Dr.H. Suratno, M.Pd 2), Rosmiati, S.Pd, M.Pd 3)

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. bentuk Nonequivalent Control Group Design karena pada kenyataanya penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa hasil belajar siswa di SMA Negeri 10 Sarolangun masih belum memenuhi standar yang telah 1 XI IPA 1 65,24

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mungkin dapat mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

KOMPARASI PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI DENGAN MEDIA SLIDE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 15 BANJARMASIN

LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS IX SEMESTER I SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH OLEH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Metro pada tahun 2014.

Nuriah Habibah*, Erviyenni**, Susilawati*** No.

Lutvi Dwi Aprilia dan Supardiyono Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

BAB III METODE PENELITIAN R X O 2 R O 4

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh

Perbandingan Peningkatan Keterampilan Generik Sains Antara Model Inquiry Based Learning dengan Model Problem Based Learning

KeyWords :Guided Inquiry, student achievement, salt hydrolysis.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Fitri Agustina Lubis. Abstact. Kata Kunci : Model Pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS), Aktivitas, Sistem Pencernaan Pada Manusia.

Khairun Nisa Marwan dan Rita Juliani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Nurlia 1 *, Mursalin 2 *, Citron S. Payu 3 **

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

III. METODE PENELITIAN. oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis,

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sidosari Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada semester genap Tahun Pelajaran

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN CAHAYA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

METODE PENELITIAN. penyajian pelajaran dimana, siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan. efektif dan efisien jika diterapkan di suatu tempat.

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP EFEKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 MEDAN

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

62 Purwanti, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Prestasi Belajar JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penilitian ini adalah Eksperimental-semu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tidak bisa mengontrol variabel-variabel lain atau pengaruh lain yang akan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Vol.09/No.02/Januari 2017 ISSN:

PENGARUHMODEL PEMBELAJARANINQUIRY TRAINING TERHADAPHASILBELAJARSISWA PADAMATERI POKOK ELASTISITAS KELAS XI SEMESTER I DI MAN 1 MEDAN T.

Transkripsi:

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN GEOGRAFI DENGAN STRATEGI DISCOVERY- INQUIRY BERBANTUAN ALAT PRAKTIKUM PADA MATERI POKOK ATMOSFER DI SMA NEGERI 16 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Ferani Mulianingsih Jurusan Geografi FIS-Unnes Abstrak Hasil penelitian menunjukkan bahwa, nilai post test materi pokok atmosfer kelompok eksperimen 1 dengan analisis data menggunakan uji statistik diperoleh t hitung yaitu (8,186) dengan taraf signifikansi 5% diperoleh t tabel yaitu (1,70). Nilai post test materi pokok atmosfer kelompok eksperimen 2 dengan analisis data menggunakan uji statistik diperoleh t hitung yaitu (7,981) dengan taraf signifikansi 5% diperoleh t tabel yaitu (1,70). Karena t hitung > t tabel maka dinyatakan bahwa ada perbedaan hasil belajar antara yang menggunakan strategi discovery-inquiry berbantuan alat praktikum dengan pembelajaran ekspositori, dan dinyatakan hasil belajar siswa kelompok eksperimen lebih baik (dengan nilai rata-rata kelas 77,49) dari pada hasil belajar siswa kelompok kontrol (dengan nilai rata-rata 69,03). Kata Kunci: Pembelajaran, strategi discovery-inquiry, alat praktikum PENDAHULUAN Standar isi dan standar kelulusan merupakan acuan utama bagi penyusunan satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. Kurikulum yang dikembangkan oleh Satuan Pendidikan ini disebut Kurikulun Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Hasil wawancara peneliti dengan guru geografi SMA Negeri 16 Semarang pada tanggal 23-26 November 2009, diterangkan bahwa siswa sering mengalami kesulitan dalam memahami mata pelajaran geografi termasuk di dalamnya materi pokok atmosfer. Terbukti dari nilai hasil belajar geografi yang rendah. Aktivitas siswa terlihat pasif, kurang berani mengemukakan pendapat, akibatnya pemahaman dan kemampuan penalaran siswa terhadap materi menjadi rendah. Berkaitan dengan standar ketuntasan, pada kenyataannya masih ada siswa yang mengalami masalah dengan hasil belajar. Terlihat dari data ujian tengah semester I mata pelajaran geografi siswa kelas X SMA Negeri 16 Semarang tahun pelajaran 2009/2010, dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) sebesar 65 dari 254 siswa terdapat 128 siswa atau sebesar 50,39% tidak tuntas. Nilai terendah sebesar 43 dan nilai tertinggi sebesar 80 (lihat Tabel 1.1). Berdasarkan data pada tahun pelajaran 2007/ 2008, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) pada materi pokok atmosfer menggunakan strategi mengajar ekspositori, dimana guru hanya menggunakan ceramah dalam kegiatan belajar mengajar, dan guru hanya menggunakan LKS (Lembar Kerja Siswa) dalam mengajar (lihat Lampiran 1 halaman 114). Berdasarkan 64 Volume 8 No. 1 Januari 2011

data hasil belajar pada materi pokok atmosfer siswa kelas X SMA Negeri 16 Semarang tahun pelajaran 2007/2008, dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) sebesar 65 dari 146 siswa terdapat 84 siswa atau sebesar 57,53% tidak tuntas (lihat Tabel 1.2). Berdasarkan data pada tahun pelajaran 2008/ 2009, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) pada materi pokok atmosfer menggunakan strategi mengajar yang sama dalam tahun pelajaran 2007/2008, dengan pembelajaran ekspositori, dimana guru hanya Tabel 1.1 Data Ujian Tengah Semester Kelas X SMA Negeri 16 Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010 No Kelas KKM Nilai Jumlah Siswa Tertinggi Terendah Tuntas Tidak Tuntas 1 X 1 65 72 62 18 18 2 X 2 65 79 53 20 17 3 X 3 65 76 55 17 19 4 X 4 65 80 53 19 17 5 X 5 65 71 29 18 18 6 X 6 65 77 43 17 19 7 X 7 65 78 58 17 20 Jumlah 126 128 % 49,61% 50,39% Sumber: Hasil Observasi Awal Peneliti Tahun 2009 Tabel 1.2 Data Nilai Materi Pokok Atmosfer Kelas X SMA Negeri 16 Semarang Tahun Pelajaran 2007/2008 No Kelas KKM Nilai Jumlah Siswa Tertinggi Terendah Tuntas Tidak Tuntas 1 X 1 65 72 51 15 23 2 X 2 65 69 44 17 19 3 X 3 65 70 44 15 22 4 X 4 65 74 43 15 20 Jumlah 62 84 % 42,47% 57,53% Sumber: Hasil Observasi Awal Peneliti Tahun 2009 Jurnal Geografi 65

menggunakan ceramah dalam kegiatan belajar mengajar, dan hanya menggunakan LKS (Lembar Kerja Siswa) dalam mengajar (lihat Lampiran 2 halaman 116). Berdasarkan data hasil belajar pada materi pokok atmosfer siswa kelas X SMA Negeri 16 Semarang tahun pelajaran 2008/2009, dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) sebesar 65 dari 92 siswa terdapat 67 siswa atau sebesar 72,83% tidak tuntas (lihat Tabel 1.3). Menurut hasil penelitian Pujiastuti (2003) mengenai pembelajaran penemuan sebagai bagian dari discoveryinquiry, menunjukkan bahwa pembelajaran penemuan ini dapat meningkatkan pemahaman IPA Biologi dan kemampuan induksi siswa. Sedang penelitian Marimuthu (2007) menegaskan bahwa pembelajaran discovery-inquiry dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam menentukan suatu pengetahuan IPA. Penelitian yang dilakukan oleh Teguh Julianto (2006) dengan judul Improving Knowledge of Heredity Concept Using Discovery-Inquiry Method: An Example of Class-Room Action Research, diperoleh hasil penelitian bahwa penerapan discoveryinquiry mampu meningkatkan pengetahuan siswa dalam memahami konsep pola hereditas. Peningkatan ini ditunjukkan oleh beberapa indikator, seperti peningkatan kegiatan mengajar, munculnya partisipasi siswa dalam proses pengajaran serta kemajuan siswa skor prestasi belajar. Penelitan tersebut di atas, kiranya makin jelas keefektifan penerapan metode discovery-inquiry dalam upaya meningkatkan berbagai hal kaitannya dengan aktivitas belajar siswa. Metode discoveryinquiry dirasa sebagai sarana yang baik dalam usaha menyelesaikan permasalahan di SMA Negeri 16 Semarang tersebut. Strategi discovery-inquiry yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini, siswa diminta untuk mencari dan menemukan sendiri mengenai materi pokok atmosfer. Guru dalam proses belajar mengajar ini, bertugas membimbing siswa. Materi atmosfer yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini meliputi: pengukuran suhu udara, pengukuran kelembaban udara, pengukuran Tabel 1.3 Data Nilai Materi Pokok Atmosfer Kelas X SMA Negeri 16 Semarang Tahun Pelajaran 2008/2009 No Kelas KKM Nilai Jumlah Siswa Tertinggi Terendah Tuntas Tidak Tuntas 1 X 1 65 72 44 9 22 2 X 2 65 70 42 9 22 3 X 3 65 69 51 7 23 Jumlah 25 67 % 27,17% 72,83% Sumber: Hasil Observasi Awal Peneliti Tahun 2009 66 Volume 8 No. 1 Januari 2011

tekanan udara, dan analisis data curah hujan. Materi atmosfer tersebut sesuai dengan strategi discoveryinquiry, karena dalam proses belajar mengajar, siswa dilatih untuk aktif, berpikir kreatif, mengkonstruksi pengetahuannya, merancang, mengalami, dan mengembangkan pengalamannya secara mandiri. Berdasarkan keadaan siswa SMA Negeri 16 Semarang tersebut dan membaca beberapa teori yang relevan, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian di SMA Negeri 16 Semarang dengan mengambil judul Efektivitas Pembelajaran Geografi Dengan Strategi Discovery-Inquiry Berbantuan Alat Praktikum Pada Materi Pokok Atmosfer di SMA Negeri 16 Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010. Penelitian ini bermaksud untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut. a). Apakah pembelajaran geografi dengan strategi discoveryinquiry pada materi pokok atmosfer kelas X SMA Negeri 16 Semarang dapat meningkatkan ketuntasan belajar? b) Adakah perbedaan yang signifikan antara hasil belajar geografi siswa pada pembelajaran geografi dengan materi pokok Atmosfer di kelas X SMA Negeri 16 Semarang dengan strategi discovery-inquiry jika dibandingkan dengan pembelajaran ekspositori? c) Seberapa besar kontribusi strategi discovery-inquiry dengan materi pokok atmosfer pada hasil belajar kelas X SMA Negeri 16 Semarang? Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi obyektif mengenai hasil belajar siswa SMA melalui pembelajaran dengan strategi discovery-inquiry dan pembelajaran ekspositori. Secara lebih rinci tujuan penelitian ini adalah. a) Mengkaji tentang hasil belajar geografi dengan strategi discovery-inquiry berbantuan alat praktikum pada materi pokok atmosfer kelas X SMA Negeri 16 Semarang mencapai ketuntasan belajar. b) Mengkaji tentang hasil belajar geografi siswa pada pembelajaran geografi materi pokok atmosfer kelas X SMA Negeri 16 Semarang dengan strategi discovery-inquiry jika dibandingkan dengan pembelajaran ekspositori. c) Mengetahui kontribusi strategi discovery-inquiry materi pokok atmosfer pada hasil belajar kelas X SMA Negeri 16 Semarang. METODE PENELITIAN Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan strategi discovery-inquiry berbantuan alat praktikum, variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dalam materi atmosfer. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experimental Design. Bentuk Quasi Experimental Design yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Pretest-Posttest Control Group Design. Jadi, dalam model ini terdapat kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dimana pengambilannya dilakukan secara random. Antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberi perlakuan yang berbeda. Bertitik tolak dari judul yang diajukan, bahan eksperimen dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 variabel yakni variabel bebas dan variabel terikat. 1) Variabel bebas, yaitu variabel bebas atau variabel (X) dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan strategi discovery-inquiry berbantuan alat praktikum, Jurnal Geografi 67

dengan sub variabel: tugas individu analisis data curah hujan menentukan iklim Koppen, Schmidth-Ferguson, dan Oldeman; hasil laporan kunjungan ke BMKG Kota Semarang dan pengamatan di lapangan; dan hasil tes (pretest dan posttest). 2) Variabel terikat, yaitu variabel terikat atau variabel (Y) dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dalam materi Atmosfer, dengan sub variabel: nilai tugas individu analisis data curah hujan menentukan iklim Koppen, Schmidth-Ferguson, dan Oldeman; hasil laporan kunjungan ke BMKG Kota Semarang dan pengamatan di lapangan; dan hasil tes (pretest dan posttest). Penelitian ini akan mengukur variabel berupa hasil belajar siswa, sehingga metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode tes, dokumentasi, lembar observasi, dan angket. Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini yaitu hasil belajar pada ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Metode tes digunakan untuk mengukur hasil belajar pada ranah kognitif siswa. Dokumentasi dan lembar observasi dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan dan menilai proses belajar mengajar. Sedangkan angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui faktor non eksperimen siswa dan guru. Data yang dibutuhkan dalam penelitian diperoleh menggunakan metode dan alat pengumpulan data sebagai berikut: metode tes, metode dokumentasi, metode observasi, dan metode Angket. Penilaian dengan persen ini digunakan untuk mendeskripsikan aspek afektif dan psikomotorik siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol selama kegiatan belajar mengajar materi atmosfer. Data yang di dapat dari lembar observasi pada materi pokok atmosfer agar dapat dianalisis maka diubah menjadi data kuantitatif. Analisis deskripsi persentase ini, juga digunakan untuk mendeskripsikan tentang angket siswa dan guru. Uji normalitas dan uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berangkat dari keadaan yang sama.uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol. Statistika yang digunakan adalah uji t. Uji ketuntasan belajar ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol telah mencapai ketuntasan belajar. HASIL DAN PEMBAHASAN Objek dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 16 Semarang yang terletak di Jalan Ngadirgo Kelurahan Ngadirgo Kecamatan Mijen Kota Semarang. Batas wilayah Kecamatan Mijen yaitu: sebelah Utara berbatasan Kecamatan Ngaliyan, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kendal, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kendal, dan sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Gunungpati (lihat Lampiran 66 halaman 214). Batas wilayah Kelurahan Ngadirgo yaitu: sebelah Utara berbatasan Kecamatan Ngaliyan, sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Wonoplumbon, sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Wonolopo dan Kelurahan Mijen, dan sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Pesantren. SMA Negeri 16 Semarang terletak pada 7 0 1 59" LS dan 110 0 19 21" BT. Berdasarkan data hasil pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, diketahui bahwa hasil pretest pada materi pokok atmosfer mata 68 Volume 8 No. 1 Januari 2011

pelajaran geografi siswa pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol sangat rendah. Rata-rata hasil pretest pada kelompok eksperimen sebesar 52,13 dan rata-rata hasil pretest pada kelompok kontrol sebesar 52,53. Setelah diadakan treatmen pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, diketahui bahwa hasil posttest pada materi pokok atmosfer mata pelajaran geografi siswa pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol mengalami peningkatan. Rata-rata hasil posttest pada kelompok eksperimen sebesar 79,20 dan rata-rata hasil posttest pada kelompok kontrol sebesar 72,13. Hasil posttest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdapat perbedaan yang signifikan meskipun selisihnya kecil yaitu sebesar 7,07. Hal ini dapat dikarenakan oleh kondisi letak sekolah yang berada di antara hutan karet dan hutan jati, sehingga untuk memperoleh sumber belajar melalui media internet masih sangat sulit. Selain faktor letak sekolah yang berada di tengah hutan, faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar ini yaitu kondisi sosial ekonomi siswa dan motivasi berprestasi siswa. Sebagian besar siswa di SMA Negeri 16 Semarang mempunyai keadaan sosial ekonomi yang lemah. Perbedaan hasil belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dengan menggunakan uji t diketahui bahwa t hitung = 3,783 dengan á (taraf signifikan/taraf nyata) = 5% dengan dk (derajat kebebasan) = 30 + 30-2 = 58 diperoleh t = 2,00. Karena t berada pada daerah penolakan (0,95)(58) Ho, dan karena kriteria pengujian Ha diterima jika t hitung > t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil posttest antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil observasi pada kelompok eksperimen diperoleh data: 97,83% siswa sigap dalam menerima tugas, mengumpulkan tugas, menyelesaikan tugas, dan mencatat hal-hal yang penting; 99,11% siswa sangat baik dalam partisipasi awal pembelajaran; 91,33% siswa sangat baik dalam partisipasi pada saat proses pembelajaran; dan 94,89% siswa sangat baik dalam partisipasi akhir pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi pada kelompok kontrol diperoleh data: 85,5% siswa sigap dalam menerima tugas, mengumpulkan tugas, menyelesaikan tugas, dan mencatat hal-hal yang penting; 97,67% siswa sangat baik dalam partisipasi awal pembelajaran; 81% siswa baik dalam partisipasi pada saat proses pembelajaran; dan 81% siswa baik dalam partisipasi akhir pembelajaran. Sejumlah 30 butir soal obyektif yang peneliti susun dalam instrumen tes, dilakukan uji coba instrumen dengan menggunakan 30 siswa SMA Negeri 13 Semarang pada hari Senin 21 Desember 2009, setelah dilakukan analisis, terdapat 4 butir soal obyektif yang tidak valid dan 26 butir soal obyektif yang dinyatakan valid. Dari 26 butir soal tersebut, diambil 25 butir soal obyektif untuk digunakan sebagai soal pretest dan posttest penelitian. Hasil uji coba instrumen angket sosial ekonomi keluarga dengan jumlah soal 20 butir soal pada taraf signifikansi 5%, maka diperoleh r tabel = 0,361. Sedangkan hasil perhitungan diperoleh r pq antara 0,351 sampai dengan 0,785. Kriteria butir angket valid apabila r pq > r tabel. Karena nilai r pq > r tabel, maka butir angket dapat dikatakan valid. Dari 20 butir angket yang diujikan, diperoleh 17 butir angket yang valid yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, Jurnal Geografi 69

18, 19, 20. Sedangkan 3 butir angket yang tidak valid yaitu soal nomor 7, 8, 13. Sebagai tindak lanjutnya, angket yang tidak valid tidak digunakan lagi untuk mengukur faktor non eksperimen kelas sampel. Hasil uji coba instrumen angket pola asuh orang tua dengan jumlah soal 20 butir soal pada taraf signifikansi 5%, maka diperoleh r tabel = 0,361. Sedangkan hasil perhitungan diperoleh r pq antara 0,379 sampai dengan 0,579. Kriteria butir angket yang valid apabila r pq > r tabel. Karena nilai r pq > r tabel, maka butir angket dapat dikatakan valid. Dari 20 butir angket yang diujikan, diperoleh 18 butir angket yang valid yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 20. Sedangkan 2 butir angket yang tidak valid yaitu soal nomor 10, 18. Sebagai tindak lanjutnya, angket yang tidak valid tidak digunakan lagi untuk mengukur faktor non eksperimen kelas sampel. Hasil uji coba instrumen angket motivasi berprestasi dengan jumlah soal 20 butir soal pada taraf signifikansi 5%, maka diperoleh r tabel = 0,361. Sedangkan hasil perhitungan diperoleh r pq antara 0,377 sampai dengan 0,613. Kriteria butir angket yang valid apabila r pq > r tabel. Karena nilai r pq > r tabel, maka butir angket dapat dikatakan valid. Tahap pengambilan sampel ini dilakukan pretest terhadap subyek penelitian untuk melihat kondisi awal populasi penelitian. Jumlah populasi penelitian yaitu terdiri dari 254 siswa, maka dalam penelitian ini diperlukan sampel atau perwakilan populasi, guna memperoleh hasil penelitian yang maksimal, karena penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pertimbangan untuk mendapatkan perwakilan dari populasi yang baik, maka dilakukan pengambilan sampel 70 dengan memberikan peluang pada semua siswa kelas X semester genap tahun pelajaran 2009/2010. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling. Syarat diijinkannya teknik random sampling adalah apabila semua kelas yang ada dalam populasi mempunyai keadaan awal yang sama, oleh karena itu sebelum menentukan sampel penelitian, diadakan uji homogenitas, uji normalitas, dan uji kesamaan rata-rata keadaan awal populasi. Data nilai hasil pretest digunakan sebagai data awal dalam penelitian untuk uji homogenitas, uji normalitas, dan uji kesamaan rata-rata keadaan awal populasi. Berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas, diperoleh harga X 2 sebesar 3,221 dan hitung X2 tabel sebesar 12,59. Karena X 2 hitung <X2 maka populasi tabel mempunyai varians yang sama atau homogen. Berdasarkan hasil uji normalitas, karena X 2 hitung <X2 maka populasi penelitian berdistribusi tabel normal. Uji kesamaan rata-rata nilai pretest menggunakan analisis varians (anava). Uji kesamaan rata-rata nilai pretest digunakan untuk mengetahui kesamaan keadaan awal populasi. Berdasarkan perhitungan uji kesamaan rata-rata nilai pretest diperoleh hasil F hitung =0,566 dan F tabel =2,14. Karena F hitung <F tabel maka dari ketujuh kelas anggota populasi penelitian tidak ada perbedaan rata-rata hasil pretest. Setelah diketahui bahwa populasi penelitian mempunyai keadaan awal yang sama, maka peneliti mengacak 7 (tujuh) kelas populasi untuk diambil 2 (kelas) sebagai sampel penelitian. Sampel dalam penelitian ini yaitu kelas X-2 dan X-6. Masing-masing kelas sampel tersebut hanya diambil 30 siswa. Kelas X-6 dengan jumlah 30 siswa sebagai kelompok Volume 8 No. 1 Januari 2011

eksperimen. Kelas X-2 dengan jumlah 30 siswa sebagai kelompok kontrol. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan sebagai berikut. a) Terdapat keefektifan pengajaran discovery-inquiry berbantuan alat praktikum pada materi pokok atmosfer terhadap hasil belajar siswa kelas X semester genap SMA Negeri 16 Semarang tahun pelajaran 2009/2010, hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai posttest. Setelah diadakan treatment pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, diketahui bahwa hasil posttest pada materi pokok atmosfer mata pelajaran geografi siswa pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol mengalami peningkatan. Rata-rata hasil posttest pada kelompok eksperimen sebesar 77,65 dan rata-rata hasil posttest pada kelompok kontrol sebesar 69,03. b) Pengajaran discovery-inquiry berbantuan alat praktikum pada materi pokok atmosfer mempunyai kontribusi yang positif terhadap hasil belajar siswa, karena dalam proses pembelajaran siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran. Saran Guru hendaknya menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual pada proses pembelajaran, dan mampu memanfaatkan fasilitas dan alam sekitar sebagai sumber belajar. Bagi siswa hendaknya lebih memaksimalkan pemanfaatan sumber belajar Geogarfi baik di perpustakaan sekolah maupun menggunakan media lain. Hal ini sebagai bahan penunjang materi Geografi selain dari guru, yang nantinya diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan wawasan dan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian, siswa pada kelompok eksperimen dengan strategi discovery-inquiry berbantuan alat praktikum mempunyai nilai hasil belajar yang tinggi dan mencapai ketuntasan. Bagi sekolah, apabila dimungkinkan hendaknya: (1) Menambah fasilitas untuk semua mata pelajaran. Upaya perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa dapat melalui pemanfaatan alat praktikum yang sesuai dengan materi pokok tertentu dalam proses pembelajaran, sehingga dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. (2) Adanya perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. (3) Melaksanakan variasi strategi pembelajaran misalnya dengan menggunakan strategi discovery-inquiry berbantuan alat praktikum yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa maupun strategi pembelajaran lainnya. DAFTAR RUJUKAN Abdillah, Arif Taufiq Dani. 2009. Keefektifan Metode SQ3R Untuk Meningkatkan Motivasi Membaca Siswa SMP Negeri 4 Ungaran Tahun Pelajaran 2008/2009. Universitas Negeri Semarang. Tesis. Apriyanto, Heri. 2009. Pengaruh Penggunaan Metode Discovery-Inquiry Terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa di SMA Ditinjau dari Kemampuan Afektif Siswa. http://digilib.usm.ac.id. Budiningsih, C. A. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Dahar, R. W. 1996. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Jurnal Geografi 71

Dewanto. 2007. Seminar Pendidikan. Philipina: Cebu. Dewanto. 2005. Tinjauan Filosofis dan Praktis Metodologi Penelitian. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press. Dewanto; Tarmuji Tarsis. 2003. Metode Statistika. Yogyakarta: Liberty. Dewanto. 1994. Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan. Semarang: IKIP Semarang Press. Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sudjana, Nana. 2005. Metode Statistik. Bandung: Tarsito. Sudjana, Nana. 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya-Bandung. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2005. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara. Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Martensi, K. Dj. Mungin Eddy Wibowo. 1980. Identifikasi Kesulitan Belajar. Semarang: FIP-IKIP. Panggabean, Y, dkk. 2007. Strategi, Model dan Evaluasi Pembelajaran Kurikulum 2006. Bandung: Bina Media. Pujiastuti, Pratiwi. 2003. Pengaruh Pembelajaran IPA- Biologi Dengan Menggunakan Metode Diskoveri-Inkuiri Terhadap Kemampuan Analisis Dan Sintesis. Jurnal Penelitian Kependidikan. Vol. 13, No. 2. Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 72 Volume 8 No. 1 Januari 2011

Jurnal Geografi 73