BAB I PENDAHULUAN. perhatian banyak pihak akhir-akhir ini. Tidak sedikit kajian dilakukan di berbagai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir masyarakat Indonesia mulai percaya

BAB I PENDAHULUAN. jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan ekonomi yang dilaksanakan oleh. masyarakat dan negara kita adalah mencapai keadilan dan kemakmuran

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga keuangan yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. bank itu sendiri berasal dari kata banque dalam bahasa prancis dan banco dalam

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

I. Pendahuluan. optimal dalam industri perbankan nasional. Paska terbitnya Undang-Undang

ANALISIS KINERJA BANK SYARIAH DI INDONESIA (Studi Empiris Bank Umum Syariah)

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. No.7 Tahun 1992 Bank Syariah berdiri ditengah-tengah krisis ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, banyak bank konvensional yang bermasalah akibat negative spread,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa thitung sebesar berada pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank sebagai lembaga keuangan adalah bagian dari faktor

BAB I PENDAHULUAN. triwulan I dan II 2012, dimana ekonomi tumbuh secara berturut turut sebesar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. syariah Indonesia adalah tercapainya market share sebesar 5%. Namun hingga

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi pada saat ini. Bank berfungsi sebagai lembaga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bank Umum Syariah (BUS) Nasional di Indonesia dengan tahun amatan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dengan menggunakan pendekatan CAMELS pada data penelitian yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dua nasabah yang berbeda, satu pihak merupakan nasabah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kekurangan dana pada waktu yang ditentukan (Dendawijaya,

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BAGI HASIL TERHADAP PROFITABILITAS

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk membandingkan suatu kondisi dengan kondisi lainnya, pada penelitian ini yang

1. PENDAHULUAN. meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas ekonomi suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk jasa. Perbankan. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat muslim di Indonesia khususnya riba. Bank syariah seperti halnya bank

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Menurut Undang-undang RI No. 10 Tahun 1998 tanggal 10 November

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karolina, 2014 Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. dimulainya industri perbankan syariah di Indonesia. Namun hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis perbankan di Indonesia era tahun 60-an dan 70-an merupakan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. dalam sektor perbankan. Hal ini antara lain dipicu pengalaman negara-negara di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2008 Bank adalah badan usaha

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan. Perkembangan bank yang makin pesat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan suatu bidang usaha yang bergerak pada jasa keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. intermediary) antara pihak yang mempunyai dana (surplus unit) dengan pihak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki perekonomian Indonesia. Tingginya laju inflasi yang terus

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana telah diubah dengan Bank dalam Pasal 1 ayat (2) UU Nomor 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Sebagai lembaga yang mengumpulkan dana dari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENTABILITAS (ROA) PADA PT BPR DI KABUPATEN SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dari data yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Pada Desember

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN. Bank memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan akan ketersediaan pendanaan atau biaya. Sektor perbankan memiliki

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bank syariah di dunia merupakan fenomena yang menyita perhatian banyak pihak akhir-akhir ini. Tidak sedikit kajian dilakukan di berbagai tempat untuk mengetahui bagaimana praktik perbankan syariah yang sesungguhnya. Ekonomi syariah dianggap cukup menjanjikan untuk dijadikan alternatif dari sistem perekonomian internasional mengingat sistem perekonomian internasional yang dianut saat ini mulai terlihat memiliki banyak kelemahan. Bank syariah di Indonesia sekarang telah ada dalam fase perkembangan yang pesat. Hal ini ditunjukkan oleh berbagai data yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia mengenai perbankan syariah tahun 2012. Angka pertumbuhan bank syariah sampai dengan bulan Oktober 2012 mampu tumbuh sebesar 37% sehingga total assetnya menjadi 174,09 triliun. Pembiayaan telah mencapai Rp 135,58 triliun tumbuh 40,06% dan penghimpunan dana menjadi Rp 134,45 triliun meningkat 32,06%. Juga fakta-fakta lain seperti jumlah Bank Umum Syariah dan unit usaha syariah yang bertambah cukup banyak dalam jangka waktu beberapa tahun saja. Berkembangnya sistem perbankan syariah yang semakin pesat ini adalah dampak dari diberlakukannya undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah yang terbit tanggal 16 juli 2008. Peraturan ini membuat perkembangan perbankan syariah di Indonesia semakin memiliki landasan yang 1

2 memadai. Masyarakat semakin percaya dengan peranan bank syariah sehingga mendorong pertumbuhan bank syariah di Indonesia menjadi lebih cepat. Namun meskipun sedang dalam fase perkembangan yang pesat, tidak dipungkiri perbankan syariah masih belum dapat memaksimalkan pencapaiannya di segala aspek. Salah satunya adalah dalam hal perolehan rentabilitas. Setiap bank harus memperhatikan rentabilitas yaitu rasio laba terhadap nilai bersih, karena hal ini menggambarkan sejauh mana keberhasilan bank tersebut dalam menginvestasikan dananya. Sebagaimana tujuan bank pada umumnya yaitu untuk mendapatkan profit, Bank Umum Syariah juga berkepentingan untuk mendapatkan profit yang optimal. Namun pada faktanya Bank Umum Syariah di Indonesia masih mengalami ketidakstabilan dalam hal perolehan rentabilitas. Sastradipoera (2004:274) mengemukakan bahwa Rentabilitas bisnis perbankan adalah kesanggupan bisnis perbankan memperoleh laba berdasarkan investasi yang dilakukannya. Hal yang diharapkan adalah perolehan laba dapat sebanding dengan dana yang telah diinvestasikan oleh bank tersebut. Rentabilitas yang dicapai oleh bank-bank umum syariah di Indonesia masih belum begitu memuaskan. Fakta ini terlihat ketika rentabilitas bank umum syariah dibandingkan dengan rentabilitas bank umum konvensional. Rata-rata rentabilitas Bank Umum Syariah masih tertinggal cukup jauh. Adapun perbandingan antara tingkat rentabilitas bank umum konvensional dan Bank Umum Syariah berdasarkan data statistik Bank Indonesia adalah sebagai berikut:

3 Tabel 1.1 Rentabilitas Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2012 (berdasarkan ROA) No. Bulan Bank Umum Bank Umum konvensional Syariah 1 Januari 3,70% 0,57% 2 Februari 3,62% 1,37% 3 Maret 3,05% 1,67% 4 April 2,98% 1,78% 5 Mei 3,05% 1,70% 6 Juni 3,16% 1,79% 7 Juli 3,13% 1,85% 8 Agustus 3,07% 1,88% 9 September 3,09% 2,13% 10 Oktober 3,10% 1,92% 11 November 3,12% 1,94% 12 Desember 3,11% 1,94% Sumber : Bank Indonesia diolah Berdasarkan tabel 1.1 di atas dapat diketahui bahwa pencapaian rentabilitas Bank Umum Syariah kalah dibandingkan dengan rentabilitas yang dicapai bank umum konvensional. Berikut disajikan perbandingan rentabilitas Bank Umum Syariah dengan bank umum konvensional dalam bentuk grafik.

4 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 3,7 3,62 3,05 2,98 3,05 3,16 3,13 3,07 3,09 3,1 3,12 3,11 2,13 1,37 1,67 1,78 1,7 1,79 1,85 1,88 1,92 1,94 1,94 0,57 ROA (%) Bank umum konvensi onal ROA (%) Bank umum syariah Gambar 1.1 Rentabilitas Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah Indonesia Tahun 2012 (berdasarkan ROA) Berdasarkan gambar 1.1 dapat dilihat bahwa rentabilitas Bank Umum Syariah selama tahun 2012 berada dibawah pencapaian rentabilitas bank umum konvensional. Pencapaian terendah Bank Umum Syariah berada pada angka 0,57% sedangkan bank umum konvensional mencapai titik terendah pada angka 2,98%. Begitu pula dengan angka tertinggi yang dicapai oleh bank syariah hanya sebesar 2,13% yang masih kalah jauh dengan pencapaian tertinggi bank konvensional yang berada pada angka 3,7%. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa kinerja manajemen perbankan syariah Indonesia belum mencapai kinerja yang optimal. Penggunaan atas aktiva yang dilakukan oleh bank belum cukup efektif dalam hal menghasilkan laba. Jika pencapaian rentabilitas seperti ini terus menerus terjadi maka akan berdampak pada tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Bank Umum Syariah. Bank Umum Syariah akan sulit bersaing dengan Bank Konvensional yang ada. Apabila kepercayaan masyarakat pada kinerja Bank Umum Syariah berkurang

5 pada akhirnya penghimpunan dana dari masyarakat akan menjadi bermasalah. Ketika penghimpunan dana dari masyarakat bermasalah fungsi dari Bank sebagai lembaga intermediasi akan sulit terwujud. Rentabilitas bank dipengaruhi oleh beberapa faktor, Masood & Ashraf (2012:256) menyatakan bahwa rentabilitas bank dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal tersebut merupakan variabel-variabel spesifik bank yaitu asset size, capital adequacy, assets quality, deposits, assets management, liquidity, operating efficiency, gearing ratio, financial risk. Sedangkan faktor eksternal merupakan variabel makro ekonomi yaitu diantaranya inflation rate dan economic growth rate. Faktor-faktor tersebut di atas sesuai dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yaitu penelitian tentang analisis tingkat kecukupan modal dan likuiditas terhadap profitabilitas yang dilakukan oleh Hiras Pasaribu dan Rosa Luxita Sari (2011). Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) dan loan to deposit ratio (LDR) berpengaruh terhadap profitabilitas. Penelitian Asma et al (2011) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas Bank Islam di Malaysia menyatakan bahwa variabel ukuran bank (size bank) memiliki pengaruh terhadap profitabilitas Bank Islam. Penelitian yang dilakukan Defri (2012) yang meneliti tentang Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), likuiditas dan efisiensi operasional terhadap profitabilitas. Kesimpulan yang dihasilkan adalah BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA. Selanjutnya penelitian yang dilakukan Supriyanti (2008) yang meneliti tentang pengaruh

6 inflasi dan suku bunga BI terhadap kinerja keuangan. Penelitian ini menyatakan bahwa tingkat inflasi berpengaruh terhadap ROE. Siagian dan Yasin (2009) meneliti Pengaruh Non Performing Loan, Tingkat Kecukupan Modal, Tingkat Likuiditas dan Kualitas Aktiva Produktif terhadap Tingakat Profitabilitas Perbankan. Hasil penelitian menyatakan kualitas aktiva produktif berpengaruh terhadap profitabilitas. Diantara faktor internal yang dikatakan dapat mempengaruhi rentabilitas bank di atas, salah satunya adalah assets quality atau kualitas aktiva. Kualitas aktiva merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang kesehatan suatu bank. Hal ini dikarenakan salah satu fungsi utama bank adalah penyaluran dana kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana, dan penyaluran dana tersebut diwujudkan dengan penanaman dana bank ke dalam bentuk-bentuk aktiva produktif. Aktiva produktif ini juga merupakan penghasil pendapatan yang paling besar dalam sebuah bank, dan berpengaruh banyak terhadap tingkat pencapaian laba. Selain itu Khalid (2012:127) menyatakan bahwa Bank assets is not only affect the financial and operating performance of bank it self, but also further impinges on the soundness of national financial sistem yang berarti bahwa asset bank tidak hanya memberikan pengaruh pada kinerja keuangan dan operasional dari bank tersebut saja, akan tetapi lebih jauh juga dapat berpengaruh pada sistem keuangan nasional. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas aktiva merupakan hal penting untuk mencapai performa bank yang baik. Oleh karena itulah kualitas aktiva diduga hal yang mungkin menjadi penyebab pencapaian rentabilitas Bank Umum Syariah yang kurang optimal saat ini.

7 Kualitas aktiva produktif dalam banyak penelitian sering diproksikan dengan Non Performing Finance (NPF). Hal ini dikarenakan pembiayaan merupakan aktiva produktif paling dominan yang biasanya dimiliki oleh Bank. Berikut disajikan perbandingan kualitas aktiva dari Bank Umum Syariah di Indonesia berdasarkan Non Performing Finance (NPF) dengan rentabilitas berdasarkan ROA Tabel 1.2 Kualitas Aktiva Bank Umum Syariah Indonesia Tahun 2012 (Berdasarkan NPF) No. Nama Bank NPF ROA 1 Bank Muamalat Indonesia 2,09% 1,54% 2 Bank Syariah Mandiri 2,82% 2,25% 3 Bank Mega Syariah 2,67% 3,81% 4 Bank Syariah BRI 3,00% 1,19% 5 Bank Syariah Bukopin 4,57% 0,55% 6 Bank Panin Syariah 0,20% 3,29% 7 Bank Victoria Syariah 3,19% 1,43% 8 BCA Syariah 0,10% 0,80% 9 Bank Jabar dan Banten 2,32% 0,67% 10 Bank Syariah BNI 2,02% 1,48% 11 Maybank Indonesia Syariah 2,50% 2,88% Sumber: website masing-masing bank syariah diolah Berdasarkan tabel 1.2 dapat diketahui bahwa beberapa Bank Umum Syariah di Indonesia masih memiliki NPF yang masih terbilang tinggi. Lalu ketika dibandingkan dengan data mengenai ROA dapat diketahui bahwa kecendengerungan bank yang memiliki NPF tinggi memperoleh ROA yang

8 rendah. Hal ini memperkuat dugaan bahwa rentabilitas bank umum syariah dipengaruhi oleh kualitas aktiva produktifnya. Selain dengan menjaga rentabilitas, bank juga harus memelihara kepercayaan nasabah dengan menjaga keberlangsungan hidup dari bank itu sendiri. Salah satu hal yang menjadi pertimbangan adalah kesiapan bank dalam menghadapi resiko kerugian atas penanaman dana (aktiva produktif) yang telah dilakukan. Karena penanaman dana (aktiva produktif) yang dilakukan oleh bank tidak selalu dapat kembali sesuai dengan yang diharapkan bank. Dendawijaya (2005:107) mengemukakan Aktiva produktif adalah semua aktiva dalam rupiah dan valuta asing yang dimiliki oleh bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya. Dalam perbankan syariah aktiva produktif ini terdiri dari pembiayaan, surat berharga syariah, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontingensi pada transaksi rekening administratif serta Sertifikat Wadiah Indonesia. Dalam melakukan penanaman dana, suatu bank harus selalu mempertimbangkan resiko dan prinsip kehati-hatian. Prinsip ini diaplikasikan dengan cara pemenuhan kualitas aktiva dan penyisihan penghapusan aktiva yang memadai. Oleh karena itu penilaian kualitas aktiva dan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva perlu dilakukan terhadap aktiva produktif dan aktiva non produktif. Berbeda dengan aktiva non produktif yang tidak ditujukan untuk medapatkan penghasilan bagi bank, aktiva produktif seperti dijelaskan di atas

9 dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya. Oleh karena itu kualitas dari aktiva produktif diduga dapat mempengaruhi rentabilitas bank. Kualitas aktiva produktif merupakan alat untuk menilai tingkat kemungkinan kembalinya dana yang telah ditanamkan dalam aktiva produktif. Perbankan Indonesia menilai kualitas aktiva berdasarkan tingkat ketertagihannya atau kolektabilitasnya. Secara umum kolektabilitas dikategorikan menjadi 5 macam yaitu, lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet. Penulis berupaya mengembangkan penelitian ini dengan mengambil objek Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia. Alasan penulis memilih objek tersebut adalah karena penulis merupakan seorang muslim sehingga merasa memiliki ketertarikan cukup tinggi terhadap Bank Umum Syariah. Alasan lain adalah karena jumlah Bank Umum Syariah di Indonesia saat ini semakin banyak. Selain itu juga prospek Bank Umum Syariah yang dirasa menjanjikan serta menarik perhatian banyak investor dan juga nasabah Indonesia. Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif terhadap Rentabilitas Studi pada Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2008-2012 1.2 Rumusan Masalah Agar penulisan penelitian ini tidak menyimpang dari masalah yang akan dikaji, penulis merumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kualitas aktiva produktif yang terjadi pada Bank Umum Syariah di Indonesia pada periode tahun 2008-2012.

10 2. Bagaimana rentabilitas yang terjadi pada Bank Umum Syariah di Indonesia pada periode tahun 2008-2012. 3. Bagaimana pengaruh kualitas aktiva produktif terhadap rentabilitas pada Bank Umum Syariah di Indonesia pada periode tahun 2008-2012. 1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.2.1 Maksud Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk memperoleh data, informasi dan gambaran mengenai kualitas aktiva produktif dan rentabilitas pada Bank Umum Syariah Indonesia yang kemudian akan diolah dan dianalisis. 1.2.2 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui : 1. Bagaimana kualitas aktiva produktif yang terjadi pada Bank Umum Syariah di Indonesia pada periode tahun 2008-2012. 2. Bagaimana rentabilitas yang terjadi pada Bank Umum Syariah di Indonesia pada periode tahun 2008-2012. 3. Bagaimana pengaruh kualitas aktiva produktif terhadap rentabilitas pada Bank Umum Syariah di Indonesia pada periode tahun 2008-2012. 1.3 Kegunaan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka kegunaan dari penelitian ini adalah:

11 1. Manfaat teoritis, diharapkan dapat menjadi informasi yang berguna sebagai bahan masukan dan sebagai sumbangan pemikiran untuk pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya mengenai pengaruh kualitas aktiva produktif terhadap rentabilitas pada bank. 2. Manfaat empiris, diharapkan dapat menambah informasi dan bahan pertimbangan manajemen dalam memutuskan kebijakan dan strategi di masa yang akan datang dengan memperhatikan kualitas aktiva produktif terhadap rentabilitas pada bank.