Abstrak SUSUNAN PHYSIS DIODA EMPAT LAPIS

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI SILICON CONTROL REACTIFIRED (SCR) PADA PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK. Abstrak

DIODA KHUSUS. Pertemuan V Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom

controlled rectifier), TRIAC dan DIAC. Pembaca dapat menyimak lebih jelas

THYRISTOR. SCR, TRIAC dan DIAC. by aswan hamonangan

NAMA : WAHYU MULDAYANI NIM : INSTRUMENTASI DAN OTOMASI. Struktur Thyristor THYRISTOR

PENGERTIAN THYRISTOR

BAB I SEMIKONDUKTOR DAYA

Elektronika Daya ALMTDRS 2014

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

semiconductor devices

MAKALAH DASAR TEKNIK ELEKTRO SCR, DIAC, TRIAC DAN DIODA VARAKTOR NAMA : NIM : JURUSAN : PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN PRODI : TEKNIK ELEKTRO

OPERASI DAN APLIKASI TRIAC

Politeknik Gunakarya Indonesia

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR

BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI

Mekatronika Modul 2 Silicon Controlled Rectifier (SCR)

Mekatronika Modul 5 Triode AC (TRIAC)

Sistem Perlindungan menggunakan Optical Switching pada Tegangan Tinggi

Gambar 2.1. Rangkaian Komutasi Alami.

Mekatronika Modul 8 Praktikum Komponen Elektronika

Pengendali Kecepatan Motor Induksi 3-Phase pada Aplikasi Industri Plastik

Gambar 11. susunan dan symbol dioda. Sebagai contoh pemassangan dioda pada suatu rangkaian sebagai berikut: Gambar 12. Cara Pemasangan Dioda

THYRISTOR. Gambar 1 Thyristor

Mekatronika Modul 1 Transistor sebagai saklar (Saklar Elektronik)

THYRISTOR & SILICON CONTROL RECTIFIER (SCR)

TK 2092 ELEKTRONIKA DASAR

TUGAS DAN EVALUASI. 2. Tuliska macam macam thyristor dan jelaskan dengan gambar cara kerjanya!

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

Desain Sistem Kontrol Sudut Penyalaan Thyristor Komutasi Jaringan Berbasis Mikrokontroler PIC 16F877

1. Perpotongan antara garis beban dan karakteristik dioda menggambarkan: A. Titik operasi dari sistem B. Karakteristik dioda dibias forward

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

PENGUAT EMITOR BERSAMA (COMMON EMITTER AMPLIFIER) ( Oleh : Sumarna, Lab-Elins Jurdik Fisika FMIPA UNY )

LAB SHEET ILMU BAHAN DAN PIRANTI

Multimeter. NAMA : Mulki Anaz Aliza NIM : Kelas : C2=2014. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Lompat ke: navigasi, cari


- Medan listrik yang terbentuk pada junction akan menolak carrier mayoritas.

ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X

BAB 2 PN Junction dan Dioda. Oleh : Unang Sunarya, ST.,MT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 10 ELEKTRONIKA DAYA

BAB II SISTEM PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI. pengendalian terhadap operasi motor listrik yang di pergunakan untuk

A. KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN

Alat Penstabil Tegangan Bolak-Balik satu fasa 220 V, 50 Hz Menggunakan Thrystor Dengan Daya 1,5 kva

KENDALI FASA THYRISTOR DAN TRIAC TANPA TEGANGAN EKSTERNAL UNTUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA. Oleh: Drs. S u n o m o, M.T.

APLIKASI PLC PADA PENGENDALIAN MESIN BOR OTOMATIS DENGAN SISTEM MONITORING BERBASIS VISUAL BASIC 6.0

BAB II LANDASAN TEORI

Perancangan Pembuatan Pengasut Pada Motor Kapasitor 1 Phase

Komponen Komponen elektronika DIODA Dioda Silikon Dan Germanium Dioda adalah komponen semiconductor yang paling sederhana, ia terdiri atas dua

BAB III RANGKAIAN PEMICU DAN KOMUTASI

MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA

4.2 Sistem Pengendali Elektronika Daya

PRAKTIKAN : NIM.. PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

SISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012

Solusi Ujian 1 EL2005 Elektronika. Sabtu, 15 Maret 2014

Politeknik Negeri Bandung

Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya

Modul Elektronika 2017

VERONICA ERNITA K. ST., MT. Pertemuan ke - 5

PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER

BAB II LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA)

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

BAB II DASAR TEORI Gambar 2.1. Simbol Dioda.

FORMULIR RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

Penyusun: Isdawimah,ST.,MT dan Ismujianto,ST.,MT Prodi D-IV Teknik Otomasi Listrik Industri

Materi 3: Teori Dioda

SISTEM PENGENDALI MOTOR-MOTOR LISTRIK DENGAN SCR (SILICON CONTROLLED RECTIFIER)

Pengukuran dan Alat Ukur. Rudi Susanto

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERAGAAN Topik 1. Rangkaian Pemicu SCR dengan Menggunakan Rangkaian RC (Penyearah Setengah Gelombang dan Penyearah Gelombang penuh).

TIN-302 Elektronika Industri

Program Studi Teknik Mesin S1

FAKULTAS TEKNIK DAN SAINS UNIVERSITAS NASIONAL RENCANA PEMBELAJARAN

ISSN ANALISA SISTEM KENDALI PUTARAN MOTOR DC MENGGUNAKAN SILICON CONTROLLED RECTIFIERS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Penampang kumparan rotor dari atas.[4] permukaan rotor, seperti pada gambar 2.2, saat berada di daerah kutub dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan 1.3 Rumusan Masalah

BAB II DASAR TEORI. arus dan tegangan yang sama tetapi mempunyai perbedaan sudut antara fasanya.

BAB I KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA

SILABUS MATA KULIAH. Pengalaman Pembelajaran. 1. Mengkaji dan menelaah

APLIKASI PLC OMRON CPM 1 A 30 I/O UNTUK PROSES PELABELAN BOTOL SECARA OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK ABSTRAK

Pertemuan Ke-2 DIODA. ALFITH, S.Pd, M.Pd

Elektronika daya. Dasar elektronika daya

PENDIDIKAN PROFESI GURU PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

BAB I SEMIKONDUKTOR DAYA

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika

LED tersebut tidak menghantar

Alarm Anti Pencuri Menggunakan LDR dan SCR (Silicon Control Rectifier) Disusun oleh :

Rangkaian Dimmer Pengatur Iluminasi Lampu Pijar Berbasis Internally Triggered TRIAC

INOVASI ALAT PENGATUR CATU DAYA TEGANGAN TINGGI PADA PESAWAT SINAR-X DIAGNOSTIK

1 DC SWITCH 1.1 TUJUAN

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

Modul 03: Catu Daya. Dioda, Penyearah Gelombang, dan Pembebanan. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat. Reza Rendian Septiawan February 11, 2015

Herlambang Sigit Pramono Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor

I D. Gambar 1. Karakteristik Dioda

Satuan Acara Perkuliahan

Transkripsi:

Sugen AK, Aplikasi SC pada engontrolan Motor Listrik ALIKASI SILICO COTOL yang EACTIFIED dikehendaki dan (SC) juga dari segi keamanan ADA EGOTOLA motor MOTO listrik LISTIK itu sendiri. Selanjutnya menurut Oman Sumantri, Sugeng A. Karim pengontrolan motor listrik diantaranya meliputi Jurusan endidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas egeri Makassar Abstrak enggunaan komponen elektronika khususnya SC sebagai pengendali/pengontrol motor listrik memiliki beberapa keuntungan diantaranya : tidak ada kontak yang aus karena terbakar, tidak akan menimbulkan bunga api karena tidak ada pelepasan kontak, sedikit sekali menggunakan peralatan tambahan dan penggunaan daya yang sangat kecil. Oleh karena itu penggunaan komponen elektronika seperti thyristor sangat efisien dan efektif dalam sistem kontrol motor listrik. Thyristor atau SC (Silicon Control eactifired) mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan transistor, karena thyristor dapat dipandang sebagai dua buah transistor. Thyristor dapat mengendalikan motor listrik karena thyristor dapat difungsikan sebagai sakelar statik. Hal ini dilakukan dengan mengatur arus yang melalui terminal gate. Apabila kuat arus dalam rangkaian lebih besar dari harga holding current (arus genggam=arus yang mempertahankan kerja thyristor) maka thyristor akan tetap dalam kondisi tertutup (kondisi on). Sebaliknya jika arus dalam rangkaian menurun hingga besarnya dibawah harga holding current maka thyristor akan membuka (kondisi off). Karakteristik kerja thyristor inilah yang selanjutnya digunakan dalam mengatur kerja motor listrik, baik itu motor DC, motor AC dan motor universal. Kata kunci : Thyristor, Kendali, Motor listrik erkembangan teknologi di bidang kontrol atau kendali motor listrik telah mencapai perkembangan yang sangat pesat. Dimulai dengan kontrol yang sangat sederhana dengan starter tangan lalu dikembangkan sistem kontrol dengan menggunakan sakelar megnet dan relay, dan selanjutnya disusul dengan perkembagan sistem kontrol dengan piranti elektronika. erkembangan sistem kontrol dengan piranti elektronika juga telah mencapai perkembangan yang sangat maju. Dimulai dengan komponen-komponen seperti transistor, photo resistor, diac, triac, SC rangkaian digital, microprosessor dan servo system. Kini sistem kontrol dapat dilaksanakan secara otomatis dan memungkinkan mengontrol mesin-mesin yang sangat kompleks yang disertai dengan efisiensi dan efektifitas yang sangat tinggi dengan menggunakan sistem kontrol yang terpogram atau lebih dikenal dengan LC (programmable logic control, (Oman Sumantri,1993) Menurut Oman Sumantri (1993), pengontrolan diartikan sebagai pengaturan, pelayanan atau pengawasan terhadap bekerjanya motor listrik yang dipergunakan untuk menggerakkan mesin-mesin yang selanjutnya dapat melakukan proses pekerjaan sesuai dengan kegiatan menjalankan, menghentikan, mengerem, membalikkan putaran, mengatur kecepatan, mengatur waktu kerja, proteksi motor listrik dan perlengkapannya dan lain-lain. roses ini dapat dilakukan dengan menggunakan satu sistem pengontrolan yang merupakan kombinasi dari beberapa proses pengontrolan. Melihat karakteristik dari beberapa komponen elektronika, maka dapat dikembangkan sutu sistem kontrol yang dapat digunakan untuk mengontrol kerja motor listrik. Komponen elektronika tersebut hanya berfungsi sebagai alat kendali terhadap bekerjanya relay yang dihubungkan dengan motor. SUSUA HYSIS DIODA EMAT LAIS Untuk mengenal thyristor, terlebih dahulu akan dikemukakan susunan physis dioda empat lapis. Komponen ini terdiri atas empat lapisan bahan sehingga mempunyai 3 pertemuan (junction). Lapisan pertama bahan, lapisan kedua bahan, lapisan ketiga bahan dan lapisan keempat bahan. Bahan bagian luar disebut anoda (A) dan bahan bagian luar lainnya disebut

MEDIA ELEKTIK, Volume 5, omor 1, Juni 2010 katoda (K), (Wasito, 2004). Susunan physis dioda 4 lapis ditunjukkan oleh gambar berikut : Gambar 1. Susunan physis dioda 4 lapis Untuk lebih memahami sifat dan kerja dari thyristor, terlebih dahulu akan dijelaskan rangkaian junction dengan sumber tegangan DC. J 1 J 2 J 3 J 1 J 2 J 3 A K Anoda Katoda Gambar 2. angakain junction dengan sumber tegangan DC Apabila anoda negatif terhadap katoda, maka junction J1 dan J3 adalah reverse bias dan hanya mengalirkan arus yang sangat kecil. Jika anoda diberi tegangan positif maka J1 dan J3 akan forward bias yang berarti dapat mengalirkan arus listrik (conduct). Walaupun junction J 2 dalam keadaan reverse bias dan tahanannya sangat tinggi, tetapi pada waktu forward bias tahanan J 2 adalah sangat kecil. Menghantarnya J 1 dan J 3 menyebabkan semua tegangan pada junction J 2 hilang sehingga tegangan baterai perlu dinaikkan, agar arus mampu melewati J 2. Arus ini akan naik seperti keadaan reverse bias dari dioda. erhatikan karakteristik junction pada Gambar 3. Jika tegangan baterai terus dinaikkan lagi, maka J 2 akan mencapai breakdown sehingga arus mengalir dari J 1 ke J 2 dan J 3 sesuai dengan besar kecilnya beban. Breakdown dari J 2 diperlihatkan dengan garis lengkung 3 seperi terlihat pada gambar di atas. Setelah J 2 breakdown, arus akan ot + - terus mengalir dan tidak tergantung lagi pada tegangan dengan syarat arus yang mengalir tersebut masih cukup besar. Garis lengkung 4 menunjukkan bahwa arus akan terputus bila arus beban turun menjadi kecil sekali atau kurang dari holding current. 1 Gambar 3. Karakteristik junction Dari uraian ini maka junction J 2 yang berada di tengah jelas menghalangi mengalirnya arus. Apabila tegangan dari junction J 2 ini dapat dikurangi maka dioda empat lapis dapat mengalirkan arus yang besar. Untuk mencapai maksud ini caranya dengan jalan memotong lapisan kedua dan ketiga dari dioda empat lapis sehingga sangat mirip dengan tiga lapisan transistor dan tiga lapisan transisitor, (Wasito, 2004). erhatikan gambar 5. Apabila diberi tegangan positif pada lapisan dan tegangan negatif pada lapisan pada tegangan reverse antara lapisan dan akan berkurang. Dengan menghubungkan sebuah kawat ke lapisan yang berada diantara dua lapisan, akan didapat tambahan satu terminal keluar yang dinamakan gate (G). Ditambahkannya satu terminal gate pada dioda empat lapis maka lahirlah suatu suatu komponen elektronik yang disebut thyristor atau lebih dikenal lagi dengan nama SC (Silicin Control eactifired). Komponen-komponen elektronika lainnya yang termasuk pada komponen thyristor adalah diac dan triac. Konstruksi SC SC biasa (Silicon Control eactifired)disebut Thyristor yang mempunyai arti penyearah yang dikemudi dengan bahan dasar silikon, (Oman Sumantri, 1993). Thyristor dapat digunakan sebagai pengatur daya dan saklar biasa yang mempunyai kelebihan atau keuntungan U 2 3 4 I

apabila dibandingkan dengan alat-alat mekanika biasa. G A transistor yang jenisnya berbeda tetapi karakteristiknya sama. erhatikan gambar 5, sedangkan gambar 6.a menunjukkan SC dipandang sebagai dua buah transistor dan gambar 6.b memperlihatkan simbol thyristor. Apabila kaki gate dibuat lebih positif terhadap katoda, maka akan mengalir arus yang kecil antara basis dan emitor transistor 1. K Gambar 4. Susunan physis dioda 4 lapis ditinjausebagai 2 transistor Gambar 5. Susunan physis thyristor Menurut Wasito (2004), kelebihan thyristor adalah: - Tidak ada kontak-kontak yang aus karena terbakar - Tidak akan menimbulkan bunga api - Sedikit sekali membutuhkan komponenkomponen tambahan Thyristor juga dapat dipakai untuk mengatur daya yang sangat besar, walaupun thyristor itu sendiri hanya memerlukan daya yang kecil. Berdasarkan kerja dioda empat lapis seperti telah dijelaskan di atas, maka susunan physis thyristor hampur sama dengan susunan physis dioda empat lapis, hanya thyristor mempunya tiga buah elektroda yaitu anoda, katoda dan gate, elektroda yang ketiga ini berfungsi sebagai kemudi atau pengontrol. erhatikan gambar 6. Thyristor akan menghantarkan arus atau conduct apabila anoda dan gate relatif positif terhadap katoda. Thyristor akan tetap menghantar apabila arus beban yang mengalir tetap berada di atas holding current. Holding current (arus pengungsi/arus genggam) adalah arus yang selalu mempertahankan kerja dari thyristor sehingga apabila arus beban turun ke bawah holding current maka thyristor akan off. Thyristor mempunyai tahanan yang sangat tinggi pada waktu off dan tahanan yang sangat rendah pada waktu on sehingga drop tegangannya mendekati nol. rinsip Kerja SC Menurut Oman Sumantri (1993), untuk memahami kerja dari thyristor maka thyristor tersebut harus dipandang sebagai dua buah Arus basis ini akan menyebabkan mengalirnya arus I 2 yang melewati kaki kolektor transisitor 1 sehingga arus I 2 ini juga adalah arus basis transistor 2. Karena pada transistor 2 terdapat arus basis, maka akan mengalir arus I 3 atau arus kolektor transistor 2 tersebut akan mengalir masuk ke basis transistor 1, akibatnya kaki basis transistor 1 akan mendapatkan arus basis yang lebih besar lagi. Kejadian ini akan menaikkan hantaran transistor 1 dan transistor 2, sehingga akan terjadi umpan balik. (a) (b) Gambar 6. (a). Thyristor dipandang sebagai dua transistor, dan (b). Simbol Thyristor Karena pada transistor 2 terdapat arus basis, maka akan mengalir arus I 3 atau arus kolektor transistor 2 tersebut akan mengalir masuk ke basis transistor 1, akibatnya kaki basis transistor 1 akan mendapatkan arus basis yang lebih besar lagi. Kejadian ini akan menaikkan hantaran transistor 1 dan transistor 2, sehingga akan terjadi umpan

MEDIA ELEKTIK, Volume 5, omor 1, Juni 2010 balik. Walaupun arus gate yang digunakan penyulutan pertama ditiadakan, tetapi thyristor tersebut akan tetap menghantarkan arus dari anoda ke katoda. Cara untuk menghentikannya adalah dengan jalan meniadakan tegangan anoda, atau arus anoda dikecilkan sehingga kurang dari arus genggam SC tersebut. Gambar 7. Konstruksi SC Karakteristik Thyristor Thyristor atau SC akan tetap dalam kondisi tertutup, atau menghantar selama kuat arus di dalam sirkuit lebih besar dari harga holding current (I h ), dan apabila arus di dalam sirkuit menurun hingga besarnya di bawah harga I h maka thyristor tersebut akan membuka atau off. Demikian pula kalau tegangan anatara anoda dan katoda turun, hingga tidak dapat mempertahankan kuat arus sebesar harga I h, maka thyristor itu akan membuka atau off. Gambar di bawah ini menunjukkan karakteristik maju dan karakteristik mundur thyristor. (K) dilakukan dengan mengatur arus gate (I g ). Apabila arus gate (I g ) harganya di bawah arus holding current (I h ) maka kontak antara anoda dan katoda dari thyristor belum dapat melakukan penutupan atau kontaknya masih tetap membuka. Dalam kondisi demikian maka tidak akan terjadi pengaliran arus dari anoda ke katoda (I a-k ) atau dengan kata lain thyristor tidak menghantarkan arus atau belum conduct sehingga motor DC belum berputar. Jika harga I g lebih besar dari harga I h, maka antara anoda dan katoda dari thyristor akan terjadi penutupan sehingga menjadi conduct, mengakibatkan motor berputar (Oman Sumantri, 1993). Disamping digunakan sebagai sakelar DC, thyristor juga digunakan sebagai pengatur daya yang diberikan pada beban. engaturan daya yang diberikan pada motor dilakukan dengan mengatur besar kecilnya arus gate (I g ), sehingga putaran motor DC kecepatannya dapat diatur. erhatikan gambar 8, disini rangkaian motor DC dikontrol oleh sumber tegangan DC gelombang penuh dengan menggunakan thyristor. Apabila digunakan osiloskop untuk melihat bentuk tegangan thyristor akan tampak seperti pada gambar 9. ada gambar tersebut diperlihatkan bentuk arus beban, arus gate dan bentuka arus sumber yang diberikan pada thyristor. Ima H everse blocking current V Forward blocking current Gambar 8. Karakteristik thyristor ALIKASI THYISTO SEBAGAI EGOTOL MOTO DC Seperti diketahui bahwa thyristor merupakan sakelar DC yang penutupan dan pembukaan kontak antara anoda (A) dan katoda Gambar 9. angkaian motor DC dikontrol oleh tegangan DC gelombang penuh dengan thyristor Berdasarkan gambar 9 dapat dilihat bahwa dengan tegangan DC gelombang penuh tanpa filter, maka SC masih mengalami off maka arus pada setiap setengah gelombang turun ke bawah holding current (I h ). Karena itu untuk setengah gelombang berikutnya SC tetap membutuhkan pentrigeran lagi atau triger tidak dapat dilepas. Dengan dipasangnya kapasitor C paralel dengan 2 sebesar 7 K pada rangkaian gate, akan

meyebabkan timbulnya pergeseran fase sehingga pada setengah gelombang pertama akan terjadi penundaaan waktu dalam pentrigeran. Kalau - nya makin besar maka waktu yang diperlukan mengisi C semakin cepat. Jika -nya kecil maka waktu pengisian C makin lama dan bila pengisian C makin lama maka waktu untuk pentrigeran juga semakin lama. Apabila rangkaian penyearah gelombang penuh terdapat dalam gambar 8 dipasang suatu filter C sebesar 40 F maka arus thyristor atau arus beban tidak akan pernah turun ke bawah holding current. erhatikan gambar 10. Karena arus tidak turun ke bawah holding current (I h ), maka sekali ditriger thyristor itu akan conduct meskipun trigernya dilepas. Begitu pula kecepatan putaran motor sudah tidak dapat diatur lagi. SC dapat kembali off bila bebannya diturunkan terus sehingga arus beban turun ke bawah holding current atau sumber tegangannya di-off-kan dahulu. maksimum antara gate dengan katoda tidak dilampaui. Besarnya tegangan gate maksimum (U g maks ) dapat dihitung dengan rumus : U g maks = U s 1 Selanjutnya bentuk arus beban dan arus gate dengan menggunakan dan C dapat dilihat pada gambar 12. Dengan menggunakan tahanan 2 sebagai penentu tegangan gate maksimum, maka daya yang dapat seluruhnya diserahkan kepada beban. Jika dalam gambar 12.a tahanan 2 diganti dengan kapasitor C sebagai penentu tegangan gate, maka daya listrik tidak dapat diserahkan seluruhnya kepada motor karena adanya penundaan waktu pentrigeran untuk setiap setengah periode seperti ditunjukkan pada gambar12.b. Dengan demikian maka penggunaan sistem arus gate yang berbeda akan menyebabkan kecepatan putaran motor yang berbeda pula. + 2 2 ALIKASI SC SEBAGAI EGOTOL MOTO AC Apabila SC digunakan untuk mengontrol sumber AC, selain dapat mengatur daya listrik yang diberikan kepada beban juga berfungsi sebagai penyearah. Motor AC dalam rangaian ini tentu saja dapat dikontrol dengan thyristor, karena motor AC tersebut dirancang untuk dapat dioperasikan pada tegangan AC dan tegangan DC. Jenis motor seperti ini disebut motor universal. Gambar 10. angkaian motor universal dikontrol dengan thyristor menggunakan tegangan AC Motor AC dalam rangkaian ini tentu saja dapat dikontrol dengan SC, karena motor AC tersebut dirancang untuk dapat dioperasikan pada tegangan AC dan tegangan DC. Jenis motor seperti ini disebut motor universal. Dalam prakteknya untuk lebih aman maka untuk tegangan gate harus dibuat tetap agar tegangan SIMULA Thyristor atau SC yang yang dapat digunakan sebagai sakelar statis dapat diaplikasikan sebagai alat kontrol kerja motor listrik. enggunaannya sebagai alat kontrol dilakukan hanya dengan mengatur arus gate. Dengan mempertahankan arusnya tetap dapat berada di bawah holding current membuat thyristor tidak dapat menghantarkan arus (kondisi off) dan sebaliknya dengan mempertahankan arusnya di atas holding current membuat thyristor akan tetap dapat menghantarkan arus (kondisi off). Thyristor dapat digunakan untuk mengontrol motor DC atau AC. Thyristor mempunyai keuntungan sebagai alat kontrol dibandingkan dengan sakelar magnet karena dengan thyristor akan didapatkan sistem kontrol yang memiliki efektifitas dan efesiensi yang sangat tinggi. DAFTA USTAKA Boylestad, and ashelsky, L. 1992. Electronic Device and Circuit Theory. Fifth Edition. ew Jersey: rentice-hall, Inc. Elektuur. 1993. 302 angkaian Elektronika (Alih bahasa:. ratomo). Jakarta: T. Elex Media Komputindo.

MEDIA ELEKTIK, Volume 5, omor 1, Juni 2010 Somantri, Oman. 1993. Sistem engontrolan Motor di Industri. Cet-1. Jakarta: usat erbukuan Depdikbud, Jakarta ashid, H, M,. 1993. ower Electronics: Circuits, Devices, and Aplications, Second Editin. ew Jersey: rentice-hall, Inc. Wasito S. 2004. Vademekum Elektronika. Jakarta: T Gramedia ustaka Utama.