BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. oleh virus dan bersifat zoonosis. Flu burung telah menjadi perhatian yang luas

BAB I PENDAHULUAN. penyakit zoonosis yang ditularkan oleh virus Avian Influenza tipe A sub tipe

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit flu burung atau flu unggas (bird flu, avian influenza) adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kepercayaan, kita dihadapkan lagi dengan sebuah ancaman penyakit dan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat menular kepada manusia dan menyebabkan kematian (Zoonosis) (KOMNAS

BAB I PENDAHULUAN. terakhir, tidak hanya menimbulkan kepanikan bagi masyarakat tetapi juga menjadi

FLU BURUNG. HA (Hemagglutinin) NA (Neoraminidase) Virus Flu Burung. Virus A1. 9 Sub type NA 15 Sub type HA. 3 Jenis Bakteri 1 Jenis Parasit

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN FLU BURUNG DI DESA KIPING KECAMATAN SAMBUNGMACAN KABUPATEN SRAGEN

MODUL 2 DASAR DASAR FLU BURUNG, PANDEMI INFLUENZA DAN FASE FASE PANDEMI INFLUENZA MENURUT WHO

BAB 1 PENDAHULUAN. Virus family Orthomyxomiridae yang diklasifikasikan sebagai influenza A, B, dan C.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan. Indonesia. Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG FLU BABI DENGAN SIKAP PETERNAK BABI DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT FLU BABI DI DESA BRONTOWIRYAN NGABEYAN KARTASURA

LAMPIRAN KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA

BUKU SAKU FLU BURUNG. Posko KLB Ditjen PP dan PL : SMS GATE WAY :

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh unggas. Penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus avian infuenza

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 ayat (1). Pembangunan bidang kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh penyuluhan..., Sufyan Suri, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh virus influenza tipe A, yang ditularkan oleh unggas seperti ayam, kalkun, dan

Tinjauan Mengenai Flu Burung

BAB I PENDAHULUAN. Rabies merupakan penyakit menular akut yang dapat menyerang susunan

BUPATI KULON PROGO INSTRUKSI BUPATI KULON PROGO NOMOR : 1 TAHUN 2007 TENTANG

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENYAKIT AVIAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENGENDALIAN PEMELIHARAAN DAN PEREDARAN UNGGAS

KEBIJAKAN UMUM PENGENDALIAN FLU BURUNG DI INDONESIA DIREKTUR PANGAN DAN PERTANIAN BOGOR, 25 FEBRUARI 2009

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PENGENDALIAN PEMELIHARAAN DAN PEREDARAN UNGGAS WALIKOTA SURABAYA,

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pemberantasan Flu Burung tanpa melibatkan peran serta masyarakat akan sia-sia Ari Fahrial Syam* Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan aset terpenting dari kehidupan. Kita bisa melakukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan epidemiologi Avian Influenza

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI E.5 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2007

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya angka kejadian Rabies di Indonesia yang berstatus endemis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit

Penyebaran Avian Flu Di Cikelet

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pertanyaan Seputar "Flu Burung" (Friday, 07 October 2005) - Kontribusi dari Husam Suhaemi - Terakhir diperbaharui (Wednesday, 10 May 2006)

BAB I PENDAHULUAN. yang mengakomodasi kesehatan seksual, setiap negara diharuskan untuk

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Data dan informasi mengenai flu burung berikut ini diperoleh dari :

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

Perkembangan Kasus AI pada Itik dan Unggas serta Tindakan Pengendaliannya

AVIAN INFLUENZA. Dr. RINALDI P.SpAn Bagian Anestesi/ICU Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof.DR.Sulianti Saroso

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENGENDALIAN PEMELIHARAAN DAN PEREDARAN UNGGAS

Flu burung adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A. Umumnya tipe ini ditemukan pada burung dan unggas. Kasus penyebaran :

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG DAN KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI PANDEMI INFLUENZA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PIDATO PENGANTAR MENTERI PERTANIAN PADA RAPAT KERJA DENGAN KOMISI IV DPR-RI TANGGAL 1 FEBRUARI 2007

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia, salah satunya penyakit Demam

BAB I PENDAHULUAN. puncak kejadian leptospirosis terutama terjadi pada saat musim hujan dan

LAMPIRAN 1 PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM. 1. Apakah anda tahu penyakit flu burung? # Dari mana anda mendapatkan informasi tentang penyakit flu burung?

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir ditemukan peningkatan kasus penyakit zoonosis di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi dan dalam waktu yang relatif singkat. Penyakit jenis ini masih

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

Perkembangan Flu Burung pada Manusia dan Langkah-Langkah Pengendaliannya

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan World Health Organitation tahun 2014, kasus penularan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis penyakit menular yang disebabkan oleh virus Chikungunya (CHIK)

ABSTRACT PENDAHULUAN SOSIALISASI FLU BURUNG SERTA PEMERIKSAAN JUMLAH SEL DARAH PUTIH DAN TROMBOSIT PENDUDUK DESA BERABAN KABUPATEN TABANAN

ABSTRAK. Elisabet Risubekti Lestari, 2007.Pembimbing I : Donny Pangemanan, drg., SKM. Pembimbing II : Budi Widyarto, dr.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan yang ditemukan di

BAB I PENDAHULUAN. Turki dan beberapa Negara Eropa) beresiko terkena penyakit malaria. 1 Malaria

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia di seluruh dunia setiap tahunnya. Penyebaran malaria berbeda-beda dari satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan faktor..., Amah Majidah Vidyah Dini, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu kejadian luar biasa dalam

ABSTRAK. Rechta Antartika Pembimbing: Felix Kasim, dr., M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) Tahun 2011, kesehatan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

NO. POL.: C TAHUN 2007 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 : PENDAHULUAN. tahun 2013 terjadi kenaikan jumlah kasus terinfeksi kuman TB sebesar 0,6 % pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. gigitan nyamuk dari genus aedes misalnya Aedes aegypti atau Aedes albovictus.

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang akan memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. STUDI ini secara garis besar memotret implementasi program LSM H2O (Human

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang bertujuan untuk meningkatkan

masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), mempunyai

Manfaat imunisasi untuk bayi dan anak

BAB I PENDAHULUAN. dan musim hujan. Tata kota yang kurang menunjang mengakibatkan sering

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian (Peraturan Menteri Kesehatan RI, 2013). Lima ratus juta

BAB I PENDAHULUAN. pada sejarah, United National HIV/AIDS (UNAIDS) & Word Health. diperkirakan sebanyak 1.6 juta orang diseluruh dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah sejenis penyakit menular pada manusia. Sekitar

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO tahun 2001 dalam buku karangan Haryadi, beras merupakan

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PASIEN PENYAKIT INFEKSI EMERGING TERTENTU

I. PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. Industri Peternakan unggas dibagi menjadi 4 sektor yaitu sektor 1 merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 06/Permentan/OT.140/1/2007 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PENGENDALI PENYAKIT AVIAN INFLUENZA REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 7 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG

MENYIKAPI MASALAH FLU BURUNG DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan Pasal 5, 8, 65, 66,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang masih menjadi ancaman kesehatan global. Sejak tahun 1993, World

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Virus avian influenza tipe H5N1 yang dikenal dengan Flu Burung adalah suatu virus yang umumnya menyerang bangsa unggas yang dapat menyebabkan kematian pada manusia. Selain menimbulkan kematian yang sangat tinggi, virus flu burung di Indonesia memiliki dampak multikompleks, mulai dari ekonomi, ketahanan dan keamanan pangan, kesehatan masyarakat, sosial budaya, politik, serta psikologi. Dimana kasus pertama yang menyerang manusia ditemukan di Hongkong pada tahun 1997 yang ditularkan dari ayam ke manusia. Sejak itu, kasus flu burung menyebar ke berbagai Negara di Asia, Afrika dan Eropa. Virus ini telah menjadi ancaman bagi dunia, berdasarkan laporan yang masuk ke Badan Kesehatan Dunia (WHO) sejak tahun 2003 hingga 30 maret 2009, tercatat virus ini telah menyerang Azerbaijan, Bangladesh, Kamboja, Cina, Djibouti, Mesir, Indonesia, Irak, Laos, Myanmar, Nigeria, Pakistan, Thailand, Turki, dan Vietnam dengan total kasus manusia yang terjangkit sejumlah 413 jiwa dan jumlah kasus meninggal 256 jiwa. (Cumulative number of Confirmed Human Cases of Avian Influenza A/H5N1 Report, WHO, 2009) Hingga saat ini Avian Influenza masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius, telah menyebar luas di berbagai negara melalui peredaran burung dan menjangkit manusia dengan cepat. Flu Burung beresiko menjadi penyakit pandemi di seluruh dunia. Terbukti dari jumlah kasus yang ditemukan pada manusia akibat flu burung yang tersebar di 5 negara Asia sejak tahun 2003 hingga maret 2009. Vietnam dengan korban mencapai 109 jiwa, Thailand 25 jiwa, China 38 Jiwa,, dan Indonesai dengan korban mencapai 141 Jiwa. (WHO, 2009)

2 Indonesia menempati urutan teratas jumlah kasus Avian Influenza. Hingga tahun 2009 jumlah korban yang terjangkit Avian Influenza di Indonesia mencapai 141 jiwa dengan korban meninggal sejumlah 115 jiwa. Sejak pertama ditemukan pada tahun 2005 jumlah kasus yang terjangkit Avian Influenza sejumlah 20 jiwa yang meninggal 13 jiwa, 2006 jumlah kasus 55 jiwa yang meninggal 45 jiwa, tahun 2007 jumlah kasus 42 jiwa yang meninggal 37 jiwa, dan tahun 2008 jumlah kasus 24 jiwa yang meninggal 20 jiwa. Walaupun tahun 2009 tidak ditemukan kasus flu burung namun data tersebut menunjukkan bahwa korban meninggal akibat flu burung di Indonesia adalah yang tertinggi di seluruh dunia. (WHO, 2009) Sampai dengan September 2008 penyebaran flu burung pada manusia di Indonesia yang telah dikonfirmasi oleh Komnas Flu Burung Indonesia telah menyebar di 12 Propinsi yakni Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Sumatera Utara, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Barat, Lampung, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Riau, dan Bali dengan jumlah kasus mencapai 137 dan 112 diantaranya meninggal dunia. Jumlah kasus terbanyak Jawa Barat dengan jumlah kasus 33 jiwa dan kasus meninggal 27 jiwa. Sedangkan untuk daerah Tangerang Banten menduduki peringkat ketiga terbanyak dengan jumlah kasus 25 jiwa dan kasus meninggal 25 jiwa. Tangerang merupakan salah satu daerah dengan kasus penularan Avian Influenza cukup tinggi. Hingga saat ini Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Banten telah menetapkan 10 kecamatannya sebagai daerah epidemis atau wilayah penyebab dan penularan virus flu burung. (Kasus Influenza H5N1 yang Terkonfirmasi di Indonesia menurut Provinsi, KFBI 2008) Kelurahan Manis Jaya dipilih sebagai tempat penelitian untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat tentang Flu Burung di Daerah Kelurahan Manis Jaya Tangerang tahun 2009. Walaupun Kelurahan Manis Jaya tidak ditetapkan sebagai daerah epidemis flu burung oleh pemerintah setempat, namun Kelurahan ini ditetapkan sebagai Pilot Project (desa percontohan) oleh PP.Muhammadiyah dan PT. Monsanto karena wilayah ini berlokasi di Kota Tangerang Banten, masih banyak masyarakat memelihara

3 unggas yang dibiarkan berkeliaran di pemukiman penduduk serta daerah ini merupakan jalur transportasi unggas, sehingga memiliki resiko tinggi untuk terinfeksi oleh avian influenza. Flu burung bukan hanya menyebabkan resiko medis klinis pada masyarakat Kelurahan Manis Jaya, tapi juga dapat mengancam perekonomian di daerah sekitarnya karena daerah ini berada dekat dengan area industri. Berbagai cara penanggulangan flu burung oleh pemerintah telah dilakukan sejak tahun 2003, namun penyebaran flu burung masih menyebar luas di berbagai daerah di Indonesia. Pemerintah telah membentuk tim pemberantasan flu burung untuk melakukan sosialisasi dengan memberikan informasi dan pemahaman yang benar pada masyarakat mengenai bahaya virus flu burung. Penyebaran informasi telah dilakukan dari penyuluhan sampai dengan pemanfaatan berbagai macam media meliputi media elektronik yaitu iklan media massa, radio, surat kabar, poster, brosur, dan spanduk untuk memberikan informasi mengenai cara mencapai hidup sehat, cara pemeliharaan kesehatan, cara menghindari penyakit, diharapkan akan dapat meningkatkan pengetahuan, mendorong sikap positif dan melakukan tindakan kesehatan untuk mencegah terjangkitnya dari virus flu burung. Namun upaya-upaya di atas sering kali mengalami kendala oleh sebagian masyarakat itu sendiri. Masih ditemukannya sejumlah unggas peliharaan warga yang berkeliaran di pemukiman, letak kandang unggas yang sangat dekat dengan rumah warga, keengganan warga untuk melaporkan bila ada unggas peliharaannya yang mati. Tanpa kepedulian serta pemahaman yang benar dari masyarakat sangat mustahil program pencegahan, pengendalian flu burung ini akan berhasil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat tentang Flu Burung di Daerah Kelurahan Manis Jaya Tangerang tahun 2009. Penelitian ini dilakukan untuk mendukung upaya PP.Muhammadiyah dan PT.Monsanto yang sedang melakukan upaya intevensi dalam pelaksanaan program Pilot Project pada wilayah ini untuk menanggulangi virus Avian Influenza dan kesiapsiagaan menghadapi pandemi Avian Influenza.

4 1.2 Rumusan Masalah Flu Burung merupakan penyakit yang cukup mematikan, bisa menyerang manusia yang melakukan kontak dengan unggas maupun yang tidak memiliki riwayat kontak dengan unggas. Berbagai langkah pemerintah untuk mengatasi penyebaran Flu Burung masih terasa kurang efektif, masyarakat masih enggan untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap penyebaran penyakit Flu Burung. Berdasarkan Survey yang dilakukan penulis, Kelurahan Manis Jaya merupakan daerah pemukiman yang padat, sejumlah warga masih membiarkan unggas peliharaan berkeliaran di sekitar pemukiman penduduk, kandang unggas yang kotor, dan letak kandang yang berdekatan dengan rumah, hal ini dapat menjadi indikasi penting untuk mendapatkan gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap Flu Burung. Maka dalam Penelitian ini penulis akan mengamati bagaimana gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat Kelurahan Manis Jaya sebagai daerah Pilot Project flu burung yang dilaksanakan PP.Muhammadiyah dan PT.Monsanto pada masa periode Januari-Mei 2009. 1.3 Pertanyaan penelitian 1. Bagaimana pengetahuan, sikap masyarakat tentang Flu Burung dan perilaku masyarakat dalam upaya pencegahan penularan Flu Burung di Kelurahan Manis Jaya tahun 2009? 2. Faktor apa yang berhubungan dengan perilaku masyarakat dalam upaya pencegahan penularan Flu Burung di Kelurahan Manis Jaya tahun 2009?

5 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Mengetahui pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat tentang Flu Burung di Daerah Kelurahan Manis Jaya Tangerang tahun 2009. 1.4.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, dan sosio demografi masyarakat tentang Flu Burung), pemungkin (ketersedian fasilitas dan keterjangkauan fasilitas), dan penguat (keterpaparan informasi) mengenai Flu Burung pada masyarakat di Kelurahan Manis Jaya tahun 2009? 2. Mengetahui faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, dan sosio demografi masyarakat tentang Flu Burung), pemungkin (ketersedian fasilitas dan keterjangkauan fasilitas), dan penguat (keterpaparan informasi) yang berhubungan dengan perilaku masyarakat dalam upaya pencegahan penularan Flu Burung di Kelurahan Manis Jaya tahun 2009? 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Aplikatif Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan atau informasi untuk pelaksanaan program Pilot Project di Kelurahan Manis Jaya Tangerang dan organisasi lainnya yang bergerak dalam bidang penanggulangan flu burung. 1.5.2 Manfaat Metodologis Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh peneliti lainnya untuk mengembangkan penelitian yang berkaitan dengan bidang flu burung dan

6 dapat dijadikan bahan penelitian yang lebih mendalam untuk pelaksanaan penelitian selanjutnya. 1.5.3 Manfaat Teoritis Dapat memperkaya khasanah kepustakaan bidang kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan bidang penyakit flu burung. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2009 yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat tentang Flu Burung di Kelurahan Manis Jaya Tangerang tahun 2009. Penelitian ini dilakukan karena wilayah kelurahan Manis Jaya berada dalam wilayah Tangerang yang memiliki resiko tinggi untuk tertular Flu Burung. Penelitian ini membatasi kajian penelitian pada variabel-variabel yang diduga mempunyai pengaruh terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat Manis Jaya mengenai penyakit flu burung. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang diberikan pada sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah anggota rumah tangga yang berusia 19-50 tahun sebagai wakil kepala keluarga (KK) berdomisili di Kelurahan Manis Jaya Tangerang yang diambil secara random pada tahun 2009.