BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. mencari hiburan diluar apartemen karena semua kebutuhan sudah terpenuhi di dalam

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. berkunjung menjenguk anaknya. Kostel yang mengangkat tema mengefisiensikan energi

BAB V KONSEP. Secara umum, arahan yang diberikan dalam rangka perencanaan Apartemen Di

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu :

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V KONSEP PERENCANAAN

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi


BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN


BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB IV KONSEP. Gambar 4.2 Pemintakatan berdasarkan fungsi hunian dan publik yaitu fungsi hunian berada di lantai atas dan umum di lantai dasar

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI HASIL PERANCANGAN

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama yang mutlak dari setiap individu-individu di bumi ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dan pembeli dapat merasakan kenyamanan dalam berbelanja.

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA. a. Kelompok kegiatan pribadi. pribadi, seperti : tidur, mandi, makan, belajar. b. Kelompok kegiatan bersama (sosial)

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Main Entrance. Pusat Perbelanjaan. Apartemen 1 Unit Kamar Tidur

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB V KONSEP. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Dasar dari perencanaan dan perancangan Kos Kosan Hotel ini adalah konsep

Transkripsi:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1. Dasar Perencanaan Dan Perancangan Judul dari perancangan ini adalah kostel yang berarti singkat koskosan hotel. Sebuah fenomena baru di bidang hunian di Indonesia. Kostel ini difungsikan sebagai hunian sementara untuk membantu memenuhi kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal yang strategis. Dengan sasaran mahasiswa terutama mahasiswa pendatang di daerah palmerah yang ingin mendapatkan hunian yang nyaman dan dapat memenuhi kebutuhan seharihari mereka, maka dalam kostel ini akan disediakan fasilitasfasilitas penunjang yang akan membantu mempermudah aktifitas seharihari. Topik yang diambil dalam perancangan kostel ini adalah sustainable architecture atau arsitektur berkelanjutan dengan tema energy efficiency atau efisiensi energi. Pemilihan tema ini berlandaskan pada kondisi lingkungan sekitar kita yang semakin hari semakin mengkhawatirkan seperti munculnya isu global warming atau pemanasan global dimana mempengaruhi siklus kehidupan seharihari.. Penggunaan energi yang boros dari proses dalam kehidupan tidak terkecuali proses arsitektural menjadi perhatian utama yang harus segera dipecahkan agar kelangsungan siklus kehidupan dapat berlangsung dengan baik. Dengan berpedoman pada teoriteori sustainable, bangunan ini diharapkan dapat menjadi suatu bangunan berkelanjutan yang peduli terhadap lingkungan sekitarnya dan tanggap terhadap penggunaan energi pada bangunan secara keseluruhan. 106

V. 2. Konsep Perancangan Makro V.2.1. Orientasi Massa Bangunan Berdasarkan hasil analisa dari orientasi massa bangunan yang ditentukan oleh faktor matahari, angin dan bentuk tapak dan view ke sekitar bangunan. Maka orientasi massa bangunan adalah : Gambar 29. Konsep orientasi massa bangunan U S Massa bangunan yang utama menghadap utaraselatan dengan sisi pendek menghadap timurbarat. Namun dikarenakan massa bangunan yang juga berorientasi terhadap sisi jalan di sisi timur dan view ke arah timur dan barat maka bangunan juga menghadap ke arah timur dan barat dengan pertimbangan cahaya yang masuk lebih besar. Hal ini juga dipengaruhi oleh orientasi pada sisi pertemuan ke dua jalan utama sehingga bentuk massa ini akan terlihat dari 2 sisi arah jalan dan mencerminkan sebagai bangunan yang berdiri pada lahan pojok dan pada lahan persegi panjang. Pada sisi pojok ini bangunan dimiringkan 30 dengan dasar kemiringan adalah acuan sudut yang tidak terlalu ektrim dan panjang jalan di sisi selatan dan tinur tapak. Untuk sisi barat diberikan pemecahan terhadap radiasi panas pada sore hari dengan perletakan ruang servis atau koridor. 107

V.2.2. Pencapaian Menuju Tapak Pencapaian menuju tapak yang direncanakan meliputi entrance masuk kendaraan, akses keluar kendaraan, side entrance untuk kendaraan servis dan entrance pedestrian untuk pejalan kaki adalah sebagai berikut : Gambar 30. Konsep pencapaian menuju tapak Pintu masuk motor 3 1 Pedestrian pejalan kaki Pintu masuk kendaraan Side Entrance (kendaraan servis) 2 Pintu keluar kendaraan Entrance yang direncanakan adalah melalui jalan utama yaitu jalan Rawa belong (jalan nomor 1) yang merupakan 2 jalur mobil. Entrance diletakkan jauh dari pertigaan sehingga tidak berpotensi menimbulkan kemacetan sementara untuk akses keluar kendaraan berada di bagian selatan tapak yang langsung keluar ke jalan Kebon Jeruk Raya (jalan nomor 2). Selain itu, akses servis melalui side entrance yang terletak di jalan di bagian selatan tapak yang dapat diakses namun tidak mengganggu sirkulasi utama. Lalu lintas servis yang tidak padat cocok dengan jalan tersebut karena hanya dapat 108

dilewati oleh 1 kendaraan. Untuk pejalan kaki, entrance pedestrian diletakkan di bagian utara tapak karena dapat membantu dalam mengurangi kemacetan di bagian pertigaan dimana tempat angkutan umum berhenti. V.2.3. Sirkulasi Dalam Tapak Berdasarkan konsep pencapaian, konsep sirkulasi dalam tapak menggunakan pola liniear untuk kendaraan satu garis lurus dari arah timur tapak ke selatan tapak sehingga drop in kendaraan berada di sisi kanan bangunan. Hal ini tidak akan menganggu sirkulasi antara kendaraan dan pedestrian. Sementara untuk pejalan kaki menggunakan pola linier dimana mendapatkan akses langsung masuk ke bangunan dari jalan utama dengan melewati ruang publik Gambar 31. Konsep sirkulasi dalam tapak Publik Sirkulasi pejalan kaki Sirkulasi kendaraan 109

V.2.4. Tata Ruang Luar Konsep untuk tata ruang luar dibagi berdasarkan fungsinya yaitu ruang luar aktif dan ruang luar pasif. Konsep tata ruang luar dibuat terpusat dengan ruang luar sebagai vocal point yang dapat mengikat antara massa bangunan dan mudah diakses oleh pengguna bangunan. Untuk ruang luar aktif di di bangunan kostel terdapat : Plasa, yang berfungsi sebagai hall penerima untuk pejalan kaki dimana akan digunakan sebagai public space untuk yang menjadi perantara ruangruang di dalam bangunan dengan lingkungan sekitarnya. Ruang komunal pada bangunan ini diletakkan di antara massa bangunan. Fungsinya sebagai tempat berkumpul dan bersosialisasi yang lebih privasi dibandingkan plasa. Ruang komunal ini dapat berbentuk taman yang dilengkapi dengan pepohonan peneduh dan kursi taman. Elemenelemen yang dapat mendukung konsep tata ruang luar bangunan kostel tersebut adalah : Elemen lunak, yang terdiri dari pohon sebagai peneduh dari sinar matahari dan penghasil oksigen bagi manusia, pohon juga dapat digunakan sebagai sound barrier bagi bising yang akan masuk ke dalam tapak. Untuk rumput dapat digunakan sebagai perkerasan untuk pejalan kaki di taman. 110

Elemen keras, yang terdiri kanopi untuk pedestrian agar pejalan kaki dapat terlindungi dari panas matahari dan hujan, kursi untuk tempat duduk bagi penghuni dan fasilitas pembuangan sampah sebagai wujud peduli lingkungan. Untuk perkerasan kendaraan menggunakan grass block dan aspal serta pejalan kaki menggunakan batu alam atau cone block. V.2.5. Parkir Konsep parkir yang akan digunakan dalam proyek kostel ini adalah parkir 90. Parkir ini akan ditujukan tamu dan pengelola. Parkir terdiri dari parkir mobil, motor dan kendaraan servis. Alasan penggunaan parkir 90 adalah sirkulasi parkir yang mudah dan jumlah parkir lebih banyak. Gambar 32. Konsep parkir 90 Untuk mengaplikasikan konsep hemat energi, penggunaan parkir hanya untuk tamu dan pengelola agar membatasi penggunaan kendaraan pribadi oleh mahasiswa dan secara tidak langsung mendukung penghematan energi terutama dalam penggunaan energi untuk transportasi. 111

V.2.6. Zoning Dalam Tapak Gambar 33. Konsep zoning dalam tapak Private Semi Private Publik Servis Konsep penzoningan pada tapak dilakukan setelah melakukan 3 alternatif dari penyusunan zoning. Hal tersebut juga mempertimbangkan analisa dari pencapaian menuju tapak dan sirkulasi. Zoning dibagi menjadi 4 zona yaitu zona private, semi publik, publik, dan servis. Zona private diletakkan disamping dan belakang agar terhindar dari kebisingan sementara servis dibagian belakang agar tidak menggangu sirkulasi utama. Zona semi publik diletakkan di depan agar mudah diakses baik dari dalam bangunan oleh penghuni dan dari luar bangunan oleh masyarakat umum. Zona publik diletakkan di depan sebagai pintu masuk pelaku kegiatan. 112

Gambar 34. Konsep zoning vertikal Private Semi Publik Publik Servis Konsep penzoningan bangunan pada tapak secara vertikal adalah pada lantai dasar digunakan sebagai zona publik, servis dan semi private. Didalamnya akan digunakan sebagai fasilitas umum dan penunjang. Untuk lantai dua dan tipikal ke atas digunakan sebagai zona private yang terdiri dari hunian hunian yang diakses melalui transportasi vertikal. V. 3. Konsep Perancangan Mikro V.3.1. Pelaku Kegiatan Kostel Berdasarkan hasil analisa kegiatan di dalam kostel, maka pelaku kegiatan kostel adalah sebagai berikut : 1. Penghuni Kostel Mahasiswa pria dan wanita 2. Karyawan Kostel Karyawan Bagian Pengelola. Karyawan Bagian Pelayanan / Servis. 113

3. Tamu Penghuni Kostel Tamu mahasiswa (keluarga atau kerabat) Calon penyewa Mahasiswa yang akan ditampung dalam kostel ini adalah mahasiswa dari luar Jakarta yang membutuhkan tempat tinggal selama masa studinya dan mereka tidak punya tempat tinggal di jakarta. Dikarenakan pemilik dari kostel ini adalah Universitas Bina Nusantara yang merupakan suatu instansi pendidikan maka untuk mencerminkan perilaku dari mahasiswa dibuat pemisahan massa bangunan antara mahsiswa pria dan wanita sehingga tidak saling mencampur antara keduanya. Konsep dari sasaran proyek ini adalah untuk mahasiswa baik nanti akan menempati secara individu atau secara kelompok. Untuk yang individu akan menempati tipe studio untuk 1 orang sementara yang berkelompok dapat menempati unitunit yang berkapasitas untutk 2, 4 dan 6 orang. Penempatan unit ini juga harus berdasarkan jenis kelamin yang sama dan dihindari adanya pencampuran lain jenis agar dapat terhindar dari situasi yang tidak dikehendaki. Kostel ini disewwakan per bulan dan dilengkapi dengan fasilitasfasilitas penunjang layaknya hotel bintang 3 yang dapat digunakan tidak hanya oleh penghuni namun dapat dikomersilkan kepada mahasiswa binus lainnya dan masyarakat umum sekitarnya. 114

V.3.2. Konsep Program Ruang Kostel Tabel 27. Konsep program ruang kostel Kelompok ruang Jenis ruangan Luasan Hunian Hunian single (1 orang) Hunian double (2 orang) Hunian deluxe (4 orang) Hunian family (6 orang) 21 m 2 25 m 2 63 m 2 74 m 2 Ruang Pengelola Ruang administrasi 35 m 2 Ruang pemasaran 35 m 2 Ruang tunggu 16 m 2 Toilet pria 14 m 2 Toilet wanita 14 m 2 Ruang Servis Ruang Karyawan 35 m 2 Janitor 132 m 2 Laundry 49 m 2 Toilet pria 14 m 2 Toilet wanita 14 m 2 Ruang Utilitas Ruang genset 35 m 2 Ruang M&E 30 m 2 Ruang reservoir 35 m 2 Ruang STP 15 m 2 115

Ruang sampah 25 m 2 R.bongkar muat 27,5 m 2 Fasilitas Penunjang Lobby 100 m 2 Restoran 278 m 2 Mini market 70 m 2 Ruang fitness 147 m 2 Ruang locker 49 m 2 Toilet pria 14 m 2 Toilet wanita 14 m 2 Salon 35 m 2 ATM Center 25 m 2 Ruang Bilas 15 m 2 Kolam renang 233 m 2 Lapangan basket 336 m 2 Ruang Luar Parkir mobil 250 m 2 Parkir motor 80 m 2 V.3.3. Bentuk Massa Bangunan Bentuk massa bangunan yang akan diterapkan pada perancangan kostel ini adalah massa majemuk. Pertimbangan dalam menentukan massa majemuk adalah : 116

Pengelompokan kegiatan di dalam kostel dimana terdapat 2 jenis pelaku yaitu mahasiswa pria dan wanita sehingga terdapat 2 massa bangunan. Massa bangunan terdiri dari massa bangunan pria dan wanita. Massa wanita ditempatkan di depan dengan pertimbangan mudah dicapai dan pria ditempatkan di belakang agar tidak mengganggu sirkulasi utama dikarenakan perilaku pria yang sering memiliki kegiatan yang tidak tetap. Pemaksimalan pengudaraan alami tanpa memasukkan faktor angin terlalu banyak ke dalam bangunan namun angin dapat bergerak di antara bangunan. Pemaksimalan pencahayaan alami karena dengan massa majemuk dapat dihindari adanya ruang di dalam ruang sehingga seluruh ruang mendapatkan pencahayaan alami. Untuk bentuk bangunan, menggunakan bentuk dasar persegi dengan pertimbangan bentuk tersebut cocok dengan bentuk tapak sehingga menyesuaikan dengan lingkungan sekitar dan pengaturan ruang dalam bentuk ini lebih mudah dan lebih efisien karena tidak membuang ruang. Pola organisasi massa bangunan yaitu menggunakan pola massa bangunan terpusat dengan ruang luar berada di antara massa massa bangunan dan menjadi pengikat massa bangunan tersebut sehingga menjadi kesatuan dalam satu tapak. 117

Gambar 35. Konsep bentuk massa bangunan Ruang Luar V.3.4. Sirkulasi Dalam Bangunan Konsep sistem sirkulasi untuk bangunan kostel adalah untuk sirkulasi horisontal didalam bangunan menggunakan sistem linier dengan menggunakan koridor jenis single loaded dan double loaded : Pencahayaan dan pengudaraan alami pada unit hunian dapat secara maksimal. Koridor menjadi terang dan tidak memerlukan cahaya. Sirkulasi udara baik dan selalu berputarputar. Untuk double loaded dapat menampung jumlah unit lebih banyak dan dalam pembangunan menjadi lebih praktis dan menghemat di biaya,waktu dan penggunaan bahan. 118

Untuk pola sirkulasi manusia dalam bangunan menggunakan pola linier melurus agar mengarahkan pelaku kegiatan didalamnya untuk lebih jelas dan terarah dengan 1 jalur utama berupa koridor dan didistribusikan ke unitunit hunian. Gambar 36. Konsep single loaded Hunian Hunian Hunian Hunian Koridor Gambar 37. Konsep double loaded Hunian Hunian Hunian Hunian Koridor Hunian Hunian Hunian Hunian Untuk sirkulasi vertikal yang akan digunakan dalam perancangan kostel ini adalah menggunakan tangga sebagai akses utama dan tangga darurat sebagai proteksi dari kebakaran. Tangga dipilih karena lebih hemat dalam 119

penggunaan energi sementara penggunaan lift hanya dikhususkan untuk orang cacat dan barang sehingga hanya ada 1 lift. V.3.5. Sistem Struktur Struktur Bawah Jenis pondasi yang akan digunakan dalam perancangan kostel adalah pondasi bored pile. Alasan pemilihan pondasi ini adalah pengerjaannya yang tidak mengganggu lingkungan sekitarnya yang banyak terdiri dari hunian penduduk karena dalam pengerjaanya tidak menimbulkan getaran. Keuntungan lain dari pondasi bored pile adalah diameter lebih besar sehingga daya dukung tiang lebih besar dan tumpuan menjadi lebih kecil. Pondasi ini cocok untuk segala jenis tanah. Struktur Atas Jenis sistem struktur atas yang digunakan dalam perancangan kostel ini adalah sistem plat, balok dan kolom Keuntungan dari sistem plat, balok dan kolom : Space antar balok dapat digunakan sebagai tempat ducting. Beban dapat disalurkan ke dalam balok dan kolom sehingga beban yang dipikul lantai tidak besar. Pelaksanaanya mudah. 120

V.3.6. Bahan Material Bangunan Bahan material dinding yang akan digunakan dalam perancangan kostel adalah batu bata bakar karena batu bata mudah didapat dan murah. Bahan material penutup eksterior yang akan digunakan dalam perancangan kostel adalah kaca karena dapat memasukkan pencahayaan alami secara maksimal, mudah dipasang dan dirawat. Bahan material atap yang akan digunakan dalam perancangan kostel adalah genteng karena mudah didapat, mudah dalam pemasangan, tahan lama dan perawatannya mudah. Bahan material kusen yang akan digunakan dalam perancangan kostel adalah kayu karena mudah didapat, kuat dibandingkan kusen dari bahan alumunium. Bahan material plafon yang akan digunakan dalam perancangan kostel adalah plafon gypsum board karena memiliki kelebihan yaitu mudah dipasang, awet dan tahan lama, fleksibel dan memiliki isolasi terhadap suara yang baik. Bahan material penutup lantai yang akan digunakan dalam perancangan kostel adalah adalah keramik karena bahan mudah didapat, cocok dengan iklim tropis dan tahan lama. Untuk penggunaan keramik di dalam kostel, unit hunian menggunakan keramik 30 cm 30 cm, kamar mandi 20 cm 20 cm dan area publik menggunakan keramik 60 cm 60 cm. 121

V.3.7. Sistem Utilitas Sistem Instalasi Listrik Sistem listrik untuk kostel ini berasal dari pembangkit tenaga listrik dari PLN. Daya yang diberikan adalah sebesar 220 volt untuk menunjang kegiatan di dalam kostel. Untuk sumber listrik cadangan menggunakan genset yang diaktifkan apabila listrik utama dari PLN mengalami gangguan dan tidak dapat dialirkan ke bangunan. Sistem Pencahayaan Sistem pencahayaan yang digunakan dalam perancangan kostel ini dibagi menjadi 2 yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. o Pada bangunan hemat energi, digunakan secara maksimal pencahayaan alami dengan memberikan bukaanbukaan pada sisi bangunan yang menghadap timur. Bukaan sebesar 30 % dari luasan dinding. Penggunaan shading atau material batu bata sebagai penanggulangan terhadap radiasi panas yang masuk. o Pencahayaan buatan menggunakan lampu TL atau lampu flouresen yang memiliki efficiency yang baik sehingga menghemat penggunaan energi. Untuk ruang luar menggunakan lampu metal halida. Pencahayaan buatan digunakan pada ruangruang sirkulasi yang diatur agar aktif hanya pada malam hari dengan teknologi fotosel. 122

Tabel 28. Prioritas pencahayaan pada ruangan Nama Ruangan Pencahayaan Alami Pencahayaan Buatan Hunian : Ruang tidur Ruang belajar Ruang duduk Ruang makan Pantry Kamar mandi Koridor Tangga Lobby Kantor pengelola Ruang servis Ruang utilitas Restoran Minimarket Ruang fitness Ruang locker Salon dan ATM center Lapangan outdoor Sistem Pengudaraan Sistem pengudaraan dalam perancangan kostel ini dibagi menjadi 2 yaitu pengudaraan alami dan pengudaraan buatan. Sesuai dengan tema efisiensi energi maka pengudaraan alami menjadi salah satu faktor utama yang digunakan. Konsep dari pengudaraan alami : 123

o Pengudaraan alami menggunakan ventilasi silang terutama pada ruangruang sirkulasi dan fasilitas umum. o Alternatif untuk ventilasi silang menggunakan ventilasi silang dimana lubang masuk lebih besar daripada lubang keluar sehingga udara yang masuk tidak seluruhnya keluar dan masih dapat dirasakan di dalam ruangan. Gambar 38. Konsep ventilasi silang o Penggunaan teras atau beranda pada unitunit hunian dan kisikisi pada bagian atas bukaan dan pintu unitunit hunian agar dapat mengalirkan udara ke dalam ruang unit. o Pengudaraan buatan menggunakan AC. AC yang digunakan adalah AC split diletakkan di unitunit hunian, ruang administrasi dan pemasaran, ruang fitness dan mini market. AC yang digunakan adalah AC split agar pengudaraan dapat diatur secara manual sehingga energi listrik tidak digunakan secara terusmenerus seperti pada penggunaan AC window atau AC sentral. 124

Sistem Komunikasi Untuk sistem komunikasi yang digunakan adalah jaringan telepon di setiap lantainya yang dihubungkan melalui operator. Jaringan LAN digunakan untuk koneksi ke internet dimana jaringan ini disediakan di setiap unitnya. Sistem Keamanan Sistem keamanan yang digunakan adalah pos keamanan yang diletakkan di area entrance dan lobby utama sebagai gerbang masuk ke dalam bangunan. Setiap penghuni akan dipantau sirkulasinya selama 24 jam dengan sistem shift untuk petugas keamanannya. Sistem Proteksi Kebakaran Untuk sistem proteksi terhadap kebakaran menggunakan 2 jenis yaitu : o Penanggulangan secara pasif dengan menggunakan interior bangunan yang nudah terbakar, penggunaan alat peringatan dini seperti heat & smoke detector dan alarm kebakaran di setiap ruangan o Penanggulangan aktif dengan menggunakan peralatan pemadam kebakaran seperti hidrant, sprinkler, bubuk CO dan penggunaan tangga darurat sebagai jalur evakuasi orang bila terjadi kebakaran. 125

Sistem Air Bersih Untuk sistem air bersih yang digunakan dalam perancangan kostel adalah sistem tangki atas. Air yang diperoleh dari PAM melalui meteran ditampung didalam ground water tank untuk kemudian di pompa ke reservoir atas dan dialirkan ke hunian secara gravitasi. PAM Reservoir Atas Meteran Ground Water Tank Pompa Hidrant dan Sprinkler Hunian ( Toilet, Pantry, Wastafel, Sistem Air Kotor Sistem air kotor diperuntukan untuk air kotor cair dan air kotor padat. Untuk sistem air kotor cair dan air kotor padat menggunakan STP. Sistem Air Hujan Sistem air hujan direncanakan dimana air hujan yang turun akan dialirkan melalui pipa vertikal, kemudian akan ditampung pada penampungan air hujan dengan tujuan air akan meresap ke dalam tanah atau dapat digunakan untuk menyiram tanaman. 126

Air Hujan Wastafel, Tempat cuci piring, Air bekas mandi, Laundry Kloset Bak Penampungan STP Riol Kota Menyiram tanaman Keterangan : Air kotor air : Air kotor padat : Air hujan : Sistem plumbing untuk unit yang tidak segaris, maka sistem plumbingnya akan digabungkan dengan plumbing di unit di depan ruang komunal di lantai yang tidak terdapat unit hunian. Unih Hunian Unih Hunian Unih Hunian R.Komunal Unih Hunian Unih Hunian 127

Sistem Pembuangan Sampah Sistem untuk pembuangan sampah yang digunakan adalah penyediaan tempat sampah di setiap lantai. Sampahsampah tersebut dikumpulkan dan dimasukkan ke shaft sampah untuk di dalurkan ke bak penampungan di lantai dasar dan kemudian diangkut oleh petugas kebersihan untuk dibawa ke tempat pembuangan akhir sampah. V.3.8. Konsep Facade Bangunan Gambar 39. Konsep bukaan untuk pencahayaan alami Gambar 40. Konsep bukaan untuk pengudaraan alami 128

Dari analisa yang dilakukan, facade bangunan akan menggunakan banyak bukaan untuk memaksimalkan pencahayaan alami dan pengudaraan alami. Facade sisi timur dan barat dibuat berbeda karena pertimbangan radiasi panas matahari dan sisi utara dan sisi selatan dibuat berbeda dengan pertimbangan letak lokasi secara global. Bukaan pada facade bangunan juga berorientasi pada best view. Bukaan yang besar pada sisi selatan dan utara akan mendapatkan view yang baik. Bukaan pengudaraan menggunakan konsep kisikisi untuk tetap menggunakan pengudaraan alami namun memperkecil kemungkinan kecepatan angin yang besar sehingga udara yang masuk tetap nyaman. Pada facade bangunan menggunakan material alami seperti kayu untuk menghilangkan radiasi panas dan penggunaan bahanbahan lokal yang mudah didapat dan hemat energi. V. 4. Penekanan Khusus Penekanan khusus proyek ini terletak pada hunian kostel yang dapat menampung kegiatan dari mahasiswa selama mereka tinggal di temapt tersebut. Penekanan khusus juga pada efisiensi energi terutama pada aspek pencahayaan dan pengudaraan alami sebagai pengganti penggunaan pencahayaan dan pengudaraan buatan yang boros. Penekanan khusus juga pada penggunaan identitas binus karena proyek ini merupakan dibawah instansi dan milik dari Universitas Bina Nusantara sehingga pada proyek ini akan menggunakan elemenelemen yang berorientasi pada Binus seperti warna dan bentuk. 129

Gambar 41. Konsep warna pada Bina Nusantara Penggunaan warna orange dan abuabu sebagai aplikasi dari identitas Bina Nusantara. Bentuk standar persegi dan kotak juga digunakan sebagai penekanan khusus dari BINUS dan menjadi konsep dari facade bangunan. V. 5. Tuntutan Rancangan Tuntutan dari perancangan ini adalah desain bangunan kostel yang sesuai dengan fungsi dan sasaran dari perancangan dimana kostel ini dapat memenuhi kebutuhan dari pengguna bangunan secara keseluruhan. Kostel ini juga didesain menjadi bangunan hemat energi yang dapat membantu dalam pelestarian lingkungan sekitarnya dan menjadi bangunan yang dapat medukung kehidupan yang akan datang sesuai dengan tuntutan arsitektur berkelanjutan. 130