An Nadaa, Vol 1 No.2, Desember 2014, hal ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

HUBUNGAN SIKAP DAN UPAYA PENCEGAHAN IBU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNTUNG PAYUNG

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 09-16

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: INDRIANI KUSWANDARI

BAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan snyamuk dari genus Aedes,

PENDAHULUAN. Ratna Sari Dewi STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis:

ANALISIS FAKTOR RISIKO PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN HELVETIA TENGAH MEDAN TAHUN 2005

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang akan memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI PUSKESMAS GOGAGOMAN KOTA KOTAMOBAGU.

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. masih terbatas. Hal ini terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian yang

SKRIPSI PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP JUMANTIK KECIL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PELATIHAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI MIN KETITANG

ABSTRAK. Pembimbing II : Kartika Dewi, dr., M.Kes., Sp.Ak

HUBUNGAN PERILAKU PENCEGAHAN DAN LINGKUNGAN FISIK DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI RW.XII KELURAHAN SENDANGMULYO TEMBALANG SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

ABSTRAK. Pembimbing I : Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes Pembimbing II : Budi Widyarto L, dr., MH

HUBUNGAN BREEDING PLACE DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN JENTIK VEKTOR DBD DI DESA GAGAK SIPAT KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod Borne Virus, genus

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

BAB I PENDAHULUAN. 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever

ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era reformasi, paradigma sehat digunakan sebagai paradigma

BAB I PENDAHULUAN. hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi oleh setiap bangsa dan negara. Termasuk kewajiban negara untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. virus dengue yang ditularkan dari gigitan nyamuk Aedes aegypti sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Kementerian Kesehatan RI (2010), program pencegahan dan

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahunnya. Salah satunya Negara Indonesia yang jumlah kasus Demam

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan berkelanjutan 2030/Suistainable Development Goals (SDGs)

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DAN TINDAKAN 3M PLUS TERHADAP KEJADIAN DBD

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di Indonesia dan bahkan di Asia Tenggara. World Health

BAB I PENDAHULUAN. tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya wabah demam dengue di

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever

BAB I PENDAHULUAN. Dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Fajarina Lathu INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi masalah kesehatan internasional yang terjadi pada daerah tropis dan

THE RELATIONSHIP BETWEEN COMMUNITY KNOWLEDGE AND ATTITUDE IN PREVENTING DENGUE FEVER (DF) AT LAMBRO BILEU VILLAGE, KUTA BARO-ACEH BESAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara serta Pasifik Barat (Ginanjar, 2008). Berdasarkan catatan World

BAB I PENDAHULUAN. tropis dan subtropis di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi

Mahaza, Awaluddin (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. gigitan nyamuk dari genus aedes misalnya Aedes aegypti atau Aedes albovictus.

HUBUNGAN PAPARAN MEDIA INFORMASI DENGAN PENGETAHUAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE PADA IBU-IBU DI KELURAHAN SAMBIROTO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi

HUBUNGAN BREEDING PLACE DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN JENTIK VEKTOR DBD DI DESA GAGAK SIPAT KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI BAB I

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya semakin meluas. DBD disebabkan oleh virus Dengue dan

BAB I PENDAHULUAN. dewasa (Widoyono, 2005). Berdasarkan catatan World Health Organization. diperkirakan meninggal dunia (Mufidah, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. kejadian luar biasa dengan kematian yang besar. Di Indonesia nyamuk penular

PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING TAHUN Ronald Imanuel Ottay

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdarah Dengue (DBD). Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran epidemiologi..., Lila Kesuma Hairani, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

¹STIKES Nani Hasanuddin Makassar ²STIKES Nani Hasanuddin Makassar ³STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak

BAB I PENDAHULUAN. dengue, yang ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini ditemukan di daerah

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA IBU RUMAH TANGGA DI KELURAHAN KRAMAS KOTA SEMARANG

Kata kunci: DBD, Menguras TPA, Menutup TPA, Mengubur barang bekas

Riset Informasi Kesehatan, Vol. 6 No.1 Juni Hubungan pengendalian jentik berkala dengan kejadian kasus DBD di puskesmas Kebun Handil Kota Jambi

Rezki Putri, 1 Zaira Naftassa. 1. Abstrak

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DI RW III DESA PONCOREJO KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang menyebar

HUBUNGAN PERILAKU 3M DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK DI DUSUN TEGAL TANDAN, KECAMATAN BANGUNTAPAN, KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI IBU RUMAH TANGGA DALAM PENCEGAHAN WABAH DBD DI KECAMATAN KUTA ALAM BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

!"#$%&'()*'"%+),#&#+%-%'&).'&),#&/'0.%'&)$'"1'('2'-) 3&-32),#&%&/2'-'&)$3-3),#&.%.%2'&).'&),#+'1'&'&) 2#,'.')$'"1'('2' :;<5:;=)>9?

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh

LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagianpersyaratan guna mencapai derajat sarjana strata 1 kedokteran umum

Keywords : Mosquito breeding eradication measures, presence of Aedes sp. larvae.

GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT Chikungunya DI KOTA PADANG. Mahaza, Awaluddin,Magzaiben Zainir (Poltekkes Kemenkes Padang )

PENDAHULUAN. Ridha Hidayat

BAB I PENDAHULUAN. Dengue adalah salah satu penyakit infeksi yang. dalam beberapa tahun terakhir ini menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam beberapa tahun terakhir

Ni Luh Puspareni¹, I Made Patra², Ni Ketut Rusminingsih³

SARANG NYAMUK DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI DESA KLIWONAN MASARAN SRAGEN

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOYOLALI I

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia yang cenderung jumlah pasien serta semakin luas. epidemik. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh virus dengue dengan gambaran klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang

Transkripsi:

An Nadaa, Vol 1 No.2, Desember 2014, hal 67-71 ISSN 2442-4986 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UPAYA PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIKU KECAMATAN TANJUNG MUTIARA KABUPATEN AGAM TAHUN 2014 Determine the Factors Affecting the Prevention of Dengue Hemorrhagic Fever on Health Centers Tiku Tanjung Mutiara 2014 Yoneta Oktaviani Stikes Payung Negeri Pekanbaru Email : yonetayme@yahoo.com Abstract Transmission of dengue virus infection occurs through vector mosquito of the genus Aedes (mainly Aedes aegypti and Aedes albopictus). Increased cases annually related to environmental sanitation with the availability of breeding places for female mosquitoes that vessel containing clear water (bathtub, tin cans and other water reservoirs). The purpose of this study was to determine the Factors Affecting the Prevention of Dengue Hemorrhagic Fever On Tiku Puskesmas Tanjung Mutiara 2014. This type of research in the form of quantitative analytic with cross sectional design conducted in the working area Tiku health centers in April to June 2014. The population in this study were all heads of families who are in the territory Tiku sub-district Puskesmas Tanjung Mutiara with Number 445 households. With simple random sampling technique sampling.yang numbered 210 people. Results of the analysis showed that more than half (60.0%) of respondents with low levels of education, more than half (57.1%) of respondents with a negative attitude, more than half (55.2%) of respondents with low socioeconomic level, more than half (59.5%) of respondents have unfavorable precautions on prevention of dengue, there is a significant relationship between the level of education, attitudes, and economic levels with the prevention of dengue fever in Puskesmas Tiku 2014. It is expected to officers health centers to be able to do counseling and provide information about prevention of dengue with leaflets and brochures related to the prevention of dengue. Keywords : pencegahan, demam berdarah dengue, sikap, pendidikan, ekonomi Abstrak Penularan infeksi virus dengue terjadi melalui vektor nyamuk genus Aedes (terutama Aedes aegepty dan Aedes albopictus). Peningkatan kasus setiap tahunnya berkaitan dengan sanitasi lingkungan dengan tersedianya tempat perindukan bagi nyamuk betina yaitu bejana yang berisi air jernih (bak mandi, kaleng bekas dan tempat penampungan air lainnya). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Upaya Pencegahan Demam Berdarah Dengue Di Wilayah Kerja Puskesmas Tiku Tanjung Mutiara Tahun 2014. Jenis penelitian ini berbentuk analitik kuantitatif dengan desain cross sectional yang dilakukan di wilayah kerja puskesmas tiku pada bulan April sampai Juni tahun 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah semua kepala keluarga yang berada diwilayah kerja Puskesmas Tiku Kecamatan Tanjung Mutiara dengan Jumlah 445 kepala keluarga. Dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling.yang berjumlah 210 orang. Hasil analisis penelitian didapatkan bahwa lebih dari separoh (60,0%) responden dengan tingkat pendidikan rendah, lebih dari separoh (57,1%) responden dengan sikap negatif, lebih dari separoh (55,2%) responden dengan tingkat sosial ekonomi yang rendah, lebih dari separoh (59,5%) responden memiliki tindakan pencegahan yang kurang baik tentang upaya pencegahan demam berdarah, terdapat hubungan bermakna antara tingkat pendidikan, sikap, dan tingkat ekonomi dengan upaya pencegahan DBD di wilayah kerja Puskesmas Tiku tahun 2014. Diharapkan kepada petugas puskesmas untuk dapat melakukan penyuluhanpenyuluhan dan memberikan informasi tentang upaya pencegahan DBD dengan leaflet dan brosur-brosur yang menyangkut pencegahan DBD. Kata Kunci : pencegahan, demam berdarah dengue, sikap, pendidikan, ekonomi 67

An-Nadaa, Vol 1 No.2, 2014 PENDAHULUAN Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu jenis penyakit yang berkembang didaerah tropis. Didalam kehidupan masyarakat Indonesia penyakit Demam Berdarah Dengue bukan sesuatu hal baru lagi, apalagi penyakit ini merupakan penyakit mewabah yang menakutkan masyarakat. Seluruh wilayah di Indonesia mempunyai risiko untuk terjangkit penyakit Demam Berdarah Dengue, karena virus penyebab dan nyamuk penularnya tersebar luas baik di rumah maupun ditempattempat umum, kecuali yang ketinggiannya lebih dari 1000 meter diatas permukaan air laut. Penyakit Demam Berdarah Dengue perlu mendapatkan perhatian serius dari semua pihak, mengingat jumlah kasusnya yang cenderung meningkat setiap tahun (Ginanjar, 2008). Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dan menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi. Jumlah kasus yang dilaporkan cenderung meningkat dan daerah penyebarannya bertambah luas. Kerugian sosial yang terjadi antara lain karena menimbulkan kepanikan dalam keluarga, kematian anggota keluarga, dan berkurangya usia harapan penduduk. Dampak ekonomi langsung pada penderita Demam Berdarah Dengue adalah biaya pengobatan, sedangkan dampak ekonomi tidak langsung adalah kehilangan waktu kerja, waktu sekolah dan biaya lain yang dikeluarkan selain untuk pengobatan seperti transportasi dan akomodasi selama perawatan penderita (Depkes RI, 2007). Untuk mencapai perilaku masyarakat Indonesia sehat 2015 adalah perilaku proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah terjadinya risiko penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Selanjutnya masyarakat mempunyai kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelayanan yang tersedia adalah pelayanan yang berhasil guna dan berdaya guna yang tersebar secara merata di Indonesia. Dengan demikian terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomis (Depkes RI, 2010). Menurut the World Health Organization (WHO), angka morbiditas Demam Berdarah Dengue mencapai hampir 50 juta kasus per tahun, dengan mortalitas sekitar 1-5% atau 24.000.000 jiwa. Di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia, mayoritas penderita penyakit ini (>95%) adalah anak dibawah umur 15 tahun (Irianto, 2013). Kejadian Luar Biasa (KLB) / wabah masih sering terjadi diberbagai daerah di Indonesia. Pada tahun 1998 terjadi KLB dengan jumlah penderita sebanyak 72.133 orang dan merupakan KLB terbesar sejak kasus Demam Berdarah Dengue pertama kali ditemukan di Indonesia dengan 1.411 kematian (CFR=2%). Sedangkan pada KLB tahun 2004 jumlah penderita sejak Januari 2004 berdasarkan pemantauan dan laporan yang diperoleh dari 30 propinsi sampai dengan April 2004 adalah sebanyak 58.861 kasus, 669 diantaranya meninnggal (CFR=1,14%) (Depkes RI, 2007). Demam berdarah dengue di Provinsi Sumatera Barat pertama kali dilaporkan pada tahun 1972 dan mulai saat itu Provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu daerah endemis penyakit demam berdarah dengue di Indonesia (Dinkes Prov. Sumatera Barat). Menurut data yang ada di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat dari Tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 jumlah penderitanya adalah sebagai berikut : Tahun 2011 penderita sebanyak 140 orang penderita, pada tahun 2012 penderita sebanyak 132 orang penderita meninggal dunia 3 orang dan pada tahun 2013 penderita sebanyak 252 orang meninggal dunia 2 orang (Dinkes Prov. Sumatera Barat, 2013). Lubuk Basung merupakan salah satu kota yang tinggi insiden penyakit Demam Berdarah Dengue dan termasuk daerah endemis di Provinsi Sumatera Barat. Di daerah Kabupaten Agam Lubuk Basung terdapat 3 Puskesmas di antaranya : Puskesmas Lubuk Basung, Puskesmas Manggopoh, dan Puskesmas Tiku kecamatan Tanjung Mutiara. Angka kejadian kasus Demam Berdarah Dengue pada masing-masing puskesmas yang paling tertinggi terjadi pada Puskesmas Tiku Kecamatan Tanjung Mutiara dimana pada Tahun 2013 terdapat 25 orang penderita. Distribusi kasus Demam Berdarah Dengue tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini (Dinkes Kab. Agam Lubuk Basung, 2013). 68

An-Nadaa, Juni 2014, hal 67-71 BAHAN DAN METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik kuantitatif, dengan desain penelitian cross sectional, yaitu merupakan suatu penelitian yang mempelajari hubungan antara faktor resiko (independen) dengan faktor efek (dependent), dimana melakukan observasi atau pengukuran variabel sekali dan sekaligus pada waktu yang sama. Tempat penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Tiku Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam. Penelitian dilakukan pada bulan April Agustus 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah semua kepala keluarga yang berada diwilayah kerja Puskesmas Tiku Kecamatan Tanjung Mutiara dengan Jumlah 445 kepala keluarga. Jumlah total keseluruhan sampel 46 + 20 + 14 + 130 = 210 sampel. HASIL DAN PEMBAHASAN Secara umum hasil penelitian ini menunjukkan hubungan antara sikap, pendidikan, dan tingkat ekonomi terhadap upaya pencegahan demam berdarah dengue di wilayah kerja Puskesmas Tiku tahun 2014. Tabel 1. Distribusi Variabel Penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Tiku Tahun 2014 Variabel yang Diteliti Jumlah % Upaya Pencegahan Kurang Baik Baik Sikap Negatif Positif Tingkat Pendidikan Rendah Tinggi Tingkat Ekonomi Rendah Tinggi 125 85 122 88 126 84 116 94 59,5 40,5 58,1 41,9 60,0 40,0 55,2 44,8 Jumlah 210 100 Sumber : Data primer Analisis Univariat Pada analisis univariat diperoleh distribusi dari masing-masing variabel dependen dan variabel independen. Berdasarkan dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden yang tindakan upaya pencegahan kurang baik dalam upaya pencegahan demam berdarah dengue (DBD) sebanyak 125 orang (59,5%). Sebagian besar responden memiliki sikap yang negatif sebanyak 122 orang (58,1%). Untuk tingkat pendidikan paling banyak kategori rendah yakni 126 orang (60,0%). Sedangkan untuk kategori tingkat ekonomi lebih banyak dengan kategori rendah sebanyak 116 orang (55,2%). Analisis Bivariat Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 122 responden dengan sikap negatif mayoritas dengan upaya pencegahan kurang baik tentang demam berdarah dengue (DBD), yaitu sebanyak 120 orang (98,4%) dan dari 88 sikap responden positif 83 (94,3 %) mempunyai upaya pencegahan baik. Dari hasil Uji Statistik yang dilakukan, di peroleh nilai P Value = 0,000 < α = 0,05, nilai OR 9,000 yang berarti responden dengan sikap positif 9,000 kali dapat mengupayakan pencegahan demam berdarah dengue (DBD) dibandingkan dengan responden yang bersikap negatif. Untuk variabel pendidikan dapat dilihat bahwa dari 126 responden dengan tingkat pendidikan tinggi mayoritas dengan upaya pencegahan kurang baik tentang demam berdarah dengue (DBD), yaitu sebanyak 119 orang (94,4%) dan dari 84 pendidikan responden tinggi 78 (92,9%) mempunyai upaya pencegahan baik. Dari hasil Uji Statistik yang dilakukan, di peroleh nilai P Value = 0,000 < α = 0,05, nilai OR 4,100 yang berarti responden dengan tingkat pendidikan tinggi 4,100 kali dapat mengupayakan pencegahan demam berdarah dengue (DBD) dibandingkan dengan responden yang tingkat pendidikan rendah. Sedangkan untuk variabel tingkat ekonomi, dari 116 responden dengan tingkat ekonomi rendah mayoritas dengan upaya pencegahan kurang baik tentang demam berdarah dengue (DBD) sebanyak 111 orang (95,7 %) dan dari 94 tingkat ekonomi responden tinggi 80 mempunyai upaya pencegahan baik. Dari hasil Uji Statistik yang dilakukan, di peroleh nilai P Value = 0,000 < α = 0,05, nilai OR 4,600 berarti responden dengan tingkat ekonomi tinggi 4,600 kali dapat mengupayakan pencegahan demam berdarah dengue (DBD) dibandingkan dengan responden yang tingkat ekonomin rendah. 69

An-Nadaa, Vol 1 No.2, 2014 Tabel 2. Hubungan Variabel Independen dengan Upaya Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Tiku Tahun 2014 Upaya Pencegahan Variabel Total POR Kurang Baik P Value (95% CI) n % n % n % Sikap Negatif 120 98,4 2 1,6 122 100 0,000 9,000 Positif 5 5,7 83 94,3 88 100 (1,712-6,772) Pendidikan Rendah 119 94,4 7 5,6 126 100 Tinggi 6 7,1 78 92,9 84 100 Tingkat Ekonomi Rendah 111 95,7 5 4,3 116 100 Tinggi 14 14,9 80 85,1 94 100 Sumber : data primer 0,000 0,01 4,100 (1,591-8,219) 4,600 (1,915-6,452) Pendidikan responden mempengaruhi tindakannya terhadap upaya penanggulangan demam berdarah dan pendidikan yang dimiliki oleh responden tersebut juga didasari oleh keyakinan, kesadaran dan motivasi sehingga mereka mampu mengaplikasikan sesuatu yang mereka terima dengan baik terhadap upaya penanggulangan demam berdarah (DBD). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Susilawati (2012) berjudul Faktor-Faktor yang berhubungan dengan upaya pencehagan Demam Berdarah Dengue Di wilayah Kerja Puskesmas Ulak Karang dengan P Value 0,05 yang berarti ada hubungan dengan tingkat pendidikan rendah (65,9%). Jadi perilaku hidup sehat sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan penduduk. Tingkat pendidikan yang masih rendah merupakan salah satu sebab rendahnya pemahaman masyarakat terhadap informasi kesehatan serta pembentukan perilaku sehat. Perilaku hidup sehat tersebut perlu ditingkatkan melalui berbagai penyuluhan dan pendidikan kesehatan agar menjadi bahagian dari norma hidup dan budaya masyarakat untuk hidup sehat (Notoatmodjo, 2013). Pendidikan kesehatan sebagai bahagian dari pada kesehatan masyarakat berfungsi sebagai media atau sarana untuk menyediakan kondisi sosial psikologis sedimikian rupa sehingga individu / masyarakat berprilaku sesuai dengan norma hidup sehat. Dengan kata lain pendidikan kesehatan bertujuan untuk merubah perilaku individu atau masyarakat seauai denga n norma-norma hidup sehat (Notoatmodjo, 2013).Hasil analisa antara tingkat pendidikan ada pengaruh terdahap upaya pencegahan demam berdarah dengue hal ini disebab tingkat pendidikan di wilayah kerja puskesmas tiku adalah rendah SD = 71,9%, dimana pendidikan SD belum mampu untuk memahami upaya pencegahan demam berdarag dengue. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Susilawati (2012) yang menyatakan ada hubungan yang bermakna antara tingkat ekonomi responden dengan upaya pencegahan demam berdarah dengue dengan p value 0,001 dengan tingkat ekonomi rendah (66,7%). Sebagai suatu proses, pembangunan ekonomi berhubungan dengan perubahan dalam komposisi dari input dan output dari ekonomi. Perubahanperubahan ini akan menyebabkan perubahan dalam segala perbaikan pada kondisi masyarakat. Tujuan utama dari pembangunan adalah inkorporasi dalam produksi dan memuaskan segala aktifitas dari masyarakat yang berpartisipasi. Kegiatan produktif ini memiliki bermacam fungsi seperti kegiatan menghasilkan pendapatan, merubah bahan mentah menjadi barang dan jasa yang siap untuk dikonsumsi. Hasil analisa menunjukkan ada pengaruh antara tingkat ekonomi dengan upaya pencegahan demam berdarah dengue hasil ini disebabkan bahwa responden mayoritas penghasilan rendah rendah 95,7%, penghasilan respon- 70

An-Nadaa, Juni 2014, hal 67-71 den berkisar Rp. 321.252 per bulan sehingga untuk melakukan tindakan upaya pencegahan demam berdarah dengue (DBD) belum dapat dilaksanakan. KESIMPULAN Ada hubungan antara sikap, tingkat pendidikan, dan tingkat ekonomi dengan upaya pencegahan demam berdarah dengue di wilayah kerja puskesmas Tiku Tanjung Mutiara. Diharapkan agar petugas kesehatan dari Puskesmas Tiku Tanjung Mutiara dapat menyampaikan sosialisasi melalui penyuluhan tentang upaya pencegahan demam berdarah dengue (DBD) dengan memberikan leaflet agar dapat dibaca oleh masyarakat dirumah. DAFTAR PUSTAKA Azwar A, 1996 Standar dan Mutu Pelayanan Medis. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, Nomor 7 Agustus 1996. Depkes RI. 2007. Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta 2010. Menuju Indonesia Sehat 2015. Jakarta 2013. Peningkatan Kasus Demam Berdarah Dengue di Indonesai. Jakarta Dinkes Provinsi Sumatera Barat. 2013. Profil Kesehatan Dinkes Kab. Lubuk Basung. 2013. Profil Kesehatan Ginanjar. 2008. Demam Berdarah Dengue. Jakarta http://www.pembangunanekonomi-badan Pusat Statistik-Indonesia.com/portal Irianto. 2013. Parasitologi Medis (Medical Parasitology). Bandung ; Alfabeta Jhingan. 2010. Pembangunan Ekonomi. Jakarta Kunoli. 2013. Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta ; Trans Info Media Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta ; Rineka Cipta. 2013. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta ; Rineka Cipta 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta ; Rineka Cipta Padila. 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta ; Nuha Medika Prof. Dr. F.A.Moeloek. 2010. INDONESIA SEHAT 2010. Jakarta Riyanto, A. 2009. Pengolahan dan Analisi Data.Yogjakarta ; Nuha Medika, A. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta ; Nuha Medika Sudoyo. 2009. Ilmu Penyakit Dalam. InternaPublishing. Jakarta Pusat Syafrudin. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Trans Info Media. Wododo D. 2009. Sindrom renjatan dengue, In: Penatalaksanaan Kedaruratan di Bidang Penyakit Dalam. Jakarta 71