Penentuan Kedalaman Elektroda pada Tanah Pasir dan Kerikil Kering Untuk Memperoleh Nilai Tahanan Pentanahan yang Baik

dokumen-dokumen yang mirip
Perencanaan Sistem Pentanahan Tenaga Listrik Terintegrasi Pada Bangunan

ANALISA PENGARUH JARAK DAN KEDALAMAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN DENGAN 2 ELEKTRODA BATANG

PETUNJUK PRAKTIS PERANCANGAN PENTANAHAN SISTEM TENAGA LISTRIK

EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 1 Januari 2015; 23 28

Pengaruh Umur Pada Beberapa Volume PENGARUH UMUR PADA BEBERAPA VOLUME ZAT ADITIF BENTONIT TERHADAP NILAI TAHANAN PENTANAHAN

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS SISTEM PENTANAHAN MENGGUNAKAN TEMBAGA DIBANDING DENGAN MENGGUNAKAN PIPA GALVANIS (LEDENG)

Analisis Perbandingan Nilai Tahanan Pembumian Pada Tanah Basah, Tanah Berpasir dan Tanah Ladang

PENGARUH PASIR - GARAM, AIR KENCING SAPI, BATU KAPUR HALUS DAN KOTORAN AYAM TERNAK TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN PADA SAAT KONDISI TANAH BASAH

Analisa Tahanan Pembumian Peralatan Gedung Laboratorium Teknik Universitas Borneo Tarakan Yang Menggunakan Elektrode Pasak Tunggal Panjang 2 Meter

BAB III METODE PENGUKURAN PENTANAHAN Blok Diagram Perancangan Pengukuran Pentanahan. Dibuat Berpetak

PENGARUH KADAR AIR DAN KEDALAMAN ELEKTRODA BATANG TUNGGAL TERHADAP TAHANAN PEMBUMIAN PADA TANAH LIAT

PENGARUH POROSITAS TANAH SISTEM PENTANAHAN PADA KAKI MENARA SALURAN TRANSMISI 150 kv

PERUBAHAN KONFIGURASI ELEKTRODE PENTANAHAN BATANG TUNGGAL UNTUK MEREDUKSI TAHANAN PENTANAHAN

PERBEDAAN PENAMBAHAN GARAM DENGAN PENAMBAHAN BENTONIT TERHADAP NILAI TAHANAN PENTANAHAN PADA SISTEM PENTANAHAN. IGN Janardana

Pemanfaatan Bentonite sebagai Media Pembumian Elektroda Batang

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang dengan pesat dan besar. Apabila terjadi kesalahan di sistem tenaga

KARAKTERISTIK BATANG PENTANAHAN SISTEM ARANG-GARAM (SIGARANG) SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN SISTEM PENTANAHAN

BAB I PENDAHULUAN. gardu induk maka tenaga listrik tidak dapat disalurkan. Sehingga pembangunan

SIMULASI PENGARUH KEDALAMAN PENANAMAN DAN JARAK ELEKTRODA TAMBAHAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN. Mohamad Mukhsim, Fachrudin, Zeni Muzakki Fuad

Analisa Perbandingan Konfigurasi Vertikal Dengan Bujur Sangkar Elektroda Pentanahan Menggunakan Matlab

ANALISA PERBANDINGAN TAHANAN PEMBUMIAN PERALATAN ELEKTRODA PASAK PADA GEDUNG LABORATORIUM TEKNIK UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

NASKAH PUBLIKASI EVALUASI KEAMANAN PADA SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK 150 KV JAJAR. Diajukan oleh: HANGGA KARUNA D JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

STUDI PENGARUH KANDUNGAN AIR TANAH TERHADAP TAHANAN JENIS TANAH LEMPUNG (CLAY)

IMPLEMENTASI SISTEM PENTANAHAN GRID PADA TOWER TRANSMISI 150 KV

Departemen Teknik Elektro Universitas Indonesia

Kata Kunci Pentanahan, Gardu Induk, Arus Gangguan Ketanah, Tegangan Sentuh, Tegangan Langkah, Tahanan Pengetanahan. I. PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENURUNAN TAHANAN PEMBUMIAN PADA ELEKTRODA PLAT DENGAN SOIL TREATMENT GARAM

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) SISTEM GROUNDING LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI TEKNIK ELEKTRO IST AKPRIND YOGYAKARTA

PERANCANGAN GROUNDING UNTUK LABORATORIUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI DI TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Kata kunci : gardu beton; grid; pentanahan; rod

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun langkah-langkah penyusunan ditunjukkan oleh gambar 3.1. Studi pendahuluan. Identifikasi dan perumusan masalah

STUDI PENGARUH JENIS TANAH DAN KEDALAMAN PEMBUMIAN DRIVEN ROD TERHADAP RESISTANSI JENIS TANAH

PENENTUAN RESISTIVITY TANAH DI DALAM MENETAPKAN AREA PEMASANGAN GROUNDING GARDU DISTRIBUSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ADALAH PENGHANTAR YG DITANAM DALAM BUMI DAN MEMBUAT KONTAK LANGSUNG DGN BUMI

PERBAIKAN SISTEM PENTANAHAN PADA GEDUNG LISTRIK POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

METODE PENURUNAN TAHANAN PENTANAHAN PADA ELEKTRODA PLAT DENGAN SOIL TREATMENT GARAM

JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

BAB II PEMBUMIAN PERALATAN LISTRIK DENGAN ELEKTRODA BATANG. Tindakan-tindakan pengamanan perlu dilakukan pada instalasi rumah tangga

ANALISIS PENAMBAHAN LARUTAN BENTONIT DAN GARAM UNTUK MEMPERBAIKI TAHANAN PENTANAHAN ELEKTRODA PLAT BAJA DAN BATANG

BAB IV EVALUASI. 4.1 Umum

Studi Pengaruh Jenis Tanah dan Kedalaman Pembumian Driven Rod terhadap Resistansi Jenis Tanah

PERENCANAAN SISTEM PENGETANAHAN PERALATAN UNTUK UNIT PEMBANGKIT BARU DI PT. INDONESIA POWER GRATI JURNAL

Evaluasi dan Perancangan Sistem Proteksi Petir Internal dan Eksternal Divisi Fabrikasi Baja pada Perusahaan Manufaktur

PERBANDINGAN NILAI TAHANAN PENTANAHAN PADA AREA REKLAMASI PANTAI (CITRALAND)

STUDI PEMANFAATAN ARANG TEMPURUNG KELAPA UNTUK PERBAIKAN RESISTANSI PEMBUMIAN JENIS ELEKTRODA BATANG. Publikasi Jurnal Skripsi

JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN : Vol. 12 No. 1 Agustus 2007

Hasrul, Evaluasi Sistem Pembumian Instalasi Listrik Domestik di Kabupaten Barru

BAB I PENDAHULUAN. Pada gardu induk harus memiliki sistem pembumian yang handal yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN KAWAT TANAH

ANALISIS PENGARUH JENIS TANAH TERHADAP BESARNYA NILAI TAHANAN PENTANAHAN

Satellite SISTEM PENTANAHAN MARYONO, MT

BAB II SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI RUMAH TANGGA. Instalasi listrik merupakan susunan perlengkapan-perlengkapan listrik yang

ANALISA PENTANAHAN PADA BTS BSC BANJARSARI Resna Yunaningrat Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Siliwangi Tasikmalaya

SISTEM PEMBUMIAN PERALATAN RUANG STUDIO TEKNIK ARSITEKTUR GEDUNG B FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA JALAN PB. SUDIRMAN DENPASAR

PENGARUH PENAMBAHAN GYPSUM DALAM MEREDUKSI NILAI RESISTANSI PENTANAHAN DI TANAH LADANG

by: Moh. Samsul Hadi

EVALUASI SISTEM PEMBUMIAN GARDU INDUK BELAWAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem pentanahan merupakan sistem pengamanan terhadap perangkatperangkat

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V9.i1 ( )

ANALISA PENGARUH KEDALAMAN ELEKTRODA PENTANAHAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN

ANALISIS SISTEM PROTEKSI PETIR EKSTERNAL DI OFFTAKE WARU, PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK SBU WIL II JABATI

PENGGUNAAN KONDUKTOR TEMBAGA DAN ALUMINIUM UNTUK SISTEM PENTANAHAN

STUDI PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN TOWER SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI (SUTET) 500 KV PEDAN- UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

COMPARATIVE ANALYSIS OF GROUNDING RESISTANCE VALUE IN SOIL AND SEPTICTANK. Abdul Syakur, Juningtyastuti, Arif Dermawan *)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IMPLEMENTASI SISTEM PENTANAHAN GRID PADA TOWER TRANSMISI 150 KV (APLIKASI PADA TOWER SUTT 150 KV TOWER 33)

PEMANFAATAN BENTONITE SEBAGAI MEDIA PEMBUMIAN ELEKTRODA BATANG

Sistem pembumian plat Tahanan tubuh manusia Arus melalui tubuh manusia Arus fibrasi

SISTEM PENTANAHAN GRID PADA GARDU INDUK PLTU TELUK SIRIH. Oleh: ABSTRAK ABSTRACT

3. Perhitungan tahanan pembumian satu elektroda batang. Untuk menghitung besarnya tahanan pembumian dengan memakai rumus :

p- ISSN : e-issn : TE Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

BAB II DASAR TEORI. adanya pengukuran, maka dapat diketahui seberapa besar nilai tahanan pembumian di

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

PENGUKURAN TAHANAN GRID PEMBUMIAN PADA MODEL LAPISAN TANAH YANG TIDAK UNIFORM

SISTEM PENTANAHAN SWITCHYARD DENGAN KISI-KISI (GRID) PADA GARDU INDUK 150 KV BANTUL

RANCANG BANGUN SISTEM GROUNDING UNTUK PENGEMBANGAN LABORATORIUM FISIKA UNNES SEMARANG

Jenis-Jenis Elektroda Pentanahan. Oleh Maryono

Penentuan Nilai Impedansi Pembumian Elektroda Batang Tunggal Berdasarkan Karakteristik Response Impuls

RANCANG BANGUN ALAT UKUR TAHANAN TANAH (EARTH METER) DIGITAL

BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH

PENGGUNAAN GYPSUM DAN MAGNESIUM SULFAT SEBAGAI UPAYA MENURUNKAN NILAI RESISTANSI PENTANAHAN. ABSTRAK

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V9.i2 ( )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

PENGUKURAN SISTEM PENTANAHAN PADA RUMAH TINGGAL SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN GROUNDING UNTUK MENGURANGI EFEK TEGANGAN SENTUH

BAB 10 SISTEM PENTANAHAN JARINGAN DISTRIBUSI

BAB II TEORI UMUM PEMBUMIAN GRID PADA DUA LAPIS TANAH. Sistem pembumian peralatan-peralatan pada gardu induk biasanya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini data yang diambil dari pengukuran

Presented by dhani prastowo PRESENTASI FIELD PROJECT

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGAMBILAN DATA

STUDI PEMANFAATAN BIOCHAR UNTUK PERBAIKAN RESISTANSI PENTANAHAN JENIS ELEKTRODE BATANG

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON TRANSIEN PEMBUMIAN GRID

Analisis Pengaruh Temperatur dan Kadar Garam Terhadap Hambatan Jenis Tanah

KONDUKTOR ALUMUNIUM PADA SISTEM GROUNDING. Galuh Renggani Wilis Dosen Prodi Teknik Mesin Universitas Pancasakti Tegal

MEMBUAT SISTIM GROUNDING (PENTANAHAN) SEDERHANA

Transkripsi:

Penentuan Kedalaman Elektroda pada Tanah Pasir dan Kerikil Kering Untuk Memperoleh Nilai Tahanan Pentanahan yang Baik (Depth Determination of Electrode at Sand and Gravel Dry for Get The Good Of Earth Resistance) Oleh : Jamaaluddin* / Izza Anshory* / Eko Agus Suprayitno* *) Prodi.Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Jamaaluddin.dmk@gmail.com ABSTRAK Penanaman elektroda pentanahan diperlukan untuk melakukan perbaikan nilai tahanan pentanahan. Untuk elektroda pentanahan mempergunakan tembaga pejal (Copper rod) akan memperbaiki tahanan pentanahan pada area disekitar titik ditanamnya elektroda sehingga didapatkan nilai tahanan pentanahan yang memenuhi syarat. Tanah pasir dan kerikil kering mempunyai karakteristik yang unik, karena dijumpainya kesulitan dalam pemasangan elektroda pentanahan karena halangan kerikil, ini akan berakibat tidak dapat kedalaman elektroda yang cukup untuk mendapatkan nilai tahanan pentanahan yang diharapkan. Nilai tahanan pentanahan yang bagus adalah sebesar < 1 Ω sesuai dengan standard PUIL, 2000. Untuk mendapatkan nilai tahanan pentanahan yang baik, maka dilakukan penanaman elektroda pentanahan dengan mempergunakan Rod tembaga pejal (Copper Rod) dengan diameter dan kedalaman tertentu yang paling sesuai dengan jenis tanah pasir dan kerikil kering. Pada penelitian ini disimulasikan beberapa posisi kedalaman elektroda pentanahan. Pada 3 (tiga) titik yang berbeda. Dari penelitian ini, maka didapatkan hasil, pada kondisi tanah pasir dan kerikil kering dengan mempergunakan elektroda pentanahan Tembaga pejal dengan diameter 5/8 inchi didapatkan nilai pentanahan < 1 Ω pada kedalaman 3.5 m. Kata kunci : Tahanan pentanahan, elektroda pentanahan, tanah pasir dan kerikil kering. 1. Pendahuluan Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam kehandalan beroperasinya sistem kelistrikan dan keamanan pada manusia yang berada disekitarnya adalah Sistem Pentanahan Tenaga Listrik. Sistem pentanahan merupakan salah satu sistem pengamanan terhadap gangguan yang sering terjadi pada peralatan listrik atau jaringan terhadap petir, yang berupa gangguan hubung singkat ke tanah. Nilai Tahanan pentanahan pada suatu tempat berbeda beda yang disebabkan oleh : komposisi tanah, kandungan air tanah, kelembapan tanah dan juga jenis tanah yang terdiri atas tanah liat, tanah rawa, tanah pasir, tanah kerikil, tanah ladang dan tanah berbatu. Hal ini mempengaruhi nilai tahanan pentanahan dan berpengaruh pada hantaran listriknya. Tanah pasir dan kerikil kering mempunyai karakteristik yang unik, karena dijumpainya kesulitan dalam jte-u, Vol. 1, No. 1, Dzulhijjah 1436 H/Oktober 2015 Page 1

pemasangan elektroda pentanahan karena halangan kerikil, ini akan berakibat tidak dapat kedalaman elektroda yanag cukup untuk mendapatkan nilai tahanan pentanahan yang diharapkan. Untuk mendapatkan perlindungan terhadap gangguan hubung singkat ke tanah, maupun gangguan petir, maka diperlukan perencanaan pentanahan Sistem Tenaga Listrik yang baik. Dengan metode pentanahan yang baik dan efektif, maka akan meminimalisasi gangguan petir, sehingga menjamin kehandalan beroperasinya sistem tenaga listrik dan aman bagi orang orang yang melintasinya. Sebuah bangunan gedung agar terhindar dari bahaya sambaran petir dibutuhkan nilai tahanan pentanahan < 5 ohm [1], sedangkan untuk pentanahan peralatan-peralatan elekronika dibutuhkan nilai tahanan pentanahan < 3 ohm bahkan beberapa perangkat membutuhkan nilai tahanan pentanahan < 1 ohm.[1] Penelitian yang pernah dilakukan oleh pakar kelistrikan, mengenai sistem pentanahan Sistem Tenaga Listrik sebagai berikut : 1. Dengan cara mengasumsikan bahwa lapisan tanah tediri atas lapisan-lapisan yang mempunyai nilai tahanan jenis berbeda, maka dalam memilih dan memasang sistem pentanahan perlu diketahui kondisi - kondisi pada lapisan tanah yang dalam. Mengingat keterbatasan dari alat-alat pengukuran tahanan tanah untuk menyelidiki kondisi spesifik tanah tersebut, maka dikembangkan suatu metode atau pola pemikiran yang menggambarkan nilai tahanan jenis tanah pada kedalaman tertentu [2]. 2. Apabila struktur dari tanah dianggap homogen maka tahanan elektroda untuk 1 batang rod akan semakin kecil bila elektroda tersebut ditanam semakin jauh dari permukaan tanah. Untuk 2 batang elektroda, bila jarak antara keduanya menjadi lebih besar dari panjang elektroda, maka nilai tahanan pentanahan akan menjadi semakin kecil. Bilamana jumlah elektroda semakin banyak maka tahanannya semakin kecil, baik pada tanah yang homogen maupun tak homogen [3]. 3. Elektrode batang dimasukkan tegak lurus ke dalam tanah dan panjangnya disesuaikan dengan resistans pembumian yang diperlukan (lihat Tabel 1.) Resistans pembumiannya sebagaian besar tergantung pada panjangnya dan sedikit bergantung pada ukuran penampangnya. Jika beberapa elektrode diperlukan untuk memperoleh resistans pembumian yang rendah, jarak antara elektrode tersebut minimum harus dua kali panjangnya. Jika elektrode tersebut tidak bekerja efektif pada seluruh panjangnya, maka jarak minimum antara elektrode harus dua kali panjang efektifnya [1]. 4. Dengan penambahan kedalaman penanaman elektroda batang maka nilai tahanan pembumian semakin kecil. Untuk penambahan kedalaman yang sama yaitu 0,25 m. Penurunan nilai tahanan pembumian pada tanah rawa untuk setiap penambahan kedalaman 0,25 m dengan menggunakan 1 elektroda batang yaitu 86 %, 24,13 %, 28,85 %, 20,35 % sedangkan untuk 2 elektroda batang dengan jarak 1,5 m yaitu 79,18 %, 40,68 %, 43,71 %, 29,91 %. Penurunan nilai tahanan pembumian pada tanah liat untuk setiap 0,25 m dengan menggunakan 1 elektroda batang yaitu 48,86 %, 24,49 %, 23,98 %, 15,56 % sedangkan untuk 2 elektroda batang dengan jarak 1,5 m yaitu 47,01 %, 27,65 %, 21,95 %, 8,02 %. Penambahan jumlah elektroda batang akan memperkecil nilai tahanan pembumian[4]. jte-u, Vol. 1, No. 1, Dzulhijjah 1436 H/Oktober 2015 Page 2

Tabel. 1. Resistansi Pembumian pada resistans jenis rho 1 = 100 Ωm. diambil dari tabel. 3.18.-2 [1] Jenis elektrode Batang atau pipa Panjang (m) 1 2 3 5 Resistansi Pembumian (Ohm) 70 40 30 20 2. Landasan Teori Menurut IEEE Std 142-2007 4 [5] tujuan sistem pembumian adalah: 1. Membatasi besarnya tegangan terhadap bumi agar berada dalam batasan yang diperbolehkan. 2. Menyediakan jalur bagi aliran arus yang dapat memberikan deteksi terjadinya hubungan yang tidak dikehendaki antara konduktor sistem dan bumi. Deteksi ini akan mengakibatkan beroperasinya peralatan otomatis yang memutuskan suplai tegangan dari konduktor tersebut. Oleh karenanya pemasangan elektrode pentanahan yang baik dan sesuai dengan standard akan memperoleh hasil hasil sebagaimana telah disebutkan diatas. Elektroda pentanahan yang akan dipergunakan adalah Copper Rod (Tembaga pejal) dengan diameter 5/8 inch atau 15.89 mm dengan panjang 4 m. Metode-metode yang digunakan dalam mereduksi nilai R untuk elektroda batang pembumian, telah direkomendasikan menurut IEEE Std. 142-1982 yaitu : 1. Penambahan jumlah batang pembumian. 2. Memperpanjang ukuran batang pembumian. 3. Membuat perlakuan terhadap tanah (soil treatment) terbagi atas : a. Metode bak ukur (Container Method). b. Metode parit (Trench Method). 4. Menggunakan batang Pembumian khusus. 5. Metode kombinasi. Nilai tahanan tanah bisa diketahui dengan mempergunakan persamaan sebagai berikut : { } Dimana : R = Tahanan pasak ke tanah (Ohm). ρ = Tahanan tanah rata rata (Ohm Cm). L = Panjang pasak ke tanah (cm). a = Jari jari penampang pasak (cm). Rumus Dwight diatas menunjukkan, bahwa tahanan tanah merupakan faktor kunci yang menentukan tahanan elektroda dan pada kedalaman berapa elektroda tersebut harus ditanam di dalam tanah untuk memperoleh tahanan pentanahan yang rendah.nilai tahanan tanah sangat bervariasi. Hal ini tergantung pada iklim, kandungan elektrolit dan jenis tanahnya. Metode pentanahan dalam hal ini yang dipakai adalah Driven Ground, yaitu menanamkan batang elektroda tegak lurus ke dalam tanah atau beberapa buah batang yang merupakan kelompok elektroda biasanya berdiameter ¾ inchi sampai dengan 2 inchi, dan panjangnya antara 3 meter sampai 15 meter. jte-u, Vol. 1, No. 1, Dzulhijjah 1436 H/Oktober 2015 Page 3

Tabel. 2. Tahanan jenis beberapa jenis tanah Diambil dari (3.18.3.1. PUIL, 2000) Jenis Tanah Tahanan Jenis (Ω.m) Tanah Rawa 30 Tanah Liat dan Ladang 100 Pasir Basah 200 Kerikil Basah 500 Pasir dan Kerikil Kering 1000 Tanah berbatu 3000 Nilai tahanan pentanahan untuk beberapa jenis tanah berbeda. Hal ini dikarenakan karena struktur tanah yang berlainan antara satu jenis tanah dengan jenis tanah yang lain. Tanah lempung mempunyai nilai tahanan pentanahan yang rendah, ini disebabkan oleh komposisinya yang mempunyai bentuk partikel halus sehingga mudah untuk menyerap air atau mineral mineral lain dan kemudian menyimpannya. Sifat inilah yang menyebabkan tanah lempung memiliki nilai tahanan jenis rendah bila dibandingkan dengan jenis tanah lainnya seperti tanah pasir dan tanah berbatu. Secara lebih jelas dapat dilihat dari tabel. 2. Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Memahami sistem pentanahan tenaga listrik bangunan dengan mempergunakan batang elektroda (Copper-Rod), dengan harapan didapatkana nilai tahanan pentanahan < 1 Ω. 2. Mengetahui metode apa yang dipakai untuk menurunkan nilai tahanan pentanahan pada jenis tanah pasir dan kerikil kering. 3. Mendapatkan nilai pentanahan tenaga listrik yang baik agar bisa dioperasionalkan secara baik dan aman untuk mahluk hidup yang ada disekitarnya. 4. Menambah sumber bacaan tentang sistem pentanahan, utamanya yang bersifat teknis dilapangan dan menjadi bahan acuan bagi penelitian selanjutnya. 5. Menambah manfaat pada bidang ketenaga listrikan baik pada perumahan dan industri. 3. Metodologi Penelitian Dilakukan penentuan 3 (tiga) titik dimana elektrode pentanahan akan ditanam. Dalam melakukan penanaman elektroda bisa diupayakan pada titik yang mudah untuk menanam / tidak terbentur dengan batu atau kerikil. Jika pada saat penanaman elektroda pentanahan masih membentur dengan kerikil yang keras atau batu, maka bisa dipindahkan ke titik sampingnya. Untuk memudahkan penanaman elektroda bisa dibantu dengan mempergunakan penyiraman air pada titik tersebut. Setelahnya dilakukan pengukuran tahanan pentanahan dengan mempergunakan Digital Earth Resistance Tester 4105 A. Elektrode pentanahan dalam penelitian ini mempergunakan tembaga pejal (Copper Rod) dengan diameter 5/8 inchi = 15.89 mm sepanjang 4 m. Copper rod ini ditanam ke dalam tanah mulai kedalaman 1 m dan ditambah 0.5 m pengukuran. Hal yang sama dilakukan pada titik titik yang lain. Pada tiap tiap kedalaman dilakukan pengukuran tahanan pentanahannya dengan mempergunakan alat Digital Earth Resistance Tester 4105 A. Sedangkan spesifikasi alat yang dipergunakan untuk mengukur tahanan pentanahan adalah sebagai berikut : a) Merk : KYORITSU jte-u, Vol. 1, No. 1, Dzulhijjah 1436 H/Oktober 2015 Page 4

b) Jenis : Digital Earth Resistance Tester 4105A c) Alat ini berfungsi untuk menampilkan nilai tahanan pentanahan yang terukur dengan kemampuan mengukur sampai 1999 Ω (ohm). Skema gambar Earth Resistance Tester ini ditunjukan pada Gambar 1. jika menjumpai lapisan tanah yang keras sebaiknya jangan memaksakan penanaman elektroda. Gambar. 2. Skematik pemasangan elektroda pentanahan dan elektroda bantu untuk proses pengukuran tahanan tanah. (Diambil dari Manual Instruction : Digital Earth Tester 4105 A) Gambar. 1. Earth Resistance Tester (Diambil dari Manual Instruction : Digital Earth Tester 4105 A) 1. LCD penampil nilai ukur. 2. Simbol baterai dalam keadaan lemah. 3. LED indicator (berwarna hijau). 4. Tombol uji untuk mengunci. 5. Terminal pengukuran. Langkah langkah pelaksanaan penelitian adalah : 1. Mempersiapkan elektroda pentanahan sejumlah 3 (tiga) buah untuk dipasang pada 3 (tiga) titik yang berbeda tetapi mempunyai kontur yang sama dan alat alat bantu pemasangannya. 2. Dilakukan pengecekan tegangan baterai dengan menghidupkan Digital Earth Resistance Tester. Jika layar tampak bersih tanpa simbol baterai lemah berarti kondisi baterai dalam keadaan baik. Jika layar menunjukkan simbol baterai lemah atau bahkan layar dalam keadaan gelap berarti baterai perlu diganti. 3. Membuat rangkaian pengujian seperti pada gambar 2. dengan menanam elektroda utama dan elektroda bantu. Menanam elektroda dengan memukul kepala elektroda menggunakan martil, 4. Menentukan jarak antar elektroda bantu minimal 5 meter dan maksimal 10 meter. 5. Mengukur tegangan tanah dengan dengan mengarahkan range switch ke earth voltage dan pastikan bahwa nilai indikator 10 V atau kurang. Jika earth voltage bernilai lebih tinggi dari 10 V diperkirakan akan terjadi banyak kesalahan dalam nilai pengukuran tahanan. 6. Mengecek penghubung atau penjepit pada elektroda utama dan elektroda bantu dengan mensetting range switch ke 2000 Ω dan tekan tombol PRESS TO TEST. Jika tahanan elektroda utama terlalu tinggi atau menunjukkan simbol... yang berkedip-kedip maka perlu dicek penghubung atau penjepit pada elektroda utama. 7. Melakukan pengukuran. Mensetting range switch ke posisi yang diinginkan dan tekan tombol PRESS TO TEST selama beberapa detik. 8. Mencatat nilai ukur tahanan yang muncul dari Digital Earth Resistance Tester. 9. Mengembalikan posisi tombol PRESS TO TEST ke posisi awal. 10. Melakukan pengujian tahanan untuk kedalaman elektroda yang berbeda dengan langkah 3, 7, 8, 9. jte-u, Vol. 1, No. 1, Dzulhijjah 1436 H/Oktober 2015 Page 5

11. Perubahan kedalaman elektroda utama adalah sebesar 0.5 m pada tiap tiap pengukuran. 12. Melakukan item item diatas secara berurutan pada 3 (tiga) titik yang berbeda. Sesudahnya hasil pengukuran tahanan pentanahan dengan menggunakan Digital Earth Tester tersebut dibandingkan dengan hasil perhitungan mempergunakan rumus Dwight (Persamaan no. 1 diatas). Secara diagram dapat dilihat pada diagram alur seperti berikut ini : Mulai Penentuan Titik yang akan dipasang copper rod (Sebanyak 3 titik. Pemasangan /penambahan copper Rod Dilakukan pengukuran Tahanan copper rod Sudah memenuhi < 1 Dilakukan pembandingan dengan hasil perhitungan Gambar. 3. Diagram alur penelitian 4. Hasil Penelitian Pengukuran yang dilakukan dengan tahapan tahapan diatas, dengan menempatkan posisi elektroda bantu (P) pada posisi antara 0 5 m tepatnya pada posisi 5.5 m dari elektroda pentanahan (E), dan menempatkan posisi elektroda bantu (C) pada posisi 5 10 m tepatnya pada posisi 9.5 m dari elektroda pentanahan (E) atau 4 m dari posisi elektroda bantu (P), dengan mengubah kedalaman elektroda pentanahan yang terbuat dari copper rod tersebut di dapatlah hasil pengukuran sebagaimana pada tabel. 3, kolom 4, dibawah ini. Hasil pengukuran tersebut bila dibandingkan dengan hasil perhitungan rumus Dwight (Persamaan no. 1 ) sebagai berikut : { } Dimana : R = Tahanan pasak ke tanah (Ohm). ρ = 1000 (Ohm Cm).(Jenis tanah pasir dan kerikil kering). L = 100 (cm). a = 15.89 (mm) = 1.59 (cm). dengan mengubah nilai kedalaman elektroda pentanahan (Nilai L), maka didaptlah hasil perhitungan sebagaimana termaktub pada tabel. 3, kolom 7 di bawah ini. Selesai jte-u, Vol. 1, No. 1, Dzulhijjah 1436 H/Oktober 2015 Page 6

Tabel. 3. Nilai Tahanan Pentanahan Jenis Tanah Pasir dan Kerikil Kering. Pengukuran ke Kedalaman elektroda (m) Hasil perhitungan (Ω) Hasil pengukuran (Ω) Rata-rata Selisih (Ω) hasil pengukuran tiap kedalaman ke 1 ke 2 ke 3 1 2 3 4 5 6 7 8 1 1.00 7.21 4.97 4.95 4.99 4.97 2.24 2 1.50 5.24 3.62 3.52 3.62 3.59 1.65 3 2.00 4.16 2.97 2.94 3.11 3.01 1.15 4 2.50 3.47 1.98 1.96 2.23 2.06 1.41 5 3.00 3.23 1.53 1.51 1.51 1.52 1.71 6 3.50 2.63 0.98 0.96 0.97 0.97 1.66 Dari data tabel 3. diatas tampak terjadi penurunan nilai tahanan pentanahan pada tiap penurunan kedalaman elektroda pentanahannya. Setiap 0.5 m penurunan kedalaman elektroda pentanahan akan berdampak pada penurunan nilai tahanan pentanahannya sebesar rata rata 0.8 (Ω) untuk tanah jenis pasir dan kerikil kering. Sedangkan dari perhitungan, nilai penurunan tahanan pentanahan mempunyai nilai rata rata penurunan sebesar 0.92 (Ω). Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata rata penurunan tahanan pentanahan hasil pengukuran dengan hasil perhitungan hampir sama. Gambar. 4. Grafik Perbandingan Hasil Pengukuran titik pentanahan ke satu dan hasil perhitungan. Gambar. 5. Grafik Perbandingan Hasil Pengukuran titik pentanahan ke dua dan hasil perhitungan. jte-u, Vol. 1, No. 1, Dzulhijjah 1436 H/Oktober 2015 Page 7

Gambar. 6. Grafik Perbandingan Hasil Pengukuran titik pentanahan ke tiga dan hasil perhitungan. Gambar. 7. Grafik Perbandingan Hasil Pengukuran titik pentanahan rata-rata dan hasil perhitungan. Dari Gambar 4 7, diatas pada ke 3 (tiga) titik yang berbeda pada kontur tanah yang sama didapatkan nilai Tahanan Pentanahan (Ohm) hampir seragam. Ada Penurunan nilai tiap 50 cm penurunan elektroda sebesar 0.8 Ω dan untuk mendapatkan nilai tahanan pentanahan yang memenuhi syarat yaitu < 1 Ω, dengan mempergunakan tembaga pejal (Copper Rod) berdiameter 5/8 pada tanah pasir dan kerikil kering cukup dengan kedalaman 3.5 m. 5. Kesimpulan Dari hasil pengukuran dan perhitungan diatas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Nilai tahanan pentanahan pada hasil pengukuran diatas, menunjukkan kedalaman elektrode pentanahan adalah sedalam 3.5 m, pada kedalaman ini nilai tahanan pentanahan adalah 0.98 Ω. Sudah < 1 Ω memenuhi syarat PUIL, 2000, untuk jenis tanah pasir dan kerikil. 2. Pada hasil perhitungan tahanan pentanahan dengan mempergunakan Rumus Dwight, pada kedalaman elektroda pentanahan adalah sebesar 2.63 Ω. Terdapat perbedaan antara hasil perhitungan dan pengukuran hal ini dikarenakan perbedaan persepsi jenis tanah yang akan diteliti terhadap kandungan material di dalam tanahnya. 3. Hasil pengukuran di lapangan, maupun hasil perhitungan menunjukkan nilai resistansinya sudah < 1 Ω Hal ini sudah sesuai dengan syarat nilai tahanan pentanahan untuk bangunan [1] bahkan jikalau dipasang perangkat elektronika pun tidak masalah dikarenakan tahanan pentanahannya memiliki nilai < 1 Ω. 6. Daftar Pustaka [1] Badan Standarisasi Nasional (BSN), 2000, Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000). [2] Pabla, A.S. 1994. Sistem Distribusi Daya Listrik. Erlangga. Jakarta. [3] Tadjuddin, 2000. Penerapan SistemGrid Tak Simetri pada Pentanahan Gardu Induk Bulukamba. Available at http www.elektroindonesia.com/ elektro. Diakses 26 Juni 2005. [4] Wahyono, Budhi Prasetiyo, 2013. ANALISA PENGARUH JARAK DAN KEDALAMAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN DENGAN 2 ELEKTRODA BATANG, Prosiding SNST ke-4 Tahun 2013 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang [5] IEEE Standard 142, IEEE Recommended Practice For Grounding Of Industrial And Comercial Power Sistem, vol. 11, American National Standar Institute, USA,1982. jte-u, Vol. 1, No. 1, Dzulhijjah 1436 H/Oktober 2015 Page 8

jte-u, Vol. 1, No. 1, Dzulhijjah 1436 H/Oktober 2015 Page 9