SKRIPSI. Diajukan kepada Program Studi Agribisnis untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Berlakang. Pembangunan daerah merupakan implementasi (pelaksaan) serta

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terlebih dahulu kita harus menganalisa potensi pada

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis wilayah Kota Bandar Lampung berada antara 50º20 -

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder periode tahun dari

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Nainggolan K. (2005), pertanian merupakan salah satu sektor

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

I. PENDAHULUAN. Ketika krisis melanda Indonesia sejak tahun 1997 usaha kecil berperan

I. PENDAHULUAN. utama perekonomian nasional. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris, di mana pertanian

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh :

BAB 1 PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

Selayang Pandang Kabupaten Musi Rawas Utara 1

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

I. PENDAHULUAN. Kota Depok telah resmi menjadi suatu daerah otonom yang. memiliki pemerintahan sendiri dengan kewenangan otonomi daerah

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian masih sangat penting bagi perekonomian nasional. Hal

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011

Produk Domestik Regional Bruto

I. PENDAHULUAN. pembentukan Gross National Product (GNP) maupun Produk Domestik Regional

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang memasuki tahapan modernisasi sebagai titik lompatan menuju

BAB I PENDAHULUAN. membangun seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, yaitu

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hortikultura, subsektor kehutanan, subsektor perkebunan, subsektor peternakan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai dasar pertimbangan yang kuat untuk memberikan

I PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik 2009

IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

Analisis Isu-Isu Strategis

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan nasional suatu negara yakni melalui jumlah dan

I. PENDAHULUAN. Tingkat perekonomian suatu wilayah didukung dengan adanya. bertahap. Pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

PENDAHULUAN. (Rencana Aksi Pemantapan Ketahanan Pangan ).

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kondisi Geofisik. aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Seperti diketahui PDRB adalah penjumlahan dari seluruh Nilai Tambah Bruto (NTB)

D a f t a r I s i. iii DAFTAR ISI. 2.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2.9 Sektor Jasa-Jasa 85

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional merupakan cerminan keberhasilan pembangunan. perlu dilaksanakan demi kehidupan manusia yang layak.

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011

Tabel 31. Pencapaian Realisasi Luas Tanam Padi Tahun 2013 dan Luas Panen Padi Berdasarkan Angka Sementara (ASEM) Tahun 2013 di Jawa Barat

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Transkripsi:

KEBERHASILAN PROGRAM URBAN FARMING DI KOTA SURABAYA SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Agribisnis untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Oleh : FIRDAUS HARAHAP NPM : 0824010012 K e p a d a FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR S U R A B A Y A 2 0 1 4

KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukuratas kehadirat Tuhan Yang MahaKuasa yang telah memberikan berkat dan kasih-nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul KEBERHASILAN PROGRAM URBAN FARMING DI KOTA SURABAYA. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat penyusunan skripsi strata-1 dijurusan Agribisnis di Fakultas Pertanian UPN Veteran Jawa Timur. Penulis sangat menyadari bahwa segala keberhasilan dan kesuksesan tidak terlepas dari tuntunan Tuhan dan juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :Dr. Ir. Endang Yektiningsih, MP selaku dosen pembimbing utama begitu juga kepada : Dr.Ir. Sumartono, SU selaku dosen pembimbing pendamping yang telah banyak memberikan pengarahan, motivasi, masukan serta meluangkan waktu dan tenaganya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan untuk membimbing penulis hingga mampu menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih juga kepada sahabat-sahabatku serta teman-teman Jurusan Agribisnis 2008, serta semua pihak baik dari kelompok tani di Kecamatan Semampir yang telah mengizinkan serta menerima penulis untuk melakukan penelitian,begitu juga kepada tim dosen penguji, yang telah meluangkan waktu untuk memberikan koreksi dan masukan yang sangat membantu peneliti menjadikan proposal penelitian ini layak untuk dijadikan alat penelitian atau skripsi, tak lupa juga kepada semua dosen Fakultas Pertanian khususnya Program Studi Agribisnis yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. i

Akhir kata, penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya jika ada kesalahan dalam penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini bisa digunakan untuk dilanjutkan dalam menyusun skripsi strata-1 dengan sebaik-baiknya. Surabaya, Juni2014 Penulis ii

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... vi viii ix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian... 4 1.4 Manfaat Penelitian... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu... 6 2.2 Urban Farming... 7 2.1.1 Pengertian... 7 2.2.2 Sejarah... 9 2.2.3 Penerapan... 11 2.3 Landasan Teori... 16 2.3.1 Pengertian Kelompok Tani... 16 2.3.2 Ciri Ciri Kelompok Tani... 19 2.3.3 Unsur Pengikat Kelompok Tani... 19 2.3.4 Fungsi Kelompok Tani... 20 2.3.5 Analisis Regresi Linear Berganda... 21 2.3.6 Analisis Crosstab... 23 2.4 Kerangka Pemikiran... 26 iii

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Penentuan Lokasi Penelitian... 28 3.2 Penentuan Populasi Dan Sampel... 28 3.3 Pengumpulan Data... 29 3.5 Analisis Data... 29 3.4 Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel... 31 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kota Surabaya... 35 4.1.1 Geografis Kota Surabaya... 36 4.1.2 Demografis Kota Surabaya... 39 4.1.2 Ekonomis Kota Surabaya... 43 4.2 Gambaran Umum Program Urban Farming di Kota Surabaya... 45 4.3 Kelompok Tani di Kecamatan Semampir Kelurahan Ujung Kota Surabaya... 46 4.4 Karakteristik Kelompok Tani di Kecamatan Semampir Kelurahan Ujung... 48 4.3.1 Karakteristik Anggota Kelompok Tani Berdasarkan Usia... 48 4.3.2 Karakteristik Anggota Kelompok Tani Berdasarkan Pendidikan... 49 4.3.3 Karakteristik Anggota Kelompok Tani Berdasarkan Jenis Kelamin... 51 4.3.4 Karakteristik Anggota Kelompok Tani Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga... 51 4.3.5 Karakteristik Anggota Kelompok Tani Berdasarkan Pendapatan... 52 4.3.6 Karakteristik Anggota Kelompok Tani Berdasarkan Lama Mengikuti Urban Farming... 54 4.3.7 Karakteristik Anggota Kelompok Tani Berdasarkan Lama Pengalaman Bertani... 55 iv

4.3.8 Karakteristik Anggota Kelompok Tani Berdasarkan Pelatihan yang Pernah Diikuti... 56 4.3.9 Karakteristik Anggota Kelompok Tani Berdasarkan Lama Menjadi Kelompok Tani... 57 4.3.10 Karakteristik Anggota Kelompok Tani Berdasarkan Pekerjaan... 58 4.3.11 Karakteristik Anggota Kelompok Tani Berdasarkan Pengeluaran Rumah Tangga... 60 4.3.12 Karakteristik Anggota Kelompok Tani Berdasarkan Pertimbangan dalam Mengikuti program Urban Farming... 61 4.5 PelaksanaanProgram Urban Farming di Kecamatan Semampir... 62 4.6 Hubungan Antara Varabel keberhasilan Program Urban Farming dengan Variabel Pengetahuan (X1), Ketrampilan (X2), dan Frekuensi Mengikuti Penyuluhan (X3) dengan Variabel keberhasilan program Urban Farming (Y)... 66 4.6.1 Hubungan Antara Variabel Pengetahuan (x1) dengan Variabel Keberhasilan Program Urban Farming (Y)... 67 4.6.2 Hubungan Antara Variabel Ketrampilan (x2) dengan Variabel Keberhasilan Program Urban Farming (Y)... 69 4.6.3 Hubungan Antara Variabel Frekuensi Mengikuti Penyuluhan (x3) dengan Variabel Keberhasilan Program Urban Farming (Y)... 71 4.7 Uji Normalitas... 72 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 75 5.2 Saran... 76 DAFTAR PUSTAKA... 78 LAMPIRAN.... 80 v

KEBERHASILAN PROGRAM URBAN FARMING DI KOTA SURABAYA SKRIPSI Firdaus Harahap 1) Endang Yektiningsih 2) Sumartono Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian UPN Veteran Jawa Timur ABSTRAK Negara Indonesia adalah termasuk negara berkembang, pada negara berkembang banyak yang harus dilakukan dan diperhatikan dengan fokus oleh pemerintah dalam melakukan pengembangan dan perwujudan dalam mencapai suatu negara yang lebih maju. Kota Surabaya adalah kota terbesar kedua setelah Jakarta yang merupakan Ibukota negara Indonesia. Urban farming adalah suatu aktivitas pertanian di dalam atau di sekitar perkotaan yang melibatkan ketrampilan, keahlian dan inovasi dalam budidaya dan pengolahan makanan. Di Surabaya, gerakan urban farming yang dibangun berdasarkan ide dan inovasi warga kota, serta didukung pemerintah yang diharapkan memberikan kontribusi positif. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengidentifikasi karakteristik kelompok tani yang mendukung program Urban Farming di Kota Surabaya. Mengidentifikasi pelaksanaan Urban Farming. Menganalisis pengaruh hubungan antara keberhasilan program Urban Farming.Penelitian ini dilaksanakan di PT. Rolas Nusantara Mandiri Surabaya dengan dengan obyek penelitian pemasaran kopi produksi PT. Rolas Nusantara Mandiri Surabaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dengan alat analisis Crosstab. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Sedangkan metode penentuan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Adapun hasil dari penelitian ini menggunakan analisis crosstab antara varabel pengetahuan (X1) dengan varabel keberhasilan program urban farming (Y) yaitu terdapat kecenderungan anggota kelompok tani yang memiliki ketrampilan kategori 3 atau bisa dikatakan sangat terampil memiliki keberhasilan sebesar 97,5 %. Antara varabel ketrampilan (X2) dengan variabel keberhasilan program urban farming (Y) yaitu terdapat kecenderungan anggota kelompok tani yang memiliki pengetahuan kategori 3 atau bisa dikatakan sangat memiliki pengetahuan memiliki keberhasilan sebesar 85 %. Antara variabel frekuensi mengikuti penyuluhan (X3) dengan variabel keberhasilan program urban farming (Y) yaitu terdapat kecenderungan anggota kelompok tani yang memiliki frekuensi mengikuti penyuluhan kategori 3 atau bisa dikatakan sangat sering mengikuti penyuluhan memiliki keberhasilan sebesar 82,5 % Kata Kunci :Kota Surabaya. Urban Farming. Keberhasilan Program Urban Farming

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia adalah termasuk negara berkembang, pada negara berkembang banyak yang harus dilakukan dan diperhatikan dengan fokus oleh pemerintah dalam melakukan pengembangan dan perwujudan dalam mencapai suatu negara yang lebih maju. Dari upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk membangun suatu negara yang lebih maju seperti dengan lebih memperhatikan masalah pembangunan suatu negara seperti halnya masalah kemiskinan, masalah distribusi pendapat, masalah pembangunan manusia, masalah utang luar negeri dan banyak lagi masalah yang bisa menghambat kemajuan suatu negara berkembang. Kota Surabaya adalah kota terbesar kedua setelah Jakarta yang merupakan Ibukota negara Indonesia, semakin besar kota tersebut semakin banyak masalah yang sangat signifikan yang bisa dan akan menghambat jalannya pertumbuhan ekonomi. Seperti halnya masalah penduduk yang menganggur akibat dari jumlah penduduk yang sangat melonjak tinggi dan melonjaknya angka kelahiran yang ada di Kota Surabaya tidak seimbang dengan jumlah lapangan kerja yang berada di Kota Surabaya tersebut. Dengan melonjaknya angka kelahiran yang ada pada Kota Surabaya tersebut semakin banyaknya masalah yang bisa menghambat suatu pembangunan perekonomian yang berhubungan langsung atau secara tidak langsung dengan masalah kemiskinan yang terjadi pada daerah tersebut. Kota Surabaya merupakan Kota besar kedua setelah Jakarta. Tahun demi tahun perkembang Kota Surabaya semakin pesat, ciri khas Kota besar selama ini identik dengan gedung-gedung yang menjulang tinggi. Seiring maraknya pembangunan gedung tinggi di Surabaya berdampak pada berkurangnya lahan 1

2 untuk bercocok tanam. Sempitnya lahan tidak menjadikan penghalang untuk tidak bercocok tanam. Sebagai kota terbesar kedua, perkembangan Surabaya semakin pesat. Ciri khas kota besar selama in identik dengan hutan beton alias gedung-gedung pencakar langit. Seiring maraknya pembangunan gedung dan perumahan di Surabaya berdampak pada kurangnya lahan untuk bercocok tanam. Namun, sempitnya lahan tidak menjadikan pengahalang untuk tidak bercocok tanam. Dinas pertanian kota Surabaya mengungkapkan saat ini lahan pertanian tinggal 1.200 hektar, sedangkan lahan pekarangan masih cukup luas yakni Sekitar 13.000 hektar. (Yulian 2010). Kota Surabaya memiliki luas wilayah sebesar 374,36 km2. Wilayah Kota Surabaya dibagi dalam 31 kecamatan dan 163 kelurahan. Surabaya berada pada dataran rendah, ketinggian antara 3 6 m di atas permukaan laut kecuali di bagian Selatan terdapat 2 bukti landai yaitu di daerah Lidah dan Gayungan ketinggiannya antara 25 50 m diatas permukaan laut dan di bagian barat sedikit bergelombang. Surabaya terdapat muara Kali Mas, yakni satu dari dua pecahan Sungai Brantas. Sesuai dengan visi Kota Surabaya cerdas dan peduli, Dinas Pertanian Kota Surabaya melihat kondisi masyarakat pertanian di Surabaya yang sebagian besar merupakan buruh tani. Merasa perlu melakukan suatu perubahan suatu perubahan yang signifikan. Urban farming adalah suatu aktivitas pertanian di dalam atau di sekitar perkotaan yang melibatkan ketrampilan, keahlian dan inovasi dalam budidaya dan pengolahan makanan. Hal utama yang menyebabkan munculnya aktivitas ini adalah upaya memberikan kontribusi pada ketahanan pangan, menambah penghasilan masyarakat sekitar juga sebagai sarana rekreasi dan hobi (Enciety, 2011). Di Surabaya, gerakan urban farming yang dibangun berdasarkan ide dan inovasi warga kota, serta didukung pemerintah yang diharapkan memberikan

3 kontribusi positif, seperti meningkatkan jumlah variasi makanan yang tersedia dan memungkinkan sayuran, buah-buahan segar diproduksi di kota. Konsep Urban Farming (Pertanian Perkotaan) merupakan suau konsep kegiatan pertanian yang tidak membutuhkan lahan luas. Konsep ini merupakan salah satu alternatif yang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya. Tanaman yang biasa ditanam dalam program ini meliputi dari tanaman hias, tanaman sayuran, tanaman obat keluarga (toga), dan tanaman buah. Menurut definisi Badan Pusat Statisik, sektor pertanian adalah salah satu sektor dari sembilan sector lapangan usaha lainnya dalam penghitungan produk domestik regional bruto (PDRB) yang penyajiannya dibedakan dalam 9 sektor meliputi Sektor Pertanian, Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Industri Pengolahan, SektorListrik, Gas, dan Air Bersih, Sektor Konstruksi, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, Sektor Angkutan dan Komunikasi, Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan. Berdasarkan definisi BPS tersebut, Sektor pertanian terdiri dari 5 subsektor meliputi Subsektor Tanaman Bahan Makanan (Tabama), Subsektor Perkebunan, Subsektor Peternakan, Subsektor Kehutanan, dan Subsektor Perikanan. Subsektor tanaman bahan makanan mencakup komoditi tanaman bahan makanan seperti padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kacang kedele, sayur-sayuran, buah-buahan, kentang, kacang hijau, tanaman pangan lainnya, dan hasil produk ikutannya. Termasuk pula di sini hasil dari pengolahan yang dilakukan secara sederhana oleh petani yang bersangkutan seperti beras tumbuk, gaplek, dan sagu. Termasuk dalam kategori di sini adalah usaha tanaman hias. Studi mengenai pertanian kota pada saat ini berkembang cukup pesat khususnya yang ada kaitannya dengan permasalahan kesehatan masyarakat,

4 serta untuk mengantisipasi permasalahan ketahanan pangan, banjir, penurunan panas kota, efisiensi energi, kualitas udara, perubahan iklim, hilangnya habitat, dan pencegahan kejahatan (Mazeereuw, 2005). 1.2 Rumusan Masalah Penduduk di kota Surabaya setiap tahun semakin bertambah, bisa dlihat dari semakin banyaknya pembangunan perumahan baru yang bahkan sampai pinggiran kota. Hal tersebut yang mengakibatkan semakin sempitnya lahan di kota Surabaya, padahal perluasan lahan untuk pertanian sudah tidak memungkinkan lagi. Urban Farming yang ada di kota Surabaya saat ini kurang berjalan dengan baik dikarenakan beberapa faktor antar lain Keterampilan, Pengetahuan, frekuensi mengikuti penyuluhan. Berdasarkan uraian diatas ada permasalahan yang cukup menarik untuk dikaji adalah : 1. Bagaimana karakteristik kelompok tani yang mendukung program Urban Farming di Kota Surabaya? 2. Bagaimana pelaksanaan Urban Farming? 3. Faktor apakah yang mempengaruhi kelompok tani dalam mendukung keberhasilan program Urban Farming? 1.3 Tujuan Setelah mengetahui permasalahan yang ada, maka selanjutnya dapat dibuat tujuan penelitian yang meliputi : 1. Mengidentifikasi karakteristik kelompok tani yang mendukung program Urban Farming di Kota Surabaya. 2. Mengidentifikasi pelaksanaan Urban Farming.

5 3. Menganalisis faktor yang mempengaruhi keberhasilan program Urban Farming. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penlitian ini adalah: 1. Penulis berharap dapat memberikan sumbangan pemikirannya bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta dapat menjadi bahan studi perbandingan bagi penulis dimasa yang akan datang. 2. Penerapan dan perbandingan teori-teori yang pernah penulis terima dibangku kuliah terhadap kenyataan yang sebenarnya. 3. Menambah bahan pustaka (literature) di perpustakaan. 4. Menjadi sumber pendukung bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan bagaimana program Urban Farming di Kota Surabaya.