EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGURANGI KECEMASAN BERKOMUNIKASI PADA SISWA

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN PERCAYA DIRI DALAM BELAJAR MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMA

Peningkatan Motivasi Belajar Anak Asuh Melalui Layanan

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

INFLUENCE OF GIVING INFORMATION SERVICE ABOUT RAISING SELF-CONFIDENT AT STUDENTS IN CLASS XI IPA STATED-OWNED SENIOR HIGH SCHOOL 2 PEKANBARU 2014/2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL POSITIF PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DENGAN MENGGUNAKAN BIMBINGAN KELOMPOK

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK MODELING TERHADAP RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS X SMAN 1 MOJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Meity Fitri Yani 1 Syarifuddin Dahlan 2 Yusmansyah 3

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

PEROLEHAN SISWA SETELAH MENGIKUTI LAYANAN KONSELING PERORANGAN

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG JURNAL PENELITIAN

BAB III Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Putria Maharani 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3

maupun kelompok. Didalam menghadapi lingkungan, individu akan bersifat aktif

PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM BELAJAR GROUP COUNSELING FOR IMPROVING CONFIDENCE IN STUDENT LEARNING

Kata kunci: bimbingan kelompok, buzz group, komunikasi interpersonal.

Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik Melalui Layanan Informasi (Studi Eksperimen Pada Peserta Didik Kelas VIII.8 SMP N 13 Padang) ABSTRACT

PENINGKATAN KONSEP DIRI POSITIF SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Yuda Pratama 1 Giyono 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. bergaul dan diterima dengan baik di lingkungan tempat mereka berada. Demikian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

PENGARUH KONSELING KELOMPOK TERHADAP PENURUNAN MASALAH DIRI PRIBADI SISWA SMA NEGERI 6 PADANG

ABSTRACT. Keywords: Group Counseling Services, Learning Mathematics Motivation

JURNAL. Oleh: NAMA : FRIGE ARDINATA EKA PUTRA SISWANTO NPM :

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN KOMUNIKASI DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

IMPROVED STUDENT LEARNING THROUGH MOTIVATIONAL COUNSELING

Peningkatan Motivasi Siswa Dalam Menyelesaikan Tugas Melalui Layanan Informasi

MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KELAS X MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP N 4 SEWON BANTUL TAHUN AJARAN 2016 / 2017

Available online at Jurnal KOPASTA. Jurnal KOPASTA, 2 (2), (2015)

PENINGKATAN PENYESUAIAN DIRI SISWA MELALUI LAYANAN INFORMASI

Peningkatan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Melalui Layanan Bimbingan Kelompok

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Ratih Novita Sari 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS INFORMASI KARIR DENGAN MEDIA BUKU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STUDI LANJUTAN SISWA

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENGGUNAAN LAYANAN INFORMASI DALAM BIMBINGANDAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VIII

Mahasiswa Program StudiBimbingandanKonselingSTKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program StudiBimbingandanKonselingSTKIP PGRI Sumatera Barat

EFFECTIVENESS OF GROUP COUNSELING SERVICES TO IMPROVE EMOTIONAL INTELLIGENCE

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DI SD MUHAMMADIYAH PAHANDUT PALANGKARAYA.

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP PILIHAN STUDI LANJUT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PRINGKUKU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA KELAS VIII MTSN 2 MEDAN

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan dan pelaksanaan penelitian sesuai metode penelitian. Metode

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan siswa dalam belajar adalah memperoleh

Melin Pratikasari. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi ABSTRAK

MASALAH BELAJAR SISWA DAN PENANGANANNYA

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS INTERAKSI SOSIAL MAHASISWA SEMESTER III JURUSAN PPB/BK FIP UNIMED TAHUN AJARAN 2016/2017

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran

Citra Passa Hartadi 1 Syarifuddin Dahlan 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT

PEMBERIAN INFORMASI KARIR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN PROGRAM JURUSAN

Muhammad Arief Maulana, Awik Hidayati Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo. Abstrak

Pendapat Siswa Tentang Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP RENCANA PENGEMBANGAN KARIR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MOJO TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI

JURNAL. Oleh: MIA DEWANTI Dibimbing oleh : 1. Dr. Hj. Sri Panca Setyawati, M.Pd. 2. Vivi Ratnawati, S.Pd., M.Psi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK KATA BERANTAI DALAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA KELAS VII SMP

BAYU ADHY TAMA K

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling OLEH:

HAMBATAN PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK OLEH GURU BK DI SMA NEGERI KOTA PADANG. Oleh: Nurlela* Azrul Said** Rahma Wira Nita**

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Melalui Bimbingan Kelompok Pada Siswa

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI MENGGUNAKAN TEKNIK REINFORCEMENT POSITIF SISWA KELAS 1 SD

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

Layanan Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan Self-Esteem Siswa

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Hubungan Interpersonal Siswa ABSTRAK

THE EFFECTIVENESS OF GRUP COUNSELING BASED GAMES TO IMPROVE PEER COMMUNICATION SKILLS OF CLASS VIII-E STUDENTS OF SMP NEGERI 1 TALUN IN ACADEMIC YEAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

BIMBINGAN KELOMPOK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI SISWA

Leo Ferdinandus Manalu*, Asmadi M. Noer**, dan Rasmiwetti*** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

PENERAPAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI SISWA KELAS XII IPS 3 DI SMA NEGERI 12 MEDAN

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MODELING SIMBOLIK DALAM BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PEMAHAMAN KARIER SISWA KELAS X SMK AL-ISLAH SURABAYA

MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI MELALUI STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Sri Mulwati

JURNAL OLEH : INDAH CHOIRUN NISA NPM : Dibimbing Oleh: 1. Dr. Hj. Sri Panca Setyawati, M.Pd. 2. Yuanita Dwi Krisphianti, M.Pd.

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

PENINGKATAN KETERAMPILAN BELAJAR MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VII SMP

PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA. Lailatul Mufidah 1 dan Mochamad Nursalim 2

PENGARUH LAYANAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VII 3 SMP NEGERI 3 KOTA BENGKULU

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SOSIODRAMA TERHADAP KEMANDIRIAN SISWA KELAS VIII MTs NEGERI KANDAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN RESILIENSI SISWA

PERSEPSI SISWA TENTANG LAYANAN INFORMASI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA YANG DIBERIKAN GURU BK SMAN 1 KUBUNG

JURNAL PENELITIAN. Oleh : SOTRIADI NPM:

PENINGKATAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK UNTUK MEMBANTU SISWA DALAM KEMANTAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN STUDI LANJUT

MENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR POSITIF MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XII

GROUP COUNSELING SERVICES EFFECTIVENESS IN REDUCING STUDENT BEHAVIOR AGGRESSIVE SMA 6 PADANGSIDIMPUAN STATE ACADEMIC YEAR

Efektivitas Teknik Latihan Asertif Untuk Meningkatkan Internal Locus Of Control Siswa dalam Belajar

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd. ) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling OLEH :

PROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI SMK NEGERI 1 SIJUNJUNG

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KEPATUHAN SISWA TERHADAP TATA TERTIB SEKOLAH

MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF SISWA KELAS X SMA KARTIKA III-1 BANYUBIRU MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Putri Adri Setyowati Yari Dwikurnaningsih

PENGARUH KONSELING KELOMPOK TERHADAP PENURUNAN MASALAH DIRI PRIBADI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 PEKANBARU

EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM PENINGKATAN KEGIATAN BELAJAR SISWA

PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Transkripsi:

EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGURANGI KECEMASAN BERKOMUNIKASI PADA SISWA Wela Aswida 1, Marjohan 2, Yarmis Syukur 3 Abstract One purpose of Students to learn was to have good communication skills. In fact, some students have been anxiety in communicating. The research objective is to identify differences of student communications anxiety before and after group guidance service treatment. The research was using quantitative method that preexperiment design. The discovering of student communications anxiety this research are: 1) before group guidance treatment was 76.76%. 2) after group guidance treatment was 49.78%. 3) there was a tendency that anxiety levels in communication after use group guidance was reduced. Keywords: group guidance, communication anxiety Abstrak salah satu tujuan siswa belajar adalah untuk menguasai kemampuan berkomunikasi yang baik. Namun pada kenyataannya, beberapa siswa mengalami kecemasan dalam berkomunikasi. Tujuan penelitian ini untuk melihat bagaimana perbedaan tingkat kecemasan berkomunikasi siswa sebelum dan setelah diberikan bimbingan kelompok. Jenis penelitiannya adalah kuantitatif dengan metode pre-experiment. Temuan penelitian yaitu: 1) tingkat kecemasan berkomunikasi siswa sebelum diberikan bimbingan kelompok adalah 76,76%. 2) tingkat kecemasan berkomunikasi siswa setelah diberikan bimbingan kelompok adalah 49,78%. 3) terdapat penurunan tingkat kecemasan berkomunikasi siswa setelah diberikan bimbingan kelompok. Kata kunci : bimbingan kelompok; kecemasan berkomunikasi. PENDAHULUAN Peserta didik tidak hanya belajar untuk mencapai prestasi belajar, tetapi juga belajar untuk berinteraksi dan berkomunikasi yang baik dengan teman sebaya, guru-guru dan semua personil di sekolah maupun di luar sekolah. Hal ini dikarenakan hakikat manusia sebagai makhluk sosial, yaitu manusia selalu berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam memenuhi kebutuhannnya. 1 Penulis 1, Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang, email: welaaswida@gmail.com 2 Penulis 2, Dosen Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang, email: 3 Penulis 3, Dosen Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang, email: 1 2012 oleh Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP UNP Hak Cipta Dilindungi Undang-undang

2 Kenyataannya tidak semua individu dapat lancar berkomunikasi. Ada beberapa hambatan yang dialami individu dalam berkomunikasi, seperti kecemasan dalam berkomunikasi. Menurut Mc Croskey (1984: 13) Comunication apprehension is an individual's level of fear or anxiety associated with either real or anticipated communication with another person or persons". Pendapat Mc Croskey dapat disimpulkan bahwa kecemasan berkomunikasi merupakan suatu level ketakutan atau kecemasan seseorang, baik nyata maupun hanya prasangka, berkaitan dengan komunikasi dengan orang lain ataupun dengan banyak orang. Sejalan dengan pendapat sebelumnya Litle John dan Foss (2009: 99) mengatakan ketakutan berkomunikasi adalah bagian dari kelompok konsep yang terdiri atas penghindaran sosial, kecemasan sosial, kecemasan berinteraksi dan keseganan sosial. Menurut Mc Croskey (dalam Litle John dan Foss, 2009: 113) upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kecemasan dalam berkomunikasi yaitu dengan melakukan training individual. Bimbingan kelompok merupakan salah satu layanan bimbingan dan konseling yang melatihkan keterampilan berkomunikasi kepada siswa dan membantu siswa mengatasi permasalahan-permasalahan dalam berkomunikasi. Tujuan dari bimbingan kelompok menurut Prayitno (1995: 178) antara lain : 1. Mampu berbicara di depan banyak orang 2. Mampu mengeluarkan pendapat, ide, saran, tanggapan, perasaan dan lain sebagainya kepada orang banyak 3. Belajar menghargai pendapat orang lain 4. Bertanggung jawab atas pendapat yang dikemukakannya 5. Mampu mengendalikan diri dan menahan emosi (gejolak kejiwaan yang bersifat negatif) 6. Dapat bertenggang rasa 7. Menjadi akrab satu sama lainnya 8. Membahas masalah atau topik-topik umum yang dirasakan atau menjadi kepentingan bersama. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan bimbingan kelompok dapat membantu mengatasi permasalahan siswa dalam berkomunikasi, seperti kecemasan berkomunikasi. Berdasarkan hasil penelitian Nurhaida (2009) di SMA N 7 Padang, ternyata 78,4% siswa SMA N 7 Padang tidak mau mengemukakan pendapat, cemas, penakut, pendiam dan kurang mampu dalam berbicara. Berdasarkan hasil wawancara dengan empat orang guru pembimbing di SMA N 7 Padang pada tanggal 11 Oktober 2011, dapat disimpulkan bahwa sebagian dari 36 siswa dalam satu kelas, tidak mau berpartisipasi, takut dan cemas untuk

3 mengeluarkan pendapatnya dalam kegiatan belajar dan dalam bimbingan kelompok yang dilakukan oleh guru BK. Sejalan dengan hal tersebut, dari hasil wawancara dengan 10 orang siswa kelas X.6 di SMA N 7 Padang tanggal 11 Oktober 2011, dimana 6 dari 10 orang siswa tersebut, mengaku merasa cemas dan takut ketika akan berkomunikasi atau berbicara dengan orang asing atau orang-orang tertentu, baik di dalam kelompok diskusi, di dalam kelas serta di depan banyak orang. Berdasarkan fenomena di atas maka peneliti mengkaji lebih dalam tentang bagaimana Efektifitas Layanan Bimbingan Kelompok dalam Mengurangi Kecemasan Berkomunikasi pada Siswa. Lebih jelasnya, fokus dalam penelitian ini adalah 1) mengetahui tingkat kecemasan berkomunikasi siswa sebelum diberikan bimbingan kelompok 2) mengetahui tingkat kecemasan berkomunikasi siswa setelah diberikan bimbingan kelompok 3) menguji perbedaan tingkat kecemasan berkomunikasi sebelum dan setelah diberikan bimbingan kelompok. METODOLOGI Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode Pre-Experiment dengan rancangan One Group Pre test Post test Design, yang dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu: 1) Melaksanakan pre test untuk mengukur kondisi awal responden sebelum diberikan perlakuan. 2) Memberikan perlakuan. 3) Melakukan post test untuk mengetahui keadaan variabel terikat sesudah diberikan perlakuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X.6 SMA N 7 Padang pada tahun ajaran 2011/2012. Kelompok eksperimen bimbingan kelompok beranggotakan tiga belas orang siswa kelas X.6 yang mengalami kecemasan dalam berkomunikasi. Siswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini ditetapkan berdasarkan hasil pengisian angket pre test tingkat kecemasan berkomunikasi, yaitu siswa yang mengalami peresentase tingkat kecemasann berkomunikasi tinggi. Kemudian Bimbingan kelompok dilaksanakan sebanyak enam kali pertemuan dengan membahas 5 topik tugas dan 1 topik bebas. Alat pengumpul data yang digunakan yaitu angket. Angket yang digunakan dalam penelitian ini merupakan modifikasi dari angket kecemasan berkomunikasi yang dikemukakan oleh James Mc Croskey pada tahun 1982. Angket yang digunakan memiliki empat alternatif jawaban, sangat sesuai, sesuai, kurang sesuai, tidak sesuai. Instrumen ini langsung diberikan kepada subjek yang mengikuti bimbingan kelompok pada sebelun (pretest) dan setelah (posttest) diberikan bimbingan kelompok.

4 Data dianalisis menggunakan teknik persentase skor mutu dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Anas Sudjono (1998: 318) yaitu: SkorPerolehan % Mutu= 100% SkorIdeal Hasil data ditafsirkan ke dalam beberapa kategori berdasarkan modifikasi skor ideal dan pembagian yang dikemukakan oleh Syaifuddin Azwar (2004: 109). Lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1:Klasifikasi Tingkat Jawaban Tingkat Klasifikasi 81,26 % 100% Sangat Tinggi 62,51% 81,25% Tinggi 43,76 % 62,50% Rendah <43,76% Sangat Rendah Untuk melihat perbedaan tingkat kecemasan berkomunikasi siswa sebelum (pre test) dan sesudah (post test) diberi perlakuan dengan layanan bimbingan kelompok, dilakukanlah analisis data dengan menggunakan metode teknik Wilcoxon signed ranks test. HASIL Perbedaan tingkat kecemasan berkomunikasi siswa pada hasil pretest dan posttest dianalisa melalui pengolahan data dengan bantuan program Microsoft Office Excel 2007, yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 2.

5 Tabel 2: Perbandingan skor tingkat kecemasan berkomuniksai siswa sebelum (pre test) dan setelah (post test) diberikan layanan bimbingan kelompok Pre Test Post Test NO Responden Penurunan Skor % Kategori Skor % Kategori 1 R 01 102 72,86 T 59 42,14 SR 30,72% 2 R 02 108 77,14 T 69 49,29 R 27,85% 3 R 03 118 84,29 S T 76 54,29 R 30% 4 R 04 105 75 T 57 40,71 SR 34,29% 5 R 05 110 78,57 T 73 52,14 R 26,43% 6 R 06 108 77,14 T 69 49,29 R 27,85% 7 R 07 116 82,86 ST 74 52,86 R 30% 8 R 08 101 72,14 T 67 47,86 R 24,28 9 R 09 107 76,43 T 77 55 R 21,43% 10 R 10 106 75,71 T 73 52,14 R 23,57 11 R11 105 75 T 72 51,43 R 23,57 12 R12 104 74,29 T 71 50,71 R 23,58% 13 R13 107 76,43 T 69 49,29 R 27,14% Rata-Rata 107,46 76,76 T 69,69 49,78 R 26,98% Keterangan: T : Tinggi ST: Sangat Tinggi R : Rendah SR : Sangat Rendah Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa skor rata-rata hasil pre test siswa adalah 107,46 dengan persentase 76,76% dan skor rata-rata post test adalah 69,69 dengan persentase 49,78%. Pada tabel 1 juga digambarkan bahwa penurunan tingkat kecemasan berkomunikasi siswa setelah diberikan layanan bimbingan kelompok rata-rata berkisar antara 26,98%. Berdasarkan perbandingan hasil persentase skor pre test dan post test terlihat perbedaan tingkat kecemasan berkomunikasi siswa antara sebelum dan setelah diberikan layanan bimbingan kelompok. Untuk lebih jelasnya perbedaan tersebut dapat dilihat pada grafik berikut:

6 90 80 70 60 50 40 30 % Pre Test % Post Test 20 10 0 R 01R 02R 03R 04R 05R 06R 07R 08R 09R 10R11 R12 R13 Grafik 1: Perbedaan tingkat kecemasan berkomunikasi siswa sebelum dan setelah diberikan layanan bimbingan kelompok Pada grafik di atas, terlihat persentase skor yang diperoleh siswa pada pre test berkisar antara 72,14% sampai 82,86%. Setelah diberikan layanan bimbingan kelompok, persentase skor yang diperoleh siswa pada post test berkisar antara 40,71% sampai 54,29%. Untuk menguji apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat kecemasan berkomunikasi siswa sebelum dan setelah diberikan layanan bimbingan kelompok, maka digunakan analisis statistik dengan teknik Wilcoxon signed ranks test dengan bantuan program SPSS versi 15.0. Berdasarkan data hasil pretest dan posttest tingkat kecemasan berkomunikasi siswa diperoleh nilai Z hitung sebesar -3,185. Sedangkan nilai Z tabel dengan α = 5% adalah - 1,65. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa Z hitung > Z tabel (-3,185 > - 1,65), maka Hο ditolak atau terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat kecemasan berkomunikasi siswa sebelum dan sesudah diberikan layanan bimbingan kelompok, dimana tingkat kecemasan berkomunikasi siswa menurun setelah diberikan layanan bimbingan kelompok. PEMBAHASAN Temuan penelitian menunjukkan bahwa terjadi perbedaan yang signifikan antara tingkat kecemasan berkomunikasi siswa sebelum dan setelah diberikan layanan bimbingan kelompok, dimana kecemasan berkomunikasi siswa menurun setelah diberikan layanan

7 bimbingan kelompok. Temuan ini didukung oleh teori Mc Croskey (dalam Litle John dan Foss, 2009: 101) yang mengemukakan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi kecemasan berkomunikasi yaitu dengan melakukan training untuk keterampilan berkomunikasi. Bimbingan kelompok merupakan salah satu layanan bimbingan konseling yang melatihkan keterampilan berkomunikasi kepada siswa. Di dalam kegiatan bimbingan kelompok anggota bisa membahas tentang cara terampil berkomunikasi yang akan menambah pengetahuan siswa. Selain itu siswa juga dibimbing dan dilatih untuk terampil berkomunikasi. Sehingga dengan informasi dan latihan yang diberikan, kecemasan berkomunikasi pada siswa menurun (berkurang). Berdasarkan hasil penelitian, kecemasan siswa berbicara dalam kelompok kecil mengalami penurunan sebesar 31,2%. Berdasarkan hasil observasi peneliti saat pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok, bahwa anggota kelompok menunjukkan perubahan yang baik pada setiap pertemuan. Pada pertemuan terakhir, anggota kelompok sudah terlihat tidak malu-malu lagi dalam berbicara, pada pelaksanaan kegiatan semua anggota kelompok terlibat secara aktif. Temuan ini dapat diterima, karena tujuan khusus bimbingan kelompok menurut Prayitno dan Erman Amti (1994: 108) sebagai berikut: 1. Melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat di hadapan temantemannya.semakin rendah tingkat kecemasan berkomunikasi siswa, semakin berani ia dalam berkomunikasi atau berpendapat. 2. Melatih siswa dapat bersikap terbuka di dalam kelompok 3. Melatih siswa untuk dapat membina keakraban bersama temanteman dalam kelompok khususnya dan teman di luar kelompok pada umumnya 4. Melatih siswa untuk dapat mengendalikan diri dalam kegiatan kelompok 5. Melatih siswa untuk dapat bersikap tenggang rasa dengan oran lain. 6. Melatih siswa memperoleh keterampilan sosial 7. Membantu siswa mengenali dan memahami dirinya dalam hubungannya dengan orang lain. Tatiek Romlah (2001: 14) menyatakan salah satu tujuan bimbingan kelompok yaitu memberikan layanan-layanan penyembuhan melalui kegiatan kelompok dengan mempelajari masalah-masalah manusia pada umumnya, menghilangkan keteganganketegangan emosi, menambah pengertian mengenai dinamika kepribadian. Jadi dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok bertujua menghilangkan ketegangan-ketegangan emosi yang dialami siswa, salah satu nya kecemasan saat berkomunikasi. Dapat dikatakan layanan bimbingan kelompok dapat membantu mengurangi tingkat kecemasan berkomunikasi siswa, salah satunya kecemasan berbicara dalam kelompok kecil.

8 Hasil penelitian menunjukkan, kecemasan siswa berbicara di dalam kelas mengalami penurunan sebesar 28,75%. Berdasarkan wawancara peneliti dengan wali kelas dan guru BK dapat disimpulkan bahwa siswa yang menjadi subjek penelitian menunjukkan perubahan yang baik di dalam kelas. Siswa tersebut sudah lebih berani mengeluarkan pendapatnya di dalam kelas dan membiasakan dirinya untuk tampil di kelas. Hal ini di dukung oleh pendapat Prayitno (1995:178) yang menyatakan bahwa tujuan dari bimbingan kelompok yaitu mampu berbicara di depan banyak orang, mampu mengeluarkan pendapat, ide, saran, tanggapan, perasaan kepada orang banyak. Hasil penelitian menunjukkan, kecemasan siswa berbicara antar pribadi mengalami penurunan sebesar 23,8%. Berdasarkan hasil observasi peneliti saat pelaksanaan bimbingan kelompok, pada pertemuan keempat anggota kelompok sudah menunjukkan kemampuan berbicara antar pribadi yang baik. Anggota kelompok sudah aktif berbicara dan bertukar pendapat dengan anggota kelompok lainnya. Hal ini di dukung oleh teori Burgoon dan Ruffner (dalam Lita Hadiati, 2004:8) yang menyatakan, salah satu faktor yang menyebabkan kecemasan berkomunikasi antar pribadi yaitu kurangnya pengalaman atau adanya pengalaman yang tidak menyenangkan di masa lalu. Mengikuti kegiatan bimbingan kelompok memberikan pengalaman bagi aggotanya mengenai topik-topik yang dibahas, pengalaman berlatih berkomunikasi yang baik dengan anggota kelompok lainnya dan pemimpin kelompok. Melalui topik yang dibahas dalam bimbingan kelompok, anggota kelompok dapat belajar dan mendapatkan pengalaman dari latihan mengemukakan ide, menanggapi pendapat dalam kegiatan bimbingan kelompok. Dengan pengalaman yang di dapat oleh anggota dari kegiatan bimbingan kelompok terutama dalam bidang komunikasi, sehingga tingkat kecemasan siswa dalam berkomunikasi dapat menurun. Hasil penelitian menunjukkan, kecemasan siswa berbicara di depan umum mengalami penurunan sebesar 24,57%. Temuan ini dapat didukung oleh pendapat Dewa Ketut Sukardi (1994: 5.17) yang menyatakan tujuan dari bimbingan kelompok antara lain: 1. Dapat melatih diri berkomunikasi dengan orang lain 2. Berani berbicara di muka umum 3. Dapat mengemukakan pendapat 4. Dapat menanggapi pendapat orang lain 5. Tenggang rasa dalam berbicara 6. Mampu mengendalikan diri dan menahan emosi 7. Menghargai pendapat orang lain Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok bermanfaat untuk melatih siswa terampil berkomunikasi dengan orang lain, berani untuk

9 berbicara di depan umum. Siswa yang terampil berkomunikasi di depan umum akan semakin rendah tingkat kecemasan berkomunikasinya. Untuk mencapai semua itu tentunya di dalam kegiatan bimbingan kelompok membantu mengatasi semua hambatan yang dialami siswa dalam berkomunikasi seperti perasaan cemas dalam berkomunikasi. Ternyata dari hasil penelitian juga ditemukan bahwa tingkat kecemasan siswa berbicara di depan umum menurun setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok. Berdasarkan hasil penelitian Rahayu (2004) bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola pikir positif dengan kecemasan berkomunikasi di depan umum. Maksudnya, semakin tinggi pola pikir positif seseorang, maka semakin rendah tingkat kecemasan berkomunikasinya. Sehubungan dengan hal itu, layanan bimbingan kelompok berupaya membimbing siswa untuk meningkatkan pola pikir positif. Hal ini dilakukan dengan memberikan informasi-informasi melalui topik yang dibahas. Hal ini didukung oleh pendapat Winkel (1997:543) bimbingan kelompok mengupayakan perubahan dalam sikap dan perilaku, secara tidak langsung melalui penyajian informasi yang menekankan pengolahan kognitif oleh para peserta, sehingga mereka dapat menerapkan sendiri. Jadi dengan pembahasan topik-topik dalam bimbingan kelompok yang telah dilakukan, akan terjadi suatu pengolahan kognitif tentang informasi yang diberikan kepada anggota kelompok, sehingga terjadi suatu perubahan sikap dan tingkah lakunya secara tidak langsung. Perubahan yang terjadi pada anggota kelompok (subjek penelitian) adalah menurunnya tingkat kecemasan dalam berkomunikasi yang dialaminya. Pada temuan ini juga terdapat empat orang responden setelah diberikan layanan bimbingan kelompok, tingkat kecemasan berkomunikasinya tetap berada pada kategori tinggi. Hal ini berarti bimbingan kelompok belum efektif dalam mengurangi kecemasan berkomunikasi di depan umum pada empat orang responden tersebut. Hal ini bisa disebabkan karena keempat responden ini mempunyai trauma pada saat berbicara di depan umum, sehingga sulit untuk mengurangi kecemasannya dalam berbicara di depan umum. Hal ini didikung oleh pendapat Burgoon dan Ruffner (1978: 84) bahwa salah satu penyebab kecemasan berkomunikasi di depan umum yaitu adanya pengalaman yang tidak menyenangkan yang dirasakan individu, menyebabkan individu tersebut cenderung memiliki pikiran dan perasaan yang negatif pada dirinya dan menghindari berbicara di depan umum.

10 Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi kecemasan berbicara di depan umum yaitu dengan teknik relaksasi dan terapi kognitif. Hal ini didukung oleh temuan Muhana dan Prawitasari (1991: 319) yang menyatakan bahwa teknik relaksi dan terapi kognitif efektif dalam mengurangi kecemasan berkomunikasi di depan umum. Menurut Winkel (1997:525) metode yang dapat digunakan dalam bimbingan kelompok untuk membantu siswa mengurangi kecemasan dalam berkomunikasi yaitu metode role playing atau bermain peran.permainan ini dimainkan dengan cara anggota kelompok mengisi suatu peran dan memainkan adegan tentang pergaulan sosial yang mengandung persoalan komunikasi yang harus diselesaikan. Kemudian adegan tersebut dimainkan di depan umum. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasannya maka dapat ditarik kesimpulan: 1) tingkat kecemasan berkomunikasi siswa sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok berada pada kategori tinggi. 2) tingkat kecemasan berkomunikasi siswa setelah diberikan layanan bimbingan kelompok berada pada kategori rendah. 3) terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kecemasan berkomunikasi siswa sebelum dan setelah diberikan layanan bimbingan kelompok, dimana tingkat kecemasan berkomunikasi siswa mengalami penurunan dari tingkat kecemasan berkomunikasi kategori tinggi menjadi rendah. SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut: 1) diharapkan guru Bimbingan konseling untuk melaksanakan kegiatan bimbingan kelompok di sekolah, agar dapat membantu siswa mengentaskan permasalahannya, khususnya permasalahan dalam berkomunikasi. 2) guru mata pelajaran diharapkan untuk mengembangkan proses pembelajaran dengan metode pembelajaran yang banyak mengaktifkan siswa berkomunikasi seperti, diskusi kelompok, presentasi kelompok sehingga semakin banyak pengalaman siswa dalam berkomunikasi atau berbicara maka semakin rendah semakin rendah tingkat kecemasan berkomunikasi yang dialaminya dan kepala sekolah, agar membantu penyediaan dan pengadaan saranan dan prasarana yang diperlukan guru bimbingan dan konseling dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

11 DAFTAR RUJUKAN Azwar, S. 2004. Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Burgoon & Ruffner. 1978. Human communication. Diunduh pada http://www.ffri.hr/humancommunication.pdf.diakses 27 September 2011. Litle John, Stephen & Foss, Karen.A.. 2009. Theories of human communication. (Mohammad Yusuf.Terjemahan).Jakarta: Salemba Humaika. Mc Croskey, J. 1984. The communication apprehension perpective.diunduhdi http://www.jamesmccroskey.com.publication/bookchapter/003.1984.pdf. Diakses 16 Oktober 2012. Nurhaida. 2009. Peningkatan keterampilan berbicara siswa melalui bimbingan kelompok (Skripsi). Padang: BK FIP UNP. Prayitno. 1995. Layanan bimbingan dan konseling kelompok (dasar dan profil) Jakarta: Ghalia Indonesia. Prayitno dan Amti, Erman. 1994. Dasar-dasar bimbingan dan konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Rahayu. 2004. Hubungan Pola pikir positif dengan kecemasan berkomunikasi di depan umum. Diunduh pada http://www.jurnalpsikologi. Hubunganpolapikirpositifdengankecemasanberkomunikasi. Diakses tanggal 26 Juni 2012. Romlah, T. 2001. Teori dan praktik bimbingan kelompok. Jakarta: Depdikbud. Sudjono, A. 2009.Pengantar statistik pendidikan. Jakarta: Rajawali press. Sukardi, D.K. 1994.Pengantar pelaksanann program bimbingan dan konseling di sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Utami, H.S &Prawitasari, J.E. 1991.Efektifitas relaksasi dan terapi kognitif untuk mengurangi kecemasan berbicara di depan umum. Diunduh di http://muhanaprawitasari.com/publication/074.pdf.diaksestanggal 27 Sepetember 2012. Winkel, W. S. 1997. Bimbingan dan konseling di institusi pendidikan (edisi revisi). Jakarta.: PT Gramedia Wirasarana Indonesia. Wulandari, Lita. H. 2004. Efektifitasmodifikasi-perilaku kognitif untuk mengurangi kecemasan komunikasi Antar Pribadi (Skripsi). Medan: FK USU.