(PERFORMANCE ANALYSIS OF FARMER GROUP AND ITS RELATIONSHIP WITH HOUSEHOLD FOOD SECURITY LEVEL (CASE STUDY IN RASANAE TIMUR SUBDISTRICT BIMA CITY)

dokumen-dokumen yang mirip
JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 1 Tahun

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, dianggapnya strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang di olah

DAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH

Retno Ediwiyati 1, Djoko Koestiono 1, Budi Setiawan 1 1 Program Pasca Sarjana Fakultas Pertanian,Universitas Brawijaya, Jl.

Pola Konsumsi Pangan Penyandang Disabilitas di Kota Malang

POLA KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA PETANI HUTAN KEMASYARAKATAN DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT

HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI

METODE PENELITIAN. No Data Sumber Instansi 1 Konsumsi pangan menurut kelompok dan jenis pangan

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

PERSEPSI PETANI PADI TERHADAP PEMANFAATAN RICE TRANSPLANTER DI KECAMATAN POHJENTREK KABUPATEN PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

BAB I PENDAHULUAN. untuk jangka waktu tertentu yang akan dipenuhi dari penghasilannya. Dalam

PERBEDAAN POLA PANGAN HARAPAN DI PEDESAAN DAN PERKOTAAN KABUPATEN SUKOHARJO (Studi di Desa Banmati dan Kelurahan Jetis)

METODE. Keadaan umum 2010 wilayah. BPS, Jakarta Konsumsi pangan 2 menurut kelompok dan jenis pangan

BAB I PENDAHULUAN. sumber pendapatan bagi sekitar ribu RTUT (Rumah Tangga Usahatani Tani) (BPS, 2009).

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN III 2008)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

ANALISIS PENYEDIAAN PANGAN DI KABUPATEN MALANG (PROVISION OF FOOD ANALYSIS IN MALANG REGENCY)

POLA PANGAN HARAPAN PADA MASYARAKAT DI KELURAHAN BANMATI KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015)

ANALISIS KONSUMSI PANGAN KOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

PERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI PADI (Oryza Sativa L) KULTIVAR PADI HITAM LOKAL CIBEUSI DENGAN PADI CIHERANG

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Kandungan Nutrisi Serealia per 100 Gram

ABSTRACT

ABSTRACT

ANALISIS KETERSEDIAAN PANGAN POKOK DAN POLA KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN NOGOSARI KABUPATEN BOYOLALI

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

STUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU ABSTRAK PENDAHULUAN

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

ANALSIS PENDAPATAN DAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA PADA KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) DI KOTA PEKANBARU

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI MENDUKUNG PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. laut ini, salah satunya ialah digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan.

e-journal Boga, Volume 04, Nomor 09, Edisi Yudisium Periode Maret 2015, hal 71-75

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2013)

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan. Sektor tanaman pangan adalah sebagai penghasil bahan makanan

ALOKASI PENDAPATAN PETANI TEMBAKAU VOOR-OOGST KASTURI TERHADAP KONSUMSI PANGAN DAN NON PANGAN DI KECAMATAN KALISAT KABUPATEN JEMBER

PROPORSI PENGELUARAN DAN KONSUMSI PANGAN PADA DAERAH RAWAN BANJIR DI KABUPATEN BOJONEGORO MENUJU EKONOMI KREATIF BERBASIS KETAHANAN PANGAN WILAYAH

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

Pangan Nasional Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

BERITA RESMI STATISTIK

ANALISIS KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA MISKIN DI KECAMATAN IMOGIRI KABUPATEN BANTUL

ANALISIS HUBUNGAN PROPORSI PENGELUARAN DAN KONSUMSI PANGAN DENGAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL

PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS PEMASARAN BERAS DI DESA SIDONDO I KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN DAN TINGKAT KONSUMSI BERAS DI DESA SENTRA PRODUKSI PADI

FAKTOR FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP DIVERSIFIKASI KONSUMSI PANGAN NON BERAS DI KABUPATEN MAGELANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi oleh suatu kelompok sosial

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS FAKTOR PRODUKSI PADI (Oryza sativa) ORGANIK DI DESA SUMBER PASIR, KECAMATAN PAKIS, KABUPATEN MALANG

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

BERITA RESMI STATISTIK

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014

Kata Kunci: Relationship marketing, Petani, Tengkulak, Sayuran

BERITA RESMI STATISTIK

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian. Tahun Publikasi BPS Kabupaten Lampung Barat

PERANAN PENYULUH PERTANIAN HUBUNGANNYA DENGAN ADOPSI TEKNOLOGI PADI POLA PTT

Produksi Tanaman Pangan Provinsi Papua Tahun 2015 (Berdasarkan Angka Ramalan II 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III 2010)

Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013)

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA

BERITA RESMI STATISTIK

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak

DIVERSIFIKASI KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA PEDESAAN DI DESA SUKOLILO KECAMATAN WAJAK KABUPATEN MALANG Oleh : Gema Iftitah Anugerah Y*

ANALISIS DIVERSIFIKASI KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA PETANI MINA MENDONG PENDAHULUAN

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN II 2008)

Kata kunci : ketahanan pangan rumahtangga, petani gurem Key words : household s food security, subsistence farmer

ABSTRACT. Keywords : Food Security, Household, Ordinal Logistik Regression

I. PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan dasar manusia. Ketahanan pangan adalah ketersediaan

ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA MISKIN (Studi Kasus: Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan) SKRIPSI

KETAHANAN PANGAN PADA KELUARGA MISKIN DI DESA BANDAR KLIPPA KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG

Sartika Krisna Panggabean* ), Satia Negara Lubis** ) dan Thomson Sebayang** ) Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Unversitas

22/02/2017. Outline SURVEI KONSUMSI PANGAN. Manfaat survei konsumsi pangan. Metode Survei Konsumsi Pangan. Tujuan Survei Konsumsi Pangan

Habitat Volume XXV, No. 1, Bulan April 2014 ISSN:

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN USAHATANI POLA DIVERSIFIKASI DENGAN MONOKULTUR PADA LAHAN SEMPIT

TINGKAT ADOPSI INOVASI SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO DI KELOMPOK TANI SEDYO MUKTI DESA PENDOWOHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

EFEKTIVITAS PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN (PUAP) TERHADAP PENINGKATAN DAN PENGEMBANGAN KEMANDIRIAN GAPOKTAN DI KABUPATEN BATANG

Transkripsi:

AGRISE Volume XIV No. 2 Bulan Mei 2014 ISSN: 1412-1425 ANALISIS TINGKAT KINERJA KELOMPOK TANI SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI (STUDI KASUS DI KECAMATAN RASANAE TIMUR KOTA BIMA) (PERFORMANCE ANALYSIS OF FARMER GROUP AND ITS RELATIONSHIP WITH HOUSEHOLD FOOD SECURITY LEVEL (CASE STUDY IN RASANAE TIMUR SUBDISTRICT BIMA CITY) Ari Firdausi 1, Djoko Koestiono 1, A. Wahib Muhaimin 1 1 Program Pascasarjana Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Jln. Veteran, Malang Email: agribisnis@ub.ac.id ABSTRACT The aims of this research are to analyze the relation of farmer group performance and their household food security level. This research was conducted in Rasane Timur Subdistrict, Bima City. This research was used 24 farmers group as samples to determine group performance, whereas to determine the level of household food security of farmers using 72 respondents. The methods used are importance performance analysis, sufficiency level of energy analysis, and the correlations of product moment analysis. The results of importance performance analysis show that the levels of farmer group performance were classified in 3 categories: less good, quite good, and good. The results of sufficiency level of energy analysis were classified in 3 categories, less food secure, food secure and very high food secure. While the analysis of product moment correlation shows that there is a positive correlation between the level of farmer group performance and the level of household food security level. Keywords: farmer group, performance, food security, correlation ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat kinerja kelompok tani dengan tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani. penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rasanae Timur Kota Bima. Penelitian ini menggunakan 24 kelompok tani sebagai sampel untuk menentukan kinerja kelompok, sedangkan untuk menentukan tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani menggunakan 72 responden. Metode yang digunakan yaitu analisis importance performance, analisis tingkat kecukupan energi, dan analisis korelasi product moment. Hasil analisis importance performance menyimpulkan bahwa tingkat kinerja kelompok tani diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu kurang baik, cukup baik dan baik. Hasil analisis tingkat kecukupan energi diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu, kurang tahan pangan, tahan pangan, dan sangat tahan pangan. Sedangkan hasil analisis korelasi product

Ari Firdausi Analisis Tingkat Kinerja Kelompok Tani Serta Hubungannya... 119 moment terdapat korelasi atau hubungan yang positif antara tingkat kinerja kelompok tani dengan tingkat ketahanan pangan rumah tangga anggota kelompok tani. Kata kunci: kelompok tani, kinerja, ketahanan pangan, korelasi PENDAHULUAN Tujuan dari pembangunan pertanian adalah untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan keluarganya. Upaya pembangunan pertanian erat kaitannya dengan upaya pengembangan sumberdaya manusia khususnya para petani, karena para petani yang mengatur dan menggiatkan pertumbuhan tanaman dan hewan dalam usahataninya. Peningkatan kemampuan petani ini dapat dilakukan lebih efektif melalui pendekatan kelompok, antara lain kelompok tani. Pengembangan kelompok tani diarahkan pada peningkatan kemampuan setiap kelompok tani dalam melaksanakan fungsinya, peningkatan kemampuan para anggota dalam mengembangkan agribisnis, penguatan kelompok tani menjadi kuat dan mandiri. Kelompok tani yang berkembang dan bergabung dengan kelompok tani lain dalam satu wilayah tertentu untuk mengembangkan fungsinya sehingga mempunyai kemandirian yang kuat, lebih mudah menjalin kemitraan dan dapat mengembangkan fungsi kelompok tani (Redono, 2012). Kelompok tani memiliki peran yang sangat penting dalam penerapan program-program yang diberikan oleh pemerintah. Selain itu, kelompok tani juga sangat terkait dengan akses pangan rumah tangga petani karena anggota kelompok tani merupakan bagian dari rumah tangga petani. Dengan demikian, kelompok tani memiliki peran yang sangat sentral dalam mewujudkan ketahanan pangan rumah tangga petani. Menurut data dari Diperta Kota Bima (2012), kontribusi sektor pertanian di Kota Bima didominasi oleh tanaman pangan khususnya komoditi padi. Hal ini ditunjukkan dengan luas areal tanam dan produksi padi yang meningkat terus sejak tahun 2007. Produksi padi pada tahun 2007 mencapai 26,119 ton gabah kering giling (GKG), sedangkan pada tahun 2011 produksi padi mencapai 37,018 ton GKB atau mengalami peningkatan rata-rata sebesar 9.59 persen per tahun. Peningkatan tersebut disebabkan semakin baiknya teknologi produksi yang diterapkan oleh petani, seperti penggunaan benih bermutu, pemupukan berimbang, pengaturan jarak tanam (populasi tanaman optimal), pengendalian organisme pengganggu tanaman, pengairan yang berselang dan penanganan pasca panen yang baik. Program yang dilakukan oleh pemerintah pusat untuk peningkatan pendapatan, produktifitas serta ketahanan pangan rumah tangga petani dilakukan dengan berbagai cara salah satunya dengan pembentukan kelompok tani. Melalui pembentukan kelompok tani di Kecamatan Rasanae Timur, Kota Bima merupakan salah satu upaya pemerintah dalam pelaksanaan dan perwujudan ketahanan pangan ditinggkat rumah tangga petani. Kelompok tani di Kecamatan Rasanae Timur, Kota Bima sebagian besar adalah kelompok tani yang lahan pertaniannya adalah lahan basah, dengan tingat produktifitas yang cukup tinggi, tetapi hal ini tidak menjamin dan mencerminkan kesejahteraan masyarakat Kota Bima khususnya Kecamatan Rasanae Timur serta keadaan ketahanan pangan rumah tangga petani di Kecamatan Rasanae Timur menjadi baik. Berdasarkan uraian di atas, masalah umum penelitian dapat dirumuskan sejauh mana kinerja kelompok tani berpengaruh terhadap ketahanan pangan rumah tangga. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:

120 AGRISE Volume XIV, No. 2, Bulan Mei 2014 1. Menganalisis tingkat kinerja kelompok tani di daerah penelitian 2. Menganalisis tingkat ketahanan pangan rumah tangga anggota kelompok tani 3. Menganalisis korelasi antara tingkat kinerja kelompok tani dengan ketahanan pangan rumah tangga petani di daerah penelitian. II. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai bulan Oktober 2013 di Kecamatan Rasanae Timur, Kota Bima. Pengambilan sampel untuk menentukan tingkat kinerja kelompok tani dilakukan secara sengaja sebanyak 24 kelompok tani dengan status kelas lanjut, sedangkan untuk menentukan tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani dilakukan secara simple random sampling sebanyak 72 rumah tangga petani. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumetasi. Untuk mengetahui tingkat kinerja kelompok tani digunakan analisis Importance Performance Analysis (IPA), (Martilla, dan James, 1977). Untuk menghitung nilai rata-rata tingkat kepentingan dan tingkat kinerja untuk keseluruhan faktor digunakan rumus sebagai berikut : Dimana : : nilai rata-rata kepentingan indikator : nilai rata-rata kinerja indikator a : jumlah indikator Menurut Kementerian Pertanian (2011), kriteria kinerja kelompok tani berdasarkan nilai kemampuan kelompok tani seperti di bawah ini: 1. Kurang baik bila nilai kemampuan kelompok petani di bawah 250 2. Cukup baik bila nilai kemampuan kelompok petani antara 251-500 3. Baik bila nilai kemampuan kelompok petani antara 501-750 4. Sangat baik bila kemampuan kelompok petani antara 751-1000 Untuk mengidentifikasi tingkat ketahanan pangan rumah tangga kelompok tani dilakukan dengan analisis pendekatan metode tingkat kecukupan energi (TKE). Tingkat kecukupan energi rumah tangga dihitung dengan membandingkan jumlah energi dari makanan yang dikonsumsi dengan kecukupan yang dianjurkan berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998, Muhilal dalam Maleha (2008). Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut: TKE = 100%

Ari Firdausi Analisis Tingkat Kinerja Kelompok Tani Serta Hubungannya... 121 Kondisi ketahanan pangan rumah tangga ditentukan berdasarkan kriteria di bawah ini, yaitu: 1. Kurang tahan pangan bila tingkat kecukupan energi dibawah 75% 2. Tahan pangan bila tingkat kecukupan energi antara 75-100% 3. Sangat tahan pangan bila tingkat kecukupan energi di atas 100% Untuk menganalisis korelasi antara kinerja kelompok tani dengan ketahanan pangan rumah tangga kelompok tani digunakan analisis korelasi Product Moment, (Sugiyono, 2007). Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung koefisien korelasi dapat di tulis sebagai berikut : Dimana : : korelasi antara variabel x dengan y x : tingkat kinerja kelompok tani y : tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani n : jumlah responden Kriteria penerimaan hipotesis : : tidak terdapat hubungan yang positif antara tingkat kinerja kelompok tani dengan tingkat ketahanan pangan : terdapat hubungan yang positif antara tingkat kinerja kelompok tani dengan tingkat ketahanan pangan Secara statistik dapat ditulis seperti di bawah ini: diterima jika r hitung r tabel diterima jika r hitung r tabel III. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Kinerja Kelompok Tani Berdasarkan indikator kinerja kelompok tani yang didasarkan pada aspek aspek kemampuan kelompok yaitu: a) kemampuan merencanakan; b) kemampuan mengorganisasikan; c) kemampuan melaksanakan; d) kemampuan melakukan pengendalian dan pelaporan; dan e) kemampuan mengembangkan kepemimpinan kelompok tani. Hasil penelitian menunjukkan, tingkat kinerja kelompok tani di daerah penelitian cenderung cukup baik dengan nilai indikator kinerja kelompok tani sebesar 396.41, sehingga sesuai dengan kriteria kinerja kelompok tani menurut Kementrian Pertanian yaitu apabila nilai

122 AGRISE Volume XIV, No. 2, Bulan Mei 2014 kemampuan kelompok tani sebesar 251 sampai dengan 500, dikatakan bahwa kelompok tani itu berkinerja cukup baik. Tabel 1. Nilai Kemampuan Kinerja Kelompok Tani Berdasarkan Indikator Kinerja Kelompok Tani di Rasanae Timur Kota Bima No 1 2 3 4 5 Indikator Kinerja Kelompok Tani Kemampuan merencanakan Kemampuan mengorganisasikan Kemampuan melaksanakan Kemampuan melakukan pengendalian dan pelaporan Kemampuan mengembangkan kepemimpinan kelompok tani Nilai Kinerja Kelompok 97.58 42.29 155.50 45.00 56.04 Nilai Maksimum Kinerja 200 100 400 150 150 Jumlah 396.41 1,000 Gap atau kesenjangan merupakan perbandingan antara harapan yang diinginkan dengan sesuatu yang sebenarnya terjadi di lapangan antara tingkat kinerja indikator kinerja kelompok tani dengan kepentingan indikator kinerja kelompok tani. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat kinerja kelompok tani berada lebih rendah dari pada tingkat kepentingan dari indikator kinerja kelompok. Hasil analisis kesenjangan (gap analisis) menunjukkan bahwa nilai kinerja kelompok tani berdasarkan lima indikator kinerja kelompok tani masih dibawah nilai kepentingan indikator kelompok tani, sehingga tingkat kinerja kelompok tani masih berada di bawah harapan yang diinginkan petani responden. Semakin besar skor kesenjangan (gap) maka indikator tersebut harus semakin diprioritaskan untuk diperbaiki kedepannya. Tabel 2. Nilai Tingkat Kinerja, Tingkat Kepentingan Serta Gap di Kecamatan Rasanae Timur Kota Bima untuk Masing-masing Indikator No 1 2 3 4 5 Indikator Kinerja Tingkat Tingkat Kelompok Tani Kinerja Kepentingan Gap Kemampuan merencanakan 2.8 3.3-0.5 Kemampuan mengorganisasikan 2.6 3.1-0.5 Kemampuan melaksanakan 2.6 3.2-0.6 Kemampuan melakukan 2.4 3.0-0.6 pengendalian dan pelaporan Kemampuan mengembangkan 2.6 3.0-0.4 kepemimpinan kelompok tani. Rata-Rata 2.6 3.12-0.5 Berdasarkan data hasil perhitungan tentang kinerja kelompok tani pada 7 desa yang ada di Kecamatan Rasanae Timur, Kota Bima dapat diklasifikasikan dalam 4 kategori kinerja kelompok tani yaitu kategori kurang baik, cukup baik, baik, serta sangat baik. Untuk persentase kinerja kelompok yang kurang baik sebesar 20.83 %, cukup baik sebesar 54 %, baik sebesar 25 %, sedangkan yang sangat baik tidak ada.

Ari Firdausi Analisis Tingkat Kinerja Kelompok Tani Serta Hubungannya... 123 Tabel 3. Sebaran Tingkat Kinerja Kelompok Tani di Rasanae Timur, Kota Bima Kinerja Kelompok Jumlah (Kelompok) Persentase (%) Kurang Baik 5 20.83 Cukup Baik 13 54.17 Baik 6 25.00 Sangat Baik - - Jumlah 24 100 2. Kondisi Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani Sumber energi yang utama bagi masyarakat Kota Bima khususnya Kecamatan Rasanae Timur adalah karbohidrat karena dikonsumsi dalam jumlah banyak sebagai makanan pokok. Berbagai sumber pangan yang mengandung karbohidrat yang biasa dikonsumsi oleh responden antara lain, beras, jagung dan singkong, hal ini dapat di lihat pada Tabel 4. Tabel 4. Angka Kecukupan Energi (AKE) dan Tingkat Kecukupan Energi (TKE) Rumah Tangga Petani di Kecamaan Rasanae Timur, Kota Bima Bahan Pangan AKE Aktual (kkal) AKE Normatif (kkal) TKE (%) Padi 1,039,03 1,000.00 51.95 Umbi 54.95 120.00 2.75 Minyak & Lemak 144.60 200.00 7.23 Gula 18.30 100.00 0.91 Pangan hewani 165.53 240.00 8.28 Kacang 55.53 100.00 2.78 Sayur & buah 72.68 120.00 3.63 Biji berminyak 35.95 60.00 1.80 Lainnya - 60.00 0.00 Jumah 1,586.57 2,000.00 79.33 Berdasarkan data hasil perhitungan tentang tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani pada 7 desa yang ada di Kecamatan Rasanae Timur, Kota Bima dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu kategori kurang tahan pangan sebesar 33.33 %, tahan pangan sebesar 65.28 % dan sangat tahan pangan sebesar 1.39 %. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5.

124 AGRISE Volume XIV, No. 2, Bulan Mei 2014 Tabel 5. Sebaran Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani di Kecamatan Rasanae Timur Kota Bima Tingkat Ketahanan Pangan Jumlah (Orang) Persentase (%) Kurang Tahan Pangan 24 33,33 Tahan Pangan 47 65,28 Sangat Tahan Pangan 1 1,39 Jumlah 72 100 Pada Tabel 5 dapat dijelaskan bahwa tingkat ketahan pangan pada kelompok kurang tahan pangan dengan persentase sebesar 33.33 %, di pengaruhi oleh ketersediaan akan pangan, akses terhadap pangan, serta kebiasaan makan, karena sebagian besar responden berada pada daerah dataran tinggi atau pegunungan yang jauh dengan kota dan akses jalan yang kurang memadai, serta kebiasaan makan yang sekedar untuk mengisi perut yang kosong, tanpa memperhatikan kandungan dan kadar gizi dari pangan yang dikonsumsi. Persentase tingkat ketahanan pangan terbesar masuk kategori tahan pangan dengan persentase sebesar 65.28 %, hal ini disebabkan karena Kecamatan Rasanae Timur merupakan daerah dengan luas areal persawahan yang cukup luas, sehingga ketersediaan akan pangan selalu tercukupi, serta akses terhadap pangan yang tidak terlalu sulit untuk dijangkau oleh masyarakatnya. Sedangkan untuk responden dengan tingkat ketahanan pangannya sangat tahan pangan dengan nilai persentase sebesar 1.39 %, hal ini dipengaruhi oleh akses terhadap pangan yang tidak sulit, ketersediaan pangan yang cukup karena sumber utama kebutuhan pangan adalah beras sebagai sumber utama untuk bahan pangan, serta akses terhadap pangan yang mudah sehingga responden dapat memilih jenis makanan yang beragam untuk di konsumsi setiap hari karena lokasi desa berada di kawasan yang dekat dengan akses jalan. 3. Korelasi antara Tingkat Kinerja Kelompok Tani dengan Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga Dari hasil analisis didapat bahwa tingkat kinerja kelompok tani dengan tingkat ketahanan pangan rumah tangga kelompok tani memiliki tingkat hubungan atau korelasi yang kuat. Untuk pengambilan keputusan didalam korelasi product moment dapat digunakan dua cara, yang pertama yaitu dengan membandingkan koefisien korelasi dengan nilai r tabel, apabila koefisien korelasi lebih besar dari r tabel maka ada korelasi yang signifikan antara tingkat kinerja kelompok tani dengan tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani ( diterima), dan apabila nilai koefisien korelasinya lebih kecil dari nilai r tabel maka tidak ada korelasi yang signifikan antara tingkat kinerja kelompok tani dengan tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani ( diterima). Kemudian yang kedua adalah dengan melihat signifikan. Dari hasil analisis bahwa nilai koefisien korelasi lebih besar dibandingkan dengan nilai r tabel dengan nilai 0.532 sedangkan untuk nilai r tabel sebesar 0,404 dengan taraf signifikan 5 %, sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara tingkat kinerja kelompok tani dengan tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani adalah signifikan sehingga diterima dan

Ari Firdausi Analisis Tingkat Kinerja Kelompok Tani Serta Hubungannya... 125 ditolak, karena nilai koefisien korelasi lebih besar dibandingkan dengan nilai r tabel, secara matematis dapat ditulis 0.532 < 0.404. Sedangkan dengan cara yang kedua dengan melihat nilai signifikan. Apabila nilai signifikansinya lebih kecil dari 0.05 maka hubungan yang terjadi adalah signifikan antara kinerja kelompok tani dengan tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani ( diterima), sedangkan jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0.05 maka hubungan yang terjadi adalah tidak signifikan antara kinerja kelompok tani dengan tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani (H 0 diterima). Dari hasil analisis bahwa nilai signifikansinya adalah 0.007 lebih kecil dibandingkan dengan 0.05 atau secara matematis dapat ditulis 0.007 > 0.05 sehingga H 0 ditolak dan diterima, sehingga menandakan bahwa hubungan yang terjadi antara tingkat kinerja kelompok tani dengan tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani di daerah penelitian signifikan. Arah hubungan antara tingkat kinerja kelompok tani dengan tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani adalah positif sehingga mengindikasikan pola hubungan antara kinerja kelompok tani dengan tingkat ketahanan pangan adalah searah, yang artinya semakin tinggi tingkat kinerja kelompok tani maka mengindikasikan semakin tingginya tingkat ketahanan pangan rumah tangga anggota kelompok tani. Tabel 6. Analisis Korelasi Tingkat Kinerja Kelompok Tani dengan Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga TKK TKP TKK Pearson Correlation 1.532(**) Sig. (2-tailed)..007 N 24 24 TKP Pearson Correlation.532(**) 1 Sig. (2-tailed).007. N 24 24 IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan data hasil perhitungan tentang kinerja kelompok tani pada 7 desa yang ada di Kecamatan Rasanae Timur, Kota Bima dapat disimpulkan bahwa sebagian besar kelompok tani di daerah penelitian tergolong cukup baik dengan persentase sebesar 54 %, dari total kelompok tani dengan tingkat kinerja petani antara 251-500, artinya kelompok tani itu sudah melakukan kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan kinerja kelompok tani. Hasil perhitungan mengenai tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani pada 7 Desa yang ada di Kecamatan Rasanae Timur Kota Bima, termasuk kategori rumah tangga yang tahan pangan, dengan persentase sebesar 65.28 %, yang artinya untuk tingkat kecukupan energi rumah tangga petani berada diatas 75 % -100 %. Berdasarkan hasil analisis korelasi Product Moment, terdapat Korelasi atau hubungan yang positif antara tingkat kinerja kelompok tani dengan tingkat ketahanan pangan rumah tangga anggota kelompok tani. Arah hubungan antara tingkat kinerja kelompok tani dengan

126 AGRISE Volume XIV, No. 2, Bulan Mei 2014 tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani adalah positif sehingga mengindikasikan pola hubungan antara kinerja kelompok tani dengan tingkat ketahanan pangan adalah searah Saran Dengan adanya program yang dilakukan oleh pemerintah diharapkan petani dapat melaksanakan semua kegiatan kelompok dengan baik, sehingga kelompok tani dapat melaksanakan fungsinya sebagai kelas belajar, wahana kerjasama serta unit produksi dengan baik. Dari hasil analisis, rata-rata untuk tingkat ketahanan pangan rumah tangga adalah rumah tangga yang tahan pangan, tetapi ada beberapa rumah tangga yang tingkat ketahanan pangannya tidak tahan pangan, sehingga untuk mencapai ketahanan pangan yang diharapkan perlu adanya variasi dalam memilih bahan pangan untuk dikonsumsi, kemudian peningkatan pendapatan, serta pengetahuan yang dimiliki oleh anggota rumah tangga terhadap bahan pangan. Untuk pemerintah dan instansi terkait diharapkan dapat meningkatkan perhatian pada sektor pertanian, khususnya pada kelompok tani agar para petani dapat meningkatkan kinerja kelompok sehinga berpengaruh terhadap peningkatan produksi, pendapatan dan taraf hidup yang lebih baik serta dapat meningkatkan ketahanan pangan setiap rumah tangga petani. DAFTAR PUSTAKA Dinas Pertanian Kota Bima, 2012. Laporan Tahunan. Kota Bima Kementrian Pertanian. 2011. Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok Tani. Sinartani. Jakarta. Maleha. 2008. Perilaku Rumah Tangga Petani Dalam Pencapaian Ketahanan Pangan. Disertasi. Pascasarjana Universitas Brawijaya. Malang. Martilla, dan James, J.C., (1977), Importance Performance Analysis. Journal of Marketing. Redono, C. 2012. Peran Gabungan Kelompok Tani (gapoktan) dalam Mewujudkan Kelompok Tani yang Kuat dan Mandiri. Jurnal ilmu-ilmu Pertanian. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian. Magelang Sugiyono. 2007. Statistik Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung